LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS PENETAPAN KADAR VITAMIN C TITRASI OKSIDASI REDUKSI
NYOMAN SAYANG SAYANG SETIANI 162200049 KELOMPOK : 4 KELAS : B2
JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIS INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 T!"# !"# P$"%&'% P$"%&'%( ( Mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan
kadarnya menggunakan prinsip reaksi asam basa. 1.2 D")"$ D")"$ T*+$' 1.2.1 T'&$")' O%)',")' R*,%)' Titrasi oksidasi reduksi (redoks) merupakan salah satu jenis titrasi dimana
titrasi berlangsung antara suatu oksidator pada buret sebagai penitrasi dan reduktor pada erlenmeyer atau sebaliknya. Pada reaksi oksidasi reduksi akan terjadi aliran elektron dari suatu reduktor ke suatu oksidator. Berdasarkan sifat larutan bakunya maka titrasi titras i redoks dibagi atas (Adam W dkk. !""#)$ %. &ksidimetri &ksidimetri adalah adalah metode metode titrasi titrasi redoks redoks dengan dengan larutan larutan baku yang yang bersifat bersifat sebagai oksidator. Berdasarkan jenis oksidatornya maka oksidimetri dibagi menjadi ' yaitu$ a. Permanganom Permanganometri etri larutan baku yang digunakan digunakan larutan Mn&' digunakan dalam suasana asam dimana Mn& ' mengalami reaksi reduksi. Mn&' * +,* * -e Mn !* * ',!& b. ikhrometri larutan baku yang digunakan digunakan adalah larutan !/r ! sepanjang titrasi dalam suasana asam !/r ! mengalami reduksi. /r ! ! * %', * * 0e !/r 1* * #,!& 2. 3erimetri 3erimetri larutan larutan baku yang digunakan digunakan adalah larutan larutan /e(3& /e(3&')! reaksi reduksi yang dialaminya adalah$ /e'* * e /e1* d. 4odime 4odimetri tri larutan larutan yang yang digu digunak nakan an adalah adalah 4! dimana pada titrasi mengalami reduksi. 4! * !e !4 !. 5eduksimetri 5eduksimetri adalah adalah metode metode titrasi titrasi redoks redoks dengan dengan larutan larutan baku yang yang bersifat bersifat sebagai reduktor. 3alah satu metode reduksimetri yang terkenal adalah iodometri pada iodometri larutan baku yang digunakan adalah larutan 6atrium tiosulfat yang pada titrasinya mengalami oksidasi. !3!&1 ! 3'&0 ! * !e
1.2.2 T'&$")' I+,+(*&$' 4odometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif 7olumetri se2ara
oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi (W ,aryadi %88" dalam Padmaningrum !""+). 5eaksi oksidasi dan reduksi berlangsung ser entak dalam reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu reaksi sempurna. 4odimetri adalah titrasi dengan larutan standar iodium (4!). 4odometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi redoks menggunakan larutan standar 6atrium tiosulfat 6a!3!&1. Pada titrasi iodometri se2ara tidak langsung natrium tiosulfat digunakan sebagai titran dengan indikator larutan amilum. 6atrium tiosulfat akan bereaksi dengan larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan 4 berlebih. 3ebaiknya indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik eki7alen karena amilum dapat memebentuk kompleks yang stabil dengan iodin. 4odium termasuk oksidator lemah dibandingkan kalium permanganat maupun kalium dikromat. 9ika oksidator kuat ditambahkan ion iodida seperti 4 berlebihan dalam suasana asam atau netral maka jumlah zat reduktor yang mengalami oksidasi (4!) se2ara kuantitatif dapat ditentukan. alam hal ini jumlah iodium yang dilepaskan (yang setara dengan zat oksidator) dititrasi dengan zat standar (reduktor) yang sering digunakan adalah natrium tiosulfat. 