A. LAT LATAR BELAK BELAKAN ANG G Tube Tuberk rkul ulos osis is (TB) (TB) adal adalah ah peny penyak akit it infe infeks ksii
yang yang menu menula lar, r, dise diseba babk bkan an oleh oleh kuma kuman n
Mycobacterium tuberculosis tuberculosis.. Penularan Penularan melalui udara, sumber penularan penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB. Gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk yang terusmenerus dan berdahak selama minggu atau lebih. Bila tidak diobati maka setelah lima tahun sebagian besar (!"#) pasien akan meninggal. $ulai tahun %&&!, program pengendalian TB nasional mengadopsi strategi 'T atau Directly Observed Treatment Shortcourse , yang direkomendas direkomendasii oleh *+. trategi trategi 'T telah dibuktikan dibuktikan dengan berbagai uji oba lapangan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Bank 'unia menyatakan strategi 'T merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective. effective . Penemuan pasien TB paru adalah dengan ara menemukan pasien yang mempunyai gejala mengarah ke TB batuk lama, minggu atau lebih, berdahak, dapat disertai darah, panas badan, nyeri dada dan gejala penyakit paru lainnya. 'iagnosis pasti Pasien TB adalah diagnosis bakteriologis. aranya dengan menemukan kuman TB dari Pasien yang bersangkutan melalui pemeriksaan dahak seara kon/ensional yaitu pemeriksaan mikroskopi dengan pengeatan 0iehl 1eelsen (01) apusan dahak dan biakan, serta identifikasi M. tuberculosis tuberculosis seara seara tes epat. Tes epat saat ini yang digunakan adalah tes bio-molekuler, terutama menggunakan alat 2pert3 $TB 4if. Berdasarkan 5aporan *+ "%6 diperkirakan terdapat 7,8 juta kasus TB pada tahun "% dimana %,% juta orang (%6#) (%6#) diantaranya adalah pasien TB dengan dengan +9: positif positif dan ;!# berada di wilayah
B. TUJUAN
%.
$enjelaskan situasi TB di 'unia dan 9ndonesia>
.
$enjelaskan /isi, misi, tujuan, dan kebijakan operasional program pengendalian TB>
6.
$enjelaskan strategi dan kegiatan pengendalian TB>
=.
$enjelaskan
pengorganisasian
pengendalian
TB
(Gerdunas
pro/insi,kabupaten3kota)> pro/insi,kabupaten3kota)>
!.
$enjelaskan tentang jejaring pelayanan TB.
8. $elakukan $elakukan 9dentifikas 9dentifikasii terduga terduga TB, ;. $enjel $enjelask askan an strat strategi egi penem penemuan uan terdu terduga ga TB C. WAKTU WAKTU DAN TEMP TEMPA AT PELAKSAN PELAKSANAAN AAN *aktu *a ktu pelaksanaan pelatihan tanggal = ktober sa mpai dengan 7 ktober "%8 Tempat Tempat pelaksanaan pelatihan di +otel Grand $ahkota. D. PESE SER RTA 'okter pemberi pember i layanan ?P@ P@$ Perumnas Peru mnas 99 Pontianak dr. :i/in Aulindar E. PELAK PELAKSAN SANAN AN PELA PELATIHAN TIHAN Pelaksana pelatihan adalah dinas kesehatan pro/insi @alimantan Barat. F. KEG KEGIA IAT TAN PELA PELATIHAN TIHAN a. eni enin, n, = = kt ktob ober er "% "%8 8 4egistrasi peserta Pre Test Pembukaan
di
pusat
,
b. elasa, ! ktober "%8 $ateri Penemuan Pasien Tuberulosis . 4abu, 8 ktober "%8 $ateri Pengobatan Pasien Tuberulosis d. @amis, ; ktober "%8 $ateri $onitoring dan /aluasi Program Pengendalian Tuberulosis $ateri @omunikasi fektif dalam Tata 5aksana Pasien Tuberulosis e. Cumat, 7 ktober "%8 $ateri 5ogistik Progam Pengendalian Tuberulosis di Dasilitas @esehatan $ateri Penegahan dan Pengendalian 9nfeksi $ateri P Tuberulosis 4ole Play Post test Pleno besar G. HASIL PELATIHAN Peserta pelatihan mendapatkan informasi terbaru mengenai penatalaksanaan penyakit
tuberulosis.
