BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MYELUM
A. Definisi Tumor myelum myelum adalah tumor yang berkembang berkembang dalam tulang tulang belakang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala akibat terlibatnya medula spinalis atau radix saraf. (Hakim, A Adril,202! Adril,202! Tumor umor myelum myelum adalah adalah tumor tumor yang yang berkem berkemban bang g dalam dalam tulang tulang belaka belakang ng dari dari foramen magnum ("2! dan berkahir pada #ertabra $. (%hneiderman, Amiran,202! Amiran,202! &. Anatomi Anatomi dan fisiologi tulang belakang
a. Tulang belakan belakang g adalah adalah susunan susunan terintegrasi terintegrasi dari dari jaringan jaringan tulang, tulang, ligamen ligamen,, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis "ranii!, leher, dada, dada, pingga pinggang ng ba'ah ba'ah hingga hingga panggu panggull dan tulang tulang ekor ekor. ungsi ungsinya nya adalah adalah sebagai sebagai penopang tubuh bagian atas serta pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh) pembuluh darah yang mele'atinya. b. Tulang Tulang belakang terdiri dari * segmen, yaitu segmen ser+ikal (te rdiri dari ruas tulang!, segmen torakal torakal (terdiri dari 2 ruas tulang!, tulang!, segmen lumbal (terdiri dari - ruas tulang! serta segmen sakro"o"ygeus (terdiri dari ruas tulang!. Diskus inter+ertebra terletak mulai dari ruas tulang ser+ikal ke)2 (/2! hingga ruas tulang sakrum pertama (%!. ". Di luar susunan tulang belakang, terdapat ligamen yang menjaga posisi tulang belakang agar tetap kompak dan tempat melekatnya otot)otot punggung untuk pergerakan tubuh kita. kita. $igame $igamen n dan otot otot tulang tulang belaka belakang ng berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii koordi koordinat nator or perger pergeraka akan n tubuh.
/. tiologi 1i'ayat geneti" terlihat sangat berperan dalam peningkatan insiden pada keluarga tertentu atau syndromi" group (neurofibromatosis!. Astrositoma dan neoruependymoma merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2 yang merupakan kelainan pada kromosom 22 hemangioblastoma dapat terjadi pada 03 pasien dengan +on hippel)lindou syndrome sebelumnya yang merupakan abnormalitas dari kromosom . D. 4atofiologi 5ondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh kerusakan dan infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan terhentinya suplai darah atau "airan serebrospinal. Derajad gejala tergantung dari tingkat dekompresi dan ke"epatan perkembangan, adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh lamban, 6- 3 tumor medula spinalis jinak.Terutama tumor neoplasma baik yang timbul ekstramedula atau intra medula. Tumor sekunder atau tumor metastase dapat juga mengganggu medula spinalis dan lapisannya serta ruas tulang belakang.Tumor
ekstramedular
dari
tepi
tumor
intramedural pada a'alnya menyebabkan nyeri akar sarat subyektif. Dengan pertumbuhan tumor bisa mun"ul defisit motorik dan sensorik yang berhubungan dengan tingkat akardan medula spinalis yang terserang. 5arena tumor membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis. %ejalan dengan itu pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori diba'ahlesi7tumor. Tumor medula spinalis, yang dimulai dari medula spinalis, sering menimbulkan gejala seperti pada sentral medula spinalis, termasuk hilang rasa nyeri segmental dan fungsi temperatur. Tambahan pula fungsi sel)sel tanduk anterior seringkali hilang, terutama pada tangan. %eluruh jalur sentral yang dekat benda kelabu menjadi disfungsi. Hilangnya rasanyeri dan sensori suhu dan kelemahan motorik berlangsung sedikit demi sedikit, bertambah berat dan menurun. 8otorik "auda dan fungsi sensorik yang terakhir akan hilang, termasuk hilang fungsi eliminasi fe"al dan urine. ($ong /, &arbara,200! . 5lasifikasi Tumor 9. Tumor 9ntrameduler . pendimoma pendimoma merupakan tumor intrameduler yang paling banyak dijumpai. 4ada umumnya dijumpai pada daerah ser+ikal dan ser+iko)torakal, namun sering kali ia juga mempunyai tempat predileksi khusus yakni di konus medularis dan filum terminalis (-:3!. Ada tumor yang berbentuk fusiform yang biasanya meluas dari medula
