LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MODUL BIOPHARMACEUTICS AND PHARMACOKINETICS
HARI/TANGGAL
:Rabu, 04 Desember 0!"
KELOMPOK
:
NAMA ANGGOTA #NIM$
:
!% A&ma A&ma'u 'u( (
#"! #"!!! !!00 000) 0)$$
% As&abu* Ka&+
#"!!!000-$
"% Ma .e(a Ama*a
#"!!!00-$
4% Na R R%
#"!!!00""$
)% S1 .ae(ab 2%
#"!!!0044$
3% a&5u Nu Nur A Aa&
#"!!!0046$
6% .a&r(a 7a 7a*usu+a
#"!!!0048$
PRODI 7ARMASI7AKULTAS KEDOKTERAN UNI9ERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG
0!" LBM IIIPRAKTIKUM I PENETAPAN AKTU PENGAMBILAN CUPLIKAN DALAM 7ARMAKOKINETIKA
I%
TUUAN
1. Maha Mahasi sisw swaa mamp mampu u meng menget etah ahui ui dan dan menen menentu tuka kan n prof profil il farm farmak akoki okine neti tika ka paracetamol serta model kompartemennya. 2. Maha Mahasi sisw swaa mema memaha hami mi fakt faktor or sert sertaa para parame mete terr yang ang berp berpen enga garu ruh h pada pada pemilihan model kompartemen farmakokinetika suatu obat.
II%
DASAR TEORI
Penetapan waktu pengambilan sampel merupakan tahap penting yang harus dike diketa tahu huii sete setela lah h mema memaha hami mi cara cara anal analis isaa obat obat dala dalam m cair cairan an haya hayati ti deng dengan an menetapkan waktu pengambilan cuplikan. Setela Setelah h memaham memahamii analis analisis is obat dalam dalam cairan cairan hayati hayati dan dikuti dikuti dengan dengan perkiraan model kompartemen. Kedua factor ini saling terkait sehingga kesalahan waktu pengambilan pengambilan cuplikan cuplikan dapat menyebabkan menyebabkan kesalahan kesalahan dalam penentuan penentuan model kompartemen.(Shargel, and !u.,1""#$ Pemilihan lama dan banyaknya waktu pengambilan cuplikan hayati Sesuai dengan takrif parameter parameter farmakokinetika farmakokinetika yang dimaksud dimaksud cuplikan cuplikan hayati hayati meliputi meliputi darah dan urin.Sebenarnya dalam penelitian farmakokinetika dapat pula diker%akan dengan cuplikan hayati lainnya seperti sali&a. 'amun, darah dan urin yang paling
banyak dipergunakan. Strategipemilihan lama dan banyaknya waktu pengambilan cuplikan cuplikan darah darah dan urin, sesuai sesuai dengan dengan takrif takrif
parameter parameter farmakokine farmakokinetika tika
yang
diper dipergun gunak akan an. .ik ikaa cupli cuplika kan n dara darah h yang yang diper dipergun gunak akan an,, peng pengam ambi bila lan n cupl cuplik ikan an dian%urkan berlangsung selama ) * + kali harga waktu paruh eliminasi (tlh$ obat yang diu%i. an - * 1 kali th obat. ika cuplikan urin yang dipergunakan, yakni praktis "",2 * "","/ obat telah diekskresikan .(0itschell, . , 1"#$ 3rekuen 3rekuensi si atau atau banyakny banyaknyaa pengamb pengambila ilan n cuplika cuplikan, n, 4erhubu 4erhubunga ngan n dengan dengan asumsi model kompartemen. ika kinetika obat mengikuti model dua kompartemen terbuka, terbuka, dian%urkan banyak pengambilan pengambilan cuplikanny cuplikannyaa paling paling tidak ) kali pada tahap absorpsi, ) kali pada sekitar puncak, ) kali pada tahap distribusi, dan ) kali pada tahap eliminasi. Keadaan ini diperlukan untuk mendapatkan data kadar obat dalam darah lawan waktu yang cukup untuk mengetahui e&aluasi parameter farmakokinetika obat. Pengambilan cuplikan pada tahap distribusi tidak diperlukan, %ika kinetika obat mengikuti model satu kompartemen terbuka. (0itschell, . , 1" #$ Ketentuan penetapan waktu sampling5 1. ama ama peng pengam ambi bila lan n cupl cuplik ikan an dila dilaku kukan kan ()6+$ ()6+$ 7 t 8 elim elimin inas asii obat obat ( data data darah $ 2. ama pengambi pengambilan lan cuplikan cuplikan dilakuka dilakukan n (-61$ 7 t 8 elimin eliminasi asi obat ( data urin urin $ ). 3rek 3rekue uens nsii peng pengam ambi bila lan n cupl cuplik ikan an seti setida dakn kny ya ) titi titik k pada pada fase fase abso absorb rbsi si (ekstra&askular$, ) titik sekitar puncak kur&a, )titik pada fase distribusi (pada model 2 kompartemen$ dan ) titik pada fase eliminasi. (0itschell, . , 1""2$