1. Tujuan Pengobatan. a. $enyembuhkan pasien dan memperbaiki produkti/itas serta kualitas hidup b. $enegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk selanjutnya . $enegah terjadinya kekambuhan TB d. $enurunkan penularan TB e. $enegah terjadinya dan penularan TB resistan obat 2. Prinsip Pengobatan. a. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan
minimal = maam obat untuk menegah terjadinya resistensi. b. 'iberikan dalam dosis yang tepat .
%) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedik it, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. ) Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister guna menegah risiko terjadinya kekambuhan. =. Cenis dan paduan
a. 9soniasid 3 INH (+). %) Bersifat bakterisid, dapat membunuh &"# populasi kuman dalam beberapa hari pertama masa pengobatan. ) bat ini sangat efektif untuk membunuh kuman yang aktif berkembang. 6) 'osis harian yang dianjurkan ! mg3kg BB, sedangkan untuk pengobatan tahap lanjutan diberikan 6 kali seminggu dengan dosis %" mg3kg BB. b. 4ifampisin (4) %) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman persister yang tidak dapat dibunuh oleh 9soniasid. ) 'osis %" mg3kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun tahap lanjutan sebanyak 6 kali seminggu. . PiraEinamid (0) %) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam ) 'osis harian yang dianjurkan ! mg3kg BB, sedangkan untuk pengobatan tahap lanjutan diberikan 6 kali seminggu dengan dosis 6! mg3kg BB. d. treptomisin () %) Bersifat bakterisid ) 'osis harian yang dianjurkan %! mg3kg BB 6) ?ntuk pasien
berumur sampai 8" tahun dosisnya ;!"mg3hari, sedangkan
untuk pasien berumur diatas 8" tahun atau BB kurang dari !" kg maka streptomisindiberikan !"" mg3hari ( mungkin tidak dapat mentoleransi dosis lebih dari !""mg). e. tambutol () %) Bersifat bakteriostatik ) 'osis harian yang dianjurkan %! mg3kg BB sedangkan untuk pengobatan tahap lanjutan diberikan 6 kali seminggu dengan dosis 6" mg3kg BB. Cenis
9soniasid (+) 4ifampisin (4) PiraEinamid (0) treptomisin ()
ifat
'osis yang direkomendasikan (mg3kg) 6 F seminggu %"
Bakterisid
+arian !
Bakterisid
(=-8) %"
(7-%) %"
Bakterisid
(7-%) !
(7-%) 6! (6"-=")
Bakterisid
("-6") %!
tambutol ()
Bakteriostatik
(%-%7) %!
(%!-") f. Paduan
6" ("-6!)
1) Paduan
) Cenis
Kape! " KDT # setiap kaplet yang mengandung = maam obat
-
;! mg 9soniasid (+)
-
%!" mg 4ifampisin (4)
-
="" mg PiraEinamid (0) dan
-
;! mg tambutol ()
@aplet ini digunakan untuk pengobatan tahap awal diberikan setiap hari. •
Ta$e! 2KDT# tablet yang mengandung maam obat. - %!" mg 9soniasid (+) - %!" mg 4ifampisin (4) Tablet ini digunakan untuk pengobatan tahap lanjutan diberikan 6 kali seminggu
•
?ntuk pengobatan paduan
Tablet tambutol ="" mg ()
-
treptomisin injeksi /ial % g dan
- #$uabidestilata -
puit ! ml
6) Paduan
=) Paduan
Paduan
Paduan standar
K( ) L*+ ) E!, ) Cs ) - ) E/ 0 L*+ ) E!, ) Cs ) - ) E/
Paduan standar
C( ) L*+ ) E!, ) Cs ) - ' E/ 0 L*+ ) E!, ) Cs ) - ) E/
atatan Paduan bat
@
B?5<1 P1GB
2
"
3
8888/
8888/
'''''''/
'''''''/
'''''''/
'''''''/
9
9/
9
9
apabila hasilnya
apabila hasilnya BT<
apabila hasilnya
apabila hasilnya BT<
BT< positif,
positif :, lanjutkan
BT< positif ::,
positif ::, dinyatakan
periksa kembali
pengobatan dan periksa
dinyatakan
gagal
pada bulan
kembali pada bulan ke !
