BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usus besar merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh kita. Sehingga jika terjadi kelainan atau terdapat patologi pada usus besar maka dapat dapat menga mengakib kibat atkan kan damp dampak ak yang yang besar besar bagi bagi tubuh tubuh yait yaitu u salah salah satuny satunyaa menggan mengganggu ggu jalanny jalannyaa pencerna pencernaan. an. Kelaina Kelainan n atau atau patolog patologii yang yang sering sering kali kali muncul pada usus besar adalah karsinoma, polip, kolitis ulseratif dan abses. Setelah Setelah diketahu diketahuii patologi patologinya nya,, tindaka tindakan n medis medis yang yang biasa biasa dilakuka dilakukan n adalah adalah dengan colostomy. Colostomy adalah lobang buatan pada daerah colon yang sengaja dibuat oleh dokter bedah setelah memotong dan mengangkat daerah usus yang terinfeksi. Colosto Colostomy my dibuat dibuat sement sementara ara waktu, waktu, sambil sambil menung menunggu gu untuk untuk dapat dapat disambu disambung ng kembali kembali.. Sebelum Sebelum disambu disambung, ng, biasany biasanyaa dilakuk dilakukan an pemeri pemeriksaan ksaan Lopograf Lopografii yang yang digunaka digunakan n untuk untuk memban membantu tu menentu menentukan kan tinadaka tinadakan n medis medis selanj selanjut utny nya. a. Peme Pemerik riksaa saan n Lopog Lopogra rafi fi adala adalah h tekni teknik k pemer pemeriks iksaan aan secar secaraa radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan colostomy! pada daerah abdomen. "i #nst #nstal alas asii $adi $adiol olog ogii $SS% $SS% &ala &alang ng terd terdap apat at perm permin inta taan an foto foto Lopografi pada pasien dengan indikasi abses multiple post colostomy. Pada pemeriksaan ini terdapat beberapa perbedaan dengan teori yang penulis dapatkan dapatkan di perkulia perkuliahan. han. "engan "engan adanya adanya perbedaa perbedaan n tersebut tersebut maka maka penulis penulis
tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang pemeriksaan Lopografi di #nstalasi $adiologi $SS% &alang.
B. Rumusan Masalah
%gar %gar dalam dalam penyu penyusun sunan an Studi Studi Kasus Kasus ini ini dapat dapat tera terarah rah dan karena karena terbatasnya waktu serta kemampuan penulis, maka penulis hanya membahas' (. %pa %pa tuju tujuan an dila dilaku kuka kann nny ya pem pemerik eriksa saan an Lopog opogra rafi fi pada pada Kasu Kasuss %bses bses &ultiple Post Colostomy di $SS% &alang ). *agaim *agaimana ana teknik teknik pemerik pemeriksaan saan Lopogra Lopografi fi Pada Kasus %bses %bses &ultipl &ultiplee Post Colostomy di $SS% &alang.
C. Tujuan Penulisan
Penulis mengambil judul +eknik Pemeriksaan Lopografi pada Kasus %bses &ultiple Post Colostomy di $SS% &alang-, dengan tujuan ' (.
&engetahui pr prosedur pemeriksaan Lo Lopografi pa pada Ka Kasus %bses &ultiple Post Colostomy di $SS% &alang.
).
&engetahui perbedaan pemeriksaan Lopografi pada Kasus %bses &ultiple &ultiple Post Colostomy Colostomy di $SS% &alang dengan teori yang telah penulis dapatkan.
.
Untuk me memenuhi la laporan ma mata ku kuliah Pr Praktek Ke Kerja La Lapangan ##.
D. Sistematika Penulisan
Penulis menyusun laporan Studi Kasus ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut ' *%* # P/0"%1ULU%0 *erisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah dan juga sistematika penulisan pada Studi Kasus +Pemeriksaan Lopografi Pada Kasus %bses multiple Post Colostomy di $SS% &alang-. *%* ## #02%U%0 PUS%K% *erisi tentang anatomi usus besar, patologi %bses &ultiple dan eknik pemeriksaan Lopografi. *%* ### P%P%$%0 K%SUS "%0 P/&*%1%S%0 &emaparkan kasus pemeriksaan Lopografi, bagaimana prosedur pemeriksaan Lopografi dan pembahasan. *%* #3 K/S#&PUL%0 "%0 S%$%0 *erisi kesimpulan dari pembahasan kasus pemeriksaan Lopografi Pada Kasus %bses multiple Post Colostomy di $SS% &alang.
