LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR OTAK DI RUANG ICU RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 05 Juni – 22 22 Juni 2018
Oleh: WAHYU SAPUTRA, S. Kep NIM. 1730913320036
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2018
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
:
Wahyu Saputra, S.Kep
NIM
:
1730913320036
JUDUL LP
:
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Tumor Otakdi Ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin
Banjarmasin,
Juni 2018
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Ifa Hafifah, S.Kep.,Ns., M. Kep NIK. 1990.2013.1.124
Pembimbing Lahan
Lukmanul Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep NIP. 19760116 199603 1 002
Definisi
Etiologi atau Faktor Resiko Penyebab tumor otak masih belum diketahui, tetapi ada faktor-faktor resiko (Nuratif & Kusuma, 2016): 1. Herediter Sindrom herediter seperti von Recklinghausen’s Disease ,tuberous sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasmabisa meningkatkan resiko tumor otak. Gen yang terlibat bisa dibahagikan pada dua kelas iaitu tumor – suppressor genes dan oncogens.Selain itu, sindroma seperti Turcot dapat menimbulkan kecenderungan genetik untuk gliomatetapi hanya 2% 2. Radiasi Radiasi jenis ionizing radiationbisa menyebabkan tumor otak jenisneuroepithelial tumors, meningiomasdan nerve sheath tumors. Selain itu, paparan terhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko tumor otak. 3. Substansi-substansi Karsinogenik Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti nitrosamides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor system saraf pusat 4. Virus
Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak . Contohnya, virus Epseien-barr.
Penalaksanaan Faktor – faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan 1. Usia 2. General Health 3. Ukuran Tumor 4. Lokasi Tumor 5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu (Mansjoer, Arif. 2000): 1. Surgery 2. Radiotherapy 3. Chemotherapy
Klasifikasi
TUMOR OTAK
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang ( medulla spinalis) (Nuratif & Kusuma, 2016).
Pemeriksaan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
CT scan dan MRI Foto polos dada Pemeriksaan cairan serebrospinal Biopsi stereotaktik Angiografi Serebral Elektroensefalogram (EEG)(Mansjoer, Arif. 2000).
Berdasarkan Jenis Tumor 1. Jinak a. Acoustic neuroma b. Meningioma 1) Pituitary adenoma 2) Astrocytoma (grade I) 2. Malignant b. Astrocytoma (grade 2,3,4) c. Apendymoma d. Oligodendroglioma (Mansjoer, Arif. 2000).
Manifestasi Klinik 1. Nyeri Kepala Gejala awal, nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri sering diperberat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. 2. Perubahan Status Mental Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma. 3. Seizure Gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal kemudian lobus parietal dan temporal. 4. Edema Papil 5. Muntah 6. Vertigo (Nuratif & Kusuma, 2016).
Berdasarkan lokasi 1. Tumor intradural, a. Ekstramedular 1) Cleurofibroma 2) Meningioma b. Intramedular 1) Apendymoma 2) Astrocytoma 3) Oligodendrogli oa 4) Hemangioblasto ma c. Tumor ekstradural
Epidimiologi Prevalensi nasional penyakit tumor atau kanker adalah 0,4%. Tumor ganas merupakan penyebab kematian ketujuh pada semua umur dengan proporsi 5,7%.Tumor sistem saraf pusat merupakan 2 – 5% dari semua tumor dengan 80% diantaranya terjadi di intrakranial dan 20% di medulla spinalis. Pada anak-anak 70% tumor otak primer terjadi infratentorial dan termasuk serebelum, mesencepalon, pons, dan medulla(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Identitas Klien Nama, Usia, Jenis kelamin, Alamat. 2. Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri kepala, muntah dan pupil edema. 3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga) Klien mengalami tumor otak jinak, klien tidak mempunyai penyakit dan keluarga tidak ada riwayat penyakit. 4. Pemeriksaan Fisik Lakukan inspeksi dari kepala sampai kaki. 5. Pemeriksaan diagnostic Lakukan pemeriksaan seperti CT scan dan MRI, foto polos dada , pemeriksaan cairan serebrospinal, biopsi stereotaktik , angiografi serebral, dan elektroensefalogram (EEG).
