LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGIS
ENSEFALITIS
OLEH :
ARI KURNIAWAN RAHMADHANI, S.KEP
NIM.1714901110106
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2018
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGIS
ENSEFALITIS
DefinisiEnsefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). (Tarwoto & Wartonah, 2007).DefinisiEnsefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). (Tarwoto & Wartonah, 2007).
Definisi
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). (Tarwoto & Wartonah, 2007).
Definisi
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). (Tarwoto & Wartonah, 2007).
EtiologiMikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.Reaksi toksin seperti pada thypoin fever, campak, chicken pox.Keracunan : arsenik, COEtiologiMikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.Reaksi toksin seperti pada thypoin fever, campak, chicken pox.Keracunan : arsenik, CO
Etiologi
Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
Reaksi toksin seperti pada thypoin fever, campak, chicken pox.
Keracunan : arsenik, CO
Etiologi
Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
Reaksi toksin seperti pada thypoin fever, campak, chicken pox.
Keracunan : arsenik, CO
Manifestasi KlinikDemamSakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritanPusingMuntahMalaiseNyeri ekstrimitasPucatHalusinasiKejangGelisahGangguan kesadaranManifestasi KlinikDemamSakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritanPusingMuntahMalaiseNyeri ekstrimitasPucatHalusinasiKejangGelisahGangguan kesadaranKomplikasiAkut : Edema otak. SIADH. Status konvulsi. Kronik : Cerebral palsy. Epilepsy. Gangguan visus dan pendengaran. KomplikasiAkut : Edema otak. SIADH. Status konvulsi. Kronik : Cerebral palsy. Epilepsy. Gangguan visus dan pendengaran.
Manifestasi Klinik
Demam
Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan
Pusing
Muntah
Malaise
Nyeri ekstrimitas
Pucat
Halusinasi
Kejang
Gelisah
Gangguan kesadaran
Manifestasi Klinik
Demam
Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan
Pusing
Muntah
Malaise
Nyeri ekstrimitas
Pucat
Halusinasi
Kejang
Gelisah
Gangguan kesadaran
Komplikasi
Akut :
Edema otak.
SIADH.
Status konvulsi.
Kronik :
Cerebral palsy.
Epilepsy.
Gangguan visus dan pendengaran.
Komplikasi
Akut :
Edema otak.
SIADH.
Status konvulsi.
Kronik :
Cerebral palsy.
Epilepsy.
Gangguan visus dan pendengaran.
PenatalaksanaanIsolasi : Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.Terapi antimikroba, sesuai hasil kulturMengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otakMengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.Mempertahankan ventilasi :Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3 lt/menit).Penatalaksanaan shock septik Mengontrol perubahan suhu lingkunganPenatalaksanaanIsolasi : Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.Terapi antimikroba, sesuai hasil kulturMengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otakMengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.Mempertahankan ventilasi :Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3 lt/menit).Penatalaksanaan shock septik Mengontrol perubahan suhu lingkungan
Penatalaksanaan
Isolasi : Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.
Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur
Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak
Mengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
Mempertahankan ventilasi :Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3 lt/menit).
Penatalaksanaan shock septik
Mengontrol perubahan suhu lingkungan
Penatalaksanaan
Isolasi : Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.
Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur
Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak
Mengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
Mempertahankan ventilasi :Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3 lt/menit).
Penatalaksanaan shock septik
Mengontrol perubahan suhu lingkungan
Pemeriksaan PenunjangBiakan dari darah Pemeriksaan serologisPemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.Punksi lumbal Likuor kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa. EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002) CT scan Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangBiakan dari darah Pemeriksaan serologisPemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.Punksi lumbal Likuor kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa. EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002) CT scan Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
Biakan dari darah
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
Punksi lumbal Likuor kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002)
CT scan Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
Biakan dari darah
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
Punksi lumbal Likuor kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002)
CT scan Pemeriksaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Noc: Respiratory status : Ventilation, Respiratory status : Airway patency
Nic: Airway Management (Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, Lakukan fisioterapi dada jika perlu, Keluarkan sekret dengan batuk atau suction, Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, Berikan terapi uap untuk mengencerkan secret, monitor respirasi dan ststus O2)
Defisit Volume Cairan
Noc: mempertahankan urine output, tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
Nic: Manajemen Cairan ( timbang popok atau pembalut jika di perlukan, monitor status hidrasi, monitor tanda-tanda vital, berikan cairan intervena, atur kemungkinan transfusi, dorong keluarga untuk membantu pasien makan dan minum, dan kolaborasi jika tanda cairan memburuk ).
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Noc: peningkatan berat badan, berat badan ideal sesuai tinggi badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, peningkatan fungsi pengecapan dan menelan, dan tidak ada penurunan berat badan yang berarti.
Nic: manajemen nutrisi ( kaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi, anjurkan klien untuk meningkatkan protein, yakinkan diet mengandung tinggi serat, monitor jumlah nutrisi dan kalori serta berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Nyeri Akut
Noc: Skala nyeri turun, Sensasi nyeri berkurang, Tingkat ketidaknyamanan berkurang
Nic: Pain Manajement (Kaji secara komprehensif terhadap nyeri termasuk lokasi, durasi, kualitas, dan intensitas nyeri, Observasi reaksi ketidaknyamanan secara nonverbal, Manajemen lingkungan : kenyamanan, Ajarkan cara penggunaan terapi non farmakologis (distraksi, guide imagery, relaksasi), Kolaborasi pemberian analgesic, Monitor tanda – tanda vital
Hipertermi
Noc: Suhu tubuh klien dalam renttang normal, RR dan HR dalam rentang normal, Tidak ada perubahan warna kulit
Nic: Fever Treathment (Monitor aktivitas kejang, Monitor hidrasi, Monitor TTV, Pantau warna kulit dan suhu kulit, Selimuti pasien, Tingkatkan intake cairan dan nutrisi, Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila, Kolaborasi pemberian cairan intravena, Kolaborasi pemberian antipiretik)
DAFTAR PUSTAKA
Aini., N. & Aridiana., L.M. ( 2016 ). Sistem Endokrin Dengan Pendekatan NANDA NIC NOC. Jakarta : Salemba Medika.
Herlina., I. S. Wungouw. Sylvia., R. & Marunduh. ( 2014 ). Mudah Mempelajari Patofisiologi. Edisi keempat. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher.
Riyadi., S. ( 2014 ). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Banjarbaru, Januari 2018
Preseptor klinik, Ners muda,
( ................................................... ) ( ................................................... )