LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN MALNUTRISI DI RUANG ANAK (SEDAP MALAM) RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 27 Mei s/d 15 Juni 2013
Oleh : DEWI IRIANTI NIM I1B108209
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN MALNUTRISI DI RUANG SEDAP MALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 27 Mei s/d 15 Juni 2013
Oleh : DEWI IRIANTI NIM I1B108209
Banjarmasin, 27 April 2013 Mengetahui, Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
Devi Rahmayanti,S.Kep,Ns
Wiwik Winarsih, S.Kep., Ners
MALNUTRISI
A. Definisi
Malnutrisi (kekurangan gizi) adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Malnutrisi adalah keadaan klinis sebagai akibat kekurangan asupan makanan ataupun kebutuhan nutrisi yang meningkat ditandai dengan adanya gejala klinis, antropometris, laboratoris dan data analisis diet Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Kurang gizi banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Kekurangan Kalori Protein (KKP) merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang paling serius. KKP atau disebut juga Protein Energi Malnutrition (PEM). Ada tiga macam KKP yaitu: 1.
Kwashiorkor; terjadi bila kekurangan gizi utama adalah kekurangan protein.
2.
Marasmus; tejadi bila kekurangan gizi utama yaitu kekurangan kalori.
3.
Marasmic-kwashiorkor; kombinasi marasmus dan kwashiorkor.
B. Patofisiologi & Web of Caution
Defisiensi nutrien yang berlangsung beberapa waktu akan menyebabkan terjadinya deplesi cadangan nutrien pada jaringan tubuh, sehingga kadar dalam darah akan menurun. Hal ini akan mengakibatkan tidak cukupnya nutrien tersebut di tingkat seluler sehingga fungsi sel terganggu; misalnya sintesis protein, pembentukan dan penggunaan energi, proteksi terhadap oksidasi atau tidak mampu menjalankan fungsi normal lainnya. Bila berlangsung terus menerus, maka gangguan fungsi sel akan menimbulkan masalah pada fungsi jaringan atau organ yang bermanifestasi secara fisik seperti gangguan pertumbuhan, serta kemunculan tanda dan gejala klinis spesifik yang berkaitan dengan nutrien tertentu misal edema, xeroftalmia, dermatosis, dan lain-lain yang kadang-kadang ireversibel.
Masukan nutrien tidak adekuat
Defisiensi nutrien
Deplesi cadangan tubuh
Kadar dalam darah turun
Defisiensi tingkat seluler
Gangguan fungsi sel
Gejala / tanda klinis
Masalah kesehatan melanjut
Web of Caution malnutrisi
C. Etiologi
1.
Diit kurang; disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: a.
Faktor sosial: rendahnya kesadaran masyarakat; makan "sekadarnya" atau asal kenyang padahal miskin gizi, “termakan” iklan.
b.
Kemiskinan; rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan sering tidak bisa terpenuhi.
c.
Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan.
2.
Kelainan bawaan.
3.
Bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI).
4.
Anak dengan penyakit kronis.
5.
Anak dengan infeksi; dapat mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh, misalnya: diare, TBC.
6.
Buruknya pelayanan kesehatan.
7.
Sanitasi lingkungan yang kurang
D. Manifestasi klinis
1. Manifestasi klinis malnutrisi secara umum adalah sebagai berikut: Kelelahan dan kekurangan energi, pusing, sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi), kulit yang kering dan bersisik, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang membusuk, kulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat, berat badan kurang, pertumbuhan yang lambat, kelemahan pada otot, perut kembung, tulang yang mudah patah, terdapat masalah pada fungsi organ tubuh, rentan terhadap infeksi; diare, pengurusan otot /atrophy otot, gangguan yang lain seperti misalnya peradangan kulit, infeksi, kelainan organ dan fungsinya (akibat atrophy/ pengecilan organ tersebut). 2. Manifestasi klinis anak dengan marasmus adalah: pengurusan otot (atrophy), badan kurus kering tampak seperti orangtua, kulit kering, letargi, irritable, kulit keriput (turgor kulit jelek), ubun-ubun cekung pada bayi, jaringan subkutan hilang, malaise, kelaparan, apatis. 3. Manifestasi klinis anak dengan kwashiorkor adalah edema ( bengkak) terutama pada punggung kaki yang tidak kembali setelah dilakukan pemijitan (pitting edema) 4. Manifestasi klinis anak dengan marasmik kwasiorkor adalah bentuk klinis campuran keduanya.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada malnutrisi adalah sebagai berikut: 1. Hipotermi ( mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis. 2. Hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal). 3. Kekurangan elektrolit penting. 4. Kekurangan cairan tubuh.
