PT. KRAKATAU STEEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di dunia industri yang berbentuk kegiatan pekerjaan-pekerjaan produksi industri dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Kegiatan PKL juga merupakan kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mendukung kegiatan belajar mengajar siswa melalui kegiatan Praktek Kerja secara langsung di dunia kerja sesuai dengan program studi tertentu untuk mencapai keahlian kerja sebagai bekal untuk bekerja secara profesional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka diterapakan suatu sistem pendidikan yang dikenal dengan istilah “Praktek Kerja Lapangan (PKL)”. Sistem ini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian melalui kegiatan bekerja secara langsung dan terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Keahlian profesional hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi yang ada dalam dunia kerja. Sehubungan dengan itu, maka siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada jenjang tertentu diwajibkan mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara langsung.
B. Tujuan Praktek Kerja
Diharapkan dengan adanya Praktek Kerja Lapangan siswa dapat : 1. Mengaplikasikan
pengetahuan
yang
diperoleh
di
sekolah
untuk
menganalisis suatu sample suatu sample..
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
1
PT. KRAKATAU STEEL
2. Meningkatkan kemampuan memperluas dan memantapkan keterampilan siswa-siswi sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan program studi Kimia Industri. 3. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme dalam rangka memasuki lapangan kerja. 4. Menambah wawasan dalam hal atau aspek-aspek yang potensial dalam dunia kerja antara lain : struktur organisasi, kedisiplinan, lingkungan kerja dan sistem kerja. 5. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap Praktek Kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
C. Tujuan Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pada setiap akhir program Praktek Kerja Lapangan (PKL), setiap siswa diwajibkan membuat laporan lengkap mengenai kegiatan selama PKL, selanjutnya setelah disahkan laporan tersebut diuji kembali sebagai pertanggung jawaban penulis. Tujuan penulisan laporan praktek kerja lapangan sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Kenaikan Kelas 2. Memperluas ilmu yang didapat selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk dijadikan bahan pengetahuan. 3. Sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis pada pihak perusahaan dan sekolah atas PKL yang telah dilaksankan. 4. Menambah katalog perpustakaan sekolah sebagai salah satu media ilmu yang tidak pernah berujung.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Tanggal PKL
: 02 Mei - 02 Juni 2017
Tempat PKL
: PT. PKKS (Pabrik Kapur Krakatau Steel)
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
2
PT. KRAKATAU STEEL
2. Meningkatkan kemampuan memperluas dan memantapkan keterampilan siswa-siswi sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan program studi Kimia Industri. 3. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme dalam rangka memasuki lapangan kerja. 4. Menambah wawasan dalam hal atau aspek-aspek yang potensial dalam dunia kerja antara lain : struktur organisasi, kedisiplinan, lingkungan kerja dan sistem kerja. 5. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap Praktek Kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
C. Tujuan Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pada setiap akhir program Praktek Kerja Lapangan (PKL), setiap siswa diwajibkan membuat laporan lengkap mengenai kegiatan selama PKL, selanjutnya setelah disahkan laporan tersebut diuji kembali sebagai pertanggung jawaban penulis. Tujuan penulisan laporan praktek kerja lapangan sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Kenaikan Kelas 2. Memperluas ilmu yang didapat selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk dijadikan bahan pengetahuan. 3. Sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis pada pihak perusahaan dan sekolah atas PKL yang telah dilaksankan. 4. Menambah katalog perpustakaan sekolah sebagai salah satu media ilmu yang tidak pernah berujung.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Tanggal PKL
: 02 Mei - 02 Juni 2017
Tempat PKL
: PT. PKKS (Pabrik Kapur Krakatau Steel)
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
2
PT. KRAKATAU STEEL
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Latar Belakang Pendirian PT. Krakatau Steel
