DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................................ KEGIATAN TUTORIAL....................................................................................... SKENARIO A BLOK 6 TAHUN 2016................................................................... I.
KLARIFIKASI ISTILAH..............................................................................
II.
IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................
III.
ANALISIS MASALAH..............................................................................
IV.
LEARNING ISSUES................................................................................
V.
SINTESIS................................................................................................. 5.1.
Topografi Anatomi dari Regio Abdomen......................................................
5.2.
Struktur Makroskopis Dari Esophagus Dan Gaster.........................................
5.3.
Struktur Mikroskopis Dari Oesophagus Dan Gaster........................................
5.4.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)...................................................
5.5. Perubahan Histologi Serta Neurovaskularisasi Pada Organ Abdomen Terkait GERD 25 VI.
KERANGKA KONSEP............................................................................
VII.
KESIMPULAN.......................................................................................
VIII.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya laporan tutorial Skenario A Blok 6 ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada tutor kami, Ibu Lusia Hayati, yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, harapan kami laporan tutorial ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya. Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
2
KEGIATAN TUTORIAL
Tutor
: Dra. Lusia Hayati, M.Sc.
Moderator
: Agani Salsabila
Sekretaris
: Cici Petrisia Panjaitan & Nur Ghaliyah Sandra Putri
Pelaksanaan
: 25 Januari 2016 dan 27 Januari 2016 08.00-10.00 WIB
Peraturan selama tutorial
: -
Meminta izin kepada moderator untuk meninggalkan ruangan di tengah tutorial
-
Alat komunikasi mode silent
-
Pada saat ingin berbicara terlebih dahulu mengacungkan tangan, lalu setelah diberi izin moderator baru bicara
-
Saling menghargai dan tidak saling menggurui Diperbolehkan minum selama tutorial
3
SKENARIO A BLOK 6 TAHUN 2016 Tn D, usia 40 tahun berobat ke dokter umum karena mengeluh nyeri pada ulu hatinya disertai perut kembung, sering sendawa setelah makan, terasa asam di mulut. Dia juga mengeluh mual, muntah, dan rasa terbakar di dada. Pada pemeriksaan fisik nyeri tekan di ulu hati, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada tanda-tanda cairan dan massa dalam abdomen. Pemeriksaan endoskopi, terdapat erosi di mukosa esofagus dan gaster. Dokter menyimpulkan Tn D mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
I.
4
I.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Ulu hati/Gut Epigastrium, terletak pada perut atas bagian tengah kurang lebih 1/3 dengan tulang rusuk sebagai atap segitiganya. Epigastrium, located on the middle of upper stomach approximately 1/3 with ribs as a triangle roof. 2. Perut Kembung/Flatulence Kondisi ketika perut terasa penuh dan kencang, jika ditepuk perut berbunyi seperti gendang. Condition when stomach felt full and violent, if it is catched sounds like drum. 3. Sendawa/Burping Fungsi normal dari tubuh yang berguna untuk mengeluarkan gas atau udara yang menumpuk di dalam perut. Normal function of the body that is useful to eject gas or air that accumulates in the stomach.
4. Pemeriksaan endoskopi/Endoscopic Inspection Suatu teknik atau metode yang ditujukan untuk melihat lebih jauh bagian-bagian yang ada dalam tubuh dengan cara memasukkan sebuah alat berupa tabung yang fleksibel dilengkapi kamera kecil diujung alat tersebut. A technique or method of devoted to see deeper parts that exist in the body by means of inserting an instrument in the form of a flexible tube equipped by tiny cameras swept this instrument. 5. Erosi di mukosa esophagus dan gaster/Erotion in mucous esophagus and gaster Hilangnya sel epitel superficial sehingga terdapat defek mukosa pada esophagus dan gaster. Loss of epithelial cells superficial and there were septal mucous in esophagus and gaster. 6. GERD Penyakit asam lambung disebabakan oleh naiknya asam lambung menuju esophagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada.
5
Disease stomach acid that is caused by the increasing stomach acid toward esophagus and showing pain in epigastrium or a sensation of burning in the chest .
I.