F.
Pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami malnutrisi adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Fisik / Antropometri, terdiri dari: a.
Mengukur TB dan BB
b.
Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
c.
Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) menggunakan jangka lengkung (kaliper).
2. Pemeriksaan laboratorium, terdiri dari: Albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin. Anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun. 3. Pemeriksaan radiologis perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.
G. Masalah keperawatan 1.
Pengkajian
a.
Riwayat Keluhan Utama Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi. b.
Riwayat Keperawatan Sekarang Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat
pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif lama). c.
Riwayat Kesehatan Keluarga Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain. d.
Pengkajian Fisik Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yang meliputi:
keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. 2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, factor ekonomi. b. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d efek ketunadayaan fisik. c. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan turgor, factor perkembangan, kondisi ketidakseimbangan nutrisi. d. Resiko infeksi dengan factor resiko malnutrisi. e. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif, kurang pajanan, tidak familiar dengan sumber informasi.
3. Rencana Keperawatan No
1
Diagnosa Keperawatan
NOC
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Nutritional Status : food and Fluid Intake 2. Nutritional Status : nutrient Intake
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Kriteria Hasil : 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Tidak ada tanda tanda malnutrisi 4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Batasan karakteristik : - Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal - Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan - Tonus otot menurun - Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) - Membran mukosa dan konjungtiva pucat - Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah - Kurangnya informasi, misinformasi Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, ekonomi.
2
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan Definisi: Penyimpangan/kelainan dari aturan kelompok usia Batasan Karakteristik:
NIC Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. 3. Anjurkan keluarga pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C 4. Berikan substansi gula 5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 6. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) 7. Ajarkan keluarga pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. 8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 9. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal 2. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 3. Monitor lingkungan selama makan
4. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan 5. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 6. Monitor turgor kulit 7. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 8. Monitor mual dan muntah 9. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 10. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 11. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 12. Monitor kalori dan intake nuntrisi 13. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. 14. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 1. 2.
Growth Weight: Body mass
Kriteria hasil: 1. Berat badan sesuai dengan tinggi badan 2. Penambahan rata-rata berat dan tinggi badan 3. Indeks massa tubuh dalam batas normal
Weight management 1. Diskusikan dengan keluarga pasien tentang hubungan antara intake, latihan, penambahan berat badan, dan kehilangan berat badan 2. Diskusikan dengan keluarga pasien resiko kelebihan dan kekurangan berat
mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, ekonomi.
2
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan Definisi: Penyimpangan/kelainan dari aturan kelompok usia Batasan Karakteristik:
- Gangguan pertumbuhan fisik - Afek datar - Lesu/tidak bersemangat Faktor yang berhubungan: efek ketunadayaan fisik
3
Kerusakan integritas kulit Definisi : Perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis Batasan karakteristik : - Gangguan pada bagian tubuh - Gangguan permukaan kulit (epidermis)
4. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan 5. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 6. Monitor turgor kulit 7. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 8. Monitor mual dan muntah 9. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 10. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 11. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 12. Monitor kalori dan intake nuntrisi 13. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. 14. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 1. 2.
