PROTEIN dan ENERGI MALNUTRISI (MARASMUS dan KWASHIORKOR) A. Pendahuluan Pendahuluan
Defisi Defisiens ensii gizi gizi dapat dapat terjad terjadii pada anak anak yang yang kurang kurang mendapa mendapatka tkan n masu masuka kan n maka makana nan n dalam dalam wakt waktu u lama lama.. Isti Istila lah h dan dan klas klasif ifik ikas asii gangg ganggua uan n kekurangan gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun Walaupun demikian, demikian, secara klinis digunakan istilah malnutrisi malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi badan, berat bad badan an,, ling lingka karr leng lengan an atas atas dan dan teba teball lipa lipata tan n kuli kulit) t),, diba dibant ntu u deng dengan an pemeriksaan laboratorium. B. Pengert Pengertian ian
Kwashi Kwashiork orkor or adalah adalah MEP berat berat yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh defisi defisiens ensii protein. Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu menyediakan makanan makanan yang cukup mengandung mengandung protein protein hewani seperti daging, telur, hati, susu dan sebagainya. Makanan sumber protein sebenarnya dapat dipenuhi dari protein nabati dalam kacang-kacangan tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak dapat menderita defisiensi protein. Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi makanan sumber energi (kalori), (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai disertai defsiensi defsiensi protein. Bila kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam waktu yang cukup lama maka anak dapat berlanjut ke dalam status marasmik kwashiorkor. C. Klasifikasi Klasifikasi
Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:
1. Berat badan 60-80% 60-80% standar standar tanpa edema edema : gizi kurang kurang (MEP (MEP ringan) ringan) 2. Berat badan 60-80% 60-80% standar standar dengan edema edema : kwashiorkor kwashiorkor (MEP berat) berat) 3. Berat badan <60% style=""> : marasmus (MEP berat) 4. Berat badan <60% style=""> : marasmik kwashiorkor (MEP berat)
D. Etiologi Etiologi
1. Marasmus Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena: diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti seperti yang hubungan dengan orangtua-anak orangtua-anak terganggu, terganggu, karena kelainan kelainan metabolik, atau malformasi kongenital (Nelson,1999). Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjad terjadii akibat akibat berbaga berbagaii penyaki penyakitt lain lain sepert sepertii infeks infeksi, i, kelain kelainan an bawaan bawaan salura saluran n pencer pencernaa naan n atau atau jantun jantung, g, malabs malabsorp orpsi, si, ganggua gangguan n metabol metabolik, ik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. 2. Kwashio hiorkor Kwashiorkor disebabkan karena penyerapan protein terganggu, seperti pad padaa diar diaree kron kronik ik,, kehil kehilang angan an prot protei ein n abnor abnorma mall pada pada prot protei einu nuri riaa (nefr (nefrosi osis), s), infeks infeksi, i, perdar perdarahan ahan atau atau luka luka bakar, bakar, dan gagal gagal mensin mensintes tesis is protein, seperti pada penyakit hati kronik. E. Patofisiologi Patofisiologi
1. Marasmus Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk memper mempergun gunakan akan karboh karbohidr idrat, at, protei protein n dan lemak lemak merupak merupakan an hal yang yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa bodies. jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energy energy.. Jika Jika kekura kekurangan ngan makana makanan n ini berjal berjalan an menahun menahun,, tubuh tubuh akan akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. 2. Kwashio hiorkor Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat sangat berleb berlebih, ih, karena karena persed persediaa iaan n energi energi dapat dapat dipenu dipenuhi hi oleh oleh jumlah jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amin amino o esen esensi sial al dala dalam m seru serum m yang yang dipe diperl rluk ukan an untu untuk k sint sintes esis is dan dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya suda sudah h kura kurang ng ters terseb ebut ut akan akan disa disalu lurk rkan an ke jari jaring ngan an otot otot.. Maki Makin n berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi produksi albumin albumin hepar, yang berakibat berakibat timbulnya timbulnya edema. Perlemakan Perlemakan hati hati terjad terjadii karena karena gangguan gangguan pemben pembentuk tukan an beta-l beta-lipo ipopro protei tein, n, sehing sehingga ga transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati. F. Manifestasi Manifestasi Klinik
Manifestas Manifestasii klinik klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor Kwashiorkor sebenarnya berbeda walaupun dapat terjadi bersama-sama.
