ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ASMA BRONCHIALE
A. Konsep Dasar Penyakit
1.Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten ,reversible
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.(Brunner&Suddarth, 2001)
Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas
cabang-cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan .Keadaan
ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran nafas secara periodik dan
reversible akibat bronkospasme. Penyempitan jalan nafas ini disebabkan
oleh bronkospasme, edema mukosa dan hipersekresi mukus yang
kental.(Silvia.A,1995).
2. Epidemiologi
Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia ,sekitar setengah dari
kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia
40 tahun .Asma dapat berakibat fatal ,lebih sering lagi asma sangat
mengganggu ,mempengaruhi kehadiran disekolah ,pilihan pekerjaan
,aktivitas fisik,dan banyak aspek kehidupan lainnya.
3.Etiologi
Penyebab dari asma bronchiale dapat meliputi infeksi virus/bakteri,
imunologik/alergik, dan imunologik. Sedangkan faktor pencetus dari
asma bonchiale meliputi :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti refluks gastro esophagus
4.Patofisiologi
a. Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat pemaparan
allergen. Alergen yang masuk tubih melalui saluran pernafasan, kulit,
saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh makrofag dan
selanjutnya akan merangsang pembentukan IgE.
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam
jaringan dan basifil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini dimungkinkan oleh
karena kedua sel tersebut pada permukaannya memiliki reseptor untuk IgE.
Sel eosinofil ,makrofag dan trombosit juga memiliki resepotor untuk IgE
tetapi dengan afinitas yang lemah. Orangyang sudah memiliki sel-sel
mastosit dan basofil dengan IgE pada permukaan tersebut belumlah
menunjukkan gejala.Orang tersebut sudah dianggap desentisasi atau baru
menjadi rentan.
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih
dengan allergen yang sama ,allergen yang masuk tubuh akan diikat oleh IgE
yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil.Ikatan tersebut akan
menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel yang
menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel .Dalam
proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator
yang sudah terkandung dalam granul-granul(preformed ) di dalam sitoplasma
yang mempunyai sifat biologic,yaitu histamin, Eosinofil Chemotactic Factor
A(ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang
segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
Hiperaktifitas bronkus yaitu brokus yang mudah sekali mengkerut (
konstriksi) bila terpapar dengan bahan/ faktor dengan kadar yang rendah
yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi apa-apa, misalnya
polusi, asap rokok/ dapur, bau-bauan yang tajam dan lainnya baik yang
berupa iritan maupun bukan iritan. Dewasa ini telah diketahui bahwa
hiperaktifitas bronkus disebabakan oleh inflamasi brponkus yang kronik. Sel-
sel inflamasi terutama eosinofil ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan
bilaas bronkus pasien asma bronchiale sebagai bronchitis kronik
eosinofilik. Hiperreaktifitas berhubungan dengan derajat berat penyakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas penyakit asma dianggap secara klinik
sebagai penyakit bronkospasme yang reversible, secara patofisiologik
sebagai suatu hiperreaksi bronkus dan secara patologik sebagai suatu
peradangan saluran nafas.
Bronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan dindingnya ,infiltrasi
sel radang terutama eosinofil serta terlepasnya sel silia yang menyebabkan
getaran silia dan mukus diatasnya sehingga salah satu daya pertahanan
saluran nafas menjadi tidak berfungsi lagi . Ditemukan pula pada pasien
asma bronchiale adanya penyumbatan saluran nafas oleh mukus terutama pada
cabang-cabang bronkus.
Akibat dari bronkospasme, oedema mukosa dan dinding bronkus serta
hipersekresi mukus maka terjadi penyempitan bronkus dan percabangannya
sehingga akan menimbulkan rasa sesak ,nafas berbunyi (wheezing) dan batuk
yang produktif.
