Alat-alat kemih terdiri dari : - Ginjal, - Pelvis renalis (pielum), - Ureter, - Buli-buli
- Uretra .
Ginjal
Pelvis renalis
Ginjal menghasilkan air seni
Mengumpulkan air seni
dengan membuang air dan
yang datang dari apeks
berbagai bahan metabolik
papilla. Kapasitas rata- rata
yang berbahaya
3-8 ml.
Ureter dan Kandung kemih
Berbentuk seperti pipa
Berdiameter 4-7 mm.
Panjang + 30 cm pada laki-laki dan + 1 cm lebih pendek dari wanita.
Buli-buli berfungsi menampung urin dan mengeluarkannya .
Kapasitas maksimal (volume) untuk orang dewasa + 350-450 ml
Uretra
Panjang uretra wanita + 3-5 cm dan diameter 8 mm, berada di bawah simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina.
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli-buli melalui proses miksi.
Panjang uretra pria dewasa + 23-25 cm. Uretra posterior pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea.
1. FASE PENGISIAN Proses miksi
Urine
Kontraksi m.destrusor buli dan relaksasi OUE
FISIOLOGIS MIKSI
Masuk ke VU
Aktivasi parasimpatis
Dinding buli meregang 2. FASE PENGOSONGAN
Saraf sensorik
Impuls dibawa ke pusat saraf Kortikal : Produksi urin melambat
Subkortikal : Dinding VU meregang
Vol. urin bertambah, desakan dinding VU ↑
Desakan berkemih dapat ditunda beberapa waktu
RETENSI URIN DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
PENATALAKSANAAN
Retensio urin adalah :
DEFINISI
Ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.
Kesulitan miksi karena kegagalan urine dari vesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran).
Ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
Suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW).
EPIDEMIOLOGI
Di klinik 50 % penderita BPH berusia 60-69 tahun →gejala-gejala bladder outlet obstruction.
Pada wanita Salah satu komplikasi post partum (pervaginam atau SC) → retensi urin postpartum.
Pada tahun 1998, dr. Kartono dkk dari FKUI-RSCM Jakarta 17,1% retensi urin post partum yang telah dipasang kateter selama enam jam dan 7,1% untuk yang dipasang selama 24 jam pasca operasi sectio caesarea.
ETIOLOGI
Obstruksi uretra : - Batu uretra Kelainan destrusor : - Kelainan MS - Kelainan saraf perifer
KLASIFIKASI Retensi urin : - Akut - Kronis Retensi urin : - Sebagian - Total
PATOFISIOLOGI PROSES BERKEMIH
PENGISIAN & PENYIMPANAN
PENGOSONGAN
SIMPATIS
PARASIMPATIS
RELAKSASI OTOT URETRA TRIGONAL DAN PROKSIMAL
KONTRAKSI OTOT DETRUSOR
RELAKSASI OTOT POLOS & SKELET SPHINCTER INTERNA RETENSI URIN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF •
Anamnesis :
Tidak bisa kencing atau kencing menetes /sedikit-sedikit Nyeri dan benjolan/massa pada perut bagian bawah Riwayat trauma: "straddle", perut bagian bawah/panggul, ruas tulang belakang.
Pada kasus kronis, keluhan uremia
PEMERIKSAAN OBJEKTIF Inspeksi
•
•
•
Palpasi dan perkusi
•
•
Penderita gelisah Benjolan/massa perut bagian bawah
Teraba benjolan/massa kistik-kenyal (undulasi) pada perut bagian bawah. Bila ditekan→ perasaan nyeri pada pangkal penis atau perasaan ingin kencing yang sangat mengganggu. Perkusi → redup
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto polos abdomen dan genitalia •
terlihat bayangan buli-buli yang penuh dan membesar. adanya batu (opaque) di uretra atau orifisium •
internum.
Uretrografi untuk melihat adanya striktura, kerobekan uretra, tumor uretra.
Ultrasonografi untuk melihat volume buli-buli, adanya batu, adanya pembesaran kelenjar prostat