aktu aktu pengamb pengambila ilan n cuplik cuplikan an optima optimall perlu perlu diperh diperhati atikan kan,, karena karena dapat dapat mempengaruhi kesahihan penetapan asumsi model kompartemennya. 9alini dapat diker%akan dengan penelitian pendahuluan atau orientasi. (. rgenio :.,1"#1$. ;rientasi ;rientasi dalam penelitian penelitian farmakokine farmakokinetika tika setelah setelah pemberian pemberian obat secara intra&ena intra&ena memiliki memiliki banyak banyak keuntungan. keuntungan. i antaranya, antaranya, sensiti&i sensiti&itas tas dan selekti&i selekti&itas tas metode penetapan kadar sebagai fungsi cara pemberian dapat segera ditentukan. 9al ini ter%ad ter%adii karena karena obat langsu langsung ng menu%u menu%u aliran aliran darah darah siste sistemi mik, k, sehing sehingga ga kadar kadar tert tertin ingg ggii dan dan tere terenda ndah h obat obat di dala dalam m tubu tubuh h dapat dapat dike diketa tahu hui. i. Kead Keadaa aan n ini ini akan akan menggambarkan pula kadar tertinggi obat setelah pemberian oral, %ika obat diabsorpsi dengan dengan sempur sempurna. na. engan engan menget mengetahui ahui kadar kadar terti tertinggi nggi ini, ini, sensit sensiti&i i&itas tas metode metode penetapan kadar segera dapat ditetapkan, d itetapkan, yakni sampai kurang k urang lebih 1 1 6 2/ kadar terti tertinggi nggi obat obat (# 6 "/ obat telah telah di ekskre ekskresik sikan$ an$.. alam alam orient orientasi asi intra& intra&ena ena tersebut, tersebut, beberapa cuplikan harus diperoleh pada %am pertama setelah pemberian obat obat,, diik diikut utii seti setiap ap %am %am untu untuk k peri periode ode %am %am ke # 6 12 berik berikut utny nya, a, dan beber beberap apaa cuplik cuplikan an lagi lagi sampai sampai %am ke <#. =ni diperl diperlukan ukan untuk untuk menge&a menge&alua luasi si kemungk kemungkin in anasum anasumsi si model model kompar kompartem temenny ennya. a. Setela Setelahor horien ientas tasii intra& intra&ena ena,, sebaik sebaiknya nya %uga %uga dilaku dilakukan kan orient orientasi asi cara cara pember pemberian ian lain lain ekstra ekstra&as &askul kular, ar, agar adanya adanya pengar pengaruh uh fisi fisiol ologi ogiss pada pada pros proses es abso absorp rpsi si obat obat dapat dapat dike diketa tahu huii se%a se%ak k dini dini.. (. (. rge rgeni nio o :.,1"#1$ Penetapanwaktu sampling %ika data parameter farmakokinetika belum ada5 1.
Percobaan pendahuluancari senyawa deri&atnya.
2. aktu sampling sampling dicari dicari setelah setelah pemberi pemberian an intra intra &ena.
). Kada Kadarr obat obat dala dalam m plas plasma ma seba sebaik ikny nyaa dimo dimoni nito torr samp sampai ai ) %am %am sete setela lah h pemberian. <. Pengambilan Pengambilan cuplikan cuplikan <6> titik titik pada pada %am6%am %am6%am pertama pertama setelah setelah pemberian pemberian obat. obat. Pemilihan takaran dosis dan bentuk sediaan obat5 Pemili Pemilihan han takara takaran n dosis dosis yang yang akan akan diberi diberikan kan pada pada hewan hewan u%i melalui melalui u%i praklinik, dapat didasarkan pada data harga so senyawa yang akan diu%i. 'amun perlu diingat dalam mempergunakan data harga so tersebut, yakni cara pemberian senyawa selama penelitian toksisitas akutnya. ika dalam penelitian toksisitas akut, senyawa diberikan dalam bentuk larutan, maka takaran dosis dipilih yang betul6betul memiliki batas keamanan yang dapat dipertanggung %awabkan. Sedang %ika senyawa atau obat diberikan dalam bentuk sediaan padat atau suspensi, serta telah diketahui memiliki harga so yang sangat tinggi, maka batas keamanan yang besar tidak diperlukan. (Kaplan, S..,1"-)$ Perband Perbanding ingan an harga harga so so oral oral lawan lawan intra& intra&ena ena dapat dapat diker% diker%aka akan n untuk untuk memp memper erol oleh eh info inform rmas asii terh terhad adap ap masa masala lah h abso absorp rpbab babil ilit itas as seba sebagai gai fung fungsi si cara cara pemberian oral. 9al ini tentunya akan berguna dalam memperkirakan efek toksik sebagai fungsi kenaikan takaran dosis. ika informasi ini tidak tersedia, maka dapat diper dipergun gunak akan an harga harga so so intr intra& a&en enaa seba sebagai gai dosi dosiss awal awal penel penelit itia ian n yang yang dapat dapat dipertanggung%awabkan, yakni sebesar+ 6 1/ + intra&ena. (Kaplan, S..,1"-)$ Selain parameter6 parameter famakologi dan toksikologi tersebut di atas, pemilihan takaran dosis %uga berkaitkan dengan sensiti&itas metode penetapan kadar obat tak berubah atau metabolitnya. Maksudnya takaran dosis yang diberikan mampu
