LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWAT KEPERAWA TAN DI R. 14 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG “Abses Perianal”
Untuk Memenuhi Tug! Pen"i"ikn P#$%e!i Ne#! De&#temen Su#gik' "i Rung 14 RSUD Si%u' An(# M'ng
Di!u!un O'eh) Niken A!ih L#! Ati 1*++,+-+++111- Ke'$m&$k
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNI/ERSITAS 0RAWIA2A MALANG +13 LAPORAN PENDAHULUAN
A0SES PERIANAL 1. De%ini!i Abses
adalah
infeksi
bakteri
setempat
yang
ditandai
dengan
pengumpulan pengumpulan pus (bakteri,jaringan (bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah putih). Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini kebanyakan akan mengakibatkan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200). anorektal merupakan infeksi yang terlokalisasi dengan Abses pengu pengumpu mpulan lan nanah nanah pada pada daera daerah h anore anorekta ktal. l. !rgan !rganism isme e penye penyebab bab biasanya adalah "s#heri#hia #oli, stafilokokus, atau streptokokus ($ri#e dan %ilson, 200&). Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak sekitar saluran anal, dengan pembentukan abses rongga diskrit. 'ingkat keparahan dan kedalaman dari abses #ukup ariabel, dan rongga abses sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistulous. f istulous.
A0SES PERIANAL 1. De%ini!i Abses
adalah
infeksi
bakteri
setempat
yang
ditandai
dengan
pengumpulan pengumpulan pus (bakteri,jaringan (bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah putih). Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini kebanyakan akan mengakibatkan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200). anorektal merupakan infeksi yang terlokalisasi dengan Abses pengu pengumpu mpulan lan nanah nanah pada pada daera daerah h anore anorekta ktal. l. !rgan !rganism isme e penye penyebab bab biasanya adalah "s#heri#hia #oli, stafilokokus, atau streptokokus ($ri#e dan %ilson, 200&). Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak sekitar saluran anal, dengan pembentukan abses rongga diskrit. 'ingkat keparahan dan kedalaman dari abses #ukup ariabel, dan rongga abses sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistulous. f istulous.
. Eti$'$gi enurut ahli penyakit infeksi, penyebab abses antara lain * a) +nfeksi i ikrobial erup rupakan akan peny penyeb eba ab pali aling seri sering ng terj terja adiny dinya a meny menyeb ebab abka kan n
kema kemati tian an
sel sel
deng dengan an
#ara #ara
abses. ses.
mult multip ipli lika kasi si..
irus rus Bakt Bakter erii
melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis kimia-i yang meru merupa paka kan n a-al a-al rada radang ng atau atau mele melepa pask skan an endo endoto toks ksin in yang yang ada ada b)
hubunganya dengan dinding sel eaksi ksi hi hipers persen ensi siti tii ita tas s. 'erjadi rjadi bila bila ada perub perubaha ahan n respon respon +munol +munologi ogi yang yang menye menyebab babkan kan
#)
jaringan rusak. rusak. Agen /isik elalui elalui trauma trauma fisik, fisik, ultra iolet, atau radiasi radiasi,, terbakar terbakar,, atau dinding
d)
berlebih (frostbite). Bahan han ki kimia mia iri irita tan n da dan kor koro osif sif Bahan Bahan oksida oksidan, n, asam, asam, basa, basa, akan akan merus merusak ak jaring jaringan an denga dengan n #ara #ara memprookasi terjadinya proses radang, selain itu agen infeksi dapat melep melepask askan an bahan bahan kimiakimia-ii spesif spesifik ik yang yang mengi mengirit ritasi asi dan dan langsu langsung ng menyebabkan radang ekrosis ja jaringan Aliran darah yang
e)
kurang
akan
menyebabkan
hipoksia
dan
berkurangnya makanan pada dearah yang bersangkutan.enyebabkan kematian jaringan yang merupakan stimulus kuat penyebab infeksi pada daerah tepi infeksi sering memperlihatkan suatu respon radang akut.
$enyebab abses perianal antara lain*
Abses perianal merupakan gangguan sekitar
anus
dan
re#tum,
dimanasebagian besar timbul dari obstruksi kripta anal. +nfeksi dan stasis dari kelenjar dansekresi kelenjar menghasilkan supurasi dan pembentukan abses dalam kelenjar anal. Biasanya, abses terbentuk a-al1a-al dalam ruang intersfingterik dan kemudian keruang potensial yang mumnya
bakteri
seperti
stafilokokus
dan"s#heri#hia
berdekatan. #oli
adalah
penyebab paling umum. +nfeksi jamur kadang3kadangmenyebabkan abses. asuknya bakteri ke daerah sekitar anus dan rektum (4una-an, 200)
-. Fkt$# Ri!ik$ /aktor predisposisi dari abses yaitu * a. $enurunan daya tahan tubuh. b. 5urang gizi. #. Anemia. d. 6iabetes e. 5eganasan(kanker) f. $enyakit lainya g. 7igienis jelek h. 5egemukan 4. Pt$%i!i$'$gi Abses perianal terbentuk akibat berkumpulnya nanah di jaringan ba-ah kulitdaerah sekitar anus. anah terbentuk akibat infeksi kuman8bakteri karena
kelenjar
menjadipenyebab
didaerahtersebut
tersumbat.
adalah"s#heri#hia
#oli
Bakteri
dan
spesies
yang
biasanya
"ntero#o##us.
5uman8bakteri yang berkembang biak dikelenjar yang tersumbat lama kelamaan akan memakan jaringan sehat di sekitarnyasehingga embentuk nanah.anah yangterbentuk makin lama makin banyaksehingga akan terasa bengkak dan nyeri, inilah yang disebut abses perianal. $adabeberapa orang dengan
penurunan
daya
tubuh
misalnya
penderita
diabetes
militus,7+8A+6S, dan penggunaan steroid (obat anti radang) dalam jangka -aktu lama,ataupun dalam kemoterapi akibat kanker biasanya abses akan lebih mudah terjadi.5ebanyakan abses perianal bersifat sekunder terhadap proses supuratif yang dimulai pada kelenjar anal. 'eori ini menunjukan bah-a obstruksi dari saluran kelenjar tersebut oleh tinja, #orpus alienum atau trauma akan menghasilkan stasis daninfeksi sekunder yang terletak di ruang intersfingterik. 6ari sini proses infeksi dapatmenyebar se#ara distal sepanjang otot longitudinal dan kemudian mun#ul di subkutis sebagai abses
perianal, atau dapat menyebar se#ara lateral mele-ati otot longitudinaldan sfingter
eksternal
sehingga
menjadi
abses
is#hiorektal.
eskipun
kebanyakanabses yang berasal dari kelenjar anal adalah perianal dan is#hiorektal ,tetapi ruang lain dapat terinfeksi. $ergerakan infeksi ke atas dapat
menyebabkan
menerobos
ke
abses otot
sehinggamenyebabkan
intersfingterik longitudinal
sebuah
abses
tinggi dankemudian lalu
ruang
supraleator.
dapat
supraleator Setelah
abses
terdrainase, se#ara spontanmaupun se#ara bedah, komplikasi abnormal antara lubang anus dan kulit perianal disebut fistula ani (Selatan, 2009).
