LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
UJU VIGOR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknologi Benih
Disusun Oleh :
Nama : Dede Juliansyah
NIM : 4442141790
Kelas : 4 C Agroekoteknologi
Kelompok : 7
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Tuhan Semesta Alam yang dengan kehendaknya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Teknologi Benih yang berjudul Uji Vigor,
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teknologi Benih.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang
sempurna.
Serang, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Vigor 2
2.2 Viabilitas dan Vigor Benih 3
2.3 Uji Vigor 4
2.4 Pengujian Cepat Viabilitas dan Vigor Benih 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 7
3.1 Waktu dan Tempat 7
3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Cara Kerja 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 8
4.1 Hasil 8
4.2 Pembahasan 9
BAB V PENUTUP 11
5.1 Kesimpulan 11
5.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,
artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi
dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang
mampu berproduksi maksimal. Viabilitas benih merupakan daya hidup benih
yang dapat ditunjukan oleh metabolisme atau pertumbuhan benih. Secara umum
pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya
tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dan
vigor benih adalah bila informasi daya berkecambah ditetukan oleh kecambah
yang tumbuh normal pada lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan
oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang suboptimum atau bibit
yang tumbuh di lapangan.
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi
lapang yang luas. Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifiksi vigor
benih dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung adalah pengamatan dan penilaian benih pada kondisi lingkungan yang
tidak sesuai atau kondisi lain yang dapat diciptakan di laboratorium dan
dilakukan pencatatan terhadap tingkat daya tumbuh benih. Secara tidak
langsung adalah pengamatan dan penilaian dengan mengukur sifat lain benih
yang terbukti berhubungan dengan beberapa aspek penampilan kecambah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Uji Vigor adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengujian vigor pada benih
2. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam vigor
3. Mahasiswa mampu mengetahui komponen yang diamati dalam pengujian vigor
benih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vigor
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi
lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis
selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Vigor benih bukan
merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang
menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan dengan penampilan
suatu lot benih yang antara lain :
1. Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan
kecambah.
2. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan
yang tidak sesuai untuk pertumbuhan.
3. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.
Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi,
sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap
tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik.
Vigor tumbuh dapat dikatakan sebagai "kekuatan tumbuh" untuk menjadi
tanaman yang normal meskipun keadaan biofisik lapangan kurang menguntungkan
(suboptimal). Vigor dapat dibedakan atas:
1. Vigor benih
2. Vigor kecambah
3. Vigor bibit
4. Vigor tanaman
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi,
artinya dari benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang
tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan:
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan pertumbuhannya merata
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik
dalam lingkungan tumbuh yang sub optimal
2.2. Viabilitas dan Vigor benih
Kualitas benih dapat dilihat dari viabilitas dan vigor benih. Sebagian
besar ahli teknologi benih dan kalangan perdagangan mengartikan viabilitas
sebagai kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah secara
normal (Copeland dan Mc Donald, 1995). Sadjad (1999) menyatakan bahwa
viabilitas benih adalah gejala hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui
metabolisme benih dengan gejala pertumbuhan. Menurut Sadjad (1993), tujuan
analisis viabilitas benih adalah untuk memperoleh informasi mutu fisiologi
benih. Klasifikasi metode analisis viabilitas 5 benih meliputi metode
langsung dan tidak langsung. Metode langsung apabila apabila menilai dari
gejala pertumbuhannya. Metode tidak langsung dilakukan dalam pengujian
viabilitas benih apabila deteksi viabilitas didasarkan pada aktivitas
pernafasan pada sejumlah benih atau aktivitas suatu enzim yang ada
kaitannya dengan pertumbuhan.
Gejala metabolisme dapat ditunjukkan dari analisis biokimia, sedangkan
gejala pertumbuhan diketahui lewat indikasi fisiologis yang mencakup
potensi tumbuh maksimum, bobot kering kecambah normal, dan daya
berkecambah. Daya berkecambah dilihat dari perbandingan jumlah benih yang
berkecambah normal dalam kondisi dan periode perkecambahan tertentu
(Dermawan, 2007).
Benih dengan viabilitas tinggi akan menghasilkan bibit yang kuat dengan
perkembangan akar yang cepat sehingga menghasilkan pertanaman yang sehat
dan mantap. Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang
menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja atau lot benih selama
perkecambahan dan munculnya kecambah. Vigor adalah suatu indikator yang
dapat menunjukan bagaimana benih tumbuh pada kondisi lapang yang
bervariasi. Vigor merupakan gabungan antara umur benih, ketahanan,
kekuatan, dan kesehatan benih yang diukur melalui kondisi fisiologinya,
yaitu pengujian stress atau memalui analisis biokimia (ISTA, 2007).
Vigor benih sewaktu disimpan merupakan faktor peting yang mempengaruhi
umur simpannya. Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan semakin
lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih mati. Lot benih yang
baru dan vigor mempunyai daya simpan yang lebih lama dibanding dengan lot
benih yang lebih tua yang mungkin sedang mengalami proses kemunduran sangat
cepat ( Justice dan Bass, 2002).
Benih yang ditanam memberikan dua kemungkinan hasil. Pertama, benih
tersebut menghasilkan tanaman normal sekiranya kondisi alam tempat
tumbuhnya optimum. Kedua, tanaman yang tumbuh abnormal atau mati. Benih
mempunyai daya hidup potensial atau Viabilitas Potensial (Vp), karena hanya
akan tumbuh menjadi tanaman normal apabila kondisi alamnya optimum. Benih
yang masih mampu menumbuhkan tanaman normal, meski kondisi alam tidak
optimum atau suboptimum disebut benih yang memiliki Vigor (Vg). Benih yang
vigor akan menghasilkan produk di atas normal kalau ditumbuhkan pada
kondisi optimum (Sadjad , et. al., 1999).
Benih vigor yang mampu menumbuhkan tanaman normal pada kondisi alam
suboptimum dikatakan memiliki kekuatan tumbuh. Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT)
mengindikasikan vigor benih menghadapi lahan pertanian yang kondisinya
dapat suboptimum. Bila benih yang memiliki VKT tinggi ditanam di lahan
produksi, akan menumbuhkan tanaman yang tegar, tanaman yang pada akhirnya
akan membuahkan produksi yang normal walaupun kondisi alamnya tidak optimum
(Sadjad , et. al., 1999).
2.3 Uji Vigor
Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih
yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya.
Contoh kerja dipisahkan kedalam komponen benih murni, benih tanaman lain,
dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkna presentase
berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja. Pemurnian
bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies
yang diproduksi dan bahan pengotor, tujuan yang lain yaitu memilioh benih
murni dari benih-benih yang kecil, berwarna tidak normal,benih-benih yang
tidak sehat. (Marwanto 2010)
Pada prinsipnya Analisis kemurnian dilaboratorium merupakan memisahkan
contoh benih dalam tiga bagian yaitu komponen benih murni, benih tanaman
lain, dan kotoran benih. Analisis kemurnian ini dilakukan dengan cara
manual menggunakan pinset. Benih yang akan diuji dihamparkan diatas meja
analisis kemudian benih dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu benih murni,
benih lain, dan kotoran. Hasil pengujian kemurnian ditulis dalam presentase
dengan 1 desimal (1 angka dibelakang komna), jumlah presentae berat dari
semua komponen harus 100%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% supaya
dilaporkan trace yang berate ada tetapi jumlahnya sedikit dan dicantumkan
macam komponennya. Apabila ditemukan hasil nihil dari suatu komponen harus
ditulis angka 0,0% pada kolom yang disediakan (kolom-kolom pada kartu
analisa tidak boleh dibiarkan kosong). (Dwi sucipto. 2009)
2.4 Pengujian Cepat Viabilitas dan Vigor Benih
Metode pengujian yang ideal berdasarkan ISTA (2007) memiliki beberapa
karakteristik, yaitu: murah, pelaksanaannya cepat, mudah dilakukan,
objektif (dapat distandarisasi dengan mudah dan terhindar dari interpretasi
subjektif), reproducible (dapat diulang). Pengujian cepat diantaranya
dengan menggunakan larutan Tetrazolium, metode daya hantar listrik,
kebocoran membran, kandungan klorofil, respirasi benih, dan lain-lain.
Pengujian cepat untuk menduga viabilitas atau vigor benih yang diteliti
adalah pengujian dengan menggunakan daya hantar listrik. Ismattullah (2003)
menyatakan bahwa penyimpanan benih memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap daya hantar listrik benih.
Semakin lama benih disimpan, nilai daya hantar listriknya semakin
meningkat. Semakin meningkat DHL berarti bertambah banyak zat-zat yang
terlarut dalamcairan rendaman benih. Penelitian Taliroso (2008) juga
menyebutkan bahwa DHL 7 (daya hantar listrik) memiliki keeratan hubungan
yang nyata dengan tolok ukur vigor benih kedelai yang diamati (IV, KCT,
VKT, dan DT) sehingga DHL terbukti dapat digunakan untuk menentukan status
vigor benih. Uji DHL juga dapat digunakan untuk mendeteksi Daya Tumbuh (DT)
dan Daya Simpan (DS) benih kedelai.
Berbagai penelitian mengenai alternatif metode pengujian vigor untuk
benih telah banyak dilakukan. Miguel dan Filho (2002) melakukan penelitian
tentang bocoran potasium untuk menduga kualitas benih jagung berdasarkan
potensi fisiologisnya. Jumlah bocoran potasium diukur menggunakan fotometer
setelah benih dilembabkan selama 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit pada
suhu 25ºC. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk
menentukan kualitas lot benih berdasarkan kualitas fisiologisnya setelah
dibandingkan dengan berbagai metode uji vigor lainnya, yaitu uji daya
berkecambah, uji indeks vigor, accelerated ageing test, uji konduktivitas
listrik, uji daya tumbuh, dan cold test. Arief (2009) selanjutnya melakukan
penelitian tentang bocoran kalium sebagai indikator vigor benih jagung.
Hasilnya menunjukkan bahwa bocoran kalium berkorelasi negatif dengan bobot
kering kecambah, daya berkecambah, keserempakan tumbuh, dan kecepatan
tumbuh. Bocoran kalium berkorelasi positif dengan daya hantar listrik air
rendaman benih dan gula pereduksi. Disamping itu, bocoran kalium
berkorelasi dengan beberapa variabel pertumbuhan vegetatif awal tanaman di
lapang.
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan hari Kamis, 10 Maret 2016 pukul 07:30 s/d 09:00
WIB, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gelas plastik, paku,
label. Serta bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau, pasir, tanah,
dan pecahan batu bata.
3. Cara Kerja
Cara kerja dalam pengamatan kali ini adalah :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Bagian bawah gelas plastik dilubangi sekitar 3-5 lubang menggunakan
paku
3. Wadah diisi dengan 3 buah ulangan
Ulangan pertama diisi pasir, ulangan kedua diisi dengan pecahan batu
bata, seangkan ulangna ketiga diisi dengan tanah liat
4. Benih kacang hijau dimasukkan kedalam media tanam kurang lebih 5
buah benih
5. Amati tinggi kecambah dan panjang akarnya pada hari ke-4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vigor
"Kelompok "U1 (Tanah) "U2 (Pasir) "U3 (Pecahan Batu Bata"
" " " ") "
" "TK "PA "TK "PA "TK "PA "
"1 "15,2 "4,1 "23,1 "6 "21,6 "7,6 "
"2 "6,4 "4,26 "0,56 "0,74 "6,98 "6,3 "
"3 "8,56 "9,56 "7,1 "9,84 "6,56 "9,38 "
"4 "7,8 "8,9 "0,92 "1,1 "0,52 "3,2 "
"5 "16,5 "12 "14,2 "11 "15,5 "4,5 "
"6 "11,12 "7,6 "3,62 "1,88 "12,02 "7,8 "
"7 "19,5 "3,5 "19 "6 "15,5 "5 "
TK : Tinggi Kecambah
PA : Panjang Akar
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengujian uji vigor
benih yang mana nantinya diharapkan berbagai kemungkinan untuk mendapatkan
hasil pengujian benih yang bagus dengan asumsi benih itu benar-benar
bermutu dan berkualitas tinggi. Dalam melakukan pengujian mutu benih dengan
melakukan pengujian daya kecambah, sangat menentukan apakah benih tersebut
baik atau tidak. Uji viabilitas terhadap benih yang akan ditanam sangat
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui beberapa tolak ukur
dari benih tersebut serta mengetahui perbedaan atau ciri-ciri dari kecambah
normal atau tidak normal. Pengujian viabilitas benih dapat mencakup
pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor benih.
Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada
lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada
kondisi simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih
yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan
seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Juga dalam memanfaatkan
unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian dan pemasakan biji.
Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses
perkecambahan dan perkembangan kecambah.
Dalam praktikum ini bisa kita lihat hasil uji vigor terhadap benih
kacang hijau dengan tiga metode perlakuan menggunakan metode media tanah,
media pasir dan media batu bata. Pengamatan yang dilakukan kelompok 7,
Benih mulai mengalami pertumbuhan perkecambahan pada hari keempat dengan
jumlah yang cukup banyak namun tidak semua benih tumbuh kemudian
dilanjutkan pada hari berikutnya hingga hari ketujuh yaitu tinggi kecambah
19,5 cm dan panjang akar 3,5 cm pada media tanah, pada media pasir tinggi
kecambah 19 cm dan panjang akar 6 cm, sedangkan pada media batu bata tinggi
kecambaha 15,5 cm dan panjang akar 5 cm, hasil tersebut bisa dilihat pada
data tabel hasil pengamatan uji vigor diatas. Dapat dikatakan bahwa
kemampuan vigor benih (kekuatan untuk tumbuh) vigor benih kacang hijau ini
cukup tinggi, karena dari ketiga perlakuan(media tanah, pasir, dan batu
bata) benih yang ditanam tumbuh dengan tinggi kecambah dan panjang akar
yang cukup bagus.
Dari hasil data pengamatan selama satu minggu untuk mengetahui hasil
perbandingan kecepatan vigor dari tiga metode dapat disimpulkan bahwa vigor
benih kacang hijau mampu tumbuh lebih cepat dan banyak pada metode
menggunakan media pasir hal ini disebabkan oleh sifat fisik pasir yang
berbentuk pori makro sehingga terbentuk rongga pori yang cukup besar untuk
menunjang perpanjangan akar tanaman namun masih mampu menyimpan kadar air
yang cukup bagi tanaman sehingga ketersediaan air masih terjaga untuk
pertumbuhan tanaman.
Berbeda dengan batu bata yang memiliki ukuran yang lebih besar dari
pada pasir, meskipun ruang/pori yang dihasilkan besar untuk pemanjangan
akar tetapi tidak mampu menyimpan air dalam jumlah besar, sehingga
ketersediaan air kurang dan menghambat perrtumbuhan tanaman. Sedangkan
media tanah, karena tanah termasuk berpori mikro sehingga dapat menyimpan
air lebih besar dibandingkan dengan pasir ataupun batu bata, sehingga
pertumbuhan tanaman pada media tanah lebih cepat dibandingkan media pasir
maupun batu bata, tetapi karena sifat tanah yang berpori mikro, menyebabkan
tidak ada ruang yang cukup untuk pemanjangan akar, sehingga dari ketiga
media panjang akar pada media tanah adalah yang paling pendek.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa untuk benih kacang hiaju yang kami
uji ternyata daya kecambahnya adalah 100% serta mampu tumbuh dengan baik di
tiga media yaitu media tanah, pasir, dan batu bata. Jadi kita asumsikan
bahwa benih kacang hijau ini layak digunakan untuk ditanam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum uji Vigor yang telah kami lakukan, kesimpulan yang kami
dapatkan adalah bahwa Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang
mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam
pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-
aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah.
Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan
sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan
dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain Kecepatan dan
keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah, Kemampuan
munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai
untuk pertumbuhan, Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami
penyimpanan. Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat
produksi, artinya dari benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat
produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan, Tahan disimpan
lama, Tahan terhadap serangan hama dan penyakit, Cepat dan pertumbuhannya
merata, Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik
dalam lingkungan tumbuh yang sub optimal
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah agar praktikan
terlebih dahulu mempelajari tentang praktikum yang akan dilakukan, sehingga
para praktikan tidak bingung mengenai praktikum yang sedang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Djiwoseputro. 1980 .Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan jilid 3.
Institut Tehknologi Bandung : Bandung
Heddy S, 1987. Biologi pertanian. Rajawali Press: Jakarta.
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa. Bandung.
Kimball J.W. 1988. Biologi. Gramedia Press: Jakarta.
Sevila .1988. Mutu Benih.Copyright © Teknologi Benih.
Sadjad syamsoeoed. 1994. Kualifikasi metabolism benih. Press Grasindo:
Jakarta
Sadjad syamsoeoed.1993. dari benih kepada benih. Press Grasindo: Jakarta
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Arief, R. 2009. Bocoran Kalium sebagai Indikator Vigor Benih Jagung.
Prosiding Seminar Nasional. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
313-319. Miskiyah.
Ismatullah. 2003. Studi penciri mutu benih kedelai (Glycine max L.
(Merr))varietas Wilis selama masa penyimpanan. Skripsi. Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hal 39.
LAMPIRAN
-----------------------
Gambar 2. Pinset
Gambar 1. Benih Kacang Hijau
Gambar 4. Botol Semprot
Gambar 3. Media Tanam
Gambar 5. Hasil Uji Vigor Pada Media Tanam Batu Bata
Gambar 7. Hasil Uji Vigor Pada Media Tanam Pasir
Gambar 6. Hasil Uji Vigor Pada Media Tanam Tanah