LAPORAN KUNJUNGAN GALANGAN JMI II TANJUNG EMAS SEMARANG SISTEM JANGKAR DAN PERLENGKAPANNYA
Penyusun : Agung Prasetiyo ( 21090113060044/2013 ) Dosen Pembimbing : Soeharto, AT, MT
PSD III TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan yang berjudul “ Sistem Jangkar dan Perlengkapannya “ ini dapat diselesaikan. Laporan ini sebagai hasil studi dan pengamatan saya selama melakukan kunjungan galangan ke PT. JANATA MARINA INDAH yang berada di TANJUNG EMAS SEMARANG. Kunjungan ini dilaksanakan pada 23 September 2014 Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada: 1 2
Pihak Galangan PT. JANATA MARINA INDAH Bapak Soeharto, AT, MT sebagai kepala PT. JANATA MARINA INDAH dan dosen
3
pembimbing mata kuliah Sistem dan Perlengkapan Kapal. Teman-teman yang membantu dan memberi semangat atas terselesainya laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini saya sadar masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun materi yang disampaikan sehingga penyusun mengharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga laporan ini bisa lebih baik lagi.
Semarang, 1 Oktober 2014
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jangkar dan system yang mendukungnya merupakan salah satu komponen pendukung dalam kapal yang sangat penting. Maka dari itu pada materi ini harus dipelajari secara mendalam dan detail. Pada kapal baik itu kapal cargo, container maupun takbud, sistem jangkar digunakan sebagai komponen keselamatan yaitu dengan ditambatkan ke dasar perairan sehingga kapal tidak terbawa oleh arus air. Selain itu jangkar digunakan sebagai komponen tambahan ketika berlabuh di pelabuhan sehingga kapal tidak terdorong ombak dan menabrak dinding sandar. Selain itu masih banyak lagi manfaat dari jangkar dalam kapal yang belum disebutkan. Dengan banyaknya manfaat yang dimiliki oleh jangkar, menjadi keharusan bagi kami sebagai mahasiswa PSD III T. Perkapalan untuk mempelajari komponen ini dengan baik. 1.2 Tujuan Penulisan Dengan adanya laporan kunjungan ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui konstruksi jangkar dan komponen pendukung seperti windlass, chain lock, hawse pipe dan lain sebagainya. 2. Mengetahui cara kerja jangkar serta komponen pendukungnya. 3. Mengetahui Perhitungan dalam penentuan ukuran jangkar
serta
komponen
pendukungnya. 1.3 Manfaat Penulisan Dengan adanya kunjungan galangan yang mempelajari tentang jangkar dan komponennya diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa Dengan melihat secara langsung dilapangan akan mempercepat dan mempermudah dalam mempelajari sistim jangkar. 2. Bagi Dosen Pembimbing Akan mempermudah dalam proses mengajar karena mahasiwa dapat belajar dengan melihat langsung. 1.4 Lokasi Kunjungan Lokasi kunjungan ke PT. JANATA MARINA INDAH yang berada di Tanjung mas semarang (Jl. Deli no 21), Semarang Jawa Tengah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jangkar Jangkar adalah salah satu komponen kapal yang berfungsi sebagai komponen tambat dan komponen keselamatan dalam pelayaran maupun ketika kapal parkir. Letak dari jangkar sendiri biasanya di haluan kapal. Namun tak jarang pada buritan juga dilengkapi dengan jangkar sesuai dengan ukuran kapal. 2.2 Macam macam jangkar Berikut adalah beberapa tipe jangkar kapal yang umum: 1) Jangkar AC14, banyak dipakai untuk kapal komersil dan aquaculture 2) Jangkar Hall, Spek, Byers, dan Union banyak dipakai untuk kapal kapal pengangkut dan komersil 3) Jangkar Danforth banyak dipakai untuk kapal komersil dan boat
4) Jangkar Stevin dan Flipper Delta sering disebut high holding power anchor karena kemampuan menahan beban yang tinggi banyak digunakan untuk offshore aplikasi seperti oil rig 5) Jangkar Pool - kapal pesiar 6) Jangkar Baldt banyak digunakan untuk kapal angkatan laut Amerika
Gambar 1.1 Tipe jangkar
Pembahasan : 1. Jangkar AC14 Jangkar tipe AC14 adalah jenis jangkar stockless High Holding Power, yang artinya anda dapat mengurangi 25% dari berat yang biasanya diperlukan untuk jangkar konvensional . Jangkar tipe AC14 ini adalah jangkar yang paling serba guna dibandingkan dengan semua jenis jangkar lain. Jangkar AC14 ini digunakan pada industri perkapalan dan perairan. Jangkar ini memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dari jangkar sebelumnya karena user dapat menurunkan beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan ( asal tidak terlalu besar atau berbeda jauh dengan berat jangkar sebenarnya ). Kenapa jangkar ini paling serba guna diantara jangkar lain? Karena jangkar ini mempunyai kekuatan cengkram yang sangat tinggi. Jangkar ini di design dengan penambat besar dan tajam kebawah, sehingga hal inilah yang membuat jangkar tipe AC14 ini paling serba guna. Walau di dalam tanah yang tak berkarang sekalipun, jangkar ini masih dapat menambat kapal. Hal ini dikarenakan besarnya penambat saat masuk kedalam tanah, sehingga kedalaman dari jangkauan penambat inilah faktor yang dapat menambat kapal tersebut. 2. Jangkar Hall Jangkar tipe Hall adalah jenis jangkar stockless bow. Jangkar ini digunakan umumnya pada kapal konvensional atau kapal komersil dan kapal pengangkut. 3. Jangkar Spek Jangkar tipe Spek adalah jangkar yang didesign sesuai dengan ukuran tempat penyimpanan jangkar pada kapal. Jangkar jenis ini dulu paling umum digunakan, khususnya pada kapal konvensional atau kapal komersil dan kapal pengangkut. Jangkar ini biasa tersedia dari ukuran 80Kg sampai dengan 15 ton
4. Jangkar Byers Jangkar tipe Byers adalah jenis jangkar konvensional stockless anchor. Jangkar ini digunakan umumnya pada kapal konvensional atau kapal komersil dan kapal pengangkut. Jangkar ini biasa tersedia dari ukuran 20Kg sampai dengan 20 ton. 5. Jangkar Union Jangkar tipe Union ini jenisnya sama dengan jangkar Byers yaitu termasuk dalam jenis jangkar konvensional stockless anchor.
