BAB I KONSEP MEDIS
I. Definisi
Diabet Diabetes es mellit mellitus us adalah adalah gangguan gangguan metabol metabolism ismee yang yang secara secara geneti genetiss dan klinis klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin adalah hormon yang diproduksi pankr pankreas eas,, mengend mengendali alikan kan kadar kadar glukos glukosaa dalam dalam darah darah dengan dengan mengat mengatur ur produk produksi si dan penyimpanan. Pada DM kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti detoksikasi keto ketoas asid idos osis is
dan dan
sind sindro rom m
hipe hiperg rgli like kemi mik k
hipe hipero rosm smol olar ar
non non
keto ketoti tik k
(HHN (HHNK) K)..
Hipermetabo Hipermetabolik lik dapat menyebabkan menyebabkan komplikasi komplikasi mikrovaskul mikrovaskular ar yang kronis kronis (penyakit (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropatik (saraf). Penyakit makrovaskuler mencakup IMA, stroke dan penyakit vaskuler perifer. Klasifikasi diabetes mellitus :
insulin. Diabetes tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. C.
DM yang yang berk berkai aita tan n den denga gan n kea keada daan an atau atau sind sindro rom m lai lain n:
D.
Diabetes gestational
II. Etiologi
A.
DM tipe I Ditanda Ditandaii dengan dengan penghanc penghancura uran n sel – sel beta beta pankre pankreas, as, kombin kombinasi asi factor factor genetik imunologi dan mungkin pada lingkungan misalnya infeksi virus diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
Faktor Faktor genetik : Penderita Penderita diabetes diabetes tidak mewarisi mewarisi diabetes diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe satu ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human leukosit, antigen) tertentu.
Faktor imunologi : terdapat bukti adanya suatu respon autoimun, merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
Faktor lingkungan : penyelidikan sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor ekster eksternal nal yang yang dapat dapat memicu memicu destru destruksi ksi sel beta, beta, contoh contoh : virus virus atau atau toksin toksin
insulin. Diabetes tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. C.
DM yang yang berk berkai aita tan n den denga gan n kea keada daan an atau atau sind sindro rom m lai lain n:
D.
Diabetes gestational
II. Etiologi
A.
DM tipe I Ditanda Ditandaii dengan dengan penghanc penghancura uran n sel – sel beta beta pankre pankreas, as, kombin kombinasi asi factor factor genetik imunologi dan mungkin pada lingkungan misalnya infeksi virus diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
Faktor Faktor genetik : Penderita Penderita diabetes diabetes tidak mewarisi mewarisi diabetes diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe satu ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human leukosit, antigen) tertentu.
Faktor imunologi : terdapat bukti adanya suatu respon autoimun, merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
Faktor lingkungan : penyelidikan sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor ekster eksternal nal yang yang dapat dapat memicu memicu destru destruksi ksi sel beta, beta, contoh contoh : virus virus atau atau toksin toksin
Disertai dengan keadaan yang diketahui atau dicurigai dapat menyebabkan penyakit : pankreatitis, kelainan hormonal obat – obatan (glucokortikoid estrogen). Bergantung pada kemampuan pankreas yang menghasilkan insulin pasien mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau insulin. D.
Diabetes ge gestational Terjadi selama kehamilan, biasanya pada trimester ke-2 atau ke-3 disebabkan oleh hormon yang disekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin
III. Patofisiologi
.