Growth Weight: Body mass
Kriteria hasil: 1. Berat badan sesuai dengan tinggi badan 2. Penambahan rata-rata berat dan tinggi badan 3. Indeks massa tubuh dalam batas normal
Weight management 1. Diskusikan dengan keluarga pasien tentang hubungan antara intake, latihan, penambahan berat badan, dan kehilangan berat badan 2. Diskusikan dengan keluarga pasien resiko kelebihan dan kekurangan berat
badan terhadap tubuh 3. Monitor motivasi pasien dalam merubah kebiasaan makan 4. Bantu klien untuk menggunakan metode intake dan output makanan yang sesuai 5. Informasikan kepada keluarga pasien tentang perlunya support dari orang terdekat untuk memotivasi klien dalam meningkatkan berat badannya Weight Gain Assistance 1. Monitor BB pasien dalam interval yang sesuai 2. Monitor pemasukan kalori setiap hari k/p 3. Beritahu bagaimana cara meningkatkan intake kalori Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management Membranes 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan Kriteria Hasil : pakaian yang longgar 1. Integritas kulit yang baik bisa 2. Hindari kerutan padaa tempat tidur dipertahankan (sensasi, elastisitas, 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan kering 2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) 3. Perfusi jaringan baik setiap dua jam sekali 4. Mampu melindungi kulit dan 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Gangguan pertumbuhan fisik - Afek datar - Lesu/tidak bersemangat
badan terhadap tubuh Monitor motivasi pasien dalam merubah kebiasaan makan 4. Bantu klien untuk menggunakan metode intake dan output makanan yang sesuai 5. Informasikan kepada keluarga pasien tentang perlunya support dari orang terdekat untuk memotivasi klien dalam meningkatkan berat badannya Weight Gain Assistance 1. Monitor BB pasien dalam interval yang sesuai 2. Monitor pemasukan kalori setiap hari k/p 3. Beritahu bagaimana cara meningkatkan intake kalori 3.
Faktor yang berhubungan: efek ketunadayaan fisik
3
Kerusakan integritas kulit Definisi : Perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis Batasan karakteristik : - Gangguan pada bagian tubuh - Gangguan permukaan kulit (epidermis)
Faktor yang berhubungan : Internal : - Perubahan turgor - Factor perkembangan - Kondisi ketidakseimbangan nutrisi 4
Resiko Infeksi
Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management Membranes 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan Kriteria Hasil : pakaian yang longgar 1. Integritas kulit yang baik bisa 2. Hindari kerutan padaa tempat tidur dipertahankan (sensasi, elastisitas, 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan kering 2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) 3. Perfusi jaringan baik setiap dua jam sekali 4. Mampu melindungi kulit dan 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi) Knowledge : Infection control 1. Batasi pengunjung bila perlu 2. Gunakan sabun untuk cuci tangan Risk control Kriteria Hasil : 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah 1. Klien bebas dari tanda dan gejala tindakan keperawtan infeksi 4. Gunakan baju pelindung dan sarung 2. Menunjukkan kemampuan untuk tangan sebagai alat pelindung mencegah timbulnya infeksi 5. Pertahankan lingkungan aseptik selama 3. Jumlah leukosit dalam batas normal pemasangan alat 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat 6. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing maksimal 3 hari setelah pemasangan 7. Tingkatkan intake nutrisi Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2. Monitor hitung granulosit, WBC
Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen Faktor resiko : Malnutrisi
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 8. Monitor status nutrisi pasien
Faktor yang berhubungan : Internal : - Perubahan turgor - Factor perkembangan - Kondisi ketidakseimbangan nutrisi 4
Resiko Infeksi Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen Faktor resiko : Malnutrisi
mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 8. Monitor status nutrisi pasien
Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi) 1. Batasi pengunjung bila perlu Knowledge : Infection control 2. Gunakan sabun untuk cuci tangan Risk control Kriteria Hasil : 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah 1. Klien bebas dari tanda dan gejala tindakan keperawtan infeksi 4. Gunakan baju pelindung dan sarung 2. Menunjukkan kemampuan untuk tangan sebagai alat pelindung mencegah timbulnya infeksi 5. Pertahankan lingkungan aseptik selama 3. Jumlah leukosit dalam batas normal pemasangan alat 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat 6. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing maksimal 3 hari setelah pemasangan 7. Tingkatkan intake nutrisi Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi 4. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko 5. Berikan perawatan kuliat pada area epidema 6. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase 7. Dorong masukkan nutrisi yang cukup 8. Dorong masukan cairan 9. Dorong istirahat 10. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 11. Ajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi 12. Ajarkan cara menghindari infeksi 5
Kurang pengetahuan Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik. Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, perilaku tidak tepat.
1. Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process 2. Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat Kriteria Hasil : pengetahuan keluarga pasien tentang 1. Keluarga pasien menyatakan proses penyakit yang spesifik pemahaman tentang kondisi dan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan program pengobatan bagaimana hal ini berhubungan dengan 2. Pasien dan keluarga mampu anatomi dan fisiologi, dengan cara yang melaksanakan prosedur yang dijelaskan tepat dan mudah dipahami keluarga secara benar pasien 3. Keluarga pasien mampu menjelaskan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa kembali apa yang dijelaskan muncul pada penyakit, dengan cara yang
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi 4. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko 5. Berikan perawatan kuliat pada area epidema 6. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase 7. Dorong masukkan nutrisi yang cukup 8. Dorong masukan cairan 9. Dorong istirahat 10. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 11. Ajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi 12. Ajarkan cara menghindari infeksi 5
Kurang pengetahuan Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik. Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, perilaku tidak tepat.
Faktor yang berhubungan : - Keterbatasan kognitif - Kurang pajanan - Tidak familiar dengan sumber informasi.
1. Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process 2. Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat Kriteria Hasil : pengetahuan keluarga pasien tentang 1. Keluarga pasien menyatakan proses penyakit yang spesifik pemahaman tentang kondisi dan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan program pengobatan bagaimana hal ini berhubungan dengan 2. Pasien dan keluarga mampu anatomi dan fisiologi, dengan cara yang melaksanakan prosedur yang dijelaskan tepat dan mudah dipahami keluarga secara benar pasien 3. Keluarga pasien mampu menjelaskan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa kembali apa yang dijelaskan muncul pada penyakit, dengan cara yang
perawat/tim kesehatan lainnya. 4. 5. 6. 7.
tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
Faktor yang berhubungan : - Keterbatasan kognitif - Kurang pajanan - Tidak familiar dengan sumber informasi.
perawat/tim kesehatan lainnya.
tepat 4. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat 5. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat 6. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
H. Masalah kolaborasi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
Diit pada pasien dengan malnutrisi adalah: 1)
Banyak cairan diatur untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, terutama bila ada diare.
2)
Vitamin dan mineral tinggi. Bila perlu diberikan tambahan vitamin dan mineral, seperti vitamin A,vitamin B kompleks,vitamin C dan zat besi .
3)
Mudah dicerna dan tidak merangsang.
4)
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
Ada 3 cara pemberian makanan yaitu: 1) Tahap penyesuaian Tujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diit TKTP. Tahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat,yaitu selama 1-2 minggu atau lebih lama,bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan mencerna makanan. 2) Tahap penyembuhan
H. Masalah kolaborasi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
Diit pada pasien dengan malnutrisi adalah: 1)
Banyak cairan diatur untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, terutama bila ada diare.
2)
Vitamin dan mineral tinggi. Bila perlu diberikan tambahan vitamin dan mineral, seperti vitamin A,vitamin B kompleks,vitamin C dan zat besi .
3)
Mudah dicerna dan tidak merangsang.
4)
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
Ada 3 cara pemberian makanan yaitu: 1) Tahap penyesuaian Tujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga ia mampu menerima diit TKTP. Tahap penyesuaian ini dapat berlangsung singkat,yaitu selama 1-2 minggu atau lebih lama,bergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan mencerna makanan. 2) Tahap penyembuhan Tahap ini diberikan bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, berangsur-angsur tiap1-2 hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi mencapai 150-200 kkl/kg berat badan sehari dan 2-5 gram protein/kg berat badan sehari. 3) Tahap lanjutan Sebelum pasien dipulangkan, sebaiknya sudah dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diit TKTP. Keluarga pasien diberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, tentang : mengatur makanan, memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya
2. Kolaborasi dengan tim medis
Tujuan pengobatan pada pasien malnutrisi adalah pemberian diet TKTP serta mencegah kekambuhan. Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis perlu mendapat perawatan di rumah sakit. Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam 2 tahap, yaitu:
1) Tahap awal, yaitu 24-48 jam pertama yang merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya. 2) Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Penatalaksanaan bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan I.
Daftar Pustaka
Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar keperawatan pediatrik volume 1. Jakarta: EGC, 2008. Blackwell, willey. Nursing Diagnosis Definition and Classification 2009-2011. USA : NANDA International. 2009 Moorhead, Sue, et all. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA : Mosby Elsevier. 2004. Bulechek, Gloriria M, Howard K. Butcher, and Joanne McCloskey dochterman. Nursing Interventions Classification (NIC). USA : Mosby Elsevier. 2004.