*. Mni%e!t!i K'ini! A-alnya, pasien bisa merasakan nyeri yang tumpul, berdenyut yang memburuk sesaat sebelum defekasi yang membaik setelah defekasi tetapi pasien tetap tidak merasa nyaman. asa nyeri diperburuk oleh pergerakan dan pada saatmenduduk. Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam dan sekitar rektum. Seringkali mengandung sejumlah pus berbau menyengat dan nyeri. Apabila abses terletak superfi#ial, maka akan tampak bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. yerimemburuk dengan mengedan, batuk atau bersin, terutama pada abses intersfingter. 6engan perjalanan abses, nyeri dapat mengganggu aktiitas seperti berjalan ataududuk. Abses yang terletak lebih dalam mengakibatkan gejala toksik dan bahkannyeri abdomen ba-ah, serta deman. Sebagian besar abses re#tal akan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200). Abses di ba-ah kulit bisa membengkak, merah,lembut dan sangat nyeri. Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidakmenyebabkan gejala, namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagianba-ah Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam dan sekitar rektum. Seringkali mengandung sejumlah pus berbau menyengat dan nyeri. Apabila abses terletak superfi#ial, maka akan tampak bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. Abses yang terletak lebih dalam memgakibatkan gejala toksik dan bahkan nyeri abdomen ba-ah, serta deman. Sebagian besar abses re#tal akan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 200, hal :;9). Abses di ba-ah kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri. Abses yang terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala, namun bisa menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian ba-ah (7ealthy of 'he 7uman, 200, hal ).
anifestasi klinis dari abses se#ara umum yaitu * a. 5arena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan, maka manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari prose inflamasi, yakni kemrahan (rubor), panas (#olor), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor) dan hilangnya fungsi. b. 'imbul atau teraba benjolan pada tahap a-al berupa benjolan ke#il, pada stadium lanjut benjolan bertambah besar, demam, benjolan meningkat, malaise, nyeri, bengkak, berisi nanah (pus). #. 4ambaran 5linis yeri tekan yeri lokal Bengkak 5enaikan suhu
#. "lektrolit serum * berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan menyebabkan a#idosis, perpindahan #airan dan perubahan fungsi ginjal d. $emeriksaan pembekuan * 'rombositopenia dapat terjadi karena agregasi
trombosit,
koagulopati
yang
$'8$''
mungkin
diasosiasikan
toksin8status syok. e. 4lukosa serum,
hiperglikemi
memanjang
dengan
iskemia
menunjukkan
menunjukan hati8sirkulasi
glukogenesis
dan
glikogenesis di dalam hati sebagai respon dari puasa8perubahan seluler f.
dalam metabolism. B85r *$eningkatan
kadar
diasosiasikan
dengan
dehidrasi,ketidakseimbangan8kegagalan ginjal dan disfungsi8kegagalan hati. g. 46A * Alkalosis respiratori hipoksemia,tahap lanjut hipoksemia asidosis respiratorik dan
metaboli#
terjadi
karena kegagalan
mekanisme
kompensasi. h. rinalisis * Adanya sel darah putih8bakteri penyebab infeksi sering i.
mun#ul protein dan sel darah merah. Sinar > * /ilm abdominal dan dada bagian ba-ah yang mengindikasikan udara bebas di dalam abdomen8organ pelis.(6oenges,2000*9?=)
$emeriksaan 6iagnostik pada abses perianal a. $emeriksaan adiologi $emeriksaan radiologi jarang diperlukan pada
ealuasi pasien
dengan absesperianal, namun pada pasien dengan gejala klinis abses intersfingter atau supraleatormungkin konfirmasi
dengan
@'
s#an,
memerlukan
+,
pemeriksaan
atauultrasonografi dubur.
amun pemeriksaan radiologi adalah modalitas terakhir yangharus dilakukan karena terbatasnya kegunaannya. S4 juga dapat digunakan se#araintraoperatif untuk membantu mengidentifikasi abses atau fistula dengan lokasi yangsulit. b. $emeriksaan
ada
pemeriksaan
laboratorium khusus
yang dapat
dilakukan untukmengealuasi pasien dengan abses perianal atau anorektal,
ke#uali
diabetes dan memiliki
pada
pasientertentu, seperti indiidu dengan
pasien dengan imunitas tubuh yangrendah
risiko tinggi
terhadap
terjadinya
karena
sepsis bakteremia
yangdapat disebabkan dari abses anorektal. 6alam kasus tersebut, ealuasi laboratoriumlengkap adalah penting.
,. Pent'k!nn Me"i! $ada kebanyakan pasien dengan abses anorektal atau perianal, terapimedikamentosa dengan antibiotik biasanya tidak diperlukan. amun, pada pasiendengan peradangan sistemik, diabetes, atau imunitas rendah, antibiotik -ajibdiberikan. Abses perirektal harus diobati dengan drainase sesegera mungkin setelahdiagnosis ditegakkan. ika diagnosis masih diragukan, pemeriksaan di ba-ah anestesisering merupakan #ara yang paling tepat baik untuk mengkonfirmasi diagnosis serta mengobati. $engobatan
yang
tertunda
atau
tidak
memadai
terkadang
dapatmenyebabkan perluasan abses dan dapat mengan#am nya-a apabila terjadi nekrosisjaringan
yang
hanya diindikasikan jikaterjadi
besar, atau bahkan
septikemia. Antibiotik
selulitis luas atau
apabila
pasien
immuno#ompromised, menderita diabetesmellitus, atau memiliki penyakit katub jantung. amun pemberianantibiotik se#aratunggalbukan merupakan pengobatan
yang
efektif
untuk
mengobati
abses
perianal
atauperirektal.5ebanyakan abses perianal dapat didrainase di ba-ah anestesi lokal di kantor,klinik, atau unit ga-at darurat. $ada kasus abses yang besar maupun pada lokasinyayang sulit drainase di
dalam
ruang operasi.
mungkin memerlukan
+nsisi dilakukansampai ke bagian
subkutan pada bagian yang paling menonjol dari abses. 6og earCyang timbul setelah insisi dipotong untuk men#egah penutupan dini.
. K$m&'ik!i ika tidak
diobati,
fistula
anus
hampir
pasti
akan
terbentuk,
menghubungkan rektum untuk kulit. 7al ini memerlukan operasi lebih intensif. Selanjutnya, setiap abses diobati dapat (dan kemungkinan besar akan) terus berkembang, akhirnya menjadi infeksi sistemik yang serius. 7al yang paling ditakutkan pada abses perianal adalah terjadinya fistel perianal. /istel perianal adalah saluran abnormal antara lubang anus8rektum dengan lubang bekas abses yang bermuara pada kulit sekitar anus. uara pada kulit sekitar anus tampak sebagai luka bekas bisul yang tidak pernah menutup8sembuh dan tidak sakit (Selatan, 2009, hal 2).
ika tidak diobati, fistula anus hampir pasti akan membentuk, menghubungkan rektum untuk kulit. 7al ini intensif.Selanjutnya,
setiap
abses
besar
akan)
terusberkembang,
yang
serius.
7al
yang
memerlukan
diobati akhirnya
dapat
(dan
menjadi
operasi
lebih
kemungkinan
infeksi
sistemik
palingditakutkan pada abses perianal adalah
terjadinya fistel perianal. /istel perianal adalahsaluran
abnormal
antara
lubang anus8rektum dengan lubang bekas abses yangbermuara pada kulit sekitar anus. uara pada kulit sekitar anus tampak sebagai lukabekas bisul yang tidak pernah menutup8sembuh dan tidak sakit./istula anorektal terjadi pada =03;0D pasien dengan abses anorektal. 5elenjarintersfingterik terletak
antara
sfingter
internal
dan
eksternal
anus
dan
seringkalidikaitkan dengan pembentukan abses. /istula anorektal timbul oleh karena obstruksidari kelenjar dan8atau
kripta anal, dimana ia dapat
diidentifikasi dengan adanyasekresi purulen dari kanalis anal atau dari kulit perianal sekitarnya. "tiologi lain darifistula anorektal adalah multifaktorial dan
termasuk
penyakit
diertikular,
+B6,keganasan, dan infeksi yang
terkomplikasi, seperti tuberkulosis.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. +dentitas pasien dan penanggung ja-ab +dentitas pasien diisi men#akup nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan, Agama, pendidikan, pekerjaan,suku bangsa, tgl masuk S, alamat. ntuk penangung ja-ab dituliskan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
B. i-ayat 5esehatan engkaji keluhan utama apa yang menyebabkan pasien dira-at. Apakah penyebab dan pen#etus timbulnya penyakit, bagian tubuh yang mana yang sakit, kebiasaan saat sakit kemana minta pertolongan, apakah diobati sendiri atau menggunakan fasilitas kesehatan. Apakah ada alergi, apakah ada kebiasaan merokok, minum alkohol, minum kopi atau minum obat3obatan.
@. i-ayat $enyakit
$enyakit apa yang pernah diderita oleh pasien, ri-ayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah di derita oleh pasien yang menyebabkan pasien dira-at. Adakah ri-ayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau ri-ayat penyakit lain yang bersifat genetik maupun tidak.
6. $emeriksaan /isik . 5eadaan mum mumnya penderita datang dengan keadaan sakit dan gelisah atau #emas akibat adanya bisul pada daerah anus. 2. 'anda3'anda ital 'ekanan darah normal, nadi #epat, suhu meningkat dan pernafasan meningkat. =. $emeriksaan 5epala 6an
kemungkinan akan terjadi ulkus didaerah daun telinga.
ena jugularis dan kelenjar linfe. :. $emeriksaan 6ada 6an 'horaE +nspeksi bentuk thoraE dan ekspansi paru, auskultasi irama pernafasan, okal premitus, adanya suara tambahan, bunyi jantung, dan bunyi jantung tambahan, perkusi thoraE untuk men#ari ketidak normalan pada daerah thoraE. &. Abdomen Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena immobilisasi, ada masa karena konstipasi, dan perkusi abdomen hypersonor jika dispensi abdomen atau tegang.
;. rogenital +nspeksi adanya kelainan pada perinium. Biasanya klien dengan fistula ani yang baru di operasi terpasang kateter untuk buang air ke#il. ?. uskuloskeletal Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bedrest dalam -aktu lama, sehingga terjadi penurunan kekuatan otot. 9. $emeriksaan eurologi 'ingkat kesadaran dikaji dengan sistem 4@S. ilainya bisa menurun bila terjadi nyeri hebat (syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi, mual muntah, dan kaku kuduk. F. $emeriksaan 5ulit a. +nspeksi kulit $engkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membran mukosa, kulit kepala, rambut dan kuku. 'ampilan kulit yang perlu dikaji yaitu -arna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur kulit (kasar atau halus), lesi, askularitas. Gang harus diperhatikan oleh pera-at yaitu * ) %arna, dipengaruhi oleh aliran darah, oksigenasi, suhu badan dan produksi pigmen.
". 6ata /okus ( kemungkinan ditemukan 6! H 6S ) 6!* "kspresi -ajah tampak meringis saat tidur terlentang. 5ulit tampak kemerahan dan ada luka operasi yang terpasang hands#oen drain. 6S* $asien mengatakan ada bisul di daerah dubur dan terasa nyeri.
/. 6iagnosa 5epera-atan $re operasi* a) yeri pada daerah perianal berhubungan dengan adanya luka pada perianal. b) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka terbuka yang mungkin terkontaminasi. #) 5e#emasan berhubungan dengan physiologi
faktor akibat proses
peradangan. d) 5urang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan tindakan yang akan didapatnya. $ost operasi* a) yeri area operasi berhubungan dengan adanya eksisi luka operasi. b) $erubahan pola eliminasi konstipasi8diare berhubungan efek anestesi, pemasukan #airan yang tidak adekuat. #) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan risiko prosedur inasie, luka yang mungkin terkontaminasi.
4. +nterensi $re operasi a) yeri berhubungan dengan adanya luka pada perianal 'ujuan* yeri berkurang sampai hilang 5riteria hasil* 5lien menunjukkan toleransi terhadap nyeri, klien mengungkapkan nyeri berkurang. +nterensi*
5aji frekuensi dan intensitas nyeri dengan skala 1 0. asional* perubahan karakteristik nyeri mengidikasikan adanya
perkembangan kearah komplikasi. $erhatikan tanda3tanda nonerbal
sepertiI
takut
bergerak,
kegelisahan. asional* bahasa tubuh8perilaku nonerbal dapat digunakan sebagai data yang menunjukkan adanya rasa nyeri8tak nyaman. 5aji faktor3faktor yang mengganggu atau meningkatkan nyeri. asional* keadaan stress dapat meningkatkan rasa nyeri. Berikan posisi yang nyaman (telungkup, miring), aktiitas pengalihan
perhatian
asional* meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping. Bersihkan area re#tal dengan sabun yang lembut dan air sesudah BAB dan ra-at kulit dengan salf, petroleum jelly. asional* menjaga kulit sekitar rektal dari asam isi perut, menjaga eEoriasi. Berikan rendaman duduk. asional* menjaga kebersihan dan memberikan rasa nyaman. !bserasi area perianal fistel. asional* fistula mungkin berkembang dari erosi dan kelemahan dari dinding intestinal. 5olaborasi dengan medik untuk pemberian analgetik. asional* Analgetik membantu mengurangi nyeri.
b) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka terbuka yang mungkin terkontaminasi. 'ujuan* infeksi tidak terjadi. 5riteria hasil* tanda ital dalam batas normal (peningkatan suhu tidak terjadi), leukosit normal en#ana tindakan*
5aji area luka, #atat adanya penambahan luas luka, karakteristik
#airan yang keluar dari luka. asional* adanya pus mengindikasikan adanya infeksi onitor tanda3tanda ital, peningkatan suhu tubuh. asional* peningkatan suhu mengindikasikan adanya proses infeksi. a-at luka dengan prinsip aseptik. asional* luka pada klien adalah luka kotor, prinsip aseptik men#egah terjadinya infeksi tambahan. Berikan diet yang adekuat. asional* klien membutuhkan nutrisi yang #ukup untuk penyembuhan lukanya. 5olaborasi untuk pemberian antibiotik. asional* antibiotik membantu menghambat terjadinya infeksi. #) 5e#emasan berhubungan dengan faktor fisiologi akibat proses peradangan. 'ujuan* ke#emasan berkurang 5riteria hasil* ekspresi -ajah klien tenang, mengungkapkan kesadarannya akan perasaan #emasnya.
+nterensi
Bina hubungan saling per#aya.
asional* hubungan saling per#aya merupakan dasar dari komunikasi therapeutik. $erhatikan perubahan perilaku klien, kegelisahan, tak ada kontak mata, tampak kurang tidur. asional* indikator peningkatan stress8ke#emasan. 6orong klien untuk mengungkapkan perasaannya,
berikan
feedba#k. asional* membina hubungan therapeutik. 6engarkan ungkapan klien dengan empati. asional* dengan menunjukkan sikap empati, diharapkan akan membantu mengurangi ke#emasan klien. Berikan informasi yang akurat. asional* dengan memberikan informasi yang akurat akan membantu menurunkan tingkat ke#emasan. @iptakan ketenangan dan lingkungan yang nyaman. asional* membantu meningkatkan relaEasi, mengurangi ke#emasan. 5olaborasi untuk pemberian sedatia, seperti barbiturat, anti anEietas seperti, diazepam. asional* sedatia8anti anEietas membantu mengurangi ke#emasan dan membantu istirahat. d) 5urang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan tindakan yang akan didapatnya berhubungan dengan kurangnya informasi. 'ujuan* $engetahuan pasien bertambah 5riteria hasil* 5lien mampu mengungkapkan tentang proses penyakit dan penanggulangannya. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan regimen.
+nterensi
5aji persepsi klien tentang proses penyakitnya. asional* menentukan tingkat pengetahuan klien dan kebutuhan
informasi yang diperlukan. langi penjelasan tentang proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala penyakit serta penanggulangannya. asional* dengan memberikan penjelasan yang memadai klien tahu proses penyakit dan tindakan yang akan didapatnya, sehingga klien dapat menerima tindakan yang didapatnya. 'ekankan pentingnya menjaga kebersihan kulit, seperti * tehnik #u#i tangan yang baik dan pera-atan kulit perianal. asional* mengurangi penyebaran bakteri dan resiko iritasi kulit dan infeksi. $ost !perasi
a) yeri pada area operasi berhubungan dengan adanya
eksisi luka
operasi. 'ujuan* nyeri berkurang atau terkontrol 5riteria hasil* ekspresi -ajah klien rileks, #ukup istirahat, mengungkapkan nyeri berkurang 8dapat ditahan. +nterensi* 5aji lokasi, intensitas nyeri dengan skala 0 1 0, faktor yang mempengaruhi. $erhatikan tanda3tanda nonerbal. asional* membantu menentukan interensi selanjutnya. onitor tanda3tanda ital asional* perubahan tanda3tanda ital, peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan bisa diakibatkan karena nyeri. 5aji area luka operasi, adanya edema, hematoma atau inflamasi. asional* pembengkakan, inflamasi dapat menyebabkan meningkatnya nyeri. Berikan posisi yang nyaman dan lingkungan yang tenang, ajarkan tehnik relaksasi, pengalihan perhatian. asional* membantu mengurangi dan mengontrol rasa nyeri. 5olaborasi dengan medik untuk pemberian analgesik. asional* analgesik membantu mengurangi nyeri. b) $erubahan pola eliminasi konstipasi8diare berhubungan dengan efek anestesi, pemasukan #airan yang tidak adekuat. 'ujuan* pola eliminasi kembali berfungsi normal. +nterensi* Auskultasi bising usus. asional* adanya suara bising usus yang abnormal, merupakan tanda adanya komplikasi. Anjurkan makanan8minuman yang tidak mengiritasi. asional* menurunkan resiko iritasi mukosa. 5olaborasi medik untuk pemberian glyserin suppositoria. asional* membantu melunakkan feses. #) isiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur inasie, luka yang mungkin terkontaminasi. 'ujuan* tidak terjadi infeksi, luka sembuh tanpa komplikasi. +nterensi* 5aji area luka operasi, obserasi luka, karakteristik drainage, adanya inflamasi. asional* penambahan infeksi dapat mengambat proses penyembuhan. onitor tanda3tanda ital, temperatur, respirasi, nadi. asional* peningkatan temperatur, pernapasan, nadi merupakan indikasi adanya proses infeksi. a-at area luka dengan prinsip aseptik. aga balutan kering. asional* menjaga pasien dari infeksi silang selama penggantian balutan.
