LAPORAN TUTORIAL SKENARIO V (BLOK SS) KELOMPOK 2 (Dua) Ahmad Syah Putra
1418118
Ar!" S!#!t
1418112$
At!%ah La&da&!
141811'4
Ayu Ayu I&dah Rahmaat!
141811'*
Ayu Ayu S+,t!a Damaya&t!
141811'-
D!&ah .ha"!ra /u0r
141811*
au3!a Tr Tr!a !a A&dara Sar!
14181181
+r&a&da Kuumaarda&! Kuumaard a&! 14181185 !tr! S"!at!&
14181188
M+!6!a 7 Putr!
141811124 141811124
N!%+& Rahmat!a
141811152 141811152
R!3%y Ar!" Pra+ty
1418111$ 1418111$
AKULTAS KEDOKTERAN PRO9RAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUN9 215
KATA PEN9ANTAR PEN9 ANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridhonya dan karunia-N ya laporan tugas tutorial ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan tutorial ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran pembelaja ran di Fakultas edokteran !ni"ersitas Lampung. Tim penyusun laporan mengu#apkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atau memberikan arahan dalam penyusunan tugas laporan tutorial ini. Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. $leh karena itu% tim penyusun mengharapkan pemba#a untuk memberikan kritik dan saran yang bersi&at membangun. Terima Terima kasih dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positi& bagi kita semua.
'andar Lampung% () *esember +), Tim Penyusun
DATAR ISI
o"er........................ o"er............................................... .............................................. .............................................. .............................................. ............................................i .....................i ata Pengantar....................... Pengantar.............................................. .............................................. .............................................. .............................................. ........................... .... ..ii *a&tar /si.............................................. /si..................................................................... .............................................. ............................................... ......................................iii ..............iii Skenario ///................................................. ///........................................................................ .............................................. .............................................. ...............................i" ........i" Step /............................................. /.................................................................... .............................................. .............................................. .............................................. ....................... Step //.............................................. //..................................................................... .............................................. .............................................. ............................................0 .....................0 Step ///............................................... ///...................................................................... .............................................. .............................................. .........................................1 ..................1 Step /2. /2............................................ .................................................................. .............................................. .............................................. ............................................, .....................,) ) Step 2............................................. ................................................................... .............................................. .............................................. ............................................, .....................,1 1 Step 2/........................................ 2/............................................................... .............................................. .............................................. .............................................. .........................,3 ..,3 Step 2//......................................... 2//................................................................ .............................................. .............................................. ............................................., ......................,4 4
SKENARIO V :M+&dada% 9+6a,;
'apak oma% pensiunan berusia 1) tahun datang ke poliklinik mata 5S Pendidikan F !nila dengan keluhan mata kanannya mendadak tidak bisa melihat disertai dengan nyeri hebat% sakit kepala dan disertai dengan mual muntah. 'eberapa hari sebelumnya ia merasa di mata mata kana kanany nyaa sepe seperti rti ada ada bayan bayanga gan n pelan pelangi gi bila bila meli melihat hat #ahay #ahayaa atau atau lampu lampu.. Namu Namun% n% semenjak tadi pagi pandangan tiba-tiba kabur dan sekarang tidak bisa melihat sama sekali. Pada riwayat penyakit 6 bulan yang lalu oleh dokter spesialis mata di diagnosis katarak senilis hipermatur dan dianjurkan untuk kontrol mata , minggu lagi% namun Pak oma tidak kontrol ulang. Pada mata kiri% Pak oma mempunyai riwayat rabun jauh namun belakangan ini menjadi lebih buruk. Setelah dilakukan pemeriksaan% hasil pemeriksaan re&raksi subjekti& mata kanan ,70) tak dapat dikoreksi% dan mata kiri 076) dan dikoreksi dengan 8( dioptri menjadi 070. Tekanan intraokuler dengan aplanasi 9oldman pada mata kanan 0) mm:g dan mata kiri , mm:g. Pada ;ata kanan didapatkan injeksi silier% oedema kornea% dan pupil middilatasi dan tidak bereaksi terhadap rangsang #ahaya% serta lensa mata keruh
STEP I
,. ;idilatasi
pupil membesar
STEP II
,. +. (. 6. . 0.
Apa diagnosis de&initi& dan diagnosis banding dari skenario> Apa etiologi dan &aktor resiko dari penyakit pada skenario> agaimana pato&isiologi dari penyakit pada skenario> Apa mani&estasi klinik dan gejala khasnya> Apa pemeriksaan &isik dan penunjang yang perlu dilakukan> 'agaimana penatalaksanaan penyakit pada skenario>
STEP III
,. Apa diagnosis kerja dan diagnosis banding skenario> *?@ 9laukoma akut% glaukoma sudut terbuka *d@ !"ititis% atarak matur +. Faktor resiko dan etiologi skenario> 96au%ma !sia 6) tahun • eturunan • Pernah mengalami #idera pada mata • Et!6#! arena terpapar sinar !2 • Peningkatan tekanan intraokuler (. Pato&isiologi> arena adanya sudut sempit% dan peningkatan tekanan intaokuler. Sudut bilik depan sempit menyebabkan aBuos humor sulit untuk keluar% hingga menekan iris ke depan trabekula dan menyebabkan optik neuropati 6. ;ani&estasi klinis dan gejala khas penyakitnya 96au%ma adanya T/$ ,)-++mm:g opti# neuropati gangguan penlihatan lapang pandang nyeri kepala yang hebat melihat pelangi disekitar lampu <:alo= penglihatan kabur A%ut@ tiba tiba% adanya keluhan < kebutaan tiba-tiba% mata merah berair% mual muntah% halo= Kr&!@ sudah sejak lama% tidak adanya keluhan Katara% buram% gelap% sensiti" terhadap #ahaya% sering gonta-ganti ka#amata% malam kesulitan untuk melihat% adanya rubella% gangguan warna% biplopi hanya pada , matu
