LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERBENIHAN III Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teknologi Perbenihan III
Disusun oleh: Kelompok 7 Agroteknologi D Adi Firmansyah 150110080158 Hari Akbar 150110080156 Surya Meydhi 150110080155 Novian Eka 150110080157 Sungkono 150110080154
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010 Praktikum 1 Hari, tanggal : Jumat, 08 Oktober 2010 Materi Praktikum: – Mengetahui tingkat perkecambahan benih jagung – Mengetahui tikngkat keseimbangan kadar air benih jagung – Mengetahui pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih Tujuan: – Mengetahui tingkat perkecambahan benih jagung – Mengetahui tikngkat keseimbangan kadar air benih jagung – Mengetahui pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih Tinjauan Pustaka Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. Tujuan dari pengujian daya berkecambah adalah : •
Memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan
•
Membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih)
•
Menduga storabilitas (daya simpan) benih
•
Memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku
Kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi
udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udara dari lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran, contoh benih tidak boleh lebih dari 2 menit berada di luar wadah. Temperatur yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih. Karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair dari dalam benih, sehingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah. Protoplasma dari embrio dapat mati akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. (Sutopo, 2002). Semakin rendah suhu kemunduran viabilitas benih dapat dikurangi, sedangkan semakin tinggi temperatur, semakin meningkat laju kemunduran viabilitas benih. Setiap kenaikan temperatur 5°C maka umur benih akan menjadi setengahnya. Alat dan Bahan: Alat : kertas merang, tali raffia, germinator, oven (bersuhu 135oC), wadah plastic untuk penyimpanan benih, label,, timbangan elektrik, desikator, wadah alumunium Bahan : benih kedelai Prosedur Kerja a. Uji Daya Berkecambah Menyusun 40 butir benih kedelai secara zigzag di kertas merang lembap yang diberi alas plastic. Menggulung, mengikat dan memberi label. Menyimpan ke dalam germinator (mengamati FDC dan LDC) b. Uji Kadar Air Menimbang seberat 5gr benih jagung. Menyimpan ke dalam wadah alumunium kemudian memasukkan ke oven bersuhu 135oC selama 1 jam. Menimbang kembali berat benih setelah dioven. c. Pengaruh temperature Menimbang benih kedelai masing-masing seberat 35gr untuk 3 perlakuan berbeda (disimpan dalam kulkas, diruangan, diluar ruangan/ fluktuasi). Memasukkan ke dalam wadah plastic. Menyimpan sesuai dengan perlakuannya. Hasil dan pembahasan 1. Daya Berkecambah •
Benih yang tumbuh sebanyak 38
•
Benih yang abnormal 4
Perhitungan DB : 38 x 100% = 95% 40 Seperti dilihat dari hasil perhitungan daya berkecambah benih yang mencapai 95% menunjukkan benih tersebut cukup baik vigor benihnya. Namun, benih yang bermutu paling baik adalah benih yang vigornya > 80% 1. Kadar Air Kelompok
W1 (gr)
%KA
1
4,56
8.8
2
4,77
4,6
3
4,62
7,6
4
3,75
2,5
5
4,60
8
6
4,76
4,8
7
4,86
2,8
8
4,08
6,4
Perhitungan KA : 5 gr – 4,86 gr x 100% = 2,8 % 5 Dilihat dari hasil perhitungan KA, benih jagung kelompok 7 memiliki persentase KA 2,8%. Penurunan kadar air ini tinggi, kemungkinan dari jenis benih yang berbeda. 2. Pengamatan pengaruh suhu terhadap penyimpanan benih diamati 4 minggu setelah praktikum ini Lampiran foto
Praktikum 2
Hari, tanggal : Jumat, 15 Oktober 2010 Materi praktikum – Penggunaan desikan (absorben) dalam penyimpanan benih (kapur tohor) – KAK/ equilibrium moisture content (EMC) – Daya berkecambah Tujuan – Menjaga kadar air benih tetap terjaga pada saat penyimpanan benih – Mendapatkan kadar air seimbang Tinjauan Pustaka Desikan merupakan senyawa kimia yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menyerap air, dan dapat digunakan untuk pengeringan atau mempertahankan kelembaban yang rendah jika disimpan bersama dengan benih (Mulyanto, 2010) Kapur tohor memiliki sifat higroskopis, yaitu pada keadaan kering bahan tersebut dapat menyerap uap air dari lingkungan di sekitarnya. Dengan sifat seperti itu, bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengering (desikan) dalam kemasan benih. Dengan pengering alam kemasan benih, udara di sekitar benih dalam kemasan tersebut akan memiliki kelembaban relatif yang rendah. Kelembaban relatif yang rendah akan sangat kondusif bagi penyimpanan benih dalam jangka menengah dan panjang, karena akan menjaga kadar air benih tetap rendah selama penyimpanan, dan mencegah pertumbuhan dan perkembangan cendawan, sehingga viabilitas benih akan lambat mengalami penurunan Kadar air keseimbangan yaitu keadaan dimana keadaan air seimbang dalam kelembaban udara pada suhu tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh sikap higroskopis dari komponen penyimpanan pada benih, yaitu benih yang kandungan proteinnya tinggi atau kulit benih yang mudah maupun sukar menyerap air (Mulyanto,2010) Alat dan Bahan Alat : timbangan elektrik, kertas merang, tali raffia/ karet, botol kaca, kain kassa, germinator Bahan : benih jagung, silica gel/kapur tohor, NaCl/ KNO3 Prosedur Kerja 1. Desikan –
Menimbang benih kedelai sebanyak 35 gr