men%amin pengukuran kadar obat atau metabolit pada %arak waktu tertentu, sehingga dipero diperoleh leh data data yang yang cukup cukup untuk untuk e&aluas e&aluasii farmak farmakoki okinet netika ika.Su .Suatu atu hal yang yang perlu perlu diperhatikan dalam pemilihan takaran dosis ini adalah adanya fenomena ?kinetika tergan tergantun tung g dosis? dosis?.. !akni !akni suatu suatu fenome fenomena na yang yang menun%u menun%ukka kkan n adanya adanya perubah perubahan an parameter farmakokinetika obat bila takaran dosisnya diubah. Keadaan ini berkaitan dengan asumsi ordo kinetika obat tersebut . Kinetika obat diasumsikan mengikuti ordo ordo nol bila bila menun% menun%ukka ukkan n fenome fenomena na kineti kinetika ka tergan tergantun tung g dosis. dosis. 9al ini perlu perlu diperhatikan, karena akan menentukan rumus matematik yang dipergunakan untuk menghitung parameter farmakokinetikanya. ika mengikuti ordonol, perhitungannya mengikuti rumus pada farmakokinetika non6liniair. 9al ini berbeda %ika asumsinya mengikuti ordo pertama, yakni parameter farmakokinetika obat tidak dipengaruhi oleh perubahan perubahan dosis dosis (farmakokin (farmakokinetikal etikaliniai iniair$. r$. 3enomenakine 3enomenakinetika tika tergantung tergantung dosis dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya 5 (1$ obat diberikan dalam dosis besar, sehingga kapasitas proses metaboliknya dilampaui, (2$ bila ter%adi kompetisi antara dua obat yang berbeda atas satu macam proses metabolisme, ()$ %ika @at pembawa bagi transport aktif suatu obat mengalami ke%enuhan. (0itschell, . , 1"#$ Keadaan ini dapat diketahui dengan menghitung waktu paruh (t8$ eliminasi obat, obat, setela setelah h pember pemberian ian beberap beberapaa takara takaran n dosis dosis yang yang berbeda berbeda.. ika ika harga harga yang yang ditu ditu%u %uka kan n obat obat berbe berbeda da 6 beda beda,, bera berart rtik ikin inet etik ikaa obat obat meng mengik ikut utii ordo ordo nol nol atau atau tergantung dosis. (Shargel, and !u.,1"#$ 4entuk sediaan obat yang akan diberikan %uga harus dipilih dengan hati 6 hati, teruta terutama ma pada peneli penelitia tian n pendahu pendahulua luan n pada pada tahap tahap prakli praklinis nis.. Pertam Pertamaa kali, kali, obat obat diberikan dalam bentuk larutan baik secara oral maupun intra&ena. 4aru kemudian
dikembangkan kebentuk sediaan lain. 4aik takaran dosis maupun bentuk sediaan obat biasanya sudah tidak begitu men%adi masalah bagi u%i klinis. Pemili Pemilihan han pengam pengambil bilan an darah darah dilaku dilakukan kan karena karena , karena karena darah darah merupak merupakan an tempat yang paling cepat dicapai obat dan paling logis bagi penetapan kadar obat di dalam badan. Paling logis karena darahlah yang mengambil obat dari tempat absorpsi, mendistribusikan ke %aringan sasaran, serta menghantarkan ke organ eliminasi.Kedua, bagi kebanyakan obat, bentuk obat tak berubah merupakan senyawa yang memiliki akti&i akti&itas tas farmak farmakolo ologik. gik. Karena Karenanya nya,, peneta penetapan pan kadar kadar pada pada cuplika cuplikan n darah darah akan memberikan memberikan suatu indikasi indikasi langsung langsung berapa kadarnya yang mencapai mencapai sirkulasi sirkulasi.. ika tidak ada metode penetapan kadar obat dalam darah yang tersedia, atau %ika le&el darah pada pemberian dosis normal, sangat rendah untuk dapat ditetapkan dengan tepat, maka penetapan kadar obat pada cuplikan urin merupakan alternatifnya. Sebenar Sebenarny nyaa penggun penggunaan aan cuplika cuplikan n urin urin dapat dapat lebih lebih baik baik dari dari pada darah, darah, terutama %ika obat diekskresikan ke dalam urin secara sempurna dalam bentuk tak berubah. Karena selain data urin mengukur langsung %umlah obat yang berada di dalam badan, %uga karena &ariabilitas clearance renal dapat diabaikan. Keterbatasan penggunaan cuplikan urin di antaranya karena sulitnya pengosongan kandung kencin kencing, g, kemung kemungkina kinan n ter%ad ter%adiny inyaa dekompo dekomposis sisii obat obat selama selama penyimp penyimpanan anan,, dan kemungk kemungkina inan n terhid terhidrol rolisn isnya ya konyug konyugat at metabol metabolit it yang yang tidak tidak stabil stabil di dalam dalam urin, urin, sehingga dapat mempengaruhi %umlah total obat dalam bentuk tak berubah yang dieksresikan pada waktu tak terhingga. kibatnya dapat ter%adi kesalahan penafsiran terhadap harga ketersediaan hayati obat yang diteliti ari uraian di atas %elas terlihat bahwa ketetapan pemilihan cuplikan hayatiakan mempengaruhi kesahihan hasil u%i.