Jangkar ini digunakan umumnya pada kapal
konvensional atau kapal komersil dan kapal pengangkut. Jangkar ini biasa tersedia dari ukuran 20Kg sampai dengan 20 ton.
6. Jangkar Danforth Jangkar tipe Danforth ini merupakan jenis jangkar yang memilik daya cengkeram lebih baik dibanding dengan Stockless Anchor. Jangkar ini memakai sistem tradisional dalam cara kerjanya, dan dibuat berdasarkan Danforth Standard Anchor. Jangkar jenis ini di design dengan penambat yang terbuat dari baja berkekuatan tinggi dan pegangan yang kuat dan besar, namun karena adanya tongkat jangkar maka kedua lengan jangkar tidak dapat menancap kedasar laut. Selain hal tersebut tiang jangkar tidak dapat langsung masuk ke Hawse Pipe (urlup jangkar) dikapal. Jangkar jenis ini biasanya dipakai oleh kapal-kapal jenis khusus dengan ukuran panjang kapal sampai 100 ft. 7. Jangkar Stevin Jangkar tipe Stevin ini adalah jenis jangkar high holding power Anchor. jangkar ini asli buatan (design) Vryhof yang dulunya mengalahkan semua jangkar yang ada pada saat itu. Meskipun pada awalnya jangkar ini hanya dirancang untuk industri offshore saja, tetapi ternyata jangkar tipe Stevin ini telah melayani berbagai aplikasi selain pada industri pengerukan. 8. Jangkar Flipper Delta
Jangkar tipe Flipper Delta ini adalah jenis jangkar High Holding Power Anchor, jangkar ini didesign untuk kebutuhan industri offshore karena memiliki high holding power capacity. Kelebihan dari jangkar tipe Flipper Delta ini yaitu memiliki efisiensi yang sangat baik dalam hal berat dan holding powernya, selain itu konstruksinya halus dan bagus untuk berbagai jenis tanah. Kelebihan lainnya yaitu mudah dilakukan bongkar pasang agar memudahkan dalam pengirimannya saat pembelian jangkar ini. 9. Jangkar Pool Jangkar tipe Pool ini banyak dikatakan orang jangkar yang paling indah dibandingkan dengan jangkar lainnya. Mungkin hal ini adalah salah satu alasan mengapa banyak kapal pesiar dan Yacht besar menggunakan jangkar tipe ini sebagai penambat. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa jangkar ini tidak digunakan di kapal pembawa kargo. Malah sebaliknya, beberapa pengirim container terbesar di dunia melengkapi semua kapal mereka dengan jangkar jenis ini. Penambat pada jangkar tipe Pool ini dibuat dengan dua lempengan baja yang dilas bersamaan, hal ini yang membuat Penambat dari Jangkat ini berlubang. Tetapi konstruksi ini justru membuat jangkar memiliki resistensi yang besar terhadap kekuatan tariknya. Jangkar ini juga di design agar dapat masuk dalam wadah penyimpanan jangkar pada kapal. 10. Jangkar Baldth Jangkar tipe Baldt ini adalah jenis jangkar Conventional Stockless Anchor. Dibuat pertama kali pada tahun 1901, Tetapi Jangkar jenis ini telah digunakan untuk kapal Angkatan Laut Amerika pada saat era Perang Dunia sejak tahun 1945. Akhirnya pada tahun 1954 Jangkar ini mulai didistribusikan untuk industri Offshore. Kapal-kapal niaga pelayaran besar umumnya dilengkapi dengan jangkar-jangkar sebagai berikut:
Jangkar Haluan
Jangkar arus
Jangkar cemat
Jangkar Haluan :adalah jangkar utama yang digunakan untuk menahan kapal didasar laut dan selalu siap terpasang pada lambung kiri dan kanan haluan kapal, dan beratnya sama. Jankar haluan ini juga terdapat cadangannya dan selalu siap sebagai pengganti apabila salah satu hilang dan ditempatkan dibagian muka dekat haluan agar selalu siap bila mana diperlukan Jangkar arus : Ukurannya lebih kecil kira-kira 1/3 berat jangkar haluan . Tempatnya dibagian buritan kapal dan digunakan seperti halnya jangkar haluan yaitu menahan buritan kapal, supaya tidak berputar terbawa arus. Pada kapal-kapal penumpang yang besar , kadangkadang jangkar ini ditempatkan di arlup, (hawse pipe) apabila demikian halnya maka jangkar tersebut dinamakan jangkar buritan dan beratnya sama dengan jangkar haluan. Oleh karena itu bila ada jangkar buritan , maka tidak perlu ada jangkar haluan cadangan. Jangkar cemat : Ukurannya lebih kecil , beratnya + 1/6 jangkar haluan. Gunanya untuk memindah jangkar haluan apabila kapal kandas (diangkut dengan skoci). Jangkar merupakan salah satu dari komponen kapal yang berguna untuk membatasi olah gerak kapal pada waktu labuh di perlabuhan agar kapal tetap dalam keadaannya meskipun mendapatkan tekanan oleh arus kapal, angin, gelombang dan untuk membantu dalam penambatan kapal pada saat diperlukan. Perlengkapan jangkar terdiri dari jangkar, rantai jangkar, lubang kabel jangkar, stoper, dan handling jangkar. 2.3. Ukuran Jangkar Seperti dijelaskan di atas berat jangkar ditentukan oleh peraturan, menurut: 1. BKI berat jangkar dapat ditentukan dengan menentukan angka penunjuk Z terlebih dahulu yang dibedakan menurut jenis kapalnya. 2. Kapal barang, kapal penumpang dan kapal keruk. Z = 0,75L x B x H + 0,5 (volume ruang bangunan atas dan rumah geladak)
1. Kapal ikan : Z = 0,65L x B x H + 0,5 (volume ruang bangunan atas dan rumah geladak) 1. Kapal tunda. Z = L x B x H + 0,5 (volume ruang bangunan atas dan rumah geladak). Dengan catatan :
Bila angka penunjuk tersebut ada diantara dua tabel yang berdekatan, maka alat-alat perlengkapan tersebut ditentukan oleh harga yang terbesar.
Untuk kapal-kapal dimana geladak lambung timbul adalah geladak kedua maka untuk H dapat diambil tinggi sampai geladak kedua tersebut. Sedangkan bangunan antara geladak tersebut dan geladak kekuatan dapat diperhitungkan sebagai bangunan atas.
