Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
LAPORAN PREPLANNING KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TB PARU DAN ETIKA BATUK PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KRAMAT KELURAHAN KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyakit Global
Oleh: KELOMPOK 4B
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGIPENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 KampusTegalBotoJemberTelp./Fax (0331) 323450
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Penyakit Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik menular masyarakat yang yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, TB paru menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok umur serta penyebab kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi pernapasan (Departemen Kesehatan, 2007). Menurutdata dari WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positiv. Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi. Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB mencapai 410.000 kasus. Sedangkan di indonesia, Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyebab kematian ke-2 setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Setiap tahun terdapat 583.000 kasus baru TB paru di Indonesia. (Dinas Kesehatan Jawa tengah, 2011) Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Sumber penularan penyakit TB Paru adalah TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji < dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit di deteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Penyebab penularan penyakit TB rata-rata adalah melalui penyebaran droplet karena pasien membuang ludahnya tidak sesuai etika. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien TB Paru di Lingkungan Kramat Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan pendidikan kesehatan tentang etika batuk pada masyarakat di Lingkungan Kramat kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember?
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT 2.1 Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat Lingkungan Kramat kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember khususnya tentang etika batuk. 2.1.2
Tujuan Khusus
Masyarakat mampu memahami dan mempraktikkan etika batuk di kehidupan sehari-hari. 2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan TB Paru; 2. Menambah pengetahuan klien tentang etika batuk.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
BAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalahpenyakit menular yang disebabkan olehbakteri Mycobacterium Tuberculosis yangdapat menyerang semua organ terutamaparu-paru (Depkes RI, 2008). PenyebaranBakteri TB Paru di dalam tubuh manusialama-kelamaan bisa merusak total paru-paru sehingga membuat oksigen yang dapatterhirup tidak lagi mencukupi kebutuhantubuh. Bakteri TB Paru dapat menularmelalui udara bila orang yang mempunyaipenyakit TB Paru batuk dan menyebarkuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (Aditama, 2006).Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Penyebab penularan penyakit TB rata-rata adalah melalui penyebaran droplet karena pasien membuang ludahnya tidak sesuai etika TB Paru menyebabkan kematian didunia, terutama di negara berkembang. Sampai saat ini, belum ada negara yangberhasil terbebas dari Mycobacterium Tuberculosis.Berdasarkan data Global Tuberculosis Control Indonesia menempati urutan kelima dari 22 negara dengan bebantinggi TB Paru, dengan jumlah penderitaTB Paru 429.730 kasus dan jumlah kasus baru dari 183.366 kasus.Jumlah kasus pengobatan ulang sebanyak 6.589 kasus dan (67%) adalah kasus kambuh (WHO, 2012). Meningkatnya jumlah penderita TBParu di Indonesia disebabkan oleh perilakuyang tidak sehat. Hasil survei di Indonesiaoleh Ditjen Pemberantas Penyakit Menulardan Penyehatan Lingkungan (DitjenP2MPL), tingginya angka kejadian TB Parusalah satunya disebabkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia tentang TB Paru. (Kementerian Kesehatan RI, 2011).Oleh karena itu perawat memberikan bantuan, bimbingan, pendidikan kesehatan dan pengajaran tentang TB paru serta etika batuk secara benar.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Sehubungan dengan kasus TB Paru yang ada di Lingkungan Kramat RW X dan RW XI Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Jember, maka mahasiswa PBL akan melakukan asuhan keperawatan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang TB Paru, dan mengajarkan cara batuk yang benar.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi Masyarakat untuk menerapkan caracara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai TB Paru yang dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang TB Paru pada masyarakat. 4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini adalah mahasiswa PBL mata kuliah Penyakit Global yaitu yang telah dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai TB Paru. 4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : ceramah 2. Landasan teori : Diskusi 3. Langkah pokok a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik b. Menagajukan masalah c. Mengidentifikasi pilihan tindakan d. Memberi komentar e. Menetapkan tindakan lanjut
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
DAFTAR PUSTAKA
Aditama. (2006). Tuberkulosis :Diagnosis, terapi dan masalahnya Jakarta: Ikadi Depkes RI. (2011). Penyakit Tidak Menular (Ptm) Penyebab Kematian Terbanyak di
Indonesia.