Pem*&a( *ama 'a( ba(5a(5a ;a1u u<*a( Ha5a1
Sesuai dengan takrif takrif parameter parameter farmakokinetika farmakokinetika,, yang dimaksud dimaksud cuplikan cuplikan hayati meliputi darah dan urin.Sebenarnya dalam penelitian farmakokinetika dapat pula diker%akan dengan cuplikan hayati lainnya seperti sali&a.'amun, karena darah dan dan urin urin yang yang palin paling g bany banyak ak dipe diperg rgun unaka akan, n, dala dalam m kese kesemp mpat atan an ini ini hany hanyaak aakan an di%elaskan strategi pemilihan lama dan banyaknya waktu pengambilan cuplikan darah dan urin, sesuai dengan takrif parameter farmakokinetika.ikacuplikan darah yang dipergunakan, pengambilan cuplikan dian%urkan berlangsung selama ) * + kali harga waktu paruh eliminasi (tlh$ obat yang diu%i. an - * 1 kali th obat. ika cuplikan urin yang dipergunakan, yakni praktis "",2 6 "","/ obat telah diekskresikan 3rekuen 3rekuensi si atau atau banyakny banyaknyaa pengamb pengambil ilan an cuplika cuplikan, n, erat erat kaitan kaitannya nya dengan dengan asum asumsi si model model kompar komparte teme men n bada badan. n. ika ika kinet kinetik ikaa obat obat meng mengik ikut utii mode modell dua kompartemen terbuka, dian%urkan banyak pengambilan cuplikannya paling tidak ) kali pada tahap absorpsi, ) kali pada sekitar puncak, ) kali pada tahap distribusi, dan ) kali pada tahap eliminasi. Keadaan ini diperlukan untuk mendapatkan data kadar obat dalam darah lawan waktu yang cukup untuk e&aluasi parameter farmakokinetika obat. Pengambilan cuplikan pada tahap distribusi tidak diperlukan, %ika kinetika obat mengikuti model satu kompartemen terbuka. aktu pengambilan cuplikan yang optimal ini perlu diperhatikan, karena akan menent menentukan ukan kesahi kesahihan han peneta penetapan pan asumsi asumsi model model kompart komparteme emenny nnya. a. 9al ini dapat dapat diker%akan dengan penelitian pendahuluan atau orientasi.;rientasi dalam penelitian farmakokine farmakokinetika tika setelah setelah pemberian pemberian obat intra&ena intra&ena memiliki memiliki banyak keuntungan. iantaranya, sensiti&itas dan selekti&itas metode penetapan kadar sebagai fungsi cara
pemberian dapat segera ditentukan. Mengapa demikianA Karena obat langsung ditempatkan dalamaliran darah, sehingga kadar tertinggi dan terendah obat yangada di dalam badan segera dapat diketahui. Keadaan ini akanmenggambarkan pula kadar tertinggi obat setelah pemberianoral, %ika obat diabsorpsi dengan sempurna. engan mengetahui mengetahui kadar tertinggi tertinggi ini, sensiti&it sensiti&itas as metode metode penetapan penetapan kadar segera dapat ditetapkan, yakni sampai kurang lebih 1 6 2/ kadar tertinggi tertinggi obat (# 6 "/ obat telah diekskresikan$. diekskresikan$. alam orientasi orientasi intra&ena tersebut, beberapa cuplikan cuplikan harus diperoleh pada %am pertama setelah pemberian obat, diikuti setiap %am untuk periode %am ke # * 12 berikutnya, dan beberapa cuplikan lagi sampai %am ke <#.=ni diperl diperluka ukan n untuk untuk menge&a menge&alua luasi si kemung kemungkin kinan an asums asumsii model model kompar kompartem temenny ennya. a. Setelah orientasi intra&ena, sebaiknya %uga dilakukan orientasi cara pemberian lain ekstra ekstra&as &askul kular, ar, agar agar adanya adanya pengaru pengaruh h fisiol fisiologi ogiss pada pada proses proses absorp absorpsi si obat dapat dapat diketahui se%ak dini. A(a*ss 'a( e?a*uas
9asil nalisi nalisiss data u%i coba dan e&aluasi hasil penelitia penelitian n merupakan tahap terakh terakhir ir peneli penelitia tian n farmak farmakoki okinet netika ika.. Karena Karenanya nya,, tidakl tidaklah ah berleb berlebiha ihan n %ika %ika dalam dalam serangk serangkaia aian n pengka% pengka%ian ian tahap tahap terakhi terakhirr peneli penelitia tian n ini diperl diperluka ukan n kecerm kecermata atan n dan keteli ketelitia tian n dalam dalam mengana menganalis lisis is data, data, serta serta penget pengetahua ahuan n klinis klinis maupun maupun formul formulasi asi farmasetik. ata u%i coba yang pertama kali perlu dianalisis adalah sederetan kadar obat tak berubah atau metabolitnya di dalam darah atau urin, pada sederetan waktu tert terten entu tu..
Sebel Sebelum um data data ters terseb ebut ut dipe diperg rguna unaka kan n
untu untuk k mengh menghit itung ung para parame mete terr
farmak farmakoki okineti netika, ka, langkah langkah pertam pertamaa yang yang diker% diker%akan akan adalah adalah meneta menetapka pkan n model model kompartemen kompartemen badan yang diikutinya. diikutinya. angkah ini penting, karena akan menentukan menentukan
penerapan rumus matematik yang akan dipergunakan untuk menghitung parameter farmakokine farmakokinetika. tika. nalisis nalisis kompartemen kompartemen ini dapat diker%akan dengan memplotkan memplotkan data data kada kadarr obat obat tak tak beru beruba bah h dala dalam m dara darah h lawa lawan n wakt waktu u pada pada kert kertas as graf grafik ik semilogaritmik, atau plot log kecepatan ekskresi (deBdt$ lawan waktu pada kertas grafi grafik k numeri numerik. k. ika ika data data urin urin yang yang diperg dipergunak unakan. an.eng engan an meliha melihatt adanya adanya fase fase distribusi (yakni grafik bifasik untuk pemberian intra&ena dan grafik trifasik untuk pemberian oral$, kinetika obat dapat dikatakan mengikuti model dua kompartemen terbuka.ika fase distribusi ini tidak terlihat pada grafik, maka kinetika obat pada umumny umumnyaa dikata dikatakan kan mengik mengikuti uti model model satu satu kompar kompartem temen en terbuk terbuka. a. 