BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Kondisi geografis Indonesia menempatkan dunia maritim pada kedudukan yang sangat vital.Pentingnya sektor maritim ini juga terlihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan dalam pembangunan sepuluh tahun mendatang antara lain menyangkut rehabilitas rehabilit as dan reparasi kapalkapal laut yang di lakukan sebagai sarana transportasi antar pulau, sehingga kapal perlu melakukan pengedokan agar kapal-kapal tersebut terpelihara dengan baik.
Sebagai mana kita ketahui kapal merupakan kontruksi yang kedap air, dapat terapung diatas permukaan air,dan juga di lengkapi dengan alat-alat perkapalan, mesin induk (mesin pengerak) interipor.softwer,dan lain-lainnya.Perlu kita ketahui pengembangan infrastuktur yang dapat menunjang aktivitas docking agar kapal perlu mereparasi guna meningkatkan arus pelayaran, apalagi Indonesia merupakan wilayah martim, sehingga kapal sangat berperan penting guna memproses pelancaran transportasi antar pulau.
Sebagai moda transportasi di atas air, kapal memiliki banyak macam instalasi pipa. Ada instalasi untuk mengalirkan air laut, distribusi air bersih, instalasi bahan bakar, instalasi pembuangan air dan lain sebagainya. seba gainya. Pipa yang digunakan pun terdiri dari bermacam jenis, yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari mesin induk,mesin bantu dan pompa-pompa atau kapal yang tidak di lengkapi mesin pengerak namun memiliki permesinan lain dan pompa pompa,selalu di lengkapi dengan instalasi perpipaan.
Instalasi pipa dikapal diganakan untuk mengalirkan fluida dari satu tanki/kompartment ke tanki lain, atau dari satu tangki ke peralatan permesinan dikapal, atau mengalirkan fluida dari kapal keluar kapal atau sebaliknya. Selain itu terdapat instalasi pipa yang lain berfungsi mengalirkan gas non cair seperti pipa gas buang, pipa sistim CO2, atau instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan.
1 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
1.2
Perumusan Masalah
Penulis akan membahas mengenai perencanaan sistem instalasi pipa Bilga/Ballast kapal perintis 750 DWT dan untuk mengetahui mengetahui komponen/jenis pipa yang terdapat pada setiap instalasi tersebut .
1.3
Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk melengkapi tugas studi program program perkuliahan S1 Teknik Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Asyafi’iyah 2. Mengenal,mengetahui dan mempraktekan tahapan kegiatan prosedur pekerjaan yang sesuai dengan standar yang diterapkan pada pekerjaan. 3. Mengekplorasi kemampuan mahasiswa Teknik Teknik Mesin dalam
bidang kerja dengan dengan
menerapkan ilmu yang di peroleh dalam perkuliahan untuk mempermudah meyelesaikan problem masalah yang terjadi pada dunia kerja.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat yang bisa dicapai pada praktek kerja sebagai berikut : 1. Menumbuhkan sikap kreatif-inovatif mahasiswa dalam ruang lingkup dunia kerja. 2. Menumbuhkan sikap etos kerja pada mahasiswa memasuki dunia kerja yang sebenarrnya. 3. Menciptakan keterkaitan dan kesepadanan antara perguruan tinggi dan industri sehingga tercipta kerja sama yang saling menguntungkan.
1.5
Batasan Masalah
Agar tidak terjadi peluasan masalah dan penyimpangan materi penulis melakukan kerja praktek dengan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Kerja Praktek bertempat di PT.Citra Bahari Shipyard (TEGAL) 2. Penulisan laporan kerja praktek mengenai sistem Bilga/Ballast pada kapal perintis 750 DWT dan untuk mengetahui komponen/jenis pipa tersebut .
2 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
1.6
Metodelogi Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan penukis dalam pelaksanaan kerj a Praktek ini sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengamati dan mempelajari secara langsung dilokasi kerja praktek mengenai objek kerja praktek yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran serta data secara akurat .
2. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan menelaah dan mempelajari manual instruction atau manual book yang berada dilokasi kerja praktek maupun buku-buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan materi kerja praktek .