6
KENYATAAN
KESESUAIAN
Tn D, usia 40 tahun, mengeluh nyeri pada ulu
Tidak sesuai
hatinya disertai perut kembung, sering sendawa
harapan.
CONCERN
setelah makan, terasa asam di mulut, mengeluh mual, muntah, dan rasa terbakar di dada. Pada pemeriksaan fisik nyeri tekan di ulu hati, hepar
Tidak sesuai
dan lien tidak teraba, tidak ada tanda-tanda cairan
harapan.
dan massa dalam abdomen Pemeriksaan endoskopi, terdapat erosi di mukosa esofagus dan gaster Tn
D
mengalami
harapan. Gastroesophageal
Reflux
Disease (GERD).
II.
Tidak sesuai
Tidak sesuai harapan.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang paling menjadi prioritas adalah Tn D, usia 40 tahun, mengeluh nyeri pada ulu hatinya disertai perut kembung, sering sendawa setelah makan, terasa asam di mulut, mengeluh mual, muntah, dan rasa terbakar di dada.
7
III. ANALISIS MASALAH III.1. Tn D, usia 40 tahun, mengeluh nyeri pada ulu hatinya disertai perut kembung, sering sendawa setelah makan, terasa asam di mulut, mengeluh mual, muntah, dan rasa terbakar di dada. a. Bagaimana frekuensi normal sendawa setelah makan itu? 3-4 kali = normal, biasanya terjadi karena adanya udara yang ikut tertelan saat makan dan minum. b. Apa saja yang menjadi penyebab dari nyeri pada ulu hati? Pada skenario, Tn D menderita GERD yaitu merupakan kondisi dimana seseorang merasa sensasi terbakar di belakang tulang dada (heart burn). Sensasi ini juga dapat dirasakan di daerah ulu hati. Hal ini timbul akibat regurgitasi makanan dan asam lambung dari lambung kembali ke kerongkongan. Kontriksi gaster dan relaksasi sphincter gastroesophageal, inflamasi, serta peregangan pada gaster merangsang serabut afferen simpatis. c. Bagaimana mekanisme perut kembung dan mekanisme sendawa? Mekanisme perut kembung: Perut kembung terjadi ketika terdapat gas yang berlebihan pada saluran pencernaan yaitu pada lambung dan usus. Gas (flatus) dihasilkan oleh lambung dan usus akibat proses pemecahan makanan menjadi energy, akibatnya lambung terisi oleh gas tersebut dan terasa seperti penuh dan sedikit kekal. Terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan ini, yaitu sensasi subjektif kembung, distensi abdominal, peningkatan volume
intra-abdominal,
dan
aktivitas
otot
sekitar
abdomen. Keempat faktor ini dapat muncul secara pisah maupun bersamaan, dan pasien dengan perut kembung memiliki
gangguan
reflex
pengontrolan
isi
usus.
Segmental pooling terhadap isi usus, dalam bentuk cairan maupun padat, menimbulkan sensasi kembung. Mekanisme sendawa: Ketika terdapat gas pada lambung (akibat udara yang masuk melewat mulut maupun karena
8
hasil pencernaan makanan), gas tersebut akan dikeluarkan kembali dengan sendawa. Kejadian sendawa diawali dengan
peningkatan
tekanan
intra-abdominal
akibat
akumulasi gas lambung yang menyebabkan relaksasi lower esophageal sphincter (LES), diikuti dengan distensi esofageal, dan relaksasi dari upper esophageal sphincter (UES). Relaksasi UES lebih diakibatkan distensi esofageal, dibandingkan relaksasi LES. Udara yang melewati UES akan menimbulkan suara sendawa. d. Apa yang menyebabkan terasa asam di mulut? (secara anatomi) Penyakit asam lambung atau GERD pada umumnya disebabkan oleh tidak berfungsinya lower esophageal sphincter (LES). Setelah makanan masuk, LES akan menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di perut agar tidak naik kembali ke kerongkongan atau esofagus. Jika tidak LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa keluar dari perut dan kembali ke mulut. Selain itu bisa juga terjadi karena peningkatan HCl dan peningkatan aktivitas motilitas gaster. Dari situ terjadi peningkatan kontriksi dari gaster yang mana di lain sisi terjadi relaksasi dari sphincter gastroesophagial. III.2. Pemeriksaan endoskopi, terdapat erosi di mukosa esofagus dan gaster a. Apa penyebab erosi di mucosa esophagus dan gaster? Ketahanan mukosa bisa rusak dikarenakan salisilat, empedu, iskemia mukosa. Iritasi yang berlangsung lama pada mukosa ini menyebabkan kerusakan mukosa yang berulang-ulang sehingga dapat terjadi radang lambung kronis dan tukak lambung. Misalnya pada pecandu alkohol, perokok, pengguna analgetik non steroid jangka panjang dan refluks empedu. Keadaan serupa terjadi juga
9
pada fungsi pengosongan lambung yang lambat, sehingga mukosa lambung kontak lama dengan isi lambung. b. Bagaimana gambaran histologi yang bisa dilihat dari pemeriksaan endoskopi ini?
