LAPORAN PENDAHULUAN CIDERA OTAK BERAT (COB) A. Konsep Konsep Dasar Dasar Pen Penyak yakit it 1.
Penertian
a. Cedera kepala kepala adalah adalah trauma trauma mekanik mekanik pada pada kepala kepala yang yang terjadi terjadi baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, bersifat temporer atau permanent (Irwana,2009. b. Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak (!udi,hendri,200". c. #enurut !rain Injury $ssosiation of $merica, $merica, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan%benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. d. Cede Cedera ra kepa kepala la adala adalah h seran serangk gkai aian an kejad kejadia ian n pato patofi fisio siolo logi gik k yang yang terjad terjadii setel setelah ah trauma kepala ,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau kombinasinya (&tandar 'elayanan #edis ,& )r.&ardjito. )r.&ardjito. e. Cedera Cedera kepala kepala merup merupakan akan salah salah satu satu penye penyebab bab kemat kematian ian dan dan kecacat kecacatan an utama utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (#ansjoer $rif ,dkk ,2000. f. *rauma % cedera kepal kepalaa adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala (&uriadi + ita uliani, uliani, 200-. adi yang dimaksud cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan%benturan fisik fisik dari dari luar, luar, yang yang dapat dapat mengu menguran rangi gi atau mengu mengubah bah kesadar kesadaran an yang yang mana mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
!. Epi"e pi"e#i #io$ o$o oi
&eca &ecara ra glob global al insid insiden en cedera cedera kepa kepala la meni mening ngkat kat deng dengan an tajam tajam teru terutam tamaa karen karenaa peningkatan penggunaankendaraan bermotor. /1 memperkirakan bahwa pada tahun 2020 2020 kecelak kecelakaan aan lalu lintas lintas akan akan menjad menjadii penye penyebab bab penya penyakit kit dan trauma trauma ketiga ketiga terban terbanya yak k di dunia. dunia. )i $merik $merikaa &erika &erikat, t, kejadi kejadian an cedera cedera kepala kepala setiap setiap tahunn tahunnya ya diperkirakan mencapai 00.000 kasus. )ari jumlah tersebut, -03 meninggal sebelum tiba di rumah rumah sakit. an ang g sampai di rumah sakit, "03 dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (C4, -03 termasuk cedera kepala sedang (C4&, dan -03 sisanya adala adalah h cede cedera ra kepa kepala la berat berat (C4! (C4!. . Insi Inside den n cedera cedera kepa kepala la teru terutam tamaa terja terjadi di pada pada kelomp kelompok ok usia usia produk produktif tif antara antara -566 -566 tahun. tahun. 4ecela 4ecelakaa kaan n lalu lalu lintas lintas merupa merupakan kan penyebab 6"3573 dari insiden cedera kepala, 20352"3 lainnya karena jatuh dan 735 93 lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi (Irwana,2009.
%.
Etio$oi
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas ( #ansjoer, 200087.'enyebab cidera kepala antara lain8 kecelakaan lalu lintas, perkelahian, terjatuh, terja tuh, dan cidera olah raga. Cidera kepala terbuka sering disebabkan oleh peluru atau pisau (Corkrin, 200-8-. a. Cedera Cedera 4epala 'rimer 'rimer yaitu cedera yang yang terjadi terjadi akibat akibat langsung langsung dari dari trauma8 trauma8 - 4ulit 8 :uln :ulnus, us, laserasi, laserasi, hematoma hematoma subkutan, subkutan, hematoma hematoma subdural. 2 *ulang *ulang 8 ;raktur ;raktur lineal, lineal, fraktur fraktur bersih kranial, kranial, fraktur fraktur infresi (tertutup + terbuka. 7 1tak 8 Cedera kepala primer, primer, robekan robekan dural, dural, contusio contusio (ringan, (ringan, sedang, berat, difusi laserasi. a. 4ece 4ecela laka kaan an
#enuru #enurutt 4!!I, 4!!I, kekeras kekerasan an didefin didefinisik isikan an sebaga sebagaii suatu suatu periha perihall atau atau perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik pada barang atau orang lain (secara paksaan. b. Cedera 4epala &ekunder yaitu cedera yang disebabkan karena komplikasi komplikasi 8 - 1ede 1edem ma otak tak 2 ipo ipoks ksia ia otak otak 7 4ela 4elain inan an metab metabol olic ic 6 4ela 4elain inan an salu saluran ran nafa nafass &yok &ela &elain in itu itu peny penyeb ebab ab lain lain terj terjad adin iny ya trau trauma ma kepa kepala la (&me (&melt lt>e >err, 200200-82 8222-0? 0?
&. 'ekan ekanis is#e #e e" e"er era a
#ekanisme cedera % trauma kepala, meliputi 8 a $kselera erasi ika benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang yang diam kemudian dipukul atau dilempar. b )eselerasi
ika kepala bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada kepala yang terbentur. c )eformitas 'erubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma, misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak.
. Pato*isio$oi
'ada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder. Cedera primer merupakan cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan oleh benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselerasi5deselerasi gerakan kepala ( Aennarelli, -99@ dalam Israr dkk, 2009 . 'ada trauma kapitis, dapat timbul suatu lesi yang bisa berupa perdarahan pada permukaan otak yang berbentuk titik5titik besar dan kecil, tanpa kerusakan pada duramater, dan dinamakan lesi kontusio. $kselerasi5deselerasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma. 'erbedaan densitas antara tulang tengkorak (substansi solid dan otak (substansi semi solid menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intra kranialnya. !ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan dari benturan (countrecoup (ickey, 2007 dalam Israr dkk,2009. 4erusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya efek kaskade, yang efeknya merusak otak. Cedera sekunder terjadi dari beberapa menit hingga beberapa jam setelah cedera awal. &etiap kali jaringan saraf mengalami cedera, jaringan ini berespon dalam pola tertentu yang dapat diperkirakan, menyebabkan berubahnya kompartemen intrasel dan ekstrasel. !eberapa perubahan ini adalah dilepaskannya glutamin secara berlebihan, kelainan aliran kalsium, produksi laktat, dan perubahan pompa natrium pada dinding sel yang berperan dalam terjadinya kerusakan tambahan dan pembengkakan jaringan otak. Beuron atau sel5 sel fungsional dalam otak, bergantung dari menit ke menit pada suplai nutrien yang konstan dalam bentuk glukosa dan oksigen, dan sangat rentan terhadap cedera metabolik bila suplai terhenti. Cedera mengakibatkan hilangnya kemampuan sirkulasi otak untuk mengatur =olume darah sirkulasi yang tersedia, menyebabkan iskemia pada beberapa daerah tertentu dalam otak (
+. K$asi*ikasi Ce"era kepa$a "i,ai #en-a"i
a. Cedera 4epala terbuka
dan bentuk dari benturan. 4erusakan otak juga dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk ke dalam jaringan otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan
sel
otak
akibat
benda
tajam%
tembakan.