– Masukan kedalam botol kaca – Beri desikan (kapur tohor) kedalam botol
–
Tutup botol dengan plastik, ikat dengan karet
1. KAK –
Timbang 5 gr benih kedelai
– Letakkan kedalam kain kassa – Ikat, dan beri label –
Simpan dalam desikator KNO3
3. Uji Daya Berkecambah Sama halnya seperti pada praktikum sebelumnya, benih kedelai diambil 40 butir yang kemudian disusun secara zigzag diatas kertas merang lembab. Menggulung, mengikat dengan tali rafia serta memeberi label. Menyimpan ke dalam germinator dan mengamati FDC dan LDC. Hasil dan Pembahasan Pada praktikum ini hanya dilakukan pengujian. Hasil dari praktikum ini diamati dalam praktikum selanjutnya. Lampiran foto
Praktikum 3 Hari, tanggal : Jumat, 22 oktober 2010 Materi Praktikum : –
Pengaruh kadar air terhadap daya simpan benih yang di peram dan tidak
– Pengemasan benih – Penyimpanan benih dalam amplop – Daya berkecambah Tujuan : –
Pengaruh kadar air : Untuk mengetahui apakah ada perubahana fisiologis terhadap benih
–
Pengemasan benih : Untuk menjaga kondisi fisik benih dengan menghindari kontaminasi penyakit
–
Daya berkecambah: Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan benih
Tinjauan Pustaka : Baurex ( 1985 ) menjelaskan bahwa untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang lama, maka yang harus di perhatikan adalah viabilitas maximum benih yang tercapai pada saat benih matang fisiologis. Dalam praktikum ini di pelajari bagaimana kadar air tersebut dapat mempengaruhi daya simpan benih. Dilihat dari hukum ibu jari yaitu setiap kenaikan kadar air 1% atau suhu 5% maka daya simpan benih menjadi setengah nya. Alat dan Bahan : Alat
: Timbangan, Mangkok alumunium, Kain, Tali raffia, Kertas mekang, Amplop coklat
Bahan : Benih kedelai tanpa peram, Benih kedelai tanpa direndam Prosedur Kerja : Pengaruh kadar air ( KA ) ➢ Menimbang benih kedelai ( yang tidak diperam ) seberat 5 gram
➢ Memasukan ke dalam wadah alumunium Pengujian Daya Berkecambah ➢ Menimbang benih kedelai 5 gr (tanpa diperam)
➢ Memasukan ke dalam alumunium foil, tutup, lalu simpan Pengemasan benih ➢ Menimbang benih jagung ( tanpa peram ) seberat 35 gram ➢ Masukkan ke dalam wadah alumunium foil, menutup, dan menyimpan
Daya berkecambah ➢ Ambil 40 butir benih kedelai
➢ Siapkan kertas merang 2 lapis untuk bagian bawahnya yang telah diberi plastik ➢ Susun dengan zigzag ➢ Tutup dengan kertas merang 2 lapis ➢ Gulung, ikat dengan tali rafia, beri label ➢ Simpan dalam germinator Hasil dan pembahasan
Tabel hasil pengukuran KA benih Kelompo k
variabel
ulangan I
ulangan II
1
4,32
4,32
4,57
2
4,36
4,36
4,5
3
4,19
4,19
4,25
4
4,49
4,49
4,51
5
4,55
4,55
4,32
6
4,17
4,17
4,11
7
4,52
4,52
4,25
8
4,52
4,52
4,36
Kesimpulan : Benih yang di uji menunjukkan bahwa benih yang tidak diperam akan memiliki daya tumbuh yang lebih lambat dibanding dengan benih yang diperm, sehingga dalam persemaian akan tumbuh kerdil dan lemah. Lampiran Foto
Praktikum 4 Hari, tanggal : Jumat 29 Oktober 2010 Materi Praktikum : – Penyimpanan benih dengan menambahkan minyak cengkeh dan pengaruhnya terhadap hama gudang ( kutu ) – Daya berkecambah Tujuan : – Penyimpanan benih dengan menambahkan minyak cengkeh bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak terhadap jumlah benih yang rusak / terinfeksi oleh kutu gudang serta melihat keadaan dari hama kutu gudang( mati, hidup, atau berkembang )
– Melihat dan mengetahui viabilitas benih dalam perkecambahan nya. Tinjauan pustaka : Minyak cengkeh dapat menurunkan viabilitas benih. Sehingga mencegah terjadinya invasi hama gudang S.Zeanus. Hal ini disebabkan karena hama Sitophillus Zeanus tidak mampu menginvasi saat kadar air benih 7 – 9% sehingga tingkat mortalitasnya meningkat. ( Kartika dkk 2006 ; sumadi dkk ; 2008 ) Kutu gudang yang di gunakan dalam pengujian mengalami penurunan ketahanan hidup karena efek dari minyak cengkeh tersebut. Karena pada umumnya kutu gudang tidak dapat lama bertahan hidup pada kadar air yang tinggi. Alat dan Bahan : Alat :Timbangan, Botol kaca, Kain kasa, Karet gelang Bahan :Benih kedelai, Minyak cengkeh, Kutu gudang Prosedur Kerja •
Pengujian menggunakan kutu gudang ➢ Menimbang benih seberat 35 gram ➢ Masukan benih ke dalam botol kaca ➢ Masukan 5 ekor kutu gudang ke dalam botol kaca berisi benih ➢ Masukan minyak cengkeh dengan menggantung ➢ Tutup botol menggunakan kassa, lalu ikat dengan tali rafia
•
Daya kecambah : ➢ Ambil 40 butir benih ➢ Siapkan kertas merang 2 lapis untuk bagian bawahnya yang telah diberi plastik ➢ Susun dengan zigzag ➢ Tutup dengan kertas merang 2 lapis ➢ Gulung, ikat dengan tali rafia, beri label ➢ Simpan dalam germinator
Hasil pembahasan Pada praktikum ini hanya dilakukan pengujian. Hasil dari praktikum ini diamati dalam praktikum selanjutnya Lampiran Foto