'amun, 'amun, perlu perlu dicata dicatatt bahwa bahwa keadaan keadaan ini hanya hanya berlak berlaku u %ika %ika tetapan tetapan kecepat kecepatan an distri distribus busii (alfa$ (alfa$ diasumsikan harganya lebih besar dari pada tetapan kecepatan absorpsinya (ka$,pada pemberian obat secara oral. 'otari (1"#$ menyatakan, kinetika obat akan mengikuti model satu kompartemen kompartemen terbuka, %ika harga tetapan kecepatan kecepatan distribus distribusii antar kompartemen kompartemen (k12 (k12 C k21$ k21$ sama sama atau atau lebi lebih h besa besarr dari dari pada pada 2 kali kali harg hargaa teta tetapa pan n kece kecepat patan an elimi eliminasi nasinya nya (Kel$. (Kel$. engan engan perkat perkataan aan lain, lain, kineti kinetika ka obat obat mengik mengikuti uti model model dua kompartemen kompartemen terbuka, %ika harga tetapan kecepatan kecepatan distribus distribusii antar kompartemen kompartemen yang diperoleh itu lebih kecil daripada daripada 2 kali harga tetapan kecepatan kecepatan eliminasi eliminasinya nya (k12 C k21DEKel$. Kecermatan mengasumsikan model kompartemen ini pen6ting sekali dalam memperoleh ketepatan perhitungan parameter farmakokinetika obat. Misalnya kita menghitung waktuparuh eliminasi obat dengan asumsi kinetikanya mengikutimodel satu kompartemen terbuka, padahal sebenarnya mengikutimodel dua kompartemen
terbuka, maka harga yang diperoleh akan lebih besardaripada harga sesungguhnya (t1F2D (t1F2D,> ,>")B ")BKel Kelunt untuk uk model model satu satu kompar kompartem temen, en, t1F2 t1F2 D,>")B D,>")BG G untuk untuk model model dua kompartemen, dan harga 4 selalu lebih besar dari pada harga Kel$. Kesala Kesalahan han penafsi penafsiran ran model model kompart komparteme emen n ini biasan biasanya ya diseba disebabka bkan n oleh oleh ketidakcermatan dalam menetapkan waktu pengambilan cuplikan hayati, yakni tidak mengam mengambil bil cuplik cuplikan an hayati hayati pada pada fase fase distri distribus busii obat, obat, sepert sepertii dicont dicontohka ohkan n pada gambar 2. elas terlihat pada gambar 2 tersebut, harga t1F2, HI, dan I po (kadar obat dalam darah pada waktu nol$ yang dihitung dengan asumsi model satu kompartemen, berbeda dengan yang dihitung berdasarkan asumsi model dua kompartemen terbuka.
M@'e* 7arma@(e1
Model farmakokinetik diperlukan sebagai model yang menggambarkan distribusi obat !% M@'e* Mamm**ar5
Model terdiri terdiri atas satu atau lebih kompartemen kompartemen perifer yang dihubungkan dihubungkan ke suatu kompartemen kompartemen sentral.Kom sentral.Komparte partemen men sentral sentral mewakili mewakili plasma plasma dan %aringan6 %aringan6 %aringan yang perfusinya tinggi dan secara cepat berkesetimbangan dengan obat.Model mamillary dapat dianggap sebagai suatu sistem yang berhubungan secara erat, karena %umlah obat dalam setiap kompartemen dalam setiap sistem tersebut dapat diperkirakan setelah obat dimasukkan ke dalam suatu kompartemen tertentu. Menurut Mammillary model kompartemen dibagi men%adi 5 a$
Kompartemen satu terbuka i& Perfusi ter%adi sangat cepat seperti tanpa proses distribusi sebab distribusi
tidak diamati karena terlalu cepatnya. (9anya ada satu fase yaitu eliminasi$. b$
Kompartemen satu terbuka e& Sebelum memasuki kompartemen kompartemen sentral, sentral, obat harus mengalami mengalami absorbsi. absorbsi.
(Jerdiri dari 2 fase yaitu absorbsi dan eliminasi$. c$
Kompartemen 2 terbuka intra&askuler Kompartemen dianggap hanya satu dan ada proses distribusi dari sentral ke
perifer atau sebaliknya. Jidak ada proses absorbsi tetapi ada proses eliminasi. eliminasi. d$
Kompartemen 2 terbuka ekstra&askuler ;bat mengalami proses absorpsi distribusi dan eliminasi.
% M@'e* Ca1er(ar5
alam farmakokinetika model mammilary harus dibedakan dengan macam model kompartemen yang lain yang disebut model caternary. Model caternary terdiri atas kompartemen6kompartemen yang bergabung satu dengan yang lain men%adi satu
dereta deretan n kompar kompartem temen. en. Sebalik Sebaliknya nya,, model model mammil mammilary ary terdir terdirii atas atas satu satu atau atau lebih lebih kompartemen yang mengelilingi suatu kompartemen sentral. "% M@'e* 7s@*@= #M@'e* A*ra($
Model fisiologik %uga dikenal sebagai model aliran darah atau model perfusi, merupakan model farmakokinetik yang didasarkan atas data anatomik dan fisiologik yang diketahui. Makna yang nyata dari model fisiologik adalah adalah dapat digunakannya model ini dalam memprakirakan farmakokinetika pada manusia dari data hewan. adi adi,,
para parame mete ter6 r6par param amet eter er fisi fisiol olog ogik ik dan dan
anat anatom omik ik dapat dapat digun digunak akan an
untu untuk k
memprakirakan efek obat pada manusia berdasar efek obat pada hewan. Pemera( : Para>e1am@* #Ase1am(@+e($
'6(<69ydro7yphenil$ cetamide (I#9";2$ 4M
5 1+1,1>
Meng Mengand andun ung g tida tidak k kura kurang ng dari dari "#/ dan dan tida tidak k lebi lebih h dari dari 11, 11,/ / I#9" I#9"'; ';2 2 dihitung terhadap @at anhidrat. Pemerian
5 serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan
5 larut dalam air mendidih dan dalam natriumhidroksida 1 'L mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan Khas Khasia iatt dan dan peng penggu guna naan an
NaNO# Na1rum N1r1$
5 dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya. 5 ana analg lget etik ikum um,, ant antip ipir iret etik ikum um..