c. Apa dampak erosi mucosa esophagus dan gaster terhadap sistem digestive? Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi: Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung, lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakkan HCl maka terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi
10
dan sampai pada lapisan pembuluh darah akan terjadi pendarahan
yang
akan
menyebabkan
nyeri
dan
hypovolemik. III.3. Pada pemeriksaan fisik nyeri tekan di ulu hati, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada tanda-tanda cairan dan massa dalam abdomen a. Bagaimana topografi dari organ di dalam abdomen?
Hipokondrium dextra Epigastrium • Lobus hepatis • Distal pilorus • Duodenum dextra • Pancreas • Vesica fellea • Aorta • Sebagian • Sebagian hepar duodenum • Lobus hepatis sinistra • Flexura hepatis dari • •
colon Sebagian dari ren dextra Kelenjar
Hipokondrium sinistra • Caudal pankreas • Gaster • Flexura lienalis •
colon Bagian
•
sinistra Kelenjar
•
suprarenalis Lien
atas
ren
suprarenalis Lumbal dextra Colon ascendens Duodenum
Umbilicalis Omentum Mesenterium
Lumbal sinistra Colon descendens Jejunum 11
Jejunum Setengah
bagian
bawah ren dextra Iliac dextra Appendix Caecum Ileum distal Ovarium dexter Tuba pallopi Ureter dextra
Duodenum distal Jejunum Ileum Colon transversum
Hipogastrium / superpubis Vesica urinaria Ileum
Ileum Setengah
bawah ren sinistra Iliac sinistra Colon sigmoideum Ureter sinistra Ovarium sinistra
b. Bagaimana hasil pemeriksaan fisik abdomen yang normal? Pemeriksaan fisik: Nyeri tekan di ulu hati. Pada keadaan normal, tidak terdapat nyeri tekan pada ulu hati. Adanya nyeri tekan ulu hati memiliki kemungkinan terdapat inflamasi pada organ yang terdapat pada regio epigastrum yaitu Gaster, Hepar, Colon transversum Hepar dan lien tidak teraba. Pada keadaan normal memang hepar dan lien tidak akan teraba. Jika hepar teraba,
berarti
memiliki
bagian
kemungkinan
adanya
pembengkakan yang disebab oleh inflamasi pada hepar dan lien Tidak ada tanda-tanda cairan dan massa dalam abdomen. Pada keadaan normal memang terdapat sedikit cairan pada rongga abdomen yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perlengketan organ. Namun, tidak akan menimbulkan penimbunan cairan di dalam rongga abdomen (acites) sehingga tidak akan nampak dalam pemeriksaan fisik. c. Bagaimana neurovaskularisasi dari nyeri ulu hati? N. Splenicus menyebabkan kontriksi pada gaster serta relaksasi dari sphincter gastroesophagial. Adanya iritasi menyebabkan erosi. Erosi mukosa esophagus dan gaster ini merangsang serabut afferen simpatis melalui N.