Praktikum 5 Hari, tanggal : jumat, 5 November 2010 Materi Praktikum : Mengecek kadar air dan daya berkecambah pada praktikum KAK Tujuan : Untuk mengetahui kadar air benih kedelai setelah disimpan pada desikator (NaCl dan KNO3) setelah beberapa minggu penyimpanan Tinjauan Pustaka : Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin (ISTA, 2006). Dalam penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven, yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 – 133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air (Bonner, 1995). Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan. Namun, bagaimanapun juga senyawa yang mudah menguap mungkin ikut menguap yang akan menyebabkan hasil pengukuran over estimation. Dengan demikian, kadar air yang ditentukan dengan metode oven mungkin saja tidak merepresentasikan kadar air benih yang sesungguhnya (Poulsen, 1994). Namun, bagaimanapun juga metode pengeringan oven merupakan metode yang digunakan sebagai metode standar Pemilihan metode pengukuran kadar air yang paling tepat adalah apabila cara tersebut mampu memberikan nilai kadar air tertinggi (Justice, 1990). Kuswanto (1997), Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium dengan keadaan sekitarnya. Kadar air benih yang selalu berubah sesuai dengan keadaan sekitarnya itu sangat membahayakan kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi benih yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada persentase viabilitas benih. Untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih tersebut, setelah benih diproses dengan kadar air tertentu maka benih tersebut harus dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka waktu tertentu. Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan persentase RH tertentu, agar kadar airnya tetap stabil. Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya (Satopo, L. 1985). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% – 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. Air yang terdapat dalam benih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air bebas dan air yang terikat. Pada perhitungan kadar air benih, yang dihitung persentasenya hanyalah air bebas, karena air inilah yang dapat bergerak bebas di dalam benih dan mudah untuk diuapkan (Anonim, 2009). Alat dan Bahan : Timbangan analitik, Cawan alumunium, Oven, Benih kedelai 5 gram Prosedur Kerja : •
Menimbang benih kedelai sebanyak 5 gram
•
Memasukannya ke dalam cawan, lalu memasukan ke dalam oven
•
Menimbang bobot air dan hitung % kadar air
Hasil dan Pembahasan : Tabel hasil pada penyimpanan 3 minggu Kelompok
Bobot Akhir
% Kadar Air
1
4,46
10,8 %
2
4,41
11,8%
3
4,48
10,45
4
4,41
10,8%
5
4,50
10%
6
4,58
10,4%
7
4,35
13,5%
8
4,55
9%
Kadar air benih kelompok 5 turun 0,7 % Tabel Hasil pada penyimpanan 4 minggu Kelompok
Bobot Akhir
% Kadar Air
1
4,49
8,5 %
2
4,33
13,4 %
3
4,48
11 %
4
4,39
12,2 %
5
4,40
12,2 %
6
4,47
10,6 %
7
4,33
13,4 %
8
4,40
12 %
Kadar air benih kelompok 7 adalah naik 13,4 % Tabel hasil pada penyimpanan minggu terakhir Kelompok Bobot (%Ka)
1
2
3
4
5
6
7
8
15,8 %
14,8 %
15,6 %
15,2 %
12 %
13,2 %
12,4 %
14,8 %
Kadar air benih kelompok 7 turun 1,0 % Pada hasil pengamatan minggu terakhir, biji mengalami penurunan KA disebabkan oleh tekanan difusi air pada desikator yang mengandung NaCl menjadi rendah (kamil, 1982) Pada minggu ke 3 penyimpanan pada desikator terjadi penurunan KA dari awalnya 10,7 % menjadi 13,5 %. Dan pada minggu-pun mengalami penurunan 0,1 % sehingga KA menjadi 13,4 %. Pada minggu ke 3 biji mengalami penurunan KA disebabkanoleh tekanan difusi air pada desikator yang mengandung NaCl menjadi rendah (kamil, 1982) Salah satu faktor pokok yang menyebabkan kecepatan penyerapan air oleh biji adalah berkaitan dengan peningkatan tekanan hidrostatik. Kecepatan penyerapan pada peningkatan tekanan dan penyerapan permulaan tinggidan kemudian kian lambat sejalan dengan naiknya tekanan hidrostatik sampai tercapainya keseimbangan. Kuswanto (1997), Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium dengan keadaan sekitarnya. Kadar air benih yang selalu berubah sesuai dengan keadaan sekitarnya itu sangat membahayakan kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi benih yang pada akhirnya akan berpengaruh pada persentase viabilitas benih. Untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih tersebut, setelah benih diproses dengan kadar air tertentu maka
benih tersebut harus dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka waktu tertentu. Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan persentase RH tertentu, agar kadar airnya tetap stabil. RH mempengaruhi kadar air benih, dan kadar air benih mempengaruhi mempengaruhi respirasi benih •
RH lingkungan dipengaruhi oleh suhu (T) lingkungan
•
RH dan T saling berkaitan dan mempengaruhi kemunduran benih:
a) setiap penurunan kadar air 1% menggandakan masa hidup dua kali, dan b) setiap penurunan suhu ruang simpan 5Co akan menggandakan masa hidup benih dua kali. Kesimpulan Biji jagung bersifat higroskopis, RH yang tinggi menyebabkan KA benih mencapai KAK Kecepatan penyerapan pada permukaan tinggi dan kemudian kian lambat sejalan dengan anaiknya tekanan hidrostatis sampai tercapainya keseimbangan Lampiran foto
Praktikum 6 Hari, Tanggal
: Jumat, 19 November 2010
Materi Praktikum : – Menghitung KA benih kakao 5 gr – Menghitung KA benih 15 biji – Penyimpanan benih kakao Tujuan : – Processing benih berdaging Tinjauan Pustaka : Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi,
dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin (ISTA, 2006). Dalam penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven, yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air (Bonner, 1995). Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan. Namun, bagaimanapun juga senyawa yang mudah menguap mungkin ikut menguap yang akan menyebabkan hasil pengukuran over estimation. Dengan demikian, kadar air yang ditentukan dengan metode oven mungkin saja tidak merepresentasikan kadar air benih yang sesungguhnya (Poulsen, 1994). Namun, bagaimanapun juga metode pengeringan oven merupakan metode yang digunakan sebagai metode standar Pemilihan metode pengukuran kadar air yang paling tepat adalah apabila cara tersebut mampu memberikan nilai kadar air tertinggi (Justice, 1990). Kuswanto (1997), Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium dengan keadaan sekitarnya. Kadar air benih yang selalu berubah sesuai dengan keadaan sekitarnya itu sangat membahayakan kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi benih yang pada akhirnya akan berpengaruh pada persentase viabilitas benih. Untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih tersebut, setelah benih diproses dengan kadar air tertentu maka benih tersebut harus dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka waktu tertentu. Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan persentase RH tertentu, agar kadar airnya tetap stabil. Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya (Satopo, L. 1985). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% – 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. Air yang terdapat dalam benih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air bebas dan air yang terikat. Pada perhitungan kadar air benih, yang dihitung persentasenya hanyalah air bebas, karena air inilah yang dapat bergerak bebas di dalam benih dan mudah untuk diuapkan (Anonim, 2009). Alat dan Bahan : – Timbangan analitik – Cawan
– Oven – pisau – Buah kakao – Label – Abu gosok – Amplop kertas Prosedur Kerja : Menimbang kadar air kakao •
Meletakkan ekstraksi benih kakao dengan menggunakan abu gosok
•
Timbang 5 gram benih kaka0, lalu letakkan dalam cawan dan masukan ke dalam oven
•
Setelah pengeringan timbang lagi bobot benihnya dan % KA
Penyimpanan benih kakao dengan pengeringan dan tanpa pengeringan •
Dengan mengeringkan benih pada suhu 35 derajat C selama 1 jam, lalu dimasukan ke dalam amplop. Sebelum pengeringan terlebih dahulu di ekstraksi dengan abu gosok
•
Penyimpanan tanpa pengeringan benih kakao di ekstraksi dengan abu gosok, lalu dimasukan ke dalam amplop kertas Jumlah benih kakao = 30 benih
Hasil dan Pembahasan : Jumlah benih = 30 Kakao di oven 35oC selama 1 jam bobot benih = 27,9 gr Bobot benih tanpa dioven = 28,27 gr Pembahasan Seed coating yaitu benih yang telah terpilih di beri zat tertentu dan warna yang menarik. Benih hasil coating dapat tumbuh dengan baik tanpa gangguan hama dan penyakit. Sedangkan benih yang non coating terhambat pertumbuhannya karena tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Kandungan air benih dan kelembaban ruang penyimpanan merupakan kendala utama dala penympanan benih kakao yang bersifat rekalsitran perlakuan pengeringan untuk menurunkan kadar air dan kondisi penyimpanan dengan kelembaban yang rendah dapat merusak dan menurunkan viabilitas benih di penyimpanan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian benih (liang dan sun 2000). Berbagai penelitian mengenai kisaran air kritis benih kakao yang aman untuk disimpan diantaranya adalah sekitar 25 % yang diperoleh dengan penggunaan alat pengering benih pada suhu 35-40 oC(robi, 1956).
Menurut penelitian terdahulu batas kritis kadar air adalah 16 % dan maksimal 35 %. Kadar air kakao pada percobaan ini adalah 35,25 %, melewat ambanga KA yang seharusnya yaitu 35 %. Menurut Chairini (1991) kadar air yang tinggi dapat menyebabkan terjainya respirasi yang lebih cepat, perubahan karbohidrat menjadi lemak dan selanjutnya membentuk asam lemak bebas serta perubahan molekul molekul sukrosa menjadi glukosa. Respirase yang sangat aktif dan berjalan terus akan menghasilkan alkohol. Senyawa alkohol ini dapat merusak membran sel, sehingga terjadi kebocoran membran yang menyebabkan viabilitas benih menurun. Benih kakao selama penyimpanan mengalami perubahan sumber energi utama, seperti asam lemak bebas, gula, asam amino, dan alkohol. Penyimpanan benih kakao dengan kadar air awal benih 26-30 % pada media arang sekam dapat memperlambat laju penuruna viabilitas benih kakao terlihat pada daya berkecambah tinggi 72,67 % menurunkan kadar karbohidrat dan lipid dan meningkatkan kadar asam lemak bebas benih kakao selama penyimpanan (syatrianny,dkk 2007). Hipotesis sementara: – Viabilitas benih kakao menurun – Benih kakao yang dikeringkan dalam ovenselama 1 jam viabilitasnya lebih baik daripada yang tidak dikeringkan. Kesimpulan KA benih tanpa pengeringan terlebih dahulu 35,25 % tidak aman untuk disimpan Viabilitas benih kakao menurun jika disimpan pada KA 31-35 % Batas kritis KA untuk disimpan adalah 16 % dan maksimal 35 % Ekstraksi benih kakao dapat menggunakan abu gosok, pasir dan juga dengan merendam dengan air kapur 20gr/l selama 20 menit. Lampiran Foto
Praktikum 7 Hari, tanggal : Jumat, 26 November 2010 Materi Praktikum : – Menghitung KAK – Pengamatan hama gudang (menghitung jumlah hama yang mati dan hidup) – Tingkat kemasakan benih tomat chery (uji daya berkecambah pada UDK) Tujuan : – Mengetahui kadar air konstan – Mengetahui pengaruh pemberian minyak cengkeh terhadap hama gudang – Menguji daya bekecambah biji tomat chery Tinjauan Pustaka : Hama kumbang Sitophilus oryzae merupakan salah satu hama penting yang dominan menyerang biji jagung pada periode penyimpanan (Rejesus,1981; ICRISAT,1988). Hama ini menyerang dengan merusak biji, menggerek dan melubangi biji dan meninggalkan sisa-sisa gerekan berupakan bubuk (Melchor,1981; Mangundihardjo,1978).
