BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. PENGERTIAN
Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala ,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau kombinasinya (Standar Pelayanan Medis ,RS Dr.Sardjito). Dr.Sardjito). Cedera kepala kepala merupakan merupakan salah satu penyebab penyebab kematian kematian dan keaatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar besar terjadi akibat keelakaan lalu lintas .(Mansjoer !rif ,dkk ,"###). $raum raumaa % edera kepala adalah adalah suatu suatu traum traumaa yang yang mengen mengenai ai daerah daerah kulit kulit kepala, kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik seara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita 'uliani, "##). B. ETIOLOGI
.
eelak eelakaan aan lalu lintas lintas (keelaka (keelakaan, an, jatuh, jatuh, keelaka keelakaan an kendaraa kendaraan n bermotor bermotor atau sepeda, sepeda, dan mobil.)
"
eelakaan kerja
*. $rauma $rauma pada olah raga +.
ejatuhan benda
.
-uka tembak
.
Cede Cedera ra akib akibat at keke kekera rasa san. n.
C. KLASIFIKASI
/erat ringannya edera kepala bukan didasarkan berat ringannya gejala yang munul setelah setelah edera edera kepala kepala.. !da !da beberap beberapaa klasifi klasifikas kasii yang yang dipaka dipakaii dalam dalam menent menentuka ukan n derajat derajat edera kepaka. Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagi aspek ,seara praktis dikenal * deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan 1. Meka Mekani nism smee Cede Cedera ra ke kea! a!a a
/erdasarkan /erdasarkan mekanisme, mekanisme, edera kepala dibagi atas edera kepala tumpul dan edera kepala tembus. Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan keelakaan mobil0 motor motor,, jatuh jatuh atau pukula pukulan n benda benda tumpul tumpul.. Cedera Cedera kepala kepala tembu tembuss diseba disebabka bkan n oleh oleh peluru atau tusukan. !danya !danya penetrasi selaput durameter menentukan apakah suatu edera termasuk edera tembus atau edera tumpul. ". K!asi#ikas K!asi#ikasii $edera $edera kea!a kea!a %erdasar %erdasarkan kan Ni!ai Ni!ai Ska!a Ska!a G!as&'( G!as&'( )GCS*+ )GCS*+
1laso2 oma sale ( 1CS) digunakan untuk menilai seara kuantitatif kelainan
neurologis dan dipakai seara umum dalam deskripsi beratnya penderita edera kepala a. Cede Cedera ra ep epal alaa Ring Ringan an (CR (CR). ). 1CS *3 , dapat terjadi kehilangan kesadaran ( pingsan ) kurang dari *# menit atau mengalami amnesia retrograde. $idak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusio erebral maupun hematoma b. Cedera epala Sedang ( CS) 1CS 4 3", kehilangan kesadaran atau amnesia retrograd lebih dari *# menit tetapi kurang dari "+ jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak. . Cede Cedera ra epa epala la /era /eratt (C (C/) /) 1CS lebih keil atau sama dengan dengan 5, kehilangan kehilangan kesadaran kesadaran dan atau terjadi amnesia amnesia lebih lebih dari dari "+ jam. jam. Dapat Dapat mengala mengalami mi kontus kontusio io erebr erebral, al, laseras laserasii atau atau hematoma intraranial. ,.