. Pemeriksaan &isik dan pemeriksaan penunjang 96au%ma< $&talmoskop • Tonometi • $T s#an - akurat • S#an layer pelimetri • 2isus • Lapang pandang • *ilatasi pupil •
Katara%< • •
Slit lamp Funduskopi
0. Penatalaksanaan 96au%ma < untuk lini pertama C blo#ker • prostaglandin • #olinergik • Katara%< DDE Dkstraksi atarak Dksta apsular
STEP IV 1 DIA9NOSIS<
d? @ glaukoma akut < glaulokoma angle #losure= glaukoma akut karena % keluhan pasien dan pemeriksaan sebagai berikut
- keluhan kehilangan penglihatan mendakak - rasa sakit pada mata - mual muntah - melihat halo - penngkatan iop - edem kornea - pupil mid dilatasi dd @ katarak senile % glaukoma open angle
2
a ETIOLO9I
- atarak 'anyak hal yang dapat menjadi penyebab seseorang menderita katarak% antara lain@ Pada katarak kongenital% katarak terjadi karena keadaan /bu saat kehamilan •
•
yang terin&eksi T$5:. ebanyakan adalah karena rubela yang dapat menembus barier plasenta bahkan dapat hidup di dalam "esikel lensa sampai ( tahun Pada katarak senilis dan pada umumnya% katarak terjadi karena proses
•
penuaan. Semakin bertambah umur% lensa mata akan semakin berat dan tebal serta kekuatan akomodasi mata menurun Penggunaan obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan perubahan lensa
• •
mata yang memi#u terjadinya katarak% seperti kortikosteroid% phenothiaine% obat-obat miotikum% amiodaron% dan obat statin Adanya trauma juga dapat menyebabkan terjadinya katarak Penyakit-penyakit sistemik juga dapat menyebabkan terjadinya katarak
sekunder% seperti pada diabetes karena adanya penimbunan sorbitol dan &ruktosa di dalam lensa sehingga mengurangi kejernihan lensa 9laukoma Pada umumnya% glaukoma terjadi karena adanya peningkatan tekanan intraokular. ;eningkatnya tekanan intraokular disebabkan oleh karena bertambahnya produksi #airan mata
0 AKTOR RESIKO
Faktor resiko pada glaukoma -
Tekanan /ntra $kuli
Sejumlah &aktor yang dapat berhubungan dengan timbulnya glaukoma sudut terbuka primer adalah tekanan bola mata. Se#ara umum dinyatakan bahwa tekanan bola mata yang lebih tinggi akan lebih memungkinkan terhadap peningkatan progresi&itas kerusakan diskus optikus% walaupun hubungan antara tingginya tekanan bola mata dan besarnya kerusakan sampai saat ini masih diperdebatkan. Se#ara umum dinyatakan bahwa hanya sekitar ).G-+G per tahun terjadi kerusakan diskus optikus dan lapang pandangan selama pengamatan. /ronisnya% sebagian besar penderita glaukoma sudut terbuka primer hampir tidak pernah menyadari bahwa tekanan bola matanya mengalami peningkatan. Seringkali mereka baru menyadari setelah merasakan ada gangguan yang jelas terhadap tajam penglihatan atau penyempitan lapang pandangan. -
!mur
Faktor bertambahnya umur mempunyai peluang lebih besar untuk menderita glaukoma sudut terbuka primer. Frekuensi pada umur sekitar 6) tahun adalah )%6GH)%1G
jumlah penduduk% sedangkan
pada umur sekitar
&rekuensinya meningkat menjadi +GH(G dari jumlah penduduk. -
5iwayat eluarga 5as
1) tahun
Faktor resiko pada katarak
-
5adikal bebas
ontoh-#ontoh radikal oksigen adalah anion superoksida <$+-=% radikal bebas hidroksil <$:8=% radikal peroksil <5$$8=% radikal lipid peroksil
-
5adiasi ultra"iolet
5adiasi ultra"iolet dapat meningkatkan jumlah radikal bebas pada lensa karena tingginya penetrasi jumlah #ahaya !2 menuju lensa. !2 memiliki energi &oton yang besar sehingga dapat meningkatkan molekul oksigen dari bentuk triplet menjadi oksigen tunggal yang merupakan salah satu spesies oksigen reakti&.
-
;erokok
Terdapat banyak penelitian yang menjelaskan hubungan antara merokok dan penyakit katarak. :asil penelitian eki# menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan akumulasi kadmium di lensa. admium dapat berkompetisi dengan kuprum dan mengganggu homeostasis kuprum. uprum penting untuk akti"itas &isiologis superoksida dismutase di lensa. Sehingga dengan adanya kadmium menyebabkan &ungsi superoksida dismutase sebagai antioksidan terganggu. :al ini menyebabkan terjadinya kerusakan oksidati& pada lensa dan menimbulkan katarak .
-
*e&isiensi "itamin A% % D% niasin% tiamin% ribo&la"in dan beta karoten
Iat nutrisi tersebut merupakan antioksidan eksogen yang ber&ungsi menetralkan radikal bebas yang terbentuk pada lensa sehingga dapat men#egah terjadinya katarak. -
*ehidrasi
:al ini disebabkan karena perubahan komposisi elektrolit pada lensa dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa. -
Trauma
Trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa sehingga timbul katarak. -
$bat-obatan seperti kortikosteroid
Penggunaan steroid jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak. Jenis katarak yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak subkapsular. -
Penyakit sistemik seperti diabetes
*iabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa. Tingginya kadar gula darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa . Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak. -
;yopia
Pada penderita myopia dijumpai peningkatan kadar ;*A dan penurunan kadar glutation tereduksi sehingga memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa
' Pat"!!6#!
atarak matur @ kekeruhan merata atarak immature @ kekeruhan belum merata atarak Letak @ kortikal@keruh dibagian kortes
Subs#apular
atarak berdasarkan usia @
-
ongenital @K,tahun
-
Ju"enile @, tahun
-
Senile@0) tahun
4 MANIESTASI KLINIS DAN 9E=ALA K7AS
a.
Katarak
Se#ara umum% mani&estasi klinis dan gejala khas yang ada pada penyakit katarak adalah@ ,. Silau atau &oto&obia /ni terjadi terutama pada katarak posterior subkapsular. Pemeriksaan silau
Glaukoma
9ejala khas dan mani&estasi klinis pada glaukoma adalah sebagai berikut@ ,. Naiknya tekanan intraokular +, mm:g +. Pupil dilatasi dan kurang reakti& terhadap #ahaya /ni dikarenakan naiknya tekan intraokular di bagian posterior sehingga pupil terdorong kedepan dan terlihat dilatasi (. ornea edema 6. Cilliary flush atau injeksi siliar
. Sakit kepala% mual dan muntah :al ini seringkali menyebabkan misdiagnosed % biasanya pasien dihubungkan dengan gastroenteritis 0. Pandangan kabut% menurun sampai kebutaan Pada glaukoma akut% pandangan pasien biasanya menghilang se#ara tiba-tiba sedangkan pada glaukoma kronis% pandangan pasien akan menurun se#ara perlahan-lahan. :al ini dapat disebabkan oleh tertekannya sara& optik. 1. Nyeri hebat 'iasanya terjadi pada glaukoma akut karena dengan naiknya tekanan intraokuler% menekan sara&-sara& optik.