'ama lain
5 Sodium nitrit, nitrous acid sodium salt, erinitrit,
'a';2. Pemerian
5 Putih at atau se sedikit kuning, gr granul higroskopis, batang atau serbuk, sangat lambat teroksidasi men%adi nitrat di udara.
Kelarutan
5 a arut da dalam 1, 1,+ ba bagian ai air di dingin, se sedikit da dalam alcohol, alcohol, Membusuk oleh asam dengan e&olusi e&olusi dari uap coklat '2;), larutan encer adalah alkali, p9 sekitar ".
TCA #Asam Tr*@r@ Ase1a1$
I29Il);2 4M
5 1>),)"
sam trikloroasetat mengandung tidak kurang dari "#,/ I29Il);2 Pemerian
5 hablur atau masa hablur, sangat rapuh, tidak berwarna, rasa lemah atau getir dank has.
Kelarutan Kelarutan
5 sangat mudah larut dalam air, dalam etanol "+/ dan dalam eter
Amm@(um Su*+ama1
'ama lain
5 sulfamic acid monoamonium salt, MS, meide, mmate.
Pemerian
5 Kristal higroskopis
Kelarutan
5 lu luar bi biasa la larut da dala ai air, ca c airan am ammonia, se s edikit la larut dalam etanol, cukup larut dalam glycerol, formamide, p9 dan larutan dalam air adalah <,"L larutan encer stabil saat mendidih.
Pembuatan larutan baku5
'a sulfadiamin ditimbangencerkan dalam auadest larutkan dalam labu ukur sampai batasnyago%ok sampai larutan larut
N#!(a+1*$e1*e('am( '&'r@*@r'a
fungsi5untuk membentuk reaksi kopling
Pembuatan larutan baku5
1. arutkan ),-2) g garan natrium NJ dengan air suling dalam labu ukur 1 ml 2. Jambahkan air suling suling sampai tepat tanda tera, sehingga dalam 1, ml larutan larutan NJ ,1 M setara dengan ,<# mg Ia atau 1,# mg IaIo Para>e1am@*
arutan baku5
•
Jimbang Jimbang saksama saksama se%umlah paracetamo paracetamo, , larutkan larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 12 mikrogram per ml.
•
arutan u%i saksama lebih kurang 12 mg,masukkan ke dalam labu tentukur + ml
•
larutkan dalam 1 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
•
Masukkan +, ml larutan ke dalam labu tentukur 1 ml,encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
•
Hkur serapan larutan u%i dan larutan baku pada pan%ang gelombang serapan maksimum lebih kurang 2<< nm,terhadap air sebagai blangko.
•
9itung %umlah dalam mg
0umus5 1 I (uBs$ TCA
JI ,1 M
•
arutan arutan stok JI 1M dibuat dengan cara melarutkan melarutkan 1>,))" gr JI dlm 1 ml auadest
•
lalu diaduk dg pengaduk magnetik hingga homogen
•
arutan ker%a JI ,1M dibuat dg cara mengencerkan 1ml larutan JI 1M dg auadest sampai &olume 1 ml.
NaNO
Pembuatan arutkan 1+, gr natrium nitrit P dalam air secukupnya hingga 2 ml. Perhitungan5'a'o2 'aC C ';26 1 mol 'a';2 setara dengan 1 mol 'a adi, 4ND4MD>",.Jiap 1 ml mengandung >," gr 'a';2 Mg rek 'a';2 D Mg rek 'a';2 O 7 ' D mgB4 gB4N
III%
=.
Mg
D O 7 ' 7 4N
Mg
D 2 ml 7 ,1 M 7 >",
Mg
D 1)# atau mgD1),#g
ALAT DAN BAHAN
lat 1. Pipet Pipet Ool Oolum umee ,1L ,1L,2 ,2L1 L1L2 L2 ml ml 2. Pipe Pipett uku ukurr + ml ). Jabu Jabung ng rea reaks ksii ata atau u flako flakon n <. Spektr Spektrofo ofotom tomete eterr dan ku&et spektro spektrofot fotome ometer ter
+. Sentrifuge >. Jabu Jabung ng Sent Sentri rifu fuge ge -. Stopwatch #. Oorte7 ". Spet Spet dan %aru %arum m sunt suntik ik 1. Silet dan pisau pisau cukur cukur ==.