Kumbang betina
meletakkan telur pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan diri pada lekuk-lekuk atau celahcelah bahan, dengan sedikit ikatan benang sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang. Selanjutnya, butiran jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas jagung akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama (Wordpress, 2008). Potensi reproduksi dan perkembangan hama Sitophilus oryzae ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis varietas jagung, kondisi kadar air awal, lama penyimpanan dan jenis wadah simpanan dan waktu panen yang tepat. Populasi kumbang bubuk meningkat pada wadah yang tidak kedap air dan disimpan yang terlalu lama. Pengaruh kadar air awal, suhu, kelembaban udara terhadap tingkat serangan kumbang bubuk pada periode penyimpanan sangat besar yang pada akhirnya akan terkait dengan rendahnya mutu biji (Bedjo, 1992). Menurut Kalshoven (1981), perkembangan populasi kumbang bubuk akan berlangsung cepat jika kadar air bahan simpan lebih dari 15%. Ekstrak cengkeh
Tanaman
cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk
famili Myrtaceae.
Tanaman
ini
mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak pada bagian-bagian tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga. Komponen minyak cengkeh adalah eugenol, kariofilen, metil-n-amail keton, seskwiterpenol dan naftalene. Dengan cara tersebut benih akan aman dari hama gudang sampai saat tiba waktunya akan digunakan. Daun cengkeh sangat efektif untuk mengendalikan hama gudang, karena didalamnya mengandung senyawa metil eugenol yang sangat beracun bagi serangga dan bakteri. 2008.Hama gudang.http://naynienay.wordpress.com/2008/01/30/hama gudang Alat dan bahan : Pengamatan hama gudang – Botol kaca – Kain kasa – Tali rafia –
Karet, label
– Minyak cengkeh – Benh jagung – Benih kedelai – Kertas merang – Sythophylus oryzae Daya berkecambah tomat chery – Buah tomat ceri (merah, oranye, hijau) – Wadah plastik – Tisu dibasahi air – Abu gosok Prosedur Kerja Hama gudang: mengamati hasil praktikum hama gudang sebelumnya DB tomat chery : 1. Membelah buah tomat menjadi 2 bagian 2. Mengambil benih sebanyak 30 biji 3. Membersihkan masing-masing benih dengan cara menggosokkannya dengan abu gosok •
Kel 1-3 : tomat ceri merah
•
Kel 4-6 : tomat ceri oranye
•
Kel7-8 : tomat ceri hijau
1. Setelah biji benar-benar bersihdari lendir-lendir, benih tomat diletakkan pada wadah plastik yang sebelumnya teah diberi tisu basah 2. Menutup dan memberi label pada wadah plastik 3. Melakukan pengamatan DB setelah dicapai FDC-LDC Hasil pembahasan Hama gudang Tabel Data Pengamatan Populasi Hama Kelompok
Komoditas
M.cengkeh
Populasi (ekor)
DB (%)
Investasi Hama
1
Jagung
–
5
77.5%
6 hidup
2
Jagung
–
5
80%
5 hidup
3
Jagung
√
5
80%
5 hidup
4
Jagung
√
5
5
Kedelai
–
5
100%
5 hidup
6
Kedelai
–
5
100%
5 mati
7
Kedelai
√
5
5 mati
8
Kedelai
√
5
7 mati
7 hidup
Dari data diatas terdapat pengaruh yang berbeda. Antara pemberian minyak cengkeh dan jenis komoditas. Investasi hama yang paling baik adalah pada kelompok 7. Hal yang mempengaruhinya akan dijelaskan pada bagian pembahasan Menurut Sudarmo (2004), Faktor yang menentukan besarnya kerusakan biji akibat Sitophilus oryzae adalah tingginya populasi yang ditentukan oleh sifat biologi yang meliputi jenis kelamin dan daur hidup. Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, Presentase kerusakan jagung akibat kumbang Sitophilus oryzae yang terlihat pada tabel dan grafik menunjukkan tidak adanya penyusutan yang terjadi pada bahan simpanan. Sebagaimana kedelai, tidak terjadinya penyusutan disebabkan karena faktor yang sama, yakni tidak dapat berkembang biak sebab jumlah kumbang jantan dan betina yang di abaikan, usia kumbang yang mendekati batas siklus hidup, terbangnya kumbang pada saat pengukuran berat bahan simpanan, dan tingkat kelembaban yang rendah hingga menyebabkan kematian pada kumbang. Menurut Pracaya (2004), bahwa perkembangan optimum kumbang terjadi pada temperature 30o C dan kelembaban relatif 70%. Presentase kerusakan beras akibat dari kumbang Sitophilus oryzae pada tabel dan grafik berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan tidak adanya penyusutan yang terjadi pada bahan simpanan.
Menurut literatur dikatakan bahwa tidak terjadinya penyusutan kemungkinan diakibatkan oleh kelembaban yang rendah, mutu bahan simpanan yang tinggi yang menyebabkan kematian pada kumbang, dan usia kumbang yang mendekati batas siklus hidup serta jenis timbangan dengan ketepatan pengukuran yang baik. Kesimpulan •
Populasi antara hama jantan dan betina berada pada keseimbangan
•
Pengaruh kadar air benih, kalau benih nya kadar air benihnya tinggi maka perkembangbiakan hama meningkat.
