MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME
Laporan Kasus
Oleh: NAMA
: HANITA PUTRA DJAYA
NIM
: C13108253
TEMPAT PRAKTEK
: KLINIK MEDISAKTI
PERIODE
: 7 MEI – 18 MEI 2012
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang paling paling sering mengenai mengenai nervus medianus medianus adalah neuropati tekanan/jebakan tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). neuropathy). Di pergelangan pergelangan tangan nervus medianus berjalan berjalan melalui terowongan terowongan karpal (carpal tunnel) tunnel) dan menginnervasi menginnervasi
kulit telapak tangan dan
punggung tangan tangan di daerah ibujari, ibujari, telunjuk,jari tengah dan dan setengah sisi radial radial jari manis. Pada saat saat berjalan melalui terowongan terowongan inilah nervus nervus medianus paling paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya Sindroma Terowongan Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Tunnel Syndrome/CTS). Penyakit ini biasanya timbul pada usia 35-55 tahun. Wanita lebih banyak menderita penyakit ini daripada pria. Umumnya pada keadaan awal bersifat unilateral tetapi kemudian bisa berkembang menjadi bilateral. Biasanya terjadi pada tangan yang dominan. Pada beberapa keadaan keadaan tertentu, misalnya pada kehamilan, prevalensinya prevalensinya gangguan ini meningkat. meningkat. Prevalensi STK bervariasi. Di Mayo Clinic, pada tahun 1976-1980 insidensnya mencapai 173 per 100.000 pasien pasien wanita/tahun dan dan 68 per 100.000 pasien pria/tahun. pria/tahun. Di Maastricht, Belanda, 16% wanita dan 8 % pria dilaporkan terbangun dari tidurnya akibat parestesi jari-jari. Empat Empat puluh lima persen wanita wanita dan 8% pria yang mengalami mengalami gejala ini terbukti menderita STK setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan elektrodiagnostik. Di Rochester, Minnesota, ditemukan rata-rata 99 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan Hudson dkk menemukan bahwa 62% entrapment neuropathy adalah STK. Orang-orang yang mungkin menderita penyakit ini harus sesegera mungkin diperiksa oleh profesional yang berpengalaman. Pasien harus mengetahui kondisi dan penyakit yang menyerangnya, dan menerima perawatan rutin dari berbagai multidisiplin tenaga medis. Salah satunya yaitu dari tenaga ahli fisioterapi. Intervensi fisioterapi sangat dibutuhkan untuk menangani pasien STK. Fisioterapi berperan untuk mengembalikan fungsi tangan pasien seperti semula. Selain itu, dengan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II KAJIAN TEORI A. ANATOMI & FISIOLOGI Plexus brachialis adalah anyaman (Latin: plexus) serat saraf yang berjalan dari tulang
belakang C5-T1,
kemudian
melewati
bagian leher dan ketiak,
dan
akhirnya ke seluruh lengan (atas dan bawah). Serabut saraf yang ada akan didistribusikan ke berberapa bagian lengan. Plexus brachialis dimulai dari lima rami ventral dari saraf spinal. Rami (tunggal:
ramus
yang
berarti
"akar")
akan
bergabung
membentuk
3 trunkus yaitu: trunkus superior (C5 dan C6), trunkus inferior (C7) (C7) dan trunkus medialis (C8 dan T1).
Setiap
trunkus
akan
bercabang
membentuk
dua divisi yaitu divisi
anterior dan divisi posterior .
Enam divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentuk fasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadap arteri axillaris.
Fasciculus posterior terbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus.
Fasciculus lateralis terbentuk dari divisi anterior trunkus anterior dan d an medalis.