oblongata ke konus medularis dan panjang tumor ini dapat men"apai tiga sampai lima segmen spinal. ;ejala a'alnya adalah nyeri< gangguan sensorik dan kelemahan motorik (dapat mulai timbul 2) tahun sebelum diagnosa di tegakkan!. =sia kasusnya adalah kelompok 0)*0 tahun dan kasus)kasus daerah kauda ekuina didominasi oleh jenis kelamin laki)laki. Histologi tumor adalah > jenis seluler (*03!, epitelial (23!, miksopapiler (23!, dan "ampuran (3!. ?enis ganas dari ependimoma ini sangat jarang dijumpai, dan istilah bagi tumor ini adalah ependimoblastoma. 2. Astrositoma Astrositoma adalah tumor kedua terbanyak di jumpai sebagai tumor intrameduler, yang kemudian diikuti oleh astrositoma maligna dan glioblastoma multiforme. 8irip dengan ependimoma, astrositoma kebanyakan timbul di daerah ser+ikal dan ser+ikotorakal, sedangkan jarang tumbuh didaerah torakolumbar. Demikian pula gejala klinisnya, mirip dengan ependimoma, termasuk segala tampilan karena gangguan traktus kortiko)spinal dan spino)talamikus, paresis, dan nyeri disestetik. Tumor ini kerap pula di sertai adanya kista atau sirings besar terutama di ujung atas dan ba'ah tumor. 5ista ini berisi "ariran santokhrom yang kaya akan protein dan mempunyai dinding gliotik yang memisahkannya dari jaringan medula spinalis normal. . Hemangioblastoma Hemangioblastoma merupakan jenis tumor intrameduler yang jarang, sangat +askuler dan angka insidens terbanyak adalah pada kelompok usia dekade empat serta rasio jenis kelamin yang seimbang antara laki)laki dengan 'anita. $okasi preferensinya adalah didaerah ser+ikal dan ser+iko)torakal. Hemangioblastoma sangat sering dibarengi dengan siringomielia dan kista, serta (agak jarang! dengan penyakit $indau atau
hemangioblastoma
kistik
serebelum.
:0)03 hemangioblastoma
terletak
intrameduler dan berlokasi dipermukaan dorsal medula spinalis, 0)*03 merupakan tumor intradural)ekstrameduler yang kerap berada didekat radiks saraf daerah torakal. Tumor ini dapat didiagnosis dengan mudah melalui pemeriksaan 819 dan angiografi spinal, dengan tampilan fisik berupa nodul mural yang mengkilat. 4resentasi klinisnya mirip dengan tumor intrameduler lainnya. *. @ligodendroglioma 8erupakan tumor intrameduler yang sangat jarang. 9a sering kali mengandung kalsifikasi dan ber"ampur dengan elemen glia serta kistik. 5adang)kadang suatu oligodendroglioma intrakranial dikaitkan sebagai asal dari tumor intraspinal ini melalui proses metastasis le'at rongga subarakhnoid spinal.
-. $ipoma, Dermoid, pidermoid, dan Teratoma 5elompok tumor yang jarang ini merupakan lesi kongenital dan dapat timbul pada bagian tengah medula spinalis anak)anak, de'asa, dan remaja. . $ipoma spinal pada usia de'asa umumnya terjadi di daerah ser+ikal dan toraks, sedangkan pada anak)anak biasanya didaerah lumbo)sakral. 5eberadaannya mempunyai kaitan yang erat dengan abnormalitas kutaneus seperti ne+i, dimpel, hiperpigmentasi kulit, hipertrikosis, angima kapiler, dan lipoma subkutan. Di samping itu juga kasus ini mempunyai insidensi yang tinggi akan adanya disgrafia. 9n+estigasi diagnostik dengan 819 menunjukkan sinyal hiperintens yang tinggi pada T dan hipointens pada T2 sesuai dengan jaringan adiposis. @perasi eksisi jarang dapat total mengingat biasanya lipoma sangat terbenam didalam jaringan pial medula spinalis, sehingga menyulitkan untuk pengangkatan seluruhnya. 2. Tumor dermoid kebanyakan disertai dengan adanya suatu traktus fistula sinus dan disgrafisme spinal okulta, dan juga kelainan hiperpigmentasi kulit atau hipertrikosis sebagian besar tumor jenis ini berlokasi di daerah lumbo)sakral, dan dapat menampilkan gejala)gejala meningitis bila kista dermoid tersebut pe"ah dan masuk ke dalam rongga subarakhnoid. Tindakan operasi untuk mengangkat total biasanya sulit dilakukan pada kasus di mana kasus tumornya sangat lengket dengan medula spinalis. . Tumor epidermoid juga sering menyertai kasus spina bifida okulta, terutama dijumpai di daerah torako)lumbal. Tumor epidermid mengandung empat lapisan kulit normal. Tumor ini dapat timbul akibat tindakan punksi lumbal yang berkurang atau sebagai sisa dari reparasi meningomielokel. *. Teratoma merupakan jenis tumor kongenital yang jarang dan ia mempunyai predileksi daerah konus medularis. Tumor ini mengandung jaringan kulit dan elemen dermal seperti rambut dan tulang ra'an (komponen mesodermal dan endodermal!. Tumor jenis ini mempunyai ke"enderungan mengalami degenerasi keganasan dengan metastasis sistemik. -. 4araganglioma merupakan tumor (jarang! pada kauda ekuina yang berasal dari ganglion simpatikus dan medula adrenal, serta se"ara filogenetis berkaitan dengan feokromositoma dan tumor glomus karotikus. 9nsidensi yang terbanyak adalah pada kelompok usia dekade lima dengan dominasi jenis kelamin laki)laki. :. Tumor metastasis intrameduler biasanya dijumpai didaerah ser+ikal dan torakal dan menampilkan gejala mielopatia yang progresif "epat. Tumor primernya yang