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu
keadaan stress yang akan merangsang HPA axis.HPA axis yang terangsang akan
meningkatkan adeno corticotropik hormone (ACTH) dan kadar kortisol dalam
darah akan mensupresi immunoglobin A (IgA) . Penurunan IgA menyebabkan
kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon tubuh sebagai
suatu bentuk inflamasi pada bronkus sehingga menimbulkan asma bronkiale.
b. Asma bronchiale tipe non atopik (intrisik)
Asma non alergik (asma intrinsik ) terjadi bukan karena pemaparan
allergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi
saluran nafas atas ,olah raga atau kegiatan jasmani yang berat ,serta
tekanan jiwa atau stress psikologik. Serangan asma terjadi akibat ganguan
saraf otonom terutama gangguan saraf simpatis yaitu blockade adrenergic
beta dan hiperreaktifitas adrenergik alfa. Pada sebagian penderita asma
aktifitas adrenergic alfa diduga meningkat yang mengakibatkan
bronkokonstriksi sehingga menimbulkan sesak nafas.
c. Asma bronchiale campuran (mixed)
Pada tipe ini keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsik
maupun ekstrinsik
Secara singkat patofisilogi asma bronchiale sampai menimbulkan masalah
keperawatan dapat digambarkan sebagai berikut
Kontak terhadap tubuh
Pembentukan antibody(IgE)
Ikatan antigen & antibody
Kurang informasi Menyerang sel-sel
mast dalam paru
Pelepasan mediator (histamine, bradikinin,
Prostaglandin serta anafilaksis SRS-A)
Mempengaruhi
otot polos & kelenjar jalan nafas
Pembengkakan membrane Bronkospasme
Pembentukan mukus
mukosa
yang banyak
Penyempitan jalan nafas
Sesak nafas Expirasi lebih panjang
Ketidaksamaan ventilasi
dari inspirasi
dan perfusi
usah makan
Usaha nafas meningkat
Pemakaian energi meningkat
Kelemahan fisik
Dari pohon masalah diatas masalah keperawatan yang mungkin muncul :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi mukus yang meningkat
2. Pola nafas tidak efektif b/d bronkospasme
3. Kerusakan pertukaran gas b/d ketidaksamaan ventilasi dan perfusi
4. Cemas b/d ancaman kematian
5. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
6. Gangguan istirahat dan tidur b/d sesak nafas
7. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d sesak
nafas
8. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
9. Resiko tinggi infeksi b/d produksi mukus yang meningkat
5. Klasifikasi
a. Klasifikasi derajat asma
"DERAJAT ASMA "GEJALA "GEJALA MALAM "FUNGSI PARU "
"INTERMITEN "-Gejala <1x /minggu "< 2 kali sebulan"APE > 80% "
"Mingguan "-Tanpa gejala diluar " " "
" "serangan " " "
" "-Serangan singkat " " "
" "-Fungsi paru " " "
" "asimtomatik dan " " "
" "normal luar serangan " " "
"PERSISTEN "-Gejala >1x minggu "> 2 kali "APE > 80 % "
"RINGAN "tapi <1x / hari "seminggu "Normal "
"Mingguan "-Serangan dapat " " "
" "mengganggu aktivitas " " "
" "dan tidur " " "
"PERSISTEN "-Gejala harian "> sekali "APE >60 % tetapi "
"SEDANG "-Menggunakan obat "seminggu "< 80 % "
"Harian "setiap hari " "Normal "
" "-Serangan mengganggu " " "
" "aktivitas dan tidur " " "
" "-Serangan 2x / " " "
" "minggu, bisa " " "
" "berhari-hari " " "
"PERSISTEN BERAT"-Gejala terus menerus"Sering "APE < 80% "
"Kontinu " " "Normal "
" "-Aktivitas fisik " " "
" "terbatas " " "
" "-Sering serangan " " "
b.Klasifikasi berdasarkan penyebab / pencetus
1. Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
2. Asma bronchiale tipe non atopik (intrinsik)
3 .Asma bronchiale campuran
6. Gejala klinis
Batuk berdahak .