9umlah 4 ! adalah setara dengan zat oksidator selama penambahan 4 berlebihan. 5eaksi yang terjadi pada titrasi dengan tiosulfat adalah$ ! 3!&1 ! * 4! 3'&0 ! * ! 4 4! dapat membentuk kompleks ber:arna biru terhadap amilum. Bila indikator amilum digunakan dalam titrasi maka titik ekui7alen ditandai dengan hilangnya :arna biru dari larutan. 4ndikator amilum sebaiknya ditambahkan sesaat sebelum titik eki7alen terjadi yaitu ketika larutan yang dititrasi telah berubah menjadi kuning jerami. 1.2.- I#,'%"&+$ 4ndikator titrasi redoks merupakan senya:a ber:arna yang akan berubah
:arna jika teroksidasi atau tereduksi. 4ndikator akan bereaksi se2ara redoks dengan penitrasi setelah semua larutan yang dititrasi habis bereaksi dengan
penitrasi karena indikator ditambahkan dalam jumlah ke2il. Pemilihan indikator titrasi redoks yaitu indikator yang mempunyai harga kisaran potensial yang berada disekitar harga potensial titik eki7alen titrasi. 4ndikator harus bereaksi se2ara 2epat dengan penitrasi. Bila indikator bereaksi lambat maka titik akhir titrasi akan 2enderung lambat sehingga akan lebih banyak 7olume penitrasi yang diperlukan dari yang seharusnya. Pada per2obaan iodimetri kali ini kita menggunakan larutan kanji sebagai indikator. anji bereaksi dengan iod dengan adanya iodida membentuk suatu kompleks yang ber:arna biru kuat yang akan terlihat pada konsentrasikonsentrasi iod yang sangat rendah. eunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bah:a harganya murah namun terdapat kelemahankelemahan yaitu sebagai berikut $ (i) bersifat tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam air; (iii) dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi (karena itu dalam titrasi iod larutan kanji hendaknya tidak ditambahkan sampai tepat sebelum titik akhir ketika :arna mulai memudar) me mudar) (6oor 5atri dkk. !""#). 1.2.4 V'&"('# C
reaksi oksidasi.
hitam keabuabuan bau khas dan berkilau seperti metal. elarutan sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam karbon disulfida; dalam kloroform; dalam
karbon tetraklorida dan dalam eter; larut dalam etanol dan dalam larutan iodida; agak sukar larut dalam larutan gliserin (epkes %88-).
BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1 A/"& ,"# B""# 2.1.1 A/"& "# ,'#"%"#
1. !. 1. '. -. 0. 1-. 14.
16. %#. %#.
Erlenm enmeyer >abu ukur Buret 3tatif Pipet tetes tes Pipet ipet 7olum olumee
7. Ballfi lfille ller +. 3end endok tand tanduk uk 8. 3patu patula la loga logam m 10. Beaker Beaker glass glass 11. 11. a2a arloji 12. Botol 2oklat
2.1.2 B""# "# ,'#"%"# %. 4&1 !. Air bebas /&! 1. 6a!3!&1.-,!& '. 6a!/&1 -. Asam sulfat 0. 4ndi 4ndika kato torr kanj kanjii #.
larutan standar 4&1 ""! M; pembuatan larutan standar 6a !3!&1 "% M dan penetapan kadar 7itamin /.
13. 19. 19. 20. 21. 22. 2-. 24. 2. 26. 2.
2.- S% S%*(" K*$!" 2.-. 2.-.1 1 P*( P*(" "&" &"# # ,"# ,"# S&"# S&"#," ,"$' $')" )")' )' L"$ L"$&" &"# # ". P*( P*("&" "&"# # L"$& L"$&"# "# S&" S&"#," #,"$$ K KIO IO- 0502 M
itimbang ! gram kristal 4&1 pada ka2a arloji
imasukkan ke dalam labu ukur -"" ml ditambahkan air aduk sampai larut ditambahkan air sampai tanda batas lalu ko2ok hingga homogen
ihitung konsentrasi Molar larutan tersebut. . P*( P*("&" "&"# # L"$& L"$&"# "# S&"# S&"#,"$ ,"$ N"2S2O- 051 M !+. 29. -0.
ipanaskan -"" itambahkan %! inginkan pada ml air sampai gram 6a!3!&1.-,!& suhu kamar mendidih (%"%dan ""- gram -1. menit) 6a!/&1 -2. --. >arutan disimpan isiapkan 1 iaduk sampai -4. dalam botol 2oklat erlenmeyer masing larut -. dan ditempat gelap -6. masing labu diisi Pada labu % ditambahkan % gram -. dengan %!- ml 4 dan - ml , !3&' "- M -3. larutan Titrasistandar 4&1 ititrasi dengan larutan -9. itambahkan ""! M dilanjutkan standar 6a!3!&1 "% M 40. beberapa tetes sampai sampai larutan ber:arna 41. indikator kanji ihitung 7. P*#* P* #*&" &"8" 8"# # K"," K","$$ V'& V'&"( "('# '# C :arna biru Titrasi diulangi untuk dua kuning pu2at. 42. hilang konsentrasi molar labu berikutnya 4-. itimbang 1 igerus hingga imasukkan larutan kedalam 44. tablet 7itamin halus erlenmeyer !-" ml 4. / di2atat berat 46. isiapkan 1 labu masingmasing 4. erlenmeyer. 3etiap tablet 43. labu ditambahkan !" iaduk dengan 49. itambahkan % ml larutan ,!3&' "menggunakan 0. gram 4 dan %!M dan %" ml air untuk 1. ultrasoni2 ml larutan standar Titrasi melarutkan bubuk 2. ititrasi dengan larutan 4& 1 ""! M itambahkan dilanjutkan -. tablet standar 6a!3!&1 "% M beberapa tetes 4. sampai :arna sampai larutan ber:arna indikator kanji . biru hilang kuning pu2at. ihitung ? berat 6. Titrasi diulangi untuk dua asam askorbat . labu berikutnya dalam tablet 3. 9.
60. 61. 62. 6-. 64. 6. 66. 6.
63. BAB III HASIL PENGAMATAN 0.
69. 1. 2.
-.1 H")'/ P*#"("&"# -.1.1 S&"#,"$')")' S&"#,"$')")' L"$&"# L"$&"# KIO-
#1.
Titrasi >arutan 4&1 dengan larutan 6a !3!&1
#'.
4ndikator $ anji #-. 6o 6o
-.1. -.1.2 2
+". %.
#0.
+'. !.
+-. %-" ml
++. 1.
+8. %'- ml
#+. Pengam Pengamat at an
+!. Terjadi perubahan :arna menjadi bening +0. Terjadi perubahan :arna menjadi bening 8". Terjadi perubahan :arna menjadi bening
#8. esimp esimpul ul an
+1. Titik Titik akhir titrasi ter2apai
+#. Titik Titik akhir titrasi ter2apai
8%. Titik Titik akhir titrasi ter2apai
92. P*#* P*#*&" &"8" 8"# # K"," K","$$ V'& V'&"( "('# '# C
81. 8'. 8'.
>arutan 3tandar 6a!3!&1 yang digunakan $ "% M 4ndi 4ndika kato torr yang ang digu diguna naka kan n adal adalah ah anj anjii 8-. 6o 6o
%"". %.
80.
8+. Pengam Pengamat at an
88. esimp esimpula ula n
%"!.
%"1.
Ter
jadi perubahan :arna menjadi
Tit ik akhir titrasi ter2apai
%"'.
%"-. !.
%"+.
8 ! ml
%"8. 1.
8 " ml
bening %"0. Ter jadi perubahan :arna menjadi bening %%". Ter jadi perubahan :arna menjadi bening
112. -.2 P*$' *$'&&# #" "# # A. M*#*#& M*#*#&%"# %"# M+/"$' M+/"$'&") &") L"$& L"$&"# "# KIO KIO %%1. iketahui $ < 4&1 @ %!- ml %%'. M 4&1 @ ""! M %%-. M 6a!3!&1 @ "% M %%0. BM /0,+&0 @ %#01 gmol %%#. < 6a!3!&1 (%) @ %'- ml %%+. < 6a!3!&1 (!) @ %- ml %%8. < 6a!3!&1 (1) @ %'- ml %!". %!%. itanya $ Molaritas 6a!3!&1 @ ...... %!!. 9a:aban $ R*"%)' 8*(*#&%"# I - +/* KI ,"# KIO %!1. 4&1 * * 4&1 %!'. 4 * * 4 12. P*#*&"$""# ,*#"# )*&*#" $*"%)' %!0. 5eduksi $ 4&1 41 %!#. &ksidasi $ 4 41 %!+. %!8. 5eduksi $ 14&1 * %+ , * * %0e
%"#.
Tit ik akhir titrasi ter2apai
111.
Tit ik akhir titrasi ter2apai
41 *
8,!& %1".
C% &sidasi
$ 14
41 * !e
C+ %1%.
5eduksi
$ 14&1 * %+, * * %0e
41 *
8,!& %1!.
&ksidasi
$ !' 4
+41 *
%0e %11.
1 4&1 * !' 4 * %+ , *
841 * 8,!&
4&1 * +4 * 0 ,*
%1'.
,!&...................................(a) %1-. R*"%)' N"2S2O- ,*#"# I- %10. 6a!3!&1
141 * 1
! 6a* * 3!&1
%1#. %1+. %18.
140. R*"%)' "# &*$!",' 5eduksi $ 41 14 %'!. &ksidasi $ 3!&1! 3'&0! %'1. 144. P*#*&"$""# ,*#"# )*&*#" $*"%)' %'-. 5eduksi $ 41 * !e 14 %'0. &ksidasi $ !3!&1! 3'&0! * !e %'#. !3 !&1 * 41 3'&0! * %'%.
%-0. %-#. %-+. %-8. %0". %0%. %0!. 16-. %0'. %0-. %00. 16. %0+. %08. %#". 11. %#!. %#1. %#'. %#-.
14..........................(b) %'+. 149. R*"%)' %*)*/$"# " ,"# ; %-". 4&1 * +4 * 0,* 14 * 1 ,!& %-%. !3!&1! * 41 3'&0! * 14 C+ * %-!. 14&1 * !'4 * %+, 84! * 8,!& ! %-1. %03 !&1 * +41 +3'&0! * !'4 %-'. 14&1 * %03!&1! * %+,* +3'&0 * !'4 %--. mol 4&1 @ M4&1 C < 4&1 @ ""! M C %!- ml @ "!- mmol mol 6a!3!&1 @ %01 M C "!- ml @ %111 mmol T'&$")' I M 6a!3!&1
T'&$")' II M 6a!3!&1
T'&$")' III M 6a!3!&1
M ratarata
@ mol 6a!3!&1 < 6a!3!&1 @ %111%'@ ""8%8 M @ mol 6a!3!&1 < 6a!3!&1 @ %111%-" @ ""++8 M @ mol 6a!3!&1 < 6a!3!&1 @ %111%'@ ""8%8 M @ ""8%8 * ""++8 * ""8%8
C1
%#0. %##.
1 @ ""8"8 M 13. %#8.
T
itrasi %+'. %+8. 4 %8'.
%+".
M
6a!3!&1 (C) 4
%+-.
""8%
%+%.
C r
%+0.
"
%+!.
(
%+#.
"
4
"8"8 M %8%. "
""% M %8!.
4
8M %8-. ""8%
"8"8 M %80. "
" ""! M %8#. "
8M
"8"8 M
""% M
!"%.
!"".
(C Cr )!
C Cr )
8M %8". ""++
44
%+1.
%++.
%81.
%"0 ' C %" 0
%8+. %"0 %88.
D (C E C r )! @ 0 C %"0
202. 2
x
!"1.
3tandare7iasi (3)
!"'. !"-.
− x ¿ ¿ ¿ ∑¿ ¿ √ ¿ r
@
√
−6
6 x 1 0 2
@ %#1! C %" 1 Molaritas ratarata 6a!3!&1 @ ""8"8
F %#1! C %" 1 206. B. P*#*& P*#*&"8" "8"# # K","$ K","$ V'& V'&"(' "('# #C !"#. iketahui $ < 4&1 @ %!- ml !"+. M 4&1 @ ""! M !"8. M 6a!3!&1 @ "% M !%". BM /0,+&0 @ %#01 gmol !%%. < 6a!3!&1 (%) @ 8 ml !%!. < 6a!3!&1 (!) @ 8! ml !%1. < 6a!3!&1 (1) @ 8 ml !%'. massa sampel @ !-" mg !%-. massa tablet (%) @ 1'#% mg !%0. massa tablet (!) @ 1'0- mg !%#. massa tablet (1) @ 1'%+ mg !%+. massa sampel (%) @ 08"! mg !%8. massa sampel (!) @ 08"! mg !!". massa sampel (1) @ 08"! mg !!%. itanya $ adar 7itamin / @ .. !!!. 9a:aban $
R*"%)' 8*(*#&%"# I- +/* KI ,"# KIO!!1. 4 & 1 * * 4&1 !!'. 4 * * 4 !!-. 226. P*#*&"$""# )*&*#"# $*"%)' !!#. 5eduksi $ 4&1 41 !!+. &ksidasi $ 4 41 !!8. !1". 5eduksi $ 14&1 * %+, * * %0e
C% !1%. !1!. !11. !1'. !1-.