BAB II TINAUAN PUSTA!A
A.
Anat"mi #an $isi"l"gi
Usus besar adalah sambungan dari usus halus yang merupakan tabung berongga dengan panjang kira4kira (,5 meter, terbentang dari sekum sampai kanalis ani. "iameter usus besar lebih besar daripada usus halus. "iameter rata4ratanya sekitar ),5 inchi. etapi makin mendekati ujungnya diameternya makin berkurang. Usus besar ini tersusun atas membran
mukosa
tanpa
lipatan, kecuali pada daerah distal kolon. Usus besar dibagi menjadi 6 sekum, kolon asenden, kolon trans7ersal, kolon desenden, sigmoideum kolon pel7icum!, rektum dan anus. (.
Sekum Sekum merupakan kantong dengan ujung buntu yang menonjol ke bawah pada regio iliaca kanan, di bawah junctura ileocaecalis. %ppendiks 7ermiformis berbentuk seperti cacing dan berasal dari sisi medial usus besar. Panjang sekum sekitar 8 cm dan berjalan ke kaudal. Sekum berakhir sebagai kantong buntu yang berupa processus 7ermiformis apendiks! yang mempunyai panjang antara 94( cm.
).
Kolon asenden Kolon asenden berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio illiaca dan lumbalis kanan. Setelah sampai ke hati, kolon asenden membelok ke kiri, membentuk fleksura
coli dekstra fleksura hepatik!. Kolon asenden ini terletak pada regio illiaca kanan dengan panjang sekitar ( cm. .
Kolon trans7ersum Kolon trans7ersum menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura coli dekstra sampai fleksura coli sinistra. Kolon trans7ersum membentuk lengkungan seperti huruf u. Pada posisi berdiri, bagian bawah U dapat turun sampai pel7is. Kolon trans7ersum, waktu mencapai daerah limpa, membelok ke bawah membentuk fleksura coli sinistra fleksura lienalis! untuk kemudian menjadi kolon desenden.
:.
Kolon desenden Kolon desenden terletak pada regio illiaca kiri dengan panjang sekitar )5 cm. Kolon desenden ini berjalan ke bawah dari fleksura lienalis sampai pinggir pel7is membentuk fleksura sigmoideum dan berlanjut sebagai kolon sigmoideum.
5.
Kolon sigmoideum Kolon sigmoideum mulai dari pintu atas panggul. Kolon sigmoideum merupakan lanjutan kolon desenden dan tergantung ke bawah
dalam
rongga
pel7is
dalam
bentuk
lengkungan.
Kolon
sigmoideum bersatu dengan rektum di depan sakrum. 8.
$ektum $ektum menduduki bagian posterior rongga pel7is. $ektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoideum dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pel7is dengan menembus dasar pel7is. Setelah itu
rektum berlanjut sebagai anus dalam perineum. &enurut Pearce (;;;!, rektum merupakan bagian (< cm terbawah dari usus besar, dimulai pada kolon sigmoideum dan berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan eksternal.
Keterangan ' (. %pendiks ). Sekum . Persambungan ileosekal :. %pendises epiploika 5. Kolon asendens 8. >leksura hepatika ?. Kolon trans7ersal 9. >leksura lienalis ;. 1austra (<. Kolon desendens ((. aenia koli (). Kolon sigmoid (. Kanalis %ni (:. $ektum (5. %nus
=ambar (. Usus *esar Sil7ia, (;;
Colon mempunyai fungsi sebagai berikut ' (.
%bsorbsi air, garam, dan glukosa
).
Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam.
.
Penyimpanan selulosa.
:.
"efekasi.
B.