Diawali dengan munculnya gagasan utama yaitu perlunya industri baja di Negara berkembang seperti Indonesia dari Perdana Menteri Ir. H. Juanda. Pembangunan industri baja di Cilegon merupakan salah satu realisasi dari persetujuan pokok kerja sama dalam hal ekonomi dan teknik antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Uni Soviet yang ditandatangani tanggal 15 September 1956. Pada tahun 1957, dilakukan penelitian awal oleh biru perancangan negara bekerja sama dengan konsultan asing, tahun 1960. Ditandatangani kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon antara Republik Indonesia dengan All dengan All Union Export-Import Corporation Of Moscow dengan kontrak No. 080 tanggal 7 Juni 1960. Peresmian pembangunan proyek besi baja trikora Cilegon dilakukan pada tanggal 20 Mei 1962. Proyek tersebut direncanakan dir encanakan harus sudah selesai sele sai sebelum tahun 1968, namun kemudian proyek ini terhenti total pada tahun 1965 akibat perebutan kekuasaan, kemudian merosotnya perekonomian Indonesia dengan drastis. Hal tersebut mempengaruhi hubungan Indonesia Uni Soviet yang yang akhirnya setelah melalui pertimbangan yang cukup matang, pemerintah Indonesia menunda penyelesaian pembangunan pabrik baja trikora untuk sementara waktu. Pada awal tahun 1970 pemerintah Indonesia kembali mengadakan pengamatan lapangan tentang kelanjutan pembangunan pabrik baja trikora. Hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa pembangunan pabrik baja trikora akan dilanjutkan. Keputusan ini diambil antara lain dengan pertimbangan bahwa kondisi mesin-mesin pabrik yang ada masih dapat dimanfaatkan, disamping kebutuhan akan besi baja didalam negeri setiap tahunnya semakin meningkat.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
3
PT. KRAKATAU STEEL
Peraturan Pemerintah juga menyebutkan bahwa pabrik baja trikora Cilegon merupakan salah satu kekayaan negara berbentuk proyek dalam bidang industri yang harus segera dimanfaatkan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Pemerintah menyertakan modal negara dalam pendirian perusahaan perseroan PT. Krakatau Steel. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan pembangunan proyek pabrik baja trikora Cilegon menguraikannya serta mengembangkan usaha perindustrian baja dalam arti seluas-luasnya. Beroperasinya pabrik slab baja dan pabrik plat baja canai panas. Pada tahun 1991 pabrik baja canai dingin yang merupakan pabrik baja yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung menjadi unit produksi.
B. Sejarah PT. Krakatau Steel
PT. Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 35 tentang penyertaan modal negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan PT. Krakatau Steel (persero). Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan proyek baja trikora, yakni pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan pabrik baja profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977. Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitasfasilitas produk seperti pabrik besi spons dengan kapasitas 1.5 juta ton/tahun, pabrik baja batangan dengan kapasitas 500.000 ton/tahun, pabrik baja batang kawat dengan kapasitas 220.000 ton/tahun serta fasilitas Infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik tenaga uap 400 MW, pusat penjernihan air, Pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi. Pada tahun 1983 beroperasinya pabrik slab baja dan pabrik plat baja canai panas. Pada tahun 1991 pabrik plat baja canai dingin yang merupakan pabrik baja yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung dengan unit
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
4
PT. KRAKATAU STEEL
produksi PT. Krakatau Steel, melengkapi pabrik-pabrik baja lain yang telah ada. PT. Krakatau Steel secara formal didirikan pada tahun 1970 ketika pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 35 tanggal 31 Agustus tahun 1970 yang menetapkan kelanjutan proyek pabrik Baja Trikora dengan mengubahnya kedalam bentuk badan hukum perseroan terbatas. Keluarnya Peraturan Pemerintah diatas dapat dikatakan sebagai lahirnya PT. Krakatau Steel. Sementara itu akte pendirian PT. Krakatau Steel disiapkan oleh Ibnu Sutowo dan Ir. Suhartoyo yang ditunjuk untuk ikut serta dalam mendirikan usaha perseroan ini berdasarkan SK-47/MK/IX/1971. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 1971 akte di tanda tangani notaris Thory Kie di Jakarta. Dalam akte ini juga disebutkan bahwa selain perseroan ini berhak menjalankan segala tindakan yang menuju kearah pelaksanaan dan kemajuan. Perseroan ini juga berhak mendirikan dan ikut serta dalam perseroan perseroan atau badan hukum lain terutama yang bertujuan sama atau hampir sama dengan perusahaan ini, baik yang bekerja sama dalam maupun luar negeri. Pada tahap awal pelaksanaan operasionalnya pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada Pertamina untuk mengelola dan menjadikan PT. Krakatau Steel sebagai anak perusahaan, namun pada sekitar tahun 1973 Pertamina mengalami kesulitan keuangan secara otomatis berakibat langsung pada pembangunan PT. Krakatau Steel. Sehubungan dengan hal ini, pemerintah mengambil suatu kebijakan yang dituangkan dalam Kepres No. 13 tanggal 17 April 1975 yang dilanjutkan dengan Kepres No. 50 tahun 1975 yang isinya adalah keputusan untuk melanjutkan pembangunan PT. Krakatau Steel dengan rencana induk 10 tahun (1975-1985) yang pelaksanannya dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Dalam tahap I terdiri atas dua bagian, yaitu:
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
5
PT. KRAKATAU STEEL
a. Melanjutkan penyelenggaran pembangunan pabrik Baja bekas Uni Soviet yang meliputi pabrik baja beton dan pabrik baja profil serta pelabuhan khusus Cigading. b. Melanjutkan pembangunan pabrik billet , wire rod mill (WRM), pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 400 MW dan pengadaan distribusi air secara terpusat. Keseluruhannya direncanakan mulai beroperasi pada tanggal 9 Oktober tahun 1979. 2. Pada tahap II dilanjutkan pembangunan pabrik baja slab (Slab Steel Plant), pabrik kapur (Calcining Plant ), pabrik plat baja canai panas ( Hot Strip Mill ) 3. Pada tahap III dilakukan pembangunan anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang meliputi pembangunan : a. Pabrik kimia (PT. Hoechts Cilegon Kimia) b. Pabrik mesin perkakas (PT. Industri Perkakas Indonesia-Impi) c. Pabrik baja dan plat timah (Latinusa). d. Pabrik baja fabrikasi (PT. Garuda Mahakam Prahasta) e. Pabrik baja lembaran (PT. Cold Rolling Mill -CRM) f. Pabrik baja h-beam (PT. Cigading H-Beam Centre-CHC) Pabrik-pabrik di atas mulai beroperasi pada tanggal 23 Maret 1985. Selain unit-unit produksi yang ada, PT. Krakatau Steel juga memiliki beberapa anak perusahaan yang berfungsi menjunjung kegiatan perusahaan. Anak perusahaan yang dimiliki oleh PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang yang berbeda.
Anak perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. PT. Krakatau Daya Listrik (KDL) Perusahaan ini memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kapasitas 400 MW yang terdiri dari 5 unit turbin dan masing-masing berkapasitas 80 MW, selain itu juga dilengkapi dengan sistem jaringan dan distribusi sampai ke konsumen.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
6
PT. KRAKATAU STEEL
b. PT. Krakatau Bandar Samudera (KBS) Saat ini perusahaan memiliki dermaga dengan panjang 1098 m dan kedalaman 14 m yang dikelola PT. KBS mampu melayani bongkar muat dengan bobot mati hingga 70.000 DWT. c. PT. Krakatau Tirta Industri (KTI) Dengan debit air sebesar 2000 l/det. Air bersih yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan proses industri diseluruh kawasan PT. Krakatau Steel
maupun untuk kebutuhan bagi warga kompleks
perumahaan. d. PT. KHI Pipe Industries Memproduksi pipa-pipa baja untuk penyaluran minyak, gas, air, ataupun
struktur
bangunan.
Pada
saat
ini,
PT.
KHI
mampu
memproduksi pipa dengan diameter 4-80 inchi dengan spesifikasi aki sampai dengan grade SLX-70. e. PT. Krakatau Engineering (KE) PT. Krakatau Engineering bergerak
dalam
bidang
usaha
Engineering, Procurement, Construction, proyek management dan produktif management (PEC MM) yang didukung oleh 486 orang tenaga profesional yang telah berpengalaman. f. PT. Krakatau Waja Tama (KWT) P.T KWT menghasilkan baja tulangan beton, baja profil ukuran medium ke bawah serta kawat paku dengan kapasitas masing-masing 150 ton/tahun, 45 ribu ton/tahun, dan 18.000 ton/tahun. g. PT. Krakatau Information Technology (KIT) PT. KIT didukung oleh 31 orang tenaga profesional yang telah berpengalaman dibidang pengelolaan dan pengembangan sistem, otomasi pabrik, jaringan dan komunikasi dan Value Added Network . h. PT. Pelat Timah Nusantara (Latinusa) PT. Latinusa mampu menghasilkan 130.000 ton/tahun Timplate (Coil , dan Sheet ) dengan kualitas prima, Assorted Waste dan
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
7
PT. KRAKATAU STEEL
Unasserted Waste yang dapat digunakan untuk Can/Food Critical, General Can/Non Critical dengan pasar domestik. i. PT. Krakatau Industri Estate Cilegon (KIEC) Sebagai pengelola seluruh aset-aset perusahaan baik produk maupun jasa. j. PT. Krakatau Medika Sebagai Rumah Sakit bagi karyawan PT. Krakatau Steel serta karyawan anak perusahaan PT Krakatau Steel serta umum.