IV. Manifestasi Klinik
Dikai Dikaitk tkan an deng dengan an kons konseku ekuen ensi si meta metabol bolik ik defis defisie iens nsii insu insuli lin. n. Pasi Pasien en yang yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi selama puasa yang normal atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat. Jika hiperglikemia parah dan melebihi ambang ginjal glukosauria, diuresis, osmotik, meningkatkan pengeluaran kemih. (poliuria) dan polidipsia (haus) BB bisa berkurang, polifagia, lelah dan mengantuk. (somnolen)
V. Komplikasi
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu : A. Komplikasi akut 1. Komplikasi metabolik ♠
Ketoasidosis diabetic
♠
Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
♠
Hipoglikemia
♠
Asidosis lactate
2. Infeksi berat B.
Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler ♠
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
♠
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler. 3. Campuran vascular neuropati
Asam lemak bebas
: Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolalitas serum
: Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
Elektrolit :
Natrium
-
: Mungkin
normal,
meningkat atau menurun. Kalium
-
;
Normal
atau
peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya akan menurun. Fospor : Lebih sering menurun.
Hemoglobin glikosilat
: Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden. Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis, hemokonsentrasi,
merupakan respon terhadap stress atau infeksi. Ureum / kreatinin
ginjal).
: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi
VI. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan DM : A.
Diet
Komposisi makanan : b.
Karbohidrat = 60 % – 70 %
c.
Protein = 10 % - 15 %
d.
Lemak = 20 % - 25 %
Jumlah kalori perhari a. Antara 1100 -2300 kkal b. Kebutuhan kalori basal : laki – laki : 30 kkal / kg BB Perempuan : 25 kkal / kg BB Penilaian status gizi : BB BBR =
x 100 % TB – 100
♠
Normal (ideal)
♠
Gemuk
: BB x 20 kalori/hari
♠
Obesitas
: BB x 10 – 15 kalori/hari
B.
Latihan jasmani
C.
Penyuluhan
: BB x 30 kalori/hari
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi : ♠
Umur diatas 45 tahun
♠
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m
♠
Hipertensi > 140 / 90 mmHg
♠
Riwayat keluarga DM
♠
Dislipidemia, HDL < 35 mg/dl atau TG > 250 mg/dl
♠
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa
plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl) D.
Obat berkaitan Hipoglikemia
1. Obat hipoglikemi oral : a.
Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
b.
Biguanid ( metformin )
Kerja sedang
Kerja lama
Monotard
1–2
4–6
8 – 24
Insulatard
1–2
4–6
8 - 24
Humulin N
1-2
4–8
8 -2
Ultratard
2-4
8 - 24
28
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala
: Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur / istirahat.
Tanda
: Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.
SIRKULASI
Gejala
: Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda
: Takikardia. Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun / tak ada Distritmia. Krekels ; DVJ (GJK).
Tanda
: Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras, adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).
MAKANAN / CAIRAN
Gejala
: Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu. Haus. Penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda
: Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah. Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau halotosis / manis, bau buah (napas aseton).
NYERI / KENYAMANAN
Gejala
: Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).
Tanda
: Wajah meringis dengan palpitasi ; tampak sangat berhati-hati
PERNAPASAN
Gejala
: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
Tanda
: Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi pernapasan.
KEAMANAN
Gejala
: Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.
Tanda
: Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
II. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah: 1. Kekurangan volume cairan 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 3. Risiko tinggi terhadap infeksi. 4. Risiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori. 5. Kelelahan 6. Ketidakberdayaan 7. Kurang pengetahuan (belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
III. Rencana/Intervensi Keperawatan 1.
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Diuresis osmotik (hiperglikemi).
Tujuan : Klien akan memperlihatkan terjadinya tanda – tanda hidrasi yang adekuat. INTERVENSI 1. Dapatkan riwayat pasien / orang 1.
RASIONAL Membantu dalam memperkirakan
terdekat sehubungan dengan
kekurangan volume total. Tanda dan
urine
4. Frekwensi dan kualitas pernapasan
akan menyebabkan pola frekwensi
otot bantu napas,dan adanya periode
pernapasan mendekati normal.
apnea dan munculnya sianosis. 5. Suhu,
warna
kulit
5. atau
Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan
kelembabannya.
hal
umum
terjadi pada proses infeksi , demam dengan kulit
yang
kering mungkin
kemerahan ,
sebagai cerminan
dari dehidrasi. 6. 6. Kaji
nadi
perifer,
pengisian
dehidrasi atau volume sirkulasi yang
kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Merupakan indikator dari tingkat
adekuat. 7.
Memberikan
perkiraan kebutuhan
akan cairan pengganti, fungsi ginjal , 7. Pantau masukan dan pengeluaran,
dan
catat berat jenis urine.
diberikan. 8.
kefektifan dari
yang
Memberikan hasil pengkajian yang terbaik
8. Ukur berat badan setiap hari.
terapi
dari
status
cairan
yang
sedang berlangsung dan selanjutnya
sensori
mengubah motilitas lambung, yang sering
kali
akan
menimbulkan
muntah 12. Catat
hal-hal
yang
dilaporkan 13. Pemberian cairan unruk perbaikan
seperti mual, nyeri abdomen, muntah
yang
cepat
mungkin
sangat
distensi lambung.
berpotensi menimbulkan kelebihan beban cairan dan GJK.
13. Observasi kelelahan
adanya
yang
perasaan 14. Tipe
meningkat,edema,
dan
jumlah
dari
cairan
tergantung pada derajat kekuranan
peningkatan berat badan, nadi tidak
cairan dan respon pasien secara
teratur, dan adanya distensi pada
individual.
vaskuler. 14. Berikan
15. Memberikan pengukuran yang tepat terapi
cairan
sesuai
terhadap pengukuran haluaran).
dengan indikasi; 16. Mengkaji tingkat hidrasi dan 15. Pasang/pertahankan kateter urine
seringkali
tetap terpasang.
hemokonsentrasi.
meningkat
akibat
hiperkalemia
dalam
beresponpada asidosis, 17. Kalium harus ditambahkan pada IV (segera aliran urine adekuat) untuk Kalium
mencegah hipokalemia.
17. Berikan kaliumn atau elektrolit yang lain melalui IV dan atau melalui oral sesuai indikasi.
2. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan :
Ketidak cukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak) Penurunan pemasukan oral : anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, peruibahan kesadaran . Status hipermetabolikme: pelepasan hormon stress ( mis: efineprin, kortisol, dan
lambung (distensi atau ileus paralitik) 4. Berikan
makanan
cair
yang 4.
Pemberian makan melalui oral lebih
mengandung zat makanan ( nutrien )
baik jika pasien sadar dan fungsi
dan elektrolit dengan segera.
gastrointestinal baik.
5. Identifikasi makanan yang disukai 5.
Jika makanan yang disukai pasien
/ dikehendaki termasuk kebutuhan
dapat dimasukkan dalam perencanaan
etnik / kultural.
makan,
6. Libatkan keluarga pasien pada 6.
Menigkatkan
perencanaan makan ini sesuai dengan
memberikan informasi pada keluarga
indikasi.
untuk memahami kebutuhan nutrisi
rasa
keterlibatannya:
pasien. 7. Observasi
tanda
–
tanda 7.
Karena metabolisme karbohidrat mulai
hipoglikemia,
seperti
perubahan
terjadi ( gula darah akan berkurang
tingkat kesadaran, kulit lembab /
dan sementara tetap diberikan insulin
dingin, denyut nadi cepat, lapar peka
maka hipoglikemia dapat terjadi..
rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan. 8. Lakukan kolaborasi pemeriksaan
8.
Analisa ditempat tidur terhadap gula darah
lebih
akurat
(menunjukkan
dan penyesuain diet untuk memenuhi 12. Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
kebutuhan nutrisi pasien:. 13. Kompleks
karbiohidrat
(
seperti
jagung,
wortel,
gandum,
dll)
13. Berikan diet kira – kira 60%
glukosa
/
karbohidrat.
menurunkan kadar kololesterol darah
20%
protein
dan
20%lemak dalam penataan makan / pemberian makanan tambahan.
brokoli,
menurunkan kebutuhan
insulin,
14. Dapat bermanfaat dalam mengatasi
neuropati obat
kadar
dan meningkatkan rasa kenyang.
gejala yang berhububngan
14. Berikan
buncis,
metaklopramid
(reglan): tetrasikin.
