BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan nilainilai yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. MPKP telah dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di Indonesia sebagai suatu upaya manajemen rumah sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan keperawatan 3 profesional yang sistematik. Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode ini sangat menekankan kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penerapan standar asuhan keperawatan. Kemajuan zaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan
perawat
professional
mengatur
pemberian
asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai 2 upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang
profesional
identik
dengan
pelayanan
yang
bermutu,
untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien. 1.2 Tujuan Tujuan yang diharapkan dari penugasan ini adalah : a. Mahasiswa mengerti tentang MAK Team b. Mahasiswa mengerti tentang MAK Manajemen Kasus c. Mahasiswa mengerti tentang MAK Modular
BAB II KONSEP TEORITIS
2.1 Metode Modular Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan ti maupunmetode keperawatan primer (Gillies, 1994). Pengembangan model modular merupakan pengembangan dari primary nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga professional dan non professional. Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat profesional. Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi keperawatan timprimer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners). Dan anggota memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register (Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif. Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator. Tugas dan tanggungjawab kepala perawat : 1.
Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien.
2.
Memberikan motivasi pada staf perawat.
3.
Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan.
Tugas dan tanggung jawab ketua tim moduler : 1.
Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non profesional untuk melaksanakan tindakan perawatan.
2.
Memberikan asuhan keperawatan pasien meliputi: mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil asuhan keperawatan.
3.
Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat patner kerjanya.
4.
Tugas dan tanggung jawab anggota tim :
5.
Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang ditugaskan ketua tim.
Keuntungan : 1.
Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.
2.
Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.
3.
Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan. 4) Meningkatnya kepuasan pasien.
4.
Biaya efektif.
Kerugian :
1.
Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien yang tidak diharapkan.
2.
Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim.
3.
Diperlukan campuran keterampilan yang tepat.
2.1 Alur Pengelolaan Pelayanan Keperawatan Pengelolaan pelayanan keperawatan harus dikendalikan dengan baik sebagai suatu bentuk pelayanan keperawatan yang berkesinambungan yang menunjukkan suatu pola pelayanan yang berkelanjutan dan terus menerus selama 24 jam pelayanan. Pelayanan keperawatan pada umumnya di bagi dalam tiga (3) shift jaga yaitu jaga pagi, sore dan malam yang dilaksanakan secara berkelajutan dan dikendalikan oleh kepala ruang. KegIatan dimulai dengan membaca laporan yang dibuat oleh shift dinas malam oleh perawat pada shift dinas pagi dan melakukan klarifikasi terhadap halhal yang dianggap penting. Selanjutnya melakukan operan pelaksanaan pelayanan / asuhan keperawatan dari perawat shift dinas malam kepada dinas pagi secara langsung dari satu pasien ke pasien lainnya yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah semua dioperkan secara langsung dilanjutkan dengan konferensi awal (pre conference). Tujuannya adalah melakukan pembagian tugas dan membahas kondisi pasien untuk menyusun rencana kegiatan pada kegiatan shift pagi. Setelah pre conference semua anggota tim melakukan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing yaitu sebagai kepala ruang, ketua tim atau perawat pelaksana. Pada pertengahan pelayanan semua anggota bertemu kembali untuk melakukan kegiatan konferensi tengah (middle conference). Tujuan konferensi ini adalah melakukan evaluasi pertengahan untuk membahas masalah atau kesulitan yang ditemui anggota selama pelaksanaan pelayanan untuk tindakan selanjutnya. Kegiatan pada akhir pelayanan adalah konferensi akhir (post conference). Kegiatan ini bertujuan untuk pelaporan dan evaluasi akhir pelayanan pada shift pagi untuk ditindaklanjuti oleh perawat pada shit jaga berikutnya (sore hari). Selanjutnya dilakukan operan sore (dari jaga pagi ke sore) dan seterusnya sebagai kegiatan yang berkesinambungan terus menerus.
MACAM-MACAM METODE PENUGASAN KEPERAWATAN
No.
Metode
Definisi
Kelebihan
Kekurangan
Penugasan 1.
Metode
Yaitu
Fungsional
pengorganisasian
untuk tugas /pekerjaan
keperawatan terpilah-
tugas pelayanan
tertentu.
pilah atau total
keperawatan yang didasarkan kepada
setelah selesai tugas.
pekerjaan yang
berpengalaman untuk
B tugasnya mengukur suhu badan pasien.
non keperawatan.
klien yang ada di unit tersebut.
keseluruhan sulit
sederhana.
dicapai dan sulit diidentifikasi
Memudahkan
kontribusinya terhadap pelayanan. Perawat hanya melihat asuhan
keterampilan tertentu.
keperawatan sebagai keterampilan saja.