K!asi#ikasi Cedera kea!a men-r- a'#isi'!'&in/a a'#isi'!'&in/a di%a&i men0adi d-a + a. Cedera Kea!a Primer
!dalah kelainan patologi otak yang timbul akibat langsung pada mekanisme dinami dinamik k (aeler (aelerasi asi 3 deeler deelerasi asi rotasi rotasi ) yang yang menye menyebab babkan kan ganggu gangguan an pada pada jaringan. Pada edera primer dapat terjadi 6 a. 1ega 1egarr kep kepal alaa rin ringa gan n b. Memar otak . -aserasi %. Cedera Kea!a Sek-nder !dalah kelainan patologi patologi otak disebabkan disebabkan kelainan kelainan biokimia, biokimia, metabolisme metabolisme,, fisiologi fisiologi yang timbul setelah trauma. Pada edera kepala sekunder akan timbul gejala, seperti 6 a. 7ipo 7ipote tens nsii sis siste tem mik b. 7ipoksia . 7iperka rkapnea d. 8dema ot otak e. omp ompli likas kasii pern pernap apasa asan n f. infeks infeksii % komp komplik likasi asi pada pada org organ an tubuh tubuh yang yang lain lain
Ska!a K'ma G!as&'( N'
RESPON
Mem%-ka Maa 6
"
*
T'a!
NILAI
0Spontan
+
0$erhadap rangsangan suara
*
0$erhadap nyeri
"
0$idak ada
er%a! +
09rientasi baik
09rientasi terganggu
+
0ata0kata tidak jelas
*
0Suara tidak jelas
"
0$idak ada respon
M''rik +
0 Mampu bergerak
0Melokalisasi nyeri
0:leksi menarik
+
0:leksi abnormal
*
0;kstensi
"
0$idak ada respon
*0
D. PATOFISIOLOGI CEDERA KEPALA
E.PROSES FISIOLOGIS ABNORMAL 2 ejang0kejang
0 1angguan saluran nafas 0 $ekanan intrakranial meningkat yang dapat disebabkan oleh karena6 •
edema fokal atau difusi
•
hematoma epidural
•
hematoma subdural
•
hematoma intraserebral
•
o
2 Sepsis%septik syok
0 !nemia 0 Syok Proses fisiologis yang abnormal ini lebih memperberat kerusakan edera otak dan sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Perdarahan yang sering ditemukan6
•
Eid-ra! 3ema'm+
$erdapat pengumpulan darah diantara tulang tengkorak dan duramater akibat peahnya pembuluh darah%abang0abang arteri meningeal media yang terdapat di duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 3 " hari. -okasi yang paling sering yaitu dilobus temporalis dan parietalis. $anda dan gejala6 penurunan tingkat kesadaran, nyeri kepala, muntah, hemiparesa. Dilatasi pupil ipsilateral, pernapasan dalam dan epat kemudian dangkal, irreguler, penurunan nadi, peningkatan suhu. •
S-%d-ra! 3ema'ma
$erkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik. $erjadi akibat peahnya pembuluh darah
Perdara3an inrasere%ra!
Perdarahan di jaringan otak karena peahnya pembuluh darah arteri, kapiler,
Perdara3an s-%ara$3n'id+
Perdarahan didalam rongga subarahnoid akibat robeknya pembuluh darah dan
permukaan otak, hampir selalu ada pada edera kepala yang hebat. $anda dan gejala6 =yeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan kaku kuduk. Penatalaksanaan Cedera epala onser
/edrest total
•
Pemberian obat0obatan
•
9bser
F. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik dari edera kepala tergantung dari berat ringannya edera kepala. . Perubahan kesadaran adalah merupakan indiator yang paling sensiti yang mempunyai trias lasik seperti 6 nyeri kepala karena regangan dura dan pembuluh darah? papil edema yang disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan diskus optikus? muntah seringkali proyektil. G. PEMERIKSAAN PENUN4ANG
.Pemeriksaan laboratorium ".@0Ray, foto tengkorak * posisi *.C$ san +.:oto er
a.Perdarahan intra ranial 0;pidural 0Subdural 0Sub arahnoid 0>ntra
0:stula karotiko0ka
a.Pemantauan $> dengan ketat. b.9ksigenasi adekuat .Pemberian manitol d.Penggunaan steroid e.Peninggatan tempat tidur pada bagian kepala f./edah neuro ". Tindakan end-k-n& !ain
a.Dukung
/!/ >> ASUHAN KEPERA5ATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CIDERA KEPALA A. PENGKA4IAN Brea3in&
ompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau !taBia breathing. =apas berbunyi, stridor, ronkhi, 2heeing ( kemungkinana karena aspirasi), enderung terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas. B!''d+
;fek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan darah ber
1angguan kesadaran merupakan salah satu bentuk manifestasi adanya gangguan otak akibat idera kepala. ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian,
Perubahan status mental (orientasi, ke2aspadaan, perhatian, konsentrasi, pemeahan masalah, pengaruh emosi%tingkah laku dan memori).