Pat"l"gi A%ses Multi&le
%bses multiple adalah suatu rongga abnormal yang terletak pada daerah tertentu dan berisi push nanah! dengan jumlah lebih dari satu. Pada kasus ini terletak pada daerah colon ascendens sampai trans7ersum. *iasanya abses terjadi setelah ada infeksi pada daerah colon oleh bakteri /. Coli. %bses seandainya dibiarkan begitu saja akan lebih berbahaya. %bses membesar, sehingga push nanah! bertambah dan nantinya abses akan pecah. 1al ini akan menjadikan perforasi pada daerah colon yang lama4kelamaan berkembang menjadi peritonitis atau radang pada daerah peritoneum. Sehingga perlu tindakan medis yang tepat. indakan medis yang dilakukan adalah dengan memotong daerah kolon
yang
terinfeksi pertengahan colon
ascendens
sampai
colon
trans7ersum!. Pemotongan ini tidak bisa langsung dilanjutkan dengan penyambungan karena pembuluh 7askular colon sedikit, seandainya langsung disambung, luka tidak bisa sembuh dengan cepat, apalagi daerah tersebut dilewati makanan, jadi dibuat colostomy sementara yaitu pembuatan lubang buatan yang digunakan untuk mengistirahatkan colon bagian distal sehingga 7askularisasi bisa optimal. Setelah beberapa hari kemudian colon baru dapat disambung, tetapi sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan lopografi yang bertujuan untuk memastikan anatomi dari colon distal normal atau tidak setelah beberapa hari diistirahatkan. Seandainya normal maka colon dapat disambung, tetapi jika tidak maka penyambungan colon masih belum dapat dilakukan.
C. Teknik Pemeriksaan
(.
Pengertian eknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen.
).
ujuan Pemeriksaan ujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat
anatomi
dan fisiologi kolon bagian distal sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya. .
Persiapan Pasien ujuan
persiapan
pasien sebelum
dilakukan
pemeriksaan
Lopografi adalah untuk membersihkan kolon dari feases, karena bayangan
dari
feases
dapat
mengganggu
gambaran
radiograf.
Pemeriksaan Lopografi memerlukan beberapa persiapan pasien,yaitu ' a.
&engubah pola makanan pasien &akanan hendaknya mempunyai konsistensi lunak, rendah serat dan rendah lemak untuk menghindari terjadinya bongkahan4 bongkahan tinja yang keras.
b.
&inum sebanyak4banyaknya Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek
c.
Pemberian obat pencahar %pabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka pemberian obat pencahar hanya sebagai pelengkap saja.
:.
Persiapan %lat dan *ahan a.
Persiapan alat pada pemeriksaan Lopografi, meliputi ' (!. Pesawat @ A ray )!. Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan !. &arker :!. Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal . 5!. 3aselin dan jelly 8!. Sarung tangan ?!. Penjepit atau klem 9!. Kain kassa ;!. *engkok (
b.
Persiapan bahan (!. &edia kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi antara ?< A 9< B3 D Beight 3olume!. *anyaknya larutan ml! tergantung pada panjang pendeknya colon distal. )!. %ir hangat untuk membuat larutan barium.
!. 3aselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus. 5.
eknik Pemeriksaan a.
>oto polos *0E Plain foto! >oto polos ini bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal
atau
belum,
seandainya
sudah
maksimal
maka
pemeriksaan dapat dilanjutkan, tetapi seandainya persiapan pasien kurang baik ditandai dengan masih banyaknya gambaran feases yang mengganggu radiograf maka pemeriksaan ditunda, selain itu juga untuk menentukan >aktor /ksposi sehingga pada saat kontras telah dimasukkan >aktor /ksposi bisa optimal. b.
#nform Consent Setelah dipastikan bahwa pemeriksaan bisa dilanjutkan, maka pasien atau keluarga diharuskan menandatangani surat persetujuan sebagai inform consent yang menyebutkan bahwa pasien tersebut secara tertulis menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan Lopografi!. #ni dapat digunakan sebagai hukum legal yang seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan, kita radiographer! dapat terlepas dari jeratan hukum, kecuali jika memang ada unsur kesengajaan.
c.