Dispnea – pernafasan labored
Mengi , dengan makin besarnya obstruksi mengi dapat hilang yang
sering menjadi pertanda bahaya gagal nafas.
Pernafasan lambat : lebih susah dan panjang dibandingkan inspirasi.
Retraksi otot-otot bantu pernafasan.
Berkeringat
Takikardia.
Pelebaran tekanan nadi
Pembesaran vena leher.
Auskultasi suara nafas : wheezing (+)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pernafasan cuping hidung, sianois perifer dan sentral,pembesaran
vena leher,retraksi otot-otot bantu pernafasan,
pasien lebih senang dalam posisi duduk, pasien tampak gelisah dan
batuk
berdahak kental.
b. Palpasi
Turgor kulit lembab berkeringat , pembesaran vena leher
c. Perkusi
Tidak ada kelainan
d. Auskultasi
Terdapat suara wheezing (+)
8. Pemeriksaan diagnostik / penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
-Gambaran darah tepi: Menunjukkan leukositosis (15.000 – 40.000/mm3 )
-Analisa gas darah : Menunjukkan asidosis metabolik dengan atau tanpa
retensi
CO2.
-darah (terutama eosinofil, Ig E total, Ig E spesifik)
-sputum(eosinofil,spiral Curshman, kristal Charcot –Leyden).
2. Pemeriksaan Radiologi
Foto Thoraks : Menunjukkan terdapat bercak- bercak infiltrat pada
satu atau beberapa lobus.
3. Lain –Lain
- Tes fungsi paru : Untuk mengetahui fungsi paru , menetapkan
luas beratnya penyakit , mendiagnosis keadaan .
- Spirometri statik : Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
9. Diagnosis
Diagnosis Status Asmatikus atau Asma berdasarkan :
1.Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit ,faktor- faktor yang
berpengaruh
asma, riwayat keluarga,riwayat alergi,serta gejala klinis.
2.Pemeriksaan fisik.
3.Pemeriksaan laboratorium :darah (terutama eosinofil, Ig E total, Ig
E spesifik)
sputum(eosinofil,spiral Curshman, kristal Charcot –Leyden).
4.Tes fungsi paru dengan spirometri untuk menentukan adanya obstruksi
jalan
nafas.
10. Therapy
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma bronkial:
1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
1. Saatnya serangan
2. Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan dosisnya)
1. Pemberian obat bronchodilator
1. Penilaian terhadap perbaikan serangan
1. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
1. Setelah serangan mereda :
3. Cari faktor penyebab
4. Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
OBAT-OBATAN
1. Bronchodilator
Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi dipakai
secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah digunakan obat
golongan simpatomimetik, maka sebaiknya diberikan aminofilin secara
parenteral sebab mekanisme yang berlainan, demikian sebaliknya, bila
sebelumnya telah digunakan obat golongan Teofilin oral maka sebaiknya
diberikan obat golongan simpatomimetik secara aerosol atau parenteral.
Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap
adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin,
Fenoterol ) mempunyai sifat lebih efektif dan masa kerja lebih lama
serta efek samping kecil dibandingkan dengan bentuk non selektif
(Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin)
5. Obat-obat Bronkhodilatator serta aerosol bekerja lebih cepat dan efek
samping sistemik lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak nafas berat
pada anak-anak dan dewasa. Mula-mua diberikan 2 sedotan dari suatu
metered aerosol defire ( Afulpen metered aerosol ). Jika menunjukkan
perbaikan dapat diulang tiap 4 jam, jika tidak ada perbaikan sampai
10 - 15 menit berikan aminofilin intravena.
6. Obat-obat Bronkhodilatator Simpatomimetik memberi efek samping
takhikardi, penggunaan perentral pada orang tua harus hati-hati,
berbahaya pada penyakit hipertensi, kardiovaskuler dan
serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan epineprin 1
: 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB subkutan (1mg per
mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 - 3 x tergantung kebutuhan.