12
Splenicus major dan ganglia coeliaca menuju ke batang otak. III.4. Tn D mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). a. Bagaimana patofisiologi dari GERD? Ketida kseim banga
n
antara
faktor
ofensif
dan
faktor
defensif dari bahan refluksat. Yang termasuk faktor defensif antara lain ‘disfungsi’ SEB atau sfingter esophagus bawah (lower esophageal sphincter/LES), bersihan asam dari lumen esofagus, dan ketahanan epitel esophagus. Sementara yang menjadi faktor ofensif adalah peningkatan asam lambung, dilatasi lambung, beberapa
kondisi
patologis
yang
mengakibatkan
berkurangnya kemampuan pengosongan lambung seperti obstruksi gastric outlet dan delayed gastric emptying. b. Bagaimana faktor risiko dari GERD? Pola hidup (makanan, minuman beralkohol, perokok), obesitas, stress, usia > 40 th merupakan faktor risiko yang utama c. Apa saja komplikasi dari GERD?
13
Esophagitis bisa terjadi sebagai akibat dari terlalu banyak asam di esophagus. Esophagitis ini juga bisa menyebabkan esophageal
bleeding
atau
ulcers
atau
bernanah.
Penyempitan dari esophagus juga mungkin terjadi dan berakibat pada suatu kondisi yang dinamakan Barret’s Esophagus. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker esophagus d. Bagaimana histologi normal dan abnormal dari GERD?
14
e. Apa saja gejala dari GERD? Gejala khas GERD adalah heartburn, yaitu rasa terbakar di dada (acid indigestion) disertai nyeri dan regurgitasi (rasa asam pahit dari lambung terasa di lidah). Salah satu dari keduanya cukup untuk mendiagnosis GERD secara klinis. f. Bagaimana pengobatan dari GERD? Perubahan gaya hidup pada sebagian besar penderita GERD. Menghindari makanan yang dapat memicu pelemahan dari LES itu sendiri juga sering disarankan. Mengurangi porsi memakan daging, paling tidak 2-3 jam sebelum tidur malam hari, meninggikan kepala saat tidur sekitar 6 inchi juga dapat membantu atau kita juga bisa tidur tanpa menggunakan bantal. g. Organ apa saja yang terganggu oleh GERD ini? Oesophagus dan gaster
15
IV. LEARNING ISSUES Learning Issues
What I know
Gastroesophageal Reflux Disease
Pengertian, patofisiologi, faktor risiko, komplikasi, gejala, penatalaksanaan perubahan histofisiologi dari organ yang terlibat Topografi regio abdomen, topografi gaster dan oesophagus, neurovaskularisasi organ abdomen Histofisiologi dari gaster, oesophagus, dan gaster-oesophagus ubergang Mekanisme sendawa, mekanisme perut kembung, mekanisme terasa asam di mulut Gambaran histologi yang dapat dilihat dari endoskopi, pemeriksaan fisik yang normal
Anatomi organ abdomen
Histologi organ abdomen
Sendawa, nyeri epigastrium, perut kembung, terasa asam di mulut Pemeriksaan fisik dan endoskopi dari abdomen
What I don’t know Pengobatan medis
What I need to improve Perubahan histofiologi dari organ yang terlibat
-
Neurovaskularisas i dari organ abdomen
How I will learn
Jurnal Kedokteran, Textbook,
-
Gambaran histofisiolgi organ abdomen terkait GERD
Mekanisme mual dan muntah
Penyebab nyeri epigastrium kaitannya dengan neurovaskularisasi
-
Gambaran histologi yang dapat dilihat dari pemeriksaan endoskopi baik normal maupun abnormal
Internet, Pakar
16
V.
SINTESIS V.1.
Topografi Anatomi dari Regio Abdomen
V.2.
Struktur Makroskopis Dari Esophagus Dan Gaster Gaster Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar terletak di bagian atas abdomen. Secara kasar lambung berbentuk seperti huruf J dan mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan ostium pyloricum) dan dua curvatura (curvatura major dan curvatura minor), serta dua permukaan (facies anterior dan facies posterior). Bagian Bagian Gaster: Fundus: berbentuk kubah menonjol ke atas, dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya
fundus penuh dengan udara. Corpus: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis (lekukan yang selalu ada pada
bagian bawah curvatura minor). Antrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis
sampai pylorus. Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk paling tubular. Dinding ototnya yang tebal membentuk sphincter pyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus. 17
Curvatura minor: membentuk pinggir kanan gaster
dan dihubungkan ke hepar oleh omentum minus. Curvatura major: jauh lebih panjang dari curvatura minor dan terbentang dari kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster.