•
Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, foto fobia.
•
Perubahan pupil (respon terhadap ahaya, simetri), de
•
$erjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.
•
Sering timbul hiup%egukan oleh karena kompresi pada ner
•
1angguan ner
B!ader
Pada idera kepala sering terjadi ketidakmampuan menahan miksi.
gangguan
berupa
retensi,
inkontinensia
uri,
B'(e!
$erjadi penurunan fungsi penernaan6 bising usus lemah, mual, muntah (mungkin proyektil), kembung dan mengalami perubahan selera. 1angguan menelan (disfagia) dan terganggunya proses eliminasi al
Pasien idera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot0otot antagonis yang terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
B. DIAGNOSA KEPERA5ATAN
. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma)? edema erebral? penurunan $D sistemik%hipoksia (hipo
C. RENCANA ASUHAN KEPERA5ATAN 1. Per-%a3an er#-si 0arin&an sere%ra! %er3-%-n&an den&an en&3enian a!iran dara3 )3em'ra&i6 3ema'ma*7 edema $ere%ra!7 en-r-nan TD sisemik83i'ksia )3i'9'!emia6 disrimia 0an-n&*.
$ujuan6 •
Mempertahankan motorik%sensorik.
tingkat
kesadaran
biasa%perbaikan,
kognisi,
dan
fungsi
riteria hasil6 •
$anda
>nter.
Rasional 6 Penurunan tanda%gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan a2al, menunjukkan perlunya pasien dira2at di pera2atan intensif. ". Pantau %atat status neurologis seara teratur dan bandingkan dengan nilai standar 1CS. Rasional 6 Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan $> dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP. *. ;>>) berguna untuk menentukan apakah batang otak masih baik. 8kuran% kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. Respon terhadap ahaya menerminkan fungsi yang terkombinasi dari saraf kranial optikus (>>) dan okulomotor (>>>). +. Pantau tanda0tanda , jika diikuti oleh penurunan kesadaran. 7ipo. . Pantau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa. Rasional 6 /ermanfaat sebagai indikator dari airan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan. >skemia%trauma serebral dapat mengakibatkan diabetes insipidus. 1angguan ini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral. . $urunkan stimulasi eksternal dan berikan kenyamanan, seperti lingkungan yang tenang. Rasional 6 Memberikan efek ketenangan, menurunkan reaksi fisiologis tubuh dan meningkatkan istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan $>. . /antu pasien untuk menghindari %membatasi batuk, muntah, mengejan. Rasional 6 !kti. 5. $inggikan kepala pasien 0+ derajad sesuai indikasi%yang dapat ditoleransi. Rasional 6 Meningkatkan aliran balik . 4. /atasi pemberian airan sesuai indikasi. Rasional 6 Pembatasan airan diperlukan untuk menurunkan edema serebral, meminimalkan fluktuasi aliran .
#. /erikan oksigen tambahan sesuai indikasi. Rasional 6 Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat meningkatkan . . /erikan obat sesuai indikasi, misal6 diuretik, steroid, antikon,. Steroid menurunkan inflamasi, yang selanjutnya menurunkan edema jaringan. !ntikon
$ujuan6 •
mempertahankan pola pernapasan efektif.