7. Pemberian Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 - 6 mg/kg BB
dewasa/anak-anak, disuntikan perlahan-lahan dalam 5 - 10 menit. untuk
dosis penunjang 0,9 mg/kg BB/jam secara infus. Efek samping TD menurun
bila tidak perlahan-lahan.
2. Kortikosteroid
Jika pemberian obat-obat bronkhodilatator tidak menunjukkan perbaikan,
dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid . 200 mg hidrokortison atau
dengan dosis 3 - 4 mg/kg BB intravena sebagai dosis permulaan dapat
diulang 2 - 4 jam secara parenteral sampai serangan akut terkontrol,
dengan diikuti pemberian 30 - 60 mg prednison atau dengan dosis 1 - 2
mg/kg BB/hari secara oral dalam dosis terbagi, kemudian dosis dikurangi
secara bertahap.
3. Pemberian Oksigen
Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2 2-4 liter/menit dan
dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran seperti
Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki dehidrasi, maka
intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai dengan prinsip
rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.
B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian (data Subyektif dan Obyektif)
Objektif :
8. Sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheezing
9. Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan
10. Bernapas dengan menggunakan otot-otot tambahan
11. Sianosis, takikardi, gelisah, pulse paradoksus
12. Fase ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus)
13. Klien tampak kepayahan
Subyektif :
14. Klien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia
15. Klien mengatakan tidak bisa tidur
16. Klien mengatakan tidak tahu penyebab penyakit dan kekambuhan
Psikososial :
17. Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung
2.Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.Bersihan jalan nafas tak efektif b/d peningkatan produksi mukus yang
ditandai dengan os mengatakan batuk dan dahak sulit keluar,sputum warna
putih kental, os gelisah
2.Kerusakan pertukaran gas b/d ketidaksamaan ventilasi dan perfusi yang
ditandai dengan os mengatakan nafas sesak , tampak retraksi otot bantu
pernafasan,RR > 20 kali /menit,PaO2 < 60 mmHg, Pa CO2 > 40 mmHg, os
tampak sianosis
3.Pola nafas tak efektif b/d bronkospasme yang ditandai os mengatakan
sesak nafas, os gelisah, terdengar suara wheezing (+), tampak pembesaran
vena leher, takikardi, berkeringat.
4.Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik yang ditandai dengan os
mengatakan badan lemah, os mengatakan nafas sesak,berkeringat
5.Cemas b/d takut ancaman kematian yang ditandai os gelisah, os
mengatakan tidak bisa bernafas,suara wheezing (+)
6.Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
susah makan
7.Gangguan istirahat dan tidur b/d sesak nafas yang ditandai dengan os
tampak payah, os mengatakan sesak nafas, os mengatakan tidak bisa tidur
,retraksi otot dada (+)
8.Kurang pengetahuan b/d kurang informasi yang ditandai dengan os
mengatakan tidak tahu faktor penyebab penyakit dan kekambuhan
9 Resiko tinggi infeksi b/d peningkatan produksi mukus
3. Rencana Tindakan
"Diagnosa "Tujuan "Rencana tindakan "Rasionalisasi "
"keperawatan " " " "
"1.Bersihan jalan"Setelah diberi "- Auskultasi bunyi"-Mengetahui "
"nafas tak "tindakan "nafas ,catat "luasnya "
"efektif b/d "perawatan selama"adanya bunyi "obstruksi oleh "
"peningkatan "3x 24 jam jalan "mengi, ronkhi "mukus "
"produksi mukus "nafas pasien " " "
"yang ditandai os"efektif ,dengan "-Pantau frekuensi "-Mengetahui "
"batuk dan dahak "KE: "pernafasan.catat "tanda stress "
"sulit keluar, "-Bunyi jalan "rasio inspirasi/ "pernafasan "
"sputum warna "nafas "expirasi " "
"putih kental,os "bersih/jelas " " "
"gelisah "-Pasien bisa "-Beri posisi "-Sekresi "
" "batuk efektif "nyaman, "bergerak sesuai "
" "dan mengeluarkan"misal:peninggian "gaya gravitasi "
" "sekret "kepala tempat "akibat perubahan"
" " "tidur,duduk pada "posisi dan "
" " "sandaran tempat "meningkatkan "
" " "tidur "kepala tempat "
" " " "tidur akan "
" " " "memindahkan isi "
" " " "perut menjauhi "
" " " "diafragma "
" " " "sehingga "
" " " "memungkinkan "
" " " "diafragma untuk "
" " "-Beri pasien 6-8 "berkontraksi "
" " "gelas /hari " "
" " "kecuali ada "-Mengencerkan "
" " "indikasi lain "sekret. "
" " " " "
" " "-Ajarkan dan "-Mengeluarkan "
" " "berikan dorongan "sekret dan "
" " "penggunaan teknik "meningkatkan "
" " "pernafasan "patensi jalan "
" " "diafragma dan "nafas "
" " "batuk " "
" " " "-Merontokkan "
" " "-Lakukan drainage "sekret agar "
" " "postural dengan "mudah "
" " "perkusi dan "dikeluarkan "
" " "fibrasi pada pagi " "
" " "dan malam sesuai " "
" " "yang diharuskan " "
" " " " "
" " "-Instruksikan "- Tidak "
" " "pasien menghindari"merangsang "
" " "iritan seperti "pembentukan "
" " "asap , asap rokok,"mukus lagi "
" " "aerosol, cuaca " "
" " "dingin " "
" " " " "
" " "-Beri "-Memfasilitasi "
" " "bronkodilator "pergerakan "
" " "sesuai therapi "sekret. "
"2.Kerusakan "Setelah diberi "-Observasi "-Mengetahui "
"pertukaran gas "tindakan "frekuensi, "adekuatnya jalan"
"b/d "perawatan selama"kedalaman "nafas dan "
"ketidaksamaan "3x24 jam terjadi"pernafasan,catat "meningkatnya "
"ventilasi dan "perbaikan dalam "penggunaan otot "kerja pernafasan"
"perfusi yang "pertukaran gas "bantu nafas,nafas " "
"ditandai dengan "dengan KE: "bibir,ketidakmampu" "
"os mengatakan "-GDA dalam "an bicara/ " "
"nafas sesak , "rentang normal "berbincang "-Mengetahui "
"tampak retraksi "-Gejala disstres" "indikasi "
"otot bantu "pernafasan tidak"-Observasi tingkat"hipoksia "
"pernafasan,RR > "ada "kesadaran " "
"20 kali "-Tanda –tanda " "-Menentukan "
"/menit,PaO2 < 60"vital dalam "-Monitor AGD "keseimbangan "
"mmHg, Pa CO2 > "batas normal " "asam basa ,dan "
"40 mmHg, os "-Gelisah tidak " "kebutuhan "
"tampak sianosis "ada " "oksigen "
" " " " "
" " "-Atur pemberian "-Menambah suplai"
" " "oksigen "O2 sehingga "
" " " "meningkatkan "
" " " "pertukaran gas "
" " " " "
" " "-Beri posisi "-Mengoptimalkan "
" " "duduk(fowler) "kontraksi "
" " " "diafragma "
" " "-Dorong nafas " "
" " "dalam perlahan "-Memfasilitasi "
" " "atau nafas bibir "pernafasan yang "
" " "sesuai kemampuan "dalam sehingga "
" " " "O2 yang masuk "
" " " "lebih banyak "
" " "-Beri " "
" " "bronkodilator "-Meningkatkan "
" " "sesuai therapy "diameter jalan "
" " " "nafas sehingga "
" " " "mengurangi kerja"
" " " "pernafasan "
" " " " "
" " "-Observasi tanda "-Mengetahui "
" " "vital, dan warna "adekuatnya "
" " "membrane mukosa "suplai O2 ke "
" " "kulit "paru-paru dan "
" " " "jaringan "
" " " " "
" " "-Kolaboratif "-Mempertahankan "
" " "tindakan intubasi "suplai O2 saat "
" " "dan ventilasi "terjadi gagal "
" " "mekanik bila perlu"nafas "
"3.Pola nafas "Setelah diberi "-Observasi "-Menentukan "
"tidak efektif "tindakan "perubahan pada RR "adekuatnya pola "
"b/d "perawatan selama"dan dalamnya "nafas yang "
"bronkospasme "3x24 jam pola "pernafasan "berefek pada "
"yangditandai os "nafas pasien " "suplai O2 yang "
"mengatakan sesak"efektif, dengan " "masuk "
"nafas, os "KE: " " "
"gelisah, "-Tanda-tanda "-Atur pemberian "-Suplai O2 yang "
"terdengar suara "vital dalam "oksigen "cukup akan "
"wheezing (+), "batas normal " "mengurangi kerja"
"tampak "-Tidak terjadi " "pernafasan "
"pembesaran vena "sianosis dan " " "
"leher, "tanda hipoksia "-Dorong nafas "-Memfasilitasi "
"takikardi, "-Bunyi nafas "dalam perlahan "pernafasan yang "
"berkeringat. "bersih "atau nafas bibir "dalam sehingga "
" " "sesuai kemampuan "O2 yang masuk "
" " " "lebih banyak "
" " "-Beri "-Meningkatkan "
" " "bronkodilator "diameter jalan "
" " "sesuai therapy "nafas sehingga "
" " " "mengurangi kerja"
" " " "pernafasan "
" " " " "
" " " "-Mengetahui "
" " "-Observasi tanda "adekuatnya "
" " "vital, dan warna "suplai O2 ke "
" " "membrane mukosa "paru-paru dan "
" " "kulit "jaringan "
" " " " "
" " " "-Mengoptimalkan "
" " "-Beri posisi "kontraksi "
" " "duduk(fowler) "diafragma "
" " " " "
"4.Intoleransi "Setelah diberi "-Evaluasi respon "-Menentukan "
"aktivitas b/d "tindakan "pasien terhadap "kemampuan pasien"
"kelemahan fisik "perawatan selama"aktivitas "dalam melakukan "
"yang ditandai "3x24 jam pasien " "aktivitas "
"dengan os "menunjukkan " " "
"mengatakan badan"peningkatan "-Catat adanya "-Menentukan "
"lemah, os "toleransi "dispnea, "periode "
"mengatakan nafas"terhadap "peningkatan "istirahat pasien"
"sesak,berkeringa"aktivitas, "kelelahan dan "dan aktivitas "
"t "dengan KE: "perubahan tanda "yang menimbulkan"
" "-Pasien dapat "vital selama dan "kelelahan "
" "dan mau "setelah aktivitas."pasien. "
" "melakukan " " "
" "aktivitas sesuai"-Berikan kepada " "
" "kemampuannya "pasien aktivitas "-Memenuhi "
" "-Tanda tanda "sesuai "kebutuhan pasien"
" "vital dalam "kemampuannya "tanpa "
" "batas normal " "menimbulkan "
" " " "kelelahan "
" " "-Pertahankan obyek" "
" " "yang digunakan "-Memudahkan "
" " "pasien agar mudah "pasien dalam "
" " "terjangkau "penggunaan "
" " " "sehingga "
" " " "mengurangi "
" " " "penggunaan O2 "
" " "-Bantu pasien " "
" " "melakukan "-Semua kebutuhan"
" " "aktivitas dengan "pasien dapat "
" " "melibatkan "terpenuhi "
" " "keluarga " "
" " " " "
" " "-Observasi vital "-Tanda vital "
" " "sign "yang normal "
