BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Retens Retensii urin urin merupak merupakan an penump penumpuka ukan n urin urin dalam dalam kandun kandung g kemih kemih
akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria atau merupakan keadaan ketika seseora seseorang ng mengal mengalami ami pengos pengosong ongan an kandun kandung g kemih kemih yang yang tidak tidak lengka lengkap p (Kozier, 2009). enurut !runner " #uddarth (20$0), ada pula pengertian retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih sepenuhnya selama proses pengeluaran urin. Hasil penelitian %arner (2009) mengatakan bah&a retensi urin umum ter'adi setelah anastesi dan pembedahan, dengan laporan ke'adiannya antara 0 * +0. Kemudian ls-aruger ($999) mengatakan bah&a anastesi spinal lebih lebih signisigni-ika ikan n menyeba menyebabka bkan n retensi retensi urin urin diband dibanding ingkan kan dengan dengan anastes anastesii umum. dari pasien pas/a pembedahan dengan anastesi spinal memiliki volume kandung kemih lebih 00ml (retensi urin) dan tidak memiliki ge'ala distensi kandung kemih (amonerie, 200). 1alam $0 tahun terakhir terdapat kasus tentang retensi urin. #alah satu penyebab penyebab retensi urine adalah adalah !3H. !enign 3rostat Hyperplasia Hyperplasia meru merupa paka kan n peny penyak akit it yang yang serin sering g dide dideri rita ta pada pada pria pria.. 1i klin klinik ik 0 di'um di'umpa paii penderita !3H berusia 40*49 tahun, yang menimbulkan ge'ala*ge'ala bladder outlet obstru/tion. 3ada &anita #alah satu komplikasi umum yang ter'adi setelah proses persalinan, baik persalinan pervaginam atau se/tio /aesarea adalah retensi urin postpartum. 3ada tahun $995, dr. Kartono dkk dari 6K78*R# :akarta melansir data bah&a terdapat $+,$ ke'adian retensi urin pada ibu melahirkan yang telah dipasang kateter selama enam 'am dan +,$ untuk yang dipasang selama 2 'am pas/a operasi se/tio /aesarea. ;ip #K (Hongkong, $99+) melaporkan terdapat angka $,4 untuk kasus retensi urin postpartum pervaginam.
3ada
retensi re tensi
urine, penderita
tidak
dapat
miksi,
buli*buli
penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi miksi yang yang hebat hebat diserta disertaii menge' menge'an. an. Retensi Retensio o urine urine dapat dapat ter'ad ter'adii menuru menurutt lokasi, lokasi, -a/tor -a/tor obat obat dan -a/tor -a/tor lainny lainnyaa seperti seperti ansieta ansietas, s, kelain kelainan an patolo patologi gi urethra, trauma dan lain sebagainya.
1
mengem mengemban bang g melebih melebihii kapasi kapasitas tas maksim maksimal al sehing sehingga ga tekana tekanan n di dalam dalam lumennya dan tegangan dari dindingnya akan meningkat. !ila keadaan ini dibi dibiar arka kan n berl berlan an'u 'ut, t, teka tekana nan n yang ang menin eningk gkat at di dala dalam m lum lumen akan akan menghambat aliran urin dari gin'al dan ureter sehingga ter'adi hidroureter dan hidrone-ros hidrone-rosis is dan lambat laun ter'adi gagal gin'al. Retensi urin 'uga men'adi penyebab ter'adinya in-eksi saluran kemih (8#K) dan bila ini ter'adi dapat menimbulkan ga&at yang serius seperti pielone-ritis dan urosepsis (=ard'ito, 2009). 3enatal 3enatalaks aksanaa anaan n yang yang diberik diberikan an selama selama ini sesuai sesuai dengan dengan masing* masing* masing masing kondi kondisi si dari dari retensi retensi urin urin itu sendir sendiri. i. aka aka dari dari itu hendakny hendaknyaa kita kita sebagai sebagai /alon /alon pera&a pera&att sangat sangat pentin penting g untuk untuk mempela mempela'ari 'ari retensi retensi urin urin dan memaham memahamii dari dari setiap setiap indika indikasiny sinya, a, sehingg sehinggaa dapat dapat memberi memberikan kan in-orm in-ormasi asi kepada klien atau keluarga mengenai intervensi baik dalam men/egah maupun mengatasi kasus retensi urin dengan baik dan sesuai kode etik kepera&atan.
1.2 Tu Tujuan juan 1.2.1 .2.1 Tujuan uan umum mum ahasis&a diharapkan mampu men'elaskan kembali konsep dasar dan 1.2.2 .2.2
mampu menyusun asuhan kepera&atan pada klien dengan retensi urin. Tujuan uan khus khusu us 1. engetahui dan memahami de-inisi Retensi 7rin 2. engetahui dan memahami etiologi Retensi 7rin 3. engetahui dan memahami pato-isiologi Retensi 7rin 4. engetahui dan memahami mani-estasi klinis dari Retensi 7rin memahami web of caution Retensi 7rin 5. engetahui dan memahami web 6. engetahui engetahui dan memahami memahami pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik dari Retensi Retensi 7rin . engetahui dan memahami penatalaksanaan dari Retensi 7rin !. engetahui dan memahami komplikasi Retensi 7rin ". engetahui dan memahami prognosis Retensi 7rin engeta etahu huii dan dan meny menyus usun un pros proses es asuha asuhan n kepe kepera ra&a &atan tan dari dari 1#. eng Retensi 7rin
1.3 $an%a $an%aat at elalui pembela'aran ini, kita dapat mengetahui berbagai ma/am penyakit
yang yang berhu berhubun bungan gan dengan dengan retensi retensi urin, urin, serta serta memaham memahamii teori teori dan asuhan asuhan kepera&atan pada pasien dengan retensi urin.
2
mengem mengemban bang g melebih melebihii kapasi kapasitas tas maksim maksimal al sehing sehingga ga tekana tekanan n di dalam dalam lumennya dan tegangan dari dindingnya akan meningkat. !ila keadaan ini dibi dibiar arka kan n berl berlan an'u 'ut, t, teka tekana nan n yang ang menin eningk gkat at di dala dalam m lum lumen akan akan menghambat aliran urin dari gin'al dan ureter sehingga ter'adi hidroureter dan hidrone-ros hidrone-rosis is dan lambat laun ter'adi gagal gin'al. Retensi urin 'uga men'adi penyebab ter'adinya in-eksi saluran kemih (8#K) dan bila ini ter'adi dapat menimbulkan ga&at yang serius seperti pielone-ritis dan urosepsis (=ard'ito, 2009). 3enatal 3enatalaks aksanaa anaan n yang yang diberik diberikan an selama selama ini sesuai sesuai dengan dengan masing* masing* masing masing kondi kondisi si dari dari retensi retensi urin urin itu sendir sendiri. i. aka aka dari dari itu hendakny hendaknyaa kita kita sebagai sebagai /alon /alon pera&a pera&att sangat sangat pentin penting g untuk untuk mempela mempela'ari 'ari retensi retensi urin urin dan memaham memahamii dari dari setiap setiap indika indikasiny sinya, a, sehingg sehinggaa dapat dapat memberi memberikan kan in-orm in-ormasi asi kepada klien atau keluarga mengenai intervensi baik dalam men/egah maupun mengatasi kasus retensi urin dengan baik dan sesuai kode etik kepera&atan.
1.2 Tu Tujuan juan 1.2.1 .2.1 Tujuan uan umum mum ahasis&a diharapkan mampu men'elaskan kembali konsep dasar dan 1.2.2 .2.2
mampu menyusun asuhan kepera&atan pada klien dengan retensi urin. Tujuan uan khus khusu us 1. engetahui dan memahami de-inisi Retensi 7rin 2. engetahui dan memahami etiologi Retensi 7rin 3. engetahui dan memahami pato-isiologi Retensi 7rin 4. engetahui dan memahami mani-estasi klinis dari Retensi 7rin memahami web of caution Retensi 7rin 5. engetahui dan memahami web 6. engetahui engetahui dan memahami memahami pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik dari Retensi Retensi 7rin . engetahui dan memahami penatalaksanaan dari Retensi 7rin !. engetahui dan memahami komplikasi Retensi 7rin ". engetahui dan memahami prognosis Retensi 7rin engeta etahu huii dan dan meny menyus usun un pros proses es asuha asuhan n kepe kepera ra&a &atan tan dari dari 1#. eng Retensi 7rin
1.3 $an%a $an%aat at elalui pembela'aran ini, kita dapat mengetahui berbagai ma/am penyakit
yang yang berhu berhubun bungan gan dengan dengan retensi retensi urin, urin, serta serta memaham memahamii teori teori dan asuhan asuhan kepera&atan pada pasien dengan retensi urin.