Manifestasi Klinik Kwashiorkor
Pert Pertum umbu buhan han terg tergang anggu gu (ber (berat at bada badan n dan dan ting tinggi gi badan badan kura kurang ng dari dari standar). •
Perkiraan Berat Badan (Kg)
Lahir 3,25
23-12 bulan (bln + 9)/2
1-6 tahun (thn x 2) + 8 •
6-12 tahun {(thn x 7) – 5}/2 (Soetjiningsih, 1995). Perkiraan Tinggi Badan (Cm) 1 tahun 1,5 x TB lahir 4 tahun 2 x TB lahir 6 tahun 1,5 x TB 1 thn 13 tahun 3 x TB lahir Dewasa 3,5 x TB lahir = 2 x TB 2 thn
•
Perubahan mental (cengeng atau apatis)
•
Pada sebagian besar anak ditemukan edema ringan sampai berat
•
Gejala gastrointestinal (anoreksia, diare)
•
Gangguan pertumbuhan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
•
Kuli Kulitt
keri kering ng,,
bers bersis isik ik,,
hipe hiperp rpig igme ment ntas asii
dan dan
seri sering ng
dite ditemu muka kan n
gambaran crazy pavement dermatosis. •
Pembesaran hati (kadang sampai batas setinggi pusat, teraba kenyal, licin dengan batas yang tegas)
•
Anemia akibat gangguan eritropoesis.
•
Pada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan kadar globulin normal, kadar kolesterol serum rendah.
•
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, sering disertai tanda fibrosis, nekrosis dan infiltrasi sel mononukleus.
•
Hasil autopsi pasien kwashiorkor kwashiorkor yang berat menunjukkan terjadinya terjadinya perubahan perubahan degeneratif degeneratif pada semua organ (degenerasi (degenerasi otot jantung, jantung, atrofi fili usus, osteoporosis dan sebagainya). sebag ainya).
Manifestasi Klinik Marasmus:
•
Pertumbuhan berkurang atau terhenti, otot-otot atrofi
•
Perubahan mental (cengeng, sering terbangun tengah malam)
•
Sering diare, warna hijau tua, terdiri dari lendir dengan sedikit tinja.
•
Turgor Turgor kulit kulit menurn menurn,, tampak tampak keripu keriputt karena karena kehilan kehilangan gan jaring jaringan an lemak bawah kulit
•
Pada keadaan marasmik yang berat, lemak pipi juga hilang sehingga wajah tampak lebih tua, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
•
Vena superfisial tampak lebih jelas
•
Perut membuncit dengan gambaran usus yang jelas.
G. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkaj kajian a. Riwa Riwaya yatt Kelu Keluha han n Utam Utamaa
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertu pertumbu mbuhan han (berat (berat badan badan semaki semakin n lama lama semaki semakin n turun) turun),, bengkak bengkak pad padaa tungk tungkai ai,, seri sering ng diar diaree dan keluha keluhan n lain lain yang yang menun menunju jukka kkan n terjadinya gangguan kekurangan gizi. b. Riwaya Riwayatt Keperaw Keperawata atan n Sekara Sekarang ng Meli Melipu puti ti
peng pengka kaji jian an
riwa riwaya yatt
pren prenat atal al,,
nata natall
dan dan
post post
nata natal, l,
hosp hospit ital alis isas asii dan dan pembe pembedah dahan an yang yang pern pernah ah dial dialam ami, i, aler alergi gi,, pola pola kebias kebiasaan aan,, tumbuhtumbuh-kem kembang bang,, imunis imunisasi asi,, status status gizi gizi (lebih (lebih,, baik, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus fokus yang yang perlu perlu dikaji dikaji dalam dalam hal ini adalah riwaya riwayatt pemenu pemenuhan han kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi anak (riwayat kekurangan kekurangan protein protein dan kalori kalori dalam waktu relatif lama). c. Riwa Riwaya yatt Kese Kesehat hatan an Kel Kelua uarg rgaa Melipu Meliputi ti pengkaj pengkajian ian pengkaj pengkajian ian kompos komposisi isi keluar keluarga, ga, lingku lingkungan ngan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungs fungsii dan hubu hubunga ngan n angot angotaa kelu keluar arga, ga, kultu kulturr dan dan keper keperca caya yaan an,, peril perilaku aku yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi keseha kesehatan tan,, persep persepsi si keluar keluarga ga tentang penyakit klien dan lain-lain. d. Pemeriksaan Fisik
Melipu Meliputi ti pengkaj pengkajian ian pengkaj pengkajian ian kompos komposisi isi keluar keluarga, ga, lingku lingkungan ngan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungs fungsii dan hubu hubunga ngan n angot angotaa kelu keluar arga, ga, kultu kulturr dan dan keper keperca caya yaan an,, peril perilaku aku yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi keseha kesehatan tan,, persep persepsi si keluar keluarga ga tent tentang ang penya penyaki kitt
klie klien n
dan dan
lain lain-l -lai ain.P n.Pen engka gkaji jian an seca secara ra umum umum
dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan
atas atas dan dan teba teball lipa lipata tan n kuli kulit) t).. Tand Tandaa dan dan geja gejala la yang yang mung mungki kin n didapatkan adalah: e. Penu Penuru runa nan n ukuran ukuran antro antropom pomet etri ri f. Peru Peruba baha han n ramb rambut ut (def (defig igme ment ntas asi, i, kusa kusam, m, keri kering ng,, halu halus, s, jara jarang ng dan dan mudah dicabut) g. Gamb Gambar aran an waja wajah h seper seperti ti oran orang g tua tua (kehi (kehila langa ngan n lema lemak k pipi pipi), ), edem edemaa palpebra h. Tand Tandaa-ta tand ndaa gang ganggu guan an sist sistem em pern pernap apas asan an (bat (batuk uk,, sesa sesak, k, ronc ronchi hi,, retraksi otot intercostal) i.