5 PEMERIKSAAN ISIK
a.
glaukoma
,. etajaman penglihatan Pada glau#oma sudut terbuka% kerusakan sara& dimulai dari tepi lapang pandang dan lambat laun meluas ketengah. *engan demikian penglihatan sentral <&ungsi ma#ula= bertahan lama walaupun penglihatan peri&er sudah tidak ada% sehingga penderita seolaholah melihat seperti malalui teropong
+. Tonometri
ara yang #ermat adalah dengan menggunakan Tonometer S#hiot. ara pemeriksannya adalah penderita berbaring tanpa bantal% kemudian matanya ditetesi panto#ain ,-+G satu kali. Suruh pasien melihat ibu jarinya yang dia#ungkan didepan matanya dan letakkan tonometer di pun#ak kornea. Tekanan normalnya antara ,)-+) mm:g atau 171%-,)%71%.
(. 9onioskopi Adalah suatu #ara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. *engan demikian dapat dibedakan glau#oma sudut terbuka atau sudut tertutup% juda dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian peri&er.
6. $&talmoskopi Mang harus diperhatikan adalah papil% yang mengalami perubahan peggaungan dan degenerasi sara& opti#. :arus diwaspadai adanya glau#oma apabila terdapat penggaungan )%( diameter papil <up and *is# 5atio=% terutama bila diameter "erti#al lebih besar dari diameter horiontal.
. Pemeriksaan lapangan pandang
Pasien memperhatikan kapan gerak tangan mata itu mulai terlihat% dan diulangi sampai ter#apai (0) derajat.pemeriksaan ini dapat dikerjakan
* TATA LAKSANA
Glaukoma akut - karena si&atnya emergensi -- harus #epat dilakukan pembedehan iridektomy % biasanya lini pertama itu diberika pilo#arpine +G setiap , menit % tujuannya untuk mengurangi pupil dilatasi dan membuat mata tenang. pembedahan dilakukan jika kondisi pada mata sudah tidak ada tanda tanda akut untuk glaukoma yang kronis - terapi &armakologi beta blo#ker < lini pertama= @ timolol prostaglandin agonist :/ inhibitor @ aetoolamide untuk katarak@ - non surgery @ diberikan spe#ta#le #orre#tion atau #obta# lens dengan edukasi jika keluar rumah memakai topi lebar < brimmed hat= untuk menghindari u" e?posure - surgery @ ekstra#apsular dan intra #apsular in#ision dan juga terbaru yaitu pha#oemulsi&i#ation
STEP V
,. Apa yang menjadi standar dalam penegakkan diagnosis> +. Aapa terapi yang perlu dilakukan pas#a operasi katarak> (. Apa gejala khas glaukoma dan katarak>
6. . 0. 1. 3. 4.
Jelaskan mengenai anatomi mataO 'agaimana regulasi aliran aBuos humor> 'agaimana pato&isiologi glaukoma dan katarak> 'agaimana tatalaksana glaukoma dan katarak> Jelaskan mengenai kelainan re&raksi> 'agaimana penulisan resep ka#amata>
STEP VI
'urt % Freeman S% Jeanbart L% Tee L% Santos ;. 9lau#oma +))0. [email protected]# oastret ina. #om diakses tanggal +3 *esember +),Q . /lyas.S.+))./lmu Penyakit ;ata edisi (.Jakarta@F!/ /nternational oun#il o& $phthalmology. 9lau#oma@ A#ute losed-Angle 9lau#oma +))3. http@77www. i# op h. or g7 me d7 gla u# om a7 gla u# om a), .ht ml diakses tanggal +3 *esember +),-Q adarisman%5.S.<,440=. Optalmologi Umum. Ddisi +. Jakarta@ Penerbit Widya ;edika. Perhimpunan *okter Spesialis ;ata /ndonesia. <+))+=. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasisa !edokteran. Ddisi +. Jakarta@ Sagung Seto. "aughan DG# $s%ury 'iordan()*a P. +,,,.Oftamologi Umum- Glaukoma. /thed. 0akarta- 1idya Medika. P.
STEP VII 1 DIA9NOSIS a. Glaukoma
Pemeriksaan glaukoma jika hanya dengan memeriksa T/$ tidaklah #ukup untuk menegakkan diagnosa glaukoma% maka harus dilakukan pemeriksaan mata lengkap% antara lain
- Pemeriksaan sudut aliran mata dengan #&!%,! 9onioskopi adalah suatu #ara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan lensa kontak khusus. *alam hal glaukoma%gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata depan
- ;enge"aluasi ada atau tidaknya kerusakan sara& mata dengan "ta6m%,! Pemeriksaan &undus mata% khususnya untuk memperhatikan keadaan papil sara& optik% sangat penting dalam pengelolaan glaukoma kronik. Papil sara& optik yang dinilai adalah warna papil sara& optik dan lebarnya ekska"asi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat dilihat dari ekska"asi yang luasnya tetap atau terus membesar
b. Katarak
*iagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan a&am&+! da& ,+m+r!%aa& "!!% . Pemeriksaan la%oratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit(penyakit yang menyertai <#ontoh@ diabetes melitus% hipertensi%#ardia#anomalies=. Penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan perdarahan perioperati& sehingga perlu dideteksi se#ara dini sehingga bisa dikontrol sebelum operasi.
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan ,+m+r!%aa& >!u untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. 2isus pasien dengan katarak subkapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pada ,+m+r!%aa& 6!t 6am, didapatkan 6+&a %+ruh. Lalu% dilakukan ,+m+r!%aa& had t+t untuk menentukan stadium pada penyakit katarak senilis .
Ada juga pemeriksaan-pemeriksaan lainnya @ pemeriksaan lapang pandang% biomikroskopi% stereos#opi# &undus e?amination% dan pengukuran T/$.