3. Risiko Tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
Kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi,
dengan
sendiri. 3. Pertahankan tehnik aseptik pada 3.
Kadar glukosa yang tinggi dalam
prosedur invasif
darah akan menjadi media terbaik abgi pertumbuhan kuman.
4. Pasang perawatan Ajarkan
kateter perineal pasien
membersihkan
/lakukan 4. dengan
wanita
daerah
baik.
Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
untuk
perinealnya
dari depan kearah belakang setelah eliminasi.
5.
5. Auskultasi bunyi napas.
Ronki
mengindikasikan
akumulasi
sekret
berhubungan
yang
dengan
adanya mungkin
pneumonia
/
bronkitis (mungkin pencetus sebagai pencetus dari DKA). Edema paru (bunyi krekels) 6.
Memberikan kemudahan bagi paru
6. Posisikan pasien pada posisi semi
untuk
berkembang
:
fowler.
risiko terjadinya aspirasi.
menurunkan
minum adekuat (pemasukan makanan
untuk mencegah urine yang statis
dan cairan yang adekuat) kira- kira 3000 ml/hari 11. Lakukan
11. Untuk kolaborasi
untuk
12. Berikan
obat
antibiotik
organisme
sehingga dapat memilih/memberikan
pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesuai dengan indikasi
mengidentifikasi
terapi antibiotik yang terbaik. Penangananan
awal
dapat
membantu
yang mencegah timbulnya sepsis.
sesuai.
4. Risiko Tinggi Terhadap Perubahan Persepsi sensori berhubungan dengan perubahan kimia endogen: ketidakseimbagan glukosa/insulin dan /atau elektrolit.
Tujuan : Perubahan persepsi sensori tidak terjadi. Intervensi 1. Pantau tanda – tanda vital dan 1.
Rasional Sebagai dasar untuk membandingkan
status mental.
temuan abnormal.
il
i
d
k
k bi
d
kesadaran pasien terganggu.
timbulnya cedera, terutama malam hari dan perlu pencegahan sesuai indikasi.
6. Evaluasi
lapang
pandang 6.
penglihatan sesuai dengan indikasi.
Edema / lepasnya retina, hemoragis , katarak, atau paralisis otot ekstra okuler
sementara
menganggu
penglihatan yang memerlukan terapi korektif
dan
atau
perawatan
penyokong. 7. Selidiki
adanya
keluhan 7.
Meningkatkan
rasa
nyaman
dan
parestesia , nyeri, atau kehilangan
menurunkan kemungkinan kerusakan
sensori pada paha / kaki.
kulit pada panas.
8. Bantu pasien dalam ambulasi 8.
Meningkatkan
atau perubahan posisi.
terutama ketika rasa keseimbangan
keamanan
pasien
dipengaruhi. 9. Lakukan
kolaborasi
untuk 9.
Gangguan dalam proses pikir/potensial
pemberian pengobatan sesuai dengan
terhadap
obat
hilang dalam hiperosmolalitas teratasi.
yang
ditentukan
untuk
mengatasai DKA sesuai indikasi
aktifitas
kejang
biasanya
akan aktifitas.
motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.
2. Berikan aktivitas alternatif dengan 2.
Mencegah kelelahan yang berlebihan.
periode istirahat yang cukup / tanpa diganggu. 3. Diskusi cara menghemat kalori selama 3. mandi,
berpindah
tempat
dan
sebagainya.
Pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan.
4. Tingkatkan partisipasi pasien dalam 4.
Meningkatkan kepercayaan diri/harga
melakukan aktifitas sehari – hari yang
diri
yang
positif
sesuai
tingkat
dapat ditoleransi.
aktifitas yang dapat ditoleransi pasien.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang / progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.
