LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TERMOREGULASI
OLEH :
MAYA ROSSICHA DEWI 12C10827
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali 2014
LAPORAN PENDAHULUAN TERMOREGULASI A. Pengertian Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal. 1. Perubahan suhu manusia a. Hipertermi Keadaan
suhu
tubuh
seseorang
yang
meningkat
di
atas
rentang
normalnya.(nic noc.2007). b. Hipotermia Hipotemia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. c. Heatstroke Heatstroke adalah pajanan yang lama terkena sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. d. Demam (Hiperpireksia) Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1) Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2) Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3) Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4) Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5) Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
2. Fisiologis mekanisme pengaturan panas tubuh Mekanisme fisiologi dan perilaku mengatur keseimbangan antara panas yang hilang dan di hasilkan, atau lebih sering disebut sebagai termoregulasi. Mekanisme tubuh harus mempertahankan hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstan dan normal. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis dan kardiovaskuler. Suhu tubuh di atur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi
hipotalamus adalah seperti termostat. Suhu yang ‘nyaman’ merupakan ‘sel point’ untuk operasi sistem pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan mematikan sistem pemanas tersebut. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior
mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus posterior
mengatur produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas di luar batas titik pengaturan (sel point), maka impuls dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme kehilangan panas adalah keringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas, tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh darah permukaan untuk menghilangkan panas. Jika hipotalamus posterior mendeteksi penurunan suhu tubuh di bawah titik pengaturan, tubuh akan memulai mekanisme konservasi panas. Vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter dan otot yang menggigil. Saat vasokontriksi tidak efektif, maka akan timbul gerakan menggigil. Penyakit atau trauma pada hipotalamus atau sumsum tulang belakang (yang meneruskan pesan hipotalamus) akan mengubah kontrol suhu dengan berat. Termoregulasi bergantung pada fungsi normal dari proses produksi panas. Panas yang dihasilkan tubuh adalah hasil sampingan metabolisme, yaitu reaksi kimia dalam seluruh sel tubuh. Makanan merupakan sumber utama bahan bakar untuk metabolisme.
3. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit a.Radiasi Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. b.Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. c.Evaporasi Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. d.Konveksi Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. B. Etiologi Faktor-faktor yang memperngaruhi suhu tubuh a. Usia Bayi sangat rawan terhadap perubahan suhu lingkungan yg ektrem, anak – anak lebih labil dibanding selama pubertas dan dewasa, sebagian orang umur lebih dari 75 th beresiko utk hypotermi b. Variasi diurnal ( siklus cirkardian ) Suhu tubuh bervariasi dlm sehari c. Ecercise/Latihan Kerja/latihan keras dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 38,3C-40C d. Hormon (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate.
e. Stres Stimulasi sistem saraf simpatis dapat meningkatkan produksi epineprin dan norepineprin yg akan meningkatkan aktifitas metabolik dan produksi panas f. Lingkungan Suhu lingkungan yg ektrem dpt mempengaruhi sistem regulasi suhu individu g.
Demam ( peradangan ). Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
C. Manifestasi klinis 1) Mayor 0
0
a)
Suhu tinggi >37.8 C peroral atau >38.8 C
b)
Takikardia
2) Minor a)
Kulit kemerahan
b)
Hangat pada sentuhan
c)
Menggigil
d)
Dehidrasi
e)
Kehilangan nafsu makan
D. Komplikasi a. Stroke b. Kejang c. Typoid d. DHF E. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang a. Pemeriksaan darah lengkap b. SGOT & SGPT : pemeriksaan pada demam typoid
c. Uji widal : untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid . F. Peraksanaan Medis/ Keperawatan 1. Penataksanaan Medis Therapy yang diberikan: a. Cefotaxime b. Ranitidin c. IVFD RL d. Paracetamol e. Asetaminofen 2. Penatalaksanaan Keperawatan a. Memberi kompres hangat b. Menyarankan pasien menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat c. Memberiakan HE tentang pentingnya banyak minum air ± 8 gelas perhari (±1,5 lt - 2 lt) d. Batasi aktivitas pasien e. Kolaborasi dalam pemberian obat dan cairan infus G. Asuhan Keperawatan Teoritis 1. Pengkajian Aspek yang perlu dikaji untuk mengidentifikasi mengenai gangguan perubahansuhu tubuh meliputi pengkajian mengenai: a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh Definisi: Beresiko terhadap kegagalan untuk memelihara suhu tubuh dalam batas normal. Faktor resiko : Perubahan laju metabolism, dehidrasi, terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk,hangat atau panas, usia yang ekstrem, kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengaturan suhu, imaturitas
system regulasi suhu bayi, ketidak mampuan untuk berkeringat, inaktivitas, pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan, berat badan bayi yang terlalu rendah(neonates), pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi, sedasi, aktivitas berlebihan. b. Hipertermia Definisi: eningkatan suhu tubuh diatas rentang normal Batasan karakteristik: Subjektif: Pasien mengatakan badannya panas Objektif: Kulit memerah, suhu tubuh meningkat diatas rentang normal, frekuensi napas meningkat, kejang atau konvulsi, kulit teraba hangat, takikardia,takipnea. c. Hipotermia Definisi: Suhu tubuh dibawah rentang normal Batasan Karakteristik: Subjektif: Pasien mengeluh kedinginan. Objektif: Kulit dingin, bantalan kuku sianosis, hipertensi, pucat, merinding, penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal, menggigil, pengisian ulang kapiler lambat, takikardia. d. Ketidakefektifan termoregulasi Definisi: Fluktuasi suhu tubuh pasien antara hipotermia dan hipertermia. Batasan Karakteristik: Kulit dingin, dasar kuku sianosis, fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah rentang normal, kulit merah, hipertensi, peningkatan frekuensi pernapasan, pucat(sedang), piloereksi, penurunan suhu
tubuh
dibawah
rentang
normal,
kejang
atau
konvulsi,
menggigil(ringan), pengisian kembali kapiler lambat, takikardia, kulit teraba hangat.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan perubahan suhu tubuh, antara lain: a. Resiko ketidakefektifan suhu tubuh b. Hipertermia yang mungkin berhubungan dengan anesthesia, penurunan perspirasi, dehidrasi, pemajanan lingkungan yang panas, penyakit, pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme, medikasi, trauma, aktivitas berlebihan. c. Hipotermia yang mungkin berhubungan dengan penuaan, konsumsi alcohol, kerusakan hipotalamus, penurunankemampuan menggigil, penurunan laju metabolisme, penguapan/ evaporasi dari kulit di lingkungan yang dingin, pemajanan lingkungan yang dingin, penyakit, tidak beraktivitas, pemakaian pakaian yang tidakadekuat, malnutrisi, medikasi, trauma. d. Ketidakefektifan termoregulasi yang mungkin berhubungan dengan usia yang ekstrem, fluktuasi suhu lingkungan, penyakit, trauma.
3. Intervensi a. Hipertermia NOC Thermoregulasi Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing NIC Fever treatment
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, Hb, Hct Monitor intake dan output Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tipid sponge
Kolaborasi pemberian cairan intravena Kompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil Temperature regulasi
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Timgkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan antipiretik jika perlu Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk dan berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad(tekanan nadi yang melebar , bradikardia, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab perubahan vital sign
b. Hipotermia NOC
Thermoregulation
Thermoregulation: nenate Kriteria hasil
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal NIC Temperatur regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkina efek negatif dari kedinginan Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dan hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan antipiretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Indikasi penyebab dari perubahan vital sign
c. Ketidakefektifan termoregulasi NOC
Hidration
Adherence behavior
Immune status
Risk control
Risk defektion Kriteria hasil :
Keseimbangan antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas Seimbang antara panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan
Keseimbangan asam basa bayi baru lahir
Temperatur stabil : 36,5-37 C
Tidak ada kejang
Tidak ada perubahan warna kulit
Glukosa darah stabil
Pengendalian risiko : hipertermia
Pengendalian risiko : hypothermia
0
Pengendalian risiko : proses menular
Pengendalian risiko : paparan sinar matahari
NIC Temperature regulation (pengaturan suhu)
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan Beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan Berikan anti piretik jika perlu
4. Implementasi Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi atau pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat repons pasien terjadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada
pelaksanaan
keperawatan
diprioritaskan
pada
upaya
untuk
mempertahankan/memperbaiki fungsi pernapasan, mengontrol/menghilangkan nyeri, mendukung upaya mengatasi diagnosa/situasi, dan memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan)
e. Evaluasi Perawat menentukan apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi atau tidak. Tindakan evaluasi dapat
dilakukan sesaat setelah terapi dicoba
(misalnya apakah pasien sudah dapat bernapas dengan baik). o
1. Suhu tubuh kembali dalam batas normal 36-37,4 C 2. Termoregulasi kembali efektif .
Daftar Pustaka Lynda
Juall
Corpenito.1998.Diagnosa
Keperawatan
Aplikasi
pada
Praktek
Klinis.Jakarta.EGC
Wilkison, Judith M. Ahren. Nancy R. 2011. Diagnosis Keperawatan NANDA. Edisi 9. Jakarta : EGC Nanda
International.2009-2011.Diagnosa
Klasifikasi.Jakarta.EGC
Keperawatan
Definisi
dan
Mengetahui
Pembimbing Ruangan
Mahasiswa
( I Gusti Ngurah Putu Susila, SKM)
( Maya Rossicha Dewi)
Pembimbing Akademik
(Ns. I Nengah Adiana. S.Kep)