LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS
DI KOPERASI PETERNAKAN SAPI PERAH SETIA KAWAN DAN KELOMPOK PETERNAK SAPI
PERAH NANGKAJAJAR
BIDANG KAJIAN PERMODALAN
KABUPATEN PASURUAN
PROPINSI JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
Champiano Gusti Prasetyo
H0814022
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan badan usaha yang menganut asas kekeluargaan.
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang
turut berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang mau, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keberadaan
koperasi di Indonesia berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25
Tahun 1992. Pada penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1), koperasi
berkedudukan sebagai "soko guru perekonomian nasional" dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Adapun
penjelasan dalam UU No. 25 Tahun 1992, menyebutkan bahwa koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi khususnya di Indonesia masih perlu membangun dirinya dan
dibangun menjadi kuat. Koperasi juga perlu didorong untuk mewujudkan
peranannya sebagai soko guru perekonomian nasional. Koperasi di negara-
negara yang sedang berkembang umumnya tidak memiliki kesempatan untuk
tumbuh secara bertahap serta meningkatkan efisiensi ekonominya agar
sejajar dengan para pesaing swasta utama dan lembaga pemerintah
lainnya. Pada awal perkembangannya, koperasi seringkali dipandang
sebelah mata. Namun sekarang koperasi dapat dijadikan sebuah alternatif
yang baik bahkan menjadi soko guru perekonomian nasional. Ini yang
kemudian membuat banyak orang berharap banyak pada koperasi. Koperasi
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang–orang atau badan hukum
koperasi melandaskan kegiatannya sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan serta bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Upaya pengembangan koperasi, bisa ditempuh salah satunya dengan cara
kemitraan. Pola kerja sama atau kemitraan usaha antara pengusaha besar
dan koperasi dan pengusaha kecil yang baik haruslah mengacu pada
memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu kemitraan usaha.Kemitraan strategis
memang memiliki potensi untuk membuat rekan kemitraan lebih kuat dan
stabil, namun kemitraan sering pula membawa kekecawaan. Melalui
kemitraan, suatu kelemahan yang dimiliki akan bisa tertutupi karena ada
prinsipnya bahwa tujuan dari kemitraan adalah sama-sama menguntungkan.
Sebagai badan usaha, koperasi harus memiliki modal ekuitas sebagai
modal perusahaan. Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan
termasuk badan koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk
menjalankan usaha. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
mengumpulkan modal untuk modal usaha dan setiap orang mempunyai hak yang
sama. Modal yang digunakan dapat terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman.
Arti penting Praktikum Koperasi adalah untuk mengetahui keadaan
koperasi yang sesungguhnya di lapangan sehingga dapat membandingkan
antara teori yang ada dengan praktek di lapangan. Praktikum koperasi
dan kemitraan Agribisnis bertempat di koperasi. Kemitraan Agribisnis ini
diadakan pada tanggal 18-19 November 2015. Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis bertempat di koperasi dipilih karena koperasi ini
mempunyai kredibilitas dan akuntabilitas yang baik dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip koperasi dan kemitraan
agribisnis.Dikarenakan lokasi-lokasi tersebut telah memenuhi kriteria
yang tepat dan sesuai dalam pengadaan ilmu serta fasilitas untuk
pelaksanaan praktikum.Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk mengetahui
kondisi Koperasi ditinjau dari bidang kajian Permodalan.
B. Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam penyusunan Laporan Praktikum
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis kaitannya dengan bidang kajian
kemitraan yaitu :
1. Bagaimana keadaan umum Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia
Kawan dan Kelompok Peternak Sapi Perah Nangkajajar ?
2. Bagaimana hubungan kemitraan di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP)
Setia Kawan dan Kelompok Peternak Sapi Perah Nangkajajar dengan
mitranya ?