gagal
ke 6 8888/
'''''''/
9
BTA p,si!i* 2HR-E/ 0 "HR/ ӡ
Pasie& $a67
8888/
'''''''/
'''''''/
9/
9
9
apabila hasilnya
apabila hasilnya BT<
apabila hasilnya
apabila hasilnya BT<
BT< positif,
positif :, lanjutkan
BT< positif ::,
positif :< dinyatakan
periksa kembali
pengobatan dan periksa
dinyatakan
gagal
pada bulan
kembali pada bulan ke !
gagal
ke 6 8888/
8888/
BTA &e;a!i* 2HR-E/ 0 "HR/ ӡ
Pasie& pe&;,$a!a&
8888/
7a&;
'''''''/
'''''''/
'''''''/
'''''''/
4
5
'''''''/
'''''''/
9
9
9
BTA p,si!i*
apabila hasilnya BT<
apabila hasilnya
apabila hasilnya
2HR-E/S 0
positif :, lanjutkan
BT< positif ::,
BT< positif ::,
HR-E/ 0
pengobatan dan periksa
dinyatakan
dinyatakan gagal
HR/ӡEӡ
kembali pada bulan ke !
gagal
Hasi pe&;,$a!a&
D
Pasien TBparu dengan hasil pemeriksaan bakteriologis Se($7=
positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakter iologis pada akhir pengobatanmenjadinegatifdanpadasalah satu pemeriksaan sebelumnya. PasienTB yang telah menyelesaikan pengobatan seara
Pe&;,$a!a& e&;kap
lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama Ga;a
pengobatan atau kapan saja pengobatan
diperoleh
apabila selama dalam
hasil
laboratorium
yang
menunjukkan adanya resistensi
PasienTB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau sedang dalam pengobatan.
P7!7s
Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau
$e6,$a!
yang
(loss to
Pengobatannya terputus selama (dua) bulan terus menerus
ollo&'u
atau lebih. Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalahHpasien pindah (transferout) H ke @abupaten 3 kota lain dimana
Tidak die>a7asi
hasil akhir pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten 3 kota
A. Pe&a!aaksa&aa& Pe&?e;a=a& da& Pe&;e&daia& I&*eksi TB di Faskes emua tempat pelayanan kesehatan perlu menerapkan upaya PP9 TB untuk memastikan berlangsungnya deteksi segera, tindakan penegahan dan pengobatan seseorang yang diurigai atau dipastikan menderita TB. ?paya tersebut berupa pengendalian infeksi dengan = pilar yaitu 1. Pengendalian $anajerial 2. Pengendalian administratif . Pengendalian lingkungan ". Pengendalian dengan
1. Pia6 Pe&;e&daia& Ma&a@e6ia Pilar Pengendalian manajerial adalah upaya untuk meningkatkan komitmen dan dukungan manajerial terutama dari penentu kebijakan dan pengambilan keputusan yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan PP9 TB di D@TP dan D@4T5. Aang di maksud pihak manajerial adalah pimpinan faskes, @epala 'inas @esehatan Propinsi dan @abupaten 3@ota dan3atau atasan dari institusi terkait. 'ukungan manajerial pelaksanaan PP9 TB merupakan bagian dari penguatan PP9 seara umum. ?paya manajerial bagi program PP9 TB meliputi a.