terbanyak adalah tumor paru dan kemudian diikuti oleh tumor payudara dan melanoma. 99. Tumor kstrameduler . 8eningioma 8eningioma merupakan tumor spinal intradural yang paling sering dijumpai, :0) 03 pada daerah toraks dan 0)203 di daerah ser+ikal. 1asio kelamin kasus dominasi oleh perempuan dengan nilai perbandingan ->, dan usia kasus berada pada kelompok -0):0 tahun. Tumor ini berada intradural)ekstrameduler (khas!, dimana separuhnya berlokasi dilateral dan sisanya didorsal atau di+entral. Antara -)03 meningioma spinal mempunyai komponen ekstradural dan pada kasus tumor meningioma multipel umumnya dikaitkan dengan neuro)fibromatosis. %angat jarang meningioma spinal timbul bersamaan dengan meningioma intrakranial. 2. eurinoma, eurofibroma eurinoma (s"h'annoma! dan neurofibroma merupakan tumor intradural) ekstrameduler kedua terbanyak. 4redileksi lokasi tumor sarung saraf ini yang terutama adalah didaerah toraks kemudian diikuti oleh ser+ikal dan lumbo)sakral, serta sangat jarang di daerah ser+iko)meduler. 5ebanyakan tumor sarung saraf terletak intradural)ekstrameduler (0)603!, dan 0)203 kasus tumor tersebut meluas keluar dura (dumbbell ! . ?uga kira)kira 03 kasus tumor sarung saraf berlokasi di epidural atau paraspinal, serta 3 kasus terletak intrameduler (tumor ini diduga berasal dari sarung saraf peri+askuler!. Asal tumor ini biasanya adalah radiks saraf sensorik, namun radiks +entral atau motorik dapat juga terlibat akibat kompresi lokal tumor ini. %ebanyak 603 kasus menampilkan keluhan nyeri radikuler dan disestesia. ;angguan motorik dan disfungsi kandung kemih tampil pada kurang dari -03 kasus. %ebanyak 2,-3 tumor sarung saraf spinal intradural adalah ganas dan sedikitnya separuh dari kasus)kasus ini dijumpai pada penderita neurofibromatosis. Tumor sarung saraf maligna mempunyai prognosa yang buruk dan jarang dapat hidup lebih dari satu tahun. Tumor sema"am ini perlu dibedakan dengan s"h'annoma seluler yang menampilkan gambaran histologis yang agresif tetapi mempunyai prognosa yang lebih baik. . %arkoidosis %arkoidosis adalah salah satu manifestasi dari penyakit sistemik yang di"irikan sebagai proses infiltrasi granulomatosa nonkaseosa. 5asusnya jarang dijumpai, dimana klinis keterlibatan medula spinalis dan meningens hanya 3 yaitu berupa>
lesi intrameduler multipel yang disertai arakhnoiditis fokal< tumor intradural) ekstrameduler dengan efek massa yang hebat serta defisit neurologis fokal atau mielopatia< atau suatu massa ekstradural yang berasal dari infiltrasi sarkoid medula spinalis dan dura. 4resentasi klinis yang khas adalah paraparesis progresif yang tidak menimbulkan keluhan sakit. $okasi yang paling sering terlibat adalah daerah toraks. Terapi pembedahan pada kasus sarkoidosis adalah laminektomi, biopsi dan bila perlu dekompresi granuloma serta pemberian steroid topikal. . 8anifestasi 5linis . oramen 8agnum ;ejalanya aneh, tidak laBim,membingungkan, dan tumbuh lambat sehingga sulit menentukan diagnosis. ;ejala a'al dan tersering adalah nyeri ser+ikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia dalam dermatom +ertebra ser+ikalis kedua (/2!. %etiap akti+itas yang meningkatkan T95 (misal < batuk, mengedan, mengangkat barang, atau bersin! dapat memperburuk nyeri. ;ejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kan"ing. 4erluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi se"ara bermakna. ;ejala)gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapeBius. Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat men"akup hiperrefleksia, rigiditas nu"hal, gaya berjalan spastik, palsi .9C hingga .C9, dan kelemahan ekstremitas. 2. %er+ikal 8enimbulkan tanda)tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga menyerang tangan. 5eterlibatan tangan pada lesi ser+ikalis bagian atas (misal, diatas /*! diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. 4ada umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor ser+ikalis yang lebih rendah (/-, /:, /! dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps!. Defisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan ba'ah dan ibu jari pada kompresi /:, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi /, dan lesi / menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah. .Torakal %eringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian ba'ah dan kemudian mengalami parestesia. 4asien dapat mengeluh nyeri dan perasaan
terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dika"aukan dengan nyeri akibat gangguan intratorakal dan intraabdominal. 4ada lesi torakal bagian ba'ah, refleks perut bagian ba'ah dan tanda &ee+or (umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala mela'an suatu tahanan! dapat menghilang. . 5omplikasi . 5erusakan serabut)serabut neuron 2. Hilangnya sensasi nyeri (keadaan parah! . 4erdarahan metastasis *. 5ekauan, kelemahan -. ;angguan koordinasi :. 8enyebabkan kesulitan berkemih atau hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih atau sembelit. . 5omplikasi pembedahan> . 4asien dengan tumor yang ganas memiliki resiko defisit neurologis yang besar selama tindakan operasi. 2. Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak)anak dibanding orang de'asa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis. . %etelah pembedahan tumor medula spinalis pada ser+ikal, dapat terjadi obstruksi foramen $us"hka sehingga menyebabkan hidrosefalus. ;. 4enatalaksanaan Diagnostik . 1adiologi 8odalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mediagnosis semua tipe tumor medula spinalis adalah 819. Alat ini dapat menunjukkan gambaran ruang dan kontras pada struktur medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan yang lain. Tumor pada pembungkus saraf dapat menyebabkan pembesaran foramen inter+ertebralis. $esi intra medular yang memanjang dapat menyebabkan erosi atau tampak berlekuk)lekuk ( scalloping ! pada bagian posterior korpus +ertebra serta pelebaran jarak interpendikular. 8ielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan /T.
tumor
intradural)ekstramedular
memberikan
gambaran filling
defect yang
berbentuk bulat pada pemeriksaan myelogram. $esi intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada bayangan medula spinalis.
H. 4enatalaksanaan 8edis . Terapi 4enatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor se"ara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis se"ara maksimal. 5ebanyakan tumor intradural)ekstramedular dapat direseksi se"ara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor)tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang "epat dan agresif se"ara histologist dan tidak se"ara total di hilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi. 2. 4embedahan 4embedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor medulla spinalis. 4engangkatan yang lengkap dan defisit minimal post operasi, dapat men"apai 03 pada ependymoma, *03 pada astrositoma dan 003 pada hemangioblastoma. 4embedahan juga merupakan penatalaksanaan terpilih untuk tumor ekstramedular. 4embedahan, dengan tujuan mengangkat tumor seluruhnya, aman dan merupakan pilihan yang efektif. 4ada pengamatan kurang lebih 6.- bulan, mayoritas pasien terbebas se"ara keseluruhan dari gejala dan dapat beraktifitas kembali. . Terapi radiasi Tujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis adalah untuk memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan memperbaiki fungsi neurologik. Tarapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor yang inkomplit yang dilakukan pada daerah yang terkena. *. 5emoterapi 4enatalaksanaan farmakologi pada tumor intramedular hanya mempunyai sedikit manfaat. 5ortikosteroid intra+ena dengan dosis tinggi dapat meningkatkan fungsi neurologis untuk sementara tetapi pengobatan ini tidak dilakukan untuk jangka'aktu yang lama. alaupun steroid dapat menurunkan edema +asogenik, obat) obatan ini tidak dapat menanggulangi gejala akibat kondisi tersebut. 4enggunaan steroid dalam jangka 'aktu lama dapat menyababkan ulkus gaster, hiperglikemia dan penekanan system imun dengan resiko cushing symdrome dikemudian hari. 1egimen kemoterapi hanya meunjukkan angka keberhasilan yang ke"il pada terapi tumor medulla spinalis.