Risiko ketidakefektifan persfusi jaringan otakf/rTumor otak
Nyeri Akut b.d Agen cidera biologis (Peningkatan TIK)
NOC :
NOC
Ti ssue Perfussion: C erebral
Pain Level keperawatan Pain Control
Setelah dilakukan tindakan selama 1x 24 jam pasien menunjukkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan keefektifan perfusi jaringan otak, dibuktikan selama 1 x 60 menit klien menunjukkan dengan kriteria hasil: tanda penurunan nyeri dengan kriteria 1. Tanda-tanda vital dalam batas normal hasil: 2. Rasa sakit kepala berkurang 1. Mampu mengontrol nyeri 3. Kesadaran meningkat 2. Ekspresi wajah menunjukkan nyeri 4. Tidak ada atau hilangnya tanda-tanda berkurang tekanan intrakranial yang meningkat. 3. TTV dalam rentang normal NIC :
Seizure Management
NIC :
Pain Management
1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur 1. Kaji secara komprehensip terhadap terlentang tanpa bantal. nyeri termasuk lokasi, karakteristik, 2. Monitor tanda-tanda status neurologis durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dengan GCS. nyeri dan faktor presipitasi 3. Monitor intake dan output 2. Observasi reaksi ketidaknyaman secara 4. Bantu pasien untuk membatasi muntah, nonverbal batuk 3. Gunakan strategi komunikasi 5. Monitor TTV terapeutik untuk mengungkapkan 6. Kolaborasi pemberian cairan infus pengalaman nyeri dan penerimaan klien terhadap respon nyeri 4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (napsu makan, tidur, aktivitas,mood, hubungan sosial) 5. Berikan informasi tentang nyeri termasuk penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, antisipasi terhadap ketidaknyamanan dari prosedur
6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi respon ketidaknyamanan klien (suhu ruangan, cahaya dan suara) 7. Hilangkan faktor presipitasi yang dapat meningkatkan pengalaman nyeri klien (ketakutan, kurang pengetahuan) 8. Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologi (distraksi, guide imagery,relaksasi 9. Kolaborasi pemberian analgesic Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah NOC
Nutritional Status: Nutrien I ntake Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 ×24 jam diharapkan pemenuhan kebutuhan pasien tercukupi dengan kriteria hasil : 1. Intake nutrisi tercukupi. 2. Asupan makanan dan cairan tercukupi NIC:
Nutri tion Montori ng Nutri tion Management 1. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi 2. Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht 3. Monitor pertumbuhan dan perkembangan. 4. Timbang berat badan 5. Kolaborasi: pemeriksaan laboratorium (Hb dan albumin). 6. Kolaborasi: terapi IV line 7. Kolaborasi: kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. 8. Kolaborasi: ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Risiko Injury NOC :
Risk control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit klien tidak mengalami injury dengan kriterian hasil: 1. Lingkungan tetap terjaga aman dari bahaya injuri 2. Tidak terjadi injuri pada badan pasien NIC
E nvironment Management 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi klien 2. Jauhkan benda yang berbahaya dari klien 3. Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka 4. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction berada dekat pasien 5. Pertahankan bedrest total selama fase akut 6. Kolaborasi pemberian terapi sesuai advis seperti diazepam, phenobarbital.
Pertumbuhan sel otak abnormal
Etiologi
Tumor Otak
Massa dalam otak bertambah
Penekanan jaringan otak terhadap sirkulasi darah dan O2
Penurunan Suplai O2 kejaringan otak akibat obstruksi sirkulasi otak
Kerusakan aliran darah ke otak
Hipoksia serebral
Risiko ketidakefektifan persfusi jaringan otakf/rTumor otak
Peningkatan volume intrakranial akibat perpindahan cairan intravaskuler kejaringan serebral Obstruksi sistem serebral, obstruksi drainage vena retina, tumor pada lobus oksipital
Penurunan darah intrakranial, penurunan cairan serebral, dan penurunan kandungan cairan Intra sel
Papill edema
Tidak terkompensasi
Gangguan penglihatan
Kompresi subkortikal dan batang otak
Risiko injury
Kehilangan auto regulasi serebral akibat iritasi pusat vegal dimedula oblongata
Peningkatan TIK
Nyeri kepala
Nyeri Akut b.d Agen cidera biologis (Peningkatan TIK)
Muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah dan tidak nafsu makan
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2015. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification
2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell. Johnson, M., Moorhead, S., Buluchek, G., Butcher, H., Meridean M., Swanson, Elizabeth. 2013. NOC and NIC Lingkages to NANDA-I and Clinical Conditions. United States, Elsevier Mosby. NANDA International. Nursing Diagnosis: Definitions and Classification 2015 – 2017. Jakarta: EGC. Nuratif, A. H. & Kusuma, H., 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.