3. Metode Wawancara
Metode
ini
dilakukan
instructur,supervisor,atau
dalam
bentuk
wawancara
atau
tanya
jawab
kepada
teknisi yang berada pada PT.Citra Bahari Shipyard untuk
mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai materi kerja praktek .
4. Konsultasi
Penulis melakukan konsultasi guna memperoleh bimbingan serta arahan dari dosen pembimbing atau pembimbing lapangan dan sumber-sumber lain.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam mempermudah penulisan,penulusan dan pengkajian laporan praktek kerja lapangan,maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
3 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
BAB I :
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah,perumusan masalah,maksud dan tujuan,pembatasan masalah,metodologi penelitian,serta sistematika penulisan dari laporan.
BAB II :
PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat perusahaan,kegiatan utama perusahaan.
BAB III:
LANDASAN TEORI
Berisi Tentang Pengertian Pipa, Sistem Perpipaan di Kapal,Perhitungan Head Pompa di Sistem Perpipaan Kapal dan Jenis Pipa Yang digunakan
BAB IV :
PENUTUP
Berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan,serta saran-sa ran yang diperlukan perusahaan dan penelitian selanjutnya
4 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1
Sejarah singkat PT. Citra Bahari Shipyard (TEGAL)
PT. Citra Bahari Shipyard didirikan pada tahun 2000 di wilayah Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya di Kota Tegal. PT Citra Bahari Shipyard bergerak di bidang Perawatan dan Pembangunan Kapal. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan Kapal dikuasai sepenuhnya oleh PT. Citra Bahari Shipyard, mulai dari replating, sandblasting, pengecatan [painting], perawatan propeler dan kemudi, overaul mesin dan lainnya.
PT. Citra Bahari Shipyard (CBS) memiliki 2 (dua) lokasi galangan/dock yang memiliki fungsi untuk perawatan (maintenance) dan perbaikan (repair) serta pembangunan kapal (ship building).Lokasi Dock I, beralamat di Jl. Raya Tegal-Pemalang, KM: 10, Ds. Maribaya, Kabupaten Tegal. Dengan Luas area +/- 2,5 HA, mampu menangani perawatan 2 Kapal Tongkang 300 Feet, pembuatan 1 Kapal SPOB dan pembuatan 2 Tug Boat serta perbaikkan 2 Kapal Cargo. Semuanya dikerjakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menjalankan operasinya,
PT. Citra Bahari Shipyard menggunakan Sistem Balon Udara (Airbags System). Dengan menggunakan puluhan Airbag ini sebuah tongkang ataupun Kapal Cargo akan dinaikan ke daratan.Lokasi Dock II, beralamat di Jl. Jawa, No. 28, Kompleks Wisata Pantai alam Indah, Kec. Mintaragen, Kota Tegal-Jawa Tengah, dengan luas Area +/- 3.000 M. Dock ke II dari PT. Citra Bahari Shipyard menggunakan sistem Dock Tarik (Slipway System) untuk menaik-turunkan Kapal. Jenis Kapal yang dikerjakan dalam Dock II ini antara lain jenis Tug Boat, Kapal Cargo, LCT.
Dengan Dukungan +/- 150 Pekerja yang berpengalaman dan handal PT. Citra Bahari Shipyard siap menerima segala pekerjaan yang berkaitan dengan kapal dan diselesaikan dalam waktu tepat pula.
5 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
PT. Citra Bahari Shipyard dalam operasinya menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sangat handal guna menunjang kualitas kerja docking dan pembangunan Kapal Baru. Peralatan yang dimiliki, antara lain:
Mobil Crane
Mobil Forklift
Mesin Press
Mesin Potong CNC
Travo Las
Mesin Sandblasting
Mesin Cat
Tug Boat
2.2
Lingkup Bidang Usaha
PT. Citra Bahari Shipyard telah mendapat kepercayaan dari berbagai Lembaga Independent yang telah memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam melakukan pengkelasan [classifation] kapal-kapal, antara lain:
Biro Klasifikasi Indonesia [BKI]
RINA Italy
American Beureau Shipping [AS]
2.3.
Visi & Misi
Manajemen PT. Citra Bahari Shipyard dalam menjalankan roda bisnisnya memiliki Visi dan Misi, sebagai berikut:
Visi:
Menjadi perusahaan Galangan Kapal yang efektif dan efisien.
Menjadi Galangan Kapal Nomer Satu di Indonesia.
Misi:
Melaksanakan pengusahaan sektor Perkapalan dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
6 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern, sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada para pelanggan.
2.4
Nama Perusahaan Serta Alamat
Nama Perusahaan
: PT.Citra Bahari Shipyard (Tegal)
Alamat Perusahaan
: Jl.Jawa No.28/9A,Komplek Pantai Alam Indah (PAI) Tegal – Jawa Tengah.
Branch Office
: Jl.Raya Maribaya Km.10 Kab.Tegal-Jawa Tengah
2.5
Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja
2.5.1
Struktur Organisasi PT.Citra Bahari Shipyard (Tegal)
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan memiliki ar ti yang sangat penting sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan,yaitu mengatur tugas,tanggung jawab dan wewenang pada setiap bagian dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik . Struktur organisasi PT.Citra Bahari Shipyard disusun berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan didalam perusahaan seiring dengan perkembangan usaha.Struktur organisasi dari PT.Citra Bahari Shipyard sebagai berikut :
Gbr.2.1 Struktur organisasi PT.Citra Bahari Shipyard 7 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
2.5.2
Pembagian Kerja
Pembagian kerja atau uraian kerja jabatan adalah suatu gambaran sistematis yang berisikan tugas dan tanggung jawab dari jawaban tersebut serta wewenang yang diberikan kepada orang yang memegang jabatan tersebut.Agara kita dapat lebih mendapatkan gambaran lebih jelas dari struktur organisasi.Yaitu mengenai tugas atau tanggung jawab yang diemban oleh personil didalam organisasi tersebut. Berdasarkan organisasi yang ada,PT.Citra Bahari Shipyard Telah Membagi uraian sebagai berikut :
1. Direktur
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Menetapkan dan tujuan dan misi perusahaan.
Menguasai dan mengevaluasi kebijakan dalam menjalankan rencana kerja.
Mengawasi kegiatan operasi perusahaan agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Mengawasi pekerjaan Vice President .
Mengawasi dan menjaga agar ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan ditaati dan dijalankan dengan tertib.
2. Manager Produksi
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Membuat dan menentukan garis kebijaksanaan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang .
Menyusun rencana kerja perusahaan sesuai dengan garis besar perusahaan yang telah ditetapkan oleh dewan komisaris.
Bertanggung jawab atas kegiatan operasi perusahaan dan kelancaraan produksi yang harus dilaporkan kepada direktur.
Menerima dan memeriksa laporan produksi bulanan dan tahunan
8 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
3. Manager Keuangan
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Membuat dan menentukan garis kebijaksanaan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Menyusun rencana kerja perusahaan sesuai garis besar kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan oleh dewan komisaris.
Bertanggung jawab atas kegiatan penyediaan anggaran perusahaan dan neraca keuangan yang akan dilaporkan kepada direktur.
Menerima dan menganalisa laporan keuangan harian,bulanan dan tahunan.
Mengkordinir dan mengadakan pengawasan keuangan dalam menjalankan aktivitas perusahaan serta terhadap kegiatan perusahaan.
Berwenang untuk menyetujui dan membatalkan segala kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan.
Memonitor dana perusahaan secara keseluruhan dengan merencanakan,menganalisa,mengawasi kas masuk,keluar dan memonitor sa ldo bank perusahaan serta pinjaman bank.
4. Supervisor Produksi dan Enginering
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Merencanakan,menganalisa,mengawasi kegiatan produksi.
Membantu engineering saat menemukan kerusakan pada mesin.Kemudian
menentuakan hari dan jam selesainya pekerjaan.
Mengatur dan mengawasi pekerjaan produksin sebaik mungkin.
Membantu mekanik bila kesulitan dalam bidang teknik.
Mengawasi dan menjaga kebersihan tempat kerja,bengkel,gedung,dan perlengkapan,peralatan yang digunakan.
5. Leader Machining
Tugas dan wewenag sebagai berikut :
Mengawasi Kegiatan pekerjaan pada mesin Pengelasan,samblasting dan painting.
Mengawasi seluruh aktivitas machining.
Membuat laporan hasil pekerjaan yang diserahkan kepada supervisor. 9 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
6. Supervisor Administrasi Kantor dan Administrasi Gudang
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Merencakan,menganalisa,mengawasi kegiatan adminisrasi,Pembelian dan data logistik.
Membantu administrasi dalam menyediakan data yang akurat.
Mengatur dan mengawasi administrasi,logistik,purchasing,sebaik mungkin.
Membantu admint bila mendapat kesulitan ndalam bidang teknik.
Membantu mengadakan suku cadang,peralatan,perlengkapan,serts segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan produksi.
Memberikan penjelasan yang tepat kepada leader atau teknisi bila diperlukan.
7. Operator
Tugas dan wewenang sebagai berikut :
Melakukan pekerjaan sesuai SOP
Melakukan target sesuai ketentuan perusahaan.
Membuat laporan hasil pekerjaan.
Melaksanakan kesiatan K3.
Disiplin dan tanggung jawab.
10 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1
Ketentuan Umum Sistem Pipa Pada Kapal
3.1.1
Shipping Register semua sistem pipa secara umum
Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan minimum bengkokan dan sambungna las (brazing) sedapat mungkin dengan flens atau sambungan dapat dilepas atau dipisahkan bila mana perlu.Semua pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Pada tempat-tempat dimana pipa-pipa menembus dinding kedap air, pipa-pipa dari seluruh sistem diatas kapal harus diletakan pada dinding kedap itu dengan bantuan flensflens yang dilas atau dikeling.Semua lubang saluran masuk samping kapal harus ditutup dengan sebuah saringan atau kisi-kisi untuk mencegah masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran saluran dari bottom valves.
3.1.2
PENGENALAN PIPA
Pipa adalah suatu batang silindar berongga yang dapat berfungsi untuk dilalui atau mengalirkan zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan yang berjenis serbuk/tepung. Untuk pembuatan pipa baja dapat dibuat dengan beberapa metoda antara lain seamless pipe, butt welded pipe dan spiral welded pipe. Pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan, ketebalan dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut. Penamaan pipa sering disebut dari jenis pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa. Diameter pipa sendiri dibagi dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada yang menamakan pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan antara diameter luar dan diameter dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules.
11 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Untuk instalasi pipa dikapal tentu pipa-pipa tersebut tidak hanya pipa lurus melainkan terdapat belokan , cabang, mengecil, naik dan turun. Panjang dari pipa pun beraneka ragam ada yang penjang ataupun pendek. Berkaitan dengan hal ini maka kita akan mengenal beberpa jenis sambungan pipa seperti sambungan ulir, sambungan shock , sambungan dengan las (butt welded) dan sambungan dengan menggunakan flange. Selain itu dikenal juga istilah belokan atau ellbow, cabang T atau tee, cabang “Y” dan ada juga pipa yang diameternya mengecil disebut reducer. Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari Mesin Induk , Mesin Bantu dan pompa-pompa atau kapal yang tidak dilengkapi Mesin Penggerak namun memiliki permesinan lain dan pompa-pompa, selalu dilengkapi dengan instalasi perpipaan. Pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya sedangkan ‘TUBE’ adalah salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya. Berdasarkan zat yang dialirkan,jenis pipa dapat diklasifikasikan,yaitu: 1. Pipa Air 2. Pipa Minyak 3. Pipa Gas 4. Pipa Uap 5. Pipa Udara 6. Pipa Lumpur 7. Pipa Drainase dan lain-lain
12 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
3.2.1
JENIS & BAHAN PIPA YANG DIGUNAKAN
1. Seamless drawn Steel Pipe ( Pipa Baja Tanpa Sambungan )
Pipa ini boleh digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa tekan pada sistem bahan bakar dan untuk pipa pengeluaran bahan bakar dari pompa injeksi bahan bakar dari motor pembakaran dalam.
Gbr. 3.1. Seamless Drawing Steel Pipe
2. Lap Welded atau Electrical Resistence Welded Steel Pipe Pipa ini seharusnya tidak dipergunakan dalam sistem dimana tekanan kerja melampaui 350 Psi atau temperature lebih besar dari pada 450O F dan juga tidak untuk tekanan dan temperatur manapun didalam sistem dimana pipa yang tidak bersambungan dibutuhkan
Gbr.3.2. Lap Welded Steel Pipe
Gbr.3.3. Electric Resistence Welded Steel Pipe
13 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
3. Seamless drawn Pipe dari Tembaga atau kuningan
Pipa ini dapat digunakan untuk semua tujuan dimana temperatur tidak melampaui 406O F, tetapi tidak boleh dipergunakan pada superheated steam (uap dengan pemanas lanjut ), biasa digunakan untuk pipa bahan bakar
Gbr.3.4. Seamless Drawn Pipe 4.
Baja Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan untuk supplai air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sist em bilga.
Gbr.3.5. Baja Schedule 40 5. Pipa Galvanis
Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut (sistem Ballast dan Bilga).
Gbr.3.6. Pipa Galvanis 14 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
PERENCANAAN SISTEM INSTALASI PIPA BILGA/BALLAST
4.1.1 Sistem Bilga (Bilge Sistem)
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well, kemudian zat cair tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui Overboard yang tingginya 0,76 meter diatas garis air. Sedangkan zat cair yang mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam Engine room akan ditampung didalam Bilge Well yang terletak dibawah Main Engine, kemudian akan disalurkan menuju Incinerator dan Oily Water Separator untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya. Untuk minyaknya dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur akan dikeluarkan melalui Overboard.
Didalam kapal sistem ini merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk keselamatan kapal.System ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai penguras (drainage) apabila tejadi kebocoran pada kapal yang disebabkan oleh grounding (kandas) atau Collision, oleh sebab itu sistem harus mampu memindahkan air dengan cepat dari bagian dalam keluar kapal. Dengan demikian hal ini akan menyebabkan kapasitas pompa menjadi semakin besar seiring dengan bertambah besarnya ruangan, sedangkan fungsi sampingnya yaitu sebagai penampungan air yang jumlahnya relative kecil yang terkumpul pada sumur bilga (bilge well) sekaligus sebagai pengurasannya.Pada kapal cargo air tersebut dapat berasal dari :
1. Pengembunan air laut pada pelat , 2. Perembesan pada sambungan pelat sebagai akibat kurang baiknya sambungan tersebut (karena retak), kebocoran pada shaft tunnel.
15 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
- Sistem bilga dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Clean Bilge System, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi terjadinya kebocoran kapal khusus pada ruang muat. 2. Oily water Bilge System, merupakan sistem yang digunakan untuk mengatasi kebocoran dan drainage air pendingin di kamar mesin, kebocoran pada system pelumas perporosan, kebocoran atau perembesan pelumas dan bahan bakar pada mesin. Sistem ini terpisah dari sistem yang digunakan pada ruang muat karena jenis fluida yang ditangani berbeda, yaitu air yang bercampur minyak.
- Komponen-komponen sistem bilga terdiri dari :
1.
Well (sumur/penampungan) yang terletak pada plate bilge di bagian pinggir dan belakang kompartment dan jumlahnya minimal 2, masing-masing pada port sidedan starboard side.Volume well sekitar 0,5 m3 dengan kedalaman < 0,5 tinggi double bottom (Hd/b)
2.
2 Pipa utama yang digunakan untuk melayani dan mengatasi kebocoran pada kamar mesin dan ruang pompa, sehingga menurut klasifikasi diameter minimum (D min) yang diijinkan merupakan fungsi dari ukuran kapal.
3.
3 Pipa cabang yang digunakan untuk melayani dan mengatasi khusus pada compartment saja, sehingga menurut klasifikasi diameter minimum yang dijinkan merupakan fungsi ukuran compartment.
4.1.2 Pipa Cabang dan Pipa Utama
Perpipaan bilga terdiri dari pipa bilga utama dan pipa bilga cabang, pipa bilga langsung, dan pipa bilga darurat. Sistem bilga utama dan cabang, system ini adalah untuk memindahkan bilga yang terdapat pada tempat-tempat bilga pada kapal dengan menggunakam pompa bilga di kamar mesin. Sisi hisap bilga di kamar mesin biasanya dipasang di dalam bilge well di bagian depan kamar mesin (port dan starboard), bagian belakang kamar mesin, bagian belakang shaft tunnel. Saluran cabang bilga ini dihubungkan dengan saluran utama bilga yang mana dihubungkan ke sisii hisap pompa bilga. Pipa bilga langsung, Pipa-pipa bilga langsung adalah untuk menghubungkan secara langsung bilge well (port dan starboard) pada bagian depan kamar mesin dengan pompa bilga. Diameter dalamnya sama dengan saluran bilga utama. Pipa bilga darurat, Pipa bilga darurat adalah pipa hisap bilga yang dihubungkan ke pompa yang mempunyai 16 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
kapasitas terbesar di kamar mesin dan biasanya dihubungkan ke pompa utama pendinginan air laut di mesin kapal. Diameter dalam pipa bilga darurat biasanya sama dengan diameter hisap pompa.
4.1.3 Pompa Bilga/Ballast
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang dibutuhkan sebesar 5.38 kW atau sebesar 7.32 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga/allast merek Shinko, type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini saya letakkan di tanktop. Sedangkan untuk pompa bilga/ballast kamar mesin, digunakan pompa dengan merk yang sama dengan pompa untuk bilga di ruang muat.Pompa Bilga/ballast apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga/ballast, pompa itu harus merupakan self-priming atau dihubungkan ke sebuah alat pemisah udara.
Gbr.4.1. Centrifugal Pump Bilga/Ballast 4.1.4 Rancangan Pipa Bilga/Ballast
Rancangan pipa kali ini akan diskenariokan pada kapal perintis 750 dwt yang memiliki 7 buah tangki Ballast yang letaknya pada haluan kapal dan 1 buah Cofferdam. Instalasi pipa dilengkapi dengan 2 buah Pompa listrik dan 2 buah Kotak Sea Chest yang letaknya pada kiri dan kanan lambung kapal.
17 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Seperti yang sebelumnya, rancangan ini dibuat sesederhana mungkin tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan, selanjutnya cara Merancang Instalasi Pipa Bilge / Ballast dapat dilihat dibawah ini : Nama Komponen :
Spesifikasi :
- Pipa Cabang Bilga
- 40
- Pipa Induk Bilga
- 65
- Pipa Cabang Ballast
- 40
- Pipa Induk Ballast
- 65
- Katup Bola Dua Arah
- 40 unit
- Katup Sudut
- 3 unit
- Katup Bola Satu Arah
- 4 unit
- Filter
- 6 unit
A. Susunan pipa bilga secara umum Susunan pipa bilga harus diketahui atau ditentukan sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi Indonesia Sebagai Berikut :
Pipa-pipa bilga dan penghisapnya harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring atau kurang menguntungkan.
Pipa-pipa hisap harus diatur pada kedua sisi kapal, untuk ruangan-ruangan pada kedua ujung kapal masing-masing cukup dilengkapi dengan satu pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan tersebut.
Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan dibelakang tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem pipa pompa bilga umum harus dikeringkan dengan sistem yang memadai.
18 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Gbr.4.2. Sistem Bilga
B. Pipa bilga yang melalui tangki-tangki
Pipa-pipa bilga tidak boleh dipasang melalui tangki minyak lumas dan air minum bilamana pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas ganda dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran, maka harus dilengkapi dengan katup periksa atau check valve tambahan, tepat dimana pipa bilga tersebut dalam tangki bahan bakar.
C. Katup-katup bilga
Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air laut dan system air ballast, seperti antara hubungan bilga pada kompartemen yang berbeda, harus diatur sehingga meskipun dalam kejadian kegagalan operasi atau posisi katup intermediet, masuknya air laut melalui system bilga dapat dicegah.
19 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
D. Pelindung aliran balik
Katup screw down non return disarankan sebagai perlindungan aliran balik. Sebuah kombinasi dari sebuah katup non-return tanpa mekanisme shut-off dan katup shut-off dapat digunakan dengan persetujuan k elas.
Gbr.4.3. Instalasi Pipa Bilga
4.1.5 Perhitungan Pipa Bilga Utama
A. Perhitungan Diameter Pipa (diruang mesin) Berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia 2006 Vol III sec.11 N.2.3
dH = 3,0 (B + H)11 +35 mm dimana: l1
= 19,8 m
→ jarak antara cofferdam atau sekat kedap ruang pompa dengan sekat kedap stern
tube B = 18,5 m H = 8,25 m
20 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Maka :
= 3,0 (18,5 + 8,25)19,8 +35 mm = 104,042 mm →125 mm
dH
B. Perhitungan Tebal Pipa Utama Berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia 2006 sec 11- C.2.1 S = So + c + b Dimana : So =
(.) .perm.
da = diameter pipa = 125 mm Pc = 16 bar
σ perm = 80 / (maksimum tegangan rencana yg diijinkan untuk steel = 120 °C) V = 1,00 c = 3,00 = faktor korosi sea water lines b = 0 So =
(.) ..
= 1,25 mm S = So + c + b = 1,25 + 3 + 0 = 4,25 mm ~ 6 mm
4.1.6
Sistem Ballast (Ballast Sistem)
A. Susunan Pipa ballast secara umum Pipa-pipa hisap dalam tangki ballast harus diatur sedemikian rupa sehingga tangki-tangki tersebut dapat dikeringkan sewaktu kapal mengalami trim.
B. Pipa ballast yang melewati ruang muat Jika pipa ballast terpasang dari ruang pompa belakang ketangki air ballast didepan tangki muatan, maka tebal dinding pipa harus dipertebal lengkung pipa untuk mengatasi pemuaian harus ada pada pipa ini.
21 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
C. Penempatan sistem ballast
Ballast pada afterpeak dan forepeak berguna untuk mengubah trim dari kapal
Double bottom ballast tank berguna untuk memperoleh sarat yang tepat dan untuk menghilangkan keolengan
Gbr.4.4. Sistem Ballast 4.1.7
Perhitungan Pipa Ballast
A. Perhitungan diameter pipa Berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi 2000 sec.11-25 N 2.1 dH = 1,68x
( + ) + 25
Dimana : L = Panjang Kapal (Lpp) (m) = 107,1 m B = Lebar kapal (m) = 18,5 m H = Tinggi deck (m) = 8,25 m 22 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
dH = 1,68 107,1(18,5 + 8,25) + 25 = 1,68√ 2 864,92 + 25 = 121.92 mm → 125 mm Menurut tabel dapat dikatakan diameter dalamnya yaitu 125 mm = 0,125 m = 4,930 inchi = 5 inchi
B. Perhitungan Tebal Pipa S = So + c + b (mm) Dimana : So =
(.) .perm.
σ perm = 80, Pc = 16 So = .
(.) ..
= 1,25 mm Jadi : S = So + c + b =1+3+0 = 4 mm ~ diambil 6 mm
23 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
Gbr.4.5. Sistem Bilga, Ballast. (perintis 750 DWT) 24 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
BAB V PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantar fluida yang akan dipindahkan sampai ke tujuan pemakaian untuk mendukung kerja dari suatu peralatan.Agar fluida tersebut sampai ke tujuan maka diperlukan suatu jaringan instalasi yang terdiri dari beberapa komponen pendukung.Salah satu bentuk penggambaran pemipaan adalah penggambaran instalasi pemipaan dan sketsa gambar.Metode ini banyak digunakan karena penting dari segi perencanaan, perawatan dan perbaikan suatu instalasi pipa dalam unit perencanaan maupun instalasi lainnya.
5.2 .SARAN
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan Sistem Pemipaan.
25 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng
DAFTAR PUSTAKA
Lecture notes “sistem dan perlengkapan”Ir.mukti wibowo Navaport.com Referensi: 1. Marpol 73-78 2. Sistem dan perlengkapan kapal 3. Biro veritas dan peraturan 4. Pipa drafting dan desain 5. Kirvanto,2014.Buku aiar sistem dalam kapal.lppm,undip 6. www.google.com di akses tanggal 29-5 desember 7. www.Maritimeworld.web.id/01/Regulasi-tentang-pencegahan-pencemaran.html 8. Kitzindonesia.blogdetik.com 9. www.Jayamanunggal.com 10. www.wikipedia.sistempipapadakapal.co.id
26 LAPORAN PRAKTEK KERJA | PT Citra Bahari Shipyard, Jateng