LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FTS SEMISOLID DAN LIQUID PRAKTIKUM IV KRIM
Disusun Oleh: 1. Muhammad Harun Al – Al – Rasyid Rasyid
(15040076)
2. Nadiyah Windasaputri
(15040078)
3. Lia Apriliani
(15040079)
4. Novi Mayangsari
(15040084)
5. Siti Khaerunnisa Fitriyani
(15040088)
SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH Jl. Syekh Nawawi (Raya Pemda) KM 4 No. 13 Matagara Tigaraksa TANGERANG
2016 / 2017
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya serta izinNya sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan ini disusun dengan judul “Krim” untuk memenuhi tugas praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Semi Solid dan Liquid. Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat. Tangerang, 03 Mei 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB
I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Tujuan Praktikum ....................................................................... 1 BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
........................................................... 2
A. Krim .............................................................................................. 2 B. Uraian Bahan BAB
III
............................................................................... 4
METODOLOGI
....................................................................... 7
A. Alat dan Bahan ............................................................................. 7 B. Cara Kerja .................................................................................... 7 BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 9
A. Hasil ............................................................................................... 9 B. Pembahasan .................................................................................. 9 BAB
V
PENUTUP ................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................... 11 B. Saran ............................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12 LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bahan obat jarang diberikan sendiri-sendiri, tetapi lebih sering merupakan suatu formula yang dikombinasikan dengan satu atau lebih zat bukan obat yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi yang bermacammacam dan khusus. Melalui penggunaan yang selektif dari zat obat ini sebagai bahan farmasi akan akan dihasilkan sediaan farmasi atau bentuk sediaan dengan tipe bermacam-macam. Bahan sediaan farmasi dapat melarutkan, mensuspensi mengentalkan, mengencerkan, mengemulsi, menstabilkan, mengawetkan, mewarnai, pewangi, dan menciptakan banyak bermacam-macam zat obat menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi yang manjur dan menarik. Masing-masing tipe bentuk sediaan farmasi mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang khusus. Sediaan yang bermacam-macam ini merupaksn tantangan bagi ahli farmasi di pabrik dalam membuat formula dan bagi dokter dalam memilih obat serta cara pemberiannya. Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan semi solid yang merupakan bentuk sediaan yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Sediaan yang digunakan pada kulit antara lain untuk efek fisik, yaitu kemampuan bekerja sebagai pelindung kulit, pelincir, pelembut, zat pengering dan lain-lain, atau untuk efek khusus dari bahan obat yang ada. Krim merupakan salah satu bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit. Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
B. Tujuan Praktikum
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memformulasi sediaan krim dan melakukan kontrol kualitas sediaan krim.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe air dalam minyak (A/M) dan krim minyak dalam air (M/A). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumya berupa surfaktansurfaktan anionik, kationik dan nonionik Menurut FI. IV, Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. 1. Persyaratan Sediaan Krim
a. Stabil b. Lunak c. Mudah dipakai d. Terdistribusi merata 2. Tipe Sediaan Krim
a. Tipe a/m, yakni air terdispersi dalam minyak. Contohnya cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memberi rasa dingin dan nyaman pada kulit. b. Tipe m/a, yakni minyak terdispersi dalam air. Contohnya, vanishing cream. Vanishing cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak.