+. PD5AWATAN PAS/DN PASA $PD5AS/ ATA5A @ - Pasien pas#a operasi katarak tidak %oleh %atuk# mengedan# merokok# mengangkat %e%an %eratle%ih dari 2 kg# mem%ungkuk % ketika melakukan sholat disarankan dilakukan dengan #ara tidur% dan tidak %oleh melakukan akti*itas seksual minimal minggu. - Mata pasien yang pas#a operasi bedah mata katarak tidak %oleh sampai terkena air % di kucek(kucek dan ketika tidur disarankan untuk menggunakan pembungkus rambut ketika hendak tidur agar rambut anda tidak mengganggu mata. Adapun untuk pelindung mata setelah +(3hari pasca operasi dapat mengenakan kacamata hitam untuk sehari-hari. - Pasien disarankan untuk menggunakan o%at tetes mata dengan + jenis seperti yang telah disebutkan diatas% yakni Cendo 4itrol 5 anti%iotik dan steroid 6 dan Flo7a 5 anti%iotik steril = gunakan pada jam-jam berikut @ ,.))% ,3.))% +,.)). :ari-hari selanjutnya diteteskan 0 kali sehari yaitu pada jam @ )0.))% )4.))% ,+.))% ,.))% ,3.))% dan terakhir pada ja m +,.)) - Frekuensi pemeriksaan pas#a bedah ditentkan berdasarkan tingkat pen#apaian "isus optimal yang diharapkan. - Pada pasien dengan risiko tinggi% seperti pada pasien dengan satu mata% mengalami komplikasi intraoerasi atau ada riwayat penyaki mata lain sebelumnya seperti u"eitis% glau#oma dan lain‐lain% maka pemeriksaan harus dilakukan satu hari setelah operasi. - Pada pasien yang dianggap tidak bermasalah baik keadaan pre operasi maupun intra operasi serta diduga tidak akan mengalami komplikasi lainnya maka dapat mengikuti petunjuk pemeriksaan lanjutan <&ollow up= sep= sebagai berikut@ -.unjungan pertama@ dijadwalkan dalam kurun waktu +6- ‐63 jam setelah operasi
-unjungan ketiga@ dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan pasien di mana bertujuan untuk memberikan ka#amata sesuai dengan re&raksi terbaik yang diharapakan. - $bat-‐obatan yang digunakan pasien pasa#a operasi bergantung dari keadaan mata serta disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi penggunaan tetes mata kombinasi antibiotika dan steroid harus diberikan kepada pasien untuk digunakan setiap hari selama minimal 6 minggu pas#a operasi. ' 9E=ALA a 9+?a6a #6au%ma
-Nyeri pada mata -Sakit kepala -;elihat bayangan lingkaran di sekeliling #ahaya lampu -;ual atau muntah -Pandangan samar -Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali -5asa sakit hebat yang menjalar ke kepala disertai mual dan muntah. -;ata merah dan bengkak. -Tajam penglihatan sangat menurun. -;elihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi. -Lapang pandang menjadi sempit. -ebutaan permanen. lasi&ikasi glaukoma meliputi@ •
9laukoma primer
•
9laukoma sudut terbuka
;erupakan sebagian besar dari glaukoma <4)-4G=% yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang se#ara lambat. *isebut sudut terbuka karena humor aBueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degenerati& jaringan trabekular% saluran s#hleem% dan saluran yang berdekatan. Perubahan sara& optik juga dapat terjadi. 9ejala awal biasanya tidak ada% kelainan diagnosa dengan peningkatan T/$ dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
•
9laukoma sudut tertutup
*isebut sudut tertutup karena ruang anterior se#ara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan% menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aBueous mengalir ke saluran s#hlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan "itreus% penambahan #airan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. 9ejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya T/$% dapat berupa nyeri mata yang berat% dan penglihatan yang kabur. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil% bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat. ,. 9laukoma sekunder *apat terjadi dari peradangan mata% perubahan pembuluh darah dan trauma. *apat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab. •
Perubahan lensa
•
elainan u"ea
•
Trauma
•
'edah
,. 9laukoma kongenital •
Primer atau in&antil
•
;enyertai kelainan kongenital lainnya
,. 9laukoma absolut ;erupakan stadium akhir glaukoma
atarak biasanya tumbuh se#ara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap awal kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian ke#il bagian dari lensa mata anda dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan anda. Saat katarak tumbuh lebih besar maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan mengganggu masuknya #ahaya ke
mata. Pada akhirnya pandangan mata anda akan kabur dan mengalami distorsi. Tanda dan gejala katarak antara lain@ •
Pandangan mata yang kabur% suram atau seperti ada bayangan awan atau asap.
•
Sulit melihat pada malam hari
•
Sensiti& pada #ahaya
•
Terdapat lingkaran #ahaya saat memandang sinar
•
;embutuhkan #ahaya terang untuk memba#a atau ketika berakti&itas
•
Sering mengganti ka#amata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan tersebut
•
Warna memudar atau #enderung menguning saat melihat
•
Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata
atarak tidak membahayakan kesehatan &isik anda sampai katarak menjadi parah. ondisi yang parah ini dapat menyebabkan radang% nyeri dan sakit kepala. 4 A&atm! Mata
;ata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas #ahaya pada retina% lalu dengan perantaraan serabut-serabut ner"us optikus% mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak% untuk dita&sirkan. Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian% yaitu@
1 Ad&+%a Mata
;erupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari@ a. Palbebra Fungsi palpebra antara lain untuk melindungi dari segala trauma% men#egah penguapan air mata% menjaga kelembaban mata% dan sebagai estetika. Pada bagian tepi palpebra terdapat bulu mata
-
muskulus orbikularis okuli @ untuk menutup kelopak mata
-
sara& &asial
Pada palpebra terdapat 6 kelenjar @
-
elenjar meibom @ terdapat didalam tarsus% bermuara dalam tepi kelopak.
-
;enghasilkan sebum
2askularisasi palpebra terumata oleh a.o&talmika% a.igomatika% dan a.angularis. b. onjungti"a konjungti"a merupakan lapisan mukosa yang melapisi palpebra bagian dalam dan klera. onjungti"a dibagi menjadi @
-
konjungti"a bulbi @ melapisi bagian depan berupa lapisan tipis% trasparan% dan
pembuluh darahnya tampak. - onjungti"a palpebral @ melapisi bagian dalam palpebra dan melekat erat pada tarsus
-
sehingga tidak dapat digerakkan. onjungti"a &orniks @ terletak diantara konjungti"a bulbi dan palpebra% dan berada pada &orniks.