4. Berikan kesempatan pada keluarga 4. Menigkatkan untuk mengekspresikan perhatiannya
membrikan
perasaan
terlibat
kesempatan
dan
keluarga
untuk memecahkan masalah. 5. Tentukan tujuan / harapan dari pasien 5. Harapan yang tidak realistis atau keluarga.
atau
adanya tekanan dari orang lain atau diri
sendiri
dapat
mengakibatkan
perasaan frustasi 6. Tentukan apakah ada perubahan yang 6. Tenaga berhubungan dengan orang terdekat.
dan
diperlukan
fikiran untuk
yang
konstan
mengendalikan
diabetik 7. Berikan dukungan pada pasien untuk 7. Meningkatkan ikut berperan serta dalam perawatan
perasaan
kontrol
terhadap situasi.
diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
7. Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan
seperti:
dipelajari.
Apakah kadar glukosa normal itu dan
bagaimana
hal
tersebut
dibandingkan dengan kadar gula darah
pasien,
tipe DM
yang
dialami oleh pasien, hubungan antara kekurangan insulin dengan kadar gula darah yang tinggi.
Komplikasi penyakit akut dan kronis
meliputi
gangguan
penglihatan perubahan dan
(retinopati),
dalam neuroisensori
kardiovaskuler,
perubahan
fungsi ginjal/hipertensi. 3. Demonstrasikan gula
darah
“finger stick”
cara
dengan
pemeriksaan 3. menggunakan
Memberikan dimana
pasien
pengetahuan dapat
dasar
membuat
pertimbangan dalam memilih gaya
mempertahankan
peneriksaan
gula
kebenaran dan prosedur atau masalah
darah setiap hari, waktu dan dosis
yang potensial terjadi sehingga solusi
obat, diet, aktifitas, perasaan, sensasi
alternative dapat ditentukan untuk
dan peristiwa dalam hidup.
pemberian insulin.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
1.
Defisit
volume
diuresis osmotic.
cairan
b/d Klien
akan
hidrasi
menunjukkan
adekuat
dengan
kriteria :
1. Dapatkan riwayat klien s/d Membantu lamanya/intensitas gejala
- Nadi perifer dapat teraba - Turgor kulit dan pengisian
dalam
dari memperkirakan
kekurangan
seperti
muntah, volume cairan total. Proses
pengeluaran
yang infeksi mengakibatkan demam
berlebihan
dan keadaan hipermetabolik
kapiler baik
yang meningkatkan kehilangan
- Haluaran urine tepat secara
air tidak kasat mata
individu
(1000-1500 2. Pantau tanda – tanda vital,
ml/hari)
catat adanya perubahan TD
dengan
ortostatik.
dan TD sistolik turun lebih dari
- Tanda – tanda vital stabil :
Hipovolemi
dimanifestasikan
hipotensi,
TD: 120 / 80 mmHg
10
HR : 60 – 80 / menit
menunjukkan perkiraan berat
RR : 16 – 20 / menit
ringannya hipovolemik.
o
S : 36 – 37oC - Kadar
elektrolit
batas normal
dalam 3. Pantau adanya pernapasan kusmaul
atau
mmHg
tachicardi
(ortostatik)
Paru –
paru mengeluarkan
asam
karbonat
melalui
pernapasan pernapasan yang menghasilkan
Na :136 – 145 mmol/L
berbau keton
kompensasi
alkalosis
K : 3,5 - 5,1 mmol/L
respiratorik terhadap keadaan
Cl : 97 – 111 mmol/L
ketoasidosis. 4. Pantau suhu, warna kulit dan kelembaban
Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal umum yang terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit kemerahan
dan
kering
mungkin sebagai cerminan dari 5. Pantau pengisian
nadi kapiler
perifer,
dehidrasi.