Cedera
kepala
terbuka
memungkinkan kuman pathogen memiliki abses langsung ke otak b. Cedera 4epala *ertutup !enturan cranium pada jaringan otak didalam tengkorak ialah goncangan yang mendadak. )ampaknya mirip dengan sesuatu yang bergerak cepat, kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan dalam otak cairan akan tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi8 komusio (gegar otak, kontusio (memar, dan laserasi (!runner + &uddarth, 200-?
c. !erdasarkan *ingkat 4eparahan !iasanya Cedera 4epala berdasarkan tingkat keparahannya didasari atas AC&. )imana AC& ini terdiri dari tiga komponen yaitu 8
eaksi membuka mata ( eaksi membuka mata
Bilai
#embuka mata spontan
6
!uka mata dengan rangsangan suara
7
!uka mata dengan rangsangan nyeri
2
*idak membuka mata dengan rangsangan nyeri
-
eaksi berbicara eaksi :erbal
Bilai
4omunikasi =erbal baik, jawaban tepat
!ingung, disorientasi waktu, tempat dan ruang
6
)engan rangsangan nyeri keluar kata5kata
7
4eluar suara tetapi tak berbentuk kata5kata
2
*idak keluar suara dengan rangsangan apapun
-
eaksi Aerakan lengan % tungkai eaksi #otorik
Bilai
#engikuti perintah
@
#elokalisir rangsangan nyeri
#enarik tubuhnya bila ada rangsangan nyeri
6
eaksi fleksi abnormal dengan rangsangan nyeri
7
eaksi ekstensi abnormal dengan rangsangan nyeri
2
*idak ada gerakan dengan rangsangan nyeri
-
)engan Alasgow Coma &cale (AC&, cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi 8 a. Cedera kepala ringan Bilai AC&8 -75-, kehilangan kesadaran kurang dari 70 menit. )itandai dengan nyeri kepala, muntah, =ertigo dan tidak ada penyerta seperti pada fraktur tengkorak, kontusio%hematoma
b. Cedera kepala sedang Bilai AC&8 95-2, kehilangan kesadaran antara 70 menit D 26 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak dan disorientasi ringan (bingung c. Cedera kepala berat Bilai AC&8 75", hilang kesadaran lebih dari 26 jam, meliputi8 kontusio serebral, laserasi, hematoma dan edema serebral (udack dan Aallo, -99@
/. 0e-a$a k$inis
a. 'erubahan kesadaran, letargi, hemiparese, ataksia, cara berjalan tidak tegap, kehilangan tonus otot.'erubahan tekanan darah atau normal (hipertensi, perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takikardia, yang diselingi dengan bradikardia disritmia.
b. 'erubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis. c. Inkontinensia kandung kemih atau usus atau mengalami ganggua fungsi. d. #untah atau mungkin proyektil, gangguan menelan (batuk, air liur, disfagia e. 'erubahan kesadaran bisa sampai koma. 'erubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi atau tingkah laku dan memori. 'erubahan pupil (respon terhadap cahaya simetris de=iasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti. 4ehilangan penginderaan seperti pengecapan, penciuman dan pendengaran, wajah tidak simetris, refleks tendon tidak ada atau lemah, kejang, sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh. f.
/ajah menyeringai, respon pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
g. 'erubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiper=entilasi, nafas berbunyi, stridor, terdesak, ronchi, mengi positif (kemungkinan karena aspirasi. h. ;raktur atau dislokasi, gangguan penglihatan, kulit 8 laserasi, abrasi, perubahan warna, adanya aliran cairan (drainase dari telinga atau hidung (C&&, gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara umum mengalami paralisis, demam, gangguan dalam regulasi tubuh. i.
$fasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, berbicara berulang D ulang.
j.
#erasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
k. Cemas,delirium, agitasi, bingung, depresi, dan impulsif. l.
#ual, muntah, mengalami perubahan selera.
m. 4ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, =ertigo, sinkope, tinitus,kehilangan pendengaran. 'erubahan dalam penglihatan,seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, fotopobia, gangguan pengecapan dan penciuman. n. &akit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama. o. 'ada kontusio, segera terjadi kehilangan kesadaran, pada hematoma, kesadaran mungkin hilang, atau bertahap sering dengan membesarnya hematoma atau edema intestisium. p. espon pupil mungkin lenyap atau segera progresif memburuk.
E. 'erubahan prilaku, kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik timbul dengan segera atau secara lambat. r.
ematoma epidural dimanifestasikan dengan awitan yang cepat. ematoma ini mengancam hidup dan dikarakteristikkan dengan detoriorasi yang cepat, sakit kepala, kejang, koma dan hernia otak dengan kompresi pada batang otak.
s. ematoma subdural terjadi
dalam
6" jam cedera dan dikarakteristikkan dengan
sakit
kepala, agitasi, konfusi, mengantuk berat, penurunan
tingkat
kesadaran, dan peningkatan
*I4.
ematoma subdural kronis
juga
dapat terjadi. t.