&A& 2 Asuhan 5epera'atan Teoritis Tumor 8yelum A. 4engkajian tumor myelum a. 9dentitas pasien . ama Terdapat nama lengkap dari pasien penderita penyakit tumor myelum 2. ?enis 5elamin 4enyakit tumor myelum ini lebih banyak di derita oleh laki)laki daripada perempuan. . =sia Tumor myelum dapat terjadi pada semua usia dan usia terbanyak antara *-)-* tahun. *. Alamat $ingkungan tempat tinggal dengan udara yang penuh asap serta lingkungan yang sering terpajan oleh gas kimia, asap industry -. Agama Agama tidak mempengaruhi seseorang terkena penyakit tumor myelum. :. %uku &angsa Tumor myelum jarang sekali ditemukan di benua ropa, Amerika, ataupun @seania.amun relatif sering ditemukan di berbagai Asia Tenggara dan /hina. . 4ekerjaan %eseorang yang bekerja di pabrik industry akan beresiko terkena tumor myelum, karena akan sering terpajan gas kimia, asap industry, dan asap kayu. b. %tatus kesehatan . 5eluhan utama &iasanya didapat keluhan muntah, gangguan menelan( batuk, air liur keluar, nyeri punggung saat berakti+itas 2. 1i'ayat 5esehatan %ekarang 8erupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dira'at di 1%. 8enggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana "ara klien menggambarkan apa yang dirasakan, daerah terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk 4E1%T. 4enderita tumor myelum ini
menunjukkan tanda dan gejala nyeri punggung saat berakti+itas
hingga
peradangan dan nyeri, timbul benjolan di daerah samping leher di ba'ah daun telinga. . 1i'ayat kesehatan masa lalu> apakah klien pernah terpajan Bat Bat kimia tertentu, ri'ayat tumor pada keluarga, penyakit yang mendahului seperti sklerosis T& dan penyakit neurofibromatosis, kapan gejala mulai timbul *. Akti+itas 7 istirahat, ;ejala > kelemahan 7 keletihan, kaku, hilang keseimbangan. Tanda > perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, Fuadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan, perubaan pola istirahat, adanya faktor faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, "emas, keterbatasan dalam hobi dan dan latihan -. 8akanan 7 "airan , ;ejala > mual, muntah proyektil dan mengalami perubahan sklera. Tanda > muntah (mungkin proyektil!, gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia! :. 9ntegritas go, ;ejala > faktor stres, perubahan tingkah laku atau kepribadian, Tanda > "emas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi dan impulsif. ". 4emeriksaan fisik a. 5epala > yeri 7 5enyamanan, ;ejala > nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda dan biasanya lama. Tanda > 'ajah menyeringai, respon menarik dari rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat 7 tidur, rambut rontok b. %irkulasi, ;ejala > nyeri punggung pada saat berakti+itas. 5ebiasaan > perubahan pada tekanan darah atau normal, perubahan frekuensi jantung. ". 4ernapasan, Tanda > perubahan pola napas, irama napas meningkat, dispnea, potensial obstruksi d. eurosensori, ;ejala > Amnesia, +ertigo, synkop, tinitus, kehilangan pendengaran, tingling dan baal pad aekstremitas, gangguan penge"apan dan penghidu. Tanda > perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental, perubahan pupil, de+iasi pada mata ketidakmampuan mengikuti, kehilangan penginderaan, 'ajah tidak simetris, genggaman lemah tidak seimbang, reflek tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese, Fuadriplegi, kejang, sensiti+ terhadap gerakan e. 4en"ernaan > 9nkontinensia kandung kemih7 usus mengalami gangguan fungsi. f. %istem 1eproduksi > Amenorhea, , dabetes insipidus. g. %istem 8otorik > s"aning spee"h, hiperekstensi sendi, kelemahan
h. 5eamanan , ;ejala > pemajanan bahan kimia toksisk, karsinogen, pemajanan sinar matahari berlebihan. Tanda > demam, ruam kulit, ulserasi i. %eksualitas, ;ejala> masalah pada seksual (dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan! &. Diagnosa 5epera'atan yang mungkin munul . yeri 2. 9ntoleransi akti+itas . 5etidakefektifan pola napas *. ;angguan liminasi =rin