Pembuluh darah yang ke konjungti"a berasal dari a.siliaris anterior dan a.palpebrali. sara& konjungti"a berasal dari n.o&talmikus. #. Aparatus Lakrimalis Aparatus lakrimalis terdiri dari @
-
kelenjar lakrimal @ kelenjar penghasil air mata yang memproduksi komponen airnya. elenjar ini terletak pada bagian antero-supero-temporal orbita. *uktus sekretoriusnya bermuara pada &orniks superior. elenjar lakrmal terdiri dari dua bagian yaitu @ <,=. 'agian orbital yang merupakan bagian superior dan lebih besar% <+=. 'agian palpebral bagian in&erior yang lebih ke#il. Air mata yang dihasilkan akan mengalir kebawah untuk membasahi bagian dalam kelopak% kornea dan konjungti"a
bulbi. - elenjar lakrimal aksesoria - analikulus lakrimal @ ada + buah yaitu palpebra atas dan bawah. analikulus ini dimulai dari pungtum lakrimal. *aerah pungtum lakrimal ini agak pu#at karena relati&
-
a"askular% sehingga tanda ini penting untuk menemukan pungtum lakrimal. *uktus nasolakrimalis merupakan saluran dari sakus lakrimalis yang bermuara pada meatus nasi in&erior. Pada ujung akhir duktus ini terdapat katup hasner.
Air mata setelah membasahi mata akan masuk ke rongga hidung lewat kanalikuli% sakus lakrimalis% dan duktus nasolakrimalis. Air mata memiliki peranan penting% jumlah sekresi air mata normal adalah K, mL7hari. Air mata memiliki p: sekitar 1%6 dengan tekanan osmotik kira-kira setara dengan Nal )%4G. Air mata membentuk dan mempertahankan permukaan bias pada permukaan kornea bagian depan. Jadi air mata menghaluskan dan meli#inkan permukaan kornea sehingga membantu dalam proses masuknya #ahaya ke dalam bola mata.
d. $tot-otot Dkstraokular
2 B6a Mata
'ola mata dapat dipandang sebagai suatu sistem dua bola yang berlainan "olume% dimana bola yang lebih ke#il terletak di dalam bola yang lebih besar. 'agian depan dari bola keil membentuk segmen anterior mata% sedangkan bagian bola besar membentuk segmen posterior mata. Segmen anterior dibatasi oleh kornea yang jernih di depan serta lensa dan penggantung lensa di belakang. Sedangkan segmen posterior terletak di belakang lensa. Segmen anterior terbagi +% yang terletak diantara lensa dan iris diebut kamera okuli posterior% dan yang diantara iris dan kornea disebut kamera okuli anterior. 'ola mata mendapat darah arterial dari a.o&talmika yang merupakan #abang dari a.karotis interna. a. ornea
ornea merupakan dinding depan bola mata% berupa jaringan transparan dan a"askular. 'entuk kornea agak elips dengan diameter horionttal ,+%0 mm dan diameter "ertikal ,,%1 mm. ornea melanjutkan diri sebagai sklera ke arah belakang dan perbatasan antara kornea dan sklera ini disebut limbus. ornea merupakan medium re&raksi yang sangat penting.emampuan re&raksi terjadi pada &a#ies anterior #ornea% dimana indeks re&raksi #ornea yang besarnya berbeda dari udara. :arus diperhatikan man&aat lapisan air mata untuk mempertahankan lingkungan normal untuk sel-sel epitel #ornea. ornea yang transparan% mempunyai &ungsi utama mere&leksikan #ahaya yang masuk ke mata. *i posterior berhubungan dengan humor aBuosus. Suplai darah@ ornea adalah a"askular dan sama sekali tidak mempunyai aliran lim&e. ornea mendapatkan nutrisi dengan #ara di&usi dari humor aBueus dan dari kapiler yang terdapat dipinggirnya. Persara&an@ Ner"i #iliares longi dari di"isi ophthalmi#a ner"us trigeminus. b. Sklera S#lera yang opak terdiri dari jaringan &ibrosa padat dan berwarna putih. *i posterior% s#lera ditembus oleh ner"us opti#us dan menyatu dengan selubung dura nerlrrs ini <9ambar ,3-4=. Lamina #ribrosa adalah daerah s#lera yang ditembus oleh serabut-serabut ner"us opti#us. S#lera juga ditembus oleh arteri dan ner"us #iliaris dan pembuluh "enanya% yaitu "enae "orti#osae. e arah depan s#lera langsung beralih menjadi #ornea pada pertemuan sklerakornea atau limbus.
#. /ris R Pupil /ris adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya% yaitu pupil <9ambar ,3-4=. /ris terletak di dalam humor aBuosus di antara #ornea dan lensa. Pinggir iris melekat pada permukaan anterior #orpus #iliaris. /ris membagi ruang antara lensa dan #ornea menjadi #amera anterior dan #amera posterior. Serabut-serabut otot iris bersi&at in"olunter dan terdiri dari serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular membentuk mus#ulus sphin#ter pupillae dan tersusun di sekitar pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk mus#ulus dilator pupillae% yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut radial dan terletak dekat permukaan posterior.
Persara&an@ mus#ulus sphin#ter pupillae disara&i oleh serabut parasimpatik ner"us o#ulomotodus. Setelah bersinaps di ganglion #iliare% serabut-serabut posganglionik berjalan ke depan ke bola mata di dalam ner"i #iliares bre"es. ;us#ulus dilatator pupiliae disara&i oleh serabut simpatik% yang berjalan ke depan ke bola mata di dalam ner"i #iliares longi. Fungsi@ ;us#ulus sphin#ter pupillae menge#ilkan pupil dalam keadaan #ahaya terang dan selama berakomodasi. ;us#ulus dilatator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan #ahaya kurang terang atau keadaan di mana terdapat akti"itas simpatik yang berlebihan seperti dalam keadaan takut.
