ANEURISME
A. Peng Penger erti tian an..
Aneurisma Aneurisma adalah kelainan kelainan pembuluh pembuluh darah karena lemahnya lemahnya dinding dinding pembuluh pembuluh darah. Dinding pembuluh darah tersebut tidak mampu menahan tekanan darah yang relatif tinggi. Melalui proses sekian lama, teradilah penggelembungan atau pelebaran yang disebut dilatasi !Marfuah, "##$% Aneurisma merupakan kelainan pada pembuluh darah, yakni lemahnya dinding pembuluh darah yang merupakan ba&aan seak lahir. lahir. 'emahnya dinding pembuluh darah ini disebabkan oleh tidak adanya lapisan tengah !lapisan otot% sehingga dinding pembuluh darah menadi tipis. (ada keadaan seperti ini, tekanan darah yang )ukup tinggi tinggi bisa bisa mendes mendesak ak lapisa lapisan n pembul pembuluh uh yang tipis tipis terseb tersebut. ut. **Sehi **Sehingg nggaa terad teradii penggelembungan yang makin lama makin besar seperti balon.!Doko, "##+%
B. Penyeba ebab
alaupun alaupun penyaki penyakitt ini bisa bisa diibar diibaratk atkan an sebaga sebagaii serang serangan an mendada mendadak k atau atau begitu begitu menyer menyerang ang langsu langsung ng memati mematikan kan,, ada bebera beberapa pa hal yang yang bisa bisa di&asp di&aspadai adai sebaga sebagaii faktor penyebabnya, yakni hal-hal berikut /. Ada bakat bakat atau ba&aan ba&aan lemahnya lemahnya dindin dinding g pembuluh pembuluh darah. darah. Ini bisa terad teradii pada pembuluh darah manapun diseluruh tubuh. Akan adi fatal kalau dinding pembuluh darah yang lemah itu terdapat di otak. ". Ada Ada infe infeks ksii yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh amu amurr maup maupun un bakt bakter erii yang yang meng mengen enai ai pembuluh darah. 0. 1eradi eradi peradan peradangan gan pada aorta. aorta. 2. (enyakit (enyakit aringan aringan ikat keturu keturunan, nan, misalnya misalnya sindroma sindroma marfan marfan.. Risiko Risiko ini menadi menadi semakin tinggi pada penderita tekanan darah tinggi, orang dengan tingkat stres tinggi maupun perokok.
C. Patofisiologis
(enderita aneurisma umumnya datang ke rumah sakit saat pembuluh darah yang menggelembung tersebut telah pe)ah sehingga teradi perdarahan pada otak. Dalam kondisi yang sudah parah seperti ini, penderita biasanya merasakan sakit kepala yang luar biasa, sakit pada bagian belakang leher, photophobia !tidak bisa melihat sinar%, kesadaran menurun, sampai yang terburuk adalah kematian.3ang ditakutkan adalah apabila aneurisma pe)ah untuk kedua kalinya atau apabila aneurisma tersebut merupakan giant aneurysm. 4emungkinan untuk selamat menadi lebih ke)il,. Aneurisma sendiri memiliki beragam ukuran, begitu pula letaknya. Ukuran aneurisma berkisar antara /5" sampai dengan 0 )m. yang disebut giant aneurysm adalah aneurisma yang berdiameter ",+ )m atau lebih. Aneurisma dapat dipi)u oleh tekanan darah tinggi !hipertensi%, infeksi pembuluh darah, uga rokok. (atut pula digarisba&ahi bah&a aneurisma dapat menyerang segala umur, namun sebagian besar kasus aneurisma teradi pada usia produktif antara 0# sampai +# tahun. Mengenai posisi aneurisma, biasanya aneurisma berada di pertigaan atau di tikungan pembuluh darah. Untuk mengetahui dan memastikan letak aneurisma, dilakukan pemeriksaan dengan angiografi atau MRI. Ada pula alat terbaru untuk mendeteksi keberadaan aneurisma yaitu 6omputer 1omogram Angiografi !61A%. 7erbeda dengan angiografi, 61A tidak mengharuskan penderita ditusuk dengan kateterisasi.
Sedangkan
untuk
melihat
perdarahan
dalam
otak
dilakukan
6omputeri8ed 1omography S)an !61 S)an%. Masalahnya di Indonesia, arang sekali orang melakukan medical check-up. Akibatnya, penderita aneurisma umumnya datang ke dokter ketika pembuluh darahnya telah pe)ah dan teradi perdarahan.
D. Penatalaksanaan
(ada aneurisma yang belum pe)ah, sebanyak 9+ persen tidak menunukkan geala apapun. Sementara hanya + persen saa yang menunukkan geala seperti sakit kepala, mata uling, atau menutupnya kelopak mata..Aneurisma yang telah pe)ah dibagi dalam lima tingkatan. 1ingkat / termasuk dalam kondisi yang masih bagus yakni penderita dengan sakit kepala hebat. (ada tingkat ", penderita telah menurun kesadarannya. 1ingkat 0, penderita menurun kesadarannya dan ada ke)a)atan.
1ingkat 2, penderita telah koma, dan tingkat + adalah kematian yang teradi dalam hitungan menit atau am setelah pe)ahnya aneurisma.Untuk mengatasi aneurisma, )ara yang terbaik adalah le&at operasi clipping . Dalam operasi ini dilakukan penepitan di daerah yang menggelembung dengan mengunakan clip. 6ara lainnya adalah dengan embolisasi. Di sini dilakukan kateterisasi dengan melepaskan koil !sema)am spiral% yang besarnya "-0 mm sehingga menimbulkan bekuan untuk menutup aneurisma. Embolisasi sangat baik dilakukan un tuk aneurisma yang letaknya sulit, atau aneurisma yang besar. Aneurisma tingkat 2 sebaiknya uga ditangani dengan embolisasi, karena bila ditangani dengan operasi clipping ustru akan memperberat kondisi koma penderita. Aneurisma yang belum pe)ah, peluang keberhasilan operasi sangat besar yaitu 99,9 persen, baik dengan clipping maupun embolisasi. Sementara untuk aneurisma yang telah pe)ah pada tingkat / dan ", peluang keberhasilannya adalah :+-;# persen
GAGAL GINJAL KRONIK
A. Pengertian
pielonefritis kronik
". (enyakit peradangan
glomerulonefritis
0. (enyakit =askuler hipertensif
nefrosklerosis benigna nefrosklerosis maligna stenosis arteri renalis
2.
S'E (oli arteritis nodosa Sklerosis sistemik progresif
+.
DM, iperparatiroidisme, Amiloidosis
:. Nefropati obstruktif
penyalahgunaan analgetik nefropati timbale
;. Nefropati obstruktif
Sal. 4emih bagian atas 4alkuli,
neoplasma,
fibrosis,
netroperitoneal Sal. 4emih bagian ba&ah >ipertrofi prostate, striktur uretra, anomali )ongenital pada leher kandung kemih dan uretra
C. Patofisiologi
(eralanan umum <<4 melalui 0 stadium /. Stadium I
(enurunan )adangan ginal
a.
4reatinin serum dan kadar 7UN normal
b.
Asimptomatik
).
1es beban kera pada ginal pemekatan kemih, tes
". Stadium II
Insufisiensi ginal
a. 4adar 7UN meningkat !tergantung pada kadar protein dalam diet% b. 4adar kreatinin serum meningkat ). Nokturia dan poliuri !karena kegagalan pemekatan% Ada 0 deraat insufisiensi ginal a. Ringan 2#@ - ;#@ fungsi ginal dalam keadaan normal b. Sedang /+@ - 2#@ fungsi ginal normal ). 4ondisi berat "@ - "#@ fungsi ginal normal 0. Stadium III gagal ginal stadium akhir atau uremia a. kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat b. ginal sudah tidak dapat menaga homeostasis )airan dan elektrolit ). air kemih5urin isoosmotis dengan plasma, dengan 7 /,#/# (atofisiologi umum <<4 >ipotesis 7ri)ker !hipotesis nefron yang utuh% B7ila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan han)ur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekera normalC
umlah nefron turun se)ara progresif ilangnya kemampuan memekatkan5mengen)erkan kemih 7 /,#/# atau ",;+ mFsml !G konsentrasi plasma% poliuri, nokturia nefron tidak dapat lagi mengkompensasi dgn tepat terhadap kelebihan dan kekurangan Na atau air
1oksik Uremik
4reatinin H
(rod. Met. (rot. 1ertimbun Dalam darah
H phosphate serum kalsium serum
Sekresi parathormon
1ubuh tdk berespon dgn N 4alsium di tulang Met.aktif =it D (erub.pa tulang5osteodistrofi ginal
D. !an"a "an Ge#ala
/. 4elainan >emopoesis, dimanifestasikan dengan anemia a.
Retensi toksik uremia hemolisis sel eritrosit, ulserasi mukosa sal.)erna, gangguan pembekuan, masa hidup eritrosit memendek, bilirubuin serum meningkat5normal, ui )ombJs negati=e dan umlah retikulosit normal.
b.
Defisiensi hormone eritropoetin eritropoetin Depresi sumsum tulang sumsum tulang tidak mampu bereaksi terhadap proses hemolisis5perdarahan anemia normokrom normositer.
". 4elainan Saluran )erna a. Mual, muntah, hi)th)up dikompensasi oleh flora normal usus ammonia !N>0% iritasi5rangsang mukosa lambung dan usus b. Stomatitis uremia
Mukosa kering, lesi ulserasi luas, karena sekresi )airan sali=a banyak mengandung urea dan kurang menaga kebersihan mulut. ). (ankreatitis 7erhubungan dengan gangguan ekskresi en8im amylase 0. 4elainan mata 2. 4elainan kulit a. D b. 4ering bersisik 4arena ureum meningkat menimbulkan penimbunan kristal urea di ba&ah kulit ). 4ulit mudah memar +. Neuropsikiatri $. 4elainan selaput serosa :. Neurologi keang otot ;. 4ardiomegali E. Pe$eriksaan Pen%n#ang
/. 'aboratorium a. (emeriksaan penurunan fungsi ginal /%
ureum kreatinin
"%
asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginal /%
analisis urin rutin
"%
mikrobiologi urin
0%
kimia darah
2%
elektrolit
+%
imunodiagnosis
). Identifikasi peralanan penyakit
/%
progresifitas penurunan fungsi ginal ureum kreatinin, klearens kreatinin test 661 G !/2# K umur % L 77 !kg% :" L kreatinin serum &anita G #,;+ pria
G #,;+ L 661
"%
hemopoesis >b, trobosit, fibrinogen, fa)tor pembekuan
0%
elektrolit
2%
endokrin
+%
pemeriksaan lain infark miokard
(1> dan 10,12
". Diagnostik a.
Etiologi <<4 dan terminal /%
?oto polos abdomen
"%
US<
0%
Nefrotogram
2%
(ielografi retrograde
+%
(ielografi antegrade
%$mi)tuating 6ysto Urography !M6U%
b.
Diagnosis pemburuk fungsi ginal /%
Retogram
"%
US<
&. 'anage$en terai
<<4 1erapi konser=atif (enyakit ginal terminal
Dialisis
>D di RS, Rumah, 6A(D
1ransplantasi ginal
/. (enatalaksanaan konser=atif (engaturan diet protein, kalium, natrium, )airan ". 1erapi simptomatik Suplemen alkali, transfuse, obat-obat lo)alsistemik, anti hipertensi 0. 1erapi pengganti >D, 6A(D, transplantasi
&. Ko$likasi
/. >ipertensi ". hiperkalemia 0. anemia 2. asidosis metaboli) +. osteodistropi ginal $. sepsis :. neuropati perifer ;. hiperuremia
G. Klasifikasi GGK ata% CKD (Croni) Ki"ney Disease* + ,tage / " 0 2 +
Gbran ker%sakan gin#al Normal atau ele=ated
G&R ($l/$in/-0 $ 1* 9# $#-;9 0#-+9 /+-"9 O /+
2. Diagnosa keera3atan yang sering $%n)%l
/. Intoleransi akti=itas b.d keletihan5kelemahan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialysis. ". 4elebihan =olume )airan 0. 4etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang inadekuat !mual, muntah, anoreksia dll%. 2. (ola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metaboli), pneumonitis, perikarditis. +. 4urang pengetahuan tentang penyakit dan )ara pera&atan b.d kurangnya informasi kesehatan. $. (4 Sepsis :.
2E'ODIALI,A
A. DE&INI,I
Dialisis adalah difusi partikel larut dari satu kompartemen )airan ke kompartemen lain mele&ati membran semipermeabel. (ada >emodialisis, darah adalah salah satu kompartemen dan dialisat adalah bagian yang lain. Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi 8at dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air uga sangat ke)il dan bergerak bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah terlalu besar untuk mele&ati pori-pori membran. (erbedaan konsentrasi 8at pada dua kompartemen disebut gradien konsentrasi. Sistem ginal buatan /. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin, dan asam urat. ". Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara darah dan bagian )airan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negatif !penghisap% dalam kompartemen dialisat !proses ultrafiltrasi%. 0. Mempertahankan dan mengembalikan system buffer tubuh. 2. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh. B. INDIKA,I
/. (asien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien <<4 dan <iperkalemia b. Asidosis ). 4egagalan terapi konser=atif d. 4adar ureum 5 kreatinin tinggi dalam darah e. 4elebihan )airan f. Mual dan muntah hebat
C. Ko$likasi
/. 4etidakseimbangan )airan a. >iper=olemia b. Ultrafiltrasi ). Rangkaian Ultrafiltrasi !Diafiltrasi% d. >ipo=olemia e. >ipotensi f.
>ipertensi
g. Sindrom diseuilibrium dialysis ". 4etidakseimbangan Elektrolit a. Natrium serum b. 4alium ). 7ikarbonat d. 4alsium e. ?osfor f.
Magnesium
0. Infeksi 2. (erdarahan dan >eparinisasi +. 1roubleshooting a. Masalah-masalah peralatan b. Aliran dialisat ). 4onsentrat Dialisat d. Suhu e. Aliran Darah f.
4ebo)oran Darah
g. Emboli Udara $. Akses ke sirkulasi a. ?istula Arterio=enosa b. Ftotandur ). 1andur Sintetik d. 4ateter Pena Sentral 7erlumen
DA&!AR P4,!AKA
7runner Suddarth, "##", Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi ; =olume ", E<6, akarta 7ongard, ?rederi), S. Sue, darryl. 3, /992, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment, first Edition, (aramount (ublishing 7ussiness and
Ralph Rosenberg, "##0, Nursing Diagnoses% De"inition & Classi"ication '(()-'((* , (hiladelphia USA (ri)e, Syl=ia A and illson, 'orraine M, /99$, +ato"isiologi% Konsep Klinis +roses +roses penyakit, Edisi empat, E<6, akarta &&&. Us. Else=ierhealth.)om, "##2, Nursing Diagnosis "or guide to +alnning care, fifth Edition
'A(FRAN (ENDA>U'UAN ASU>AN 4E(ERAA1AN (ADA 4'IEN DEN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners Stase Maternitas (rogram Studi Ilmu 4epera&atan
Disusun oleh MAINA' #+5/;2/9+5EI45##2::
(RF MADA 3F<3A4AR1A "##:
ASU>AN 4E(ERAA1AN (ADA 4'IEN DEN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners Mata 4uliah 4epera&atan Medikal 7edah
Disusun oleh A>3U IDI3A1I #+5/9#9$;5EI45##+/#
(RF MADA 3F<3A4AR1A
"##:
MAINA' #+5/;2/9+5EI45##2::