Pemasukan &edia Kontras *arium dimasukkan melalui stoma lubang colon distal! diikuti ngan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai
dengan keluarnya kontras melalui anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke
kanan dan ke kiri serta
dibuat radiograf full filling untuk melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior. d.
Proyeksi $adiograf (!. Proyeksi %ntero posterior Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan &SP &id Sagital Plane! tubuh berada tepat pada garis tengah meja
pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping
tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah. Ebjek diatur dengan menentukan batas atas processus @ypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. itik bidik pada pertengahan kedua
crista
illiaca
dengan arah sinar 7ertikal tegak lurus dengan kaset. /ksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. Kriteria radiograf menunjukkan seluruh kolon terlihat, termasuk fleksura dan kolon sigmoid. )!. Proyeksi Postero %nterior Pasien diposisikan tidur telungkup prone! di atas meja pemeriksaan dengan &SP tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksan. Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah. &SP objek sejajar dengan garis tengah
meja
pemeriksaan,
objek
diatur
diatas
meja
pemeriksaan dengan batas atas processus @ypoideus dan batas bawah sympisis pubis tidak terpotong, pada saat eksposi pasien ekspirasi dan tahan nafas. itik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan
arah sinar 7ertikal tegak lurus kaset.
Kriteria radiograf seluruh kolon terlihat termasuk fleksura dan rektum. !. Proyeksi LPE Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan kurang lebih 5
°
4 :5
°
terhadap meja pemeriksaan. angan kiri
digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan ditekuk untuk fiksasi. itik bidik (4) inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua
crista illiaca ,
dengan arah sinar 7ertikal tegak
lurus terhadap kaset. :!. Proyeksi $PE Posisi pa sien
supine
di
atas
meja pemeriksaan
kemudian dirotasikan ke kanan kurang lebih 5 4 :5 terhadap °
°
meja pemeriksaan.angan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi. itik bidik pada (4) inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua
crista illiaca
dengan arah sinar 7ertikal
tegak lurus terhadap kaset. /ksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. Kriteria radiograf menunjukkan tampak gambaran fleksura lienalis dan kolon asenden. 5!. Proyeksi $%E Posisi pasien telungkup di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan ke kanan kurang lebih 5F4 :5F terhadap meja pemeriksaan. angan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi. itik bidik pada (4) inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua krista illiaka dengan arah sinar 7ertikal tegak lurus terhadap kaset. /kposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas. Kriteria ' menunjukkan gambaran fleksura hepatika kanan terlihat sedikit superposisi bila di bandingkan dengan proyeksi P% dan tampak juga daerah sigmoid dan kolon asenden. 8!. Proyeksi L%E Pasien ditidurkan telungkup di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan kurang lebih 5F 4 :5F terhadap meja pemeriksaan. angan kiri di samping tubuh dan tangan di depan tubuh berpegangan pada meja pemeriksaan, kaki kanan
ditekuk sebagai fiksasi, sedangkan kaki kiri lurus. itik bidik (4 ) inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua krista illiaka dengan sinar 7ertikal tegak lurus terhadap kaset. /kposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas. Kriteria ' menunjukkan gambaran fleksura lienalis tampak sedikit superposisi bila dibanding pada proyeksi P%, dan daerah kolon desenden tampak. ?!. Proyeksi Lateral Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan &id Coronal Plane &CP! diatur pada pertengahan grid, genu sedikit fleksi untuk fiksasi. %rah sinar tegak lurus terhadap film pada &id Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior S#%S!. /ksposi dilakukan saat pasien ekspirasi dan tahan nafas. Kriteria ' daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rectosigmoid pada pertengahan radiograf.
D.
Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi adalah usaha4usaha atau tindakan4tindakan dalam lingkungan kesehatan yang bertujuan memperkecil penerimaan dosis radiasi yang diterima baik bagi pasien, radiografer, dokter radiologi, dan masyarakat umum.