"5. .Cemas b/d " " "mendukung pasien"
"takut ancaman " " "untuk "
"kematian yang "Setelah diberi " "beraktivitas "
"ditandai os "tindakan "-Kaji tingkat "-Petunjuk "
"gelisah, os "perawatan 2x 30 "cemas "intervensi yang "
"mengatakan tidak"menit rasa cemas"pasien(ringan "terapeutik "
"bisa "pasien berkurang",sedang, " "
"bernafas,suara "dengan, KE : "berat,panik) " "
"wheezing (+) "-Pasien " "-Bisa "
" "mengatakan sudah"-Bantu pasien "menghilangkan "
" "bisa bernafas "menggunakan koping"cemas ,membantu "
" "-Pasien "yang efektif "pasien "
" "mengatakan " "menggunakan "
" "merasa nyaman " "pikiran yang "
" "-Pasien tidak " "sehat kedepan. "
" "gelisah dan " " "
" "merasa aman " "-Pengetahuan "
" " "-Berikan informasi"meningkat akan "
" " "tentang tindakan "mengurangi cemas"
" " "dan prosedur " "
" " "therapy yang " "
" " "dilakukan "-Pasien merasa "
" " " "aman dan "
" " "-Tetap disamping "mengurangi "
" " "pasien selama fase"ketakutan "
" " "akut " "
" " " "-Membantu "
" " " "mengurangi rasa "
" " "-Batasi pengunjung"cemas "
" " "bila perlu " "
"6.Resiko tinggi "Setelah "-Lakukan prosedur "-Sesak dan "
"perubahan "diberikan "terapi sesuai "produksi mukus "
"nutrisi kurang "tindakan "advis "berkurang "
"dari kebutuhan "perawatan 1x 24 " " "
"tubuh b/d susah "jam pasien tidak"-Beri informasi "-Pasien "
"makan "mengalami "tentang pentingnya"termotivasi "
" "perubahan "nutrisi untuk "untuk mau makan "
" "nutrisi kurang "pemulihan " "
" "dari kebutuhan " " "
" "tubuh dengan KE:"-Anjurkan keluarga" "
" "-Pasien mau "untuk membantu "-Kebutuhan "
" "makan "pasien makan "pasien akan "
" "-Sesak nafas dan" "nutrisi "
" "batuk berkurang "-Beri diet lunak "terpenuhi "
" "-Pasien tahu "TKTP " "
" "pentingnya " "-Makanan mudah "
" "nutrisi untuk " "dicerna dan "
" "pemulihan " "kebutuhan kalori"
" " " "terpenuhi "
"7. Gangguan "Setelah "-Ciptakan "-Suasana tenang "
"istirahat dan "diberikan "lingkungan yang "dan pemakaian O2"
"tidur b/d sesak "tindakan "nyaman dan batasi "ruangan tidak "
"nafas yang "perawatan 2x 24 "pengunjung "berbagi sehingga"
"ditandai dengan "jam kebutuhan " "os bisa "
"os tampak payah,"istirahat dan " "istirahat "
"os mengatakan "tidur pasien " " "
"sesak nafas, os "terpenuhi dengan"-Beri KIE "-Os mau untuk "
"mengatakan tidak"KE : "pentingnya tidur "istirahat dan "
"bisa tidur "-Os mengatakan "untuk pemulihan "tidur "
",retraksi otot "sudah dapat " " "
"dada (+) "tidur "-Delegatif "-Melonggarkan "
" "-Os mengatakan "pemberian teraphy "jalan nafas dan "
" "sesak berkurang "sesuai dosis "sesak berkurang "
" "-Retraksi otot " " "
" "dada berkurang " "-Suplai O2 "
" "-RR 16- 24 x/ "-Delegatif "meningkat "
" "menit "pemberian O2 "sehingga sesak "
" " " "berkurang "
" " " " "
" " "-Libatkan satu "-Os merasa aman "
" " "anggota keluarga "sehingga bisa "
" " "untuk menemani "istirahat dengan"
" " " "tenang "
" 8.Kurang "Setelah "-Beri KIE tentang "-Os tahu tentang"
"pengetahuan b/d "diberikan "pengertian dan "sakitnya dan "
"kurang informasi"tindakan "penyebab / "tahu faktor "