$ 14 14&1 * %+, * * %0e !'4 14&1 * !'4 *%+,* 4&1 * +4 * 0,* 141 *
&ksidasi
41 * 8,!& 41 * !e C+ 41 * 8,!& +41 * %0e 841 * 8,!&
1,!&.....................................(a) !10. R*"%)' C6H3O6 ,*#"# I- !1#. 5edusksi $ 41 * !e !1+. &ksidasi $ /0,+&0 !18. /0,+&0
14 /0,0&0 * !,* !e /0,0&0 * 14 * !
,*...........(b) !'". !'%. !'!. !'1. 244. R*"%)' %*)*/$"# " ,"# ; !'-. 4&1 * +4 * %0, *
141 * 1 ,!&
C1 !'0. /0,+&0 * 41 /0,0&0 * 14 *!, * C+ * !'#. 14&1 * !'4 * %+ , 841 * 8,!& !'+. +/0,+&0 * +41 * +/0,0&0 * !'41 * %0,!& !'8. +/0,+&0 * 14&1 * !,* + /0,0&0 * 41 * 8,!& !-". R*"%)' N"2S2O- ,*#"# I- !-%. 6a!3!&1 !6a* * 3!&1 22. R*"%)' N"2S2O- ,*#"# I- !-1. ! !3!&1 * 41 3'&0! * 14 !-'. R*"%)' &'&$")' !--. !3!&1! * 41 3'&0! * 14 !-0. +/0,+&0 * 14&1 * !,* + /0,0&0 * 41 * 8,!&
!-#.
+ /0,+&0 * !3!&1! * 14&1 * !,*
3'&0! *
!0". !0%. !0!. 26-. !0'. !0-. !00. !0#. 263. !08. !#".
21. 22. !#1. !#'. !#-. !#0. 2. !#+. !#8. !+". !+%. 232. !+1. !+'. !+-. !+0. !+#. 233. !+8. !8". !8%. !8!. 29-. !8'. !8-. !80.
+/0,0&0 * 14 *
8,!& !-+. Pada reaksi di atas 41 habis bereaksi !-8. mol 4&1 @ M 4&1 C <4&1 @ ""! M C %!- ml @ "!- mmol (+/ I- "<"/ ,"$' $*"%)' 8*(*#&%"# +/* KI ,"# KIO -; @ oefisien 41 C mol 4&1 oefisien 4&1 @ 1% C "!- mmol @ "#- mmol (+/ I- "# *$*"%)' ,*#"# N" 2S2O- ,"$' $*"%)' N" 2S2O-; @ oefisien 41 C mol 6a!3!&1 oefisien 6a!3!&1 T'&$")' I G C mol 6a!3!&1 @ G C (M 6a!3!&1 C < 6a!3!&1) @ G C (""8%8 C 8 ml) @ "'%' mmol T'&$")' II G C mol 6a!3!&1 @ G C (M 6a!3!&1 C < 6a!3!&1) @ G C ("++8 C 8! ml) @ "'"8 mmol T'&$")' III G C mol 6a!3!&1 @ G C (M 6a!3!&1 C < 6a!3!&1) @ G C (""8%8 C 8 ml) @ "'%' mmol (+/ I- "# *$*"%)' ,*#"# ='&"('# C Titrasi 4 mol 41 (%) @ "#- E "'%' @ "110 mmol Titrasi 44 mol 41 (%) @ "#- E "'"8 @ "1'% mmol Titrasi 444 mol 41 (%) @ "#- E "'%' @ "110 mmol (+/ C6H3O6 ,"$' $*"%)' C6H3O6 ,*#"# I -; @ oefisien /0,+&0 C mol 41 yang bereaksi dengan / 0,+&0 oefisien 41 @ %% C mo mol 4 1 yang bereaksi dengan / 0,+&0
Sklerosis Sklerosis Multipel Mul tipel atau Multiple Sclero
!8#. mmol !8+. !88. 1"". 1"%. 1"!. -0-. 1"'. 1"-. -06. 1"#. 1"+. 1"8. 1%". 1%%. mg 1%!. 1%1. -14. 1%-. 1%0. -1. 1%+. 1%8. -20. 1!%. 1!!. -2-. 1!'. 1!-. 1!0. -2. 1!+. 1!8. --0. 11%. 11!. 111. --4. 11-. 110.
Titrasi 4 Titrasi 44 Titrasi 444
%% C "110 mmol @ "110
%% C "1'% mmol @ "1'% mmol %% C "110 mmol @ "110 mmol
("))" C6H3O6 ,"/"( 100 ( )"(8*/ m @ mol C BM Titrasi 4 "110 mmol C %#0%1 gmol @ -8%+ mg Titrasi rasi 44 "1'% mm mmol C %#0%1 gm gmo ol @ 0" 0""0 mg Titrasi 444 "110 mmol C %#0%1 gmol @ -8%+ mg
massa ratarata % tablet
@ m% * m! * m1 1 @ 1'#% * 1'0- * 1'%+ 1
("))" C6H3O6 ,"/"( &'"8 &"/*& @ massa tablet C massa /0,+&0 dalam sampel massa sampel T'&$")' I m @ 1'%- C -8%+ @ !8-8 mg 08"! T'&$")' II m @ 1'%- C 0""0 @ 1""1 mg 08"! T'&$")' III m @ 1'%- C -8%+ @ !8-8 mg 08"! K","$ ='&"('# C ,"/"( &"/*& @ massa 7itamin / C %""? massa tablet T'&$")' I !8-8 mg C %""? @ +-#'? bb 1'-% mg T'&$")' II 1""1 mg C %""? @ +#"!? bb 1'-% mg
@ 1'-%
--. 11+. 118. 1'". 1'". 1'%. 1'!.
T'&$")' III !8-8 mg C %""? @ +-#'? bb 1'-% mg adar adar 7itam 7itamin in / ratarat ratarataa pada pada tablet tablet @ +-#' +-#' * +#"! +#"! * +-#' +-#' 1 @ +0%0? bb
1'1.
T 1''.
itrasi 1'+. 1-'. 4 1-8. 44
ada
r 7it / (C) 4
1'8.
+-#'
1'-.
C r
1-%.
+0
4
? bb 1--. +#"!
%0? bb 1-0. +0
4
? bb 10". +-#'
%0? bb 10!. +0
? bb
1'0.
1'#.
(C
Cr )!
Cr ) 1-!.
1-1.
" '! 1-#. "+ 0 101.
%0? bb
1-+.
100.
"%# 0' "#1 80
10'.
" '!
10-.
(C
"%# 0'
D (C E C r )! @ "8%0
-6. 2
x
10+.
3tandare7iasi (3)
108. 1#".
− x ¿ ¿ ¿ ∑¿ ¿ √ ¿ r
@
√
0,916 2
@ "0## adar ratarata 7itamin / @ +0%0 F
"0## -1. -2. --. -4. -. -6. -.
1+%. 1+%.
-3. BAB IV -9. PEMBAHASAN -30. Pada Pada prakti praktikum kum ini ini dilaku dilakukan kan peneta penetapan pan kadar kadar 7itamin 7itamin / dengan dengan
metode iodimetri. 4odimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya penentuannya adalah jumlah 4! yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida. 4odimetri adalah titrasi redoks dengan menggunakan 4 ! sebagai pentiternya. 1+!. 1+!. 3ampel 3ampel yang yang diguna digunakan kan dalam dalam per2ob per2obaan aan ini adalah adalah 7itami 7itamin n /. 4ndikator yang digunakan adalah indikator kanji. anji digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang ber:arna biru tua meskipun konsentrasi 4! sangat ke2il dan molekul iod terikat kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. 1+1. 1+1.