5olaborasi untuk pemeriksaan #ultur dari sekret8drainage, kedua dari tengah dan pinggir luka. asional* dengan mengetahui adanya organisme akan
menentukan pemberian antibiotik. Berikan antibiotik sesuai pesan medik. asional* antibiotik men#egah dan mela-an infeksi. Bila perlu lakukan irigasi luka. asional* irigasi luka dengan antiseptik baik untuk mela-an infeksi d) 5erusakan +ntegritas kulit berhubungan dengan #olostomy 'ujuan * eningkatkan penyembuhan luka tepat -aktu dan bebas tanda infeksi +nterensi* !bserasi luka, #atat karakteristik drainase asional* $erdarahan pas#a operasi paling sering terjadi selama :9 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja 4anti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik asional* Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi +rigasi luka sesuai indikasi, gunakan #airan garam faali asional* 6iperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi pra op 8 post e) 4angguan konsep diri berhubungan dengan adanya kolostomi 'ujuan * enyatakan penerimaan diri sesuai situasi enerima perubahan kedalam konsep diri • •
+nterensi
6orong pasien8orang terdekat untuk mengungkapkan perasaannya asional* embantu pasien untuk menyadari perasaannya yang
tidak biasa @atat perilaku menarik diri. $eningkatan ketergantungan asional* 6ugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan ealuasi lanjut dan terapi lebih kuat 4unakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan berpartisipasi dan pera-atan asional* 5etergantungan pada pera-atan diri membantu untuk memperbaiki keper#ayaan diri Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk memandang stoma asional* embantu dalam menerima kenyataan ad-alkan aktiitas pera-atan pada pasien asional* eningkatkan kontrol dan harga diri $ertahankan pendekatan positif selama tindakan pera-atan
asional* embantu pasien menerima kondisinya dan perubahan pada tubuhnya
LAPORAN PENDAHULUAN FOURNIER GANGREN
A. De%ini!i Fournier's gangrene (/4) merupakan fas#iitis nekrotikans yang progresif pada daerah penis, skrotum, dan perineum./4 termasuk penyakit infeksi yang fatal namun jarang terjadi./4 pertama kali ditemukan pada tahun 99= oleh seorang enerologis $ran#is ean Alfred /ournier. +nfeksi pada /4 memiliki karakteristik khas, yaitu akan menyebabkan trombosis pada pembuluh darah subkutis yang akan menyebabkan nekrosis kulit di sekitarnya. $enyakit ini
merupakan
kedaruratan di bidang urologi karena mula
penyakitnya (onset) berlangsung sangat mendadak, #epat berkembang, bisa menjadi gangren yang luas dan menyebabkan septisemia. $ada beberapa tahun terakhir ini insiden /4 #enderung meningkat yang disebabkan oleh faktor predisposisi dari /4 seperti diabetes mellitus, imunosupresi, dan penyakit hati dan ginjal kronik juga meningkat. +nfeksi pada sebagian besar kasus /4 merupakan gabungan sinergis antara bakteri aerob dan anaerob.
0. E&i"emi$'$gi /ournier gangren relatif jarang, namun insiden yang tepat dari penyakit ini tidak diketahui. 6alam reie- /4 pada tahun FF2, $aty dkk mendapatkan sekitar &00 kasus infeksi telah dilaporkan dalam literatur, menghasilkan prealensi kasus dari ?&00 orang. 6ari sebuah tinjauan kasus retrospektif, terungkap .?2; kasus didokumentasikan dalam literatur dari F&03FFF, dengan rata3rata F? kasus per tahun. $eneliti lain telah melaporkan sekitar ;00 kasus /4 di dunia sejak tahun FF;, dimana frekuensi /4 di dunia tidak berubah se#ara bermakna. 'idak ada ariasi musiman yang terjadi pada /4 untuk setiap -ilayah di dunia, meskipun se#ara klinis terbesar berasal dari benua Afrika, Seksual dan usia juga terkait dalam insiden /ournier gangrene dengan rasio pria ke perempuan adalah sekitar 0*. 5ejadian yang lebih rendah pada -anita dapat disebabkan oleh drainase yang lebih baik dari daerah perineum melalui sekresi agina.$ria yang berhubungan seks dengan sesama jenis berada pada risiko yang lebih tinggi, terutama untuk infeksi yang disebabkan terkait dengan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (SA).5ebanyakan kasus yang dilaporkan terjadi pada pasien berusia =03;0 tahun. Sebuah tinjauan literatur hanya ditemukan &; kasus anak, dengan ;;D dari mereka pada bayi yang lebih muda dari = bulan.
5. Eti$'$gi /4 disebabkan infeksi bakteri aerob dan anaerob seperti E. coli , coliform, Klebsiellaspp.,
Bacteroides
spp.,
Streptococcus
spp.,Enterococcus
spp.,
Pseudomonas spp., Proteusspp. dan lostridium spp. $enyebab /4 dari anorektal meliputi* abses perianal, perirektal, dan iskiorektalisI fisura analI dan perforasi kolon. 7al ini bias merupakan konsekuensi dari #edera kolorektal atau komplikasi keganasan kolorektal, penyakit radang usus, diertikulitis kolon, atau apendisitis. $enyebab
dari
saluran
urogenital
meliputi*
infeksi
di
kelenjar
bulbourethral, #edera uretra, #edera iatrogenik sekunder untuk manipulasi striktur uretra, epididimitis, orkitis, atau infeksi saluran kemih ba-ah (misalnya, pada pasien dengan penggunaan jangka panjang kateter uretra).