2
3
3. Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Krim a. Kelebihan
Mudah menyebar rata
Praktis
Mudah dibersihkan
Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
Tidak lengket
b. Kekurangan
Susah dalam pembuatan karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas
Mudah pecah
Mudah kering dan mudah rusak
4. Metode Pembuatan Sediaan Krim
Secara umum, pembuatan/peracikan sediaan krim meliputi proses peleburan dan emulsifikasi. Biasanya, komponen yang tidak tercampur dengan air, seperti minyak dan lilin, dicairkan bersama-sama didalam penangas air pada suhu 70-75ºC. Sementara itu, semua larutan berair yang tahan panas dan komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama pada komponen lemak. Kemudian, larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan kedalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, sementara temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahanlahan didinginkan dengan pengandukan yang terus menerus sampai mengental. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dan fase cair
4
B. Uraian Bahan 1. Hidrokortison
Pemerian
: Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air dan eter P ; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P ; sukar larut dalam kloroform P
Khasiat
: Adrenoglukokortikoidum
2. Asam Stearat
Pemerian
: Serbuk hablur licin ; putih ; bau khas
Kelarutan
: Sukar larut dalam air ; larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P
Fungsi
: Pengawet
3. Gliserin
Pemerian
: Cairan seperti sirup, jernih, tidak bewarna, tidak berbau, diikuti rasa
hangat, higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur, tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200. Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter , dalam P dan dalam minyak lemak.
Fungsi
: Humektan
4. Natrium Tetraborat
Pemerian
: Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa asin dan basa. Dalam udara kering merapuh
Kelarutan
: Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian mendidih dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol P ; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P
Khasiat
: Antiseptikum Ekstern
5
5. Trietanolamin
Pemerian
: Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat ; bau lemah mirip amoniak ; higroskopik
Kelarutan
: Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ; larut dalam kloroform P
Fungsi
: Zat tambahan
6. Cera Alba
Pemerian
: Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol (95%)P dingin ; larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak dan dalam minyak atsiri
Fungsi
: Basis Krim
7. Nipagin
Pemerian
: Serbuk hablur halus ; putih ; hampir tak berbau ; tidak mempunyai rasa. Kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan
: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida ; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Jika didinginkan larutan tetap jernih
Fungsi
: Pengawet
6
8. Vaselin Album
Pemerian
: Massa lunak, lengket, bening,putih. Sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiaarkan hingga dingin tanpa diaduk.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)p. Larutan kadang-kadang beroplasensi lemah.
Kegunaan
: Zat tambahan (pengikat)
9. Aquadest
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Fungsi
: Pelarut
BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan NO
ALAT
NO
BAHAN
1.
Objek Glass
1.
Hidrocortison
2.
Alat Gelas
2.
Asam stearat
3.
Cawan porselen
3.
Gliserin
4.
Mortir
4.
Na Tetraborat
5.
Stamper
5.
TEA
6.
Kaca arloji
6.
Nipagin
7.
Anak timbangan
7.
Cera Alba
8.
pH meter
8.
Vaselin album
9.
Penangas air
9.
Aquadest
B. Cara Kerja 1. Formula Resep
R/ Hidrocortison
1%
~ 100 mg
Asam Stearat
15%
~ 1,5 g
Gliserin
10%
~1g
Na Tetraborat
0,25%
~ 25 mg
TEA
2%
~ 200 mg
Nipagin
0,3%
~ 30 mg
Vaselin Album
2%
~ 200 mg
Cera Alba
8%
~ 800 mg
Aquadest ad
10
~ 6,145 g
2. Pembuatan Krim
a. Ditimbang 1,5 gram Asam Stearat, 0,8 gram Vaselin Album, 0,2 gram Cera Alba, 0,03 gram Nipagin kedalam cawan porselen dan tambahkan 2,2 mL aquadest. Panaskan diatas penangas air sampai semua larut sempurna (Campuran I)
7
8
b. Ditimbang 0,025 gram Na Tetraborat, 0,2 gram Na Tetraborat dan masukkan kedalam cawan porselen yang lain dan diaduk sampai terlarut sempurna (Campuran II) c. Ditimbang 0,1 gram Hidrocortison dan masukkan kedalam basis krim yang sudah jadi. Diaduk hingga homogen d. Dilakukan pengujian terhadap krim tersebut 3. Uji Organoleptis
Menggunakan panca indra yang meliputi warna, bau dan bentuk dar i krim. 4. Uji pH
Menggunakan pH meter 5. Uji Homogenitas
Diuji homogenitas diamati dengan menggunakan kaca pembesar. 6. Uji Daya Sebar
a. Sampel Krim dioleskan keatas gelas arloji b. Lalu ditutup dengan gelas arloji lainnya, amati daya sebar dari krim c. Tambahkan beban 50 g, 100 g dan 200 g, dan amati daya sebar dari krim d. Amati apakah krim tersebar merata atau tidak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji Organoleptis
Warna
: Putih susu
Bau
: Khas
Bentuk
: Setengah padat
2. Uji pH
Hasil yang kami dapatkan adalah krim tersebut memiliki nilai pH 8 3. Uji Homogenitas
Hasil yang kami dapatkan adalah krim tersebut kurang homogen 4. Uji Daya Sebar
Hasil yang kami dapatkan adalah krim tersebut tidak tersebar merata karena terdapat sedikit gelembung udara pada sampel
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan pembuatan sediaan krim yang mengandung 100 mg hidrokortison, 1,5 g asam stearat, 1 g gliserin, 25 mg na tetraborat, 200 mg TEA, 30 mg nipagin, 800 mg cera alba, 200 mg vaselin album dan aquadest hingga 10 g. Namun dikarenakan persediaan Na Tetraborat sedang tidak tersedia maka kami tidak menggunakannya dan Nipagin diganti dengan metil paraben. Pada mulanya, kami membuat sediaan krim dengan menggunakan campuran bahan – bahan tersebut, namun hasil sediaan yang kami buat terlalu cair dikarenakan karena kesalahan dalam pembuatan atau kesalahan dalam penimbangan bahan – bahan, maka kami menambahkan sedikit cera alba dan asam stearat yang kami leburkan terlebih dahulu sehingga sediaan krim tersebut menjadi setengah padat.
9
10
Setelah kami membuat sediaan krim, kami melakukan pengujian terhadap krim tersebut yang meliputi Uji Organoleptis, pH, Homogenitas dan Daya Sebar. Pada pengujian organoleptis, kami menguji dengan menggunakan panca indra yang meliputi warna, bau dan bentuk dari krim tersebut. Hasil yang kami dapatkan yaitu, krim yang memiliki warna putih susu, bau khas dan bentuk berupa setengah padat. Pada pengujian pH, kami menggunakan kertas pH. Didapatkan hasil berupa krim dengan pH 8. Sediaan krim harus memiliki kisaran nilai pH sebesar 4,2 – 6,5 agar tidak terjadi iritasi kulit. Krim yang kami buat tidak memenuhi persyaratan tersebut karena pHnya yang terlalu basa. Pada pengujian homogenitas, hasil yang kami dapatkan adalah krim tersebut tidak homogen yang mungkin disebabkan karena k eadaan lumpang yang tidak terlalu panas ketika proses pembuatan kri m dan kesalahan dalam penimbangan bahan – bahan yang menyebabkan sulitnya bahan – bahan bercampur. Pada pengujian daya sebar, kami mengoleskan sampel krim keatas kaca arloji, lalu ditutup dengan kaca arloji lain, dan ditambahkan beban seberat 50 g, 100 g, dan 200 g secara bergantian. Hasil yang kami dapatkan adalah krim tidak menyebar merata dikarenakan terdapatnya gelembung udara didalam sample.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim yang kami buat memiliki sifat sebagai berikut: 1. Organoleptis Warna
: Putih susu
Bau
: Khas
Bentuk
: Setengah padat
2. pH krim tersebut memiliki pH 8 3. Homogenitas Krim tersebut kurang homogen 4. Daya Sebar Krim tersebut tidak menyebar secara merata
B. Saran
Diharapkan untuk lebih melengkapi peralatan laboratorium agar praktikum berjalan secara efektif dan efisien. Diharapkan kepada dosen pembimbing untuk lebih membimbing praktikan dan dimohon kepada praktikan agar lebih berhati – hati dalam menjalankan praktikum.
11
DAFTAR PUSTAKA Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi 4. Jakarta: UI Press Dirjen POM RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen POM RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV .Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Syamsuni,2007. Ilmu Resep. Jakarta: Gadjah Mada University Press.
12
LAMPIRAN