Fasciculus medalis adalah kelanjutan dari trunkus inferior
Nervus medianus (C5, 6,7,8; T1) dibentuk di aksila oleh satu radik dari masing-masing radiks medial dan lateral pleksus brakialis. brakialis. Origo N.Medianus dari penyatuan dua radiks dari serabut medial dan lateral di sebelah lateral a.aksilaris pada aksila. N.Medianus pada mulanya terletak di sebelah lateral a.brakialis namun kemudian menyilang ke sebelah medial pertengahan lengan. N.Medianus melewati bagian dalam aponeurosis bisipitalis kemudian di antara kedua kaput m.pronator teres. Bercabang menjadi cabang interoseus anterior yg tdk jauh di bawahnya. Cabang ini turun bersama a. interosea anterior dan memasok darah ke otot-otot profunda. Kemudian cabang yang lain menuju m.fleksor karpi radialis,m.fleksor digitorum superfisialis,m.palmaris longus. Sedikit di atas pergelangan tangan muncul di sisi lateral m.fleksor digitorum
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
B. DEFINISI Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan neuropati tekanan atau jepitan terhadap nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy. STK pertama kali dikenali sebagai suatu sindroma klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal (1854). STK spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Pierre Marie dan C.Foix pada tahun 1913. 1913. Istilah STK diperkenalkan diperkenalkan oleh Moersch Moersch pada tahun 1938. Terowongan Terowongan karpal karpal terdapat di bagian sentral sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan terowongan yang keras dan kaku sedangkan sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor fleksor retinakulum retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament ) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut.
Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.
C. ETIOLOGI Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang yang mengakibatkan mengakibatkan semakin penyempitan terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus medianus sehingga timbullah STK. Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita lanjut usia. Beberapa penulis menghubungkan gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan
tangan
dengan
bertambahnya
resiko
menderita
gangguan
pada
pergelangan tangan termasuk STK. Pada kasus yang lain etiologinya adalah sebagai berikut: 1.
Herediter: neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy, misalnya HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.
2.
Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan, sprain pergelangan tangan, trauma langsung terhadap pergelangan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4.
Metabolik: amiloidosis, gout.
5.
Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus, hipotiroid, kehamilan.
6.
Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma.
7.
Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, polimialgia reumatika, skleroderma, lupus eritematosus sistemik.
8.
Degeneratif: osteoartritis.
9.
Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan .
D. PATOFISIOLOGI Ada beberapa hipotesa mengenai patogenese dari STK. Sebagian besar penulis berpendapat berpendapat bahwa faktor mekanik mekanik dan vaskular memegang memegang peranan penting penting dalam terjadinya STK. Umumnya STK terjadi secara kronis di mana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang
dan
lama
akan
mengakibatkan mengakibatkan
peninggian tekanan
intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam/pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau diurut
(mungkin akibat terjadinya
perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila Apabila kondisi ini
terus berlanjut akan akan
terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh. Pada STK akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran menyebabkan menyebabkan edema sehingga
darah.
Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang
sawar darah-saraf
terganggu. Akibatnya terjadi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
E. TANDA DAN GEJALA Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja .Gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang kurang merasa (numbness) (numbness) atau rasa seperti seperti terkena aliran listrik (tingling) pada 3 jari lateral dan dan setengah setengah sisi radial jari manis manis walaupun walaupun
kadang-kadang
dirasakan mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak
berkurang
bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan menggerak-gerakkan
tangannya atau atau dengan meletakkan meletakkan tangannya tangannya pada posisi yang yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya. Bila penyakit berlanjut, rasa nyeri nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari, tangan dan pergelangan tangan terutama di pagi hari. Gejala
ini akan
berkurang setelah
penderita mulai mempergunakan mempergunakan tangannya. tangannya. Hipoestesia dapat dapat dijumpai pada daerah yang impuls sensoriknya diinervasi oleh nervus medianus. Pada tahap yang lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil misalnya saat menyulam atau memungut benda-benda benda-benda kecil. kecil. Kelemahan pada tangan juga juga dapat dijumpai, sering dinyatakan dinyatakan dengan keluhan adanya adanya kesulitan yang dialami penderita penderita sewaktu mencoba memutar tutup botol atau menggengga menggenggam. m. Pada penderita STK tahap
lanjut dapat dijumpai
atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang
diinnervasi oleh nervus medianus.