/. /4 (ursing /are 4lanning! . yeri b.d inflamasi akibat tumor Tujuan > pasien mengungkapkan rasa nyaman setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama 2x 2* jam dengan kriteria hasil > 5riteria hasil > TD > 20760 mmHg, adi > :0)00x7menit, 11 > :)20x7menit, kspresi 'ajah pasien tampak tenang 9nter+ensi > . ?elaskan kepada pasien tentang penyebab nyeri 2. &erikan tindakan kenyamanan seperti perubahan posisi,masase, kompres hangat7 dingin sesuai indiakasi . Dorong penggunaan teknik relaksasi seperti napas dalam dan berikan akti+itas hiburan seperti tele+isi7radio *. @bser+asi peningkatan iritabilitas, tegangan otot, gelisah dan perubahan TT# yang tak dapat dijelaskan -. 5olaborasi dengan dokter dalm pemberian analgesik 1asional > . 8eningkatkan kan sikap kooperatif dari pasien 2. Tindakan alternatif mengontrol nyeri . 8emfokuskan kembali perhatian.meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping *. 4etunjuk non+erbal dari nyeri yang memerlukan inter+ensi medis dengan segera -. Dibutuhkan untuk menghilangkan spasme atau nyeri otot
2. 5etidakefektifan pola napas b.d kelemahan otot pernapasan. 5riteria hasil> pasien dapat dipertahanakan pola nafas efektif, bebas sianosis, tanda) tanda +ital dalam batas normal, bunyi nafas jelas saat dilakukan auskultasi, tidak terdapat tanda distress pernafasan 9nter+ensi > . ?elaskan
pada
pasien
tentang
penyebab
dan
"ara
mengatasi
ketidakefektifan pola napas 2. 4ertahankan jalan napas> posisi kepala dalam posisi netral, tinggikan sedikit kepala tempat tidur jika dapat ditoleransi pasien . =bah posisi atau balik se"ara teratur,hindari atau batasi posisi telungkup *. &antu pasien untuk mengontrol pernapasan jika diperlukan. ajarkan dan anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam -. @bser+asi
fungsi
pernapasan
dengan
menginstruksikan
pasien
melakukan napas dalam :. @bser+asi 'arna kulit adanya sianosis, keabu)abuan . 5olaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen kanul atau masker 1asional > . 8eningkatkan sikap kooperatif dari pasien 2. 8emudahkan meningkatkan
fungsi
pernapasan
dengan
menggunakan
gra+itasi,
ekspansi paru
. 8eningkatkan +entilasi semua bagian paru *. &ernapas mungkin bukan hanya akti+itas +olunter tetapi membutuhkan usaha se"ara sadar tergantung pada lokasi trauma yang berhubungan dengan otot pernapasan. -. Trauma pada /)/2 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan se"ara menyeluruh :. 8enggambarkan akan terjadinya gagal napas yang memerlukan inter+ensi dengan segera . 8eningkatkan kadar oksigen dalan tubuh
. ;angguan eliminasi urine (inkotenensia urine! berhubungan dengan gangguan pada saraf Tujuan > 4asien mampu mengontrol pengeluaran urine dengan kriteria hasil>
5riteria hasil> 5lien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia, Tidak ada distensi kandung kemih 9nter+ensi > . Ajarkan teknik untuk men"etuskan refleks berkemih (rangsangan kutaneus dengan penepukan suprapubik!. 2. &erikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikitnya 2000 "" per hari bila tidak ada kontraindikasi! . &ila masih terjadi inkontinensia, kurangi 'aktu antara berkemih pada jad'al yang telah diren"anakan *. @bser+asi pola berkemih pasien 1asional > . 8elatih dan membantu pengosongan kandung kemih. 2. Hidrasi optimal diperlukan untuk men"egah infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal . 5apasitas kandung kemih mungkin tidak "ukup untuk menampung +olume urine sehingga memerlukan untuk lebih sering berkemih *. 9ndikasi perkembangan pasien
*.9ntoleransi akti+itas b.d kerusakan neuromuskuler ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai keinginan < paralise, atrofi otot dan kontraktur. Tujuan > 4asien tidak mengalami kerusakan mobilitas fisik setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama ...x 2* jam dengan kriteria hasil > 5riteria hasil > mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur, footdrop, meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit 7 kompensasi, mendemonstrasikan tehnik 7 perilaku yang memungkinkan melakuakn kembali akti+itas 9nter+ensi > . @bser+asi se"ara teratur fungsi motorik (jika timbul keadaan syok spinaledema yang berubah! dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan seperti mengangkat bahu, memregangkan jari)jari, menggenggam tangan pemeriksa atau melepas genggaman pemeriksa. 2. &erikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan, seperti bel atau lampu pemanggil.