Krieria e9a!-asi+ •
bebas sianosis, 1D! dalam batas normal
Iner9ensi+
. Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan. Catat ketidakteraturan pernapasan. Rasional 6 Perubahan dapat menandakan a2itan komplikasi pulmonal atau menandakan lokasi%luasnya keterlibatan otak. Pernapasan lambat, periode apnea dapat menandakan perlunya
Rasional 6 Menegah%menurunkan atelektasis. . -akukan penghisapan dengan ekstra hati0hati, jangan lebih dari #0 detik. Catat karakter, 2arna dan kekeruhan dari sekret. Rasional 6 Penghisapan biasanya dibutuhkan jika pasien koma atau dalam keadaan imobilisasi dan tidak dapat membersihkan jalan napasnya sendiri. Penghisapan pada trakhea yang lebih dalam harus dilakukan dengan ekstra hati0hati karena hal tersebut dapat menyebabkan atau meningkatkan hipoksia yang menimbulkan fase akut tetapi tindakan ini seringkali berguna pada fase akut rehabilitasi untuk memobilisasi dan membersihkan jalan napas dan menurunkan resiko atelektasis%komplikasi paru lainnya. ,. Resik' in&&i er3ada in#eksi %.d 0arin&an ra-ma6 k-!i r-sak6 r'sed-r in9asi#. Pen-r-nan ker0a si!ia6 sasis $airan -%-3. Kek-ran&an n-risi. Res'n in#!amasi erekan )en&&-naan ser'id*. Per-%a3an ine&rias sisem er-- )ke%'$'ran CSS* T-0-an+
Mempertahankan normotermia, bebas tanda0tanda infeksi. Krieria e9a!-asi+
Menapai penyembuhan luka tepat 2aktu. Iner9ensi +
.
/erikan pera2atan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik ui tangan yang baik.
Rasional 6 Cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial. ". 9bser
/erikan antibiotik sesuai indikasi.
Rasional 6 $erapi profilatik dapat digunakan pada pasien yang mengalami trauma, kebooran CSS atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial.
ASUHAN KEPERA5ATAN N:. P DENGAN CEDERA OTAK SEDANG DI RUANG UGD RSUD SIDOAR4O
1. PENGKA4IAN+ . >dentitas =ama 8mur Suku%/angsa !gama !lamat =o. Register Pekerjaan Pendidikan $gl.MRS $gl. Pengkajian Diagnosa Medik
6 =y. P 6 *# tahun. 6 E a2a%>ndonesia. 6 >slam 6 Sidokare0Sidoarjo 6 ##* 6 >bu Rumah $angga 6 SM! 6 4 9ktober "# jam6 #.# 6 4 9ktober "# jam6 #."# 6 Cedera 9tak Sedang.
." !lasan dira2at
6 $idak sadar setelah jatuh dari tangga.
.* eluhan 8tama
6 $idak bisa dikaji karena klien masih belum sadar, belum ada kontak maupun respon .+ Ri2ayat kepera2atan a. Ri2ayat penyakit dahulu Menurut anaknya, pasien belum pernah sakit dan belum pernah MRS sebelumnya b. Ri2ayat penyakit sekarang Pada pukul #5.## 2ib pasien menjemur baju dilantai " rumahnya. emudian anak pasien menemukan pasien dalam keadaan tidak sadar diba2ah tangga dalam kondisi kepala penuh darah. Setelah itu anak pasien langsung memba2a pasien di RS8D Sidoarjo pada pukul #.# 2ib pasien tiba di 81D. . 9bser
. /
$anda0tanda Gital $ekanan darah =adi Suhu RR
H #%# mm7g H "" B%menit H *, #C H "# B%menit.
/ody System (/reathing%Pernapasan) tidak ada jejas pada daerah dada, 2heeing (0), Ronhi (I),snoring (I), produksi sputum banyak (+0 menit sekali keluar sputum), RR "# B%menit.
/"
(/leeding%ardio
/*.
(/rain%Persarafan%neurosensori) esadaran oma, 1CS6 3 3 , sklera mata putih, onjunti
tampak gelisah, disorientasi lingkungan. /+. (/ladder%Perkemihan 3 ;liminasi uri) /elum terpasang do2er kateter.!kan dipasang do2er kateter setelah pengkajian. $erjadi inkontinensia urine J## %jam. /. (/o2el%Penernaan 3 ;liminasi al
".ANALISA DATA DATA PENUN4ANG DS6. anak pasien menemukan pasien dalam keadaan tidak sadar DO+ lien tampak gelisah,
ETIOLOGI $rauma kepala
esadaran me ↓, 1CS6 ",*,+
↓
$D =adi Suhu RR
H#%# mm7g H "" B%menit H *, #C H "# B%menit.
DS+ 2 DO+ Fheeing (0), Ronhi (I), RR "# B%menit , snoring , lidah jatuh ke belakang.
MASALAH 1angguan perfusi jaringan erebral
↓ fratur temporal kiri
↓ 9dema otak
↑ $> ↓ !D9 ↓
↓ 9" ↓ $> ↑
1angguan pola napas
↓ ↑ rangsangan simpatis ↓ ↑ tahanan sistemik
↓ terjadi pe ↓ tek. pada sist. pemb. pulmonal.
darah
↓ Pe ↑ tek.hidrostatik kebooran kapiler
airan
↓ Pe ↑ hambatan difusi 9" 0 C9"
↓ 7ipoksemia DS+ 0 DO+ Pada kepala ada luka, dalam keadaan belum $rauma jaringan, kulit Resiko dibersihkan, tampak adanya rusak, prosedur in
tinggi
terhadap
,.DIAGNOSA KEPERA5ATAN . Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hemoragi% hematoma? edema erebral ". Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro
$ujuan6
•
Mempertahankan tingkat kesadaran, kognisi, dan f ungsi motorik%sensorik.
riteria hasil6 $anda
•
$ingkat kesadaran membaik
INTERENSI .Pantau %atat status neurologis seara teratur dan bandingkan dengan nilai standar 1CS.
RASIONAL .Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan $> dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP. ".;>>) berguna untuk menentukan reaksi terhadap ahaya. apakah batang otak masih baik. 8kuran% kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. Respon terhadap ahaya menerminkan fungsi yang terkombinasi dari saraf kranial optikus (>>) dan okulomotor (>>>). *.Pantau tanda0tanda , jika diikuti oleh penurunan kesadaran. 7ipo.
+.Pantau intake dan out put, turgor +./ermanfaat sebagai indikator dari airan total kulit dan membran mukosa. tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan. >skemia%trauma serebral dapat mengakibatkan diabetes insipidus. 1angguan ini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral. .$urunkan stimulasi eksternal dan .Memberikan efek ketenangan, menurunkan berikan kenyamanan, seperti reaksi fisiologis tubuh dan meningkatkan lingkungan yang tenang. istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan $>. ./antu pasien untuk .!kti. .$inggikan kepala pasien 0+ derajad.
.Meningkatkan aliran balik . 5./atasi pemberian airan sesuai 5.Pembatasan airan diperlukan untuk indikasi. menurunkan edema serebral, meminimalkan fluktuasi aliran . 4./erikan oksigen tambahan 4.Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat sesuai indikasi. meningkatkan .
#./erikan obat6 >nfus RD K ## %"+ jam !ntrain * @ !mp Manitol + @ ## %"+ jam Goltarin " @ mg Dilantin " @ !mp Phenitoin * @ amp >G Rantin " @ !mp
#.Manitol digunakan untuk menurunkan air dari sel otak, menurunkan edema otak dan $>. !nalgesik untuk menghilangkan nyeri . Sedatif digunakan untuk mengendalikan kegelisahan, agitasi.
DP "+ Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro
•
Mempertahankan pola pernapasan efektif
riteria e
•
$idak ada sianosis, /lood 1as dalam batas normal
INTERENSI .Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan setiap jam. Catat ketidakteraturan pernapasan. ".Siapkan ambu bag tetap berada didekat pasien
RASIONAL .Perubahan dapat menandakan a2itan komplikasi pulmonal atau menandakan lokasi%luasnya keterlibatan otak.
".!danya obstruksi dapat menimbulkan tidak adekuatnya pengaliran
*.-akukan penghisapan *.Membantu memberikan
ronsen
+.Penghisapan pada trakhea dapat menyebabkan atau meningkatkan hipoksia yang menimbulkan
thoraks .Falaupun merupakan kontraindikasi pada pasien dengan peningkatan $> fase akut tetapi tindakan ini seringkali berguna pada fase akut rehabilitasi untuk memobilisasi dan membersihkan jalan napas dan menurunkan resiko atelektasis%komplikasi paru lainnya.
DP ,+ Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit rusak, prosedur in
Menapai penyembuhan luka tepat 2aktu. INTERENSI /erikan pera2atan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik ui tangan yang baik. 9bser
RASIONAL Cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial.
Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan penegahan terhadap komplikasi selanjutnya.
Pantau suhu tubuh seara teratur, atat Dapat mengindikasikan perkembangan adanya demam, menggigil, diaforesis. sepsis yang selanjutnya memerlukan eG pasien yang mengalami trauma, atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi.
TINDAKAN KEPERA5ATAN TANG GAL 40#0
DIAGN OSA
TINDAKAN KEPERA5ATAN
0
0 0 0
Mengobser
•
Manitol + B ## %drip
•
CeftriaBon B " gr i<
•
Dilantin
" @ !mp
•
Rantin
" @ !mp
•
Goltarin
" @ mg
•
!ntrain* @ !mp i<
•
Phenitoin * B amp i<
" 0
0 *
0
Melakukan fisioterapi napas dan melakukan penghisapan sekret setiap jam (jam #.## 3 .##), menatat karakter 2arna lendir putih kental. .Mendengarkan suara napas6 ronkhi I%I, 2heeing 0%0. Mengobser
EALUASI TGL 40#0
40#0
40#0
DIAGNOSA . Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hemoragi% hematoma? edema erebral.
EALUASI S+ 0 O6
•
lien masih tampak gelisah, 1CS6 " B + pupil isokor reaksi ahaya I%I
•
$$G stabil
$D berkisar antara "#%5# 0
#%#, nadi6""B%menit, RR6 "" B%menit, suhu 6 *, C. A6 masalah belum teratasi P6 renana tindakan dilanjutkan ". Pola napas tidak S+ 0 efektif O6 berhubungan • $$G stabil $D berkisar #%#, nadi6 ## 0 dengan kerusakan "# B%menit, RR6 "" B%menit. klien napas neuro
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, -.P. (444). Renana !suhan Dan Dokumentasi epera2atan, Diagnosa epera2atan dan Masalah olaboratif. ;d.". Eakarta 6 ;1C. omite epera2atan RS8D Dr. Soedono Madiun. (444). Penatalaksanaan Pada asus $rauma epala. Makalah ega2at daruratan dalam bidang bedah. $idak dipublikasikan. -ong, /.C. (44). Pera2atan Medikal /edah (Suatu Pendekatan Proses pera2atan). /andung 6 'ayasan >katan !lumni Pendidikan epera2atan /andung. Makalah uliah Medikal bedah PS> : 8nair Surabaya. $idak Dipublikasikan Reksoprodjo, S. dkk. (44). umpulan uliah >lmu /edah. Eakarta 6 /ina rupa !ksara. Rothrok, E.C. (444). Perenanaan !suhan epera2atan Perioperatif. Eakarta 6 ;1C. $uker, S.M. (445). Standart Pera2atan Pasien 6 Proses epera2atan, Diagnosis dan ;