BAB I TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Asma Asma adalah adalah suatu suatu kelaina kelainan n berupa berupa inflama inflamasi si (perad (peradang angan) an) kronik kronik saluran saluran napa napasan san yang yang meny menyeb ebab abka kan n hipe hiperea reakt ktiv ivit itas as bron bronku kuss terha terhada dap p berb berbag agai ai rangsa rangsanga ngan n yang yang ditand ditandai ai dengan dengan gejala gejala episod episodik ik berula berulang ng berupa berupa mengi, mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam hari atau dini hari hari yang yang umumn umumnya ya bersifa bersifatt revrsib revrsibel el baik baik dengan dengan atau tanpa tanpa pengob pengobatan atan (Depkes RI, 200)
Asma adalah penyakit penyakit jalan napas obstruktif intermiten, intermiten, reversibel reversibel dimana trakea dan bron!hi bron!hi berespon dalam se!ara hiperaktif hiperaktif terhadap terhadap stimuli stimuli tertentu tertentu ("melt#er$%are, 200&)'
Asma akut adalah penyakit pernapasan pernapasan obstruktif obstruktif yang ditandai ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus' al ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus (uddak $ allo, &&*)' &&*)'
+adi dapat disimpulkan baha asma adalah penyakit jalan napas obstruktif yang disebabkan oleh berbagai stimulan, yang ditandai dengan spasme otot polos bronkiolus'
B.
Penyebab
Ada Ada bebe beberap rapaa hal hal yang yang meru merupa paka kan n fakt faktor or pred predisp ispos osisi isi dan dan presi presipi pitas tasii timbulnya serangan asthma bronkial' a' -akt -aktor or pred predis ispo posi sisi si 1
) enetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana !ara penurunannya yang jelas' .enderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi' /arena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan faktor pen!etus' "elain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan'
b' -aktor presipitasi ) Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi jenis, yaitu1 a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, seperti1 debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi' b) Ingestan, yang masuk melalui mulut, seperti 1 makanan dan obat obatan' !) /ontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit, seperti 1 perhiasan, logam dan jam tangan' 2) .erubahan !ua!a' 3ua!a lembab dan haa pegunungan
yang
dingin
sering
mempengaruhi asma' Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemi!u terjadinya serangan asma' /adangkadang serangan berhubungan dengan musim, seperti1 musim hujan, musim kemarau, musim bunga' al ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu' ) "tress "tress4gangguan emosi dapat menjadi pen!etus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada' Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress4gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya' /arena jika stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati' 5) 6ingkungan kerja' 7empunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma' al ini berkaitan dengan dimana dia bekerja' 7isalnya orang yang bekerja di laboratorium hean, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas' ejala ini membaik pada aktu libur atau !uti' 8) 9lah raga4aktifitas jasmani yang berat'
2
:) "ebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat' 6ari !epat paling mudah menimbulkan serangan asma' "erangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut'
C.
Manifestasi !ini.
' ejala aal berupa1 %atuk terutama pada malam atau dini hari "esak napas ;apas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnya Rasa berat di dada Dahak sulit keluar' %elum ada kelainan bentuk thorak Ada peningkatan eosinofil darah dan I < %A belum patologis 2' ejala yang berat adalah keadaan gaat darurat yang mengan!am jia atau disebut juga stadium kronik' =ang termasuk gejala yang berat adalah1 "erangan batuk yang hebat "esak napas yang berat dan tersengalsengal "ianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut) "ulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan
duduk /esadaran menurun >horak seperti barel !hest >ampak tarikan otot sternokleidomastoideus "ianosis %A .a 92 kurang dari ?0@ "uara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent 3hest)
(Direktorat %ina -armasi dan /linik, 200*)
"edangkan menurut "melt#er $ %are (200&) manifestasi klinis dari asma, diantaranya1
>iga gejala umum asma adalah batuk, dispnea dan mengi' "erangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada,
disertai dengan pernapasan lambat, mengi dan laborius' "ianosis karena hipoksia ejala retensi 392 1 diaforesis, takikardia, pelebaran tekanan nadi'
3
D.
Pat"fisi"!"gi
"uatu serangan akut asma akan disertai oleh banyak perubahan dijalan nafas yang menyebabkan penyempitan1 edema dan peradangan selaput lender, penebalan membran basa, hipersekresi kalenjar mu!us dan yang lebih ringan kontraksi otot polos' .erubahan histology yang sama dpat dijumpai pada keadaan tanpa serangan akut akibat pajanan kronik derajat rendah ke satu atau lebih pemi!u asma'
7elalui berbagai jalur, #at#at pemi!u tersebut merangsang degranulasi sel mast dijalan nafas yang menyebabkan pembebasan berbagai mediator yang bertanggung jaab untuk perubahan yang terjadi' 7ediator yang terpenting mungkin adalah leukotrien 3, D dan < tetapi terdapat bukti baha histamine, .A-, neuropeptida, #at#at kemotaktik, dan berbagai protein yang berasal dari eosinofil juga berperan penting dalam proses ini' obstruksi menyebabkan peningkatan resistensi jala nafas (terutama pada ekspirasi karena penutupan jalan nafas saat ekspirasi yang terlalu dini) hiperinflasi paru penurunan elastisitas dan frekuensidependent !omplian!e paru peningkatan usaha bernafas dan dispneu serta gangguan pertukaran gas oleh paru'
9bstruksi yang terjadi tibatiba besar kemungkinannya disebabkan oleh penyempitan jalan nafas besar, dengan sedikit keterlibatan jalan nafas halus, dan biasanya berespon baik terhadap terapi bronkodilator' Asma yang menetap dan terjadi setiap hari hampir selalu memiliki komponen atau fase lambat yang menyebabkan penyakit jalan nafas halus kronik dan kurang berespon terhadap terapi bronkodilator saja'
type > 2 dianggap berperan sentral, karena sel ini mampu mengenali antigen se!ara langsung' 9bstruksi pada asma biasanya tidak sama,
4
dan defek ventilasiperkusi menyebabkan penurunan .a9 2' .ada eksaserbasi asma terjadi hiperventilasi yang disebabkan oleh dispneu' pada aalnya banyak keluar dan .a 39 2 mungkin rendah namun seiring dengan semakinparahnya obstruksi, .a392 meningkat karena hipoventilasi alveolus'
Bersihan jalan nafas tak efektif
E.
Pat#ays
Pat$#ay B%& B'& B(
5
B4 B6 (Blader) (Bone)
B5 (Bowel)
Sesak Nafas
enurunan asupan oksigen
!nergi "erkurang
Kelemahan sik
#ntolerasnsi akti$itas
Pathway B4, B5, B6
Stres, Kecemasan, dan Ketakutan
Psikologis %
).
Pe*erisaan Pen+n,ang
'
.emeriksaan -isik .ada
pemeriksaan
fisik
dijumpai
napas
menjadi
!epat
dan
dangkal, terdengar bunyi mengi pada pemeriksaan dada (pada serangan sangat berat biasanya tidak lagi terdengar mengi, karena pasien sudah lelah untuk bernapas) .emeriksaan -ungsi .aru 2'
"pirometri "pirometri adalah mesin yang dapat mengukur kapasitas vital paksa (/C.) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (C<.)' .emeriksaan ini sangat tergantung kepada kemampuan pasien sehingga diperlukan instruksi operator yang jelas dan kooperasi pasien' ntuk mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari 2 nilai yang diperiksa' "umbatan jalan napas diketahui dari nilai C<. E ?0@ nilai prediksi atau rasio C<.4/C. E *8@' &
"elain itu, dengan spirometri dapat mengetahui reversibiliti asma, yaitu adanya perbaikan C<. F 8 @ se!ara spontan, atau setelah inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator oral 05 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid (inhalasi4oral) 2 minggu'.emeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan' '
.eak
5' .emeriksaan >es /ulit ("kin >est) Dilakukan untuk men!ari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma' 8'
.emeriksaan Darah Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis'.emeriksaan ini hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus'
-.
Penata!asanaan
.rinsip umum dalam pengobatan pada asma bronkhiale 1 ' 7enghilangkan obstruksi jalan nafas
'
2' 7engenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma' ' 7emberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam !ara pengobatan maupun penjelasan penyakit' Penata!asanaan as*a a/at ibagi atas 0 a' .engobatan dengan obatobatan, seperti 1 ) %eta agonist (beta adrenergik agent) 2) 7ethylGanlines (enphy bronkodilator) ) Anti kolinergik (bronkodilator) 5) /ortikosteroid 8) 7ast !ell inhibitor (lewat inhalasi) b' >indakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya 1 ) 9ksigen 5: liter4menit' 2) Agonis %2 (salbutamol 8 mg atau veneteror 2,8 mg atau terbutalin 0 mg) inhalasi nabule#er dan pemberiannya dapat di ulang setiap 0 menit jam' .emberian agonis %2 mg atau terbutalin 0,28 mg dalam larutan deGtrose 8@ diberikan perlahan' ) Aminofilin bolus IC 8: mg4kg %%, jika sudah menggunakan obat ini dalam 2 jam' 5) /ortikosteroid hidrokortison 00200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat'
H.
)"1+s /enga,ian e/era#atan
' .engumpulan data' a' Identitas klien' .engajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu di kaji pada penyakit status asthmatikus' "erangan asma pada usia dini memberikan implikasi baha sangat mungkin terdapat status atopi' "edangkan serangan pada usia deasa dimungkinkan adanya faktor non atopi' Alamat menggambarkan mengetahui
kondisi
kemungkinan
lingkungan
tempat
klien
berada,
dapat
faktor pen!etus serangan asma'
"tatus
perkainan, gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor pen!etus serangan asma, pekerjaan, serta bangsa perlu juga digaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan (
alergen' al lain yang perlu dikaji tentang 1 >anggal 7R", ;omor Rekam 7edik, dan Diagnosa medis b' Riayat penyakit sekarang' /lien dengan serangan asma datang men!ari pertolongan dengan keluhan, terutama sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejalagejala lain yaitu 1 Bhee#ing, .enggunaan otot bantu pernapasan, /elelahan, gangguan kesadaran, "ianosis serta perubahan tekanan darah' .erlu juga dikaji kondisi aal terjadinya serangan' !' Riayat penyakit dahulu' .enyakit yang pernah diderita pada masamasa dahulu seperti infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung' Riayat serangan asma frekuensi, aktu, alergenalergen yang di!urigai sebagai pen!etus serangan serta riayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma d' Riayat kesehatan keluarga' .ada klien dengan serangan status asthmatikus perlu dikaji tentang riayat penyakit asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitifitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik oleh lingkungan' e' Riayat psikososial angguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pen!etus bagi serangan asma baik ganguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar sampai lingkungan kerja' "eorang yang punya beban hidup yang berat berpotensial terjadi serangan asma' yatim piatu, ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain sampai ketakutan tidak bisa menjalankan peranan seperti semula
2' .ola fungsi kesehatan a' .ola resepsi dan tata laksana hidup sehat ejala asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga klien dengan asma harus merubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang memungkinkan tidak terjadi serangan asma b .ola nutrisi dan metabolisme
1)
.erlu dikaji tentang status nutrisi klien meliputi, jumlah, frekuensi, dan kesulitankesulitan dalam memenuhi kebutuhannya' "erta pada klien sesak, potensial kebutuhan
sekali terjadinya
nutrisi,
hal
ini
karena
kekurangan dalam dipsnea
saat
memenuhi
makan,
laju
metabolisme serta ansietas yang dialami klien !'
.ola eliminasi .erlu dikaji tentang kebiasaan %A% dan %A/ men!akup arna bentuk, kosentrasi, frekuensi, jumlah serta kesulitan dalam melaksanakannya'
d'
.ola tidur dan istirahat .erlu dikaji tentang bagaimana tidur dan istirahat klien meliputi berapa lama klien tidur dan istirahat' "erta berapa besar akibat kelelahan yang dialami
klien'
Adanya
hee#ing,
sesak
dan
ortopnea
dapat
mempengaruhi pola tidur dan istirahat klien
e'
.ola aktifitas dan latihan .erlu dikaji tentang aktifitas keseharian klien seperti olah raga, bekerja dan aktifitas lainnya' Aktifitas fisik dapat terjadi faktor pen!etus terjadinya asma yang disebut dengan
f'
.ola hubungan dan peran ejala asma sangat membatasi gejala klien untuk menjalani kehidupan se!ara normal' /lien perlu menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien baik dilingkungan rumah tangga, masyarakat ataupun lingkungan kerja
g'
.ola persepsi dan konsep diri .erlu dikaji tentang persepsi klien tarhadap penyakitnya' .ersepsi yang salah dapat menghambat respon kooperatif pada diri klien' 3ara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam kehidupan klien' "emakin banyak stresor yang ada pada kehidupan klien dengan asma meningkatkan kemungkinan serangan asma yang berulang'
h'
.ola sensori dan kognitif /elainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri klien dan akhirnya mempengaruhi jumlah stresor yang dialami
11
klien sehingga kemungkinan terjadi serangan asma yang berulangpun akan semakin tinggi' i'
.ola reproduksi seksual Reproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan klien' 7asalah ini akan menjadi stressor yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan asma'
j'
.ola penangulangan stress "tress dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pen!etus serangan asma maka perlu dikaji penyebab terjadinya stres' -rekuensi dan pengaruh terhadap kehidupan klien serta !ara penanggulangan terhadap stresor
k' .ola tata nilai dan keper!ayaan /edekatan klien pada sesuatu yang ia yakini dunia per!ayai dapat meningkatkan kekuatan jia klien' /eyakinan klien terhadap >uhan =ang 7aha
' .emeriksaan fisik pada pasien Asma %ron!hiale a'
"tatus kesehatan umum .erlu dikaji tentang kesadaran klien, ke!emasan, gelisah, kelemahan suara bi!ara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otototot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir lengket dan posisi istirahat klien
b'
Integumen Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji arna rambut, kelembaban dan kusam'
!'