3. Bagaimana pola kemitraan yang diterapkan oleh Koperasi Peternak Sapi
Perah (KPSP) Setia Kawan dan Kelompok Peternak Sapi Perah Nangkajajar
?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum Koperasi dan Kemitraan ini antara
lain :
a. Mengetahui kedaan umum dan profil dari Koperasi Peternak Sapi
Perah (KPSP) Setia Kawan dan Kelompok Peternak Sapi Perah
Nangkajajar
b. Mengetahui hubungan kemitraan di Koperasi Peternakan Sapi Perah
(KPSP) Setia Kawan Kelompok Peternak Sapi Perah Nangkajajar dengan
mitranya
c. Mengetahui pola kemitraan yang diterapkan oleh KPSP (Koperasi
Peternak Sapi Perah).
2. Kegunaan
Praktikum koperasi ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai
berikut :
a. Bagi Koperasi
Bagi Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan
praktikum ini berguna sebagai sarana memberi informasi tentang
pentingnya koperasi. Selain itu juga sebagai sarana dalam memberi
informasi mengenai kondisi kemitraan Kelompok Peternak Sapi Perah
Nangkajajar. Melalui kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan
semangat pengurus dan anggota koperasi dan kemitraan dalam
mengembangkan koperasi dan kemitraan.
b. Bagi Fakultas
Bagi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, praktikum
koperasi dan kemitraan ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
arsip kondisi nyata koperasi dan kemitraan secara umum maupun
khusus. Praktikum ini juga berguna sebagai kelengkapan akademis
dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian. Dengan praktikum
ini menunjukkan bahwa Program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
telah menjalankan program Universitas yaitu UNS ACTIVE.
c. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas maret, praktikum koperasi dan kemitraan ini
sangat berguna untuk menambah pengetahuan tentang perkoperasian
dan kemitraan. Mahasiswa juga dapat melihat langsung kondisi
koperasi dan kemitraan secara nyata. Praktikum ini sekaligus untuk
memenuhi syarat lulus mata kuliah Koperasi dan Kemitraan
Agribisnis. Diskusi yang dilakukan mahasiswa dengan ketua,
pengurus koperasi dan kemitraan dapat digunakan sebagai sumber
inspirasi dalam membuat penelitian.
d. Bagi Pembaca
Bagi pembaca praktikum koperasi dan kemitraan ini berguna
untuk menambah pengetahuan tentang perkoperasian. Selain itu
dapat pula mengetahui gambaran tentang perkembangan koperasi
terkini. Praktikum ini juga dapat berguna sebagai sumber inspirasi
pembaca ketika ingin mendirikan koperasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
Munkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong
menolong yang menjalankan "urusniaga" secara kumpulan, yang berazaskan
konsep tolong menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata
bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.
Sedangkan menurut UU No. 25 /1992 defenisi koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan (Sitio
dan Tamba, 2001).
Koperasi adalah perusahaan yang dimiliki bersama dan
dikendalikan secara demokratis. Manifestasi dari anggota dalam
koperasi adalah bahwa koperasi sebagai perkumpulan orang yang
berfungsi sebagai badan usaha yang dimiliki dan dikontrol secara
demokratis oleh anggota. Watak rangkap dari kepemilikan dan
pengendalian secara demokratis merupakan hal penting yang membedakan
antara koperasi dengan perusahaan lain yang dikendalikan oleh modal
maupun pemerintah (Harini, 2014).
Meskipun konsep koperasi merupakan konsep yang sifatnya
general, namun koperasi di Indonesia mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan koperasi di negara lain. Koperasi Indonesia tidak
sekedar sebagai badan usaha seperti firma, perseroan terbatas, tetapi
koperasi Indonesia merupakan agen pembangunan untuk pengentasan
kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berperan untuk
menyebarluaskan jiwa dan semangat koperasi untuk dapat dikembangkan
pada perusahaan swasta dan negara. Namun demikian, rendahnya kualitas
SDM koperasi, adanya kasus-kasus penyimpangan, serta kurang optimalnya
peran pengawas menyebabkan kehidupan dan kinerja koperasi semakin
terpuruk sehingga masyarakat trauma dan memiliki persepsi yang negatif
terhadap koperasi (Sukidjo, 2008).
Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerjasama
demi kesejahteraan bersama. Pengertian Koperasi dalam Undang-undang
nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan
pemisah kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Untuk menjaga
kesehatan keuangan koperasi Simpan Pinjam diperlukan adanya informasi
atau keterbukaan koperasi dalam hal laporan keuangannya pada
masyarakat. Hal ini dapat membantu koperasi tersebut dalam pengawasan
aktivitas finansialnya sehingga dapat mencegah adanya kecurangan-
kecurangan yang mungkin terjadi, seperti terjadinya korupsi, kolusi
dan nepotisme dalam organisasi (Monica, 2014).
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota melalui
penyediaan lapangan usaha yakni beternak sapi perah. Pembentukan
koperasi bersifat top-down, dana disediakan dalam bentuk pengadaan
bibit sapi perah impor untuk dibagikan kepada anggota sebagai
pinjaman. Peternak harus mengembalikan pinjaman melalui hasil susu
dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh koperasi. Produksi susu
sapi perah dari anggota dijamin akan ditampung koperasi dan dipasarkan
ke IPS (Martindah dan Saptati, 2006).
Pengertian koperasi. Koperasi adalah suatu badan usaha yang
berbadan hukum dan berlandaskan berdasarkan asas kekeluargaan dan juga
asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari beberapa anggota didalamnya.
Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi ekonomi yang bekerja
dalam bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki tujuan untuk
mensejahterakan anggotanya. Sumber daya ekonomi yang aada dalam
koperasi terbatas sehingga lebih mengutamakan kesejahteraan dan
kemajuan anggotanya terlebih dahulu. Agar suatu koperasi bisa berjalan
lancar, koperasi harus bisa bekerja secara efisien dan mengikuti
adanya prinsip dan kaidah ekonomi yang ada (Informasi Pendidikan,
2015)
2. Kemitraan Koperasi
Secara umum, kemitraan dapat didefinisikan sebagai jalinan
kerjasama berbagai pelaku agrobisnis. Masing-masing pelaku agrobisnis
ini memiliki bentuk dan tujuan yang berbeda. Namun, ada keterkaitann
yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Misalnya, perusahaan sarana
produksi pertanian berperan dalam menyediakan sarana produksi seperti
alat pertanian, benih, pupuk, dan pestisida bagi kebutuhan petani
(Hamid dan Haryanto, 2011).
Pengembangan kerjasama kemitraan strategis antara publik, privat
dan masyarakat pada dasarnya erat kaitannya dengan domain administrasi
publik. Public administration reform di sektor pemerintahan bermuara
pada "good governance" sedangkan pada sektor swasta (perusahaan)
adalah bermuara pada "good corporate governance". Yang pada intinya
adalah mentransformasi semangat wira-usaha ke dalam sektor publik, di
mana pemerintah harus mampu berperan sebagai katalisator, yang tidak
melaksanakan sendiri pembangunan tapi cukup mengen-dalikan sumber-
sumber yang ada di masyarakat. Selain itu pemerintah harus dapat
memberdayakan masyarakat, dengan demi-kian maka sektor usaha swasta
dan pemerintah dapat bekerja secara lebih profesional dan efisien
(Kartika et al., 2013).
Hubungan pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat "kemitraan
(partnership)", dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar
iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik. Dengan demikian
pemerintah harus terus berupaya untuk terus menciptakan iklim yang
sehat bagi perkembangan dan pertumbuhan koperasi di tengah-tengah
masyarakat. Kendati demikian, otonomi dalam aliran ini tetap
dipertahankan (Arifin dan Halomoan, 2001).
Kemitraan yang diterapkan merupakan solusi untuk menghindari
konflik sosial antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat.
Kuncinya adalah kemitraan itu harus dilakukan bukan atas dasar belas
kasihan tetapi hubungan yang profesional sehingga akan menghasilkan
efisiensi, efektifitas dan saling menguntungkan. Kemitraan yang harus
dikembangkan adalah berjalan bergandengan dan harus saling memperkuat
pihak-pihak yang terkait dalam kerjasama. Proses penumbuhan organisasi
petani haruslah dimulai dari bawah (bukan sebaliknya) dengan
melibatkan partisipasi aktif setiap petani melalui pendekatan
kelompok, sehingga koperasi plasma yang dibentuk didukung semua
anggota (Media Perkebunan, 2013).
Konsep Kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha
kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan,
dengan memperhatikan prinsip saling menguntungkan dan memperkuat.
Pola kemitraan adalah bentuk-bentuk kerjasama antara usaha kecil dan
usaha menengah atau usaha besar. Pola kemitraan sebagai suatu inovasi
mengandung pengertian bahwa telah terjadi proses pembaharuan terhadap
pola kemitraan dalam banyak hal. Artinya pola kemitraan bukan sesuatu
yang baru sama sekali di dunia petani, tetapi telah mengalami proses
perubahan dari waktu ke waktu hingga saat ini (Purnaningsih,
2007).
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan
membangun citra koperasi yaitu membangun jaringan kerjasama usaha
antara koperasi dengan badan usaha lain dengan dilandasi kemitraan
yang saling menguntungkan. Kerjasama kemitraan tersebut antara lain
dalam hal : pengadaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, misalnya
melalui program bapak angkat, joint venture, waralaba, intiplasma,
maupun subkontrak (Sukidjo, 2008).
3. Kemitraan
Kemitraan adalah suatu jalinan kerja sama berbagai pelaku
agribisnis, mulai dari kegiatan praproduksi, produksi hingga
pemasaran. Kemitraan dilandasi oleh azas kesetaraan kedudukan, saling
membutuhkan, dan saling menguntungkan serta adanya persetujuan di
antara pihak yang bermitra untuk saling berbagi biaya, risiko, dan
manfaat. Kemitraan dimaksudkan sebagai upaya pengembangan usaha yang
dilandasi kerja sama antara perusahaan dan peternakan rakyat, dan
pada dasarnya merupakan kerja sama vertikal (vertical partnership).
Kerja sama tersebut mengandung pengertian bahwa kedua belah pihak
harus memperoleh keuntungan dan manfaat (Suryana, 2009).
Kemitraan adalah win-win solution partnership yang menekankan
pada adanya kesetaraan dalam posisi tawar berdasarkan peran masing-
masing pihak yang bermitra. Kemitraan sebagai bentuk kerjasama yang
tepat antara pengusaha kecil dengan perusahaan besar masih menemui
beberapa kendala yang dapat berasal dari perusahaan maupun mitra
usahanya, khususnya yang menyangkut keterbatasan modal dan kemampuan
penguasaan pasar. Oleh karena itu, berbagai keterbatasan yang
dimiliki oleh pengusaha kecil perlu difasilitasi, salah satunya
adalah melalui kemitraan dengan kelompok pemilik modal besar
(Tampubolon et. al., 2006).
Salah satu solusi mengatasi kemiskinan adalah melalui
pemberdayaan koperasi. Pemberdayaan koperasi amat relevan bagi
pengentasan kemiskinan karena segala aktivitasnya bernapaskan
kekeluargaan. Implikasinya, kerja sama antaranggota harus menjadi
salah satu prinsip koperasi dan harus diberdayakan. Pemberdaya harus
dimulai dengan meningkatkan mutu SDM guna pada eratnya kerja sama di
antara anggota sekaligus sebagai senjata ampuh menghadapi ulah
tengkulak dan kapitalis. Kerja sama dapat ditingkatkan menjadi
kemitraan di antara aneka koperasi. Kemitraan ini berpotensi
meningkatkan daya saing guna mencapai skala usaha yang kian ekonomis.
Prinsip kerja sama dalam koperasi mengandung substansi, kerja sama
ini didasarkan rasa solidaritas bersama demi kemajuan gerakan
koperasi (Pujiastuti et al, 2006).
Manfaat ekonomi yang diperoleh petani mitra dari pola kemitraan
yaitu produktivitas yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih tinggi,
harga produk yang lebih baik dan mudah diterima pasar. Manfaat
teknis yang didapatkan oleh petani mitra melalui pola kemitraan
diantaranya mutu produk lebih baik dan meningkatkan teknologi
pertanian (pangan) melalui penggunaan pupuk yang merupakan produk
dari perusahaan mitra. Manfaat sosial yang diperoleh petani mitra
dari pola kemitraan yaitu keberlanjutan kerjasama antara perusahaan
mitra dengan petani mitra, dan juga pola kemitraan yang dilaksanakan
berhubungan dengan kelestarian lingkungan (Achmad, 2008).
Sebelum mencantumkan apa saja keuntungan dalam hubungan
kemitraan, ada baiknya untuk menganalisis apa saja kerugian dari
pendekatan lama. Dalam pendekatan lama, setiap menghendaki untuk
membeli barang harus melakukan tender sehingga makan waktu, biaya dan
tenaga karena biasanya prosedurnya cukup panjang. Pemasuk, karena
mengetahui hanya berhubungan dalam jangka pendek, cenderung
menginginkan untuk memperoleh keuntungan banyak karena kesempatan
mungkin hanya kali itu saja (kecenderungan hit and run)
(Indrajit et. al., 2003).
B. Kerangka Teori
Pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah
dan seluruh rakyat sesuai dengan perkembangan dan keadaan. Di banyak
negara maju, koperasi sudah menjadi bagian dari sistem perekonomian.
Sedangkan di Negara berkembang yang mayoritas penduduknya sebagai
petani, koperasi memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
sektor pertaniannya, mulai dari penyediaan input sampai dengan pemasaran
hasil produksi pertanian. Koperasi memiliki peranan penting dalam
kegiatan perekonomian, karena koperasi dinilai mampu memberikan berbagai
kelebihan kepada para anggota atau masyarakat yang memanfaatkan
keberadaannya.
Keberadaan koperasi di Indonesia berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945
dan UU No. 25 Tahun 1992. Pada penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1),
koperasi berkedudukan sebagai "soko guru perekonomian nasional" dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian
nasional. Adapun penjelasan dalam UU No. 25 Tahun 1992, menyebutkan
bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
ataubadan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan pada pengertian koperasi
di atas, menunjukkan bahwa koperasi di Indonesia tidak semata-mata
dipandang sebagai bentuk perusahaan yang mempunyai asas dan prinsip yang
khas, namun koperasi juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem
perekonomian Indonesia. Koperasi diharapkan dapat mengembangkan potensi
ekonomi rakyat dan mewujudkan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan yang
diamanatkan dalam UUD 1945.
Tujuan koperasi diantaranya untuk meningkatkan penghasilan petani,
meningkatkan usaha koperasi melalui kemitraan, danmeningkatkan
produktifitas kebun. Sasaran dari koperasi adalah meningkatkan kemampuan
petani anggota serta melaksanakan pekerjaan secara koperatif, produktif,
dan efisien. Selain itu terwujudnya kemitraan antara koperasi dengan
perusahaan inti dan pengembangan usaha perkebunan yang berdaya saing.
Permasalahan yang terjadi dengan adanya tiga factor yang menyebabkan
timbulnya keinginan untuk bermitra, yakni kekurangan modal, keinginan
untuk memperluas pangsa pasar dan memperoleh keuntungan. Maka dari itu
koperasi membutuhkan proses kerjasama dengan pihak lain untuk memenuhi
kebutuhan yang diperoleh. Dari penyebab-penyebab diatas, koperasi merasa
butuh bekerjasama dengan pihak lain yang bertujuan untuk mengisi segala
kebutuhan yang diplukan koperasi. Kerjasama yang dilakukan itu
menghasilkan pengaruh terhadap loyalitas terhadap kerja para anggota
koperasi. Kinerja para anggota ini dirangsang oleh adanya kerjasama,
sehingga koperasi merasakan adanya kenaikan aktivitas dan keaktifan para
anggota (Purwanta, 2015)
III. METODOLOGI
A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam praktikum koperasi ini adalah
deskriptif analitis yaitu penelitian yang memusatkan diri pada
pemecahan masalah yang terjadi saat ini dan bertitik tolak pada data
yang dikumpulkan dalam konteks teori-teori dari hasil penelitian.
Penetapan sampel menggunakan purposive sampling yaitu penentuan
koperasi yang dengan sengaja dipilih untuk damati dengan
mempertimbangkan alasan-alasan tertentu. Penelitian dilaksanakan di
Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, Nangkajajar,
Pasuruan dan Kelompok Peternak Sapi Perah Nangkajajar.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum ini
adalah field research dimana data diperoleh secara langsung dengan
metode wawancara dan observasi. Wawancara digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari narasumber. Hasil wawancara dijadikan sebagai
data primer. Sedangkan observasi merupakan metode pengumpulan data
yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi difokuskan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena riset yang mencakup mengamati
kegiatan dan interaksi antar subjek yang diteliti.
C. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dalam
praktikum koperasi dan kemitraan kemudian dianalisis dengan tabulasi
presentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tabulasi
presentatif yaitu data-data yang telah diperoleh dijabarkan untuk
memperoleh pemahaman makna, mengembangkan teori dan menggambarkan
realitas yang kompleks. Secara kualitatif yaitu dengan menganalisis
data yang diperoleh dari pihak koperasi yang bersangkutan berupa
angka. Sedangkan data kualitatif menggunakan teori-teori yang
berhubungan dengan yang dialami koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Harini. 2014. Manajemen Koperasi. Surakarta : UNS PRESS.
Informasi Pendidikan. 2015. http://www.informasi-
pendidikan.com/2015/04/pengertian-koperasi.html. Diakses pada tanggal
11 November 2015.
Indrajit, Richardus Eko, Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis
Outsourcing. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kartika Tribuana Dewi, Dkk. 2013. Kemitraan Peternak Sapi Perah Dengan Kud
"Batu" Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Peternak Sapi Perah.
Jurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 1, No. 4, Hal. 73-82. Jurusan
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang.
Martindah, E dan Saptati, R.A. 2006. Peran Dan Upaya Koperasi Peternak Sapi
Perah Dalam Meningkatkan Kualitas Susu Di Jawa Barat (The Role And
Effort Of Dairy Farming Cooperation To Increase Milk Quality In West
Java). Jurnal Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju
Perdagangan Bebas – 2020. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Peternakan, Bogor.
Media perkebunan. 2013. http://www.mediaperkebunan.net/index.php?
option=comcontent&view=article&id=572:kemitraan-dengan-petani-harus-
berdasarkan-hubungan-profesional&catid=2:komoditi&Itemid=26. Diakses
pada 7 November 2015.
Mumek, Monica Priscila. 2014. Analisis Likuiditas Koperasi Simpan Pinjam
Kamangtawaya Desa Sendangan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa.
Jurnal Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Pujiastuti, Sri Y. 2006. IPS Terpadu 2B untuk SMP dan MTs Kelas VII
Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purnaningsih, Ninuk. 2007. Strategi Kemitraan Agribisnis Berkelanjutan.
Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia Vol. 1
No. 3 pp : 393-416.
Purwanta, Sugi, dkk. 2015. Budi Daya dan Bisnis Kayu Jati. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba, 2001. Koperasi : Teori dan Praktik.
Jakarta: Erlangga.
Sukidjo. 2008. Membangun Citra Koperasi Indonesia. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, Volume 5 Nomor 2, Desember 2008. Oleh Staf Pengajar Fise
Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi
Agribisnis dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 28 No.
1 pp : 29-37.
Tampubolon, Petrus, Musa Hubeis dan Budi Suhardjo. 2006. Analisis Pola
Kemitraan Antara PT. XYZ Dengan Nelayan/Pemilik Kapal di Kawasan
Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Industri Kecil Menengah (MPI)
Vol. 1 No. 1 pp : 22-28.
Zaelani, Achmad. 2008. Manfaat Kemitraan Agribisnis Bagi Petani Mitra
(Kasus: Kemitraan Pt Pupuk Kujang Dengan Kelompok Tani Sri Mandiri
Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat). Jurnal Jurusan Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor