GIANT IDIOPATIK ANEURISMA ARTERI BRACHIALIS
Pembimbing : Dr. Darmawan Imai! S" BTK#
PENDAHULUAN Aneurisma adalah dilatasi abnormal pada arteri yang menetap, lebih dari 50 % dari diameter normal dan disebabkan oleh kelainan dinding arteri.
(Thompson MW,199!
Aneurisma arteri bra"hialis #arang ter#adi ($ah"ian M,&009! Aneurisma bisa menyebabkan emboli arteri dan mengan"am ekstremitas 'esiko kehilangan ekstremitas dapat dihindari dengan diagnosis dan pembedahan dini (ann )*, 199+!
ANATOMI
(etter, &00&!
ANEURISMA ARTERI PERI$ER Aneurisma dibagi berdasarkan -atologi anatomi ( true atau pseudoaneurisma! $entuk (a""ular atau /usi/orm! Anatomi ( aorta, is"eral atau periperal! e#ala klinis ( imtomatik atau asimtomatik! tiologi
(ha2i MA, &003!
Aneurisma ter#adi bila tiga lapisan dinding arteri membentuk kantung aneurisma. $ila hanya satu lapisan yang membentuk kantung aneurisma disebut pseudoaneurisma.
(Thompson MW,199!
Terapi pembedahan harus dilakukan pada semua pasien dengan ge#ala dan aneurisma 4 & "m alaupun tanpa ge#ala.
(Thompson MW,199!
Aneurisma arteri bra"hialis merupakan kasus yang sangat #arang, hanya sekitar 1 kasus yang ter"atat dalam literatur
("hunn 67,&00&!
-asien aneurisma bisa tanpa ge#ala atau dengan keluhan ben#olan yang berdenyut, iskemia atau komplikasi tromboemboli 7istal emboli dapat ter#adi karena ge#ala iskemi atau trombus didalam aneurisma
(Timaran 68, &010!
-embedahan merupakan terapi utama dari aneurisma dengan eksisi aneurisma kemudian anastomose primer atau gra/t sintetis.
(Timaran 68, &010!
La"%ran Ka&
aki:laki, 3 tahun $en#olan di lengan Atas ;anan 3 bulan penderita mengeluh adanya ben#olan di lengan atas kanan, yang semakin lama semakin membesar, nyeri, kesemutan di tangan kanan dan ben#olan dirasakan berdenyut. 'iayat operasi sebelumnya (:! 'iayat trauma sebelumnya (:!
Regi% Bra'(ia!i )D* I : Ben+%!an ),* - / 0 / 1 'm2 warna 3&!i4 e"er4i e3i4ar. Pa! : Ber5en6&4 ),* m%bi!e ),*
USG D%""!er : Men6%3%ng Gambaran ar4eri%7en%a ma!8%rmai 55 A# $i4&!a m&!4i!e7e! )-9 Mei -;*
CT
Menyokong gambaran aneurisma a. Brachialis (D) tipe saccular dengan ukuran 4,3 cm x 2, cm dan 2, cm x 2,2 cm. (!" Mei 2#!3)
D&ran4e O"
on kinking gra/t, 7iameter 5 mm
Pa4%!%gi Ana4%mi
Men6%3%ng 5iagn%a 3!ini ane&rima a. Bra'(ia!i.
$%!!%w &" (ari 3e 0 "%4 %" 'egio Antebra"hii (7! * < uka post op kering (=! -al < T (:!, a. 'adialis (=!, a >lnaris (=!, 6'T?& detik, paresthesia (:!
PEMBAHASAN
Aneurisma dapat ter#adi karena proses aterosklerosis, trauma yang berulang, penyakit kongenital, in@amasi, dan idiopatik. (ann )*, 199+! -ada kasus ini tidak didapatkan riayat trauma ataupun prosedur bedah sebelumnya sehingga penyebabnya idiopatik.
Aneurisma arteri bra"hial pada deasa yang pernah dilaporkan berdiameter & "m. ($assir M, &01&! -ada kasus ini aneurisma A. $ra"hialis (7! tipe sa""ular dengan ukuran +, "m B &,9 "m dan &,9 "m B &,& "m yang mengesankan suatu giant aneurisma (6T AngiograC 1 Mei &01! 7urante op didapatkan aneurisma men#adi satu kesatuan.
-asien aneurisma bisa tanpa ge#ala atau keluhan ben#olan yang berdenyut, iskemia atau komplikasi tromboemboli. 7istal emboli dapat ter#adi karena ge#ala iskemi atau trombus didalam aneurisma. (Timaran 68, &010!
-ada kasus ini pasien dengan ge#ala ben#olan berdenyut, nyeri dan kesemutan pada tangan kanan yang merupakan ge#ala iskemia dan penekanan pada sara/. ;arena trombus pada aneurisma sehingga segera diperlukan tindakan pembedahan untuk mengurangi morbiditas dan kemungkinan amputasi.
Aneurisma bisa menyebabkan emboli arteri dan mengan"am ekstremitas. 'esiko kehilangan ekstremitas dapat dihindari dengan diagnosis dan pembedahan dini. (ann )*, 199+!
ollo up post operati/ dengan menilai iabilitas ekstremitas dan patensi gra/t se"ara klinis ataupun > dopler (ray '), 199! 7ari /ollo up se"ara klinis iabilitas ekstremitas (=! dan patensi gra/t (=! pulsasi a radialis dan ulnaris (=!, 6'T? & detik, paresthesia (:! pada /ollo up hari ke :D
KESIMPULAN
7iagnosis dan pembedahan dini merupakan terapi yang harus diberikan kepada pasien aneurisma arteri bra"hialis untuk mengurangi morbiditas dan kemungkinan amputasi pada pasien.
TERIMA KASIH