turgor Merupakan
kulit dan membran mukosa 6. Catat keluhan – keluhan
indikator
singkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat.
pasien seperti mual nyeri Kekurangan abdomen
muntah
dan
distensi lambung
cairan
lambung, yang seringkali akan
secara
muntah
potensial
menimbulkan
cairan
dan
elektrolit mengubah motilitas
menimbulkan
7. Pantau output dan
dari
input
dan akan
kekurangan
cairan dan elektrolit Memberikan kebutuhan
perkiraan akan
cairan
pengganti 8. Pertahankan
pemberian
cairan 2500 ml / hari
dan
keefektifan
cairan yang diberikan Mempertahankan hidrasi dan
9. Ukur BB setiap hari
volume sirkulasi. Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan
Klien akan 2.
menampakkan
yang sedang berlangsung dan
Perubahan nutrisi kurang dari pola nutrisi yang adekuat
selanjutnya dalam memberikan
kebutuhan cairan tubuh b/d dengan criteria :
10.
penurunan masukan oral.
cairan sesuai indikasi
- Porsi makan dihabiskan
Kolaborasi
terapi
cairan pengganti. Mempertahankan
- Makan tidak muntah
keseimbangan cairan tubuh
- Tidak ada penurunan BB 1. Timbang BB setiap hari atau selama dirawat
sesuai indikasi
Mengkaji masukan makanan
- Tidak ada nyeri tekan
yang
adekuat
termasuk
- Peristaltic usus normal (5- 2. Tentukan program diet dan absorbsi dan utilisasinya 35 / menit )
pola
makan
klien
bandingkan makanan
dan Mengidentifikasi dengan dan
kekurangan
penyimpangan
dari
yang
dapat
kebutuhan terpeutik
bising
usus. Hiperglikemia dan gangguan
dihabiskan 3. Auskultasi Observasi
adanya nyeri cairan
abdomen, mual dan muntah.
elektrolit
menurunkan
motilitas
dapat dan
4. Libatkan klien dan keluarga fungsi lambung dalam perencanaan makan
Meningkatkan
sesuai indikasi.
memberikan informasi kepada keluarga
5. Observasi tanda hipoglikemi
keterlibatan,
untuk
memahami
kebutuhan nutrisi klien Karena
metabolisme
karbohidrat
dapat
terjadi
glukosa akan berkurang dan sementara 6. Pantau laboratorium
pemeriksaan
insulin
tetap
maka
diberikan
hipoglikemia
(glukosa dapat terjadi.
darah)
Gula
darah
akan
menurun
perlahan dengan penggantian 7. Penatalaksanaan insulin Infeksi 3.
b/d
kadar
glukosa
Klien
akan
menunjukkan
cairan
dan
terapi
insulin
terkontrol
tinggi dan penurunan fungsi
tanda – tanda infeksi teratasi
Insulin dosis optimal , glukosa
lekosit.
dengan criteria :
kemudian
- Bunyi
nafas
tambahan
tidak terdengar
dapat
masuk
ke
8. Lakukan konsultasi dengan dalam sel dan digunakan untuk ahli diet
sumber energi.
- Hasil foto thoraks normal
Bermanfaat dalam perhitungan
- Hasil lab normal
dan penyesuaian diet untuk
Leucosit
4,0 -10,0. 10 1. Observasi keadaan penyakit
memenuhi kebutuhan nutrisi
/mm
pneumonia
klien
LED 5/10 mm - Tanda – tanda vital normal : TD
2. Pertahankan tehnik aseptic Pengetahuan pada prosedur invasif
: 120/80 mmHg
sebagai
3. Auskultasi bunyi nafas
prognosis
data
awl
dan dalam
melakukan intervenes
Nadi : 60 – 80 / mnt
Mencegah timbulnya infeksi
RR : 16 – 20 / menit
silang (infeksi nosokomial)
Suhu : 36 o – 37 o C
Ronchi 4. Pasang kateter dan lakukan perawatan perineal
adanya akumulasi secret yang mungkin
5. Pantau tanda – tanda vital
mengindikasikan
b/d
pneumonia
/
bronchitis atau abses paru Mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih
6. Batasi pengunjung sesuai indikasi
sebagai tanda komplikasi fatal
7. Dorong istirahat
Peningkatan tanda – tanda vital
keseimbangan adekuat
selama periode terapi.