1. Proteksi radiasi bagi pasien Selama
pemeriksaan
berlangsung
pemberian
proteksii
radiasi pada penderita dengan cara mengatur luas lapangan sesuai lapangan objek yang diperlukan, menggunakan kondisii factor eksposi yang tepat dan diperlukan tindakan cermat untuk tidak mengalami pengulangan pemeriksaan (pengulangan foto). 2. Proteksi radiasi bagi petugas Hal-al yang merupakan proteksi radiasi bagi petugas radiasi yaitu ! 1.
Petugas bardiri di belakang penaan radiasi selama penyinaran berlangsung.
2.
"pabila petugas arus berada di ruangan pemeriksaan arus menggunakan apron.
#.
$enggunakan alat pencatat dosis personil film badge.
#. Proteksi radiasi bagi masyarakat umum %ang dimaksud masyarakat umum disini adala orang yang berada disekitar unit radiologi dan tidak mempunyai kepentingan dengan pemeriksaan radiodiagnostik dan dikarenakan suatu allmaka arus berada didekat unit radiologi, pemberian proteksi masyarakat umum sebagai berkut & 1.
'embok ruangan pemeriksaan setebal setara dengan ketebalan ,2 mm Pb dan pintu ruangan di unit radiologi di lapisi Pb.
2.
$emasang lampu misalnya *arna mera di atas pintu ruangan pemeriksaan yang jika lampu menyala maka tidak ada yang bole masuk ke ruangan unit radiologi.
#.
$emberikan peringantan berupa tulisan, maupun tandatanda akan baaya radiasi sinar-+.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pa&aran !asus '.
Data Pasien
Pada pemeriksaan lopografi pada kasus abses multiple post colostomy, mengambil kasus seorang pasien dengan data sebagai berikut ' 0ama
2enis Kelamin
' Laki4laki
Umur
' (( ahun
0o.
(.
' %n. 1.
$eg.
' (9589
%lamat
'4
anggal Pemeriksaan
' ( 2uly )<<8
Ri)a*at Pat"l"gis Pasien
%n 1. dulunya menderita %bses &ultiple pada daerah colon ascendens dan trans7ersum, sehingga oleh dokter bedah bagian colon ascendens sampai dengan pertengahan colon trans7ersum dipotong dan dibuat colostomy atau lubang buatan. Sekarang dokter akan menutup colostomy dan menyambung colon yang telah dipotong. Sebelum ditutup harus dilakukan pemeriksaan Lopografi yang bertujuan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari colon distal masih normal atau tidak setelah beberapa hari tidak digunakan.
"engan membawa lembar permintaan foto rontgen dari dokter, pasien datang ke instalasi radiologi. Prosedur pemeriksaan di jelaskan oleh petugas dan siap menjalankan pemeriksaan Lopografi.
B.
Pr"se#ur Pemeriksaan '. Tujuan Pemeriksaan
%dapun tujuan dari pemeriksaan Lopografi ini adalah untuk untuk melihat
anatomi dan fisiologi dari colon bagian distal sehingga dapat
membantu menentukan tindakan medis selanjutnya. (. Persia&an Pemeriksaan
Persiapan Pasien
(!
ujuan persiapan
pasien
sebelum dilakukan
pemeriksaan
Lopografi adalah untuk membersihkan kolon bagian proksimal dari feases, karena bayangan dari feases dapat mengganggu gambaran radiograf. Sehingga persiapan pasien lopografi di $SS% &alang adalah sehari sebelum pemeriksaan makan makanan tidak berserat bubur kecap!. Persiapan %lat
)!
Persiapan alat pada pemeriksaan Lopografi, meliputi ' (.
Pesawat @ A ray
).
Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
.
&arker
:.
Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kateter.
5.
3aselin dan jelly
8.
Sarung tangan
?.
Penjepit atau klem
9.
Kain kassa
;.
*engkok
(<.
%pron
((.
Plester
().
empat mengaduk media kontras
+. Teknik Pemeriksaan
(.