Omentum
(ligamentum)
gastrolienale
terbentang dari bagian atas curvatura major sampai ke lien. Omentum majus terbentang dari bagian bawah
curvatura major sampai ke colon transversum. Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus. Tunica muscularis statum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk sphincter pylorium secara anatomis dan fisiologis
Oesophagus Oesophagus memasuki gaster di ostium cardiacum. Walaupun secara anatomis tidak ada sphincter, tetapi terdapat mekanisme
18
fisiologis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke dalam oesophagus.
V.3.
Struktur Mikroskopis Dari Oesophagus Dan Gaster Gaster Dinding lambung terdiri dari empat lapisan yaitu lapisan mukosa, sub-mukosa, muskularis eksterna (propria) dan serosa. Permukaan mukosa dilapisi oleh sel epitel kolumnar penghasil mukus dan meluas ke sebagian foveolar atau pit. Lapisan mukosa terbagi atas dua lapisan yaitu lamina propria dan lapisan muskularis mukosa. Pada lapisan muskularis mukosa, terdapat lapisan otot sirkuler pada bagian dalam dan lapisan otot longitudinal pada bagian luarnya. Pada lapisan sub-mukosa, jaringannya longgar dan mengandung sejumlah jaringan ikat elastik, terdapat pleksus arteri, vena, pembuluh limfe dan pleksus nervus Meissner. Muskularis eksterna terdiri dari tiga lapisan yaitu Stratum Oblique, Stratum Circular, Stratum Longitudinale. Pada fundus ke-3 lapisan sulit dipisahkan. Pada pylorus lapisan 1 dan 2 menebal
membentuk sphincter pylorus. Ganglion dan Sel Saraf
Parasymphatis dijumpai antara lapisan 2 dan 3. Sementara tunica serosa itu berupa jaringan ikat longgar yang dilapisi sel mesothel.
19
Oesophagus Dinding oesophagus terdiri dari : 1. Tunica mucosa, Epitel: Squamous Complex non Cornificatio Lamina Propria: Serat Jaringan Ikat Halus dan Tipis Glandula Cardiacae: Terutama dijumpai pada bagian bawah Oesophagus, berupa Glandula Mucosa Tubulair
Bercabang. Noduli Limphatici Solitarii
20
Muscularis
Mucosa: Lapisan Otot Polos Circulair dan
Longitudinal Mucosa oesophagus terdiri dari epithel squamous complex noncornifiatio keberadaan lamina muscularis mucosa merupakan ciri oesophagus termasuk dalam saluran pencernaan, juga dijumpai glandula kecil dilapisan submucosa 2. Tunica Submucosa Jaringan Ikat Longgar: Serat kolagen kasar, serat elastis kasar, vasa darah, lymphe, ganglion saraf parasimpatis, glandula oesophagea propria tubuloalveolair simplex atau bercabang. 3. Tunica Muscularis Serat Otot Striata: Dijumpai sampai dengan pertengahan
oesophagus Serat Otot Polos: Mulai dari pertengahan oesophagus Sel Ganglion Plexus Auerbachii terdapat diantara Stratum Circulare dan Stratum Longitudinale
V.4. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Pengertian Gastroesophageal reflux disease GERD adalah Penyakit asam lambung yang disebabakan oleh naiknya asam lambung menuju esophagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada. Atau bisa juga diartikan sebagai gangguan pada digestive system yang memengaruhi Lower Esophageal Sphincter (LES), suatu cincin muskularis diantara esophagus dan abdomen. Dalam kondisi normal, LES itu membuka untuk membiarkan makanan masuk ke abdomen dan 21
