LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian a. Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk untuk 0 mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 37 C (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap aktor-aktor eksternal (!inda "uall Corpenito) b. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (#$#%$ &nternational '00-'011) '00-'011) c. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh ang lebih besar dari *angkauan normal (%oenges +arilnn ,.) +ekanise kehilangan panas 1. adiasi •
+ekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gel. Panas inramerah (pan*ang gelombang / '0 mm) tanpa adana kontak langsung
•
+ekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (02 )
•
ebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit
1. 4onduksi •
•
•
Perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda / benda g ada disekitar tubuh Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil 5 siat isolator benda menebabkan proses perpindahan panas panas tidak dapat ter*adi secara eekti terus menerus Perpindahan langsung dari badan ke obek tanpa gerakan 6 kompres
1. ,aporasi
•
•
•
•
•
Perpindahan panas dengan penguapan (cairan 5 gas) elama suhu kulit tinggi suhu lingkungan 5 panas hilang melalui radiasi 9 konduksi tetapi ketika suhu lingkungan tinggi suhu kulit tubuh melepaskan panas dengan eaporasi : 1 gram air g mengalami eaporasi 5 kehilangan panas tubuh sebesar 08 kilo kalori 4ondisi tidak berkeringat eaporasi berlangsung ;0 / 00 ml
1. 4oneksi •
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul gas atau cairan.
•
4ehilangan panas melalui koneksi sekitar 12
•
+elalui sirkulasi 6 kipas angin
'. ,tiologi 1. %ehidrasi 1. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral ang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan '. &neksi oleh bacteria irus atau proto>oa. 3. Peradangan ;. 4etidak eektian suhu sekunder pada usia lan*ut . 4erusakan *aringan misalna demam rematik pada pireksia terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu ebris. 3. +aniestasi 4linis 1. uhu tinggi 37.80C (1000?) peroral atau 38.8 0C (1010?) '. @aki kardia 3. 4ulit kemerahan ;. Hangat pada sentuhan
. +enggigil . %ehidrasi 7. 4ehilangan nasu makan 1. Proses @er*adi 1. ?ase &6 aAal (aAitan dingin atau menggigil) '. Peningkatan denut *antung 3. Peningkatan la*u dan kedalaman pernaasan ;. +enggigil akibat tegangan dan kontraksi otot . 4ulit pucat dan dingin karena asokontriksi . +erasakan sensasi dingin 7. %asar kuku mengalami sianosis karena asokontriksi 8. ambut kulit berdiri . Pengeluaran keringat berlebihan 10. Peningkatan suhu tubuh 1. ?ase &&6 proses demam '. Proses menggigil lenap 3. 4ulit terasa hangat < panas ;. +erasa tidak panas atau dingin . Peningkatan nadi dan la*u pernaasan . Peningkatan rasa haus 7. %ehidrasi ringan hingga berat 8. +engantuk delirium atau ke*ang akibat iritasi sel sara . !esi mulut herpetik 10. 4ehilangan nasu makan ( *ika demam meman*ang ) 1. 4elemahan keletihan dan neri ringan pada otot akibat katabolisme protein
1. ?ase &&&6 pemulihan 1. 4ulit tampak merah dan hangat '. Berkeringat 3. +enggigil ringan4emungkinan mengalami dehidrasi Pada mekanisme tubuh alamiah demam ang ter*adi dalam diri manusia bermanaat sebagai proses imun. Pada proses ini ter*adi pelepasan interleukin-1 ang akan mengaktikan sel @. suhu tinggi (demam) *uga berungsi meningkatkan keaktian (ker*a) sel @ dan B terhadap organisme pathogen. #amun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh peningkatan metabolisme *uga peningkatan kadar sisa metabolisme. elain itu pada keadaan tertentu demam dapat mengaktikan ke*ang. 1. 4omplikasi Pengaruh hipertermia terhadap saAar darah otak< BBB adalah meningkatkan permeabilitas BBB ang berakibat langsung baik secara partial maupun komplit dalam ter*adina edema serebral (insberg et al 18). elain itu hipertermia meningkatkan metabolisme sehingga ter*adi lactic acidosis ang mempercepat kematian neuron (neuronal in*ur) dan menambah adana edema serebral (eith et al 1). ,dema serebral ($%D egional kurang dari '0 ml< 100 gram< menit) ini mempengaruhi tekanan perusi otak dan menghambat reperusi adekuat dari otak dimana kita ketahui edema serebral memperbesar olume otak dan meningkatkan resistensi serebral. "ika tekanan perusi tidak cukup tinggi aliran darah otak akan menurun karena resistensi serebral meninggi. $pabila edema serebral dapat diberantas dan tekanan perusi bisa terpelihara pada tingkat ang cukup tinggi maka aliran darah otak dapat bertambah (Hucke et al 11). %engan demikian daerah perbatasan lesi askuler itu bisa mendapat sirkulasi kolateral ang cukup akti kemudian darah akan mengalir secara pasi ke tempat iskemik oleh karena terdapatna pembuluh darah ang berada dalam keadaan asoparalisis. +elalui mekanisme ini daerah iskemik sekeliling pusat ang mungkin nekrotik (daerah penumbra) masih dapat diselamatkan sehingga lesi askuler dapat diperkecil sampai daerah pusat ang kecil sa*a ang tidak dapat diselamatkan lagi
1. Penatalaksanaan medis ang diberikan aitu6 1. Beri obat penurun panas seperti paracetamol asetaminoen. 1. Penatalaksanaan keperaAatan ang diberikan aitu6 1. Beri pasien banak minum. pasien men*adi lebih mudah dehidrasi pada Aaktu menderita panas. +inum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi. '. Beri pasien banak istirahat agar produksi panas ang diproduksi tubuh seminimal mungkin. 3. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh seperti ketiak lipatan paha leher belakang. 1. 4D#,P %$$ $4,P H&P,@,+& '. Pengka*ian 1. %ata ubekti •
1.
E Pasien mengatakan badanna panas %ata Dbekti
•
E uhu tubuh pasien meningkat
•
E Pasien terlihat lemas
•
E +ukosa tampak kering
1. %iagnosa 4eperaAatan Peningkatan suhu tubuh berhubunga dengan proses ineksi ditandai dengan6 - Pasien mengatakan badanna terasa panas - +ukosa bibir kering - =a*ah pasien tampak merah 1. Perencanaan < &nterensi a. encana @u*uan etelah diberikan $4,P selama 3F'; *am diharapkan hipertermi dapat ter atasi dengan kriteria hasil6
- uhu tubuh pasien turun - uhu 3-37 ℃ - +ukosa bibir pasien tidak kering lagi - 4ulit pasien tidak hangat bila disentuh - Pasien tidak lemas b. encana @indakan #o. &nterensi
asional
1. '. 3. ;. . .Dbserasi @@G pasien Dbserasi 4 pasien Berikan kompres hangat Berikan minum air putih ang banak $n*urkan pasien untuk memakai ba*u tipis dan menerap keringat 4olaborasi pemberian obat antipiretikntuk mengetahui perkembangan pasien ntuk mengetahui perkembangan pasien 4ompres hangat mampu menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normal +empertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengganti cairan ang hilang akibat hipertermi ntuk mempercepat proses penguapan panas %engan pemberian obat tersebut dapat menetralkan panas tubuh dan membantu antibod melaAan ineksi
1. Pelaksanaan 1. esuai dengan rencana tindakan ang akan diberikan 1. ,aluasi a.uhu tubuh pasien turun b.uhu 3-37℃ c.+ukosa bibir pasien tidak kering lagi d.4ulit pasien tidak hangat pada sentuhan e.Pasien tidak lemas %$?@$ P@$4$ !nda "uall Corpenito.18. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis."akarta.,C %oenges +.,.1. Rencana Keperawatan Edisi 3. "akarta.,C #anda &nternational.'00-'011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi."akarta.,C
INTERVENSI DAN RASIONAL KEJANG DEMAM 1.
Intervensi dan Rasional
1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi. Tujuan : suhu tubuh normal 3 !"#3$ !" pada klien Intervensi : ebab hipertermi R/ Hipertermi merupakan salah satu &ejala/kompensasi tubuh terhadap adanya infeksi baik se'ara lokal maupun se'ara sistemik. hal ini perlu diketahui seba&ai dasar dalam ren'ana intervensi. #
(bservasi suhu badan R/ proses penin&katan suhu menunjukkan proses penyakit infeksius akut
#
)eri kompres han&at pada dahi/a*illa R/ +aerah dahi / a*illa merupakan jarin&an tipius dan terdapat pembuluh darah sehin&&a proses vasodilatasi pembuluh darah lebih 'epat sehin&&a per&erakan molekul 'epat.
#
)eri minum serin& tapi sedikit.
R/ ,ntuk men&&anti 'airan yan& hilan& selama proses evaporasi. #
-njurkan ibu untuk memakaikan pakaian tipis dan yan& dapat menyerap kerin&at. R/ akaian yan& tipis dapat membantu memper'epat proses evaporasi.
#
%olaborasi dalam pemberian obat antipiretik R/ (bat antipiretik bekerja seba&ai pen&atur kembali pusat pen&atur panas