4ahan 1. ar arah kel kelinci inci 2. Para Parace ceta tamo moll + ml ). JI JI 1 / ,+ ,+ ml ml <. 9I 2' ,+ ml ml +. 'atr 'atriu ium m nitr nitrit it ,1/ ,1/ ,+ ml >. mon moniu ium m sulf sulfam amat at 1+/ 1+/ ,+ ,+ ml ml -. 'a;9 'a;9 1/ 1/ 1,+ 1,+ ml ml #. nt nti koag koagul ulan an
I9%
CARA KERA
1. Iara Iara ker%a ker%a pembut pembutan an laruta larutan n baku atau atau kur&a kur&a baku baku
Satu seri lar.paracetamol C 1 ml darah
C ,+ mgBml efendrof
&orte7
1 ml darah C ,1 ml lar. PIJ (+ ppm$
1 ml darah C ,2 ml lar. PIJ (1 ppm$
1 ml darah C ,) ml lar. PIJ (1+ ppm$
1 ml darah C ,< ml lar. PIJ (2 ppm$
2. nal nalis isis is kada kadarr Parace Paraceta tamo moll Puasakan kelinci 2 %am timbang 44 kelinci cukur bulu sekitar telinga
Masukan kelici dalam holder ambil darah ) ml (1 ml blanko 2ml sampel $ secara &ena lewat telinga
suntikan paracetamol - ml
mbil 1 ml darah (1+,),<+,>,-+,",12 menit$
C JI 1/ ,+ml campur homogen &orte7 ) detik
1 ml darah C ,+ ml lar. PIJ () ppm$
Sentrifug 1 menit ambil beningan ,+ ml masukan dalam tabung reaksi
C 9I 2' ,+ ml C natrium nitrit 1 / ,+ ml
campur homogen &orte7 ) detik diamkan + menit C amonium sulfamat 1,+ / ,+ ml &orte7 ) detik diamkan + menit C 'a;9 1/ 1,+ml
baca pada spektrofotometer dengan absorbansi Q <)+
9%
HASIL PERCOBAAN
Jabel kur&a baku konsentrasi parasetamol Kons Konsen entr tras asii PIJ PIJ
Kada Kadarr seben sebenar arny nyaa PIJ PIJ dala dalam m darah
bsorbansi
+ ppm 1 ppm 1+ ppm 2 ppm ) ppm
7
D ,<+
7
D ,#)
7
D ,11+
7
D ,1<)
7
D ,1##
,)-6,># D ,2)" ,)+>6,># D ,2## ,+2>6,># D ,<+# ,+"6,># D ,+11 ,--"6,># D ,-11
0 dari kadar sebenarnya PIJ dalam darah Os absorbansi a D ,+) b D ),)#2 r D ,"#< y D a C b7 DR y D ,+) C ),)#27 yBabsorbansi dari praktikan5
7D
Pada hasil pembacaan di dapatkan data5 1. y D ,> ,>2 2 DR ,>2 ,>2 D ,+ ,+) ) C ),)#2 ),)#2 7 7 D 2,>>1. 16) 2. y D 6 ,1# ,1# DR 6,1# 6,1# D ,+) ,+) C ),)#2 ),)#2 7 7 D 6,21 ). y D 6 ,),)- DR 6,)6,)- D ,+) ,+) C ),)#2 ),)#2 7 7 D 6,2J ( menit$ ) >
bsorbansi ,>2 6,1#
Ip ( kadar yang diukur$ 2,>>1. 16) 6,21
"
6,)-
6,2-
Jermasuk kedalam i.& model kompartemen satu. ambar grafik terlampir Iari 0egresi inear ,dari t &s ln Ip a D 6>,-#+ ln Ip b D ,)" k r D ,"11
ln Ip D ln ln Ip Ip T k .t D 6>,-#+ T ,)" .t
•
HI
HI t6t) D ( Io C I1$ 7
D ( C 2,>>1 7 1 $ 7
D ,<
HI t)6t> D ( Io C I1$ 7
D ( 2,>>1 7 1C,21$ 7
D ,)++
HI t>6t" D ( Io C I1$ 7
D ( ,21 C ,2-$ 7
D ,-2
HIt"6tU
D
D
D
D ,>"2
HI total D 1,#- mikrogram %amBml Od D i&Bk.H i&Bk.HI I total total D + mg 7 1 mikrogramB,)" 7 1,#D -"<",1+# ml B -,"<"
Il D k .Od D ,)"B%am 7 -,"<" D 2,->- B%am J8 J8
D ,>")B,)"
D 1-,->" %am
9I%
PEMBAHASAN
ang angkah kah pert pertam amaa pada pada prakt praktik ikum um kali kali ini ini kami kami meny menyunt untik ikan an
laru laruta tan n
Paracetamol - cc kepada kelinci yang telah dipuasakan selama 2 %am sebelumnya. Pada menit ke61+ setelah penyuntikan, diambil darah sebanyak 1 ml dari &ena yang terletak terletak di telinga telinga kelinci. kelinci. Setelah Setelah pengambilan pengambilan darah, perlu adanya adanya penambahan penambahan antikoagulan, yaitu JI 1 / sebanyak ,+ ml lalu di&orte7 selama ) detik, hal ini dilakukan dilakukan untuk mencegah mencegah pen%endalan pen%endalan darah pada sampel. Kemudian dilakukan proses sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan 2+ rpm. Proses sentrifugasi berfungsi untuk mempercepat pengendapan.JI berfungsi untuk mengendapkan protein dalam plasma darah, sehingga yang tersisa dibagian atas atau yang dikenal dengan supernatan hanyalah ikat obat dengan plasma. Setelah itu, supernatan hasil sentrifus di ambil sebanyak ,+ ml dan dipindahkan di tabung reaksi. Kemudian supernatannya ditambahkan 9I > ' sebanyak ,+ ml dan 'a';2 1/ sebanyak ,+ ml untuk mendapatkan garam dia@onium. alu campuran tersebut di&orte7 selam ) detik detik dan diamka diamkan n selama selama + menit. menit.Mek Mekani anisme sme reaksi reaksinya nya adalah adalah amia amia aromat aromatis is term termet etil ilas asii dihi dihidr drol olis isis is dalam dalam suas suasan anaa asam asam men% men%adi adi aset asetil il klor klorid idaa dan dan para para aminofenol.