dengan Mengurangi
aktivitas sedang
terhadap patogen infeksi lain
8. Ubah posisi dengan sering Memudahkan dan Klien Kelelahan
b/d
penurunan
akan
kemampuan
menunjukkan
berikan
paru yang baik
untuk 9. Anjurkan
pemajanan
pembuangan
proses
penyembuhan meningkatkan tahanan alamiah
klien Meningkatkan pengeluaran dan
dan
4.
produksi energi metabolik.
berpartisipasi dalam aktivitas
mempertahankan
yang
pengeluaran
diinginkan
dengan
pembersihan infeksi sekret
dan
kriteria :
observasi bau, warna dan
Perubahan
- Badan tidak capek dan
jumlahnya
sputum
lemah
terutama
saat
beraktivitas
10.
Kolaborasi
pemberian perbaikan
antibiotic
karakteristik menunjukkan pneumonia
atau
terjadinya infeksi sekunder
- Tidur 6 – 8 jam - Klien tampak kuat
Digunakan untuk membunuh
- Tonus otot meningkat
1. Diskusikan kebutuhan dan
dengan akan
identifikasi
yang
klien
aktivitas mikroorganisme. aktivitas
menimbulkan
kelelahan Klien akan mengatakan / Kurang pengetahuan mengenai 5.
penyakit pengobatan
dan b/d
interpretasi informasi
mengungkapkan pemahaman
kebutuhan tentang penyakitnya dengan kesalahan kriteria : - Klien
tentang
DM
pada
dengan
perawat
proses penyakitnya
motivasi untuk meningkatkan
periode
istirahat
yang cukup/ tanpa diganggu nadi,
meskipun
klien
mungkin sangat lemah Mencegah
kelelahan
yang
frekuensi berlebihan
pernafasan dan TD sebelum dan
- Klien tidak bertanya lagi
Pendidikan dapat memberikan
2. Berikan aktivitas alternatif aktivitas
3. Pantau mengerti
dan menghambat pertumbuhan
sesudah
melakukan
aktivitas
Mengidentifikasi
tingkat
aktivitas yang dapat ditoleransi
tentang 4. Tingkatkan partisipasi klien secara fisiologis dalam
melaksanakan
Meningkatkan
kepercayaan
- Klien dapat melaksanakan perubahan gaya hidup dan
berpartisipasi
aktivitas sehari-hari sesuai diri/harga diri yang positif dengan
yang
dapat
dalam ditoleransi
sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi oleh klien
program pengobatan 1. Kaji
pengetahuan
klien
Data awal untuk merencanakan
penyakit
yang
intervensi selanjutnya.
tentang dialaminya
Membantu dalam menciptakan
2. Tekankan
pentingnya
mempertahankan pemeriksaan
gambaran kontrol
gula
untuk
penyakitnya
Informasi
ini
3. Diskusikan faktor – faktor meningkatkan memegang
dengan
darah baik.
setiap hari
yang
melakukan
peranan
dalam kontrol DM tersebut
terhadap
pengendalian
DM
menurunkan
akan
dan
dapat
berulangnya
kejadian ketoasidosis 4. Diskusikan
topic
utama
seperti kadar glucose normal
Memberikan dasar
pengetahuan
dimana pasien dapat
membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup 5. Bimbing
dalam
penanganan latihan
stress
nafas
tehnik Relaksasi dapat mengendalikan seperti respon stress sehingga dapat dalam,
menurunkan
kadar
glukosa