Lebih sedikit membutuhkan
dalam pembagian
perawat Tugas-tugas mudah
semua klien serta
dijelaskan dan
menjawab semua
diberikan
praktek untuk
bertanggung jawab
Kepuasan kerja
satu tugas yang
peserta didik yang
lebih untuk semua
pertanyaan tentang
dan melakukan tugas
mengawasi staf atau
dua jenis tugas atau
laporan tentang
meninggalkan klien
kepala ruangan untuk
dapat melakukan
Apabila pekerjaan selesai cenderung
Kekurangan tenaga
yang kurang
sedangkan perawat
tugas dan menerima
diganti dengan tenaga
tugasnya menyuntik
Kepala ruangan
dilakukan.
yang ahli dapat
Contoh : Perawat A
Seorang perawat
keperawatan sulit
kerja bagi perawat
menurut jenis
Pelayanan
sehingga proses
Mudah memperoleh kepuasan
pembagian tugas
dilakukan.
Perawat terampil
Para pekerja lebih
Tidak efektif
Membosankan
Komunikasi minimal
klien.
mudah menyesuaikan tugas
2.
Metode
Yaitu
Alokasi
pengorganisasian
Tugas cepat selesai
Fokus keperawatan
Klien/Kepera pelayanan/asuhan watan Total
keperawatan untuk satu atau beberapa
terutama jika jumlah
kebutuhan klien.
klien banyak sehingga
saat bertugas/jaga selama periode
Pendelegasian
komprehensif.
sebagian selama perawat penanggung
Memotivasi
pulang. Kepala
bersama kien selama
ruangan
bertugas, non
bertanggung jawab
keperawatan dapat
dalam pembagian
dilakukan oleh yang
tugas dan menerima
bukan perawat.
perawatan klien hanya
perawat untuk selalu
tentang pelayanan
sederhana terlewatkan.
keperawatan yang
sampai klien
semua laporan
tugas rutin yang
Memberikan melakukan
orang perawat pada
Beban kerja tinggi
sesuai dengan
kesempatan untuk
klien oleh satu
waktu tertentu atau
jawab klien bertugas.
Mendukung penerapan proses
keperawatan klien.
keperawatan.
Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
3.
Metode Tim
Yaitu
Keperawatan
pengorganisasian
pelayanan
memerlukan waktu
/
pelayanan
keperawatan yang
sehingga pada situasi
Keperawatan
keperawatan oleh
komprehensif dan
sibuk rapat tim
Memfasilitasi
Rapat tim
Kelompok
sekelompok perawat dan sekelompok klien. Kelompok ini
holistik.
terburu-buru sehingga
Memungkinkan
dapat mengakibatkan
pencapaian proses
dipimpin oleh
komunikasi dan
keperawatan
perawat yang berijazah dan
ditiadakan atau
koordinasi antar anggota tim terganggu
Konflik atau
berpengalaman serta
perbedaan pendapat
sehingga kelancaran
memiliki
antar staf daapt
tugas terhambat.
pengetahuan dalam
ditekan melalui rapat
bidangnya
tim, cara
(registered nurse).
ini efektif untuk
Pembagian tugas di
belajar.
dalam kelompok dilakukan oleh
pimpinan kelompok/ketua ketua grup
mampu atau ketua tim.
anggota grup/tim.
tim yang berbeda-
Sebelum tugas dan
beda dengan aman
menerima laporan
dan efektif.
& perawat
menyelesaikan
Produktif karena
tugas apabila
kerjasama,
menjalani kesulitan
komunikasi dan moral
Selanjutnya ketua grup yang
Akontabilitas dalam tim kabur.
Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
Memberikan kepuasan pada pasien
anggota tim dalam
Memungkinkan kemampuan anggota
serta membantu
berlindung kepada
hubungan
dalam mengarahkan
keperawatan klien
selalu tergantung atau anggota tim yang
menyatukan
belum berpengalaman
anggota tim dalam
bertanggung jawab
kemajuan pelayanan
Perawat yang belum terampil dan
Memberi kepuasan
interpersonal
grup. Selain itu
Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah
melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien. 4.
Metode
Yaitu
Keperawatan
pengorganisasian
keperawatan
dilakukan oleh
Primer/Utam
pelayanan/asuhan
profesional dapat
perawat profesional
a (Primary
keperawatan yang
dilakukan atau
Nursing)
dilakukan oleh satu
diterapkan.
orang registered nurse sebagai
perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan
dengan
profesional.
primer/utama libur atau cuti tanggung
kesehatan/kedokteran
Perawat anggota dapat merasa kehilangan
perawat
kewenangan
Memberikan
keperawatan klien
dan keluarga yang
diserahkan pada
menerima asuhan
teman kerjanya
keperawatan
kemajuan teknologi
kepuasan kerja bagi
kepuasan bagi klien
satu tingkat
Perawat harus mampu mengimbangi
Memberikan
jawab dalam asuhan
yang satu level atau
Memungkinkan keperawatan
Apabila perawat
metode lain karena menggunakan perawat
mulai dari masuk
tinggi dibandingkan
yang komprehensif
penerapan proses
rumah sakit.