(Online)
http://depkes.go.id/index.php/berita/press-
release/1637-penyakit-tidak-menular-ptm
penyebab-kematian-terbanyak-
di-indonesia.html. diakses tanggal 13 April 2016 Depkes RI, Ditjen PP & PL. (2008). Manual Pemberatasan Penyakit Menular. (Online)http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/profil__PP&PL_ 2008.pdf diakses tanggal 13 April 2016. Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi , Lab. Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Suraba ya. Kementrian Kesehatan RI. (2014).Pedoman nasional pengendalian tuberculosis. Direktoral JendralPengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara Lampiran 2 : Daftar hadir Lampiran 3 : SAP Lampiran 4 : SOP Lampiran 5 : Materi Lampiran 6 : Media Leaflet Dokumentasi kegiatan
2016
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Lampiran 1 : Berita Acara KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN T.A 2015/2016
BERITA ACARA
Pada hari ini, kamistanggal 14 April tahun 2016 jam 16.00 s/d selesai bertempat dirumah Ketua RW X lingkungan Kramat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paru oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang (daftar hadir terlampir).
Jember, 14 April 2016 Mengetahui,
Dosen Pembimbing Penyakit Global PSIK Universitas Jember
Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.Kep
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Lampiran 2 : Daftar Hadir KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN T.A 2014/2015
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paruoleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Kamis tanggal 14 April 2016 pukul 16.00 s/d selesai bertempat dirumah Ketua RW X Dusun Kramat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur.
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA
ALAMAT
TANDATANGAN
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jember, 14 April 2016 Mengetahui,
Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.Kep
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Lampiran 3: SAP SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi
:TB Paru dan etika batuk
Sasaran
: Masyarakat Lingkungan Kranjingan Kec.Subersari Jember
Waktu
: 16.00s/dselesai
Hari/Tanggal
: Kamis, 14 April 2016
Tempat
Di rumah Ketua RW X Dusun Kramat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
1.
Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan memahami tentang TB Paru dan etika batuk. 2.
Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit sasaran akan mampu : a. Menjelaskan tentang pengertian TB Paru; b. Menjelaskan tentang penyebab TB Paru; c. Menjelaskan tentang penanganan dan pencegahan; d. Menerapkan etika batuk dengan benar. 3.
Pokok Bahasan :
TB Paru 4.
Subpokok Bahasan
a. DefinisiTB Paru; b. EtiologiTB Paru; c. Penanganan TB Paru. d. Etika Batuk 5.
Waktu
2x 30Menit
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
6.
2016
Bahan / Alat yang digunakan
Leaflet 7.
8.
Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran
: Ceramah
b. Landasan Teori
: Konstruktivisme
c. Landasan Pokok
:
1.
Menciptakan suasana ruangan yang baik
2.
Mengajukan masalah
3.
Membuat keputusan nilai personal
4.
Mengidentifikasi pilihan tindakan
5.
Memberi komentar
6.
Menetapkan tindak lanjut
Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi pendidikan kesehatan, menyiapkan klien, menyiapkan ruangan, serta menyiapkan alat atau bahan yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan. 9.
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tindakan Proses
Waktu Kegiatan Penyuluh
Pendahuluan
1. Salam pembuka
Kegiatan peserta
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan umum khusus
dan
Kegiatan Peserta
tujuan tujuan
5 menit
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
Penyajian
1. Menjelaskan
materi Memperhatikan,
tentang :
menanggapi dengan
a. DefinisiTB Paru;
2016
50 menit
pertanyaan
b. EtiologiTB Paru; c. PenangananTB Paru d. Etika Batuk 2. Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan 4. Memberikan kesempatan kepada perwakilan masyaraka tuntuk menjelaskan kembali dan mempraktikan materi yang sudah disampaikan Penutup
1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan yang telah diberikan 2. Mengevaluasi
hasil
pendidikan kesehatan 3. Memberikan
Leaflet
tentang TB Paru
menanggapi
5 menit
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
4. Salam penutup
10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat a. Apakah TB Parui tu? b. Sebutkan penyebab terjadinya TB Paru! c. Bagaimana cara menangani TB Paru? d. Bagaimana Etika Batuk yang benar?
2016
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Lampiran 4 : SOP
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ETIKA BATUK PSIK UniversitasJember
1.
PENGERTIAN
Batuk adalah Mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tengggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Etika adalah Suatu norma atau aturan yang berlaku pada masyarakat Etika Batuk adalah cara penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi sumbernya
2.
TUJUAN
1. Agar tidak menularkan kepada orang sekitar 2. Mencegah terjadinya penyebaran virus di udara dan lingkungan sekitarnya
3.
INDIKASI
Klien dengan TB Paru
4.
KONTRAINDIKA
Klien dengan fraktur ektremitas bawah dan atas, klien
SI
dengan bedrest total.
PERSIAPAN
1. Menyediakan alat
PASIEN
2. memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
5.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
6.
PERSIAPAN
2016
1. leaflet
ALAT 7.
CARA BEKERJA Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus di anjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan, yaitu dengan cara: 1. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissue / sapu tangan atau lengan dalam baju 2. Segera buang tissue yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah 3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol sesuai prosedur 4. Gunakan selalu masker bedah bila sedang batuk 5. Tindakan
paling
penting
ini
harus
selalu
di
lakukan
untuk
mengendalikan sumber infeksi potensial. 8.
9.
EVALUASI 1.
Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2.
Beri klien kesempatan mempraktikkan etika batuk secara benar
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Pastikan klien mempraktikkan etika batuk secara benar. 2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin, pencahayaan yang cukup. 3. Kondisi klien dalam keadaan sehat
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Lampiran 5 : Materi TB Paru 1. Definisi
Penyakit Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik menular masyarakat yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. (Ananya,) 2. Proses Penularan
Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan. Di sering),
samping
penularan
melalui
saluran
pernapasan
(paling
M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang) 3. Manifestasi Klinis
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik: 1. Gejala respiratorik, meliputi: a. Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan. b. Batuk darah Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. c. Sesak napas Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain. d. Nyeri dada Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena. 2. Gejala sistemik, meliputi: a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek. b. Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia. 4.
Komplikasi
Pada komplikasi TB Paru yang terjadi adalah Pneumothorax. Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara dalam rongga pleura. Normalnya pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada. Udara masuk dalam rongga pleura melalui 3 jalan, yakni: 1. Udara atmosfir masuk ke dalam rongga pleura melalui penetrasi di dinding dada misalnya pada trauma (pneumothorax traumatik). 2. Pembentukan gas oleh mikroorganisme dalam dinding pleura pada penyakit ifeksi paru (pneumothorax spontan) 3. Pneumothorax artifisial yang sengaja dilakukan melalui tidakan pembedahan pada trauma. Penumothorax pada TB paru merupakan pneumothorax spontan yang timbul akibat nekrosis jaringan yang menjalar sampai pinggir jaringan parut parenkim paru, membentuk bulla yang selanjutnya robek ke dalam pleura 5. Penatalaksanaan
a.
Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur - menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara pemberian. - Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat
b.
Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur - Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiaptiap bulan. - Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
2016
- Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif. c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan ) 1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama 2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi 3. Roentgen paru sebagai evaluasi. 4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid jangka lama) 5. Sesuatu obat dengan tes kepekaan / resistensi 6. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.
ETIKA BATUK
1. Sepuluh pedoman dalam etika batuk antara lain a. Palingkan muka daripada orang lain dan makanan b. Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu ta ngan ketika batuk dan bersin. (jika tiada pilihan lain, boleh menggunakan lengan baju atau skaf. Jangan bersentuhan dengan orang lain sehingga pakaian tersebut ditukar) c. Jangan berkongsi sapu tangan atau tuala dengan orang lain d. Hindari menyentuh muka, hidung atau mulut e. Segera basuh tangan dengan air bersih dan sabun selepas batuk atau bersin f.
Hindari berada ditempat yang sesak
g. Pakai masker bila perlu
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
Pemateri,
TEGUH CHRIST WARDANI NIM
152310101279
2016
Laporan PBL Penyakit Global – PSIK Universitas Jember 2016
Lampiran 6 : Media Leaflet
2016