F. PEMERIKSAAN Harus dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan menyeluruh menyeluruh pada penderita penderita dengan dengan perhatian khusus pada fungsi, fungsi, motorik, sensorik dan otonom otonom tangan. Beberapa pemeriksaan pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa STK adalah :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otototot thenar. c. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara secara manual maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau menyulam. d. Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, Sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa STK. e. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK. f. Torniquet test. Dilakukan
pemasangan pemasangan tourniquet dengan menggunakan menggunakan
tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong menyokong diagnosa. diagnosa. g. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi. h. Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. diagnosa.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
k. Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah daerah innervasi nervus nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa STK.
G. KOMPLIKASI & PROGNOSIS Pada kasus STK ringan, dengan terapi konservatif pacta umumnya prognosa baik. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita penderita yang sudah
lama menderita menderita STK penyembuha penyembuhan n post operatifnya operatifnya
bertahap. Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot- otot yang mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan STK setelah operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan. Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan kemungkinan berikut ini : 1.
Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervus medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
2.
Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
3.
Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema, perlengketan, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik. Komplikasi yang dapat dapat dijumpai adalah kelemahan kelemahan dan hilangnya hilangnya sensibilitas
yang persisten di daerah distribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalah reflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia, disestesia dan ganggaun ganggaun trofik. Sekalipun prognosa prognosa STK dengan dengan terapi konservatif maupun operatif cukup baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III LAPORAN KASUS
A. Data Umum Pasien Nama
: Ny. HC
Umur
: 55 tahun
JK
: perempuan
Alamat
: jl. Latimojong
Agama
: Kristen
Pekerjaan
: wiraswasta
Diagnosis
: carpal tunnel syndrome
B. Vital Sign Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Denyut Nadi
: 73 kali/menit
Suhu Tubuh
: 37°C
Pernafasan
: 14 kali/menit
C. Assessment Assessment Fisioterapi Chief of complaint :
Kram pada jari-jari tangan
History :
Sejak kapan anda mengeluhkan penyakit penyakit ini? Sejak 3 bulan yang lalu Gejala apa yang anda rasakan pada mulanya? Tiba-tiba saja kram terjadi pada jari
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Malam hari? Biasanya saya terbangun pada malam hari sekitar jam dua karena rasa kram di tangan Apa yang anda lakukan untuk menghilangkan kram tersebut? Saya memutar-mutar tangan saya, baru saya bisa tidur kembali Apakah ada nyeri yang anda rasakan? Tidak ada Sudahkah anda ke dokter? belum Sudahkah anda foto x-ray? tidak. MRI? tidak. Pemeriksaan Lab? ti dak Adakah keluarga anda yang menderita penyakit seperti ini juga? Tidak ada Aktivitas sehari-hari apa yg sulit dilakukan? Tidak ada, hanya saja tidak bisa memegang handphone handphone terlalu lama karena akan memicu rasa kram Bagaimana pendapat anda tentang penyakit anda? Merasa agak kesal dengan penyakit ini karena menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Apakah anda memiliki penyakit lain seperti hipertensi, diabetes? Tidak