$embuat kebijakan pelaksanaan PP9 TB
b. $embuat P mengenai alur pasien untuk semua pasien batuk, alur pelaporan dan sur/eilans .
$embuat perenanaan program PP9 TB seara komprehensif
d. $emastikan desain dan persyaratan bangunan serta pemeliharaannya sesuai PP9 TB e.
$enyediakan sumber daya untuk terlaksananya program PP9 TB (tenaga, anggaran, sarana dan prasarana) yang dibutuhkan
f.
$onitoring dan /aluasi
g. $elakukan kajian di unit terkait penularan TB
h. $elaksanakan promosi pelibatan masyarakat dan organisasi masyarakat terkait PP9 TB.
2. Pia6 Pe&;e&daia& Ad(i&is!6a!i* Pilar Pengendalian
S!6a!e;i Te(P%
trategi TemP merupakan strategi penegahan dan pengendalian TB yang mengutamakan pada komponen administratif pengendalian infeksi TB. Penerapannya mudah, tidak membutuhkan biaya besar, dan ideal.
Ga($a6 1. L,;, Te(P%
Pasien TB paru ataupun pasien 4esistan
Ga($a6 2. Pasie& !e6d7;a TB da& TB Resis!a& %AT dia&!a6a pasie&
ai&&a di
67a&; !7&;;7
;=
Pelaksanaan stategi TemP dengan skrining bagi semua pasien dengan gejala batuk oleh petugas sur/eilans batuk (Surveyor), yang melakukan triase, yaitu menemukan seara aktif pasien batuk. Surveyor batuk harus bekerja sama dengan petugas laboratorium seara baik, sehingga pasien yang dirujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan dapat memperoleh hasil pemeriksaan BT< positif dalam %- hari, khusus bagi pasien terduga TB 4esistan bat segera dirujuk ke pusat rujukan TB 4esistan bat.
La&;ka= ' La&;ka= S!6a!e;i Te(P% se$a;ai $e6ik7!# a. Te(7ka& pasie& se?epa!&a.
trategi
TemP
seara
khusus
memanfaatkan
petugas
sur/eilans
batuk
untuk
mengidentifikasi terduga TB segera menatat di TB "8 dan mengisi TB "! dan dirujuk ke laboratorium. $. Pisa=ka& se?a6a a(a&.
Petugas sur/eilans batuk segera mengarahkan pasien yang batuk ke tempat khusus dengan area /entilasi yang baik, yang terpisah dari pasien lain, serta diberikan masker. ?ntuk alasan kesehatan masyarakat, pasien yang batuk =a67s dida=77ka& daa( a&!6ia& (prioritas). ?. %$a!i se?a6a !epa!.
Pengobatan merupakan tindakan paling penting dalam menegah penularan TB kepada orang lain. Pasien TB dengan terkonfirmasi bakteriologis, segera diobati sesuai dengan panduan nasional sehingga menjadi tidak infeksius
Ga($a6 # C,&!,= A76 pe&e6apa& Te(P% di Faskes
Pasi en Pasie umu n m Pisahkan batu Berikan k Prioritas masker, untuk K! Buka Terdug pemeriksa a TB n an dokter Labo (catat terdu ratori di TB ga um 06, 05) TB TB ()04) Ed7kasi da& pe&e6apa& e!ika $a!7k
Tegakka n diagnosi Obati s dengan tepat
Petugas harus mampu memberi penyuluhan yang adekuat mengenai pentingnya menjalankan e!ika $a!7k kepada pasien untuk mengurangi penularan. Pasien yang batuk diharuskan untuk
memalingkan kepala dan menutup mulut 3 hidung dengan tisu. @alau tidak memiliki tisu maka mulut dan hidung ditutup dengan pangkal lengan. esudah batuk, tangan dibersihkan, dan tisu dibuang pada tempat sampah yang khusus disediakan untuk ini (kantong kuning 3 infeksius). ?ntuk lebih jelasnya lihat lampiran B.