. &antu7lakukan latihan rom pada semua ekstremitas dan sendi, pakailah gerakan perlahan dan lembut. $akukan hiperekstensi pada paha se"ara teratur (periodik!. *. $etakan tangan dalam posisi (melipat! kedalam menuju pusaran 0 drajat dengan teratur. -. 4ertahankan sendi pada 0 drajat terhadap papan kaki, sepatu dengan hak yang tinggi dan sebagainya, gunakan rol trokhanter diba'ah bokong selamaberbaring ditempat tidur. :. &uat ren"ana akti+itas untuk pasien sehingga pasien dapat beristirahat tanpa terganggu. Anjurkan pasien untuk berperan serta dalam akti+itas sesuai dengan kemampuan. . ;antilah posisi se"ara periodik 'alaupun dalam keadaan duduk. 6. @bser+asi rasa nyeri, kemerahan, bengkak, ketegangan otot jari. 1asional > . 8enge+aluasi keadaan se"ara khusus (gangguan sensorik)motorik dapat berma"am)ma"am dan atau tak jelas. 4ada beberapa lokasi trauma mempengaruhi tipe dan pemilihan inter+ensi. 2. 8embuat pasien memiliki rasa aman, dapat mengatur dan mengurangi ketakutan karena ditinggal sendiri. . 8eningkatkan sirkulasi, mempertahankan tonus otot dan mobilisasi sendi, meningkatkan mobilisasi dan men"egah kontraktur dan atrofi otot. *. 8en"egah kontraktur pada daerah bahu. -. 8en"egah footdroop dan rotasi eksternal pada paha. :. 8en"egah
kelelahan,
memberikan
kesempatan
untuk
berperan
serta7melakukan upaya yang maksimal. . 8engurangi tekanan pada salah satu area dan meningkatkan sirkulasi perifer. 6. &anyak sekali pasien dengan trauma saraf ser+ikal mengalami pembentukan trombus karena gangguan sirkulasi perifer, immobilisasi dan kelumpuhan flaksid
DATA1 4=%TA5A Hakim, A Adril. Permasalahan Serta Penanggulangangn Tumor Otak Dan Sumsum Tulang Belakangi. . http>77'''.=%=)digitallibrary."om. 200:. $ong /, &arbara. 4era'atan 8edikal &edah. #olume 2. &andung> Gayasan 9A45 4ajajaran< : ursalam. 200. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek . ?akarta> 8edika %alemba %meltBer %uBanne /. &uku Ajar 5epera'atan 8edikal &edah, &runner %uddarth. Alih bahasa Agung aluyo, dkk. ditor 8oni"a ster, dkk. d. 6.#olume . ?akarta > ;/< 200 4admosantjojo, 1.8, 5epera'atan bedah saraf, bagian bedah saraf, 5=9, 202 &runner %udarth, 200, &uku Ajar 5epera'atan 8edikal &edah d 6 #ol , ;/, jakarta $ynda ?uall /arpenito, Alih bahasa Gasmin Asih, , Diagnosa 5epera'atan , ed :, ;/, ?akarta 8arilyn . Doenges, et al, , 1en"ana Asuhan 5epera'atan, ;/, jakarta %yl+ia A. 4ri"e, Alih bahasa Adji Dharma, - 4atofisiologi, konsep klinik proses) proses penyakit ed. *, ;/, ?akarta