Biaya relatif lebih
lebih banyak
tanggung jawabnya sampai pulang dari
Hanya dapat
asuhan keperawatan
yang jelas.
24 jam terhadap
Memungkinkan
pertanggungjawaban
keperawatan selama klien yang menjadi
Model praktek
Lebih
Masalah komunikasi
pengalaman dan
mencerminkan
keterampilannya
otonomi
(associate nurse).
Menurunkan dana perawatan
5.
Metode
Yaitu
Modular
pengorganisasian
pelayanan
terutama jika jumlah
pelayanan/asuhan
keperawatan yang
klien banyak
keperawatan yang
komprehensif dan
sehingga tugas rutin
dilakukan oleh
holistik dengan
yang
perawat profesional
pertanggungjawaban
sederhana
dan non profesional
yang jelas.
terlewatkan.
(trampil) untuk sekelompok klien
dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut
Memfasilitasi
Memungkinkan
Beban kerja tinggi
Pendelegasian
pencapaian proses
perawatan klien
keperawatan
hanya sebagian selama perawat
Konflik atau
penanggung
tanggung jawab
perbedaan pendapat
total atau
antar staf daapt
keseluruhan. Untuk
ditekan melalui rapat
metode ini
tim, cara
dilakukan oleh
diperlukan perawat
ini efektif untuk
perawat profesional
yang
belajar.
berpengetahuan, terampil dan
memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3
jawab klien bertugas
Memberi kepuasan
Hanya dapat
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan
anggota tim dalam
metode lain karena
hubungan
lebih banyak
interpersonal
menggunakan perawat profesional.
Memungkinkan
perawat untuk 8-12
menyatukan
orang klien.
kemampuan anggota
mampu mengimbangi
tim yang berbeda-
kemajuan teknologi
Perawat harus
beda dengan aman dan efektif.
kesehatan/kedokteran
Produktif karena
Perawat anggota dapat merasa
kerjasama,
kehilangan
komunikasi dan moral
kewenangan
Model praktek
keperawatan
Masalah komunikasi
profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan
Lebih mencerminkan otonomi
Menurunkan dana perawatan
6.
Metode
Yaitu
Kasus
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana
langsung
melakukan tugas non
Garis pertanggung
Kebutuhan pasien
Moral perawat profesional profesional
jawaban jelas
perawat mampu memberikan asuhan
Sederhana dan
Tidak dapat
keperawatan
cepat terpenuhi
mencakup seluruh aspek keperawatan
yg dibutuhkan. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien secara menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien dengan baik. Dalam metode ini dituntut kualitas serta kuantitas yang tinggi dari perawat, sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU ataupun ICCU.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan
dikerjakan perawat non profesional
Memudahkan perencanaan tugas
Membingungkan
Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, dan model modular. Masing-masing model juga memiliki kelebihan maaupun kekurangannya sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dalam berbagai macam metode. Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu. Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan
asuahan
keperawatan
sesuai
dengan
kebutuhan
objektif
pasien.Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994). 3.2 Saran Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang Jenis metode penugasan dalam ruang rawat dalam manajemen keperawatan diharapkan kita sebagai perawat mampu menerapkan atau mengaplikasikan metode penugasan tersebut secara efektif dalam setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dapat memberikan pelayanan secara optimal terhadap pasien atau klien serta keluarga yang bersangkutan dan menerapkan metode pemberian asuhan keperawatan mempertimbangkan bagaimana struktur organisasi yang ada, serta menelaah metoda yang benar-benar cocok dalam organisasi tersebut sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang memuaskan. Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Semoga bermanfaat. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk bisa lebih baik lagi kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Simamora, Roymond. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC
MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN METODE MODULER Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matah kuliah manajemen sumber daya keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Indramayu
Di susun Oleh : Kusmayani
Fifi Fitriani Nining Cuningsih
PROGRAM STUDI ILMU KEPETRAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) INDRAMAYU INDRAMAYU 2017 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk penulis dan mahasiswa. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Indramayu, Mei 2017 Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II KONSEP TEORITIS 2.1 Metode Moduler 2.2 Alur Pengelolaan
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
Hal i ii 1 1 2 3 3 4
Pelayanan Keperawatan BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
13 13 13 14