1. Peraturan Bureau Veritas (1965) Jumlah dan berat jangkar dapat ditentukan dari tabel 21 dengan menghitung terlebih dahulu besarnya Equipment Number sbb: ΣN = L. B. H + S/2 + S’/4 (m³) Dimana : S = Volume bangunan atas dasar m³ (superstuckture) S’ = Volume ruamh – rumah geladak dalam m³ (deck house) 1. Peraturan Lioyd Register of Shipping (1975) Jumlah dan berat jangkar dapat ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu besarnya Equipment Number sbb: ΣN = ∆²/³ + 2 Bh + A/10 (untuk ukuran dalam metrik) ΣN = 1,012∆²/³ + Bh/5,382 + A/107,64 (untuk ukuran British Unit)
Dimana : ∆ = Moulded displacement pada waktu summer load water line dalam ton (1000kg) atau tons (1016 kg). B = Lebar kapal terbesar dalam meter atau feed h = tinggi lambung timbul ditambah tinggi bangunan atas dan rumah geladak yang lebrnya >B/4 dalam meter atau feed A = Luas penampang samping badan kapal, superstructure dan deck hause yang lebarnya >B/4 diatas summer load line. Dalam m² atau ft² Dari angka Z dan Euipment Number didapat ukuran sbb: 1. Jumlah dan berat jangkar. 2. Panjang dan diameter rantai jagkar. 3. Panjang dan diameter tali penarik dan tali tambat. Equipment Number Table Bagian-bagian jangkar : 1. Tongkat (stock) 2. Lobang tempat spie 3. Dada 4. Spie (pengunci) 5. Batang jangkar 6. Telapak jangkar
7. Lengan jangkar 8. Lobang tempat tongkat 9. Segel penahan jangkar Jangkar yang lengannya bergerak / berengsel tanpa stock Umumnya dipakai sebagai jangkar haluan. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : 1. Tiang jangkar (shank) 2. Mahkota (crown) 3. Lengan (arms) 4. Telapak jangkar (flukes or palm) 5. Segel penahan berat 6. Engsel Prinsip kerja dari jangkar ini adalah sebagai berikut : 1. Apabila jangkar tersebut dijatuhkan maka pada tiang terdapat gaya yang sejajar dengan dasar laut sehingga telapaknya akan terdapat tegangan. 2. Dengan demikian lengan kedua-duanya akan memutar ke bawah dan tangannya akan masuk ke bawah. 3. Pada suatu kedudukan dimana antara tiang dan lengannya membentuk sudut 45o tiang akan menekan pada bagian dalam dari mahkota sehingga jangkar akan masuk lebih dalam ke dalam tanah selama ada gaya pada batang yang arahnya sejajar dengan tanah mengarah ke rantainya.
4. Apabila gaya itu makin mengarah ke atas maka gaya tersebut berfungsi sebagai pengungkit yang akan memaksa tangan itu keluar dari tanah. Disamping dari jenis dasar laut, kedudukan dari batang terhadap dasar laut sangat penting agar jangkar dapat menahan kapal dengan baik. Kedudukan dari batang dipengaruhi oleh berat dan panjang rantai. Keuntungan dari jangkar ini (berengsel) dibandingkan dengan jangkar tongkat adalah sebagai berikut :
Mudah dilayani
Batang dapat lurus dimasukkan ke dalam orlupnya
Lengan atau sendoknya, kedua-duanya dapat masuk ke tanah
Kerugiannya adalah sebagai berikut :
Kurang kekuatan menahannya
Untuk kekuatan menahan yang sama jangkar berengsel lebih berat dari jangkar bertongkat (20% lebih berat) dengan catatan berat tongkat diabaikan atau tidak diperhitungkan
2.4 Rantai Jangkar Rantai jangkar terdiri atas potongan-potongan antara satu segel (shackle) dengan segel yang lainnya yang setiap potongan, panjangnya masing-masing 15 fathoms. Jumlah panjang rantai jangkar yang besar berkisar antara 240-330 fathoms. Menurut Lloyd register, satu segel panjangnya 15 fathom, atau sekitar 27.5 m. Sedang menurut Germanischer llyod 1 segel = 15 fathom atau 25 m.
Yang dimaksud dengan tebal atau diameter rantai adalah : tebalnya bahan untuk membuat mata rantai biasa (original link). Mata rantai merupakan bagian dari rantai jangkar yang berbentuk lonjong, mata rantai itu di tengah-tengahnya diberi “dam” kecuali mata rantai yang berada pada ujung-ujung dari setiap panjang 15 fathoms sebelah kiri dan kanan dari segel. Damdam tersebut gunanya untuk menjaga agar rantai tidak berputar. Mata rantai yang tidak memakai dam ukurannya lebih besar dari mata rantai biasa. Setiap segel jumlah mata rantainya selalu ganjil supaya sambungan segel harus pada kedudukan rata pada waktu mata spil jangkar. Segel-segel biasa (normal conecting shackle) yang menghubungkan setiap 15 fathoms panjang rantainya harus dipasang dengan lengkung menghadap ke arah jangkarnya, agar supaya pada waktu lego jangkar dapat licin dan tidak merusakkan mata spil jangkar. Mata rantai merupakan bagian dari rantai jangkar yang berbentuk lonjong, mata rantai tersebut ditengahnya diberi “dam” kecuali mata rantai yang berada pada ujung dari segel. Fungsi dari dam tersebut ialah untuk menjaga agar rantai tidak berputar. Mata rantai yang tidak memakai dam ukurannya lebih besar dibandingkan dengan mata rantai biasa. Segel segel biasa (normal Connecting Shackle) yang dihubungkan tiap 15 fathoms panjang rantai harus dipasang dengan lengkungnya menghadap kea rah jangkarnya, agar supaya ketika lego jangkar tidak merusak mata spil jangkar. Agar supaya baut segel biasa tidak dapat berputar, maka bentuknya lonjong dan di sebelah luarnya harus rata. Setelah pen dimasukkan, agar tidak lepas maka ujungnya ditutup dengan timah yang dipanasi. Pada saat segel biasa (normal shackle) dileati mata spil jangkar,akan sering timbul kerusakan pada sisi segel xx sendiri karena bentuknya yang berlainan dengan mata rantai xx biasa. Oleh karena itu kapal kapal kebanyakan menggunakan segel kenter (kenter Shackle). Segel kenter terdiri dari : Setengah bagian segel yang dapat digeserkan melintang masing masing dan pada arah memanjangnya dapat mengunci.