•
Pengaruh kepadatan benih dalam botol
•
Pengaruh jumlah makanan dalam botol
•
Pengaruh vigor dan viabilitas benih
•
Pengaruh ada atau tidaknya pemberian pestisida nabati3
Lampiran Foto
Praktikum 8 Hari, Tanggal : Jumat, 3 Desember 2010 Materi Praktikum Pengamatan – Benih jagung yang diberi desikan – Benih jagung dalam wadah penyimpanan – KA benih jagung atau kedelai Tujuan – Untuk mengetahui pengaruh desikan benih terhadap daya simpan benih Alat dan Bahan: 1. Alat: a. Karet gelang b. Plastic bening
c. Botol kosong yang bening 1. Bahan: a. Benih jagung dan kedelai b. Silica gel (kel1,2,3) c. Kapur (CaCO3) (kel 4,5,6) d. Abu gosok (kel 7,8) e. Label Prosedur
:
1. Menyiapkan benih jagung dan kedelai masing-masing sebanyak 35gr. 2. Benih dimasukkan ke dalam botol bening yang kemudian ditambah desikan sesuai kelompok masing-masing. 3. Botol ditutup dengan plastic dan diberi label. 4. Benih disimpan dan diamati setelah 2 bulan. Hasil dan Pembahasan Tabel data pengaruh desikan untuk komoditas jagung Kelompok
Jenis desikan
KA awal (%)
KA akhir (%)
1
Silica gel
10.12
7.4
2
Silica gel
10.12
4
3
Silica gel
7
7
4
CaCO3
7
8.12
5
CaCO3
8.15
15.8
6
CaCO3
8.15
9.4
7
Abu gosok
9.56
6
8
Abu gosok
9.56
7.6
Dari data tabel dilihat bahwa dengan ada nya desikan pada benih dapat menurunkan kadar air benih, tetapi masing-masing menunjukkan pengaruh yang nyata sesuai dengan jenis desikan yang diberikan. Dalam percobaan kali ini digunakan jenis desikan yang berbeda-beda yaitu silica gel, kapur, dan abu gosok. Dari data diatas bahwa yang paling memberikan pengarug penuruanan kadar air yang paling nyata adalah jenis desikan silica gel. Sedangkan yang pengaruhnya kecil untuk komoditas kedelai adalah kapur. Untuk penyimpanan benih diperlukan desikan untuk menjaga keseimbangan kadar air benih selama penyimpanan dan menurunkan kadar air benih. Mengingat kedelai adalah benih ortodoks yang dapat disimpan lama pada kadar air rendah (4 – 8 %) dalam kondisi temperatur rendah (4 – 18 ºC dan RH 40 – 50%). Oleh karena itu sangat diperlukan desikan untuk benih
kedelai agar daya berkecambah nya meningkat dan kadar air benih tetap dalam keadaan setimbang. Tabel data pengaruh desikan untuk komoditas kedelai Kelompo k
Jenis desikan KA awal (%)
KA akhir (%)
1
Silica gel
9.8
7
2
Silica gel
9.8
7.8
3
Silica gel
10.1
7.4
4
CaCO3
10.1
8.2
5
CaCO3
10.7
6.8
6
CaCO3
10.7
11.2
7
Abu gosok
7.2
6
8
Abu gosok
7.2
8.8
Dari data diatas dilihat bahwa untuk komoditas jagung juga terjadi hal yang sama baik pada kedelai dan jagung. Dari data table dan grafik dilihat bahwa dengan ada nya desikan pada benih dapat menurunkan kadar air benih, tetapi masing-masing menunjukkan pengaruh yang nyata sesuai dengan jenis desikan yang diberikan. Dalam percobaan kali ini digunakan jenis desikan yang berbeda-beda yaitu silica gel, kapur, dan abu gosok. Dari data diatas bahwa yang paling memberikan pengarug penuruanan kadar air yang paling nyata adalah jenis desikan silica gel. Sedangkan yang pengaruhnya kecil untuk komoditas kedelai adalah kapur. Untuk penyimpanan benih diperlukan desikan untuk menjaga keseimbangan kadar air benih selama penyimpanan dan menurunkan kadar air benih. Mengingat kedelai adalah benih ortodoks yang dapat disimpan lama pada kadar air rendah (4 – 8 %) dalam kondisi temperatur rendah (4 – 18 ºC dan RH 40 – 50%). Oleh karena itu sangat diperlukan desikan untuk benih kedelai agar daya berkecambah nya meningkat dan kadar air benih tetap dalam keadaan setimbang. Tabel data pengamatan daya berkecambah akibat pengaruh desikan pada jagung Kelompok
DB awal (%)
DB akhir (%)
1
75
76.5
2
75
75
3
52.5
75
4
52.5
37.5
5
37.5
52.5
6
37.5
62.5
7
100
0
8
100
95
Dari data diatas diketahui bahwa komoditas jagung sangat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengaplikasian desikan dengan jenis yang berbeda. Dalam hal ini jenis desikan yang paling memberikan efek yang nyata dan baik untuk benih jagung adalah silica gel. Dalam hal ini silica gel dapat menyerap kadar air disekitar benih, sehinggal kadar air tetap dalam keadaan seimbang. Kadar air yang kecil maka tingkat respirasi kecil, vigor dan viabilitas benih dapat meningkat serta mencegah tumbuhnya cendawan dan jenis hama lain yang dapat menyebabkan deteriorasi benih. Tabel data pengamatan daya berkecambah akibat pengaruh desikan pada kedelai Kelompok
DB awal (%)
DB akhir (%)
1
87.5
90
2
87.5
87.5
3
100
87.5
4
100
0
5
95
100
6
95
97.5