C. Sejarah Berdirinya Pabrik Kapur
Pabrik Kapur PT. Krakatau Steel merupakan pabrik kapur yang sebelumnya milik PT. Umika Sentana Baja. Pabrik ini masuk naungan divisi utility PT. Krakatau Steel Sebagai keperluan produksi baja dan tidak dijual bebas, pabrik dibangun tahun 1996 dengan teknologi SIC ( Societa Impiandi Calce) dari italia. SIC memberikan nama/tipe HPK-150 yang berarti High Performance Kiln dengan kapasitas produksi 150 ton/hari. Tungku yang digunakan adalah tungku vertikal (Shaft Kiln) kontinyu dengan pengumpanan material batu kapur dari atas dan pembakaran pada bagian tengah. Discharge dilakukan secara kontinyu dari bagian bawah tungku. Teknologi kalsinasi batu kapur menggunakan tungku tegak merupakan teknologi alternatif dari teknologi tanur putar ( Rotary Kiln) yang kapasitasnya lebih besar. PT. Umika Sentana Baja menyatakan diri bangkrut dan memberikan sahamnya ke PT. Krakatau Steel. Pabrik Kapur PT. Krakatau Steel mulai beroprasi pada tanggal 13 juni 2003. Operasi dilakukan setelah semua pekerjaan persiapan operasi diselesaikan termasuk pemasangan refraktori oleh chosun refraktori. Tahapan yang dilalui adalah drying-up refraktori, pengisian batu ke dalam kiln, pemanasan kiln dan operasi penuh. Kapasitas produksi pabrik kapur tergantung pada permintaan Steel Making Plant karena semua hasil produk dari pabrik kapur hanya digunakan
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
8
PT. KRAKATAU STEEL
untuk keperluan produksi baja dan tidak boleh dijual bebas. Meskipun kapasitas produksi kapur bakar tergantung order namun ada beberapa target kapasitas produksi yang diterapkan yaitu : a. Minimal dengan kapasitas produksi 80 ton/hari, target produksi ini digunakan ketika order dari Steel Making Plant sedikit. b. Normal dengan kapasitas produksi 150 ton/hari, target produksi ini sering digunakan oleh pabrik kapur dalam memproduksi kapur bakar. c. Maksimal dengan kapasitas produksi 165 ton/hari, target ini digunakan ketika permintaan dari Steel Making Plant meningkat.
Gambar 2.1 Pabrik Kapur 1 ( Lime Plant Operation I)
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
9
PT. KRAKATAU STEEL
Gambar 2.2 Pabrik Kapur 2 (Lime Plant Operation II)
D. Visi dan Misi PT. Krakatau Steel 1. Visi Perusahaan :
Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. 2. Misi Perusahaan :
Menyediakan
produk
baja
bermutu
dan
jasa
terkait
bagi
kemakmuran bangsa.
E. KS value:
Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan, keterampilan, keahlian dan sikap mental demi peningkatan kerja yang berkesinambungan.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
10
PT. KRAKATAU STEEL
Intergrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui loyalitas, profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan.
Realiable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon dan
janji
dengan
mensinergikan
berbagai
kemampuan
untuk
meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja atas standar.
1. Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT. Krakatau Steel terletak sekitar 110 km dari Jakarta dengan luas keseluruhan 350 Ha. PT. Krakatau Steel terletak di kawasan industri, tepatnya jalan Industri No. 5 PO BOX 14 Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja jalan Gatot Subroto Kavling 54 Jakarta. Adapun yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi pabrik adalah :
-
Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk menggunakan kapal.
-
Dekat dengan daerah pemasaran (Ibu kota).
-
Tanah yang tersedia untuk pabrik cukup luas.
-
Sumber air cukup memadai.
-
Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan.
Berdasarkan mata angin PT. Krakatau Steel dibatasi oleh :
-
Arah Utara berbatasan dengan Kawasan Industri Krakatau.
-
Arah Selatan berbatasan dengan jalan raya Anyer.
-
Arah Barat berbatasan dengan Selat Sunda.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
11
PT. KRAKATAU STEEL
-
Arah Timur berbatasan dengan Kawasan Industri Krakatau.
Sedangkan adanya tata letak pabrik bertujuan sebagai berikut :
-
Memudahkan jalur transportasi dalam pabrik untuk menunjang proses produksi dan pengangkutan bahan baku serta produk.
-
Memudahkan
pengendalian
proses
produksi
karena
adanya
pengelompokan peralatan dan bangunan selektif berdasarkan proses masing-masing.
-
Adanya
bengkel
di
kawasan
pabrik
sehingga
memudahkan
perbaikan, perawatan dan pembersihan alat.
-
Jalan yang cukup luas sehingga pekerja bergerak dan menjamin keselamatan kerja karyawan.
a. Lokasi Pabrik Kapur
Pabrik Kapur Krakatau Steel ( Lime Plant Operation) terletak sekitar 1 Km dari PT. Krakatau Steel. Pabrik kapur berada di kawasan industri, tepatnya di jalan Amerika II kav. Blok B6 Cilegon. b. Struktur Organisasi dan Sistem Ketenagakerjaan
PT. Krakatau Steel dipimpin oleh seorang direktur utama yang tugasnya mengelola jalannya perusahaan dan kekayaan perusahaan berupa fasilitas produk dan tenaga kerja sesuai dengan kebijakan umum yang telah digariskan oleh pemerintah. Dalam menjalankan tugas direktur utama dibantu oleh beberapa direktorat lainnya: 1)
Direktorat Produksi Bertugas
merencanakan,
merumuskan,
mengembangkan,
kebijakan bidang produksi, peongoperasian fasilitas produksi, prasarana serta mengatur kegiatan produksi agar didapat keuntungan dalam jangka panjang. 2)
Direktorat Pemasaran Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan perusahaan di bidang pemasaran hasil produksi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
12
PT. KRAKATAU STEEL
3)
Direktorat Logistik Bertugas merencanakan, merumuskan pembelian suku cadang, bahan baku, bahan penunjang, sedangkan setiap direktorat di dalam melaksanakan
aktifitas
operasionalnya
dibantu
oleh
sub-sub
direktorat yang membawahi langsung beberapa divisi. c. PT. Krakatau Steel menetapkan dua macam status kepegawaian yaitu :
1)
Karyawan Organik Karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
2)
Karyawan Non Organik Pegawai yang telah diangkat dalam jangka tertentu, yang masuk di dalamnya adalah karyawan harian lepas, karyawan kontrak dan karyawan honorer.
d. Pengaturan waktu kerja kepada keseluruhan karyawan yaitu:
1)
Karyawan non shift Waktu kerja karyawan adalah 8 jam sehari, baik untuk karyawan yang bekerja di Cilegon dan di Jakarta.
-
Jam kerja dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.30
-
Istirahat mulai pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00 Khusus hari Jum’at :
-
Istirahat mulai pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.00
-
Hari Sabtu dan Minggu waktu libur bagi karyawan non shift.
2) Karyawan shift Upah minimum shift secara bergiliran selama 24 jam kerja dengan pembagian masing-masing 3 shift dengan waktu kerja selama 8 jam, pembagian kelompok dengan pengaturan 3 kelompok bekerja dan 1 kelompok libur. Pembagian shift kerja antara lain:
- Shift I
: jam kerja mulai pukul 22.00 s/d 06.00
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
13
PT. KRAKATAU STEEL
- Shift II
: jam kerja mulai pukul 06.00 s/d 14.00
- Shift III
: jam kerja mulai pukul 14.00 s/d 22.00
Selain itu terdapat juga waktu lembur dan waktu cuti karyawan. Waktu lemburan dilakukan di luar jam kerja atas perintah atasan yang berwenang. Waktu cuti dibagi menjadi 2 macam, yaitu : cuti tahunan dan cuti besar. Cuti tahunan yaitu cuti selama 12 hari jam kerja yang tidak dapat digantikan oleh uang dan cuti besar diberikan 4 tahun sekali dengan lama cuti 1 bulan. e. Ketentuan Gaji Karyawan dan Fasilitas Kesejahteraan
Upah minimum yang diberikan kepada karyawan minimal sama besarnya dengan SK Menaker tentang penetapan upah minimum yang berlaku. Ketentuan upah yang diberikan berdasarkan ketentuan yang terdiri atas :
-
Karyawan harian lepas
-
Karyawan kontrak
-
Karyawan honorer Kebijakan perusahaan mengenai sistem kesejahteraan karyawan tidak
ditetapkan sendiri oleh manajement tetapi dirumuskan secara bersamasama dengan Serikat Karyawan Krakatau Steel (SKKS) sehingga diharapkan dapat dihasilkan suatu kebijakan yang mendorong motivasi dengan dedikasi karyawan yang sekaligus juga menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan. Keseimbangan antara kesejahteraan fisik dan jiwa karyawan serta keluarganya merupakan hal yang sangat penting, oleh karenanya pemenuhan kesejahteraan
tidak terbatas
hanya pada pemenuhan
kebutuhan fisik saja. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk mengikuti aktivitas kesenian, kebudayaan dan keagamaan dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan seperti: 1)
Asuransi Tenaga Kerja
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
14
PT. KRAKATAU STEEL
Asuransi Tenaga Kerja terdiri dari asuransi kematian dan asuransi kecelakaan, dimana perusahaan akan memberikan asuransi ini melalui asuransi sosial tenaga kerja. 2)
Jaminan Kesehatan Jaminan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan dan perawatan untuk karyawan dan keluarganya yang sedang sakit baik fisik maupun mental. Yang berhak menerima jaminan kesehatan adalah karyawan yang telah diangkat menjadi karyawan tetap, istri maupun suami karyawan dan anak-anak yang sah terdaftar di divisi Personalia dengan ketentuan belum mencapai 21 tahun dan belum memiliki penghasilan tetap.
3)
Jaminan Hari Tua Jaminan hari tua diberikan kepada karyawan yang memenuhi syarat-syarat atau ketentuan antara lain: Karyawan yang telah mencapai usia 56 tahun atau pensiun dipercepat atau cacat, selain itu diberikan fasilitas lain berupa pendidikan dan tunjangan hari raya.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
15
PT. KRAKATAU STEEL
BAB III PROSES PRODUKSI
A. Bahan Baku 1. Batu Kapur
Batu kapur merupakan salah satu mineral yang terdapat di dalam dan dapat dimanfaatkan untuk dunia industri baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung batu kapur digunakan untuk kebutuhan industri semen, keramik, bahan imbuh pada proses smelter , bahan bangunan dan lain-lain. Sedangkan batu kapur yang digunakan secara tidak langsung perlu diolah terlebih dahulu, dapat berupa batu kapur tohor maupun Light Calcium Carbonate. Baik Light Calcium Carbonate maupun kapur tohor banyak digunakan di industri cat, pasta gigi, pemutih kertas, kosmetika, netralisasi tan, bahan bangunan dan lain-lain. PT. Krakatau Steel memproduksi kapur bakar (CaO) untuk kebutuhan steel making yang digunakan untuk membersihkan pengotor-pengotor pada olahan baja sehingga memperoleh produk baja yang lebih baik kualitasnya. Kapasitas produksi di PT. Krakatau Steel sangat bergantung dari permintaan dari steel making . Bahan baku utama yang digunakan di pabrik kapur PT. Krakatau Steel (Persero) adalah kapur mentah. Kapur mentah yang digunakan berasal dari berbagai daerah seperti Padalarang, Sukabumi, Dan Banten. Terdapat 8 vendor yang memasok kebutuhan kapur mentah untuk proses produksi dipabrik kapur yaitu : a. PT. Transindo Permai (Bandung) b. PT. Bende Lembaran Baru (Bandung) c. CV Banten Prima Mineral (Sukabumi) d. PT. Batu Wangi Putra Sejahtera (Bandung) e. CV Cahaya Pratama (Sukabumi) f. PT. Anma Haikal Jazmi (Rangkas Bitung)
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
16
PT. KRAKATAU STEEL
g. PT. Pertamina Sutra Perkasa (Jawa Tengah) h. PT. Purna Mandiri (Sukabumi) Sebelum kapur mentah yang dikirim oleh berbagai vendor digunakan untuk proses produksi, terlebih dulu dilakukan analisa ukuran ( Size Distribution). Analisa ukuran (Size Distribution) dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Menyiapkan wadah untuk sample sebanyak 4 buah ember. b. Menyimpan ember pada 4 titik pengambilan batu kapur mentah pada vendor yang sama. c. Mengambil sample dengan menggunakan sekop. d. Membawa sample tersebut kedalam ruangan size distribution. e. Menyaring batu tersebut pada alat penyaring ( screen) f. Setelah disaring kemudian batu ditimbang sesuai dengan ukuran yang diperoleh. g. Kemudian menghitung size distribution. Contoh Perhitungan size distribution PT. Parahyangan kapur bumi indonesia sebagai berikut : Diketahui : 1 Ember kosong
= 0,46 kg
4 ember kosong
= 1,84 kg
30 mm - 70 mm Timbangan pertama = 27,22kg Timbangan kedua = 29,36kg 27,22kg + 29,36kg = 56,58kg < 30mm = 1,63kg 30mm - 70mm = 56,58kg -1,84kg = 54,74kg <30mm.
