PRAKTIK KLINIK III “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN PASIEN DENGAN PENYAKIT PENYAKIT OTITIS OTI TIS MEDIA AKUT”
OLEH : PUTU EPRILIANI NIM: P07120214010
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR DIV KEPERAWATAN TK.III / SEMESTER V JURUSAN KEPERAWATAN 201
PRAKTIK KLINIK III “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT OTITIS MEDIA AKUT”
A. KONSEP KONSEP DASAR DASAR OTITIS OTITIS MEDIA MEDIA AKUT AKUT 1. D!"#$#%#
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius tuba Eustachius,, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media adhesiva (Djaafar, 2!". Otit Otitis is medi mediaa akut akut (OM# (OM#"" adal adalah ah pera perada dang ngan an telin telinga ga teng tengah ah dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat $epat dan singkat. %ejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi se$ara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. timpani. &ada pemeriksaan pemeriksaan otoskopik otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah tengah ('u$hm ('u$hman, an, 2". 2". )erjad erjadiny inyaa efusi efusi telinga telinga tengah tengah atau inflam inflamasi asi telinga telinga tengah tengah ditand ditandai ai dengan dengan memben membengka gkak k pada pada memb membra ran n timp timpan anii atau atau bulging , mobi mobili lita tass yang yang terha terhad d pada pada membran timpani, terdapat $airan di belakang membran timpani, dan otore (*ers$hner, 2!".
2. E' E'(' (')# )#/P /P!$ !$*! *!+, +,+ +
+. 'akteri 'akt 'akter erii piog piogen enik ik meru merupa paka kan n peny penyeb ebab ab OM# OM# yang yang terse terserin ring. g. Menurut Menurut penelitian, penelitian, -! kasus OM# dapat ditentukan ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri terhadap kultur $airan
atau efusi telinga tengah. *asus lain tergolong sebagai non patogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. )iga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (/", diikuti oleh Haemophilus influenzae (2-" dan Moraxella catarhalis ( ++". *ira-kira kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti
Streptococcus
Staphylococcus
pyogenes
aureus,
dan
(group
A
organisme
beta-hemolytic), gram
negatif.
Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang menjalani ra0at inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak balita. 1enis mikroorganisme yang dijumpai pada orang de0asa juga sama dengan yang dijumpai pada anak-anak (*ers$hner, 2!".
2. irus irus juga merupakan penyebab OM#. irus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan dengan bakteri patogenik yang lain. irus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory syncytial virus (3S", influenza virus, atau adenovirus (sebanyak -/". *ira-kira +-+ dijumpai parainfluenza virus rhinovirus atau enterovirus. irus akan memba0a dampak buruk terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya (*ers$hner, 2!". Dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (&43" dan virus specific enzyme-lin!ed immunoabsorbent assay (567S#", virus-virus dapat diisolasi dari $airan telinga tengah pada anak yang menderita OM# pada ! kasus ('u$hman, 2". Menurut 'luestone (2+" dalam *lein (28", distribusi
mikroorganisme yang diisolasi dari $airan telinga tengah, dari 29! orang pasien OM# di "ittsburgh #titis Media $esearch %enter , pada tahun +89 sampai dengan +898 adalah seperti berikut: %ambar 2.. Distribusi mikroorganisme yang diisolasi dari $airan telinga tengah pasien OM#.
Otitis Media #kut sering terjadi akibat infeksi bakteri, biasanya Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae atau Staphylococcus aureus. Otitis media akut juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus. 7maturitas system imun atau penyakit refluks gastroesofagus pada anak ke$il juga dapat menjadi penyebabnya. Otitis media akut terjadi ketika tuba eusta$hius yang se$ara normal mengalirkan sekresi telinga tengah ke tenggorokan menjadi tersubat atau penuh sehingga menyebabkan penimbunan sekresi telingan tengahdan $airan. *etika tuba eusta$hius terbuka kembali, tekanan di telinga yang mengalami kongesti tersebut dapat menarik sekresi hidung yang terkontaminasi melalui tuba eusta$hius untuk masuk ke telinga tengah sehingga terjadi infeksi. (4or0in, 28:9/"
-. P''$ M,%,(, ,$ P,&'"#%#'(')#
&athogenesis OM# pada sebagian besar anak-anak dimulai oleh infeksi saluran pernapasan atas (7S" atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius. )uba Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga tengah. 'ila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba Eustachius. Mukosa telinga tengah bergantung pada tuba Eustachius untuk mengatur proses ventilasi yang berkelanjutan dari nasofaring. 1ika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktivasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi $airan ke dalam telinga tengah. 7ni merupakan faktor pen$etus terjadinya OM# dan otitis media dengan efusi. 'ila tuba Eustachius
tersumbat,
drainase
telinga
tengah
terganggu,
mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga tengah, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen pada sekret. #kibat dari infeksi virus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediatormediator inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba Eustachius. irus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adhesi bakteri, sehingga menganggu pertahanan imum pasien terhadap infeksi bakteri. 1ika sekret dan pus bertambah banyak dari proses inflamasi lokal, perndengaran dapat terganggu karena membran timpani dan tulang-tulang pendengaran tidak dapat bergerak bebas terhadap getaran. #kumulasi $airan yang terlalu banyak akhirnya dapat merobek membran timpani akibat tekanannya yang meninggi (*ers$hner, 2!". Obstruksi tuba Eustachius dapat terjadi se$ara intraluminal dan ekstraluminal. ;aktor intraluminal adalah seperti akibat 7S, dimana proses inflamasi terjadi, lalu timbul edema pada mukosa tuba serta akumulasi sekret di telinga tengah. Selain itu, sebagian
besar pasien dengan otitis media dihubungkan dengan ri0ayat fungsi abnormal dari tuba Eustachius, sehingga mekanisme pembukaan tuba terganggu. ;aktor ekstraluminal seperti tumor, dan hipertrofi adenoid (*ers$hner, 2!".
4. G!,(, K(#$#% %ejala otitis media bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa
sangat ringan dan sementara atau sangat berat. *eadaan ini biasanya unilateral pada orang de0asa, dan mungkin terdapat otalgia.
nyeri telinga
•
keluarnya $airan dari telinga
•
berkurangnya pendengaran
•
demam
•
sulit makan
•
mual dan muntah
•
ri0ayat menarik-narik daun telinga pada bayi
Selain itu, keadaan ini biasanya unilateral pada orang de0asa, yaitu •
Otorrhea, bila terjadi ruptur membran timpani
•
*eluhan nyeri telinga (otalgia"
•
Demam
•
#noreksia
•
6imfadenopati servikal anterior
•
Otitis media serosa
•
&asien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba 5usta$hius berusaha membuka.
•
Membran timpani merah, atau tampak kusam (0arna kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik" sering menggelembung tanpa tonjolan tulang (dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah", dan tidak bergerak pada otoskopi pneumatik (pemberian tekanan positif atau negatif pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop", dan dapat mengalami perforasi. &erbandingan gambaran klinis : otitis eksterna akut dan otitis media akut
G,+,,$
O%
Otorea
A3& Mungkin
E3&!$,
ada
mungkin tidak Otalgia
&ersisten, samapai membangunkan
O% !#, ,3&
#da
bila
membrana
timpani berlubang > $airan banyak keluar ?ilang ketika membrana timpani ruptur
penderita
dimalam hari #da pada palpasi aurikula
'iasanya tidak ada
%ejala sistemik
)ak ada
Demam, infeksi saluran napas atas, rinitis
5dema
kanalis
#da
)ak ada
)ampak normal
5ritema,
auditorius eksternus Membrana timpani
menggelembung, dapat *ehilangan
)ipe konduktif
mengalami
perforasi )ipe konduktif
pendengaran 5. K(,%#"#3,%#
Otitis media dapat dibagi menjadi / yaitu : +. Otitis media supuratif a. Otitis media supuratif akut atau otitis media akut b.Otitis media supuratif kronik 2. Otitis media non supuratif atau otitis media serosa a.Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis" b.Otitis media serosa kronik (glue ear" . Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa /. Otitis media adhesiva Sedangkan untuk stadium otitis media akut ada stadium diantaranya adalah: a.
Stadium Oklusi )uba 5usta$hius )erdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. *adang ber0arna normal atau keruh pu$at. 5fusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
b.
Stadium ?iperemis (&resupurasi" )ampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis dan edema. Sekret
yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat. $.
Stadium Supurasi Membran timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan han$urnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani.
d.
Stadium &erforasi *arena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar.
e.
Stadium 3esolusi 'ila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. 'ila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. 'ila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.
G. P!!#3%,,$ D#,)$'%
+. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak tembus $ahaya dengan kerusakan mobilitas. 2. *ultur $airan melalui mambran timpani yang pe$ah untuk mengetahui organisme penyebab. . )impanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani H. P!$,&,(,3%,$,,$ M!#% )erapi OM# tergantung pada stadiumnya. &engobatan pada
stadium a0al ditujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. +" &ada %&,# '3(%#, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eusta$hius. Diberikan obat tetes hidung ?4l efedrin
, dalam larutan fisiologik untuk anak @+2 thn dan ?4l efedrin + dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur A+2 thn atau de0asa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik. 2" &ada %&,# 6!%6,%# , diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. 'ila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. #ntibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. 1ika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Bntuk terapi a0al diberikan penisilin 7M agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. #ntibiotik diberikan minimal selama ! hari. &ada anak diberikan
ampisilin
/C-+ mg=*g'', amoksisilin
/C/
mg=*g''=hari, atau eritromisin /C/ mg=kg''=hari. " &engobatan %&,# %6,%# selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang. /" &ada %&,# 6!"',%# , diberikan obat $u$i telinga ?2O2 selama - hari serta antibiotik yang adekuat sampai minggu. 'iasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam !-+ hari. " S&,# !%'(%# biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. &ada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis. I. K'6(#3,%# Menurut 1effrey &. ?arris dan David ?. Darro0 membagi komplikasi ini menjadi dua yaitu : #. *omplikasi intrakranial meliputi: +. Meningitis Meningitis dapat terjadi disetiap saat dalam perjalanan komplikasi infeksi telinga. 1alan penyebaran yang biasa terjadi yaitu melalui penyebaran langsung, jarang melalui tromboflebitis. &ada 0aktu kuman menyerang biasanya streptokokkus, pneumokokkus, atau
stafilokokkus atau kuman yang lebih jarang ?. 7nfluena, koliform, atau piokokus, menginvasi ruang sub ara$hnoid, pia-ara$hnoid bereaksi
dengan mengadakan eksudasi
$airan
serosa
yang
menyebabkan peningkatan ringan tekanan $airan spinal. 2. #bses subdural #bses subdural merupakan stadium supurasi dari pekimeningitis interna. Sekarang sudah jarang ditemukan. 'ila terjadi harus dianggap keadaan ga0at darurat bedah saraf, karena harus mendapatkan pembedahan segera untuk men$egah kematian. . #bses ekstradural #bses ekstradural ialah terkumpulnya nanah diantara durameter dan tulang yang menutupi rongga mastoid atau telinga tengah. #bses ekstradural jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan meningitis, trombosis sinus sigmoid dan abses otak (lobus temporal atau serebelar, tergantung pada sisi yang terkena. /. )rombosis sinus lateralis Sejalan dengan progresifitas infeksi, trombus mengalami perlusan retrograd kedaerah vena jugular, melintasi sinus petrosus hingga ke daerah sinus $avernosus. *omplikasi ini sering ditemukan pada aman pra-antibiotik, tetapi kini sudah jarang terjadi. . #bses otak Sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis, abses otak dapat timbul di serebellum di fossa kranii posterior, atau pada lobus temporal di fossa kranii media. #bses otak biasanya terbentuk sebagai perluasan langsung infeksi telinga atau tromboflebitis. . ?idrosefalus otitis *elainan ini berupa peningkatan tekanan intrakranial dengan temuan $airan serebrospinal yang normal. &ada pemeriksaan terdapat edema papil. *eadaan ini dapat menyertai otitis media akut atau kronis.
'. *omplikasi intratemporal meliputi : +. ;a$ial paralisis 2. 6abirintitis . #bses Subperiosteal
A. KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
MENGALAMI KATARAK 1. P!$)3,#,$ a. &engumpulan Data +" 7dentitas &asien :
PADA
pasien, umur,
PASIEN
YANG
suku=bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat 2" 3i0ayat &enyakit Sekarang : 3i0ayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga " 3i0ayat &enyakit Dahulu : 3i0ayat infeksi saluran atas yang berulang,
ri0ayat
alergi,
ri0ayat
OM#
berkurang,
ri0ayat
penggunaan obat( sterptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin ", ri0ayat operasi /" 3i0ayat penyakit keluarga : #pakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab dimungkinkan OM* berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor geneti$ b. &engkajian &ersistem +" Suhu meningkat, keluarnya otore 2"
+"
nyeri,
hilangnya
fungsi,
kemungkinan
penurunan
pendengaran lebih besar setelah operasi. d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan informasi mengenai penyakitnya e. %angguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terka it penyakit
-. R!$8,$, K!6!,,&,$ N'.
D#,)$'%,
K!6!,,&,$ +
berhubungan
dengan
trauma,
respon
T,$ 9NO; P,#$ '$&'( '"'&
(!
I$&!
+. 6akukan pengkajian nyeri se$ara komprehensif termasuk lokasi,
bakteri atau jamur.
kepera0atan selama +
karakteristik, durasi,
C
frekuensi, kualitas dan
+
menit,
klien
mengungkapkan nyeri berkurang
dengan
faktor presipitasi 2. Observasi reaksi
non
verbal
kriteria hasil : +. Mengenali
gejala-
gejala nyeri 2. Menyatakan
nyeri
sudah terkontrol . Mampu melaporkan
dari
ketidaknyamanan . %unakan komunikasi
teknik
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri pasien dengan /. 'antu pasien dan keluarga
kepuasan
tingkatan mandiri /. Mampu mengekspresikan kepuasan
dengan
kontrol nyeri
untuk
men$ari
dan
menemukan dukungan . *ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu
ruangan,
pen$ahayaan
dan
kebisingan . *urangi faktor presipitasi !. &ilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal" 9. *aji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi 8. #jarkan tentang
teknik
non farmakologi +. 'erikan analgetik untuk mengurangi nyeri ++. 5valuasi keefektifan
2
%angguan perseps
kontrol nyeri +2. )ingkatkan istirahat K'6!$%,% '$#8, #
'$
i
T#$)3,
E$,$8!!$&
sensori
L,3
:
penden
P!$!$
D!"#8#&
garan
),,$
H!,#$)
+. 'ersihkan
serumen
berhubSetelah dilakukan tindakan
dengan irigasi, suntion,
ungan
kepera0atan selama +
spoeling
dengan
C + menit, gangguan
instrumentasi 2. *urangi
obstruk persepsi
sensori
si,
pendengaran
teratasi
infeksi
dengan kriteria hasil :
di
+. &asien bisa
telinga tengah atau kerusak an
di
mendengar dengan baik 2. )elinga bersih . &antau gejala kerusakan
syaraf
pendengaran /. &osisi tubuh untuk
penden
menguntungkan
garan
pendengaran . Menghilangkan gangguan . Memperoleh alat bantu pendengaran !. Menggunakan layananan pendukung untuk pendegaran yang
atau kegaduhan
lingkungan. . #jari klien
untuk
menggunakan tanda non verbal
dan
bentuk
komunikasi lainnya. /. *olaborasi dalam pemberian terapi obat . 'eritahu pasien bah0a suara akan terdengar berbeda dengan memakai alat bantu . 1aga kebersihan alat bantu !. Mendengar dengan penuh perhatian 9. Menahan diri dari berteriak pada pasien yang mengalami gangguan komunikasi 8. Dapatkan perhatian pasien melalui sentuhan
lemah A$=#!&* %!(">8'$&'( A$=#!&* R!8'$ #nsietas berhubungan A$=#!&* (!
tindakan anestesi,
nyeri,
hilangnya
fungsi,
kepera0
dan apa yang dirasakan
atan
kemungkinan
selama +
penurunan pendengaran
pasien $. 1elaskan semua prosedur
C lebih
+
menit,
besar setelah operasi
selama prosedur d. )emani pasien
tidak
memberikan
dengan kriteria hasil : -
*lien
mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan
mengenai
menemani anak g. 6akukan ba$k = ne$k rub h. Dengarkan dengan penuh perhatian i. 7dentifikasi j.
mengungkapkan
tehnik
untuk l.
-
mengontol $emas ital sign dalam
-
batas normal &ostur tubuh, ekspresi
0ajah,
bahasa tubuh dan aktivitas
menunjukkan berkurangnya ke$emasan +. pasien menunjukkan tidak
mengenal
ke$emasan k. Dorong pasien
menunjukkan
tingkat
ke$emasan 'antu pasien
tingkat
situasi yang menimbulkan
Mengidentifikasi,
dan
diagnosis,
tindakan prognosis f. Dorong keluarga untuk
gejala $emas -
keamanan
dan mengurangi takut e. 'erikan informasi faktual
terjadi infeksi
untuk
$emas,
untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 7nstruksikan pasien menggunakan relaksasi
teknik
terbuka, menunjukan prilaku /.
tidak gelisah Defisiensi K'()! : #%!,%! T!,8#$) : #%!,%! P'8!%% &engeta 6'8!%% K'(!)! : !,(& huan ?!,<#' berhub Setelah dilakukan tindakan ungan kepera0atan selama + dengan C + menit, diharapkan kurang pengetahuan klien nya meningkat dengan pajanan kriteria hasil : informa +. *lien dan keluarga si menyatakan mengen pemahaman tentang ai penyakit, kondisi, penyaki prognosis dan tnya program pengobatan 2. *lien dan keluarga
+. 'erikan penilaian tentang
mampu
yang tepat . 7dentifikasi kemungkinan
melaksanakan prosedur dijelaskan
yang se$ara
benar . *lien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
proses
penyakit yang spesifik 2. 1elaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal
ini
dengan
berhubungan anatomi
dan
dengan
$ara
tanda
dan
fisiologi, yang tepat. . %ambarkan
gejala yang biasa mun$ul pada
penyakit,
dengan
$ara yang tepat /. %ambarkan penyakit,
penyebab,
proses
dengan
dengna
$ara
$ara
yang tepat . Sediakan informasi pada pasien
tentang
kondisi,
dengan $ara yang tepat !. ?indari harapan yang kosong 9. Sediakan
bagi
keluarga
pera0at=tim
informasi
tentang
kesehatan lainnya
kemajuan pasien dengan $ara yang tepat 8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan
untuk
men$egah komplikasi di masa yang akan datang dan
atau
proses
pengontrolan penyakit +. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan ++. Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi mendapatkan
atau se$ond
opinion dengan $ara yang tepat atau diindikasikan +2. 5ksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan $ara yang tepat +. 3ujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan $ara yang tepat +/. 7nstruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi kesehatan,
pera0atan dengan
$ara
yang tepat
%angguan Relaxation control Relaxation Therapy Setelah dilakukan tindakan +. #njurkan klien untuk rasa kepera0atan selama + bernapas dalam ketika nyaman C + menit, gangguan merasa tidak nyaman berhub 2. #njurkan klien untuk rasa nyaman teratasi ungan beristirahat dengan kriteria hasil : Environmental Management : dengan +. *lien tidak Comfort gejala mengeluh lemas +. *aji ketidaknyaman yang terkait 2. *lien tidak dirasakan klien penyaki mengeluh pusing
t
. *lien
dapat 2. 'erikan
meningkatkan #D6
nyaman
posisi
yang
DA@TAR PUSTAKA
'u$hman, 4.#., 6evine, 1.D., 'alkany, ).1., 2. &nfection of the Ear' &n ee *'+' ed' Essential #tolaryngology Head and ,ec! Surgery. 9thed. BS#:M$%ra0?ill 4ompanies, 7n$., /2-++. 4or0in, 51 28, u!u sa!u patofisiologi, edn, 5%4, 1akarta. Djaafar F# .2!. *elainan .elinga .engah u!u A/ar &lmu *esehatan telinga Hidung .enggoro! *epala dan eher : 'alai &enerbit ;*B7: 1akarta. *ers$hner, 1.5., 2!. #titis Media' &n *liegman $'M' ed' ,elson .extboo! of "ediatrics' 01th ed' BS#: Saunders 5lsevier, 22-2/. <#
Denpasar,
Mengetahui 2+ &embimbing
&raktik
Mahasis0a
5priliani
&utu
<7&.
<7M.
&!+22+/+ Mengetahui &embimbing #kademis
<7&.