3ebe 3ebelu lum m dilak dilakuk ukan an pro proses ses pen peneta etapa pan n kada kadar r dila dilaku kuka kan n stand standar arisa isasi si
larutan terlebih dahulu karena larutannya telah disediakan. >arutan 4&1 digunakan dalam penetapan kadar 7itamin / dan stadarisasi 6a !3!&1. >arutan 4&1 harus disimpan dalam botol ka2a gelap untuk menghindari penguraian akibat 2ahaya. >arutan 6a !3!&1 juga harus disimpan dalam botol ka2a gelap karena 2ahaya dpat memper2epat terjadinya penguraian (Basset dkk. %88'). 1+'. ilakukan st standarisasi 6a 6a!3!&1 sebelum dilakukan penetapan kadar. imasukkan %!- ml laritan 4& 1 ""! M dan ditambahkan % gram 4. Tujuan penambahakn 4 ini adalah untuk men2iptakan iodida berlebih. ehilangan iod akibat sifatnya yang mudah menguap dapat menyebabkan data yang tidak 7alid dalam sebuah titrasi. engan adanya iod berlebih sifat mudah menguap tersebut berkurang dengan pembentukan 4 1. 1+-. 1+-. 3ebe 3ebelu lum m melak melakuk ukan an pen penti titra trasia sian n 7ita 7itami min n / yan yang g tela telah h dig diger erus us dan dan dien2erkan terlebih dahulu di2ampur dengan larutan lar utan asam pekat. Asam pekat yang digunakan disini adalah asam sulfat en2er (, !3&'). ,al ini dilakukan karena 7itamin / yang telah dien2erkan dengan aHuades kadar keasamannya akan menurun sehingga harus ditambahkan dengan larutan asam agar 7itamin / selalu berada dalam keadaan asam sebab jika tidak maka hasil titrasi tidak akan maksimal.
1+0. 1+0.
>arutan >arutan 7itam 7itamin in / dititras dititrasii se2ara se2ara perlahan perlahanla lahan han denga dengan n larutan larutan iodiu iodium. m.
etika akan men2apai batas akhir titrasi larutan 7itamin / terkadang menimbulkan :arna biru akan tetapi :arna biru tersebut hilang lagi. ,al ini dikarenakan masih ada 7itamin / yang belum bereaksi dengan larutan iodium. 3etelah beberapa saat maka didapatkanlah hasil larutan yang ber:arna biru mantap. ,al ini menandakan bah:a 7itamin / telah habis bereaksi dan titik akhir titrasi telah ter2apai. Warna biru terbentuk karena dalam larutan pati terdapat unitunit glukosa membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya. sehingga menyebabkan :arna biru tua pada kompleks tersebut. Berikut ini reaksi yang terjadi antara 7itamin / dengan iodium$ 1+#. /0,+&0 * 4! /0,0&0 * !4 * !,* 1++. 1++. Titra Titrasi si dilaku dilakukan kan sebanya sebanyak k 1 kali kali untuk untuk menjam menjamin in presisi presisi dari dari data data yang diperoleh.
400.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil
molaritas ratarata larutan standar sekunder 6a!3!&1 adalah ""8"8 M dengan standar de7iasi %#1! C %"1. ,asil penetapan kadar 7itamin / pada tablet adalah +-#'? bb untuk titrasi 4 +#"!? bb untuk titrasi 44 dan +-#'? bb untuk titrasi 444. adar ratarata 7itamin / pada tablet +0%0? bb dengan standar de7iasi "0##.
424.
401. 402. 40-. 404. 40. 406. 40. 403. 409. 410. 411. 412. 41-. 414. 41. 416. 41. 413. 419. 420. 421. 422. 42-. DAFTAR PU PUSTAKA
42. '!0. !0. Adam Adam W. dkk. dkk. !""# !""#.. Kimia Analitik Malang epartemen Pendidikan 6asional. '!#. '!+.Basset 9 dkk. %88'. Buku Ajar
'1'. '1'. Padman Padmaning ingrum rum 5.T 5.T. !""+ !""+ Tit Titrasi rasi 4odome 4odometriN triN Jurnal Kimia UNY Oogyakarta. 435.
'10. '10. Masi Masito toh h 3iti 3iti.. !"% !"%' ' Tit Titra rasi si 4odi 4odime metr trii Pen Penen entu tuan an ada adarr
) engan Metode 4odimetriN E!A"A J#urnal $f %&arma'y S'ien'e S'ien'e Oogyakart Oogyakarta. a. 4-9. 440. 441. 442. 44-. 444. 44. 446.