Asymmetry :
Inspeksi statis : tidak ada kolaps kolaps otot thenar yang yang terlihat
Inspeksi dinamis : pasien terlihat mengurut-urut jarinya, gerakan normal
Tes orientasi : normal
Pemeriksaan gerak dasar: Aktif : full ROM tanpa nyeri Pasif : full ROM tanpa nyeri TIMT : bisa melawan tahanan
Restricted :
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Spesific test :
Phalen’s test : positif
Tinel’s sign : positif
Pressure test : positif
Tes motorik : o
MMT : 5 untuk semua otot wrist dan hand
Tes sensoris : o
Tes tajam tumpul : normal
o
Arah gerak : normal
o
Rasa gerak dan rasa posisi : normal
o
Beda dua titik : normal
Tes koordinasi finger to nose; finger to finger : normal
Palpasi tonus : tonus thenar t henar dan hypothenar muscles normal
Indeks barthel KEMAMPUAN Saya dapat mengendalikan defekasi Saya dapat mengendalikan BAK
Mengenai pemeliharaan diri (wajah,rambut,gigi,cukur), saya perlu bantuan Menggunakan Menggunakan toilet, saya
PENILAIAN
SKOR
0 : Tak Pernah 1 : Kadang-kadang Kadang-kadang 2 : Selalu 0 : Tak Pernah (dikateter dan tak dapat mengatur) 1 : Kadang-kadang Kadang-kadang 2 : Selalu 0 : butuh bantuan orang lain 1 : mampu melakukan sendiri
2
0 : tergantung pada orang lain 1 : kalau perlu minta bantuan
2
2
1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Mengenai jalan, saya
Mengenai berpakaian, saya
Mengenai tangga, saya
Mandi, saya
2 : perlu sedikit bantuan untuk pindah 3 : bebas 0 : tidak dapat, saya terbatas pada kursi yang didorong orang lain 1 : tidak dapat meskipun saya di kursi roda, saya dapat menjalankan sendiri 2 : dapat tetapi hanya dengan bantuan fisik atau kata-kata dari orang lain 3 : bebas penuh dan tak perlu bantuan orang lain
3
0 : tergantung orang lain 1 : perlu dibantu 2 : bebas, saya dapat mengancing baju, restleting, mengikat tali sepatu dll 0 : tak mampu 1 : perlu bantuan 2 : bebas
2
0 : tergantung pada orang lain 1 : bebas, saya tak perlu bantuan termasuk keluar/masuk dari
1
2
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tujuan jangka pendek a. Meningkatkan rasa percaya diri. b. Edukasi pasien c. Melepaskan jepitan nervus medianus
Tujuan jangka panjang a. Mengembalikan kemampuan aktifitas fungsional pasien. Adapun modalitas dan dosis yang digunakan, diuraikan dalam 13ocus di
bawah : Problem Ft Penurunan RPD
Modalitas Ft Komunikasi terapeutik
Pre-eliminary exercise
Interferensi
Melepaskan jepitan nervus medianus/mengulur tightness ligamen
ULTT
Dosis F: setiap hari I: pasien focus T: pemberian motivasi T: ± 2 menit F : setiap hari I : 30 mA T : animal segmental T : 5 menit
F : setiap hari I : 8 repetisi, 8 hitungan hit ungan T : ULTT2a T : 64 s
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
T: 5 menit F. Home program
sarankan pasien untuk mengistirahatkan tangan (gunakan splint)
modifikasi hal-hal yang dapat memprovokasi simptom
G. Evaluasi Program Tanyakan pada pasien mengenai perubahan yang dirasakan setelah treatment, baik setiap hari maupun berkala H. Dokumentasi Catat setiap perubahan yang dialami pasien. I. Modifikasi Modifikasi program sesuai dengan kondisi pasien J. Kemitraan Bekerja sama dengan profesional kesehatan terkait demi tercapainya kesembuhan pasien
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
REFERENCES
Goodyear, Paul (2001). Techniques in Musculoskeletal Rehabilitation : Companion Handbook. McGraw-Hill Companies. Singapore.
Kisner, et al., (1996). Therapeutic Exercise Foundations and Techniques ; Third Edition, F.A. Davis Company, Philadelphia th
Porter, Stuart B (2003). Tidy’s Physiotherapy 13 edition. UK: Butterworth Heinemann. Prentice, William E. 2002. Therapeutic Modalities For Physical Therapist. __: McGrawHills Companies.