menutup untuk mencegah makanan dan asam lambung kembali ke esophagus. Dikatakan GERD ketika LES ini dalam kondisi lemah atau berelaksasi secara tidak tepat. Patogenesis Patogenesis GERD meliputi ketidakseimbangan antara faktor ofensif dan faktor defensif dari bahan refluksat. Yang termasuk faktor defensif antara lain ‘disfungsi’ SEB atau sfingter esophagus bawah (lower esophageal sphincter/LES), bersihan asam dari lumen esofagus, dan ketahanan epitel esophagus. Bentuk anatomik SEB ini melipat berbentuk sudut serta memiliki kekuatan menutup sfingter. Ini yang membuat LES berperan penting dalam mekanisme antirefluks. Peningkatan tekanan intraabdomen (misalnya saat batuk), proses gravitasi saat berbaring, dan kelainan anatomis seperti sliding hernia hiatal mempermudah terjadinya refluks. Bersihan asam dari lumen esofagus adalah kemampuan esophagus untuk membersihkan dirinya dari bahan refluksat. Kemampuan esophagus ini berasal dari peristaltik esofagus primer, peristaltik esofagus sekunder (saat menelan), dan produksi saliva yang optimal. Ketahanan epitel esofagus berasal dari lapisan mukus di permukaan mukosa, produksi mukus, dan mikrosirkulasi aliran darah di post epitel. Sementara yang menjadi faktor ofensif adalah peningkatan asam lambung, dilatasi lambung, beberapa kondisi patologis yang mengakibatkan
berkurangnya
kemampuan
pengosongan
lambung seperti obstruksi gastric outlet dan delayed gastric emptying.
22
Faktor risiko Gaya hidup diet dapat menjadi faktor risiko dari GERD. Makanan dan minuman tertentu seperti coklat, peppermint, makanan berminyak dan berlemak, kopi, dan minuman
beralkohol dapat memicu reflux dan heartburn. Ada pula penelitian yang mengatakan bahwa merokok dapat
memicu relaksasi dari sfingter esofagus bagian bawah (LES) Obesitas dan kehamilan juga berperan dalam memicu GERD.
Manifestasi klinik
Rasa nyeri di epigastrium atau retrosternal bagian bawah
seperti rasa terbakar atau heartburn Kadangkala ada gejala disfagia (kesulitan menelan makanan), mual (regurgitasi) dan rasa pahit di lidah.
Gejala
Simptom khas GERD adalah heartburn, yaitu rasa terbakar di dada (acid indigestion) disertai nyeri dan regurgitasi (rasa asam pahit dari lambung terasa di lidah). Salah satu dari keduanya cukup untuk mendiagnosis GERD secara klinis.
Komplikasi
Esophagitis bisa terjadi sebagai akibat dari terlalu banyak asam di esophagus. Esophagitis ini juga bisa menyebabkan
esophageal bleeding atau ulcers atau bernanah Penyempitan dari esophagus juga mungkin terjadi dan berakibat pada suatu kondisi yang dinamakan Barret’s
23
Esophagus. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker esophagus. Pengobatan
Dokter kebanyakan merekomendasikan perubahan gaya hidup pada sebagian besar penderita GERD. Menghindari makanan yang dapat memicu pelemahan dari LES itu sendiri juga sering
disarankan. Mengurangi porsi memakan daging, paling tidak 2-3 jam sebelum tidur malam hari, meninggikan kepala saat tidur sekitar 6 inchi juga dapat membantu atau kita juga bisa tidur
V.5.
tanpa menggunakan bantal. Perubahan Histologi Serta Neurovaskularisasi Pada Organ Abdomen Terkait GERD Dari pemeriksaan histologi akan tampak adanya dilatasi ruang interseluler yang menandakan permeabilitas paraseluler yang meningkat akibat masuknya ion hidrogen ke dalam ruang interseluler. Dilatasi ruang interseluler merupakan tanda khas pada refluks esofagus yang erosi maupun yang non erosi.
a b
Ruang interselluler pada esophagus normal Ruang interselluler yang mengalami dilatasi
24
25
Selain itu terjadi metaplasia pada taut esophagus gaster tepatnya pada incisura cardiaca. Neurovaskularisasi pada organ abdomen terkait GERD Persarafan lambung sepenuhnya berasal dari sistem saraf otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui N. Vagus. Persarafan simpatis melalui N. Splanchicus major dan ganglia coeliaca. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksi otot, serta peradangan, dan dirasakan di daerah epigastrium abdomen. Serabut-serabut eferen simpatis menghambat motilitas dan sekresi lambung. Pleksus saraf mienterikus
(Auerbach)
dan
submukosa
(Meissner)
membentuk
persarafan intrinsik dinding gaster dan mengoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung (Prince,2005).