Perut erut tam tampak pak bunc buncit it,, hat hati terab erabaa mem membes besar, ar, bisi bising ng usus usus dapa dapatt meningkat bila terjadi diare.
j.
Edema ema tung ungkai
k. Kulit Kulit kering, kering, hiperpig hiperpigmen mentas tasi, i, bersisik bersisik dan adanya adanya crazy crazy pavement pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha) l.
Peme Pemeri riks ksaa aan n Pen Penun unja jang ng Pada pemeriksaa pemeriksaan n laboratori laboratorium, um, anemia anemia selalu selalu ditemukan ditemukan terutama terutama jen jenis is
norm normos osit itik ik
norm normok okro rom m
kare karena naad adan anya ya
gang ganggu guan an
sist sistem em
eritro eritropoes poesis is akibat akibat hipopl hipoplasi asiaa kronis kronis sum-su sum-sum m tulang tulang di sampin samping g karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan ganggua gangguan n absorb absorbsi. si. Selain Selain itu dapat dapat ditemu ditemukan kan kadar kadar albumi albumin n serum yang menurun. menurun. Pemeriksaa Pemeriksaan n radiologis radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru. 2. Diag Diagnos nosaa Kepe Kepera rawa wata tan n Diagnos Diagnosaa keperaw keperawata atan n yang yang mungki mungkin n dapat dapat ditemu ditemukan kan pada anak anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah: a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Kekuranga ngan n volume volume cairan cairan berhubu berhubungan ngan dengan dengan penuru penurunan nan asupan asupan b. Kekura peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare. Gangguan n pertum pertumbuh buhan an dan perkem perkemban bangan gan berhubu berhubungan ngan dengan dengan c. Ganggua asupan kalori dan protein yang tidak adekuat. Risiko aspira aspirasi si berhubu berhubungan ngan dengan dengan pember pemberian ian makana makanan/m n/minum inuman an d. Risiko personde dan peningkatan sekresi trakheobronkhial. e. Bersih Bersihan an jalan jalan napas napas tak efekti efektiff berhubu berhubungan ngan dengan dengan pening peningkat katan an
sekresi trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan 3.
Rencana Keperawatan
Diag Diagno nosa sa 1: Peru Peruba baha han n nutri nutrisi si kuran kurang g dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare. Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi. Kriteria: -
Keluarga kl klien dapa dapatt me menje njelaskan pen penyebab gan gangguan
nutr nutris isii yang yang dial dialam amii klie klien, n, kebu kebutu tuha han n nutr nutris isii pemu pemuli liha han, n, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang. -
Dengan
bantuan
perawat,
keluarga
klien
dapat
mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program.
Intervensi Rasional Jelask skan an kepa kepada da kelu keluar arga ga tent tentan ang g Meningkatkan pemahaman keluarga tentang • Jela penyebab penyebab dan kebutuhan kebutuhan nutrisi untuk untuk penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemul mulihan klien sehingga dapat pemulihan, susunan menu dan meneruska meneruskan n upaya terapi dietetik dietetik yang pengolah pengolahan an makanan makanan sehat seimbang, seimbang, telah diberikan selama hospitalisasi. tun tunjuk jukkan kan con contoh toh jenis enis sumbe mber makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien Meningkat katkan kan partis partisipa ipasi si keluar keluarga ga dalam dalam Tunjukkan kan cara cara pember pemberian ian makan makanan an Mening • Tunjuk pem pemen enuh uhan an kebu kebutu tuha han n nutr nutris isii klie klien, n, per sonde, sonde, beri kesempatan kesempatan keluarga keluarga memp memper erte tega gass peran peran kelu keluar arga ga dala dalam m untuk melakukannya sendiri. upaya pemulihan status nutrisi klien. Roborans meningkatkan nafsu makan, proses • Laksanakan pemberian roborans sesuai abso absorb rbsi si dan dan meme memenu nuhi hi defi defisi sitt yang yang program terapi. menyertai keadaan malnutrisi. Timban ang g berat berat bada badan, n, ukur ukur ling lingka kar r Menilai perkembangan masalah klien. • Timb leng lengan an atas atas dan dan teba teball lipa lipata tan n kuli kulitt setiap pagi.
Diag Diagno nosa sa 2: Kekur Kekurang angan an volum volumee cair cairan an berh berhub ubun ungan gan denga dengan n penur penurunan unan asupan asupan perora perorall dan peningka peningkatan tan kehilan kehilangan gan akibat akibat diare. Tujuan: Klien akan menunjukkan keadaan hidrasi yang adekuat. Kriteria: -
Asup Asupan an cair cairan an adek adekua uatt sesu sesuai ai kebu kebutu tuha han n dita ditamb mbah ah defi defisi sitt yang terjadi.
-
Tidak Tidak ada tanda/ tanda/gej gejala ala dehidr dehidrasi asi (tanda (tanda-ta -tanda nda vital vital dalam dalam batas normal).
-
Freku rekuen enssi def defekas ekasii ≤ 1 x/24 x/24 jam deng dengan an kons konsiisten stensi si padat/semi padat).
-
•
•
•
•
Intervensi Lakuka Lakukan/o n/obs bserv ervasi asi pember pemberian ian cair cairan an per per infu infus/ s/so sond nde/ e/or oral al sesuai program rehidrasi.
Rasional Upay paya reh rehidras drasii per perlu dil dilaku akukan kan untu untuk k mengatasi masalah kekurangan volume cairan.
Jelas elaska kan n kepad epadaa kelu eluarga rga Meningkat katkan kan pemaha pemahaman man keluar keluarga ga tentan tentang g tent tentan ang g upay upayaa rehi rehidr dras asii dan dan Mening upayaa rehid rehidra rasi si dan dan pera peran n kelu keluar arga ga dala dalam m partisipasi yang diharapkan dari upay keluarga keluarga dalam pemeliharan pemeliharan pelaksanaan terpi rehidrasi. patensi patensi pemberian pemberian infus/sela infus/selang ng sonde. Kaji Kaji perk perkemb emban anga gan n dehidarasi klien.
kead keadaa aan n
Hitung balans cairan.
Menilai perkembangan masalah klien. Penting Penting untuk untuk menetapkan menetapkan program program rehidrasi rehidrasi selanjutnya.
Diagnosa
3:
Gan Gangguan
pertumbuhan han
dan
perkembangan
berhubungan dengan asupan kalori dan protein yang tidak adekuat. Tujuan: Tujuan: Klien Klien akan akan mencap mencapai ai pertum pertumbuh buhan an dan perkem perkemban bangan gan sesuai standar usia.
Kriteria: -
Pert Pertum umbu buhan han fisi fisik k
(uku (ukura ran n
antro antropo pome metr trik ik))
sesu sesuai ai
standar usia. -
Perke erkemb mban anga gan n
mot motori orik,
baha bahasa sa//
kogn kogniitif
dan dan
personal/sosial sesuai standar usia.
Intervensi Ajark Ajarkan an kepa kepada da oran orang g tua tua tent tentan ang g standar standar pertumbuha pertumbuhan n fisik dan tugastugastugas perkembangan sesuai usia anak.
Rasional Meni Mening ngka katk tkan an peng penget etah ahua uan n kelu keluarg argaa tent tentan ang g • keterl keterlamb ambata atan n pertum pertumbuh buhan an dan perkem perkemban bangan gan anak. khusus untuk pemul mulihan malnutrisi pemberian mak makana anan/ Diet • Lakukan diprog ogra ramk mkan an seca secara ra bert bertah ahap ap sesu sesuai ai deng dengan an minuma minuman n sesuai sesuai progra program m terapi terapi diet diet dipr kebutuhan kebutuhan anak dan kemampuan kemampuan toleransi toleransi sistem pemulihan. pencernaan. Lakukan pengukuran pengukuran antropo-me antropo-metrik trik Menilai perkembangan masalah klien. • Lakukan secara berkala. stimulasi tingkat Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan • Lakuka n perkembangan gan anak dalam dalam aspek motorik, bahasa bahasa per perke kemb mban anga gan n sesu sesuai ai deng dengan an usia usia perkemban dan personal/sosial. personal/sosial. klien. Mempertahankan kesinambungan program stimulasi rujukan ke lembaga • Lakuka n per pertu tumb mbuh uhan an dan dan perk perkem emba bang ngan an anak anak deng dengan an pendukung stimulasi pertumbuhan dan memberdayakan sistem pendukung yang ada. perkembangan (Puskesmas/Posyandu) (Puskesmas/Posyandu)
Diagno
Diag Diagnos nosaa 4: Risi Risiko ko aspi aspira rasi si berh berhub ubung ungan an denga dengan n pemb pember eria ian n makanan/m n/minum numan
per personde
dan dan
peningkatan
sekre kresi
trakheobronkhial. Tujuan : Klien tidak mengalami aspirasi. Kriteria: -
Pemb emberian mak makan/minuma uman per per so sonde nde da dapat dil dilakuk kukan
tanpa mengalami aspirasi. -
Bunyi napas normal, ronchi tidak ada.
Intervensi
Rasional
Periks Periksaa dan pastik pastikan an letak letak selang selang sonde pada tempat yang semestinya secara berkala.
Merupakan Merupakan tindakan tindakan preventif, preventif, meminimalk meminimalkan an risiko aspirasi.
•
Periksa Periksa residu residu lambung lambung setiap setiap kali sebelum pemberian makanan/minuman.
•
Tinggikan posisi kepala klien selama dan sampai 1 jam setelah pemberian makanan/minuman.
Pent Pentin ing g untu untuk k meni menila laii ting tingka katt kema kemamp mpua uan n absorb absorbsi si salura saluran n cerna cerna dan waktu waktu pembe pemberia rian n makanan/minuman yang tepat. Menc Menceg egah ah refl refluk ukss yang yang dapa dapatt menim menimbu bulk lkan an aspirasi.
•
•
•
Melibatkan keluarga penting bagi tindak tindak lanjut lanjut Ajarka Ajarkan/ n/dem demons onstra trasik sikan an tataca tatacara ra Melibatkan pelak pelaksan sanaan aan pember pemberian ian makana makanan/ n/ perawatan klien. minuman per sonde, beri kesempatan kelu keluar arga ga mela melaku kuka kann-ny nyaa sete setela lah h memastikan keamanan klien/kemampuan keluarga. Menilai perkembangan masalah klien. Observasi tanda-tanda aspirasi.
Diagnosa Diagnosa 5: Bersihan Bersihan jalan napas tak efektif efektif berhubungan dengan peningkatan peningkatan sekresi sekresi trakheobronk trakheobronkhial hial sekunder sekunder terhadap terhadap infeksi infeksi saluran pernapasan Tujuan : Klien akan menunjukkan jalan napas yang efektif. Kriteria: -
Jalan nap napas be bersih dar darii se sekre kret, se sesak na napas ti tidak ada ada,
pernapasan cuping hidung tidak ada, bunyi napas bersih, ronchi tidak ada. Intervensi Lakukan Lakukan fisioterap fisioterapii dada dan suction suction • secara berkala. •
•
Lakukan pemberian obat mukolitik/ekspektorans sesuai program terapi. Observasi irama, kedalaman dan bunyi napas.
Rasional Fisi Fisiot oter erap apii dada dada meni mening ngka katk tkan an pele pelepa pasa san n sekr sekret et.. Suct Suctio ion n diper iperlu luka kan n selam elamaa fase fase hipersekresi trakheobronkhial. Muko Mukollitik itik meme memeca cah hkan kan ikat ikatan an muku mukus; s; ekspektorans mengencerkan mukus. Menilai perkembangan maslah klien.
Referensi:
Behrman. E .R., Ilmu .R., Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol I, 1999. Jakarta : EGC Betz, Ceciliy,L. keperawatan pediatric.2002. Jakarta : EGC Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak,1995, Anak,1995, Jakarta : EGC
http://medicafarma.blogspot.com/2008/03/kwashiorkor.html http://comprehensivenursing.blogspot.com/2008/07/asuhankeperawatan pada-anak-dengan_5720.html http://ns-nining.blogspot.com http://ns-nining.b logspot.com/2008/11/asuhan-kepera /2008/11/asuhan-keperawatan-anakwatan-anakdengan-protein.html