d. Lensa Lensa adalah struktur bikon"eks yang transparary yang dibungkus oleh kapsul yang transparan. Terletak di belakang iris dan di depan #orpus "itreum% serta dikelilingi pro#essus #iliaris. Lensa terdiri dari #apsula elastis% yang membungkus epitheliun #uboideum% yang
terbatas pada permukaan anterior lensa dan &ibrae lentis yang dibentuk dari epithelium #uboideum pada eBuator lentis. Fibrae lentis menyusun bagian terbesar lensa. e. orpus 2itreum orpus "itreum mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan ge, yang transparan. analis hyaloideus adalah saluran sempit yang berjalan melalui #orpus "itreum dari dis#us ner"i opti#i ke permukaan posterior lensa. Pada janin saluran ini berisi A.hyaioidea% yang menghilang beberapa saat sebelum lahir. Fungsi #orpus "itreum adalah membantu meningkatkan daya pembesaran mata. juga menyokong permukaan posterior leirsa dan membantu melekatkan pars ner"osa ke pars pigmentosa retina. &. 5etina 5etina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars ner"osa di sebelah dalam. Permukaan luar berhubungan dengan #horoidea dan permukaan dala m berhubungan dengan #orpus "itreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ re#eptor. Pinggir anteriornya membentuk #in#in berombak% ora serrata% yang merupakan ujung akhir pars ner"osa. 'agian anterior retina bersi&at bukan merupakan reseptor dan hanya terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan epitel silindris dilapisan dalam. 'agian anterior retina ini menutupi pro#essus #iliaris dan beiakang iris. Pada pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan% ma#ula lutea% yang merupakan area retina dengan daya lihat yang palingjelas. *itengahnya terdapat lekukal% disebut &o"ea #entralis Ner"us opti#us meninggalkan retina kira-kira ( mm dari sisi medial ma#ula lutea melalui dis#us ner"i opti#i. *is#us ner"i opti#i agak #ekung pada bagian tengahnya% yaitu merupakan tempat di mana ner"us opti#us ditembus oleh arteria #entralis retinae. Pada dis#us ner"i opti#i tidak terdapat selsel batang dan keru#ut% sehingga tidak peka terhadap #ahaya dan disebut sebagai bintik buta. Pada pemeriksaan o&talmoskop% dis#us ner"i opti#i tampak berwarna merah muda pu#at% jauh lebih pu#at dari area retina di sekitamya. g. ABuos :umour :umor aBuosus adalah #airan bening yang mengisi #amera anterior dan #amera posterior bulbi <9ambar ,3-4=% merupakan sekret dari pro#essus #iliaris% dari tempat ini mengalir ke #amera posterior. emudian humor aBuosus mengalir ke dalam #amera anterior melalui pupil dan keluar melalui #elah yang ada di angulus irido#ornealis masuk ke dalam sinus "enosus s#lerae <#anal o& S #hlemm=. :ambatan aliran keluar humor aBuosus mengakibatkan peningkatan tekanan intrao#ular% disebut glaukoma. eadaan ini dapat menimbulkan kerusakan degenerati& pada retina% yang berakibat kebutaan. Fungsi humor aBuosus adalah untuk menyokong dinding boia mata dengan memberikan tekanan dari dalam% sehingga
menjaga bentuk bola matanya. airan ini juga memberi makanan pada #ornea dan lensa dan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi ini penting% karena #omea dan lensa tidak mempunyai pembuluh darah. . 5egulasi aliran akuos humor >
:umor akuos di produksi oleh badan siliaris dan mengalir kedalam amera $#uli Posterior <$P=% yang mengalir di antara permukaan iris posterior dan lensa% di sekitar tepi pupil% dan selanjutnya masuk ke amera $#uli Anterior <$A=. :umor akuos keluar dari $A pada sudut $A yang dibentuk oleh dasar iris dan kornea peri&er% selanjutnya mengalir melalui trabekulum dan masuk ke kanal S#hlemm. ;elalui #olle#tor #hannels% humor akuos masuk ke dalam "ena episklera dan ber#ampur dengan darah.
(!!6#! a6!ra& a%u hum1r)
Tekanan intra okuler
A@u humr ,ada 96au%ma
0. Pato&isiologi glaukoma dan katarak >
Pat"!!6#!
dar! #6au%ma
meliputi &aktor+ yaitu
aposisi
udut t+rtutu, dengan blo#k pupil
lensa
dan
iris
yang
mengakibatkan
pen#embungan iris peri&er dan predisposisi anatomi mata yang menyebabkan bagian anterior iris peri&er menyumbat trabekulum.
Pat"!!6#!
melalui
#6au%ma
udut
t+rtutu, tanpa blo#k pupil terjadi
+ mekanisme yaitu mekanisme penarikan anterior dan posterior. Pada
penarikan anterior% iris peri&er ditarik kearah depan menutup trabekulum karena
kontraksi
membrane eksudat
in&lamasi
atau
serat
&ibrin.
Pada
mekanisme penarikan posterior iris peri&er men#embung kearah depan karena lensa "itreus atau badan siliaris.
Katara%
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih% transparan% berbentuk seperti kan#ing baju mempunyai kekuatan re&raksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada ona sentral terdapat nu#leus% di peri&er ada kortek% dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. *engan bertambahnya usia% nu#leus mengalami perubahan warna menjadi #oklat kekuningan. *i sekitar opesitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nu#leus. $pasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan &isik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple <unula= yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi% sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya #ahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai in&luks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
atarak biasanya terjadi bilateral namun mempunyai ke#epatan yang berbeda. *apat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis% seperti diabetes% namun sebenarnya mempunyai konsekuensi dari proses penuaan yang normal. ebanyakan katarak berkembang se#ara kronik dan matangU ketika seseorang memasuki dekade ketuju. atarak dapat bersi&at #ongenital dan harus diidenti&ikasi awal% karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanent. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultra"iolet '% obat-obatan% alkohol% merokok% diabetes% dan asupan "itamin antitoksin yang kurang dala jangka waktu yang lama.
- Tata6a%a&a 96au%ma da& Katara%
A 96au%ma
,.,. Agen osmotik Agen ini lebih e&ekti& untuk menurunkan tekanan intra okular% pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis. Pemberian anti emetik dapat membantu men#egah muntah akibat emesis. Agen osmotik oral pada penggunaannya tidak boleh dien#erkan dengan #airan atau es% agar osmolaritas dan e&isiensinya tidak menurun.
9liserin% dosis e&ekti& , - ,% gr7kg '' dalam )G #airan. *apat menurunkan tekanan intraokular dalam waktu ()-4) menit setelah pemberian% dan dipastikan agen ini bekerja selama - 0 jam. Selama penggunaannya% gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. :ati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardio"askular. arena agen ini sendiri dapat menyebabkan mual dan muntah. ;annitol% merupakan oral osmotik diuretik kuat yang dapat memberikan keuntungan dan aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme. *osis yang dianjurkan adalah , - + gram7kg'' dalam )G #airan. Pun#ak e&ek hipotensi& okular terlihat dalam , - ( jam dan berakhir dalam (- jam. 'ila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral% maka manitol dapat diberikan se#ara intra"ena dalam +)G #airan dengan dosis + gr7kg'' selama () menit. ;annitol dengan berat melekul yang tinggi% akan lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih e&ekti& menurunkan tekanan intraokular. ;aksimal penurunan tekanan dijumpai dalam , jam setelah pemberian manitol intra"ena. !reum intra"ena% merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan% mempunyai berat melekul yang rendah. !rea lebih #epat berpenetrasi pada mata% sehingga tidak see&ekti& mannitol dalam menurunkan tekanan intraokular. arena agen ini merupakan salah satu alternati&% maka penggunaan urea harus dengan pengawasan yang ketat untuk menghindari komplikasi kardio"askular.
,.+. arbonik anhidrase inhibitor *igunakan untuk menurunkan tekanan intraokular yang tinggi% dengan menggunakan dosis maksimal dalam bentuk intra"ena% oral atau topikal. Asetaolamid% merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut. D&eknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat produksi humour akuos% sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan intraokular se#ara #epat% yang digunakan se#ara oral dan intra"ena. Asetaolamid dengan dosis inisial +?+) mg oral% dapat diberikan kepada pasien yang tidak mempunyai komplikasi lambung. *osis alternati& intra"ena )) mg bolus% e&ekti& terhadap pasien nousea. Penambahan dosis maksimal asetaolamid dapat diberikan setelah 6-0 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah. arbonik anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada pasien emesis. Sekarang diketahui bahwa% karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit atau tidak ada sama sekali e&ek samping sistemik. ;enurut pengalaman penulis pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan dalam pengobatan gloukoma akut.
,.(. ;iotik kuat Pilokarpin +G atau 6G setiap , menit sampai 6 kali pemberian sebagai inisial terapi% diindikasikan untuk men#oba menghambat serangan awal gloukoma akut. Penggunaannya ternyata tidak e&ekti& pada serangan yang sudah lebih dari ,-+ jam. :al ini terjadi karena muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga tidak dapat merespon terhadap pilokarpin. Pilokarpin diberikan satu tetes setiap () menit selama ,-+ jam. Pada umumnya respon pupil negati& terhadap serangan yang telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atro&i otot spingter akibat iskhemia.
,.6. 'eta bloker ;erupakan terapi tambahan yang e&ekti& untuk menangani serangan sudut tertutup. 'eta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan #ara mengurangi produksi humor akuos. Timolol merupakan beta bloker nonselekti& dengan akti&itas dan konsentrasi tertinggi di bilik mata belakang yang di#apai dalam waktu () H 0) menit setelah pemberian topikal. 'eta bloker tetes mata nonselekti& sebagai inisial terapi dapat diberikan + kali dengan inter"al setiap +) menit dan dapat diulang dalam 6% 3% dan ,+ jam kemudian.
,.. Apraklonidin ;erupakan agen al&a+-agonis yang e&ekti& untuk hipertensi okular% apraklonidin bekerja dengan #ara menurunkan produksi akuos humor dan tidak memberikan e&ek pada out&low humor akuos. Apraklonidin )%G dan ,G% keduanya telah menunjukkan e&ekti&itas yang sama dan rata-rata dapat menurunkan tekanan intraokular (6G setelah jam pemakaian topikal. Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma a kut yang dikombinasikan dengan terapi medis lainnya. Setelah tekanan intraokular menurun dan miosis pupil telah di#apai% terapi topikal dengan pilokarpin% beta bloker% karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin dapat diteruskan sampai tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata. Pemeriksaan ulang gonioskopi harus dilakukan% jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan untuk menjernihkan kornea. Sekarang ini% dilakukan gonioskopi indentasi untuk mendorong akuos dari sentral ke peri&er agar sudut yang telah tertutup dapat terbuka kembali. Tehnik ini telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup akut. ;eskipun sudut telah sukses membuka kembali dengan gonioskopi indentasi% tetapi tidak dapat menggantikan terapi de&initi& yaitu@ iridektomi peri&er.
Ad. +. $bser"asi respon terapi
;erupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan "isus penderita% sehingga keputusan harus segera dibuat
Ad. (. Parasintesis
alau pemakaian terapi medikamentosa se#ara intensi& masih dianggap lambat dalam menurunkan tekanan intraokular ke tingkat yang aman% dan kadang-kadang justru setelah pemberian + atau 6 jam masih tetap tinggi. Sekarang ini mulai diperkenalkan #ara menurunkan tekanan intraokular yang #epat dengan tehnik parasintesis% seperti yang
dilaporkan oleh Lamb *S dkk% tahun +))+% yang merupakan penelitian pendahuluan
Ad. 6. 'edah laser
6.,. Laser iridektomi /ndikasi /ridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil% iridektomi juga diindikasikan untuk men#egah terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko% yang ditetapkan melalui e"aluasi gonioskopi. /ridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut. ontra indikasi /ridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis% karena dapat terjadi perdarahan. 5esiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik% seperti aspirin. Argon laser lebih diutamakan pemakaiannya dari pada laser pada indi"idu yang membutuhkan terapi laser iridektomi. Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil% tetapi kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan untuk men#egah terjadinya blok-pupil pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Pertimbangan sebelum operasi. Pada glaukoma sudut tertutup akut% sering mengalami kesulitan saat melakukan iridektomi laser karena kornea keruh% sudut bilik mata depan dangkal% pembengkakan iris. *okter harus berusa ha untuk menghentikan serangan akut dengan tindakan medis sebelum melakukan operasi. Sebelum dilakukan laser harus diberikan terapi inisial gliserin topikal untuk memperbaiki edema kornea% agar mudah untuk mempenetrasi kripta iris. :ati-hati pada saat melakukan iridektomi peri&er dan jangan terhalang oleh palpebra. Terapi-awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan menipiskan iris. Terapi-awal dengan aproklonidin dapat membantu menurunkan tekanan intraokular.
Tehnik Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser% tetapi pada keadaan kongesti% edem dan in&lamasi akibat serangan akut% tehnik ini sulit dilakukan. Setelah dilakukan indentasi gonioskopi% kekuatan inisial laser diatur dalam )%)+-)%, detik% ukuran tembakan ) Vm% dan kekuatan 3))-,))) mW. 'iasanya tehnik yang digunakan adalah tehnik pewarnaan iris. omplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior% katarak lokal% meningkatnya tekanan intraokular
Perawatan setelah-operasi Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi% khususnya pada Nd@MA9 laser. Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi anti-koagulasi. Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan darah dapat diatasi dengan argon laser. arena argon laser dapat membantu proses koagulasi pembuluh darah. Peningkatan tekanan intraokular dapat terjadi setelah operasi% terutama pada pasien LTP% mereka dapat diobati dengan penatalaksanaan LTP. Apabila terjadi /n&lammasi maka dapat disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal.
omplikasi Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi meliputi kerusakan lokal pada lensa dan kornea% ablasio retina% pendarahan% gangguan "isus dan tekanan intraokular meningkat. erusakan lensa dapat dihindari dengan #ara menghentikan prosedur dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris peri&er. Ablasio retina sangat jarang% tetapi masih ditemukan pada prosedur Nd@MA9 laser iridektomi.