. Pia6 Pe&;e&daia& Li&;k7&;a& Pilar Pengendalian 5ingkungan adalah upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara3/entilasi dengan menggunakan teknologi untuk menegah penyebaran dan mengurangi3 menurunkan kadar perik renik di udara. ?paya pengendalian dilakukan dengan menyalurkan perik renik kearah tertentu (directional airflo&) dan atau ditambah dengan radiasi ultra/iolet sebagai germisida. :entilasi
yang
baik dapat
mengurangi
risiko infeksi
dengan mendilusi
atau
menghilangkan pajanan.
berdasarkan kondisi lokal yaitu
struktur bangunan, iklim-uaa, peraturan bangunan, budaya, dana dan kualitas udara luar ruangan serta perlu dilakukan monitoring dan pemeliharaan seara periodik.
4ekomendasi *+ saat ini untuk ruangan dengan risiko tinggi penularan melalui udara adalah minimal % <+ yang berarti 7" l3detik3pasien untuk /olume = m6.
?ntuk fasilitas yang menggunakan /entilasi alamiah, perlu dipastikan angka /entilation rate per jam yang minimal terapai yaitu − %8" l3detik3pasien untuk ruangan yang memerlukan kewaspadaan airborne (dengan /entilation terendah adalah 7"l3detik3pasien) − 8" l3detik3pasien untuk ruangan perawatan umum dan poliklinik rawat jalan − .! l3detik untuk jalan atau selasar atau korodor yang hanya dilalui sementara oleh pasien. Bila pada suatau keadaan tertentu ada pasien yang dirawat di selasar 4 maka berlaku ketentuan yang sama untuk ruang kewasapadaan airborne atau ruang perawatan umum Ga($a6 . Je&is'@e&is kipas a&;i& a&; (e&;;7&aka& $ai&;'$ai&;/
Sumber" Dranis C. urry 1ational Tuberulosis enter, ""; Tuberulosis 9nfetion ontrol < Pratial $anual for Pre/enting TB , hal %;
'engan /entilasi ampuran, jenis /entilasi mekanik yang akan digunakan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan diletakkan pada tempat yang tepat. @ipas angin yang dipasang pada langit-langit (ceilin! fan) tidak dianjurkan. edangkan kipas angin yang berdiri atau diletakkan di meja dapat mengalirkan udara ke arah tertentu, hal ini dapat berguna untuk PP9 TB Bila dipasang pada posisi yang tepat, yaitu dari petugas kesehatan ke arah pasien. Ga($a6 3. Ta!a Le!ak F76&i!76e R7a&; Pe6iksa Pasie&
Ga($a6 4. Desi;& 67a&;a& de&;a& sis!e( !e6!7!7p
Pemasangan *+haust fan yaitu kipas yang dapat langsung menyedot udara keluar dapat meningkatkan /entilasi yang sudah ada di ruangan. istem e+haust fan yang dilengkapi saluran udara keluar, harus dibersihkan seara teratur, karena dalam saluran tersebut sering terakumulasi debu dan kotoran, sehingga bisa tersumbat atau hanya sedikit udara yang dapat dialirkan. ptimalisasi /entilasi dapat diapai dengan memasang jendela yang dapat dibuka dengan maksimal dan menempatkan jendela pada sisi tembok ruangan yang berhadapan, sehingga terjadi aliran udara silang ,cross ventilation). $eskipun faskes mempertimbangkan untuk memasang sistem /entilasi mekanik, /entilasi alamiah perlu diusahakan semaksimal mungkin. Aang direkomendasikan adalah /entilasi ampuran ?sahakan agar udara luar segar dapat masuk ke semua ruangan • 'alam /entilasi ampuran, /entilasi alami perlu diusahakan semaksimal mungkin • Penambahan dan penempatan kipas angin untuk meningkatkan laju pertukaran • udara harus memperhatikan arah aliran udara yang dihasilkan. $engoptimalkan aliran udara $enyalakan kipas angin selama masih ada orang-orang di ruangan tersebut
• •
(menyalakan kipas angin bila ruangan digunakan) Ta$e 1. Kee$i=a& da& kee(a=a& pe&;;7&aa& sis!e( >e&!iasi ?a(p76a& @5B9+<1 − −
−
$urah dan mudah direalisasikan 'iaktifkan hanya dengan
@5$<+<1 −
:entilasi alamiah sering agak sulit dikendalikan dan diprediksi, karena
membuka pintu, jendela dan
tergantung pada uaa, kondisi
syli!ht Tidak hanya mengurangi risiko
angin, suhu dll.
−
transmisi TB, tetapi juga meningkatkan kualitas udara seara −
umum @ipas angin, ukup murah dan
−
mudah digunakan @ipas angin berdiri ( standin! fan)
−
berubah sewaktu-waktu ?dara yang masuk ruangan dari luar tanpa disaring dapat membawa
−
polutan udara lainnya Cendela3pintu yang selalu dibuka, dapat berdampak pada keamanan,
dapat dengan mudah dipindahkan,
kenyamanan dan pri/asi . +al ini
sesuai kebutuhan
terutama terjadi pada malam hari atau bila uaa dingin
Pe($e6si=a& da& pe6aa!a Gunakan lap lembab untuk membersihkan debu dan kotoran dari kipas angin •
•
Perlu ditunjuk staf yang ditugaskan dan bertanggung jawab terhadap kondisi kipas
•
yang masih baik, bersih dll Periksa /entilasi alamiah seara teratur (minimal sekali dalam sebulan) atau dirasakan
•
/entilasi sudah kurang baik atat setiap waktu pembersihan yang dilakukan dan simpan dengan baik
". Pia6 Pe6i&d7&;a& Di6i Pe!7;as Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas kesehatan ditempat pelayanan sangat penting untuk menurunkan risiko terpajan, sebab kadar perik renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan lingkungan. Petugas kesehatan menggunakan respirator dan pasien menggunakan masker bedah. Petugas kesehatan perlu menggunakan res(irator (articulat (respirator) pada saat melakukan prosedur yang berisiko tinggi, misalnya bronkoskopi, intubasi, induksi sputum, aspirasi sekret saluran napas, dan pembedahan paru. elain itu, respirator ini juga perlu digunakan saat memberikan perawatan kepada pasien atau saat menghadapi3menangani pasien tersangka $'4-TB dan 2'4-TB di poliklinik. Petugas kesehatan dan pengunjung perlu mengenakan respirator jika berada bersama pasien TB di ruangan tertutup. Pasien atau tersangka TB tidak perlu menggunakan respirator tetapi ukup menggunakan masker bedah untuk melindungi lingkungan sekitarnya dari droplet.
Pe(akaia& 6espi6a!,6 N'/
4espirator 1-&! merupakan masker khsus dengan efisiendi tinggi untuk melindungi seseorang dari partikel berukuran I ! J yang dibawa melalui udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai menempel erat pada wajah tanpa ada kebooran. $asker ini dapat membuat pernapasan pemakai menjadi berat. +arga masker 1&! lebih mahal daripada masker bedah.
H. PENUTUP a. @esimpulan Penyakit Tuberulosis dapat disembuhkan. 'alam penatalaksanaannya banyak
orang yang harus terlibat baik dari petugas kesehatan maupun dari keluarga pasien agar menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat tuberulosis. b. aran Pelatihan $engenai Tuberulosis agar dapat rutin dilaksanakan untuk peningkatan '$ (umber 'aya $anusia) dan untuk memberikan informasi terbaru mengenai tuberulosis.
'okumentasi kegiatan