Dam dipasang ditengah tengah, apabila dam dipasang, maka bagian bagian tadi tidak dapat digeserkan dalam arah melintang lagi. Sebuah borg pen masuk melalui mata rantai dam tadi, setelah borg pen ini terpasang,maka rantainya tidak akan terlepas lagi. Pen ini kemudian ditutup dengan timah agar tidak terlepas. Komposisi dan konstruksi dari rantai jangkar terdiri atas :
Ordinary link
Large link ( rantai antara End link dan Ordinary link)
End link ( rantai setelah Conecting shackle)
Conecting shackle ( sambungan rantau tiap 15 fathoms)
Anchor kanter shackle ( sambungan rantai pada jangkar)
Swivel (Perangkat yang memungkinkan jangkar dapat berputas tetapi tidak memutar rantai)
Kanter shackle (segel tiap 15 fathoms)
Kanter shackle terdiri dari : 1. Setengah bagian segel yang dapat digeser melintang masing – masing dan pada arah memanjangnya dapat mengunci. 2. Dam dipasang ditengah – tengahnya, apabila dam dipasang maka bagian – bagian tadi tidak dapat digeserkan dalam arah melintang lagi.
3. Sebuah borg pen masuk melalui mata rantai dam tadi setelah borg pen terpasang maka mata rantainya tidak akan terlepas lagi. Pen ini kemudian ditutup dengan timah agar tidak terlepas. 4. Bentuk dan ukuran segel kenter sama dengan rantai biasa.
Swivel ( kili-kili ) : Peranti / perangkat mata rantai yang memungkinkan jangkar berputar, tanpa mengakibatkan rantai yang dipasang sebelum atau di belakang perangkat tersebut terpuntir Crab Link (Mata rantai kepiting) Salah satu jenis mata rantai yang di pasang pada ujung rantai pengikat balok-balok dan lain-lain. Tidak berbentuk lingkaran tetapi menyerupai kepiting Guna mempertahankan kondisi rantai agar tidak cepat aus, maka setiap kali dilakukan pengedokan tahunan, maka posisi segel rantai di putar, sesuai urutan segelnya. Sebagai missal segel 1 ditempatkan untuk mengikat batang jangkar, maka pada tahun berikutnya, segel rantai 1 ditempatkan sebagai pengikat di lemari rantai jangkar, sedang segel pengikat jangkar menggunakan segel ke-2 yang terletak di belakang segel pertama. Demikian seterusnya, hingga semua segel dapat berotasi untuk dapat mengikat batang jangkar. Chain Stopper/cable Stopper Chain Stopper menyerap gaya tarik yang terjadi di rantai jangkar dan mendistribusikannya ke konstruksi lambung. Kemampuan cemat dari chain stopper sekuangnya 80% dari kekuatan putus rantai jangkar. Lebih jauh lagi, tahanan gesek yang ditimbulkan oleh pipa jangkar dapat menyerap gaya sebesar 20% dari kekuatan putus rantai minimal dan windlass harus mampu dapat memberikan tahanan gaya cemat sebesar 45% dari kekuatan putus tali minimal . Untuk pemeliharaan rantai jangkar bagian yang paling ujung yaitu sepanjang 15 fathoms yang pertama pada umumnya kerusakannya kurang. Agar kerusakan-kerusakan rantai itu merata maka pada waktu kapal di dok 15 fathoms yang pertama dilepaskan lalu dipasang pada bagian yang belakang. Jadi kedudukan sekarang ialah 15 fathoms yang kedua menjadi 15 fathoms yang pertama, 15 fathoms yang ketiga menjadi 15 fathoms yang kedua dan seterusnya, sedangkan 15
fathoms yang pertama menjadi 15 fathoms yang terakhir. Tiap kali naik dok hal ini dilakukan secara rotari seperti hal di atas. Jangan sampai terjadi bahwa setiap kali naik dok rantainya hanya di balik saja yaitu segel terakhir menjadi segel yang pertama dan begitu selanjutnya sehingga yang mengalami kerusakan adalah segel-segel bagian ujung-ujungnya saja. 2.5 Hawse Pipe Hawse pipe adalah pipa rantai jangkar yang menghubungkan rumah jangkar ke geladak. Ketentuan yang paling penting yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dalam pengangkatan jangkar dari air laut tidak baleh membentur bagian depan kapal pada waktu kapal dalam keadaan trim + 5o .
Tiang jangkar harus masuk kelubang rantai jangkar meskipun letak telapak jangkar tidak teratur.
Lengan atau telapak jangkar harus merapat betul pada dinding kapal.
Jangkar harus da[at turun denganberatnya sendiri tanpa rintangan apapun .
Dalam pelayaran jangkar jangan sampai menggantung di air.
Panjang pipa rantai harus cukup untuk masuknya tiang jangkar.
Lengkungan lobang pipa rantai digeladak dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah masuk atau keluarnya rantai jangkar sehingga gesekan dapat dijaga seminimum mungkin .Selain itu lobang dilambung jangan sampai membuat sudut yang terlalu tajam.
Untuk kapal yang mempunyai tween deck, pusat dari pipa rantai harus sedemikian hingga letak pipa rantai tersebut tidak memotong geladal bagian bawah.
Diameter dalam hawse pipe tergantung dari diameter rantai jangkar sendiri, sehingga rantai jangkar dapat keluar masuk tanpa hanlangan. Diameter bagian bawah dibuat lebih besar antara 3-
4 cm dibandingkan dengan atasnya. Umumnya dapat dipakai sebagai pedoman untuk diameter jangkar d = 25 m/m maka diameter dalam hawse pipe = 10,4 d. 2.6 Chain Locker Umumnya pada kapal-kapal pengangkut letak chain locker adalah didepan collision bulkhead dan diatas fore peak tank.Sebelumnya chain locker diletakkan didepan ruang muat , hal ini tidak praktis karena sebagian volume ruang muat akan terambil. Pada kapal-kapal penumpang besar apabila deep tank terletak dibelakang maka chain locker biasanya diletakkan diatasnya. Ditinjau dari bentuknya Chainlocker terbagi atas dua bagian : 1. Berbentuk segi empat 2. Berbentuk silinder Tetapi umumnya pada kapal digunakan chain locker yang berbentuk segi empat. Perhitungan volume chain locker dilakukan sebagai berikut: Sv = 35 d2 Catatan : Sv : Volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathoms (183 m) d : diameter rantai jangkar dalam Beberapa ketentuan-ketentuan dari chain locker : 1. Umumnya didalam dilapisi dengan kayu untuk mencegah suara berbisik pada saat lego jangkar. 2. Dasar dari chain locker dibuat berlobang untuk mengeluarkan kotoran yang dibawa jangkar dari dasar laut.Dibawah dasar chain locker dilengkapi dengan bak dimana dasar dari semen yang miring supaya kotoran dapat mengalir. 3. Disediakan alat pengikat ujung ranai jangkar agar tidak hilang pada waktu lego jangkar.
4. Harus ada dinding pemisah antara kotak rantai sebelah kiri dan kanan, sehinggan rantai dikiri dan kanan tidak membelit dan tidak menemui kesukaran dalam lego jangkar. Konstruksi dari tabung rantai ini sama dengan konstruksi hawse pipe yang terbuat dari steel plate (plat baja). Dibagian ujung bawah chain pipe yang menghadap bak rantai dilengkapi atau dipasang setengah besi bulat. Ujung bagian atas tabung rantai ini diletakkan tepat pada lubang rantai. 2.7 Wind Lass Setiap kapal niaga pelayaran besar selalu dilengkapi dengan derek jangkar mekanis (windlass) yang dijalankan dengan uap,listrik atau hidrolis (biasanya untuk derek tunggal). Windlass dibuat sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan sebagai berikut
Mampu menarik jangkar beserta rantainya meskipun jangkarnya tertancap dalam didasar laut.
Dapat menarik setiap rantai, maupun kedua-duanya dalam waktu yang bersamaan.
Dapat mengarea (melepaskan ) setiap rantai maupun kedua-duanya dalam waktu yang bersamaan.
Kecepatan pada waktu melepaskan harus dapat diatur pada setiap sisi rantai(kiri atau kanan).
Dapat menarik rantai dan bersamaan dengan itu melepaskan yang lainnya.
Pada gambar tersebut terlihat pada bagian yang berputar terdapat sebuah kabel pengangkat (cable lifter) yang bentuknya pas sesuai dengan rantai jangkar (anchor cable), sebuah drum tambat (mooring drum) yang digunakan untuk melepaskan tali tambat (mooring wire), dan sebuah tali tunda (warp end) yang digunakan selama proses pemindahan/penambatan kapal.
Masing-masing dari bagian tersebut akan digerakkan oleh motor dengan pentransmisian tenaga melalui kopling yang disebut sebagai dog clucth, sehingga dapat dikendalikan bagian mana dari windlas yang akan digunakan apakah cable lifter (untuk menurunkan atau menaikkan jangkar) ataukah mooring drum maupun tali tunda (warp end). Selain dilengkapi oleh warp end yang sering kali digerakkan bersamaan dengan mooring drum. Peralatan ini juga dilengkapi dengan band brake untuk menahan pergerakan cable lifter dan mooring drum apabila mesin mati, sehingga jangkar maupun tali tambat tidak akan telulur atau tertarik. Posisi dari unit cable lifter ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau chain locker (kotak/almari dimana rantai disimpan yang di bawah almari tersebut terdapat mud box/kotak lumpur yang berfungsi untuk mengumpulkan kotoran setelah rantai jangkar dibersihkan dengan semprotan air laut) Kegunaan utama dari windlass adalah sebagai penghubung atau penarik tali (rantai) jangakar. Windlass mempunyai kemampuan untuk mengangkat jangkar pada kecepatan rata-rata 5-6 fathoms/menit dari kedalaman 30-60 fathoms. Pemilihan windllas dilihat dari segi ukurannya tergantung dari beberapa hal antara lain ; - Ukuran kapal - Service dari kapal - Berat jangkar dan rantai jangkar - Losses akibat gelombang air - Losses akibat gesekan dari hawspipe (30%-40%) Pada beberapa kapal, windlass digunakan sebagai alat emergency dan dapat dikombinasikan dengan mooring winch dan warping head pada kapal container, tanker, ro-ro, dan kapal penumpang.
Untuk memenuhi persaratan derek jangkar setiap pabrik mempunyai bentuk sendiri-sendiri dalam pelaksanaannya. Bagian-bagian derek jangkar antara lain terdiri dari : 1. Mesin/motor yang digerakan oleh diesel/elektik, 2. Spil/wildcat merupakan gulungan/thromol yang dapat menyangkutkan rantai jangkar pada saat melewatinya, 3. Kopling atau peralatan yang dapat melepaskan atau menhubungkan spil dengan mesin, 4. Band rem untuk mengendalikan spil apabila tidak dihubungkan dengan mesin, 5. Roda-roda gigi, dihubungkan dengan poros, 6. Tromol/gypsies, untuk melayani tros kapal dipasang pada ujung-ujung dari poros utama. Dasarnya hampir sama dengan derek jangkar dengan tenaga uap di sini perputaran dari roses antaranya disebabkan oleh sebuah ultra motor, melalui poros cacing (worm gear) antara poros motor dan poros cacing terdapat slip coupling, di mana akan memutuskan arus bila motornya mendapat beban yang terlalu besar, sehingga dengan demikian kumparannya tidak sampai terbakar. Selama dalam keadaan bekerja seperti biasa, maka gerak penggeseran dari poros ulir itu tertahan oleh per yang cukup kuat. Besar kecilnya kebutuhan daya windlass sangat ditentukan oleh bobot jangkar dan kecepatan penarikan jangkar. Penentuan daya penarikan dihitung ketika windlass tersebut dibebani oleh 2 jangkar yang ditarik secara bersama sama. Fungsi dari Warping Drum ialah untuk menggulung tali tambat cadangan, menyusun tali tersebut dan mengencangkan tali pada bollard. Selain itu juga berfungsi untuk menggerakkan kapal ketika kapal di pelabuhan pada jarak yang pendek. Jika warping drum tidak digunakan, maka gipsy penggulung dan drum penggulung tidak boleh di hubungkan ke poros utama yang mana poros tersebut berhubungan dengan gipsy rantai jangkar .
Type Windlass a. Horizontal windlass Adalah type windlass yang mempunyai poros (poros dari wildcat, gearbox utama, dan gypsy head) yang horizontal dengan deck kapal. Windlass horizontal digerakan oleh motor hidrolis dan motor listrik ataupun oleh mesin uap. Windlass jenis ini lebih murah dalam pemasangannya tapi dibutuhkan perawatan yang lebih sulit karena permesinannya yang berada diatas deck dan terkena langsung dengan udara luar dan gelombang. b.
Vertikal windlass Vertikal windlass adalah type windlass yang mempunyai sumbu poros dari wildcat yang
arahnya vertikal terhadap deck kapal. Biasanya motor penggerak dilengkapi gigi, rem dan permesinan lain yang letaknya dibawah deck cuaca dan hanya wildcat dan alat control saja yang berada diatas deck cuaca. Hal itu memberikan keuntungan, yaitu terlindunginya permesinan dari cuaca. Keuntungan lainnya adalah mengurangi masalah dari relative deck defleksion dan menyerdehanakan instalasi dan pelurusan dari windlass. Untuk mneggulung tali tambat (warping), sebuah capstan disambungkan pada poros utama diatas windlass. Windlass vertikal mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menarik jangkar dan pengaturan mooring. Pertimbangan-pertimbangan dalam desain a.
Kesesuaian wildcat dan rantai jangkar Besarnya diameter pitch dari wildcat tergantung dari besarnya ukuran rantai jangkar dan
jumlah whelps pada wildcat. Ukuran dari rantai dan wildcat sangat penting, biasanya ukuran akhir dari rantai atau tegangan yang dialami digunakan sebagai patokan dalam pemasangan rantai yang baru maka harus ada toleransi ukuran rantai karena tegangan. b.
Untuk horizontal windlass,
pipa rantai yang membawa rantai kedalam chain locker harus berada dibawah windlass
c.
Rem windlass Rem windlass harus dapat menghentikan rantai dan jangkar dalam waktu dua detik setelah
rem diaktifkan. Dalam periode waktu tersebut , rem mengabsorbsi seluruh energi kinetik yang dihasilkan olegh rantai dan jangkar, dan permukaan rem biasanya menjadi panas, oleh karena itu harus digunakan material yang kuat. Untuk hasil yang maksimum, maka rem harus mengelilingi ‘Brake Drum’ denga sudut mendekati 360 derajat.
d.
Chain count (penghitung rantai) Chain count dapat dipasang pada windlass sebagai pengukur panjang rantai yang telah
dilepaskan. Hasil pengukuran tesebut dimunculkan pada wheel house sehingga jika kedalaman laut diketahui, maka dapat dipastikan keamanan penggunaan jangkar. Daya penggerak windlass a.
Windlass bertenaga uap Tipe ini biasanya untuk menggerakan windlass tipe horizontal, dimana seluruh
komponennya berada diatas deck cuaca. Type ini umum dijumpai pada kapal tanker karena pada umumnya kapal tanker memiliki boiler. Keuntungan windlass bertenaga uap adalah lebih simple dan mengurangi kemungkinan bahaya kebakaran pada kapal tanker, dan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi. b.
Sistem penggerak bertenaga listrik dan electrical hydraulic system Sistem penggerak listrik yang umum digunakan adalah motor DC, sebab mempermudah
pengontrolan kecepatan. Sedang pada electric hydraulic system dimungkinkan kontrol penuh pada kecepatan penarikan dan menjamin keamanan terhadap hentakan pada poros transmisi dan roda gigi. Pada beberapa kapal, kedua system ini digunakan bersamaan pada wildcat ataupun wildcat-capstan. Kombinasi ini berfungsi sebagai emergency jika salah satu rusak atau tidak berfungsi, maka yang lain dapat menggantikannya.
Perhitungan daya windlass a. Penentuan panjang rantai Z = Ñ2/3 + 2.h.B + A/10 Dimana ; Ñ
= displacement kapal (ton) = Lpp . B .T. Cb .γ air laut (ton)
h
= tinggi efektif yang diukur dari garis muat sampai puncak teratas rumah geladak (m)
h = fb +Σh’ dan fb = H – T, maka h = (H –T ) + Σh’ Σh’ = Penjumlahan tinggi bangunan atas dan rumah geladak A = luas proyeksi lambung kapal bangunan atas rumah geladak diatas garis muat musim panas dalam batas panjang L sampai tinggi h. Dari tabel diperoleh : 1. Jumlah jangkar 1. Berat tap jangkar 2. Panjang rantai jangkar dan diameter 3. Jumlah tali tarik – tali tambat, panjang dan beban putus tali b. Gaya tarik jangkar (Tcl) Untuk mengangkat 2 buah jangkar diperlukan gaya sebesar ; Tcl = 2,35 (Ga + Pa.La) Dimana ; Ga = berat jangkar (kg) La = panjang rantai jangkar yang menggantung (m) Pa = berat rantai jangkar per meter. (kg)
c. Torsi pada kabel lifter (Mcl) Mcl = Tcl x Dcl/(2hcl) (kg.m) Dimana ; Dcl
= diameter efektif kabel lifter
= 2 Rcl = 13,6 dm/m = 0,013 dm hcl = efisiensi kabel lifter (0,9-0,92) d. Torsi pada poros motor Windlass(Mm) Mm = Mcl /(Ia x ha) Dimana ; Ia = perbandingan putaran poros motor windlass (Nm) dengan putaran kabel Lifter (Ncm). Ia = Nm/Ncm, dimana ;
ncm = putaran kabel lifter
Ia = (π Nm . Dcl)/60 Va Va = Kecepatan tarik rantai jangkar (Va = 0,2 m/dt) ha = efisiensi total peralatan (kabel lifter, shaft bearing, poros roda gigi, poros cacing). Besarnya ( 0,70 – 0.85). Nm = Putaran motor (523 – 1160) rpm e. Daya motor penggerak windlass (Ne) Ne = (Mm x Nm)/716,2
(HP)
Prinsip Pengoperasian Windlass dan Capstan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian windlass adalah; 1. Periksalah apakah kerja dari lat terhalang obyek asing.
2. Berikan minyak pelumas pada semua tempat pelumasan, tempatkan semua minyak dan mangkok pelumas sesuai dengan aturan kerja dan periksa pula permukaan minyak pelumas transmisi roda gigi. 3. Buka katup-katup penghembus dari silinder dan katup saluran uap masuk. 4. Buka katup-katup pada sluran pipa pengisian uap masuk dari windlass atau capstan dan keluarkan uap sisa yang habis dipakai. 5. Pasang ban rem dan lepaskan penarik-penarik kabel dari bagian penggerak. 6. Periksa apakah kopling-kopling sudah terkait dengan benar. 7. Periksa apakah penggerak dengan tangan terlepas sebagaimana mestinya. 8. Buka penuh katup pembuangan uap, goncangkan katup pemasukan uap dan mulai penghembusan dan pemanasan silinder-silinder windlass atau capstan. 9. Setelah pemanasan pendahuluan, yakinkan bahwa mesin dapat digerakan sendiri dengan memutar porosnya bebrapa putaran ke masing- masing arah. Apabila tidak ada suatu letusan terdengar, maka windlass atau capstan siap bekerja. Selama operasional mesin, harus dilihat pengisian pelumas dan didengarkan suara-suara yang timbul. Apabila terdengar suara tidak normal, maka windlass harus segera dimatikan untuk diperiksa. Bila windlass dihentikan untuk waktu yang singkat, maka katup uap masuk dan katup uap keluar harus ditutup dan katup penghembus harus dibuka. Apabila windlass atau capstan tidak bekerja untuk jangka waktu lama, maka kotora dari minyak harus dibersihkan, katup-katup harus ditutup dan kerja ban rem dan kopling-kopling harus dicoba. Kapal biasanya dilengkapi dengan tiga macam jangkar; 1. Jangkar haluan (bower anchor) 2. Jangkar arus (stream anchor)
3. Kedua macam jangkar tersebut berguna untuk menahan posisi haluan atau buritan. 4. Jangkar cemat (kedges anchor), untuk menarik kapal jika terjadi bahaya. Pengaturan jangkar harus mampu;
Melepaskan jangkar secara cepat sampai kedalaman yang disyaratkan dan dapat menghentikan gerak rantai dengan halus.
Mengangkat rantai beserta jangkarnya
Dapat menahan kapal pada posisi penjangkaran
Siap untuk menyimpan jangkar dan rantainya.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Komponen Pada system Jangkar 3.1.1 Jangkar Jangkar pada kapal umumnya terletak pada bagian haluan kapal. Namun tak jarang juga terletak pada buritan kapal. Umumnya untuk kapal dengan panjang lebih dari 50m mempunyai 3 jangkar, yaitu dua di haluan dan satu di buritan. Berat dari jangkar juga berfariasi tergantung dari ukuran kapal. Pada kapal Cargo yang kami jumpai di galangan JMI mempunyai dua buah jangkar yang terletak pada haluan. Berat dari jangkar sendiri menurut Bapak Joko salah satu pemimpin proyek disana adalah kurang lebih 5 ton. Bentuk dari jangkarnya sendiri adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Jangkar Pada jangkar yang kami temui mempunyai dua buah engsel atau sendi yaitu terletak antara telapak jangkar dan tiang jangkar, serta antara tiang jangkar dan rantai jangkar. Engsel ini berfungsi untuk memudahkan jaring mengikuti bentuk lambung kapal ketika jangkar telah diangkat. 3.1.2
Rantai Jangkar Pada kapal yang kami temui mempunyai dua buah jangkar sehingga juga
mempunyai dua buah rantai jangkar. Antara rantai jangkar sebelah kanan dan kiri mempunyai panjang yang berbeda. Rantai jangkar sebelah kiri mempunyai 8 buah segel sedangkan sebelah kanan mempunyai 9 buah segel. Setiap segel mempunyai panjang 27,5 m. Pada rantai jangkar yang kami temui di galangan mempunyai dimensi ukuran sebagai berikut :
Gambar 3.2 Rantai Jangkar Ada banyak macam segel yang ada pada rantai jangkar kapal. Pada kapal yang kami temui terdapat segel D, segel canter dan segel swiffel. Segel swiffel selain sebagai penanda panjang antar segel juga berfungsi untuk menghindari rantai jangkar yang membelit ketika jangkar ditarik. Berikut adalah gambar dari masing-masing segel :
Gambar 3.3 Segel D
Gambar 3.4 Segel Canter
Gambar 3.5 Segel swiffel Pada bagian segel terutama pada jenis canter dan segel D terdapat sebuah lubang yang berfungsi sebagai pengunci. Untuk melepas segel, biasanya pada bagian ini harus dicopot terlebih dahulu. Untuk proses melepaskan segel biasanya dilakukan dengan cara dipukul sambil dipanaskan dengan las potong.
Gambar 3.6 Proses Melepas Segel Rantai Umumnya bagian rantai pada sepertiga di bagian ujung jangkar sering mengalami korosi. Untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk penghamatan dalam melakukan perbaikan maka posisi dari rantai biasanya dibalik. 15 fathom yang kedua menjadi yang pertama, 15 fathom yang ketiga menjadi yang kedua dan 15 fathom yang pertama menjadi yang terakhir. Pada bagian segel, akan diberikan warna putih sedangkan pada bagian rantai biasa akan diberi warna hitam. Menurut sumber yang saya dapatkan mengatakan bahwa fungsi dari warna putih adalah untuk memudahkan melihat segel keberapa yang telah turun ke laut. Selain itu, dengan melihat segel yang telah tercelup dalam air kita bisa mengetahui seberapa panjang rantai jangkar yang telah turun ke laut. Cat yang digunakan untuk jangkar dan rantai jangkar pada galangan yang kami kunjungi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.7 Cat untuk Jangkar dan Rantai jangkar Proses perawatan rantai jangkar dilakukan selama satu tahun sekali yaitu pada pengedokan tahunan. Pada perawatan biasanya akan dilakukan pengecetan ulang, pembalikan posisi rantai jangkar, serta penggantian bagian rantai jangkar yang terkena korosi. Berikut adalah gambar bagian rantai jangkar yang terkena korosi.
Gambar 3.8 Rantai jangkar yang Terkena Korosi 3.1.3
Hawse Pipe Hawse pipe adalah sebuah silinder yang memhubungkan rumah jangkar ke geladak.
Adapun ketentuan dari hawse pipe yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Dalam pengangkatan jangkar dari air laut tidak baleh membentur bagian depan kapal pada waktu kapal dalam keadaan trim + 5o . 2. Tiang jangkar harus masuk kelubang rantai jangkar meskipun letak telapak jangkar 3. 4. 5. 6.
tidak teratur. Lengan atau telapak jangkar harus merapat betul pada dinding kapal. Jangkar harus dapat turun dengan beratnya sendiri tanpa rintangan apapun Dalam pelayaran jangkar jangan sampai menggantung di air. Panjang pipa rantai harus cukup untuk masuknya tiang jangkar.
7. Lengkungan lobang pipa rantai digeladak dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah masuk atau keluarnya rantai jangkar sehingga gesekan dapat dijaga seminimum mungkin .Selain itu lobang dilambung jangan sampai membuat sudut yang terlalu tajam. 8. Diameter dalam hawse pipe tergantung dari diameter rantai jangkar sendiri, sehingga rantai jangkar dapat keluar masuk tanpa halangan. Diameter bagian bawah dibuat lebih besar antara 3-4 cm dibandingkan dengan atasnya. Umumnya dapat dipakai sebagai pedoman untuk diameter jangkar d = 25 m/m maka diameter dalam hawse pipe = 10,4d. Hawse pada kapal umumnya memiliki sistem pencucian rantai jangkar. Ketika jangkar diturunkan biasanya membawa partikel lumpur yang cukup banyak. Apabila tidak dibersihkan maka akan mengotori chain locker atau bak rantai. Untuk membersihkan lumpur, maka pada kapal dilengkapi penyemprot air bersih yang berada di dalam hawse pipe. Sebagai standar keselamatan, pada lubang hawse pipe yang berada di atas geladak biasanya dilengkapi dengan plat berlubang sehingga pekerja yang melakukan aktifitas di atas geladak bisa terbebas dari bahaya. Berikut adalah gambar tutup pengaman hawse pipe pada geladak.
Gambar 3.9 Hawse Pipe dan Plat berlubang 3.1.4
Windlass Windlass adalah alat untuk menarik rantai jangkar. Terletak diatas geladak.
Windlass ini digerakkan dengan generator dengan listrik sebagai tenaga utamanya. Biasanya windlass berfungsi ganda, selain untuk menarik rantai jangkar, biasanya juga
digunakan untuk menarik tali tambat kapal. Untuk memindahkan daya dari windlass ke winch(penarik tali tambat) atau sebaliknya diguanakan tuas pemindah. Pada saat telah ditentukan kedalaman jangkar, maka rantai akan direm menggunakan tuas pengerem. Apabila rusak maka akan diganti secara manual dengan tuas yang dinamakan stopper. Apabila stopper juga mengalami kerusakan maka digunakan waiyer atau selling.
Gambar 3.10 Tuas Pengerem
Gambar 3.11 Waiyer atau Selling Pada proses perawatan windlass dilakukan pada drum untuk penggulung rantai. Pada bagian ini di chek apakah masih tebal atau sudah menipis. Apabila sudah menipis, biasanya diberi tanda silang. Proses perbaikannya biasanya dilakukan dengan menambah logam melalui proses pengelasan. Berikut adalah contoh gambar penggulung rantai yang memerlukan reparasi.
Gambar 3.12 Simbol Silang untuk Reparasi Bagian-bagian pada mesin Windlass adalah sebagai berikut : 1. Mesin/motor yang digerakan oleh diesel/elektik, 2. Spil/wildcat merupakan gulungan/thromol yang dapat menyangkutkan rantai jangkar pada saat melewatinya, 3. Kopling atau peralatan yang dapat melepaskan atau menhubungkan spil dengan mesin, 4. Band rem untuk mengendalikan spil apabila tidak dihubungkan dengan mesin, 5. Roda-roda gigi, dihubungkan dengan poros, 6. Tromol/gypsies, untuk melayani tros kapal dipasang pada ujung-ujung dari poros utama.
3.1.5 Cain Locker (Bak Rantai) Chain Locker adalah tempat rantai ketika jaring belum diturunkan. Bentuk dari Chain Locker ada dua macam yang umum digunakan yaitu bentuk kotak dan silinder. Masing-masing
ada keuntungan dan kelebihannya. Namun kebanyakan kapal lebih sering menggunakan model yang kotak dikarenakan lebih mudah dalam penataan rantai setelah selesai digunakan. Namun pada kapal yang saya jumpai mempunyai bentuk yang sedikit berbeda. Bentuknya kotak namun tidak mutlak kotak. Pada salah satu sudutnya ada yang langsung memotong sehingga tidak membentuk sudut yang lancip seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.13 Bentuk cain Locker dari pandangan Atas Pada kapal yang kami kunjungi mempunyai dua buah chain Locker yang menempel. Hanya dipisahkan oleh selembar pelat baja. Apabila dilihat pada gambar diatas ujung rantai tertambat di bagian dasar bak. Hal ini bertujuan supaya tidak ada keterkuatiran jangkar lepas semuanya ketika ada permasalahan pada pengereman di windlass. Pada gambar dibagian dasar Chain Locker ada pelat yang berlubang dinamakan Griting. Griting ini bertujuan supaya air yang dibawa rantai dapat turun ke bak penampungan air di bawah Chain Locker. Untuk memudahkan pemeriksaan atau perbaikan, dibuat pintu masuk bagi pekerja dengan ukuran seperti Man Hole. Pada bagian bawah pintu terdapat tangga untuk naik dan turun Chani Locker. Man Hole pada kapal yang kami kunjungi ini memiliki dimensi bak rantai dengan panjang 2m, lebar 2m serta tinggi 7m. Pada umumnya pada kapal digunakan chain locker yang berbentuk segi empat. Perhitungan volume chain locker dilakukan sebagai berikut: Sv = 35 d2 Catatan : Sv : Volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathoms (183 m) d : diameter rantai jangkar dalam.
3.2 Cara Kerja Sistem Jangkar 1. Jangkar ditarik dengan melalui hawse pipe 2. jangkar yang terkait dengan menggunakan joining shackle dan dilengkapi dengan swivel sehingga apabila jangkar berputar maka rantai jangkar tidak melilit 3. rantai akan melalui chain stopper yang terpasang digeladak 4. Selanjutnya rantai ditarik oleh drum (gipsy) mesin jangkar yang berputar dengan penggerak motor listrik. 5. Kemudian rantai ditarik masuk melalui chain pipe terus turun masuk ke bak rantai 6. pada ujungnya rantai dikaitkan pada chain slip dengan dikaitkan pada segel penghubung seterusnya segel ini dikaitkan pada cable clinch kaitan yang dipasang kuat pada salah satu konstruksi kapal seperti frame. 7. Rangkaian rantai pada bagian ujung dalam dekat dengan bak rantai dilengkapi slip hook dibagian chain slip ini saat darurat dapat dengan mudah dilepas.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan survai mengenai sistem jangkar ini beberapa materi dapat saya ketahui seperti komponen jangkar, rantai jangkar, hawse pipe, windlass, dan chain locker. Dapat mengetahui cara kerja komponen-komponen diatas serta dapat mengetahui perhitungannya. B. Saran Pada kunjungan kali ini saya tidak dapat melihat secara langsung sistem kerja jangkar, hanya informasi yang didapat dari sumber sehingga saya hanya bisa membayangkan saja. Akan lebih baik apabila melihat ketika kapal sedang beroprasi di laut sehingga akan terlihat lebih nyata.