7
100
90
8
100
87.5
Hal yang sama juga terjadi pada komoditas kedelai. Dari data diatas diketahui bahwa komoditas jagung sangat memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengaplikasian desikan dengan jenis yang berbeda. Dalam hal ini jenis desikan yang paling memberikan efek yang nyata dan baik untuk benih jagung adalah silica gel. Dalam hal ini silica gel dapat menyerap kadar air disekitar benih, sehinggal kadar air tetap dalam keadaan seimbang. Kadar air yang kecil maka tingkat respirasi kecil, vigor dan viabilitas benih dapat meningkat serta mencegah tumbuhnya cendawan dan jenis hama lain yang dapat menyebabkan deteriorasi benih. Pembahasan: Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti: silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan
dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18°C; RH = 30%). Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar – agar ini dapat didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel ndimanfaatkan sebagai zat penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam – garam kobalt dapat diabsorpsi oleh gel ini. Silica gel mencegah terbentuknya kelembaban yang berlebihan sebelum terjadi. Para pabrikan mengetahui hal ini, karena itu mereka selalu memakai silica gel dalam setiap pengiriman barang-barang mereka yang disimpan dalam kotak. Silica gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga kelembaban makanan, obat-obatan, bahan sensitif, elektronik dan film sekalipun. Jangan terlalu mengartikan gel dalam pengertian suatu produk yang bentuknya gel ataupun silicon gel. Produk anti lembab ini menyerap lembab tanpa merubah kondisi zatnya. Walaupun dipegang, butiran-butiran silica gel ini tetap kering. Silica gel penyerap kandungan air bisa diaktifkan sesuai kebutuhan. Unit ini mempunyai indikator khusus yang akan berubah dari warna biru ke merah muda kalau produk mulai mengalami kejenuhan kelembaban. Saat itulah alat ini aktif. Setelah udara mengalami kejenuhan/kelembaban, dia bisa diaktifkan kembali lewat oven. Silica gel yang siap untuk digunakan berwarna biru. Ketika silica gel telah menyerap banyak kelembaban, ia akan berubah warnanya menjadi pink(merah muda). Ketika ia berubah menjadi warna pink(merah muda), ia tidak bisa lagi menyerap kelembaban. Ia harus meregenerasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menghangatkannya di dalam mesin oven. Panas nya mengeluarkan kelembaban, lalu ia akan berubah warnanya menjadi biru dan kembali bisa digunakan.(Deptan, 2009) Penyimpanan benih dalam wadah Benih jagung dan kedelai yang disimpan dalam wadah yang berbeda yaitu plastik dan amplop, menunjukan bahwa penyimpanan benih dengan menggunakan plastic lebih baik, hal ini terlihat dari DB yang diuji. Daya berkecambah Benih kedelai dalam pengemasan amplop dan plastic Amplop : DB : 40 – 12 x 100% = 70% 40 Plastic : DB : 40 – 4 x 100% = 90%
40 Benih jagung dalam pengemasan amplop dan plastic Amplop : DB : 40 – 12 x 100% = 70% 40 Plastic : DB : 40 – 8 x 100% = 80% 40 Benih jagung dan kedelai dalam desikan kapur tohor Jagung : DB : 40 – 24 x 100% = 40% 40 Kedelai : DB : 40 – 3 x 100% = 92.5% 40 Benih jagung peram 2 jam DB : 40 – 21 x 100% = 47,25% 40 Kesimpulan 1. Desikan silica gel memberikan pengaruh yang nyata pada penyerapan kadar air benih
baik pada jagung maupun kedelai 2. Kadar air benih dengan pengaruh desikan silica gel dapat menurun. 3. Desikan yang paling baik adalah desikan silica gel 4. Penyimpanan benih antara plastic dan amplop, lebih baik dengan plastic
Lampiran foto
Praktikum 9 Hari, tanggal : jumat, 17 Desember 2010 Materi praktikum : Pengamatan –
Penyimpanan benih berbagai suhu (ruangan, dingin, fluktuasi0
–
Penyimpanan benih kakao (oven, langsung simpan)
–
Pengamatan biji tomat chery
Tujuan –
Mengetahui pengaruh penyimpanan benih terhadap daya berkecambah
–
Mengetahui pengaruh suhu pada penyimpanan benih
–
Membandingkan kadar air biji kakao yang disimpan langsung dan di oven
Tinjauan Pustaka Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi
merupakan
unsur
Pengadaan benih sering
penting
dilakukan
dalam
upaya
beberapa
peningkatan
waktu
sebelum
produksi musim
tanaman. tanam
sehingga benih harus disimpan dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam kembali. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsuranngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi
tanaman
(Copeland
dan
Donald,
1985).