'erubahan ukuran pupil (anisokoria
u. *riad Cushing (denyut jantung menurun, hipertenai, depresi pernapasan =. $pabila meningkatnya tekanan intracranial, terdapat pergerakan atau posisi abnormal ekstrimitas Per"araan yan serin "ite#2kan
a. pidural ematoma *erdapat pengumpulan darah di antara tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya pembuluh darah % cabang D cabang arteri meningeal media yang terdapat di duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. )apat terjadi dalam beberapa jam sampai -52 hari.
terjadi dalam 2 minggu atau beberapa bulan. *anda5tanda dan gejalanya adalah 8 nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri, berfikir lambat, kejang dan udem pupil. 'erdarahan intracerebral berupa perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh darah arteri? kapiler? =ena. *anda dan gejalanya8 nyeri kepala, penurunan kesadaran, komplikasi pernapasan, hemiplegia kontra lateral, dilatasi pupil, perubahan tanda5tanda =ital. c.
'erdarahan &ubarachnoid 'erdarahan di dalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan permukaan otak, hampir selalu ada pad cedera kepala yang hebat. *anda dan gejala 8 Byeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan kaku kuduk
3. Pe#eriksaan *isik
1bser=asi dan pemeriksaan fisik -. 4eadaan umum 8
idung 8 idung simetris , atau terdapat fraktur
5
)ada 8 !entuk simetris kanan kiri, retraksi otot bantu pernafasan, ronchi
5
)i seluruh lapangan paru, batuk produktif, irama pernafasan, nafas dangkal. •
Inspeksi 8 Inspirasi dan ekspirasi pernafasan, frekuensi, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara nafas tambahan bentuk dada, batuk
•
Palpasi 8 'ergerakan asimetris kanan dan kiri, taktil fremitus raba sama antara kanan dan kiri dinding dada
•
Perkusi 8 $danya suara5suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas paru dan hepar.
•
Auskultasi 8 *erdengar adanya suara =esikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wee>ing.
b. 4ardio=askuler ( !2 8 !leeding •
Inspeksi 8 !entuk dada simetris kanan kiri, denyut jantung pada ictus cordis -
•
Palpasi 8 ;rekuensi nadi%, tekanan darah, suhu, perfusi dingin, berkeringat
•
Perkusi 8 &uara pekak
•
Auskultasi 8 Irama reguler, sistole%murmur, bendungan =ena jugularis, oedema
c. 'ersyarafan ( !7 8 !rain 4esadaran, AC& •
4epala 8 !entuk o=ale, wajah tampak miring ke sisi kanan
•
#ata 8 4onjungti=a tidak anemis, sklera tidak icteric, pupil isokor, gerakan bola mata mampu mengikuti perintah.
•
#ulut 8 4esulitan menelan, kebersihan penumpukan ludah dan lendir, bibir tampak kering, terdapat afasia.
•
d. 'erkemihan5eliminasi urine ( !6 8 !ledder •
Inspeksi 8 umlah urine, warna urine, gangguan perkemihan tidak ada, pemeriksaan genitalia eksternal, jamur, ulkus, lesi dan keganasan.
•
Palpasi 8 'embesaran kelenjar inguinalis, nyeri tekan.
•
Perkusi 8 Byeri pada perkusi pada daerah ginjal.
e. 'encernaan5eliminasi al=i ( ! 8 !owel •
Inspeksi 8 #ulut dan tenggorokan tampak kering, abdomen normal tidak ada kelainan, keluhan nyeri, gangguan pencernaan ada, kembung kadang5kadang, terdapat diare, buang air besar perhari.
•
Palpasi 8 epar tidak teraba, ginjal tidak teraba, anoreksia, tidak ada nyeri tekan.
•
Perkusi 8 &uara timpani pada abdomen, kembung ada suara pekak pada daerah hepar.
•
Auskultasi 8 'eristaltik lebih cepat.
•
$bdomen 8 *idak terdapat asites, turgor menurun, peristaltik ususnormal.
•
ektum 8 ectal to see
f. *ulang5otot5integumen ( !@ 8 !one •
4emapuan pergerakan sendi 8 4esakitan pada kaki saat gerak pasif, droop foot, kelemahan otot pada ekstrimitas atas dan bawah.
•
4ulit 8 /arna kulit, tidak terdapat luka dekubitus, turgor baik, akral kulit.
4. Pe#eriksaan "ianostik5pen2n-an
a. 'emeriksaan laboratorium •
$A) 8 untuk mengetahui adanya masalah =entilasi atau oksigenasi perdarahan sub arakhnoid.
•
4imia elektrolit darah 8 mengetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam peningkatan *I4 atau perubahan mental.
b. adiology •
C* &can (tanpa atau dengan kontras mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran =entrikuler, pergeseran jaringan otak.
•
#I 8 sama dengan C* &can
•
$ngiografi serebral 8 menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, pendarahan, trauma.
•
A 8 untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang patologis.
•
&inar F 8 untuk mendeteksi adanya perubahan struktur tulang ( fraktur , pergeseran struktur dari garis tengah ( karena perdarahan adanya fragmen tulang.
•
!$8 #engoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil
•
'*8 #endeteksi perubahan akti=itas metabolisme otak
•
&creen *oGicologi8 Hntuk mendeteksi pengaruh kanan intrkrani obat sehingga menyebabkan penurunan kesadan.
•
#yelogram 8)ilakukan untuk menunjukan =ertebrae dan adanya bendungan dari spinal aracknoid jika dicurigai.
•
*horaG F ray 8Hntuk mengidentifikasi keadaan pulmo.
c.;ungsi lumbal 8 C&&, dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan sub arakhnoid. d. $!As8 #endeteksi keberadaan =entilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi
jika terjadi peningkatan tekanan intracranial e.&creen *oGicologi8 Hntuk mendeteksi pengaruh kanan intrkrani obat sehingga menyebabkan penurunan kesadan. f. 'emeriksaan fungsi pernafasan8 #engukur =olume maksimal dari inspirasi dan ekspirasi yang penting diketahui bagi penderita dengan cidera kepala dan pusat pernafasan (medulla oblongata.
16. Terapy Penata$aksanaan
'enatalaksanaan saat awal trauma
pada
cedera kepala selain dari factor
mempertahankan fungsi $!C (airway, breathing, circulation dan menilai status neurologis (disability, eGposure, maka factor yang harus diperhitungkan pula adalah mengurangi iskemia serebri yang terjadi. &elain itu perlu pula dikontrol kemungkinan tekanan intracranial yang meninggi disebabkan oleh edema serebri. &ekalipun tidak jarang memerlukan tindakan operasi, tetapi usaha untuk menurunkan tekanan intracranial ini
dapat
dilakukan
dengan cara menurunkan 'aC12
dengan
hiper=entilasi yang mengurangi asidosis intraserebral dan menambah metabolisme intraserebral. $dapun usaha untuk menurunkan 'aC12 ini yakin dengan intubasi endotrakeal, hiper=entilasi. Intubasi dilakukan sedini mungkin kepala klien yang koma untuk mencegah terjadinya 'aC12 yang meninggi. 'rinsip $!C dan =entilasi yang teratur dapat mencegah peningkatan tekanan intracranial.
'enangan khususnya pada klien dengan C4! yang mengalami perdarahan atau hematom di kepala baik pada bagian ) maupun &) dilakukan tindakan trepanasi. *repanasi%kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang
bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif. pidural ematoma () adalah suatu perdarahan yang terjadi di antara tulang dan lapisan duramater.
4ontusio berat obser=asi dan tirah baring, dilakukan pembersihan % debridement dan sel5sel yang mati (secara bedah terutama pada cedera kepala terbuka
Hntuk cedera kepala terbuka diperlukan antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi
)ilakukan metode5metode untuk menurukan tekanan intracranial termasuk pemberian diuretic dan anti inflamasi
4aji adanya cedera lain, terutama cedera ser=ikal. angan memindahkan pasien sampai kemungkinan cedera ser=ikal telah disingkirkan % ditangani. *inggikan kepala tempat tidur sampai 70 derajat jika tidak terdapat cedera ser=ikal.
'antau adanya komplikasi a. 'antau **: dan status neurologist dengan sering b. 'eriksa adanya peningkatan *I4 c. 'eriksa adanya drainase dari hidung dan telinga.
11. Ko#p$ikasi
a. Ko#a. 'enderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut coma. 'ada situasi ini, secara khas berlangsung hanya beberapa hari atau minggu, setelah masa ini penderita akan terbangun, sedangkan beberapa kasus lainya memasuki =egetati=e state atau mati penderita pada masa =egetati=e statesering membuka matanya dan mengerakkannya, menjerit atau menjukan respon reflek. /alaupun demikian penderita masih tidak sadar dan tidak menyadari lingkungan sekitarnya. 'enderita pada masa =egetati=e state lebih dari satu tahun jarang sembuh ,. 7ei82re.
'ederita yang mengalami cedera kepala akan mengalami sekurang5kurangnya sekali sei>ure pada masa minggu pertama setelah cedera. #eskipun demikian, keadaan ini berkembang menjadi epilepsy c. In*eksi.
;aktur tengkorak atau luka terbuka dapat merobekan membran (meningen sehingga kuman dapat masuk. Infeksi meningen ini biasanya berbahaya karena keadaan ini memiliki potensial untuk menyebar ke sistem saraf yang lain ". Ker2sakan sara*.
Cedera pada basis tengkorak dapat menyebabkan kerusakan pada ner=us facialis. &ehingga terjadi paralysis dari otot5otot facialis atau kerusakan dari saraf untuk pergerakan bola mata yang menyebabkan terjadinya penglihatan ganda e. Hi$annya ke#a#p2an koniti*.
!erfikir, akal sehat, penyelesaian masalah, proses informasi dan memori merupakan kemampuan kognitif. !anyak penderita dengan cedera kepala berat mengalami masalah kesadaran 1!. Pronosis
'ragnosa pasien cedera kepala akan lebih baik bila penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan cepat. 'asien meninggal karena beberapa factor yakni 8 'rolog hipoksia dan hipotensi, herniasi otak, komplikasi 5 komplikasi sistemik.
B. Konsep Dasar As2an Kepera9atan 1.Penka-ian
a. )ata subjektif 8
Identitas (pasien dan keluarga%penanggung jawab meliputi8 Bama, umur,jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
alamat, dan hubungan pasien dengan keluarga%pengirim. 4eluhan utama8 !agaimana pasien bisa datang ke ruang gawat darurat, apakah
pasien sadar atau tidak, datang sendiri atau dikirim oleh orang lain iwayat cedera, meliputi waktu mengalami cedera (hari, tanggal, jam,
lokasi%tempat mengalami cedera. #ekanisme cedera8 !agaimana proses terjadinya sampai pasien menjadi
cedera. Allergi (alergi8 $pakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
(jenisnya, obat, dan lainnya. Medication (pengobatan8 $pakah pasien sudah mendapatkan pengobatan pertama setelah cedera, apakah pasien sedang menjalani proses pengobatan
terhadap penyakit tertentu Past Medical History (riwayat penyakit sebelumnya8 $pakah pasien menderita penyakit tertentu sebelum menngalami cedera, apakah penyakit
tersebut menjadi penyebab terjadinya cedera Last Oral Intake (makan terakhir8 4apan waktu makan terakhir sebelum cedera al ini untuk memonitor muntahan dan untuk mempermudah
mempersiapkan bila harus dilakukan tindakan lebih lanjut%operasi. Event Leading Injury (peristiwa sebelum%awal cedera8 $pakah pasien
mengalami sesuatu hal sebelum cedera, bagaimana hal itu bisa terjadi Penka-ian ABCD :0H $I/$
-
Cek jalan napas paten atau tidak
-
$da atau tidaknya obstruksi misalnya karena lidah jatuh kebelakang, terdapat cairan, darah, benda asing, dan lain5lain.
-
)engarkan suara napas, apakah terdapat suara napas tambahan seperti snoring, gurgling, crowing.
!$*IBA
-
4aji pernapasan, napas spontan atau tidak
-
Aerakan dinding dada simetris atau tidak
-
Irama napas cepat, dangkal atau normal
-
'ola napas teratur atau tidak
-
&uara napas =esikuler, whee>ing, ronchi
-
$da sesak napas atau tidak (
-
$danya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan
CICH<$*I1B
- Badi teraba atau tidak (frekuensi nadi -
*ekanan darah
-
&ianosis, C*
-
$kral hangat atau dingin, &uhu
-
*erdapa perdarahan, lokasi, jumlah (cc
-
*urgor kulit
-
)iaphoresis
-
iwayat kehilangan cairan berlebihan
)I&$!I
-
4esadaran 8 composmentis, delirium, somnolen, koma
-
AC& 8 :#
-
'upil 8 isokor, unisokor, pinpoint, medriasis
-
$da tidaknya refleks cahaya
-
efleks fisiologis dan patologis
-
4ekuatan otot
F'1&H
-
$da tidaknya deformitas, contusio, abrasi, penetrasi, laserasi, edema
-
ika terdapat luka, kaji luas luka, warna dasar luka, kedalaman
;I: IB*:B*I1B
-
#onitoring jantung (sinus bradikardi, sinus takikardi
-
&aturasi oksigen
-
$da tidaknya indikasi pemasangan kateter urine, BA*
-
'emeriksaan laboratorium
AI: C1#;1*
-
$da tidaknya nyeri
-
4aji nyeri dengan ' 8 'roblem J 8 Jualitas%Juantitas 8 egio & 8 &kala * 8 *ime
- &$#'<
-
4eluhan utama
-
#ekanisme cedera%trauma
-
*anda gejala
2 $) *1 *1
-
;okus pemeriksaan pada daerah trauma 4epala dan wajah
Kebutuhan sehari5hari 8 a. $kti=itas%Istirahat Aejala 8 #erasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan. *anda 8 'erubahan kesadaran, letargi, hemiparese, Euadreplegia, ataksia cara berjalan tak tegap, masalah dalam keseimbangan, cedera (tauma ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastic b. &irkulasi Aejala 8 'erubahan tekanan darah atau normal (hipertensi, perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi, disritmia c. Integritas go Aejala 8 'erubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis *anda 8 Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi dan inpulsif d. liminasi Aejala 8 Inkontinensia kandung kemih%usus atau mengalami gangguan fungsi e. #akanan%Cairan Aejala 8 #ual, muntah, dan mengalami perubahan selera *anda 8 #untah (mungkin proyektil, gangguan menelan (batuk, air liur keluar, f.
disfagia Beurosensori Aejala 8 4ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian. :ertigo, sinkope,
tinitus,
kehilangan
pendengaran,
tingling,
baal
pada
ekstermitas.'erubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, fotofobia. g. Aangguan pengecapan dan juga penciuman.
*anda 8 'erubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi%tingkah laku dan memori. 'erubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri, de=iasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti. 4ehilangan pengindraan, spt8 pengecapan, penciuman dan pendengaran. /ajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparese, Euadreplegia, postur (dekortikasi, deserebrasi, kejang. &angat sensiti=e terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh h. Byeri%kenyamanan Aejala 8 &akit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama *anda 8 /ajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, i.
gelisah tidak bisa beristirahat, merintih. 'ernafasan *anda 8 'erubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiper=entilasi. Bapas berbunyi, stridor, tersedak.onkhi, mengi positif (kemungkinan karena
respirasi j. 4eamanan Aejala 8 *rauma baru%trauma karena kecelakaan *anda 8 ;raktur%dislokasi, gangguan penglihatan. k. 4ulit8 laserasi, abrasi, perubahan warna, spt Kraccoon eyeL, tanda battle disekitar telinga (merupakan tanda adanya trauma. $danya aliran cairan (drainase dari l.
telinga%hidung (C&&. Aangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara
umum mengalami paralysis. )emam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh. m. Interaksi &osial *anda 8 $fasia motorik dan sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang ulang, disartris, anomia. n. 'enyuluhan%pembelajaran Aejala 8 'enggunaan alcohol%obat lain
!. Dianosa Kepera9atan
a. 'erubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma? edema cerebral? penurunan *) sistemik%hipoksia (hipo=olemia, disritmia jantung. b. esiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro=askuler (cedera pada pusat pernapasan otak. 4erusakan persepsi atau kognitif. 1bstruksi trakeobronkhial.
c. esiko tinggi terhadap infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur in=asif. 'enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. 4ekurangan nutrisi. espon inflamasi tertekan (penggunaan steroid. 'erubahan integritas sistem tertutup (kebocoran C&&. d. *idak efektifnya pola napas sehubungan dengan depresi pada pusat napas di otak. e. 4eterbatan akti=itas s%d penurunan kesadaran. f. esiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan immobilisasi, tidak adekuatnya sirkulasi perifer.
g. *idakefektifnya kebersihan jalan napas sehubungan dengan penumpukan sputum . h. 4ecemasan keluarga sehubungan keadaan yang kritis pada pasien. i. j.
Byeri akut b.d dengan agen injuri fisik, )efisit self care b.d de5ngan kelelahan, nyeri
%. Renana As2an Kepera9atan a. Per2,aan per*2si -arinan sere,ra$ ,er2,2nan "enan penentian a$iran "ara (e#orai; e#ato#a)< e"e#a ere,ra$< pen2r2nan TD siste#ik5ipoksia (ipo=o$e#ia; "isrit#ia -ant2n).
*ujuan8 •
#empertahankan
tingkat
kesadaran
biasa%perbaikan,
kognisi,
dan
fungsi
motorik%sensorik. 4riteria hasil8 •
*anda =ital stabil dan tidak ada tanda5tanda peningkatan *I4 Inter=ensi 8 - *entukan faktor5faktor yang menyebabkan koma%penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan *I4. asional 8 'enurunan tanda%gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal, menunjukkan perlunya pasien dirawat di perawatan intensif. 2 'antau %catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar AC&.
asional 8 #engkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan *I4 dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan &&'. 7 =aluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya. asional 8 eaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (III berguna untuk menentukan apakah batang otak masih baik. Hkuran% kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. espon terhadap cahaya mencerminkan fungsi yang terkombinasi dari saraf kranial optikus (II dan okulomotor (III. 6 'antau tanda5tanda =ital8 *), nadi, frekuensi nafas, suhu. asional 8 'eningkatan *) sistemik yang diikuti oleh penurunan *) diastolik (nadi yang membesar merupakan tanda terjadinya peningkatan *I4, jika diikuti
oleh
penurunan
kesadaran.
ipo=olemia%hipertensi
dapat
mengakibatkan kerusakan%iskhemia cerebral. )emam dapat mencerminkan kerusakan pada hipotalamus. 'eningkatan kebutuhan metabolisme dan konsumsi oksigen terjadi (terutama saat demam dan menggigil yang selanjutnya menyebabkan peningkatan *I4. 'antau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa. asional 8 !ermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi
dengan
perfusi
jaringan.
Iskemia%trauma
serebral
dapat
mengakibatkan diabetes insipidus. Aangguan ini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral. @ *urunkan stimulasi eksternal dan berikan kenyamanan, seperti lingkungan yang tenang. asional 8 #emberikan efek ketenangan, menurunkan reaksi fisiologis tubuh dan meningkatkan istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan *I4.
!antu pasien untuk menghindari %membatasi batuk, muntah, mengejan. asional 8 $kti=itas ini akan meningkatkan tekanan intrathorak dan intraabdomen yang dapat meningkatkan *I4. " *inggikan kepala pasien -56 derajad sesuai indikasi%yang dapat ditoleransi. asional 8 #eningkatkan aliran balik =ena dari kepala sehingga akan mengurangi kongesti dan oedema atau resiko terjadinya peningkatan *I4. 9 !atasi pemberian cairan sesuai indikasi. asional 8 'embatasan cairan diperlukan untuk menurunkan edema serebral, meminimalkan fluktuasi aliran =askuler *) dan *I4. -0 !erikan oksigen tambahan sesuai indikasi. asional 8 #enurunkan hipoksemia, yang mana dapat meningkatkan =asodilatasi dan =olume darah serebral yang meningkatkan *I4. -- !erikan obat sesuai indikasi, misal8 diuretik, steroid, antikon=ulsan, analgetik, sedatif, antipiretik. asional 8 )iuretik digunakan pada fase akut untuk menurunkan air dari sel otak, menurunkan edema otak dan *I4,. &teroid menurunkan inflamasi, yang selanjutnya menurunkan edema jaringan. $ntikon=ulsan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya aktifitas kejang. $nalgesik untuk menghilangkan nyeri . &edatif digunakan untuk mengendalikan kegelisahan, agitasi. $ntipiretik menurunkan atau mengendalikan
demam yang mempunyai
pengaruh
meningkatkan metabolisme serebral atau peningkatan kebutuhan terhadap oksigen. ,. Resiko tini po$a napas ti"ak e*ekti* ,er2,2nan "enan ker2sakan ne2ro=ask2$er (e"era pa"a p2sat pernapasan otak). Ker2sakan persepsi ata2 koniti*. O,str2ksi trakeo,ronkia$. T2-2an
mempertahankan pola pernapasan efektif. Kriteria e=a$2asi
bebas sianosis, A)$ dalam batas normal Inter=ensi
- 'antau
frekuensi,
irama,
kedalaman
pernapasan.
Catat
ketidakteraturan
pernapasan. asional 8 'erubahan dapat menandakan awitan komplikasi pulmonal atau menandakan lokasi%luasnya keterlibatan otak. 'ernapasan lambat, periode apnea dapat menandakan perlunya =entilasi mekanis. 2 'antau dan catat kompetensi reflek gag%menelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas sendiri. 'asang jalan napas sesuai indikasi. asional 8 4emampuan memobilisasi atau membersihkan sekresi penting untuk pemeliharaan jalan napas. 4ehilangan refleks menelan atau batuk menandakan perlunaya jalan napas buatan atau intubasi. 7 $ngkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miirng sesuai indikasi. asional 8 Hntuk memudahkan ekspansi paru%=entilasi paru dan menurunkan adanya kemungkinan lidah jatuh yang menyumbat jalan napas. 6 $njurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif bila pasien sadar. asional 8 #encegah%menurunkan atelektasis.
=asokonstriksi yang pada akhirnya akan berpengaruh cukup besar pada perfusi jaringan. @ $uskultasi suara napas, perhatikan daerah hipo=entilasi dan adanya suara tambahan yang tidak normal misal8 ronkhi, whee>ing, krekel. asional 8 Hntuk mengidentifikasi adanya masalah paru seperti atelektasis, kongesti, atau obstruksi jalan napas yang membahayakan oksigenasi cerebral dan%atau menandakan terjadinya infeksi paru. 'antau analisa gas darah, tekanan oksimetri asional 8 #enentukan kecukupan pernapasan, keseimbangan asam basa dan kebutuhan akan terapi. "
T2-2an
#empertahankan normotermia, bebas tanda5tanda infeksi. Kriteria e=a$2asi
#encapai penyembuhan luka tepat waktu. Inter=ensi
- !erikan perawatan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik cuci tangan yang baik. asional 8 Cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial. 2 1bser=asi daerah kulit yang mengalami kerusakan, daerah yang terpasang alat in=asi, catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi. asional 8 )eteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya. 7 'antau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil, diaforesis dan perubahan fungsi mental (penurunan kesadaran. asional 8 )apat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya memerlukan e=aluasi atau tindakan dengan segera. 6 $njurkan untuk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru secara terus menerus. 1bser=asi karakteristik sputum. asional 8 'eningkatan mobilisasi dan pembersihan sekresi paru untuk menurunkan resiko terjadinya pneumonia, atelektasis. !erikan antibiotik sesuai indikasi. asional 8 *erapi profilatik dapat digunakan pada pasien yang mengalami trauma, kebocoran C&& atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial.
". Ti"ak e*ekti*nya po$a napas se2,2nan "enan "epresi pa"a p2sat napas "i otak. T2-2an mempertahankan pola napas yang efektif melaui =entilator. Ranana tin"akan
- itung pernasan klien satu menit penuh. asional 8
pernapasan yang cepat dari pasien dapat menimbulkan alkalosis
respiratori dan pernapasan lambat meningkatkan tekanan 'aC1 2 dan menyebabkan asidosis respiratorik. 2 1bser=asi ratio inspirasi dan ekspirasi. asional 8
pada fase ekspirasi biasanya 2G lebih panjang dari inspirasi, tapi dapat
lebih panjang sebagai kompensasi terperangkapnya udara terhadap gangguan pertukaran gas. 7 'erhatikan kelembaban dan suhu klien. asional 8
keadan dehidrasi dapat mengeringkan sekresi%cairan paru sehingga
menjadi kental dan meningkatkan resiko infeksi. 6 Cek pemasangan tube. asional 8 memberikan =entilasi yang adekuat dalam pemberian tidal =olume. Cek selang =entilator setiap waktu (- menit. asional 8
adanya obstruksi dapat menimbulkan tidak adekuatnya pengaliran
=olume dan menimbulkan penyebaran udara yang tidak a dekuat. @ &iapkan ambu bag tetap berada di dekat klien. asional 8 membantu memberikan =entilasi yang adekuat bila ada gangguan pada =entilator.
e. Keter,atan akti=itas s5" pen2r2nan kesa"aran. T2-2an 4ebutuhan dasar klien dapat terpenuhi secara adekuat. Ranana tin"akan
- !eri penjelasan tiap melakukan tindakan pada klien. asional 8 penjelasan dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerja sama yang dilakukan pada klien dengan kesadaran penuh atau menurun. 2 !eri bantuan untuk memenuhi kebersihan diri. asional 8 kebersihan diri merupakan kebutuhan dasar akan kenyamanan yang harus dijaga oleh perawat untuk meningkatkan rasa nyaman, mencegah infeksi dan keindahan.
7 !eri bantuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan. asional 8 makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan perolehan energi. )iberikan sesuai dengan kebutuhan klien. 6 elaskan pada keluarga tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkaungan yamg aman dan bersih. asional 8
keikut sertaan keluarga diperlukan untuk menjaga hubungan klien5
keluarga. !erikan bantuan untuk memenuhi kebersihan dan keamanan lingkungan. asional 8 linkungan yang bersih dapat mencegah infeksi dan kecelakaan. *.
Resiko tini an2an interitas k2$it se2,2nan "enan i##o,i$isasi; ti"ak a"ek2atnya sirk2$asi peri*er.
*ujuan 8 Aangguan integritas kulit tidak terjadi encana tindakan 8 - 4aji fungsi motorik dan sensorik pasien dan sirkulasi perifer untuk menetapkan kemungkinan terjadinya lecet pada kulit. 2 4aji kulit pasien setiap " jam 8 palpasi pada daerah yang tertekan. 7 !erikan posisi dalam sikap anatomi dan gunakan tempat kaki untuk daerah yang menonjol. 6 Aanti posisi pasien setiap 2 jam 'ertahankan kebersihan dan kekeringan pasien 8 keadaan lembab akan memudahkan terjadinya kerusakan kulit. @ #assage dengan lembut di atas daerah yang menonjol setiap 2 jam sekali. 'ertahankan alat5alat tenun tetap bersih dan tegang. " 4aji daerah kulit yang lecet untuk adanya eritema, keluar cairan setiap " jam. 9 !erikan perawatan kulit pada daerah yang rusak % lecet setiap 6 5 " jam dengan menggunakan 212. . Ti"ak e*ekti*nya ke,ersian -a$an napas se2,2nan "enan pen2#p2kan sp2t2#.
Tujuan #empertahankan jalan napas dan mencegah aspirasi Kriteria Evaluasi
&uara napas bersih, tidak terdapat suara sekret pada selang dan bunyi alarm karena peninggian suara mesin, sianosis tidak ada. !encana tindakan - 4aji dengan ketat (tiap - menit kelancaran jalan napas. 1bstruksi dapat disebabkan pengumpulan sputum, perdarahan, bronchospasme atau masalah terhadap tube. 2 =aluasi pergerakan dada dan auskultasi dada (tiap - jam . 'ergerakan yang simetris dan suara napas yang bersih indikasi pemasangan tube yang tepat dan tidak adanya penumpukan sputum. 7
Tujuan 4ecemasan keluarga dapat berkurang Kriteri evaluasi kspresi wajah tidak menunjang adanya kecemasan 4eluarga mengerti cara berhubungan dengan pasien 'engetahuan keluarga mengenai keadaan, pengobatan dan tindakan meningkat. !encana tindakan - !ina hubungan saling percaya. Hntuk membina hubungan terpiutik perawat 5 keluarga. 2 )engarkan dengan aktif dan empati, keluarga akan merasa diperhatikan. !eri penjelasan tentang semua prosedur dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien. 'enjelasan akan mengurangi kecemasan akibat ketidak tahuan. 7 !erikan kesempatan pada keluarga untuk bertemu dengan klien. #empertahankan hubungan pasien dan keluarga. 6 !erikan dorongan spiritual untuk keluarga. &emangat keagamaan dapat mengurangi rasa cemas dan meningkatkan keimanan dan ketabahan dalam menghadapi krisis.
I Byeri akut b.d dengan NOC agen injuri fisik. o Byeri terkontrol
•
o
*ingkat Byeri
o
*ingkat kenyamanan
'ana-e#en nyeri (1&66)
o
4aji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik,
o
onset%durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri. 1bser=asi respon ketidaknyamanan
&etelah dilakukan asuhan keperawatan selama M. Go 26 jam, klien dapat 8 #engontrol nyeri, de5 o o o
ngan indikator8 #engenal faktor5
secara =erbal dan non =erbal. 'astikan klien menerima perawatan analgetik dg tepat. Aunakan strategi
komunikasi
yang
o
o
faktor penyebab #engenal onset nyeri
efektif untuk mengetahui respon penerimaan klien terhadap nyeri. =aluasi keefektifan penggunaan
o
*indakan pertolong5an o
kontrol nyeri #onitoring perubahan nyeri baik aktual
o
o
o
o
non farmakologi maupun potensial. #enggunakan anal5o &ediakan lingkungan yang nyaman. getik 4urangi faktor5faktor yang dapat o #elaporkan gejala5 menambah ungkapan nyeri. gejala nyeri kepadao $jarkan penggunaan tehnik relaksasi tim kesehatan. sebelum atau sesudah nyeri Byeri terkontrol berlangsung. o 4olaborasi dengan tim kesehatan lain #enunjukkan tingkat untuk memilih tindakan selain obat
o
nyeri, dengan untuk meringankan nyeri. indikator8 *ingkatkan istirahat yang adekuat untuk o #elaporkan nyeri meringankan nyeri. ;rekuensi nyeri
o
o
o o
episode
'erubahan
o
darah 4ehilangan
tekanan o
nafsu
makan
o
'ana-e#en peno,atan (!%36)
nyeri *entukan obat yang dibutuhkan klien o kspresi nyeri? wa5jah dan cara mengelola sesuai dengan 'erubahan respirasi anjuran% dosis. o #onitor efek teraupetik dari rate
o
•
•
*ingkat kenyamanan,
pengobatan. #onitor tanda, gejala dan efek samping
o
obat. #onitor interaksi obat.
o
$jarkan pada klien % keluarga cara mengatasi efek samping pengobatan. elaskan manfaat pengobatan yg dapat
o dengan indicator 8 4lien melaporkan mempengaruhi gaya hidup klien.
kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi
•
Pene$o$aan ana$etik(!!16)
o
'eriksa perintah medis tentang obat,
o
dosis + frekuensi obat analgetik. 'eriksa riwayat alergi klien.
o
'ilih obat berdasarkan tipe dan beratnya
o
nyeri. 'ilih cara pemberian I: atau I# untuk
o
pengobatan, jika mungkin. #onitor =ital sign sebelum dan sesudah
o
pemberian analgetik. 4elola jadwal pemberian analgetik yang
o
sesuai. =aluasi
o
obser=asi tanda dan gejala efek samping, misal depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering, + konstipasi. 4olaborasi dgn dokter untuk obat, dosis
o
+ cara pemberian yg diindikasikan. *entukan lokasi nyeri, karakteristik,
o
kualitas, dan keparahan sebelum pengobatan. !erikan obat dengan prinsip benar •
efektifitas
*oiletting, berpakaian •
&etelah
o
diberi
•
analgetik,
--. )okumentasikan respon dari analgetik dan diinginkan
j )efisit self care b.d• B1C8 de5ngan kelelahan,• 'erawatan diri 8 nyeri. (mandi, #akan •
dosis
BIC8
efek
#embantu
yang
tidak
perawatan
diri
klien #andi dan toiletting •
$ktifitas8
*empatkan alat5alat mandi di tempat yang mudah dikenali dan dijangkau klien
mudah
moti=asi perawatan o selama M.G26 jam, ps o !erikan bantuan selama klien masih mengerti cara mampu mengerjakan sendiri memenuhi $)< secara bertahap sesuai "I# A$L %erpakaian • kemam5puan, dengan $ktifitas8 • kriteria 8 Informasikan pada N #engerti secara klien dalam memilih seder5hana cara pakaian selama mandi, makan, perawatan
•
toileting, dan berpakaian serta mau mencoba se5 cara aman tanpa cemas 4lien mau
&ediakan pakaian di
tempat yang mudah dijangkau !antu berpakaian
yang sesuai aga pri=cy klien
berpartisipasi dengan senang hati tanpa keluhan dalam memenuhi $)<
!erikan
N
pribadi yg digemari dan sesuai •
NIC ADL 'akan o
o o
•
-.
pakaian
$njurkan duduk dan berdoOa bersama teman )ampingi saat makan !antu
jika
klien
belum
mampu dan beri contoh 6. !eri rasa nyaman saat makan
DA:TARPU7TAKA
$merican College of &urgeon Committee on *rauma. 2006. Cedera 4epala. )alam 8 Advanced Trau&a Li'e (upport 'o $octors. Ikatan $hli !edah Indonesia. 4omisi trauma I4$!I. *urner )$. -99@ "eurological evaluation o' a patient )ith head trau&a. )alam 8 Beurosurgery2nd edition. Bew ork8 #cAraw ill, -99@ Irwana 1. (2009 #edera Kepala .;aculty of #edicine Hni=ersitas of iau 'ekan !aru. 1nline.http8%%yayanakhyar.files.wordpress.com%2009%0%cederaPkepalaPfilesPofPdrs medPfkur.pdf (diakses pada tanggal -6 desember 20-7 !rain Injury $ssociation of $merica. *ypes of !rain Injury. ttp8%%www.biausa.org Qdiakses -6 desember 20-7R !ickley,
2007-2008. Jakarta:
EGC
)oenges #.. 2000. !encana Asuhan Kepera)atan Pedo&an +ntuk Perencanaan dan Pendoku&entasian Pera)atan Pasien. disi 7 . AC. akarta. udak + Aallo, -99@. Kepera)atan Kritis Pendekatan Holistik , :olume 2, AC, akarta. &jamsuhidajat, . /im de ong. -99. %uku Ajar Il&u %edah. disi e=isi. AC, akarta. &melt>er, &.C dan !are, !.A. 2002. %uku Ajar Kepera)atan Medikal %edah %runner , (uddarth. ilid &atu. disi 4edelapan. akarta 8 AC