Hal inilah yang
menyebabkan terasa nyeri di ulu hati (epigastrium) penderita GERD.
VI.
26
VII. KERANGKA KONSEP VIII. IX. Pola hidup (makanan, minuman beralkohol, perokok), obesitas, stress, usia > 40 th merupakan faktor risiko yang utama
PENINGKATAN
IRITASI MUKOSA ESOPHAGUS DAN GASTER
EROSI MUKOSA ESOPHAGUS DAN GASTER
MERANGSANG SERABUT AFFEREN SIMPATIS MELALUI N. SPLENICUS MAJOR DAN GANGLIA COELIACA MENUJU
PENINGKATAN AKTIVITAS MOTILITAS GASTER
PEREGANGAN DAN PERADANGAN PADA GASTER MERANGSANG SERABUT AFFEREN
NYERI ULU HATI/ EPIGASTRIUM
KONTRAKSI INTRINSIK GASTER DAN RELAKSASI SPHINCTER GASTROESOPHAGEAL
TERJADI REFLUX ASAM LAMBUNG DARI GASTER KE ESOPHAGUS
SENDAWA, TERASA ASAM DI MULUT, HEARTBURN
MUNTA H
GASTROESOPH AGEAL REFLUX DISEASE
27
VII. KESIMPULAN Tn D, usia 40 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati disertai perut kembung serta sendawa setelah makan, terasa asam di mulut karena Tn D mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
28
VIII. DAFTAR PUSTAKA o Mescher, Anthony L.2011.Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Edisi 12.Jakarta:EGC o http://repository.unand.ac.id/18193/1/refrat%20striktur,makalah.pdf o http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34694/4/Chapter %20II.pdf o Paulsen, F & Waschke, J.2010.Jilid 2 Sobotta Atlas Anatomi Manusia Organ-organ Dalam edisi 23.Jakarta:EGC. o Hopkins, John.(n.d.). Understanding Barrett’s Esophagus. Dikutip dari http://pathology2.jhu.edu/beweb/Definition.cfm o Victor P, Eroschenko. 2008. Atlas Histologi diFiore. Jakarta: Buku Kedokteran EGC o http://digilib.unila.ac.id/2375/9/BAB%2011.pdf o http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39723/4/Chapter %20II.pdf o http://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/reflux-disease-gerd-1? page=5 o http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31753/4/Chapter %20II.pdf o (2014, http://cme.medicinus.co/file.php/1/LEADING_ARTICLE_Penyakit_ Refluks_Gastroesofageal.pdf/, diakses 25 Januari 2016). o Penyebab Sendawa yang Berlebihan
(2015,
http://halosehat.com/penyakit/gejala/penyebab-sering-bersendawa, diperoleh Januari 2016) o Penyebab Perut Kembung
dan
Cara
Mengatasinya
(2014,
http://mediskus.com/penyakit/penyebab-perut-kembung-dan-caramengatasinya, diperoleh Januari 2016)
o Sakit Ulu Hati (2014, http://mediskus.com/penyakit/sakit-ulu-hati, diperoleh Januari 2016)
o Penyakit Asam Lambung (2014, http://www.alodokter.com/penyakitasam-lambung/, diperoleh Januari 2016) o Thifal, Saraswati. (2013) Anatomi Sistema Gastrointernal. Hal 1-12 o Snell Richard S: Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem (Edisi Terjemahan). Jakarta: EGC; 2015
29
o Hall, Guyton Dan. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore : Elsevier Pte.Ltd o Price, Sylvia A. Dkk. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jilid 1. Jakarta : ECG o Soeparman Dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2
30