Kemunduran benih kedelai
selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan
kehilangan
vigor benih yang
cepat
yang
menyebabkan
penurunan
perkecambahan benih. Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus
disimpan
dalam
lingkungan
yang
menguntungkan
(suhu rendah)
,
agar
kualitas benih masih tinggi sampai akhir penyimpanan (Egli dan Krony, 1996 cit. Viera et. al., 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi factor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik , daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985). Viera et. al., (2001) telah melakukan penelitian tentang benih kedelai yang disimpan dalam kantong aluminium foil pada suhu 10o C dan 20oC dan disimpan dalam kantong kertas wal dalam ruang terbuka selama 486 hari. Daya tumbuh benih tidak berubah pada benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 10oC, kecuali vigor sudah mulai menurun. Proses penuaan berjalan sesuai dengan penurunan vigor benih untuk semua benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 10oC, tetapi elektrikal konduktivitas tidak berubah selama periode simpan. Benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 20oC dan dalam kantong kertas wal dalam ruang terbuka, daya tumbuh dan vigor benih menurun dengan cepat dan elektrikal konduktivitas meningkat dengan cepat. Setelah benih dipindah pada suhu 10oC, vigor terus menurun dan elektrikal konduktivitas tetap selama periode simpan. Jadi vigor menurun pada semua kondisi lingkungan, elektrikal konduktivitas hanya meningkat pada suhu 20oC. Jadi untuk mempertahankan vigor benih kedelai sebaiknya disimpan pada suhu 10oC. Alat dan Bahan : Alat : kertas merang, wadah alumunium, germinator, oven, tali raffia, plastik Bahan : benih kedelai dalam berbagai penyimpanan (suhu, ruang, fluktuasi), benih kakao Prosedur kerja : DB berbagai penyimpanan suhu –
Masing masing benih diambil 40 butir
–
Susun zigzag diatas kertas merang yang dilapisi plastic
–
Tutup dengan kertas merang lagi
–
Gulung, ikat, dan beri label
KA berbagai penyimpanan suhu –
Masing masing benih ditimbang 5 gr
–
Letakan dalam wadah
–
Oven selama satu jam
KA benih kakao –
Menimbang benih kakao (simpan dan oven)
–
Letakan dalam wadah
–
Oven selama satu jam
Hasil pembahasan Tabel data hasil kadar air benih Kelompok
Ruangan
Fluktuasi
Dingin
W0
W1
W0
W1
W0
W1
1
5.01
4.37
5.02
4.66
5.00
4.11
2
5.00
4.54
5.03
4.90
4.86
3.8
3
5.06
4.82
5.16
4.89
5.01
4.90
4
4.96
4.76
4.96
4.74
5.03
4.88
5
5.03
4.72
5.04
4.42
4.96
4.78
6
5.03
4.77
5.06
4.83
5.02
4.87
4.95
4.66
4.99
4.77
5.01
4.88
7 8
5.06
4.70
Perhitungan KA KA ruangan : W0-W1W0 x 100% = KA fluktuasi : 4,95-4,664,95 x 100 % = 5,86 KA dingin : W0-W1W0 x 100% =
Dilihat dari hasil perhitungan KA, nilai KA yang terdapat pada penyimpanan fluktuasi yaitu sebesar ? %. Hal ini dapat terjadi karena benih berada di ruang yang suhunya tidak stabil, sehingga kandungan air banyak terdapat, terlebih benih ini disimpan hampir 4 minggu. Sedangkan KA yang paling rendah adalah KA dengan penyimpanan benih dikulkas, hal ini disebabkan suhu kulkas yang rendah, membuat KA benih semakin sedikit dan berangsur stabil. Sehingga air pun menguap. Pengamatan DB – Benih kedelai yang disimpan dalam kulkas tumbuh 38 – Benih kedelai yang disimpan di luar ruangan tumbuh 39 – Benih kakao tidak terlihat pertumbuhannya, hanya saja kulitnya makin berwarna cokleat, diduga karena cendawan – Benih kedelai didalam ruangan tidak ada yang hidup
Pengamatan biji tomat chery merah Tabel data Pengamatan pengaruh kemasan Tomat Kel
Tomat
Db
1
Merah
0%
2
Merah
0%
3
Merah
0%
4
Orange
5%
5
Orange
0%
6
Orange
0%
7
Hijau
0%
8
Hijau
0%
Dari data pengamatan diatas didapat bahwa daya berkecambah rata rata adalah 0% hanya kelompok 5 saja yang 5%. Hal ini diakibatkan oleh a. Proses perkecambahan yang tidak tepat b. Media yang kurang kelembaban
c. Ekstraksi tomat yang kurang baik d. Buah yang berkualitas tidak baik e. Tingkat kemasakan buah sangat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih Pembahasan
Pengaruh kemasakan buah terhadap viabilitas benih Kemasakan benih merupakan segala proses yang berlangsung sejak pembuahan sampai buah atau benih siap dipanen. Sebelum prosespemasakan benih, terjasi perubahan baik perubahan morfologi maupun fisiologi. Kondisi lingkungan pada periode kritis yaitu antara tingkat masak fisiologi dan tingkat masak panen sangat menentukan kualitas benih (Delouche, 1971) Benih yang dipanen pada umur berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap viabilitas benih yang di hasilkan. Penentuan kemasakan benih dapat dilakukan secara visual seperti warna buah, bau, kekerasan kulit buah atau benih, rontoknya buah dan pecahnya buah, tetapi cara ini meminta keahlian dan kurang objektif. Tolak ukur yang objektif untuk menentukan tingkat kemasakan yaitu berdasarkan bobot kering dan vigor benih (Sadjad, 1980). Benih yang belum masak mempunyai kemampuan untuk berkecambah tetapi vigornya rendah dan bibit yang dihasilkan lebih pendek dan lemah dibandingkan dengan bibit yang dihasilkan dari benih yang dipanen pada saat matang fisiologis. Mimicpic (1988) mengatakan bahwa tingkat kemasakan benih ketika dipanen mempengaruhi daya kecambah, vigor dan daya simpan. Benih yang dipanen ketika belum masak tidak mampu berkecambah dengan baik dan mempunyai vigor serta daya simpan yang rendah. Benih yang dipanen ketika masih muda pembentukan membrane sel nya belum sempurna sedangkan benih yang dipanen terlalu tua akan mengalami kebocoran metabolic yang lebih besar. Budiarti (1983) menyatakan bahwa tingkat kematangan buah mempengaruhi viabilitas benih. Kesimpulan Daya berkecambah benih 0%. Hal ini disebabkan oleh: a. Proses perkecambahan yang tidak tepat b. Media yang kurang kelembaban
c. Ekstraksi tomat yang kurang baik d. Buah yang berkualitas tidak baik e. Tingkat kemasakan buah sangat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih Lampiran foto