Jambahkan mmonium sulfamat 1, +/ sebanyak ,+ ml lalu &ote7 kembali selama ) detik. 0eaksi penambahan ammonium sulfamat adalah5
mmonium sulfamat berfungsi untuk menetralkan asam nitrit 9';2 alu ditambah 'a;9 1/ sebanyak 1,+ ml . Penambahan 'a;9 bertu%uan untuk penetralan. 0eaksi yang ter%adi adalah5 0eaksi penetralan5 2 9C (a$ C 'a;9 (a$
'aC (a$ C 92; (l$
langkah terakhir melakukan pembacaanabsorbansi pada spektrofotometer dengan pan%ang gelombang <)+ nm. Sete Setela lah h diket diketah ahui ui nila nilaii abso absorb rbans ansii kemu kemudi dian an dila dilakuk kukan an pemb pembuat uatan an kur& kur&aa hubun hubunga gan n anta antara ra wakt waktu u dan kadar kadar obat obat dala dalam m plas plasma ma pada pada prak prakti tikum kum dapat dapat
dicarimenggunakan persamaan kur&a bakunya dengan membentuk persamaan regresi linear terlebih dahulu. Persamaan kur&a baku yang diperoleh adalah y D .+) C ),)#2 7 dengan r D ,"#<. Pada waktu waktu ) menit didapatkan didapatkan hasil absorbans absorbansii ,>2 , pada waktu > menit didapatkan d idapatkan hasil absorbansi 6,1#, dan sampel pada waktu " menit didapatkan hasil absorbansi 6,)-. ari nilai absorbansi didapatkan nilai 7 ( kadar obat dalam plasma$ pada menit ke ) kadar obat dalam plasma 2,>>1. 16) , pada menit ke > kadar obat dalam plasma 6,21, dan pada menit ke " kadar obat dalam plasma 6,2-. Jermasuk profil farmakokinetika i.& model kompartemen 1.ibuat regresi linear dari J (waktu$ dengan ln Ip (konsentrasi obat dalam plasma$. idapat nilai a D 6 >,-#+ ,nilai ,nilai b D ,)" ,)" , dan nilai nilai r D ,"11. ,"11. Sebaiknya Sebaiknya nilai nilai r itu itu mendek mendekati ati 1. idapat idapat persamaan n Ip D 6 >,-#+ T ,)"t. HI total D 1,#- mikrogram %amBml. Parameter lainnya yang digunakan untuk mengukur kadar obat dalam tubuh adalah Od ( &olume distribusi $ yaitu &olume dalam tubuh dimana obat terlarut. Od merupakan merupakan suatu factor yang harus diperhitungka diperhitungkan n dalam memperkirakan memperkirakan %umlah obat obat dala dalam m tubu tubuh h dari dari kons konsen entr tras asii obat obat yang yang dite ditemu muka kan n dala dalam m kompar komparte teme men n cupl cuplik ikan. an. Jubuh Jubuh dapat dapat dian diangga ggap p seba sebaga gaii suat suatu u syst system em deng dengan an &olum &olumee yang yang konstan.;le konstan.;leh h karena itu, &olume &olume distribusi distribusi untuk suatu obat umumnya konstan. ika konsent konsentras rasii obat dalam dalam plasma plasma dan &olume &olume distri distribus busii diketa diketahui hui,, maka maka %umlah %umlah keseluruhan obat dalam tubuh dapat dihitung dimana berdasarkan hasil percobaan &olume distribusinya distribusinya adalah -,"<" . Klirens %uga merupakn salah satu parameter dalam farmakokinetik dimana klirens mengukur eliminasi obat dari tubuh tanpa mengidentifikasi mekanisme atau
proses. itun%ukan untuk &olume dari cairan plasma yang dibersihkan dari obat per unit waktu.apat %uga dihubungkan sebagai fraksi obat yang dirubah per unit waktu. 'ilai klirens dari hasil percobaan adalah 2,->- B%am. Parameter lain yang digunakan dalam farmakokinetika adalah t1B2 merupakan waktu dimana konsentrasi obat berada separuhnya didalam tubuh. 4erdasarkan hasil percobaan nilai t1B2 dari parasetamol adalah 1-,->" %am.
9II%
KESIMPULAN
1. Prof Profil il farm farmak akok okin inet etik ik Parac Paracet etam amol ol dapa dapatt dike diketa tahui hui meng menggun gunak akan an model model kompartemen satu intra&askuler dengan menentukan nilai antara waktu dan kadar obat dalam plasma. 2. Para Parame mete terr yang yang dapa dapatt berp berpen enga garu ruh h dala dalam m kete ketepa pata tan n pene penent ntua uan n prof profil il farmak farmakoki okinet netik ik serta serta model model kompar kompartem temen en antara antara lain lain waktu waktu pengam pengambil bilan an cuplikan, &olume distribusi, Klirens dan waktu paruh.
9III%
DA7TAR PU PUSTAKA
1. 0itschel 0itschel 9andbook 9andbook of basic basic pharmacoki pharmacokinetics netics 2nd 2nd ed. 9amilt 9amilton5 on5 rus =ntelligence Publication, =nc, 1"#L 2)62)2, 2# 2. 'otari 'otari 0N 4iophar 4iopharmaceut maceutics ics and and clinical clinical pharma pharmacokinet cokinetics ics 6an 6an introduction, )rd ed. 'ew !ork5 Marcel ekker, =nc. 1"#L 1#62"
). Jo@er J'. J'. Pharmacokine Pharmacokinetic tic principl principles es rele&ant rele&ant to bioa&ail bioa&ailabilit ability y studies. studies. =n5 4lanchard , Sawchuk 0 4rodie 44 (eds$. Principles and perpecti&e in drug bioa&ailability. 4asel5 S Karger . 1"-"L 12161+< <. Shargel Shargel !u 4I. 4I. pplied pplied biopharm biopharmaceuti aceutics cs and pharmaco pharmacokineti kinetics. cs. 'ew !ork5 ppleton Ientury Irofts. 1"# +. nonim. nonim. 1"-".3armak 1"-".3armakope ope =ndonesia =ndonesia edisi ketiga. ketiga. akarta5 akarta5 epkes 0= >. nonim. nonim. 1""+.3armak 1""+.3armakope ope =ndonesia =ndonesia edisi keempat. keempat. akarta5 akarta5 epkes 0=