/epala' Dikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, riayat trauma, adanya keluhan sakit kepala atau pusing, vertigo kejang ataupun hilang kesadaran'
d'
7ata' 12
Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah stres yang dirasakan klien' "erta riayat penyakit mata lainya e'
idung Adanya pernafasan menggunakan !uping hidung, rinitis alergi dan fungsi olfaktori
f'
>horak ) Inspeksi Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke baah disebabkan oleh udara dalam paruparu susah untuk dikeluarkan karena penyempitan jalan nafas' -rekuensi pernafasan meningkat dan tampak penggunaan otototot tambahan 2) .alpasi' .ada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus' .ada asma, paruparu penderita normal karena yang menjadi masalah adalah jalan nafasnya yang menyempit ) .erkusi .ada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah disebabkan karena kontraksi otot polos yang mengakibatkan penyempitan jalan nafas sehingga udara susah dikeluarkan dari paruparu 5) Auskultasi' >erdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan eGpirasi lebih dari 5 detik atau lebih dari G inspirasi, dengan bunyi pernafasan hee#ing karena sekresi mu!us yang kental dalam lumen bronkhioulus
dan
spasme
otot
polos
bronkhiolus
sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat g' /ardiovaskuler' +antung dikaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising nafas dan hyperinflasi suara jantung melemah' >ekanan darah dan nadi yang meningkat serta adanya pulsus paradoksus h' Abdomen' .erlu dikaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tandatanda infeksi karena dapat merangsang serangan asma frekensi pernafasan, serta adanya konstipasi karena dapat nutrisi 13
i'
I. )"+s Inter2ensi Ke/era#atan "etelah pengumpulan data klien, mengorganisasi data dan menetapkan
diagnosis keperaatan maka tahap berikutnya adalah peren!anaan' .ada tahap ini peraat membuat ren!ana peraatan dan menentukan pendekatan apa yang digunakan untuk meme!ahkan masalah klien' Ada tiga fase dalam tahap peren!anaan
yaitu
menentukan
prioritas,
menentukan
tujuan
dan
meren!anakan tindakan keperaatan' .eren!anaan dari diagnosisdiagnosis keperaatan diatas adalah sebagai berikut1 Ren!ana tindakan 1
.antau >>C, termasuk pengkajian pernafasan tiap 2 jam'
%erikan oksigen sesuai pesanan dan untuk distress pernafasan dan sianosis pemantauan oksigen transkutan'
indari penggunaan kadar 9 2 terlalu tinggi karena dapat menekan pernafasan se!ara bermakna'
%erikan bronkodilator melalui nebuli#er sesuai pesanan dan kaji status pernafasan sebelum dan sesudah pemberian'
%erikan infus bronkodilator se!ara intravena sesuai pesanan'
+amin baha pasien menerima maksimum untuk usia dan berat badan melalui parenteral dan oral'
I#inkan pasien memilih posisi yang paling nyaman'
.eriksa kadar teofilin dan berikan dosis bolus dari bronkodilator se!ara intravena sesuai pesanan untuk mempertahankan kadar obat terapeutik'
.atau gas darah'
.antau terhadap tanda dan gejala gagal pernafasan dan siapkan untuk intubasi darurat bila ada hal berikut terjadi1 pernafasan !epat dan dangkal, penurunan bunyi nafas, pengisian kapiler lambat, takikardia, penurunan kesadaran'
14
J. Daftar P+staa
"melt#er, "'D', %are, %'' (200&)' Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner and suddarth. +akarta1 <3 "tein, +' ' (20)' Panduan klinis ilmu penyakit dalam. +akarta1 <3 "yaifuddin' (20)' Anatomi fisiologi' +akarta1 .enerbit %uku /edokteran <3
15