2
BAB 2 T&N'AUAN PU(TA)A
2.1 Anat*m+ , -+s+*l*g+ (+stem (+stem Perkem+han Perkem+han #istem #istem perkem perkemiha ihan n terdiri terdiri atas gin'al gin'al,, ureter ureter,k ,kand andung ung kemih kemih dan
uretra. 7ntuk men'aga -ungsi ekskresi, sistem perkemihan mempunya dua gin'al gin'al yang yang mempro memproduk duksi si urin> urin> dua ureter ureter yang yang memba& memba&aa urin urin kedalam kedalam
3
kandung kemih> kandung kemih untuk penampungan sementara dan uretra yang mengalirkan urin keluar dari tubuh (?ursalam " !atti/a/a, 2005).
rgan 3enyusun #istem 3erkemihan (
4
korteks renal, tubulus ini kemudian dilan'utkan ke tubulus rektus dan koligentus kortikal yang menu'u ke duktus koligentus tunggal besar yang turun ke medulla dan bergabung membentuk duktus yang lebih besar se/ara progresi- yang akhirnya mengalir menu'u pelvis renal melalui u'ung papila renal (uttaBin " #ari, 20$$).
-iltrasi.
3ada gin'al membran
-iltrasi terdiri
atas
glomerolus, endotelium, lamina densa, dan/elah -iltrasi. 2. Reabsorbsi Reabsorbsi adalah peripndahan air dan larutan dari -iltrat, melintasi epitel tubulus dan kedalam /airan peritubular. Kebanyakan material yang diserap kembali adalah nutrien yang diperlukan tubuh, seperti elektrolit, natrium, klorida, dan bikarbonat yang direabsorbsi dengan sangat baik sehingga hanya sebagian ke/il sa'a yang tampak dalam urin. Dat tertentu seperti asam amino dan glukosa direabsorbsi se/ara lengkap dari tubulus dan tidak mun/ul dalam urin meskipun se'umlah besar zat tersebut di-iltrasi oleh kapiler glomerolus. . #ekresi #ekresi adalah transportasi larutan dari peritubulus ke epitel tubulus dan menu'u /airan tubulus. #ekresi merupakan proses penting sebab -iltrasi tidak mengeluarkan seluruh material yang dibuang dari
5
plasma. #ekresi men'adi metode yang penting untuk membuang beberapa material, seperti berbagai 'enis obat yang dikeluarkan kedalam urine. 2.$.27reter 7reter adalah organ yang berbentuk tabung ke/il yang ber-ungsi untuk mengalirkan urin dari pileum gin'al ke kandung kemih. 3ada orang de&asa pan'angnya kurang lebih 20 /m. 1indingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel sel transisional, otot*otot polos sirkuler dan longitudinal
yang
dapat
melakukan
gerakan
peristaltik
guna
mengeluarkan urin ke kandung kemih. 7reter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor didaerah trigonium kandung kemih. ?ormalnya ureter ber'alan se/ara obliBue sepan'ang beberapa sentimeter menembus kadung kemih yang disebut dengan ureter intramural kemudian belan'ut pada ueter submukosa. Aonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih /enderung menekan ureter, dengan demikian men/egah aliran balik urin dari kandung kemih saat ter'adi tekanan di kandung kemih. #etiap gelombang peristaltik yang ter'adi sepan'ang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus kandung kemih membuka dan memberi kesempatan kandung urin mengalir kedalam kandung kemih (uttaBin " #ari, 20$$).
!agian*!agian 7reter (!aradero et al , 2005) 2.$.Kandung Kemih Kandung kemih (Eesika 7rinaria) ber-ungsi sebagai penampung urin. rgan ini berbentuk sebagai buah pir. Kandung kemih terletak dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan dibelakang isi simpubis.
6
3ada bayi letakknya lebih tinngi. !agian terba&ah adalah basis sedangkan bagian atas adalah -undus. 3un/aknya mengarah kedepan ba&ah dan ada dibelakang simpisis (?ursalam, 20$$). 1inding kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan berotot, lapisan submukosa dan lapisan mukosa dari epitelium transisional. Aiga saluran bersambung dengan kandung kemih. 1ua ureter bermuara se/ara obliBue disebelah basis, letak obliBue menghindarkan urin mrengalir kembali kedalam ureter. 7retra keluar dari kandung kemih sebelah depan. 1aerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut segitiga kandung kemih (trigonum vesi/a urinarius). 3ada &anita kandung kemih terletak diantara simpisis pubis, uterus, dan vagina. 1ari uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritonium ruang uterovesikal ayau ruang 1ouglas (?ursalam, 20$$).
7
dipersara-i oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang> pada saat ken/ing, s-ingter ini terbuka dan tetap menutup pada saat menahan ken/ing. 3an'ang uretra &anita F * /m dengan diameter 5 mm, berada di ba&ah sim-isis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. F $G medial uretra terdapat s-ingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Aonus otot s-ingter uretra eksterna dan tonus otot evator ani ber-ungsi mempertahankan agar urin tetap berada di dalam buli*buli pada saat perasaan ingin miksi. iksi ter'adi bila tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi s-ingter uretra eksterna. 3an'ang uretra pria de&asa F 2*2 /m. 7retra posterior pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelen'ar prostat, dan uretra pars membranasea. 7retra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis> uretra anterior terdiri atas C ($) pars bulbosa, (2) pars pendularis, () -ossa navikularis, dan () meatus uretra eksterna.
2.2 De%+n+s+ etens+ Ur+n Retensi urin merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih
akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria atau merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap (Kozier, 2009) enurut 3ier/e <. =ra/e dan ?eil R. !orley (2004), retensi urin dide-inisikan sebagai ketidakmampuan berkemih, dapat ter'adi se/ara akut
8
maupun kronis. enurut =eorge 1e&anto (2009), retensi urin adalah ketidakmampuan mengeluarkan urin se/ara volunter saat kandung kemih terisi.
!erdasarkan
mengemukakan
re-erensi
bah&a
retensi
lain, urin
!runner adalah
and
#uddarth
ketidakmampuan
(20$0) untuk
mengosongkan isi kandung kemih sepenuhnya selama proses pengeluaran urin. e&is et all (20$$), retensi urine merupakan ketidakmampuan untuk mengososngkan kandung kemih meskipun ada rangsangan miksi atau akumulasi urine di kandung kemih karena ketidakmampuan untuk berkemih. 1ari beberapa re-erensi kami dapat menyimpulkan de-inisi dari retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih sepenuhnya selama proses pengeluaran urin yang dapat ter'adi se/ara akut maupun kronis. Retensi 7rin akut adalah ketidakmampuan berkemih tiba*tiba pada keadaan kandung kemih yang nyeri. Retensi 7r in kronis adalah keadaan kandung kemih yang membesar, penuh, tidak nyeri dengan atau tanpa kesulitan berkemih. 2.3 )las+%+kas+ enurut ans'oer (2000) dan 3ribakti (20$$), klasi-ikasi retensi urin
dibagi men'adi dua, yaitu C 1. Retensi urin akut 3ada retensi urin akut penderita seakan*seakan tidak dapat berkemih (miksi). Kandung kemih perut disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai menge'an. #ering kali urin keluar menetes atau sedikit*sedikit (ans'oer, 2000). 3ada kasus akut, bila penyebabnya tidak segera ditemukan maka kerusakan lebih berat yang si-atnya permanen dapat ter'adi, karena otot detrusor atau ganglia parasimpatik pada dinding kandung kemih men'adi tidak dapat berkompromi (3ribakti, 20$$). 2. Retensi urin kronis 3enderita se/ara perlahan dalam &aktu yang lama tidak dapat berkemih (miksi), merasakan nyeri di daerah suprapubik hanya sedikit atau tidak sama sekali &alaupun kandung kemih penuh (ans'oer, 2000). 3ada retensi urin kronik, terdapat masalah khusus akibat peningkatan tekanan intravesikal yang menyebabkan re-luks uretra, in-eksi saluran kemih atas dan penurunan -ungsi gin'al (3ribakti, 20$$).
9
'en+s etens+
)eterangan 1itandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang
penuh dan distensi kandung kemih ringan. 3enyebab tersering C $.
tumor, pas/aoperasi 1apat pula disebabkan oleh hipertro-i prostat benigna, karsinoma prostat, striktur uretra, in-eksi prostat akut, kalkulus
uretraGkandung
kemih,
perdarahan
dan
pembentukan bekuan dalam kandung kemih, gangguan -ungsi neurologis dari kandung kemih. (i/hael liastam, dkk, $995) 1itandai dengan ge'ala*ge'ala iritasi kandung kemih (-rekuensi, disuria, volume sedikit) atau tanpa nyeri, distensi Retensi kronis
yang
nyata,
inkontinensia
urin
(#ering
berhubungan dengan 8#K sekunder) 3enyebab tersering C $.
Retensi neurogenik
?)
menyebabkan
retensi
urin
dengan
inkontinensia over-lo&. Retensi urin 'arang ditemukan pada de&asa muda dan hampir selalu membutuhkan pemeriksaan penun'ang untuk menyingkirkan penyebab yang mendasari. Retensi urin sering di'umpai pada pria usia lan'ut (sering
akibat kelainan prostat). #umberC 3ier/e <. =ra/e dan ?eil R. !orley (2004) 2.4 Et+*l*g+
10
enurut 3urnomo (20$$) bah&a beberapa penyebab retensi urine C $. Kelemahan otot detrusor C kelainan medula spinalis, kelainan sara- peri-er 2. Hambatan obstruksi uretra C gumpalan darah, sklerosis leher buli*buli, hiperplasi prostat, karsinoma prostat, striktur uretra, batu uretra, tumor uretra, klep uretra, /edera uretra, -imosis, para-imosis, stenosis meatus uretra. . 8nkoordinasi antara detrusor I uretra C /edera kauda ekuina enurut Kar/h (2005) dan =lendle (200+) ada beberapa -aktor yang dapat menyebabkan ter'adinya retensi urin, antara lainC $. #upra Eesikal (kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis yaitu pada #2*# setinggi A$2*$). Kerusakan sara- simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada keadaan pas/a operasi, kelainan medulla spinalis yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat. 2. Eesikal (kelemahan otot detrusor karena lama mengalami peregangan) . 8ntravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu ke/il, tumor pada leher vesika, atau -imosis. . 1apat disebabkan pula oleh ke/emasan, pembesaran porstat, kelainan patologi urethra (in-eksi, tumor, kalkulus), trauma, dis-ungsi neurogenik kandung kemih. . !eberapa obat
men/akup
preparat
antikolinergik
antispasmotik
(atropine), preparat antidepressant antipsikotik (6enotiazin), preparat antihistamin 3seudoe-edrin hidroklorida (#uda-ed), preparat penyekat adrenergi/ (3ropanolol), preparat antihipertensi (hidralasin). 4. 3enyebab tersering retensi urin adalah hipertro-i prostat 'inak pada pria. 3enyebab lainnya diantaranya adalah 8#K. 3enyakit neurologis atau keganasan prostat. #edangkan menurut Kozier (2009), membagi retensi urin berdasarkan penyebab lokasi kerusakan sara-, yaitu C $. #upravesikal (kerusakan pusat miksi di medulla spinalis sakralis #2I dan Ah$* $). Kerusakan sara-
simpatis dan
parasimpatis baik sebagian atau
seluruhnya, misalnya C gangguan persara-an, operasi miles, mesenterasi pelvis, kelainan medula spinalis (meningokel, tabes dorsalis, spasmus s-ingter).
11
2. Eesikal !erupa kelemahan otot destrusor karena lama teregang, berhubungan dengan * masa kehamilan dan proses persalinan, misalnya C retensi urin akibat iatrogenik, /ederaGin-lamasi, psikis, atoni pada pasien 1, dan divertikel yang besar. . 8ntravesikal !erupa kekakuan leher vesika, striktur oleh batu ke/il atau tumor pada leher vesika urinaria, misalnya C retensi urin akibat obstruksi adanya tumor, batu ke/il atau -imosis. . 6aktor lain*lain Kelainan patologi urethra, trauma, !3H, striktur uretra, karsinoma prostat dan obat*obatan golongan antikolinergik, anti spasmodik, antidepresant, antihistamin dapat beresiko menyebabkan gangguan eliminasi urin apabila dikonsumsi se/ara terus menerus dan dalam 'angka &aktu yang lama dapat menyebabkan hambatan dari eliminasi urin.
2.5 Pat*%+s+*l*g+ enurut #elius !rian (2005) se/ara garis besar penyebab retensi dapat
dapat diklasi-ikasi
men'adi 'enis yaitu akibat obstruksi, in-eksi,
-armakologi, neurologi, dan -aktor trauma. bstruksi pada saluran kemih ba&ah dapat ter'adi akibat -aktor intrinsik, atau -aktor ekstrinsik. 6aktor intrinsik berasal dari sistem saluran kemih dan bagian yang mengelilinginya seperti pembesaran prostat 'inak, tumor buli*buli, striktur uretra, phimosis, paraphimosis, dan lainnya. #edangkan -aktor ekstrinsik, sumbatan berasal dari sistem organ lain, /ontohnya 'ika terdapat massa di saluran /erna yang menekan leher buli*buli, sehingga membuat retensi urine. 1ari semua penyebab, yang terbanyak adalah akibat pembesaran prostat 'inak. =eorge 1e&anto (2009) mengemukakan bah&a patologi retensi urin ialah sebagai berikut C $. esi supra pons 3ada kerusakan lobus -rontalis, tumor, demielinisasi periventrikuler, dilatasi kornu anterior ventrikel lateral pada hidrose-alus atau kelainan ganglia basalis, dapat menimbulkan kontraksi kandung kemih yang hipere-leksi.
12
2. esi antara pusat miksi di pons dan bagian sakral medula spinalis mengganggu 'aras yang menghambat kontraksi detrusor dan pengaturan -ungsi s-ingter detrusor. !eberapa keadaan yang mungkin ter'adi antara lain adalah C a. Kandung kemih yang hiperre-leksi b. 1isnergia detrusor*s-ingter (11#) /. Kontraksi detrusor yang lemah d. 3eningkatan volume residu pas/amiksi . esi lo&er motor neuron (?) Kerusakan pada radiks #2*# baik di dalam kanalis spinalis maupun ekstradural akan menimbulkan gangguan -ungsi kandung kemih tipe ? dan hilangnya sensibilitas kandung kemih. enurut !runner and #uddarth (20$0), proses berkemih melibatkan dua proses yang berbeda yaitu pengisian atau penyimpanan urin
dan
pengosongan kandung kemih. Hal ini saling berla&anan dan bergantian se/ara normal.
13
pudendus untuk merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphin/ter eksterna. Hasilnya keluarnya urin dengan resistensi saluran yang minimal. Retensi postpartum paling sering ter'adi. #etelah ter'adi kelahiran pervaginam spontan, dis-ungsi kandung kemih ter'adi 9*$ pasien, setelah kelahiran menggunakan -or/ep, angka ini meningkat men'adi 5. Retensi ini biasanya ter'adi akibat dari dissinergis antara otot detrusor*sphin/ter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema. #ebaliknya pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya setelah section cesaria biasanya akibat dari tidak berkontraksi dan kurang akti-nya otot detrusor. 3ada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli*buli penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai menge'an. Retensio urine dapat ter'adi menurut lokasi, -aktor obat dan -aktor lainnya seperti ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. !erdasarkan lokasi bisa dibagi men'adi supra vesikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla spinalis menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehingga tidak ter'adi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot spinkter internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, intravesikal berupa hipertro-i prostate, tumor atau kekakuan leher vesika, striktur, batu ke/il menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat dan ter'adi dilatasi bladder kemudian distensi
abdomen.
6aktor
obat
dapat
mempengaruhi
proses
!
menurunkan tekanan darah, menurunkan -iltrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun. 6aktor lain berupa ke/emasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya
yang dapat
meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan baik. 1ari semua -aktor di atas menyebabkan urine mengalir labat kemudian ter'adi poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak e-isien. #elan'utnya ter'adi distensi bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya berupa kateterisasi uretra. 2.6 $an+%estas+ kl+n+s
14
enurut =ra/e and !orley 2004 mani-estasi dari retensi urin antara lainC $) Retensi akutC ditandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang penuh dan distensi kandung kemih ringan. 2) Retensi kronis ditandai dengan ge'ala*ge'ala iritasi kandung kemih (-rekuesi, disuria, volume sedikit), atau tanpa nyeri, distensi nyata, inkontinensia urin (sering berhubungan dengan 8#K sekunder) ) Retensi neurogenikC a) 3enyebab dari neuron motorik atas (upper motor neuron, 7?) menyebabkan retensi kronis dan inkontinensia re-leks. b) 3enyebab dari neuron motorik ba&ah (lower motor neuron, ?) menyebabkan retensi urin dengan inkontinensia overflow) enurut :urnal uropean
15
1itandai dengan ge'ala*ge'ala iritasi kandung kemih (-rekuensi, disuria, volume sedikit) atau tanpa nyeri, distensi yang nyata, inkontinensia urin (sering berhubungan dengan in-eksi tra/tur urinary sekunder) (=ra/e dan !orley, 200+).
2. /0
16
2.! Pemer+ksaan D+agn*st+k a. 6oto polos abdomen #angat diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan penun'ang saluran
kemih. 6ilm polos dapat menun'ukanC batu gin'al pada sistem pelvi/aly/es, klasi-ikasi parenkim gin'al, batu uretere, klasi-ikasi dan batu kandung kemih, klasi-ikasi prostat, atau deposit tulang sklerotik (3atel 2004). b. 7reum dan elektrolit 1igunakan untuk menentukan indeks -ungsi gin'al (Rubenstein Jet al 200) /. Kultur dan sensitivitas #7 !erhubungan dengan in-eksi, termasuk sitologi 'ika di/urigai terdapat tumor (=ra/e and !orley 2004). d. #istogra-i 7ntuk memeriksa katup uretra, striktur. #istogra-i adalah pemeriksaan radiogra-ik kandun kemih, setelah kandung kemih diisi oleh suatu medium kontras (!rooker 2005). e. 8E7 ( Inravenous Urography) 8ndikasi untuk pemeriksaan batu gin'alGkandung kemih. 3asen dengan retensi urin dan in-eksi saluran kemih dian'urkan untuk melakukan ultrasonogra-i dibandingkan 8E7. #etelah didapatkan -ilm abdomen sebagai kontrol a&al, sebanyak 0*$00 ml media kontras dengan osmolar rendah yang teriodinisasi disuntikan ke pasien. Kontras dengan /epat men/apai gin'al dan akan dikeluarkan melalui -iltrasi glomelurus. 6ilm yang diambil sesaat setelah penyuntikan kotras akan menggambarkan -ase ne-rogram yang memperlihatkan parenkim gin'al dan batas*
17
batasnya. 6ilm*-ilm yang diambil , $0, dan $ menit setelah penyuntikan akan memperlihatkan sistem pelvi/aly/es, ureter, dan kandung kemih> urutan ini bervariasi tergantung pada masing*masing pasien.
-.
7rodinamik erupakan suatu
studi
atau penelitian -ungsi kandung
kemih.
7rodinamik ini memberikan pen'elasan keterkaitan untuk pengeluaran dan penyimpanan di bladder dan uretra. 3en'elasan terhadap ge'ala*ge'ala dan masalah pada setiap individu lebih 'elas. 7rodinamik memberikan identi-ikasi dan penilaian masalah neurologis, penilaian !3H (
langsung
pada
kandung
kemih
dengan
menggunakan instrumen yang disebut sistokop (!aradero 2005). h. 7rin analisis
18
) Klirens kreatininC nilai normal pria 90*$0 mlGmenit &anita 5*$2 mlGmenit. 3rosedur ini menilai ke/epatan gin'al untuk mengambil kreatinin dari plasma
i.
7ro-lometri 7ro-lo&metri adalah pen/atatan tentang pan/aran urin selama proses miksi se/ara elektronik. 3emeriksaan ini ditu'ukan untuk mendeteksi ge'ala obstruksi saluran kemih bagian ba&ah yang tidak invasi-. 1ari uro-lometri dapat diperoleh in-ormasi mengenai volume miksi pan/aran maksimum, pan/aran rata*rata, &aktu yang dibutuhkan untuk men/apai
pan/aran maksimum dan lamanya pan/aran. '. 7retrogra-i 7retrogra-i adalah pen/itraan uretra dengan memakai bahan kontras. !ahan kontras dimasukkan langsung melalui klem !roadny yang di'epitkan pada glans penis. =ambaran yang mungkin ter'adi adalah C $) :ika terdapat striktura uretra akan tampak adanya penyempitan atau hambatan kontras pada uretra. 2) Arauma uretra tampak sebagai ekstravasasi kontras keluar dinding uretra. ) Aumor uretra atau batu non opak pada uretra tampak sebagai filling defect pada uretra. k. 7retrosistoskopi. 3emeriksaan ini se/ara visual dapat mengetahui keadaan uretra prostatika dan buli*buli. Aerlihat adanya pembesaran, obstruksi uretra dan leher buli*buli, batu buli*buli, selule dan divertikel buli*buli. 7retrosistoskopi diker'akan pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan untuk menentukan perlunya dilakukan A783, A7R3, atau prostatektomi terbuka. 1isamping itu pada kasus yang disertai dengan hematuria atau dugaan adanya karsinoma buli*buli sistoskopi sangat membantudalam men/ari l.
lesi pada buli*buli. 7ltrasonogra-i. 3rinsip pemeriksaan ultrasonogra-i adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ*organ ('aringan) yang berbeda kepadatannya. 3emeriksaan ini tidak invasi- dan tidak menimbulkan e-ek radiasi. 7#= dapat membedakan antara massa padat (hiperekoik ) dengan massa kistus (hipoekoik ). 3ada kelen'ar prostat, melalui pendekatan
19
transrektal (AR7#) dipakai untuk men/ari nodul pada keganasan prostat dan menentukan volume G besarnya prostat. :ika didapatkan adanya dugaan keganasan prostat, AR7# dapat dipakai sebagai penuntun dalam melakukan biopsy kelen'ar prostat. 2." Penatalaksanaan !erdasarkan artikel dari uropean 7rology dan #elius (2005),
beberapa penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada pasien dengan retensi urin yaitu C $ Retensi urin akut G a/ute urinary retention (<7R) a Retensi urin akut membutuhkan kateterisasi segera. Eolume urin yang keluar pada $0*$ menit pertama harus di dokumentasi dengan akurat untuk membedakan antara retensi urin akut dan retensi urin b
2
akut*ke*kronis. Kateter #uprapubik (#istostomi) :ika kateterisasi uretra tidak berhasil, pasien harus segera diru'uk ke
teknik kateterisasi yang lebih /anggih yaitu kateterisasi suprapubik. Retensi urin kronis G /hroni/ urinary retention (7R) Kateterisasi 8ntermiten andiri, pasien dengan retensi urin kronis harus mampu mengelola kondisi mereka dengan kateterisasi intermiten mandiri dengan teknik bersih. Aeknik ini dianggap pengobatan lini pertama untuk mengelola retensi urin disebabkan oleh kandung kemih neurogenik dan dapat mengurangi komplikasi, seperti gagal gin'al, kerusakan saluran kemih bagian atas, dan urosepsis. enurut e&is (20$$) penatalaksanaan retensi urin dibagi men'adi
dua ,yaituC 3enatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensi urine dibagi men'adi dua yaitu C $. engeluarakan urine yang tertahan. a Kateterisasi 3ada retensi urin akut, pengobatannya dimulai dengan memasukkan kateter mele&ati uretra untuk mengosongkan kandung kemih. 3engobatan a&al ini untuk mengurangi kesakitan dari kandung kemih yang penuh dan men/egah kerusakan kandung kemih yang permanen. ?amun pemasangan kateter harus steril untuk men/egah
20
ter'adinya in-eksi. 3engobatan 'angka pan'ang untuk retensi urin akut b
tergantung dari penyebabnya (le&is,20$$). #istostomi #uprapubik #istostomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengalirkan ken/ing melalui lubang yang dibuat di supra pubik untuk mengeluarkan urine dari buli*buli serta mangatasi retensi urine dan menghindari komplikasi (s/h&artz,2002). $. #istostomi Arokar Aindakan ini diker'akan dengan anestasi lokal dan menggunakan alat trokar. 8ndikasi sistostomi tro/ar adalah untuk kateterisasi gagal C #triktur, batu uretra yang menan/ap (impacted ) katerisasi tidak dibenarkan C adanya robekan uretra karena trauma.
=ambar $. emasukkan alat trokar (!asuki, 200)
21
=ambar 2. Arokar masuk ke buli*buli (6urBan, 200) 2. #istostomi terbuka #istostomi terbuka diker'akan bila terdapat kontra indikasi pada tindakan
sistostomi
trokar
atau
tidak
terdapat
alat
trokor.dian'urkan untuk melakukan sistostomi terbuka 'ika terdapt sikatriksG bekas operasi pada daerah suprasim-isis ,sehabis mengalami trauma didaerah panggul yang men/ederai buli*buli dan adanya bekuan darah pada buli*buli yang tidak mungkin dilakukan tindakan per uretram.
=ambar . preparat sistostomi (!asuki, 200)
/
3ungsi buli*buli
22
erupakan tindakan darurat sementara bila katerisasi tidak berhasil dan -asilitas atau sarana untuk sistostomi baik trokar maupun terbuka
tidak tersedia. 3ada tindakan pungsi buli digunakan 'arum pungsi dan penderita segera diru'uk ke pusat pelayanan dimana dapat dilakukan sistostomi. =ambar . 3osisi Aindakan aspirasi #uprapubik " en/ari okasi untuk
7retrolitotomy 7reterolitotomi adalah suatu tindakan operasi yang bertu'uan untuk mengambil batu ureter baik ureter proksimal (atas) ataupun distal (ba&ah). perasi ini dengan menggunakan sayatan di kulit. etak irisan sangat bergantung letak batu. 7ntuk batu di ureter atas, irisan berada di pinggang berbentuk garis lurus yang oblik. 7ntuk batu di ureter ba&ah maka irisan di perut ba&ah garis lurus yang se'a'ar tubuh (ary, 2005). Aindakan ini 'ika retensi urine disebabkan oleh batu yang terdapat pada ureter.
2.1#
)*ml+kas+ enurut Kenneth :. enevo (2009), komplikasi yang dapat timbul
akibat dari retensi urin ialah sebagai berikut C $
Kerusakan vesika urinaria Kerusakan pada vesika urinaria yang dapat ter'adi pada retensi urin yang berkepan'angan adalah menurunnya elastisitas vesika urinaria dan menyusutnya kekuatan kontraksi otot vesika urinaria. Hal ini ter'adi
23
karena penumpukan urin yang terus menerus tertahan di dalam vesika urinaria sehingga vesika urinaria semakin membesar sehingga vesika urinaria tidak dapat berkontraksi dan berdilatasi se/ara sempurna. :ika hal ini menyebabkan se/ara terus menerus dapat menyebabkan menurunnya elastisitas dan menyusutnya kekuatan kontraksi otot vesika 2
urinaria Hidrone-rosis dan =agal gin'al 3ada retensi urin ter'adi penumpukan urin yang berlebih. !ila keadaan ini dibiarkan berlan'ut, tekanan yang meningkat didalam lumen akan menghambat aliran urin dari gin'al dan ureter sehingga ter'adi hidroureter
dan hidrone-rosis dan lambat laun ter'adi gagal gin'al. 8nkontinensia ver-lo& !ila tekanan didalam vesika urinaria meningkat dan melebihi besarnya hambatan didaerah uretra, urin akan meman/ar berulang*ulang (dalam 'umlah sedikit) tanpa bisa ditahan oleh penderita, sementara itu buli*buli tetap penuh dengan urin. Keadaan ini disebut inkontinensia paradoksa
atau Lover-lo& in/ontinen/eM 8n-eksi #aluran Kemih Aer'adinya penumpukan urin dalam &aktu yang lama dapat men'adi tingginya resiko ter'adinya in-eksi saluran kemih (8#K) enurut !runner and #uddarth (20$0), ter'adinya retensi urine yang
berkepan'angan, maka kemampuan elastisitas vesi/a urinaria menurun, dan ter'adi peningkatan tekanan intra vesika yang menyebabkan ter'adinya re-lu@, sehingga penting untuk dilakukan pemeriksaan 7#= pada gin'al dan ureter atau dapat 'uga dilakukan -oto !?*8E3. !eberapa komplikasi lain yang dapat ter'adi adalahC $ 7rolitiasis atau ne-rolitiasis 2 3ielone-ritis Hydrone-rosis 3erdarahan kstravasasi urine 4 ver-lo& retensi
2.11
Pr*gn*s+s
24
Aergantung penyebabnya. #ebanyak +0 kasus retensi urin akut sembuh dalam seminggu setelah pera&atan inisial. !3H merupakan penyebab tersering dari rekurensi retensi urin akut. (3ier/e <. =ra/e, 2004)
BAB 3 A(UHAN )EPEA/ATAN
3.1 Asuhan )eeraatan Umum 3.1.1 Pengkaj+an a
berisiko terkena karena pembesaran prostat 'inak (!3H) dapat menyebabkan retensi urin), 'enis kelamin (retensi urine biasa ter'adi
25
pada usia lan'ut dan 'enis kelamin pria), suku G bangsa, alamat, agama, pendidikan,peker'aan, tanggal R#, 'am R#, diagnosa. 2. Keluhan utama 3asien biasanya datang dengan keluhan berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri yang hebat pada perut bagian ba&ah hingga daerah genital (nyeri suprapubis) dan kesulitan untuk berkemih . Ri&ayat penyakit sekarang erupakan gangguan yang berhubungan dengan gangguan yang dirasakan saat ini. !agaimana pola berkemih pasien, meliputi -rekuensi, &aktu, dan banyaknya urin.
spasmodik
seperti,
atropin>
preparat
anti
depresan*anti psikotik seperti, -enotiazin> preparat antihistamin, seperti
pseudoe-edrin
hidroklrorida
(#uda-ed)>
preparat
!*
adrenergi/, seperti propranolol> dan preparat antihipertensi seperti, hidralazin. +. Ri&ayat penyalahgunaan alkohol Ka'i apakah klien biasanya minum al/ohol.. 5. Ri&ayat merokok
26
Ka'i apakah klien merupakan perokok apa bukan.Klien merokok se'ak usia berapa dan setiap hari mengkonsumsi berapa batang rokok. !aru berhenti merokok kapan 9. Ri&ayat operasi dan tindakan Retensi dapat ter'adi pada pasien pas/aoperati-, khususnya pasien yang men'alani operasi di daerah perineum atau anal sehingga timbul spasme re-luk s-inger.
3emeriksaan 6isik $. Keadaan umumC komposmentis namun klien tampak lemas 2. Aanda tanda vital Aekanan darah C meningkat karena klien merasakan nyeri #uhu C meningkat 'ika ditemukan adanya in-eksi ?adi C meningkat karena klien merasakan nyeri RR C meningkat karena klien merasakan nyeri . 3emeriksaan -isik (head to toe) %a'ah G muka C tampak pu/at, kon'ungtiva anemis Kulit C akral hangat, basah dan merah 3erut C ada distensi abdomen (area suprapubis)
respiratory rate. !2 (blood) un/ul adanya keringat dingin (1ia-oresis) dan peningkatan
*
tekanan darah akibat nyeri pada distensi kandung kemih. ! (brain) 3ada retensi urin yang disebabkan neurologis dapat ditemukan kelemahan otot detrusor. Kesadaran /omposmentis namun tampak bingung dan gelisah. 1an 'uga perlu diperhatikan
-
adanya tanda*tanda pas/a trauma atau /edera pada ##3. ! (bladder)
27
bilateral. 3ada retensi kronis ditandai dengan ge'ala iritasi kandung kemih (disuria, volume sedikit) atau tanpa nyeri, -
distensi yang nyata, inkontinensia. ! (bowel) Konstipasi dapat menyebabkan obstruksi parsial pada uretra yang mungkin menyebabkan inadeBuat pengosongan kandung kemih. akukan auskultasi bising usus klien adakah peningkatan atau penurunan, serta palpasi abdomen klien adanya nyeri tekan abdomen atau tidak ataupun ketidaknormalan gin'al. 3ada perkusi abdomen ditemukan ketidaknormalan atau tidak. 3ada pasien dengan retensi urin biasanya ter'adi ketidakseimbangan
-
asam
basa
(dalam
keadaan
asam)
menyebabkan mual muntah dan na-su makan menurun !4 (bone) 3emeriksaan kekuatan otot dan membandingkannya dengan ekstremitas yang lain, adakah nyeri pada persendian. Retensi urine dapat ter'adi pada pasien yang harus tirah baring total.
-
3era&at mengka'i kondisi kulit klien. &nseks+ $
1aerah perinealC Kemerahan, le/et namun tidak ditemukan
2
adanya pembengkakan. Aidak ditemukannya adanya ben'olan atau tumor spinal
/ord. 1itemukan adanya tanda obesitas dan sempitnya ruang
gerak pada klien 3eriksa &arna, bau, menyengat
karena
banyaknya adanya
urine
aktivitas
biasanya
bau
mikroorganisme
(bakteri) dalam kandung kemih serta disertai keluarnya
darah.
*
Palas+
$ 2
1itemukan adanya distensi kandung kemih dan nyeri tekan. Aidak teraba ben'olan tumor daerah spinal /ord
Perkus+
28
Aerdengar suara redup pada daerah kandung kemih. *
/
Auskultas+ 1itemukan peristaltik (F), bruit (F) 'ika ter'adi obstruksi
steanosis arteri 3emeriksaan penun'ang 3emeriksaan penun'ang, yaitu melakukan pemeriksaan*pemeriksaan laboratorium, radiologi atau imaging (pen/itraan), uro-lo&metri, atau urodinamika, elektromiogra-i, endourologi, dan laparoskopi. 3ada pemeriksaan
laboratorium
paling
sering
digunakan
kateter
dan
uro-lo&metri, yaitu untuk mengukur volume dan residu urin pada kandung kemih. #elain itu 'uga dapat digunakan /ystourethrogra-i untuk melihat gambaran radiogra-i kandung kemih dan uretra. enurut dr. !asuki 3urnomo, volume maksimal kandung kemih de&asa normal berkisar antara 00*0 ml dengan volume residu sekira 200 ml.
hasil
kateterisasi
didapatkan
volumeGresidu
urin
telah
mendekatiGmelampaui batas normal, maka klien dinyatakan mengalami retensi urin.
3.1.2 Anal+sa Data N*
$.
Data
1#C 3C Ketika aktivitas berlebih OC Aer'adi terus*menerus RC #uprapubik
Et+*l*g+
$asalah
Retensi urin akut
)eeraatan ?yeri akut
!ladder terasa penuh Aidak ada haluaran urin
#C #kala $*$0 AC #akit setiap saat
1istensi kandung kemih berlebihan
1C kspresi klien tampak meringis menahan rasa sakitnya
enekan reseptor nyeri erangsang syara- a-eren 8mpuls sampai ke korteks serebri Ahalamus
29
2.
?yeri
1#C pasien mengatakan kesulitan untuk berkemih
perubahan sekunder bladder
1C
•
7rin tertahan 3eningkatan residu urin
•
peningkatan residu urin 6rekuensi berkemih berkurang
.
urin
tot dinding bladder menurun
1istensi kandung kemih 7ro-lo&metriC adanya
•
=angguan eliminasi
(hanya
ada
rembesan) 1#C klien mengatakan mul dan munta serta tidak na-su
=angguan eliminasi urin
Retensi 7rin 3enurunan =6R
makan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
#ekresi protein terganggu 1C mengalami
#indrom uremia
*
Klien
=angguan keseimbangan asam
* *
penurunan !! 3orsi makan tidak habis
3roduksi asam meningkat
muntah
basa
ual muntah ?a-su makan menurun 8ntake nutrisi tidak adekuat Ketidakseimbangn nutrisi
.
1#C klien mengatakan pada area perineumnya lembab dan
kurang dari kebutuhan tubuh Retensi urin kronis 1istensi urin
=angguan integritas kulit
gatal 3engosongan kandung kemih 1C * *
7rin merembes Aerdapat bekas garukan di
*
sekitar perineal
3eningkatakan tekanan dalam lumen dan tekanan dindong E7
terlihat
adanya le/et dan lembab
7rin meman/ar berulang*ulang
30
dalam 'umlah sedikit 7rin menetas keluar dalam 'umlah sedikit (merembes)
.
1#C klien mengatakan sulit berkemih untuk itu dilakukan pembedahan
=angguan integritas kulit 3erubahan sekundder bladder
Resiko 8n-eksi
Aekanan intra vesika meningkat
1C
Kompensasi muskulo detrusor
*
#uhu
meningkat
*
(hipertermi) 3asien paska pembedahan
#ulit ken/ing Ken/ing tertahan 3embedahan
4.
1#C klien mengatakan urinya meman/ar tapi hanya sedikit
Resiko in-eksi Retensi urin kronis
1istensi urin
dan klien kha&atir akan kondisinya saat ini, takut kalau tidak bisa kembali normal 1C Klien terlihat panik karena tidak bisa berkemih se/ara +.
normal seperti biasanya 1# C Klien mengatakan tidak tahu mengenai penyakitnya dan apa yang harus dia
3engosongan kandung kemih 3eningkatakan tekanan dalam lumen dan tekanan dinding E7 7rin meman/ar berulang*ulang dalam 'umlah sedikit
Kurang pengetahuan
Klien belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya
lakukan suaya penyakitnya sembuh 1 C Klien selalu bertanya kepada
Kurang 8n-ormasi Kurang pengetahuan
31
pera&ata tentang kondisi penyakitnya.
3.1.3 D+agn*sa )eeraatan $ ?yeri akut (00$2) berhubungan dengan distensi kandung kemih
berlebihan 2 =angguan liminasi urin (000$4) berhubungan dengan penurunan 3
otot dinding bladder akibat retensi urin Ketidakseimbangn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan mual muntah akibat dari peningkatan asam 4 =angguan integritas kulit (0004) berhubungan dengan 7rin 5 6 3.1.4
menetes keluar dalam 'umlah sedikit (merembes) Resiko 8n-eksi (0000) berhubungan dengan tindakan pembedahan
:erle:+han N0 Au'uanC
N& Pain management ($00)
#etelah dilakukan per&atan $@2 'am klien
$. Ka'i nyeri se/ara komprehensi- meliputi
melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
lokasi,
Kriteria hasilC
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Pain control ($40)
terkontrol
indi/atorC a. Klien
-rekuensi,
dan -aktor presipitasi 2. observasi ekspresi klien se/ara non
Pain level (2$02) $. ?yeri
karakteristik,onset,
yang
menuliskan
dilihat
dari
ge'ala nyeri
berkurang b. Klien dapat men'elaskan -aktor penyebab nyeri /. Klien dapat mengetahui intervensi yang dilakukan untuk mengurangi
verbal agar mengetahui tingkat nyeri . Kolaborasi pemebrian analgesi/ sesuai advis dokter dan monitoring respon klien . Ka'i pengetahuan dan perasaan klien mengenali nyerinya . <'ak klien untuk mengka'i -aktor yang dapat memperburuk nyeri 4. Ka'i dampak nyeri terhadap kualitas
32
nyeri (-armaka dan non -armaka) d. Klien melaporkan perubahan
hidup klien (<1) +. ontrol -aktor lingkungan yang dapat
ge'ala nyeri yang terkontrol pada
mempengaruhi ketidaknyamanan klien
tim medis e. Klien mengetahui onset nyeri 2. evel nyeri $) aporan nyeri 2) 1urasi nyeri ) kspresi &a'ah klien
(sepertiC
pen/ahayaan,
kebisingan) 5. <'arkan tekinik
suhu,
dan
non-armakologi
(relakasai, terapi musi/, distraksi, terapi aktivitas, masase) 9. bservasi respon klien setelah dilakukan tindakan pengontrol nyeri
D+agn*sa
#etelah
dilakukan
kepera&atan pera&atan
tindakan
selama eliminasi
urin
(!$)
proses $ klien
emantau
eliminasi
urine
termasuk -rekuensi, konsistensi,
optimal kembali
bau, volume, dan &arna, yang
Kriteria hasilC 2
sesuai 3antau adanya tanda dan ge'ala
retensi urin 3erhatikan &aktu eliminasi urine
terakhir
men/atat output urin 1orong klien untuk berkemih
Urinary Elimination (!") liminasi urin optimal dilihat dari indikator C $ 3ola berkemih 2 :umlah urin %arna urin 8ntake urin Ke'ernihan urin 6 !au urin
tiap 2* 'am dan bila tiba*tiba 4
dirasakan Ru'uk ke dokter 'ika tanda*tanda dan ge'ala in-eksi saluran kemih ter'adi
D+agn*sa )et+;akse+m:angn nutr+s+ kurang ;ar+ ke:utuhan tu:uh 8####29 :erhu:ungan ;engan mual muntah ak+:at ;ar+ en+ngkatan asam N0 N& #etelah dilakukan tindakan kepera&atan %utrition #anagement (&&)
33
selama @2 'am nutrisi klien terpenuhi ,
$
engka'i nutrisi pasien dan kemampuan
2
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi engka'i adanya alergi atau intoleransi
makanan engkolaborasi dengan ahli gizi untuk
dengan kriteria hasil C %utritional status (&') a b / d e -
8ntake nutrisi 8ntake makanan 8ntake /airan nergi 8A Hidrasi
menentukan 'umlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien eningkatkan lingkungan yang nyaman
saat pasien makan elakukan atau membantu pasien dalam
pera&atan mulut sebelum makan 4 enga'arkan pasien bagaimana membuat +
/atatan makanan harian emonitor 'umlah nutrisi dan kandungan
5
kalori 1orong
keluarga
untuk
memba&a
makanan -avorit pasien sementara di 9 rumah sakit atau -asilitas pera&atan $0 emonitor !! pasien 11 emberikan in-ormasi tentang kebutuhan nutrisi
D+agn*sa
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, integritas kulit teratasi dengan Kriteria hasil C issue integrity skin and mocus membrane ($$0$) $.
8ntegritas kulit
2.
esi pada kulit
.
lastisitas
$
enghindari ter'adinya tekanan pada
2
kulit yang le/et !erganti posisi min. setiap 2 'am 3antau kulit pada daerah yang mengalami
kemerahan atau kerusakan emantau status gizi pasien
Perineal *are (&+!) $. en'aga kebersihan 2. en'aga agar perineum kering . !ersihkan perineum se/ara menyeluruh dan berkala . Kolaborasi pemberian
obat
34
(sepertiC
antibakteri dan anti'amur) D+agn*sa em:e;ahan N0 Au'uan C setelah
es+k*
&n%eks+
dilakukan
8####49
;engan
t+n;akan
N& tindakan Infection protection (!')
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, diharapkan
$. emonitor tanda dan ge'ala in-eksi dari
in-eksi terkontrol dengan /riteria hasil C isk *ontrol ($902) $. 2. . .
:erhu:ungan
8denti-ikasi -a/tor resiko in-eksi emberitahu -aktor resiko in-eksi en'aga kebersihan lingkungan elakukan strategi kontrol in-eksi
2. . . .
sistemik maupun lo/al onitor kerentanan terhadap in-eksi eningkatkan pemasukan /airan eningkatkan istirahat enga'arkan pasien dan keluarga tentang tanda dan ge'ala in-eksi serta bila ter'adi tanda dan ge'ala tersebut
segera melaporkan ketenaga kesehatan 4. enga'arkan pasien dan keluarga untuk men/egah in-eksi D+agn*sa Ans+etas 8##1469 :erhu:ungan ;engan k*n;+s+ en7ak+t N0 N& Au'uan C setelah dilakukan tindakan .n/iety eduction (520)
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, klien tidak $. Ka'i tingkat ke/emasan klien 2. =unakan pendekatan yang tenang dan menun'ukkan ke/emasan dengan /riteria meyakinkan hasil C . :aga peralatan pera&atan 'auh dari .n/iety 0elf-*ontrol ($02) pandangan $. ontrol respon ansietas . engan'urkan keluarga untuk tetap 2. =unakan teknik relaksasi untuk berada bersama klien mengurangi ansietas ob'ek yang dapat 5. enyediakan . onitor intensitas dari ansietas memberikan kenyamanan pada klien . Kurangi stimulus yang menyebabkan ansietas D+agn*sa )urang engetahuan 8##1269 :erhu:ungan ;engan kurang +n%*rmas+ N0 N& Au'uan C setelah dilakukan tindakan eaching 1isease Process (!2)
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, klien
$. #ediakan in-ormasi
mengetahui tentang penyakitnya dengan
tentang keadaannya 2. 8denti-ikasi dan 'elaskan perubahan -isik
kriteria hasil C
kepada
35
keluarga
3nowlegde acute illness management ( &4'') $. Klien
mengetahui
penyebab
dan
pemi/u penyakitnya 2. Klien mengetahui tanda dan ge'ala penyakitnya . Klien mengetahui ge'ala dan tanda komplikasi . Klien mengetahui pilihan terapi untuk penyakitnya
yang dialami klien kepada keluarga . :elaskan tentang tanda dan ge'ala penyakit klien . 8denti-ikasi penyebab yang mungkin melatar belakangi timbulnya penyakit . 1iskusikan tentang pilihan terapi yang memungkinkan terapi tersebut 4. 1eskripsikan
berikutrasional
komplikasi*komplikasi
yang dapattimbul.
3.1.5 Ealuas+ $ ?yeri berkurang dibuktikan denganC a Klien melaporkan nyeri berkurang b Aidak ada ekspresi nyeri 2 liminasi optimal dibuktikan denganC a 3ola eliminasi normal b %arna, bau, 'umlah, ke'ernihan normal ?utrisi klien seimbang dengan kebutuhan tubuh dibuktikan denganC a ?a-su makan meningkat b !! dalam rentang normal / Aidak ada mual muntah 8ntergritas kulit kembali normal dibuktikan denganC a Aidak ada lesi pada kulit b Aidak ada kemerahan 3asien terhindar dari resiko in-eksi dibuktikan denganC demam
4
+
dari
menurun
3.2 Asuhan )eeraatan )asus (tu;7 ase An. 0 tahun diba&a ke R#7< pukul $5.00 %8! oleh keluarganya
dengan keluhan tidak dapat berkemih dengan puas tetapi ada keinginan untuk berkemih. An. mengeluh nyeri pada area #uprapubis dengan skala nyeri +, ada rembesan ken/ing yang tidak terkendali. 3ada pemeriksaan -isik An. diperoleh AAE C A1C $0G50mmHg, #uhu C 4, o, ?C 95@Gmenit, RRC
36
22@Gmenit. #aat pemeriksaan -isik ditemukan adanya distensi kandung kemih, nyeri saat ditekan dan redup saat diperkusi. Klien mengatakan gatal dan risih pada area perineal karena rembesan urin. Klien mengaku pernah dira&at 1i R#7< karena !atu 7retra. 1iagnosa medis C Retensi 7rin 3.2.1 Pengkaj+an a.
C adura G 8ndonesia C Kristen C #< C %iras&asta C !angkalan , adura C $9
2. Keluhan utama Klien tidak dapat berkemih dengan puas tetapi ada keinginan untuk berkemih , nyeri pada area suprapubis den-an skala +, dan gatal pada daerah perineal nya 3 N #akitnya akibat adanya distensi kandung kemih yang berlebihan O N #aat aktivitas yang berlebih R N ?yeri terdapat pada bagian suprapubis # N ?yeri yang dirasakan + (skala nyeri $*$0) A N 3ada kasus ini nyeri lebih sering dirasakan pada saat pagi hari. . Ri&ayat kesehatan klien $
Ri&ayat kesehatan masa lalu. Klien memiliki ri&ayat penyakit !atu 7retra
2
Ri&ayat penyakit sekarang Klien diba&a ke R#7< pada tanggal $9
Ri&ayat kesehatan keluarga Aidak ada keluargaklien yang menderita penyakit seperti yang dikeluhkan pasien. Ri&ayat obat*obatan CKlien mengkonsumsi obat anti nyeri yang
biasa di beli di &arung. Ri&ayat penyalah gunaan obat*obatan dan alkohol. Klien biasanya mengkonsumsi obat anti nyeri yang di beli di &arung. Klien tidak mengkonsumsi alkohol.
37
4 +
Ri&ayat merokok C Klien tidak pernah merokok 3ola persepsi dan tata laksana hidup sehat C Klien tidak pernah menahan untuk berkemihG!
b. 3emeriksaan -isik $. Keadaan umumC kesadaran /ompos mentis, sesekali meringis menahan nyeri 2. Aanda*tanda vitalC A1C $0G50 mmHg, ?C 95@G menit, #C 4. 0 dan RRC 22 @G menit . 3emeriksaan -isik (head to toe)C 3ada &a'ah G muka C tampak pu/at, kon'ungtiva anemis 3ada kulit C akral hangat 3ada perut C ada distensi abdomen (area suprapubis) 3ada alat genitalia C pada daerah genitalia lembab karena ada rembesan urin yang tidak terkontrol, dan gatal pada area perineal. . 3emeriksaan Revie& o- #ystem * !$ (!reath) C RRC 22@Gmenit, tidak sesak na-as, RA P2 *
detik !2 (!lood)
*
kon'ungtiva normal. ! (!rain) C kesadaran /ompos mentis, =# 4, nyeri
C A1C $0G50
mmHg, ?C 95@Gmenit,
skala + pada bagian suprapubis seperti ditekan dan bersi-at *
menetap. Klien tampak gelisah. ! (!ladder) C 1istensi pada kandung kemih, nyeri tekan pada daerah suprapubik $ 8nspeksi 1aerah perineal tampak lembab dan kemerahan, tidak 2
* *
ditemukan ben'olan. 3alpasi 1itemukan adanya distensi kandung kemih dan nyeri tekan
pada daerah suprapubis. 3erkusi Aerdengar suara redup pada daerah kandung kemih.
c. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan laboratorium a Hb klien 7,4 g!l. "lien mengalami anemia. 38
#ilai normaln$a 13,0 % 16,0 g!l b &'# klien( 14,2 mg!l !an kreatinin klien( 76,3 '). "onsentrasi &'# normal besarn$a antara 5*25 mg!l, se!angkan konsentrasi kreatinin +lasma besarn$a 70 % 160 '). c lbumin !alam !ara- +asien !i!a+at 3 mg!l. #ilai normaln$a( 3*5 mg!l ! "a!ar #a klien( 138 mmol).. #ilai normaln$a 135 % 145 mmol) e "a!ar " klien( 4.0 mmol) #ilai normaln$a 3,5 % 5,0 mmol). 2. Pemeriksaan a!iologi Pa!a
+emeriksaan
'ro/ometri
!i!a+atkan
-asil
resi!u urin sebesar 350m), normaln$a 200m). "lien mengalami retensi urin. 3.2.2
Anal+sa Data
N
Data
Et+*l*g+
$)
*
$ 1#C .
Retensi urin
3asien mengeluhkan tidak bisa !
*
berkurang
n eliminasi urin
bladder
1C * 1istensi kandung kemih * 7ro-lo&metriC urine residu 0ml 6rekuensi
perubahan sekunder
=anggua
berkemih (hanya
ada
rembesan)
tot dinding bladder menurun 7rin tertahan 3eningkatan residu urin
=angguan eliminasi
.
2 1# C Klien mngeluhkan nyeri pada daerah suprapubis. 1C * ekspresi &a'ah
urin Retensi urin akut !ladder terasa penuh
klien
?yeri
Aidak ada haluaran urin
39
tampak meringis menhan nyeri. 3engka'ian nyeri 3 N #akitnya
*
1istensi kandung kemih berlebihan akibat enekan reseptor
adanya distensi kandung
nyeri
kemih yang berlebihan O N #aat aktivitas yang
erangsang syara-
berlebih R N ?yeri terdapat pada
a-eren
bagian suprapubis # N ?yeri yang dirasakan
8mpuls sampai ke korteks serebri
+ (skala nyeri $*$0) A N 3ada kasus ini nyeri lebih
sering
Ahalamus
dirasakan ?yeri
pada saat pagi hari. 1#C .
Retensi urin kronis
Klien mengeluh risih dan gatal
n
1istensi urin
pada sekitar perineal
*
8ntegritas
Kulit 3engosongan kandung
1C *
=anggua
Kulit disekitar perineal
kemih
terlihat kemerahan dan
3eningkatakan
lembab Aerdapat bekas garukan
tekanan dalam lumen dan tekanan dindong E7
di sekitar perineal 7rin
meman/ar
berulang*ulang dalam 'umlah sedikit 7rin menetas keluar dalam
'umlah
sedikit
(merembes)
perineum
lembab dan gatal =angguan
integritas
kulit
40
1# C
Retensi 7rin akut
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
*
penyakit
3engetahuan
ini
sebelumnya
Klien
tidak
men'a&ab *
Klien belum pernah menderita
1 C
Kurang
dapat Kurang 8n-ormasi
pertanyaan
terkait penyakitnya. Klien tidak tahu apa yang harus
dilakukan
Kurang pengetahuan
terkait
penyakitnya 3.2.3 D+agn*sa )eeraatan $) ?yeri
kemih ) =angguan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan pada area perineal ) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in-ormasi tentang penyakitnya
3.2.4 &nterens+ )eeraatan D+agn*sa N7er+ akut 8##1329 :erhu:ungan ;engan ;+stens+ kan;ung kem+h :erle:+han N0 Au'uanC
N& Pain management ($00)
#etelah dilakukan per&atan $@2 'am klien
$0. Ka'i nyeri se/ara komprehensi- meliputi
melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
lokasi,
Kriteria hasilC
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Pain control ($40)
terkontrol
indi/atorC -. Klien
yang
menuliskan
dilihat ge'ala
dari nyeri
berkurang g. Klien dapat men'elaskan -aktor penyebab nyeri
-rekuensi,
dan -aktor presipitasi $$. observasi ekspresi klien se/ara non
Pain level (2$02) . ?yeri
karakteristik,onset,
verbal agar mengetahui tingkat nyeri $2. Kolaborasi pemebrian analgesi/ sesuai advis dokter dan monitoring respon klien $. Ka'i pengetahuan dan perasaan klien mengenali nyerinya
41
h. Klien dapat mengetahui intervensi
$. <'ak klien untuk mengka'i -aktor yang
yang dilakukan untuk mengurangi
dapat memperburuk nyeri $. Ka'i dampak nyeri terhadap kualitas
i.
nyeri (-armaka dan non -armaka) Klien melaporkan perubahan ge'ala nyeri yang terkontrol pada
hidup klien (<1) $4. ontrol -aktor lingkungan yang dapat mempengaruhi ketidaknyamanan klien
tim medis '. Klien mengetahui onset nyeri . evel nyeri ) aporan nyeri ) 1urasi nyeri 4) kspresi &a'ah klien
(sepertiC
pen/ahayaan,
kebisingan) $+. <'arkan tekinik
suhu,
dan
non-armakologi
(relakasai, terapi musi/, distraksi, terapi aktivitas, masase) $5. bservasi respon klien setelah dilakukan tindakan pengontrol nyeri
D+agn*sa
#etelah
dilakukan
kepera&atan pera&atan
tindakan
selama eliminasi
urin
proses $. emantau klien
optimal kembali Kriteria hasilC Urinary Elimination (!") liminasi urin optimal dilihat dari indikator C $. 3ola berkemih 2. :umlah urin . %arna urin . 8ntake urin . Ke'ernihan urin 6. !au urin
(!$) eliminasi
urine
termasuk -rekuensi, konsistensi, bau, volume, dan &arna, yang sesuai 2. 3antau adanya tanda dan ge'ala retensi urin . 3erhatikan &aktu eliminasi urine terakhir .
42
D+agn*sa
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, integritas kulit teratasi dengan Kriteria hasil C issue integrity skin and mocus membrane ($$0$) .
8ntegritas kulit
.
esi pada kulit
4.
lastisitas
enghindari ter'adinya tekanan pada
4 +
kulit yang le/et !erganti posisi min. setiap 2 'am 3antau kulit pada daerah yang mengalami
5
kemerahan atau kerusakan emantau status gizi pasien
Perineal *are (&+!) . en'aga kebersihan 4. en'aga agar perineum kering +. !ersihkan perineum se/ara menyeluruh dan berkala 5. Kolaborasi pemberian
obat
(sepertiC
antibakteri dan anti'amur) D+agn*sa )urang engetahuan 8##1269 :erhu:ungan ;engan kurang +n%*rmas+ N0 N& Au'uan C setelah dilakukan tindakan eaching 1isease Process (!2)
kepera&atan selama 2 @ 2 'am, klien
+. #ediakan in-ormasi
mengetahui tentang penyakitnya dengan
tentang keadaannya 5. 8denti-ikasi dan 'elaskan perubahan -isik
kriteria hasil C 3nowlegde acute illness management ( &4'') . Klien
mengetahui
penyebab
dan
pemi/u penyakitnya 4. Klien mengetahui tanda dan ge'ala penyakitnya +. Klien mengetahui ge'ala dan tanda komplikasi 5. Klien mengetahui pilihan terapi untuk penyakitnya
kepada
keluarga
yang dialami klien kepada keluarga 9. :elaskan tentang tanda dan ge'ala penyakit klien $0. 8denti-ikasi penyebab yang mungkin melatar belakangi timbulnya penyakit $$. 1iskusikan tentang pilihan terapi yang memungkinkan terapi tersebut $2. 1eskripsikan
berikutrasional
dari
komplikasi*komplikasi
yang dapattimbul.
3.2.5 Ealuas+ $ ?yeri berkurang dibuktikan denganC a Klien melaporkan nyeri berkurang b Aidak ada ekspresi nyeri
43
2
liminasi optimal dibuktikan denganC a 3ola eliminasi normal b %arna, bau, 'umlah, ke'ernihan normal 8ntergritas kulit kembali normal dibuktikan denganC a Aidak ada lesi pada kulit b Aidak ada kemerahan 3asien mengetahui kondisi pennyakitnya dibuktikan denganC e. Klien mengetahui penyebab dan pemi/u penyakitnya -. Klien mengetahui tanda dan ge'ala penyakitnya g. Klien mengetahui ge'ala dan tanda komplikasi h. Klien mengetahui pilihan terapi untuk penyakitnya
BAB 4 PENUTUP
44
4.1 )es+mulan Retensi urin merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih
akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria atau merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap (Kozier, 2009). !eberapa penyebab retensi urine antara lain kelemahan otot detrusorC kelainan medula spinalis, kelainan sara- peri-er> hambatan obstruksi uretraC gumpalan darah, sklerosis leher buli*buli, hiperplasi prostat, karsinoma prostat, striktur uretra, batu uretra, tumor uretra, klep uretra, /edera uretra, -imosis, para-imosis, stenosis meatus uretra> inkoordinasi antara detrusor I uretraC /edera kauda ekuina (3ur&ono, 20$$) Aanda dan ge'ala dari retensi urin antara lain (a) retensi akutC ditandai dengan nyeri, sensasi kandung kemih yang penuh dan distensi kandung kemih ringan, (b) retensi kronis ditandai dengan ge'ala*ge'ala iritasi kandung kemih (-rekuesi, disuria, volume sedikit), atau tanpa nyeri, distensi nyata, inkontinensia urin (sering berhubungan dengan 8#K sekunder), (/) retensi neurogenikC penyebab dari neuron motorik atas (upper motor neuron, 7?) menyebabkan retensi kronis dan inkontinensia re-leks> penyebab dari neuron motorik ba&ah (lower motor neuron, ?) menyebabkan retensi urin dengan inkontinensia overflow)5 1engan adanya tanda klinis diatas, pera&at diharapkan dapat memberikan asuhan kepera&atan yang holistik dan pro-esional, untuk memberikan pelayanaan kesehatan yang e-isien dan komprehensi- dengan mengetahui pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada retensi urin. 1iharapkan dengan mengetahui, hal tersebut 3era&at dapat mendiagnosa kepera&atan dan memberikan intervensi kepera&atan yang sesuai dengan kode etik kepera&atan dan dapat melakukan tindakan kolaborati- terhadap tenaga medis dalam satu visi dan misi kesehatan yaitu mense'ahterakan masyarakat 8ndonesia yang sehat dan men'adi lebih baik.
4.2 (aran
#ebagai seorang pera&at yang memiliki dasar keilmuan diharapkan setiap melaksanakan asuhan kepera&atan senantiasa berpegang pada konsep
45
yang sudah diberikan pada perkuliahan sehingga penatalaksanaan klien dengan retensi urin dapat terlaksana dengan tepat dan benar.
DA-TA PU(TA)A
!la/k, : " Ha&ks, :H. 2009. #edical 0urgical %ursing *linical #anagement for Positive 6utcomes5 +th Edition. #t. ouis I issouri C #aunders lsevier 8n/. *orwin, lizabeth :. (2&). 7ands 8ook of Pathophysiologi. :akarta C =
46