Konsep manajemen keperawatan Pengertian manajemen Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan Blanchard) Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan suatu kegiatan.(James A. O’Brien)
Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010).
Fungsi fungsi manajemen keperawatan Fungsi – Fungsi Manajemen
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut : a.
Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
1.
Gambaran apa yang akan dicapai
2.
Persiapan pencapaian tujuan
3.
Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4.
Persiapan tindakan – tindakan
5.
Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6.
Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b.
Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c.
Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval. d.
Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. e.
Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan pengawasan (Marquis dan Huston, 2010).
Prinsip prinsip manajemen Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah : a.
Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana. b.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang t elah ditentukan sebelumnya. c.
Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial. d.
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, f ikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan. e.
Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. f.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan. g.
Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
h.
Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif
akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai. i.
Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
Proses managemen 1. Perencanaan kegiatan keperawatan Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi. Pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah : a. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana. b.
Prinsip kesatuan komando Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
c. Prinsip rentang komando Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan. 3. Pengarahan Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk
mencapai
keperawatan.
tujuan
Motivasi
manajemen sering
keperawatan
disertakan
dengan
dan
tujuan
kegiatan
asuhan
orang
lain
mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan. 4. Pengendalian Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000). 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar
penggunaan penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program. Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program. Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) 2004) adalah : a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. b. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. c. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
Bentuk pengorganisasian Pelayanan keperawatan di ruang perawatan
Pengorganisasian ( organizing ) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian. Pelayanan di ruang rawat inap berdasarkan tingkatan manajer keperawatan yang ada, Kepala Ruang adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Kepala Ruang merupakan jabatan yang cukup penting dan strategis, karena secara manajerial kemampuan Kepala Ruang ikut menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan seperti pendapat Gillies (1996 ) menyatakan bahwa seorang kepala perawat/kepala ruangan mempunyai peran otoriter dalam mengarahkan dan mengontrol perilaku semua anggota staf keperawatan di unitnya. Kepala ruangan juga berperan dalam pengkordinasian pelayanan pelayanan langsung terhadap pelayanan dan pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien di ruangan yang dipimpin.
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu : 1. Pembagian kerja. 2. Rantai perintah. 3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. 4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. 5. Tingkatan manajemen. Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramida Piramida,, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan mudah dimengerti. 2. Bentuk Vertikal , hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan. 3. Bentuk Horizontal , aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan. 4. Bentuk Melingkar , menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya
Terlaksananya prosedur yang sudah ditetapkan kepada pasien maka akan memberikan kepuasan bagi pasien. Pelayanan rawat inap merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara komprehensif untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien, dimana unit rawat inap merupakan salah satu revenue center rumah sakit sehingga tingkat kepuasan pelanggan atau pasien bisa dipakai sebagai salah satu indikator mutu pelayanan (Nursalam, 2002).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP)
Pengertian Model Praktik Keperawatan Profesional Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (Struktur, Proses dan nilainilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut ( Murwani & Herlambang, 2012). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, keperawatan, termasuk lingkungan lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan diberikan (Sitorus, 2006). Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kulaitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan (Nursalam, 2011). b. Tujuan Model Praktik P raktik Keperawatan Profesional
a) Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan. b) Memberikan kesempatan kesempatan kepada perawat untuk untuk belajar melaksanakan praktik keperawatan profesional. c) Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan penelitian keperawatan (Murwani & Herlambang, 2012). Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) menutur Nursalam (2011) ada lima metode pemberian asuhan keperawatan keperawatan profesional yang yang sudah ada dan akan terus dikembangkan dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. a) Fungsional (bukan metode MAKP). Metode fungsional dilakukan perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. 15
Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada semua pasien di bangsal. b) MAKP tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. c) MAKP primer. Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Medorong praktik kemandirian perawat, perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi koordinasi asuhan keperawatan keperawatan selama pasien dirawat. d) MAKP kasus. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan ti dak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh 16
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus bia sa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya umumnya dilaksanakan untuk untuk perawat privat/pribadi dalam dalam memberikan asuhan keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive care. e) Modifikasi: MAKP tim-primer. Model MAKP tim dan Primer digunakan di gunakan secara kombinasi dari kedua sistem. 3) Ketenagaan Ketenagaan layanan keperawatan profesional Menurut Sitorus (2006), untuk dapat melakukan praktik keperawatan profesional, profesional, faktor ketenagaan keperawatan harus dipertimbangkan, dipertimbangkan, yang yang meliputi jenis tenaga berdasarkan kemampuan dan jumlah tenaga keperawatan.
Peran kepala ruangan
Clinical care manager
Perawat primer
Perawat associate pada pendekatan model praktik keperawatan profesional (MPKP)