$enyebab 6ermatologis meliputi* supuratif hidradenitis, ulserasi karena tekanan skrotum, dan trauma. 5etidakmampuan untuk menjaga kebersihan perineum seperti pada pasien lumpuh menyebabkan peningkatan risiko. 'rauma bedah aksidental ataupun disengaja dan adanya benda asing juga dapat menyebabkan penyakit.$ada -anita, sepsis aborsi, abses ula atau kelenjar Bartholini, histerektomi, dan episiotomi dapat di#urigai sebagai penyebab /4.$ada pria, seks anal dapat meningkatkan risiko infeksi perineum, baik dari trauma tumpul langsung atau dengan penyebaran mikroba dari rektal.Sedangkan pada anak3anak
yang bisa menyebabkan
/4 seperti
sirkumsisi, strangulasi hernia inguinalis, omphalitis, gigitan serangga, trauma 6 perirektal abses dan infeksi sistemik.
D. Mni%e!t!i K'ini! @iri /ournier gangren adalah rasa sakit dan nyeri tekan di alat kelamin. $erjalanan klinis biasanya berlangsung melalui tahap3tahap berikut* J
4ejala prodromal demam dan letargi, yang mun#ul dalam 23? hari
J
asa
sakit dan nyeri tekan yang berhubungan dengan edema
pada kulit di atasnya yang disertai pruritus J
eningkatkan nyeri genital dengan eritema dikulit atasnya
J
4ambaran duski di kulit atasnya (subkutan krepitasi)
J
4angren jelas dari bagian alat kelamin disertai drainase purulen
dari luka $ada a-al perjalanan penyakit, rasa sakit tidak sesuai dengan temuan fisik.4angren dapat berkembang, tetapi nyeri dapat hilang akibat jaringan saraf menjadi nekrotik. "fek sistemik dari proses ini berariasi dari nyeri lokal tanpa disertai syok septik dan kemerahan. Se#ara umum, semakin besar derajat nekrosis, yang lebih mendalam efek sistemik. $ada $emeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah palpasi dari alat kelamin, perineum dan pemeriksaan #olok dubur, untuk menilai tanda3tanda penyakit dan untuk men#ari potensi masuknya portal infeksi.6apat juga ditemukan krepitasi jaringan lunak, nyeri lokal, ulkus yang disertai eritem, edema, sianosis, indurasi, blister, maupun gangren. 6ari inspeksi kulit tersebut dapat menentukan derajat dari bau amis ditimbulkan akibat infeksi dari bakteri anaerob dan krepitasi
yang disebabkan mikroorganisme @lostridium yang dapat
memproduksi gas. 4ejala sistemik dapat terjadi seperti demam, takikardia dan hipotensi.
E. Pt$%i!i$'$gi +nfeksi lokal berdekatan dengan portal masuk adalah dasar terjadinya/4. $ada akhirnya, suatu endarteritis obliteratie berkembang menyebabkan kulit, subkutan dan pembuluh darah menjadi nekrosis kemudian berlanjut
iskemia
lokal dan proliferasi bakteri. 'ingkat kerusakan fasia dapat men#apai 23= #m8jam. +nfeksi fasia perineum (fasia #olles) dapat menyebar ke penis dan skrotum melalui fasia bu#k dan dartos, atau ke dinding perut anterior melalui fasia s#arpa, atau sebaliknya. /asia #olles melekat pada perineum dan diafragma urogenital se#ara posterior dan pada ramus pubis se#ara lateral, sehingga membatasi perkembangan ke arah ini. 5eterlibatan testis jarang, karena arteri testis berasal langsung dari aorta dan dengan demikian memiliki suplai darah terpisah dari area infeksi. +nfeksi merupakan ketidakseimbangan antara () imunitas host, yang sering terganggu oleh satu atau lebih proses sistemik penyerta, dan (2) irulensi dari mikroorganisme penyebab. /aktor etiologi ini memungkinkan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam perineum, sistem imun yang turun memberikan lingkungan yang baik untuk memulai infeksi, dan irulensi mikroorganisme memper#epat penyebaran #epat penyakit ini.
Pt$%i!i$'$gi F$u#nie#7! Gng#ene /aktor etiologi (irulensi mikroba K $enurunan imun) L +nfeksi polymi#robial di daerah perineum L Sinergi polymi#roba dalam pembentukan enzim L 5oagulasi pembuluh nutrient L 'rombus pembuluh nutrient L $enurunan suplai darah
L $enurunan oksigen jaringan L $ertumbuhan organisme anaerob H aerob L $roduksi enzim le#ithinase H #ollagenase L 6igesti barrier fas#ia L !bliteratie endartheritis L ekrosis pembuluh darah kutan dan subkutan L +skemia lokal dan proliferasi bakteri lebih lanjut L +nfeksi pada fas#ia perineum (#olles fas#ia)
F. Peme#ik!n Dign$!tik ntuk menegakkan diagnosis, dapat dibantu dengan beberapa pemeriksaan penunjang. 6i antaranya adalah* . 'es 6arah
menyebabkan
trombositopenia.$rofil
koagulasi
seperti,
prothrombin time ($'), !cti"ated Partial #hromboplastin #ime(A$''), jumlah trombosit, kadar fibrinogen sangat membantu untuk men#ari sepsis-induced $oagulopati seperti pada +'$.5ultur darah juga diperlukan untuk menetahui jenis mikroba yang terlibat serta menilai keadaan septisemia. men#aribukti
5imia
darahuntuk
dehidrasidapat
mengealuasigangguanelektrolit,untuk
diperiksa
blood
urea
nitrogenMBN
8kreatininrasio, yang #enderungterjadi sebagaiakibat perlangsungan penyakit, juga kadar gula dalam darah mengealuasiintoleransi glukosa, yangmungkin
disebabkanuntuk6atausepsisyang
disebabkangangguanmetabolisme .!rterial untukmemberikanpenilaian basa.Asidosisdengan
yang
yang dapat
blodd
lebihakuratgangguan terjadi
gas(AB4) asamdan
denganhiperglikemiaatau
hipoglikemia 2. @' S#an @' S#an memainkan peranan yang penting untuk diagnosis sama seperti pentingnya untuk
ealuasi dalam
tindakan bedah. "tiologi,
jalur
penyebaran, adanya #airan dan abses dapat diealuasi dengan baik melalui @' s#an. 4ambaran /ournier 4angren yang tampak pada @' S#an berupa penebalan soft tissue dan inflamasi. @' S#an menunjukkan penebalan fas#ia yang asimetris, penumpukan #airan dan abses, penumpukan lemak di sekitar jaringan, dan emfisema subkutan yang terbentuk karena adanya gas yang dtimbulkan oleh bakteri.