>oto polos *0E Plain foto! >oto polos ini bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal atau belum, seandainya sudah maksimal maka pemeriksaan dapat dilanjutkan, tetapi seandainya persiapan pasien kurang baik ditandai dengan masih banyaknya gambaran feases yang mengganggu radiograf
maka
pemeriksaan
ditunda,
selain
itu
juga
untuk
menentukan >aktor /ksposi sehingga pada saat kontras telah dimasukkan >aktor /ksposi bisa maksimal. Pada foto polos diperlukan marker pada anus dan stoma distal, ini berfungsi sebagai tanda pada gambaran radiograf. ).
#nform Consent
Setelah dipastikan bahwa pemeriksaan bisa dilanjutkan, maka pasien atau keluarga diharuskan menandatangani surat persetujuan sebagai inform consent yang menyebutkan bahwa pasien tersebut secara tertulis menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan Lopografi!. #ni dapat digunakan sebagai hukum legal yang seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan, kita radiographer! dapat terlepas dari jeratan hukum, kecuali jika memang ada unsur kesengajaan. .
Pemasukan &edia Kontras *arium dimasukkan melalui stoma lubang colon distal! diikuti dengan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui anus. etapi pada pemeriksaan ini kateter tidak dapat masuk melalui stoma, sehingga kateter dimasukkan melalui anus. Pemasukkan kontras dimulai dari rectum dan setelah kontras masuk ke daerah colon trans7ersum pemasukan media kontras dihentikan. %gar informasi yang didapat lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri dan dibuat radiograf full filling untuk melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior serta spot foto yang diperlukan.
:.
Proyeksi Pemotretan
Proyeksi %ntero Posterior >oto Polos dan >ull >illing!
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan &SP &id Sagital Plane! tubuh berada tepat pada garis tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah. Ebjek diatur dengan menentukan batas atas processus @ypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. itik bidik pada pertengahan kedua
crista illiaca
dengan
arah sinar 7ertikal tegak lurus dengan kaset. /ksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. Kriteria radiograf menunjukkan seluruh kolon terlihat, termasuk fleksura dan kolon sigmoid.
Proyeksi Lateral Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan &id Coronal Plane &CP! diatur pada pertengahan grid, genu sedikit fleksi untuk fiksasi. %rah sinar tegak lurus terhadap film pada &id Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior S#%S!. /ksposi dilakukan saat pasien ekspirasi dan tahan nafas. Kriteria ' daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rectosigmoid pada pertengahan radiograf.
C.
Pem%ahasan
eknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen. Pada pemeriksaan ini pasien
sebelumnya menderita %bses &ultiple pada daerah colon ascendens sampai colon trans7ersum, sehingga oleh dokter bedah daerah tersebut dipotong dan dibuat colostomy. Saat ini dokter akan menyambung menutup colostomy dan menyambung colon, tetapi sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan lopografi yang digunakan untuk melihat anatomi dan fisiologi dari colon distal apakah normal atau tidak, setelah diistirahatkan beberapa hari. Seandainya normal maka penyambungan dapat dilakukan, tapi bila tidak normal maka penyambungan belum bisa dilakukan. Pemeriksaan Lopografi adalah salah satu pemeriksaan radiology dengan menggunakan media kontras. &edia kontras adalah suatu media yang dapat menunjukkan
baik
bentuk
maupun
fungsi
organ
tubuh
dengan
memperlihatkan perbedaan tingkat kehitaman pada radiograf. &edia kontras yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah *arium Sulfat bubuk yang dilarutkan dengan air hangat dengan perbandingan *arium bubuk ' air hangat adalah (':. ujuan digunakan air hangat adalah karena barium lebih mudah larut, pasien akan lebih nyaman, dan yang paling penting madia kontras akan lebih cepat melapisi mukosa usus. Pemasukan media kontras pada pemeriksaan lopografi adalah melalui stoma atau lubang buatan bagian distal, tapi pada pemeriksaan ini kateter tidak bisa masuk melalui stoma sehingga kateter masuk melalui anus. Perbedaan pemasukan media kontras ini tidak dipermasalahkan karena tujuan akhirnya sama yaitu melihat anatomi dan fisiologi dari colon distal. Pemasukan media kontras melalui anus juga diharapkan dapat mengisi
seluruh colon bagian distal secara bertahap. Setelah kontras mengisi penuh bagian colon, kateter dilepas, ini dimaksudkan untuk melihat peristaltik usus besar bagian rekto4sigmoid dan anus. Seandainya normal, maka bagian rekto4 sigmoid dan anus tidak ada jarak nyambung!. Untuk melihat bagian tersebut, pasien diposisikan lateral. Proses pengambilan foto yang pertama adalah Plain >oto yang digunakan untuk melihat persiapan pasien dan penentuan factor eksposi. Selanjutnya adalah foto full filling %P dilakukan sesaat setelah colon distal telah penuh terisi media kontras. "an yang terakhir adalah foto lateral, ini digunakan untuk melihat daerah rekto4sigmoid dimana pada posisi %P saling superposisi. Pada pemeriksaan ini hanya dibuat spot foto, karena tujuan utama dari pengambilan foto adalah untuk memperlihatkan bagian rekto4sigmoid, seharusnya rekto4sigmoid menyatu dengan anus tidak ada jarak!. >oto pertama adalah foto plain. Untuk melihat bagian rekto4sigmoid diperlukan minimal ) proyeksi yaitu %P dan Lateral. Proyeksi %P dapat dilihat pada foto full filling, tetapi pada proyeksi ini bagian rekto4sigmoid saling superposisi. Sehingga diperlukan proyeksi lateral, pada proyeksi ini dapat memperlihatkan bagian ini dengan jelas. Sehingga dengan tiga spot foto sudah dapat memperlihatkan bagian yang diinginkan dengan jelas. Proteksi radiasi +Pemeriksaan Lopografi pada Kasus %bses &ultiple Post Colostomy di $SS% &alang- adalah sebagai berikut '
Untuk Pasien '
Karena pemeriksaan ini menggunakan fluoroskopi, maka waktu saat men4fluoroskopi dipersingkat dan seefisien mungkin.
Lapangan radiasi kolomator! dibuka seoptimal mungkin.
Untuk Pekerja $adiasi '
Petugas menggunakan apron sebagai pelindung saat melakukan pemeriksaan dengan menggunakan fluoroskopi.
Karena apron terbatas, maka petugas yang tidak memakai apron berlindung dibelakang petugas lain yang memakai apron atau berlindung dibelakang tabir pengaman saat pemeriksaan berlangsung.
Untuk &asyarakat Umum '
Kamar pemeriksaan di $SS% &alang menggunkana dua pintu, sehingga pada saat pemeriksaan diharuskan kedua pintu tertutup.
Pengantar dan penunggu pasien berada diluar kamar pemeriksaan saat penmeriksaan berlangsung.
BAB I, !ESIMPULAN DAN SARAN
A. !esim&ulan
(.
eknik
pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen. ).
Pemasukan media kontras melalui anus, karena kateter tidak bisa masuk melalui stoma. Perbedaan pemasukan media kontras ini tidak dipermasalahkan karena tujuan akhirnya sama yaitu untuk melihat anatomi dan fisiologi dari colon distal.
.
&edia kontras yang digunakan adalah barium bubuk dilarutkan dengan air hangat. Perbandingan barium bubuk dengan air hangat adalah (':.
:.
Kelebihan
air
hangat adalah barium lebih mudah larut pada air hangat, pasien akan lebih
nyaman bila media kontras yang dimasukkan bersuhu hangat, dan yang paling penting madia kontras akan lebih cepat melapisi mukosa usus. 5.
Pemeriksaan ini hanya menggunakan tiga spot foto, karena sudah dapat memperlihatkan bagian yang diinginkan.
B. Saran
(. Pengaturan kolimator perlu diperhatikan sebagai proteksi radiasi terhadap pasien. ). Karena kamar radiologi terdiri dari dua pintu, maka perlu pengawasan lebih dari petugas agar pintu tertutup saat pemeriksaan. . Komunikasi kepada pasien lebih diperhatikan untuk mencegah missed komunikasi. :. Kerjasama antar petugas radiologi perlu ditingkatkan. 5. %da beberapa pesawat sinar4G yang perlu lebih diperhatikan karena faktor usia, kalo bisa diganti yang baru.