B Katara%
Terapi bedah untuk katarak in&antilis dan katarak pada masa kanak-kanak awal adalah ekstraksi lensa melalui insisi limbus ke#il dengan menggunakan alat irigasiaspirasi mekanis. jarang diperlukan &akoemulsi&ikasi. 'erbeda dengan prosedur ekstraksi lensa dewasa% banyak ahli bedah mengangkat kapsul posterior dan korpus "itreus anterior dengan menggunakan alat mekanis pemotongpenyedot
yang dapat dilipat <&oldable intrao#ular lens=. Jika digunakan lensa intraokular yang kaku% insisi perlu dilebarkan hingga sekitar mm. euntungan-keuntungan yang didapat dari tindakan bedah insisi-ke#il adalah kondisi intraoperasi lebih terkendali% menghindari penjahitan% perbaikan luka yang lebih #epat dengan derajat distorsi kornea yang lebih rendatr% dan mengurangi peradangan intraokular pas#aoperasi - yang semuanya berakibat pada rehabilitasi penglihatan yang lebih singkat. Walaupun demikiaru teknik &akoemulsi&ikasi menimbulkan risiko yang lebih tinggi terjadinya pergeseran materi nukleus ke posterior melalui suatu robekan kapsul posterior kejadian ini membutuhkan tindakan bedah "itreoretina yang kompleks. Setelah tindakan bedah katarak ekstrakapsular apapurl mungkin terdapat kekeruhan sekunder pada kapsul posterior yang memerlukan disisi dengan menggunakan laser MA9@neodymium
+. Dkstraksi katarak intrakapsular Dkstraksi katarak intrakapsular% suatu tindakan mengangkat seluruh lensa berikut kapsulnya% jarang dilakukan hpada saat ini. /nsiden terjadinya ablatio retinae pas#aoperasi jauh lebih tinggi dengan tindakan ini dibandingkan dengan pas#abedah ekstrakapsula r namun% bedah intrakapsular tetap merupakan suatu prosedur yang berguna% khususnya bila tidak tersedia &asilitas untuk melakukan bedah ekstrakapsular.
8 KELAINAN RERAKSI
Dmetropia adalah tidak adanya kelainan re&raksi dan ametropia adalah adanya kelainan re&raksi.
Pr+0!,!a
:ilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang disebut presbiopia. Seseorang dengan mata emetrop
Presbiopia dikoreksi dengan menggunakan lensa plus untuk mengatasi daya &okus otomatis lensa yang hilang. Lensa plus dapat digunakan dengan berbagai #ara. a#amata ba#a memiliki koreksi-dekat di seluruh apertura ka#amata sehingga ka#amata tersebut baik untuk memba#a% tetapi membuat benda-benda jauh menjadi kabur. !ntuk mengatasi gangguan ini% dapat digunakan ka#amata separuh% yaitu ka#amata yang bagian atasnya terbuka dan tidak dikoreksi untuk penglihatan jauh. a#amata bi&okus melakukan hal serupa tetapi memungkinkan untuk koreksi kelainan re&raksi yang lain. a#amata tri&okus mengoreksi penglihatan jauh di segrren atas% penglihatan sedang di segmen tengah% dan penglihatan dekat di segmen bawah. Lensa progresi& juga mengoreksi penglihatan dekat% sedang% dan jauh% tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresi& dan bukan bertingkat.
M!,!a
'ila bayangan benda yang terletak jauh di&okuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi% mata tersebut mengalami miopia% atau nearsighted. 'i/a mata berukuran lebih panjang daripada normal% kelainan yang terjadi disebut miopia aksial.
7!,+r,!a
:iperopia
menurunnya indeks re&raksi
At!#mat!m+
Pada astigmatisme% mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau garis &okus multipel. Pada astigmatisme regular% terdapat dua meridian utama% dengan orientasi dan kekuatan konstan di sepanjang lubang pupil sehingga terbentuk dua garis &okus. Selanjutnya% astigmatisme dide&inisikan berdasarkan posisi garis-garis &okus ini terhadap retina. Apabila meridian-meridian utamanya saling tegak lurus dan sumbu-sumbunya terletak di dalam +) derajat horiontal dan "ertikal% astigmatismenya dibagi lagi menjadi astigmatism with the rule% dengan daya bias yang lebih besar terletak di meridian "ertikal dan astigmatism against the rule% dengan daya bias yang lebih besar terletak di meridian horiontal. Astigmatism with the rule lebih sering ditemukan pada pasien berusia muda dan astigmatism against the rule lebih sering pada orangtua.
Astigmatisme oblik adalah astigmatisme regular yang meridian-meridian utamanya tidak terletak dalam +) derajat horiontal dan "ertikal. Pada astigmatisme iregular% daya atau orientasi meridian-meridianutamanya berubah di sepanjang lubang pupil. Penyebab umum astigmatisme adalah kelainan bentuk kornea. Lensa kristalina juga dapat berperan. *alam terminologi lensa kontak% astigmatisme lentikular disebut astigmatisme residual karena tidak dapat dikoreksi dengan lensa kontak s&eris yang keras% yang dapat mengoreksi astigmatisme kornea. elainan astigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa silindris% sering kali dikombinasi dengan lensa s&eris. arena otak mampu beradaptasi terhadap distorsi penglihatan yang disebabkan oleh kelainan astigmatisme yang tidak terkoreksi% ka#amata baru yang memperbaiki kelainan dapat menyebabkan disorientasi temporer% terutama akibat bayangan yang tampak miring.
$ RESEP KAAMATA
Terdapat berbagai ma#am #ara penulisan resep ka#amata
ontoh ,.
$* $S
S&eris
Silindri
A?i
8 +%) 8 ,%1
s 8 ,%)) 8 ,%)
s ,3) ,3)
5esep diatas diba#a sebagai berikut@ ;ata kanan positi& +%) silindris positi& ,%)) a?is ,3). ;ata kiri positi& ,%1 silindris positi& ,% a?is ,3).
olum s&eris menunjukkan miopia atau hiperopia. olum silindris menunjukkan astigmata. olum a?is angka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan lengkung kornea ter#uram.
ekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri% yang berdasarkan kepada banyaknya #ahaya yang akan dibiaskan melalui lensa. Jika kekuatan lensa meningkat% maka ketebalan lensapun bertambah.
Terdapat ( jenis lensa@ menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal. Lensa embung
ontoh +.
$* $S
S&eris
Silindri
A?i
- +%) - )%1
s - +%) - +%+
s 4) 4)