LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
MENETUKAN NILAI PH DAN SIFAT ASAM BASA LARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : I GEDE GITA SASTRAWAN
ABSEN : 18
NIS : 2581
NISN : 9983071480
KELAS : X1 IPA 1
PEMBIMBING : NURHAYATI, S.Pd.
SMA NEGERI 1 KUTA SELATAN
KABUPATEN BADUNG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui berbagai jenis zat. Secara kimia zat dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi empat yaitu zat padat (solid), zat cair (liquid), zat gas (gas), dan larutan (aqueous). Dari berbagai jenis zat ini terdapat zat-zat yang memilki sifat berbeda satu dengan lainnya, sifat zat tersebut meliputi sifat asam, sifat basa, dan sifat netral. Ketiga sifat ini menimbulkan perbedaan karakteristik dan sifat zat tersebut. Beberapa jenis zat asam, basa, dan netral dapat diklasifikasi secara mudah dengan menggunakan indra pengecapan karena sifat zat tersebut. Namun, tidak semua zat dapat diklasifikasi secara mudah dengan indra pengecap, maka dari itu diciptakanlah suatu indikator yang dapat membedakan sifat suatu zat. Indikator tersebut dapat berupa indikator alami dan indikator buatan (contohnya : kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter). Selain itu ada tiga teori yang berkaitan dengan sifat dan klasifikasi asam dan basa, diantaranya teori asam basa Arhhenius, Brownsted-Lowry, dan Lewis. Ketiga teori ini memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Dari ketiga teori ini, teori asam basa Arhhenius merupakan teori yang sangat mudah digunakan dalam pengklasifikasian zat dengan menggunakan indikator buatan, selain itu kekuatan pH dari suatu zat dapat diukur dengan indikator universal dan dapat juga membandingkan pH-nya berdasarkan teori Arhhenius. Maka dari itu kami melaksanakan sebuah praktikum yang berlandaskan pada teori asam basa Arhhenius untuk mengklasifikasi sifat zat yang ada di lingkungan sekitar.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini antaralain :
Siswa mampu menggunakan indikator kertas lakmus untuk menentukan sifat asam, basa atau netral suatu zat
Siswa mampu menggunakan indikator universal untuk mengukur pH dari zat tersebut
Siswa mampu membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktikum berdasarkan hasil data yang diperoleh dengan perspektif kajian pada teori asam basa Arhhenius
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Teori Asam Basa Arhhenius
Teori asam basa mulai berkembang pada tahun 1884 yang dikembangkan oleh Svante Arrhenius. Menurutnya, jika zat asam dan basa dilarutkan dalam air, maka keduanya akan mengalami proses penguraian menjadi ion-ion. Berdasarkan pemikiran tersebut Arhhenius menerangkan teori asam basanya sebagai berikut :
Asam
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+. Akibat kelebihan ion H+ maka air yang sudah ditambahkan zat asam disebut sebagai larutan asam. Reaksi ionisasi zat asam dalam air adalah sebagai berikut :
Contohnya adalah reaksi ionisasi asam sulfat ( H2SO4 ) dalam air, sehingga diklasifikasikan sebagai zat asam :
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Basa
Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Akibat kelebihan ion OH- maka air yang sudah ditambahkan zat basa disebut sebagai larutan basa. Reaksi ionisasi zat basa dalam air adalah sebagai berikut:
Contohnya pada reaksi ionisasi natrium hidroksida dalam air, sehingga diklasifikasi sebagai zat yang bersifat basa :
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)
2.2 Sifat zat asam, basa dan netral
Berikut adalah tabel yang menyajikan sifat asam dan basa secara umum :
Tabel 2.1 Perbandingan sifat asam dan basa
NO
SIFAT ASAM
SIFAT BASA
1
Mempunyai rasa asam
Mempunyai rasa pahit
2
Dapat bersifat korosif
Bersifat kaustik
3
Bersifat memerahkan warna lakmus
Bersifat membirukan warna lakmus
4
Merupakan larutan elektrolit
Merupakan larutan elektrolit
5
Melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air ( berdasarkan teori Arrhenius )
Melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air ( menurut teori Arrhenius )
6
Memiliki nilai pH dibawah 7 ( 0 pH < 7 )
Memiliki nilai pH lebih dari 7 ( 7 < pH 14 )
7
Bereaksi dengan logam akan menghasilkan gas hidrogen (H2)
Bersifat menetralkan sifat asam
Sedangkan zat netral memiliki sifat jika zat ini dicelupkan kertas lakmus merah ataupun biru, kertas lakmus tidak akan mengalami perubahan. Selain itu sifat lainnya adalah zat netral memiliki pH sama dengan tujuh ( pH = 7 ).
2.3 Kertas lakmus
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Semua asam dan basa mempunyai sifat tertentu, tidak semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa.
Gambar 2.1 kertas lakmus
Sumber : https://jenggaluchemistry.wordpress.com
2.4 Indikator Universal
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator. Setiap komponen indikator universal akan memberikan warna tertentu yang bergantung dan memiliki keterkaitan dengan nilai pH larutan yang diuji. Indikator universal ini dapat berupa kertas dan larutan. Penentuan pH larutan dilakukan dengan penambahan larutan indicator universal dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Penggunaan kertas indikator universal dilakukan dengan meneteskan larutan yang pH-nya akan diukur. Variasi warna pada kertas indikator yang dihasilkan lalu dibandingkan dengan suatu kode warba untuk menentukan pH larutan.
Gambar 2.2 indikator universal kertas
Sumber : https://jenggaluchemistry.files.wordpress.com
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat
Gelas kimia 2 buah
Tabung reaksi
Pinset
Spatula
rak
Kertas lakmus ( merah dan biru )
Indikator universal
3.1.2 Bahan
Botol air mineral
Larutan jeruk nipis
Air sabun
Air gula
Air garam
Cuka
Alkohol 70%
Larutan urea
HCl ( Asam klorida )
H2SO4 ( Asam sulfat )
Air kapur
NaOH ( Natrium Hidroksida )
Larutan abu gosok
3.2 Langkah kerja
Tuangkan larutan yang telah disiapkan kedalam gelas kimia.
Siapkan 2 alas untuk meletakkan indikator dan lakmus yang telah digunakan.
Celupkan lakmus berwarna merah pada larutan tersebut dengan menggunakan pinset, lalu perhatikan perubahan warna yang terjadi.
Celupkan lakmus berwarna biru dengan pinset, lalu perhatikan perubahan warna yang terjadi.
Setelah menggunakan kertas lakmus, gunakan indikator universal untuk mengukur tingkat pH larutan tersebut.
Celupkan indikator universal dengan pinset, lalu perhatikan warna yang ada pada ujung indikator universal.
Cocokkan rentangan warna indikator universal setelah dicelupkan dengan rentangan warna indikator yang tertera pada kemasan indikator.
Setelah itu ganti larutan tersebut dengan larutan yang lain.
Sebelum menuang larutan yang baru pastikan gelas kimia yang digunakan dicuci dengan bersih.
Lakukan hal yang sama untuk semua larutan yang digunakan.
Catat setiap perubahan yang terjadi pada warna lakmus setelah dicelupkan kedalam larutan.
Catat juga nilai pH larutan tersebut.
Cocokkan setiap perubahan yang didapat dan klasifikasi setiap larutan termasuk asam, basa, atau netral.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data hasil pengamatan
Setelah melakukan praktikum terhadap semua larutan, maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan praktikum
NO
LARUTAN
LAKMUS
INDIKATOR UNIVERSAL
( pH )
KESIMPULAN
Merah
Biru
1
Air kapur
Biru
Biru
12
Basa
2
Larutan jeruk nipis
Merah
Merah
2
Asam
3
Air sabun
Biru
Biru
8
Basa
4
Air gula
Merah
Biru
7
Netral
5
Cuka
Merah
Merah
2
Asam
6
Urea
Merah
Biru
7
Netral
7
Alkohol 70 %
Merah
Biru
5
Netral
8
Air garam
Merah
Biru
6
Netral
9
HCl
Merah
Merah
1
Asam
10
H2SO4
Merah
Merah
0
Asam
11
NaOH
Biru
Biru
11
Basa
12
Larutan abu gosok
Biru
Biru
12
Basa
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini kami memperoleh data yang ditunjukkan seperti tabel diatas, kami dapat mengklasifikasikan setiap larutan yang sudah diuji kedalam jenis asam, basa, atau netral berdasarkan perubahan warna lakmus yang digunakan. Seperti yang telah disebutkan pada bab II sebelumnya mengenai sifat asam dan basa, asam memiliki sifat untuk memerahkan warna lakmus ( memerahkan lakmus biru ) dan memiliki rentangan pH kurang dari tujuh dan lebih dari atau sama dengan nol ( 0 pH < 7 ) . Sedasngkan basa memiliki sifat untuk membirukan warna lakmus ( membirukan lakmus merah ) dan memiliki rentangan pH lebih dari tujuh dan kurang dari atau sama dengan empat belas ( 7 < pH 14 ). Untuk zat yang tidak mempengaruhi perubahan warna lakmus dan memiliki pH sama dengan tujuh ( pH = 7 ) digolongkan sebagai zat yang netral. Berdasarkan hal tersebut kami dapat menggolongkan sifat larutan yang telah kami uji berdasarkan perubahan warna lakmus yang terjadi sebagai berikut :
Zat yang tergolong asam :
Tabel 4.2 Zat yang bersifat asam
NO
NAMA LARUTAN
NILAI pH
1
Larutan jeruk nipis
2
2
Asam cuka
2
3
HCl
1
4
H2SO4
0
Zat yang tergolong basa :
Tabel 4.3 Zat yang tergolong basa
NO
NAMA LARUTAN
NILAI pH
1
Air kapur
12
2
Air sabun
8
3
NaOH
11
4
Larutan abu gosok
12
Zat yang tergolong netral :
Tabel 4.4 Zat yang tergolong netral
NO
NAMA LARUTAN
NILAI pH
1
Air gula
7
2
Larutan urea
7
3
Alkohol 70 %
5
4
Air garam
6
Berdasarkan hasil praktikum ini terdapat beberapa hasil yang sedikit menyimpang dari landasan teori yang kami jadikan acuan, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.4 diatas. Nilai pH menyimpang dari kaidah yang seharusnya, karena sifat netral memiliki pH = 7. Dari permasalahan ini kami mendapat beberapa faktor penyebab penyimpangan ini, antara lain :
Faktor konsentrasi zat yang terlarut.
Faktor indikator yang digunakan
Faktor alat yang digunakan saat praktikum
Faktor kesalahan dalam perlakuan praktikum
Dari keempat faktor diatas, faktor yang paling mendominasi penyebab hal ini adalah faktor alat dan faktor perlakuan yang salah saat praktikum. Hal ini berdasarkan pada proses praktikum yang hanya menggunakan 2 buah gelas kimia untuk menuangkan larutan yang akan diuji, sedangkan larutan yang diuji sejumlah 12 jenis larutan, untuk menyikapi hal ini kami mencuci gelas kimia setelah menguji larutan dan menuangkan larutan yang lain kedalam gelas kimia tersebut. Dalam hal ini besar kemungkinan menimbulkan penyimpangan nilai pH dan perubahan warna pada kertas lakmus karena banyak larutan yang secara tidak langsung telah bereaksi satu sama lain sehingga mengganggu sifat asli dari zat tersebut. Maka dari itu kami memperoleh hasil yang sedikit menyimpang dari landasan teori yang sudah ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini kami memiliki beberapa kesimpulan berrdasarkan data hasil praktikum, yaitu :
Larutan yang bersifat asam antara lain :
Larutan jeruk nipis
Asam cuka
HCl (asam klorida)
H2SO4 (asam sulfat)
Larutan yamng bersifat basa antara lain :
Air kapur
Air sabun
NaOH (Natrium Hidroksida)
Larutan abu gosok
Larutan yang bersifat netral antara lain :
Air gula
Larutan urea
Alkohol 70%
Air garam
5.2 Saran
Saran dalam praktikum ini agar saat melaksanakan praktikum alat yang digunakan (khususnya gelas kimia) agar disediakan khusus 1 untuk masing-masing larutan yang akan diuji, selain itu sebaiknya takaran konsentrasi larutan yang digunakan telah ditentukan dengan pasti agar tidak terjadi perbedaan data praktikum dengan data secara teori yang benar. Ditambah juga dengan keadaan indikator warna pada indikator universal sebaiknya dalam kondisi yang baik agar mudah dibaca nilai pH zat yang diuji. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-asam-basa/teori-asam-basa/teori-asam-dan-basa-arrhenius/,diakses 30 Januari 2015
Harjani,Tarti,dkk.2013.Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI.Sidoarjo:Masmedia.
http://hikmah-i.blogspot.com/2013/09/asambasa-dan-garam.html, diakses pada 30 Januari 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Lakmu , diakses pada 30 Januari 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/PH , diakses pada 31 Januari 2015
LAMPIRAN
Gb. Hasil praktikum terhadap larutan NaOH, air sabun dan H2SO4 menggunakan kertas lakmus dan indikator universal