"yang ditandai "perawatan 2 x 30"pencetus dari "penyebab / "
"dengan os "menit "penyakit "pencetus "
"mengatakan tidak"pengetahuan " "penyakit "
"tahu faktor "pasien bertambah"-Beri KIE cara " "
"penyebab "dengan KE : "menghindari "- Os tahu dan "
"penyakit dan "-Os tahu tentang"kekambuhan "bisa menghindari"
"kekambuhan "penyakitnya "seperti: "faktor pencetus "
" "-Os tahu "menghindari cuaca "kambuh "
" "penyebab/ "dingin dan debu, " "
" "pencetus "memakai baju " "
" "penyakit "penghangat dan " "
" "-Os tahu cara "masker hidung, " "
" "menghindari "mengurangi " "
" "kekambuhan "aktivitas / " "
" " "latihan berlebih. " "
" " " " "
" " "-Beri KIE untuk "-Os tahu "
" " "kontrol ulang "perkembangan "
" " "penyakitnya "penyakit "
" " " "sehingga resiko "
" " " "kambuh berkurang"
"9 Resiko tinggi "Setelah diberi "-Kaji batuk dan "-Mengetahui "
"infeksi b/d "tindakan "pengeluaran dahak "pengurangan "
"peningkatan "perawatan 3 x 24"selama 24 jam "produksi mukus "
"produksi mukus "jam pasien tidak" " "
" "mengalami "-Observasi "-Dahak purulen "
" "infeksi dengan "perubahan warna "tanda infeksi "
" "KE: "dahak " "
" "-Batuk dan dahak" "-Mengetahui "
" "berkurang "-Cek vital sign "tanda- tanda "
" "-Tidak ada dahak" "infeksi "
" "purulen " " "
" "- Vital sign "-Anjurkan minum "- Dahak encer "
" "dalam batas "air putih 2-3 "sehingga mudah "
" "normal "liter/ hari "keluar "
" " " "-Kuman penyakit "
" " "-Delegatif "tidak bisa "
" " "pemberian "berkembang biak "
" " "antibiotika "sehingga tidak "
" " " "terjadi infeksi."
" " " " "
4.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk
menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Serelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil
yang diharapkan sesuai dengan rencana tujuan yaitu:
1.Bersihan jalan nafas pasien efektif
2.Pasien mengalami perbaikan dalam pertukaran gas
3.Pola nafas pasien efektif
4.Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas
5.Rasa cemas pasien berkurang.
6.Pasien tidak mengalamiperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
7.Kebutuhan istirahat dan tidur pasien terpenuhi
8.Pengetahuan pasien tentang penyakitnya bertambah
9.Pasien tidak mengalami infeksi
Daftar rujukan
Mansjoer Arif ,dkk (2000) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta
: Media Aesculapius.
Lynda Juall Carpenito ,(1998). Diagnosa Keperawatan Ed. 6. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth ,(2001) Keperawatan Medikal Bedah . Ed 8. Jakarta : EGC
Silvia A Price ,(1995) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed
8. Jakarta : EGC
Bidang Pelayanan Keperawatan RSUP Sanglah (2007) .Standar Asuhan
Keperawatan Penyakit Dalam .
-----------------------
Penyebab:
-Alergen
-Non allergen/idiopatik:
Common cold,infeksi traktus respiratorius,emosi, latihan,
dehidrasi,iritan non spesifik
-Hipersensitif terhadap penisilin
Kurang pengetahuan
Resiko tinggi infeksi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Pola nafas tidak efektif
Kerusakan pertukaran gas
Cemas
Gangguan istirahat dan tidur
Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas