LAPORAN PENDAHULUAN RETENSI URIN DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT DAERAH dr. SOEBANDI JEMBER
Oleh Akhmad Miftahu Huda! S.K"# NIM $%%&$$$'$'($ $%%&$$$'$'($
PROGRAM PROG RAM STUDI STUD I ILMU KEPERAW KEPE RAWA ATAN TAN UNI)ERSITAS JEMBER JEMBER %'$(
LAPORAN PENDAHULUAN RETENSI URIN
A. D"fi* D"fi*i+i i+i
Retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemi kemih h sepen sepenuh uhny nyaa selam selamaa pros proses es peng pengel elua uaran ran urin urin (Bru (Brunn nner er & Sudd Suddar arth th,, 2010). Retensi urin adalah suatu keadaan penumpukan urin di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensi urin adalah kesulitan miksi karena kegagalan urin dari esika urinaria (!ri, 2001).
Retensi urin adalah tertahannya urin di dalam kandung kemih, dapat ter"adi secara akut maupun kronis (#epkes R$, 200%).
B. A*at,mi Saura* K"mih
!latalat kemih terdiri dari ' gin"al, pelis renalis (pielum), ureter, uliuli (esika urinaria), dan uretra. #inding alatalat saluran kemih mempunyai lapisan otot yang mampu menghasilkan gerakan peristaltik. *amaran anatomi saluran kemih seagai erikut '
Ginjal *in"al menghasilkan air seni dengan memuang air dan eragai ahan metaolik yang erahaya yang mayoritas dihasilkan oleh alatalat lain. Pelvis Renalis (Pielum) +engumpulkan air seni yang datang dari apeks papilla. +engecil men"adi ureter yang dilalui air seni dalam porsiporsi kecil sampai ke dalam kandung kemih. apasitas ratarata -% ml. !ir seni mulamula terkumpul di kaliks, saat singter kaliks erkontraksi. emudian, otototot dinding kaliks, singter orniks, erkontraksi dan pada aktu yang ersamaan singter kaliks erelaksasi. /alu air seni terdorong ke dalam pelis renalis. !ir seni diuang dengan cepat oleh penutupan ergantian dari singter pelis dan kaliks. Ureter Berentuk seperti pipa yang sedikit memipih, erdiameter
mm.
an"ang erariasi 3 -0 cm pada lakilaki dan 3 1 cm leih pendek dari anita. edua ureter menemus dinding kandung kemih pada undusnya, terpisah dalam
"arak antara 4 cm, miring dari arah lateral, dari elakang atas ke medial depan aah. 5reter er"alan sepan"ang 2 cm di dalam kandung kemih dan erakhir pada suatu celah sempit (ostium ureter).
Kandung kemih (Buli-buli) ada dasar uliuli, kedua muara ureter dan meatus uretra internum mementuk suatu segitiga yang diseut trigonum uliuli. Buliuli erungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme erkemih. apasitas maksimal (olume) untuk orang deasa 3 -40 40 ml6 kapasitas uliuli pada anak menurut o ' apasitas uliuli 7 8 5mur (tahun) 3 29 : -0 ml Bila uliuli terisi penuh, erteks dan dinding atas terangkat dan mementuk suatu antal yang lon"ong dan pipih, yang dapat meluas sampai tepi atas simisis puis. Selama kontraksi otot kandung kemih, ketika dikosongkan selama erkemih, entuknya men"adi ulat. Uretra 5retra merupakan taung yang menyalurkan urin keluar dari uliuli melalui proses miksi. Secara anatomis, uretra diagi men"adi 2 agian, yaitu ' uretra posterior dan uretra anterior. 5retra diperlengkapi dengan singter uretra interna yang terletak pada peratasan uliuli dan uretra, serta singter uretra eksterna yang terletak pada peratasan uretra anterior dan uretra posterior. Singter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarai oleh sara simpatik sehingga saat uliuli penuh, singter teruka. Singter ani eksterna terdiri atas
otot ergaris yang dipersarai oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang6 pada saat kencing, singter ini teruka dan tetap menutup pada saat menahan kencing. an"ang uretra anita 3 -4 cm dengan diameter % mm, erada di aah simisis puis dan ermuara di seelah anterior agina. 3 1;- medial uretra terdapat singter uretra eksterna yang terdiri atas otot ergaris.
pada leher kandung kencing "uga ditemukan sehingga tekanan intraesikal diatas;meleihi tekanan intra uretral dan urin akan keluar. engosongan kandung kemih yang lengkap tergantung dari releks yang menghamat aktiitas singter dan mempertahankan kontraksi detrusor selama miksi.
C.
Pat,fi+i,,-i
enderita retensi urin mengeluhkan tidak dapat miksi, uliuli penuh disertai rasa sakit yang heat di daerah suprapuik dan hasrat ingin miksi yang heat disertai menge"an. Retensi urin dapat ter"adi menurut lokasi, aktor oat dan aktor lainnya seperti ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain seagainya. Berdasarkan lokasi isa diagi men"adi supra esikal erupa kerusakan pusat miksi di medulla spinalsi menyeakan kerusaan simpatis dan parasimpatis seagian atau seluruhnya sehingga tidak ter"adi koneksi dengan otot detrusor yang mengakiatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot spinkter internal, esikal erupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, intraesikal erupa hipertroi prostate, tumor atau kekakuan leher esika, striktur, atu kecil menyeakan ostruksi urethra sehingga urin sisa meningkat dan ter"adi dilatasi ladder kemudian distensi adomen. =aktor oat dapat mempengaruhi proses B!, menurunkan tekanan darah, menurunkan iltrasi glumerolus sehingga menyeakan produksi urin menurun. =aktor lain erupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain seagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, perianal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan aik. #ari semua aktor di atas menyeakan urin mengalir lamat kemudian ter"adi poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak eisien, sehingga ter"adi distensi ladder dan distensi adomen.
D. Eti,,-i
1.
elemahan otot detrusor '
- elainan medulla spinalis. - elainan sara perier. 2.
>amatan ; ostruksi uretra '
-.
Batu uretra. lep uretra. Striktura uretra. Stenosis meatus uretra.
iperplasia prostat. arsinoma prostat. Sklerosis leher uliuli. $nkoordinasi antara #etrusor5retra '
?edera kauda ekuina. +enurut lokasi, penyea retensi urin ' 1.
Supraesikal ' erusakan ter"adi pada pusat miksi di +edula Spinalis setinggi
2.
@esikal ' Berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien #+ atau penyakit neurologis.
-.
$nraesikal (distal kandung kemih) ' Berupa pemesaran prostat (kanker, prostatitis), tumor pada leher esika, imosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma uretra, atu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis). ada retensi urin kronik, diseakan oleh' ostruksi uretra yang
semakin erat, sehingga kandung kemih mengalami dilatasi. ada keadaan ini, urin keluar terus menerus karena kapasitas kandung kemih terlampaui. enderita tidak mampu erkemih lagi, tetapi urin keluar terus tanpa kendali (!ri, 2001).
E. Ka+ifika+i
Retensi urin dapat ter"adi secara akut, yaitu ' penderita secara tiatia tidak dapat miksi, uliuli penuh disertai rasa sakit yang heat di daerah
suprapuik dan hasrat ingin miksi yang heat disertai menge"an, seringkali urin elum menetes atau sedikitsedikit6 dapat pula ter"adi secara kronis, yaitu penderita secara perlahanlahan dan dalam aktu yang lama tidak dapat miksi, merasakan nyeri di daerah suprapuik hanya sedikit;tidak ada sama sekali alaupun uliuli penuh. Retensi urin dapat ter"adi seagian, yaitu penderita masih isa mengeluarkan urin, tetapi terdapat sisa kencing yang cukup anyak di kandung kemih 6 pada retensi urin total, penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan urin (!ri, 2001).
. Ta*da da* G"/aa
idayat, 200A).
G. P"m"rik+aa* P"*u*/a*-
1.
=oto polos adomen
menun"ukkan ayangan uliuli penuh,
mungkin terlihat ayangan atu opak pada uretra atau pada uliuli. 2.
5retrograi akan tampak adanya striktur uretra.
-.
emeriksaan darah rutin ' >, leukosit, /#,
.
emeriksaan =aal *in"al ' kreatinin, ureum, klirens kreatinin.
4.
emeriksaan urinalisa ' arna, erat "enis, p> (urnomo, 2011).
H. P"*ataak+a*aa*
5rin dapat dikeluarkan dengan cara kateterisasi atau sistostomi. enanganan pada retensi urin akut erupa ' kateterisasi C ila gagal C dilakukan Sistostomi. 1.
ateterisasi uretra ateterisasi uretra adalah memasukkan kateter ke dalam uliuli melalui uretra. $ndikasi kateterisasi ' a. +engeluarkan urin dari uliuli pada keadaan ostruksi inraesikal, aik yang diseakan oleh hiperplasia prostat maupun oleh enda asing (ekuan darah) yang menyumat uretra. . +engeluarkan urin pada disungsi uliuli. c. #iersi urin setelah tindakan operasi sistem urinaria agian aah, yaitu pada operasi prostatektomi, esikolitektomi. d. Seagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra untuk tu"uan stailisasi uretra. e. +emasukkan oatoatan intraesika, antara lain sitostatika atau antiseptik untuk uliuli. ontraindikasi kateterisasi ' Ruptur uretra, ruptur uliuli, ekuan darah pada uliuli.
2. ateterisasi
ateterisasi Suprapuik Suprapuik adalah memasukkan
kateter
dengan
memuat luang pada uliuli melalui insisi suprapuik dengan tu"uan mengeluarkan urin. ateterisasi suprapuik ini iasanya dilakukan pada ' a. egagalan pada saat melakukan kateterisasi uretra. . !da kontraindikasi untuk melakukan tindakan transuretra, misalkan pada ruptur uretra atau dugaan adanya ruptur uretra.
c. 5ntuk mengukur tekanan intraesikal pada studi sistotonometri. d. +engurangi penyulit timulnya sindroma intoksikasi air pada saat <5R rostat. -.
Sistostomi
/angkahlangkah Sistostomi
g. !lat oturator diuka dan "ika alat itu sudah masuk ke dalam uliuli akan keluar urin memancar melalui sheath trokar. h. Selan"utnya agian alat trokar yang erungsi seagai oturator (penusuk) dan sheath dikeluarkan melalui uliuli sedangkan agian slot kateter setengah lingkaran tetap ditinggalkan. i. ateter =oley dimasukkan melalui penuntun slot kateter setengah lingkaran, kemudian alon dikemangkan dengan memakai aEuadest 10 cc. Setelah alon dipastikan erada di uliuli, slot kateter setengah lingkaran dikeluarkan dari
uliuli dan kateter dihuungkan dengan
kantong penampung urin (urinag). ". ateter diiksasikan pada kulit dengan enang sutra dan luka operasi ditutup dengan kain kasa steril.
k.
+enusukkan alat trokar ke dalam uliuli
l.
Setelah yakin trokar masuk ke uliuli, oturator dilepas dan hanya slot kateter setengah lingkaran ditinggalkan. Fika tidak tersedia alat trokar dari ?ampell, dapat pula digunakan alat trokar konensional, hanya sa"a pada langkah ke%, karena alat ini tidak dilengkapi dengan slot kateter setengah lingkaran maka kateter yang digunakan adalah G* tue nomer 12 =. ateter ini setelah dimasukkan ke dalam uliuli pangkalnya harus dipotong untuk mengeluarkan alat trokar dari uliuli.
Beerapa penyulit yang mungkin ter"adi pada saat tindakan maupun setelah pemasangan kateter sistotomi adalah ' a. Bila tusukan terlalu mengarah ke kaudal dapat mencederai prostat. . +encederai rongga;organ peritoneum. c. +enimulkan perdarahan. d. emakaian kateter yang terlalu lama dan peraatan yang kurang aik akan menimulkan ineksi, ekskrutasi kateter, timul atu saluran kemih, degenerasi maligna mukosa uliuli, dan ter"adi reluks esikoureter.
.
Sistostomi
g. #ilakukan iksasi pada uliuli dengan enang pada 2 tempat. h. #ilakukan pungsi percoaan pada uliuli diantara 2 tempat yang telah diiksasi. i.#ilakukan pungsi dan sekaligus insisi dinding uliuli dengan pisau ta"am hingga keluar urin, yang kemudian ("ika perlu) diperlear dengan klem. 5rin yang keluar dihisap dengan mesin penghisap. ". ksplorasi dinding uliuli untuk melihat adanya ' tumor, atu, adanya perdarahan, muara ureter atau penyempitan leher uliuli. k. asang kateter =oley ukuran 20=2= pada lokasi yang ereda dengan luka operasi. l.Buliuli di"ahit 2 lapis yaitu muskularismukosa dan seromuskularis. m.
I. Dia-*,+a K"#"ra0ata*
1.
Retensi urin erhuungan dengan hamatan aliran urin
2.
Gyeri akut erhuungan dengan radang urethra, distensi ladder
-. .
!nsietas erhuungan dengan status kesehatan Resiko ineksi erhuungan dengan iritasi kandung kemih
4.
*angguan eliminasi urin erhuungan dengan hamatan aliran urin
J. I*t"r1"*+i K"#"ra0ata*
1. Retensi urin .d ketidakmampuan kandung kemih untuk erkontraksi dengan adekuat. Tu/ua*
I*t"r1"*+i
Ra+i,*a
Setelah
dilakukan
tindakan
keperaatan
selama
1:2
"am
diharapkan pasien akan erkemih lancar dengan
1. #orong
pasien
untuk 1. +eminimalkan
erkemih tiap 2 "am dan
ila
tiatia
dirasakan. 2.
distensi
a. Berkemih
dengan
"umlah yang cukup .
perhatikan ukuran dan ketakutan. . !asi dan catat aktu dan
"umlah
erkemih.. 4. erkusi;palpasi
tiap area
urin
erleihan
pada
kandung kemih. 2.
tinggi
pengosongan
inkontinensia stres. kandung kemih. -. Oserasi aliran urin, -. Berguna untuk
kriteria hasil '
retensi
mengealuasi
osrtuksi dan pilihan interensi. . Retensi urin meningkatkan tekanan
dalam
saluran
perkemihan atas. 4. #istensi kandung kemih dapat dirasakan diarea suprapuik.
suprapuik
2. *angguan rasa nyaman' nyeri Tu/ua*
Setelah tindakan selama diharapkan
I*t"r1"*+i dilakukan 1. a"i nyeri,
keperaatan 1:2
"am
nyeri
akan
erkurang dengan kriteria hasil'
hilang; terkontrol
istirahat peningkata dengan tepat
lokasi, intensitas nyeri. 2. lester selang drainase
memantu dalam menetukan
pada adomen. -. ertahankan tirah aring
kemih dan erosi pertemuan
interensi. pada paha dan kateter 2. +encegah penarikan kandung
ila diindikasikan. nyeri . Berikan tindakan
a. +enyatakan
. +enun"ukkan
Ra+i,*a perhatikan 1. +emerikan inormasi untuk
rileks, dan
kenyamanan 4. #orong menggunakan rendam
duduk,
penisskrotal. -.
mungkin
diperlukan pada aal selama ase retensi akut. . +eningktakan relaksasi
dan
saun
mekanisme koping. hangat untuk perineum. 4. +eningkatkan relaksasi otot. aktiitas A. olaorasi dalam A. 5ntuk menghilangkan nyeri pemerian oat analgetik
erat dan memerikan relaksasi
sesuai indikasi
mental dan isik
-. !nsietas erhuungan dengan status kesehatan
Tu/ua*
I*t"r1"*+i
Setelah dilakukan tindakan 1. a"i ulang
Ra+i,*a
tanda
atau 1. $nterensi cepat dapat mencegah
keperaatan selama 1:2
ge"ala yang memerlukan
"am diharapkan kecemasan
tindakan
pasien
medik.
akan
erkurang
dengan kriteria hasil' a. +engakui
ealuasi
dan
dilakukan dan mengurangi
prosedur dan apa yang akan
rentang
2. +emantu pasien memahami tu"uan dari apa yang akan
2. Berikan inormasi tentang
mendiskusikan takut;masalah . +enun"ukkan
atau
komplikasi leih serius
ter"adi,
kateter, iritasi
masalah karena ketidak tahuan contoh -. +emantu pasien memahami
kandung
perasaan dapat merupakan
rehailitasi. . +endeinisikan masalah, -. #orong pasien untuk penampilan a"ah memerikan kesempatan untuk menyatakan rasa takut tampak rileks;istirahat men"aa pertanyaan dan solusi dan atau perasaan pemecahan masalah perhatian. 4. +enyatakan penerimaan dan . #orong pasien atau orang menghilangkan rasa malu pasien. terdekat untuk A. +ungkin merupakan ketakutan perasaan yang tepat dan
kemih.
menyatakan
masalah
;
perasaan. 4.ertahankan
perilaku
nyata dalam melakukan prosedur atau menerima
yang tidak diicarakan . eningkatan tiatia pada aliran urine dapat menyeakan distensi kandung kemih dan kehilangan tonus kandung kemih, mengakiatkan episode
pasien. A. Berikan inormasi aha
retensi urinaria akut.
kondisi tidak ditularkan secara seksual . !n"urkan
menghindari
makanan erumu, kopi, dan
minuman
mengandung alkohol. . Resiko ineksi erhuungan dengan terpasangnya kateter urethra.
Tu/ua* I*t"r1"*+i Setelah dilakukan tindakan 1. ertahankan system
Ra+i,*a 1. +encegah pemasukan akteri
keperaatan selama 1:2
kateter steril, erikan
"am diharapkan tidak ada
peraatan kateter regular
dan ineksi 2. 5ntuk mengetahui
tanda resiko ineksi dengan
dengan saun dan air,
kriteria hasil'
erikan salep antiiotic di
a.
ada
perhatikan demam ringan,
pemengkakan c. lien
sekitar sisi kateter. 2. !asi tanda tanda ital,
mampu
menggigil, nadi dan
hemodinamika pasien. -. ateter suprapuik meningkatkan resiko ineksi yang di indikasi kan dengan iritema. . !gar akteri dan penyakit tidak menyear dari lingkungan dan
orang lain. pernaasan cepat, gelisah. 4. +engurangi paparan dari menyeutkan actor -. Oserasi sekitar kateter lingkungan. aktor resiko penyea suprapuik. A. +encegah ter"adinya ineksi dari ineksi . Bersihkan lingkungan mikroorganisme yang ada di d. lien mampu setelah digunakan oleh tangan. memonitor lingkungan klien. . +encuci tangan menggunakan 4. Faga agar arier kulit yang penyea ineksi saun leih eekti untuk teruka tidak terpapar e. lien mampu memunuh akteri. lingkungan dengan cara %. +encegah ineksi nosokomial . memonitor tingkah laku H. +encegah ineksi nosokomial . menutup dengan kasa penyea ineksi 10. +eminimalkan terkontaminasi streril. .
peraatan. 11. !n"urkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan adekuat. 12. !"arkan klien dan keluarga untuk menghindari ineksi. 1-. !"arkan pada klien dan keluarga tandatanda ineksi. 1. olaorasi pemerian antiiotik ila perlu.
4. *angguan pola eliminasi urine erhuungan ineksi ladder, gangguan neurology, hilangnya tonus "aringan perianal, eek terapi. Tu/ua* Setelah dilakukan
I*t"r1"*+i 1. #orong pasien utnuk
tindakan
erkemih tiap 2 "am
keperaatan selama
dan ila tiatia
1:2 "am diharapkan tidak ter"adi gangguan eliminasi urin dengan kriteria hasil' a. Berkemih dengan "umlah yang cukup .
dirasakan. 2.
Ra+i,*a 1. +eminimalkan retensi urin
distensi erleihan pada kandung kemih. 2.
erkemih ila terasa adanya dorongan. . #orong masukan cairan sampai -000 ml;hari. %. !asi tandatanda ital. H. Berikan oatoatan antispasmodik.
suprapuik. A. Berkemih dengan dorongan mencegah retensi urine . eningkatan aliran cairan mempertahankan perusi gin"al dan memersihkan gin"al dan kandung kemih dari pertumuhan akteri %. ehilangan ungsi gin"al mengakiatkan penurunan eliminasi cairan dan akumulasi sisa toksik. H. +enghilangkan spasme kandung kemih
DATAR PUSTAKA
Retensi 5rin ermasalahan dan enatalaksanaan Widjoseno Gardjito LabUP! "lmu Bedah !K UnairR#U$ $r% #oetomo #uraba&a +aniestasi Geurologis *angguan +iksi. $skandar Fapardi. =akultas edokteran Bagian Bedah. 5niersitas Sumatera 5tara aluasi Biakan 5rin ada enderita B> Setelah emasangan ateter +enetap ertama ali dan Berulang.Bagian Bedah. 5niersitas Sumatera 5tara urnomo B.B . 200-. I $asar-dasar Urologi' . S+= Bedah =akultas edokteran 5niersitas Brai"aya. ?@.$nomedika ' Fakarta. 222--. Brunner & Suddarth. (2002). Keeraatan medikal bedah% Fakarta' *?. #oenges. +. . (2000). Rencana asuhan keeraatan% Fakarta' *?. >udak, ?. + & Barara, +. *. (1HH). Keeraatan kritis* endekatan holistik% Fakarta' *?. erry & potter. (200A). !undamental keeraatan% Fakarta' *?. +ansyoer !ri, dkk. 2001. Kaita selekta kedokteran +ilid , disi ke tiga% Fakarta' +edia !esculapius.