4ambar .4ambaran @' S#an pada pasien berusia ;0 tahun yang menunjukkan adanya udara dan #airan yang terjebak dalam dua korpus kaernosum. =. adiografi $ada radiografi, hiperlusen menunjukkan adanya gas pada soft tissue yang terdapat di region skrotum atau perineum. "mfisema subkutis dapat terlihat di regio inguinal, skrotum, perineum, dinding anterior abdomen, dan paha. adiografi dapat menunjukkan adanya udara di soft tissue sebelum se#ara klinis menunjukkan krepitasi, dan ketidakberadaannya pada pemeriksaan fisik tidak menyingkirkan diagnosis /ournier gangren.
adiografi juga menunjukkan pembengkakan yang signifikan pada soft tissue skrotum. 4as pada fas#ia yang dalam jarang terlihat pada radiografi.
4ambar 2. /ournier gangrene pada laki3laki usia =2 tahun dengan ri-ayat nyeri pada testis dan infeksi pada kulit.
:. ltrasonografi S4 dapat mendeteksi adanya /ournier gangren dengan menunjukkan penebalan
pada
dinding
dan
gambaran
hipere#hoik,
sehingga
menyebabkan adanya shado- yang kotor yang menunjukkan adanya gas pada dinding skrotum.5adangkala nampak pula gambaran hidro#ele unilateral atau bilateral. 'estis dan epididimis seringkali ditemukan dalam ukuran dan e#hostruktur yang normal karena terpisahkan oleh aliran darah. askularisasi testis seringkali bertahan karena aliran darah ke skrotum berbeda dengan aliran darah ke testis. S4 juga bermanfaat untuk membedakan /ournier gangren dengan hernia inkaserata inguinoskortal. 6i lain kondisi, gas diobserasi pada obstruksi lumen usus, jauh dari dinding skrotum.
4ambar =. Suspek /ournier gangrene pada laki3laki usia ? tahun dengan demam. S4 menunjukkan adanya daerah e#hogenik
G. Pent'k!nn Me"i! $rinsip terapi pada gangren /ournier ada terapi suportif memperbaiki keadaan umum pasien, pemberian antibiotik, dan debridemen.$engobatan /ournier gangren melibatkan beberapa modalitas. $embedahan diperlukan untuk diagnosis definitif dan eksisi jaringan nekrotik. $ada pasien dengan gejala sistemik terjadi hipoperfusi atau kegagalan organ, resusitasi agresif untuk memulihkan perfusi organ normal
harus lebih diutamakan daripada prosedur
diagnostik.6engan demikian, pengobatan pasien dengan gangren /ournier meliputi resusitasi agresif dalam mengantisipasi operasi. Anti8i$tik $engobatan /ournier gangren melibatkan antibiotik spektrum luas terapi antibiotik.
Spektrum
Enterobacteriaceae
harus organisme,
men#akup dan
staphylococci, anaerob.
strepto$o$us,
6imana
se#ara
empiris#iprofloksasin dan klindamisin dapat digunakan. 5lindamisin sangat berguna dalam pengobatan nekrosis jaringan lunak infeksi karena spektrum gram positif dan anaerob. 5lindamisin telah terbukti untuk menghasilkan tingkat respons unggul daripada penisilin atau eritromisin. De8#i"emen 'ujuan debridemen adalah mengangkat seluruh jaringan nekrosis ( de"italized tissue) sebelum dilakukan debridement sebaiknya di#ari sumber infeksi dari uretra
atau
dari
kolorektal
dengan
melakukan
uretroskoi
atau
proktoskopi.5adang3kadang perlu dilakukan diersi urine melalui sistotomi atau diersi fe#es dengan melakukan kolostomi.Setelah nektrotomi, dilakukan per-atan terbuka dan kalau perlu pemasangan pipa drainase. Setelah 2 dan 2:
jam lagi dilakukan ealuasi untuk menilai demarkasi jaringan nekrosis dan kalau perlu dilakukan operasi ulang. 6ebridement yang kurang sempurna seringkali membutuhkan operasi ulang. Ok!igen Hi&e#8#ik !ksigen hiperbarik (7B!) telah digunakan sebagai tambahan dalam pengobatan gangren /ournier. $rotokol yang biasa digunakan antara lain * ismultiple sesi sebesar 2,&D F0min dan
atmfor 00 oksigen inhalasi setiap 20 menit. 7B!
meningkatkan kadar tekanan oksigen dalam jaringan dan memiliki efek menguntungkan berbagai penyembuhan luka. !ksigen radikal bebas adalah jaringan dari hipoksik yang dibebaskan, yang se#ara langsung bera#un terhadap bakteri anaerob.Aktifitas fibroblast meningkat dengan angiogenesis berikutnya mengarah ke penyembuhan luka diper#epat. Rek$n!t#uk!i 0e"h 'ergantung pada tingkat #a#at kulit, pilihan dalam rekonstruksi menjahit, ketebalan kulit perpe#ahan pen#angkokan, atau askularisasi miomukotaneus pedikel.@a#at ke#il dapat ditutup oleh penjahitan primer, terutama dikulit yang lentur seperti pada skrotum.5e#a#atan besar biasa paling sering timbul saat pen#angkokan kulit.5ulit kaki yang sehat, pantat, dan lengan dapat digunakan untuk pen#angkokan. @a#at pada kulit batang penis harus terhindar dari pen#angkokkan untuk men#egah pembentukan bekas luka fibrosis karena berhubungan dengan masalah ereksi.
H. P#$gn$!i! $rognosis untuk pasien setelah rekonstruksi /ournier gangren biasanya baik. Skrotum memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan regenerasi setelah infeksi dan terjadi nekrosis amun demikian, sekitar &0D dari laki3laki dengan keterlibatan penis mengalami sakit dengan ereksi, sering berhubungan dengan jaringan parut pada daerah genital. ika jaringan lunak yang luas hilang, mungkin terjadi gangguan pada drainase limfatik, sehingga terjadi, edema dan selulitis. $ada FF&,
asing3masing parameter berupa skor antara 03:, dengan semakin tinggi nilai mengindikasikan semakin besar penyimpangan dari normal./4S+ merupakan jumlah dari semua nilai parameter./4S+ lebih besar dari F berhubungan dengan peningkatan mortalitas.
I. A!uhnKe&e#(tn Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik.amun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan interensi bedah, debridemen atau kuretase.Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing karena benda asing tersebut harus diambil.Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersama dengan pemberian obat analgetik.6rainase, abses dengan menggunakan pembedahan biasanya diindikasi apabila abses telah berkembang dari peradangan serasa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. F$ku! Pengk9in
6ata tergantung pada tipe,lokasi,durasi dari proses infektif dan organ3organ yang terkena . Aktifitas8istirahat 4ejala * alaise 2. Sirkulasi 'anda *
'ekanan darah normal8sedikit diba-ah jangkauan normal (selama
#urah jantung tetap meningkat). 6enyut perifer kuat, #epat (perifer hiperdinamik)I lemah8lembut8mudah hilang, takikardi ekstrem (syok). Suara jantung * disritmia dan perkembangan S= dapat mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari asidosis8ketidakseimbangan
elektrolit.
5ulit
hangat,
kering,
ber#ahaya
(asodilatasi), pu#at, lembab, burik (asokonstriksi). =. "liminasi 4ejala * 6iare :. akanan8#airan 4ejala
*
'anda
Anoreksia, mual, muntah. *
$enurunan berat badan, penurunan lemak subkutan8masa otot
(malnutrisi). $enurunan haluaran, konsentrasi urineI perkembangan ke arah oliguria, anuria. &. eurosensori 4ejala
*
Sakit kepala, pusing, pingsan.
'anda
*
4elisah, ketakutan, ka#au mental, disorientasi, delirium8koma
;. yeri8kenyamanan 4ejala
*
5ejang abdominal, lokalisasi nyeri8ketidaknyamanan, urtikaria,
pruritus umum. ?. $emafasan 'anda
*
'akipnea dengan penurunan kedalaman pemafasan, penggunaan
kortikosteroid, infeksi baru, penyakit iral. 'anda
*
Suhu umumnya meningkat (=?,F&O@ atau lebih) tetapi mungkin
normal pada lansia mengganggu pasien, kadang sub normal (diba-ah =;,&O@), menggigil, luka yang sulit8lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi eritema, ruam eritema makuler. 9. SeEualitas 4ejala
*
$erineal pruritus
'anda
*
aserasi ula, pengeringan aginal purulen.
F. $enyuluhan 8 pembelajaran
4ejala
*
asalah kesehatan kronis8melemahkan misal* 6, kanker, hati,
jantung, ginjal, ke#anduan alkohol. i-ayat splenektomi. Baru saja menjalani operasi prosedur inasif, luka traumatik. 0. $ertimbangan * enunjukan lama hari ra-at ?,& hari. .
en#ana
pemulangan
*
ungkin
dibutuhkan
bantuan
dengan
pera-atan8alat dan bahan untuk luka, pera-atan, pera-atan diri, dan tugas3 tugas rumah tangga
P#i$#it! Ke&e#(tn a.
enghilangkan infeksi.
b.
endukung perfusi jaringan8olume sirkulasi.
#.
en#egah komplikasi.
d.
emberikan informasi mengenai proses penyakit, prognosa dan kebutuhan
pengobatan. (6oenges,2000*2:0)
Dign$! Ke&e#(tn . Ansietas b8d kurangnya pengetahuan tentang diagnosis sekunder terhadap /ournier 4angren +nterensi* 6apatkan ri-ayat kesehatan untuk menentukan* 3 3 3
5ekha-atiran pasien 'ingkat pengertian $emberian edukasi
2. etensi rin b8d obstruksi uretral sekunder terhadap /ournier 4angren +nterensi* 3 3 3 3
5aji tanda3tanda retensi urin 5ateterisasi pasien Berikan agen kolinergik yang diresepkan onitor efek medikasi
=. 5urang pengetahuan b8d kurangnya indormasi sekunder terhadap /ournier 4angren +nterensi* 3 3 3 3
$astikan tingkat pengetahuan pasien 6ukung komunikasi dengan pasien 'entukan kemampuan dan kesiapan pasien dan hambatan dalam belajar +dentifikasi keluarga yang membutuhkan informasi
:. 6isfungsi seksual b8d efek terapi sekunder terhadap /ournier 4angren +nterensi*
3 3 3
+nformasikan pasien tentang terapi 'entukan ri-ayat
&. yeri akut b8d insisi surgikal +nterensi* 3 3 3 3
'ingkatkan kenyamanan pasien $osisikan dengan hati3hati Berikan analgesik 5ompres hangat atau dingin
;. 4angguan #itra tubuh b8d perubahan dalam fungsi +nterensi* 3 3 3
5aji perasaan pasien terhadap #itra tubuh 6ukung pasien untuk menyatakan kekha-atirannya +dentifikasi potensi terhadap harga diri* $erubahan penampilan o $enurunan fungsi seksual o $enurunan energy o
Re%e#en!i ) @arpenito, <,, 200, 6iagnosa 5epera-atan Aplikasi $ada 5linik (terjemahan), "disi =, "4@, akarta. 6oenges,
.",
2000,
en#ana
Asuhan
5epera-atan
$edoman
ntuk
$eren#anaan 6an $endokumentasian $era-atan $asien (terjemahan), edisi =, "4@, akarta 7ohenfellner, arkus, i#hard. "mergen#ies and rology.
S. Sjamsuhidayat, %im 6e ong, FF9, Buku Ajar +lmu Bedah, "disi eisi, "4@, akarta Setia-an /, oianti , '$ %i#aksono. 20=. /ournierPs 4angrene. @65320&8 ol. :0 no. ; Smeltzer, S.@, 2002, Buku Ajar 5epera-atan edikal Bedah (terjemahan), "disi 9, olume 2, "4@, akarta. Sudoyo. A.%., Setiyohadi, B., Al-i, +., Simadibrata, ., Setiati, S. (200;). Bu$u a%ar &lmu Penya$it alam. ilid (ed.:). akarta* /5+ nder-ood, .@.", FFF, Buku Ajar +lmu Bedah (terjemahan), "disi :, "4@, akarta.
LAPORAN INDI/IDU
LAPORAN PENDAHULUAN A0SES PERIANAL DAN FOURNIER GANGREN
Di!u!un untuk Memenuhi Tug! Pen"i"ikn P#$%e!i Ne#! De&#temen 0e"h "i Rung 14 RSUD. D#. Si%u' An(# M'ng