= 1,63kg - 0,46kg = 1,17kg
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
17
PT. KRAKATAU STEEL
B. Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh pabrik kapur adalah kapur bakar (CaO). Kapur bakar bewarna lebih putih dibandingkan dengan kapur mentah tetapi berbeda komposisinya. Selama proses kalsinasi tidak terjadi proses peleburan yang merubah bentuk kapur mentah secara fisik, melainkan hanya terjadi pengurangan H2O dalam kapur mentah dan reaksi kalsinasi sehingga kapur bakar memiliki berat yang lebih ringan dari kadar CaO yang lebih tinggi dari kapur mentah. Untuk mengetahui kadar CaO dari produk yang dihasilkan maka dilakukan analisa produk di laboratorium pabrik kapur, pengambilan sample dengan cara mengambil bongkahan kapur bakar dari belt conveyor produk, kemudian kapur bakar tersebut dihancurkan dengan menggunakan tone crusher . Kemudian dihaluskan dengan desk mill untuk memperoleh seperti serbuk. Kapur bakar yang dihasilkan pabrik kapur ini digunakan untuk menghilangkan sulfur, fosfor, alumina, dan SiO 2 pada proses peleburan baja di steel making plant , kapur bakar akan mengikat kotoran tersebut dan terbentuklah gumpalan-gumpalan pengotor
C. Produk Sampling 1.
F ines Fines adalah produk yang tidak diinginkan, berdiameter kurang dari 30 mm. Fines ini terbentuk dari kapur mentah yang hancur.
2.
Abu Sisa Pembakaran
Abu yang terbentuk dari sisa pembakaran ini langsung dilakukan land fill pada bagian belakang plant karena abu ini termasuk ke dalam limbah B3, abu sisa hasil pembakaran hanya mengandung CaO dalam kadar rendah dan SiO2 dan MgO dalam kadar tinggi.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
18
PT. KRAKATAU STEEL
D. Penanganan Material
Bahan baku kapur mentah yang sebagian besar diperoleh dari Bandung, Sukabumi, dan Banten akan disimpan di stock yard . Sebelum kapur digunakan maka dilakukan penanganan awal bahan baku yaitu dengan melakukan analisa ukuran (Size Distribution) dan analisa kadar kapur mentah tersebut.
E. Proses produksi batu kapur
Proses produksi batu kapur, menggunakan dua proses yaitu : 1. Lime Plant Operation 1 ( shingle shaft )
- Dari stock yard , batu kapur dimasukan ke dalam dump truck dengan menggunakan loader , mobil diarahkan ke timbangan untuk ditimbang (isi), terus mobil diarahkan ke
hopper , batu kapur dimobil
ditumpahkan ke dalam hopper , terus mobil kembali lagi ke timbangan untuk ditimbang (kosong).
- Untuk menggerakan batu dari hopper (001 F) ke belt conveyor dengan menggunakan motor M 1 dan M2 motor vibrating .
- Batu kapur dari belt conveyor digerakkan menuju deslimer (pencucian) dengan menggunakan motor M 3.
- Batu masuk ke deslimer , batu dicuci atau dibersihkan dari tanah, pasir, dan lumpur ( Fines) dengan menggunakan M 4, air masuk ke deslimer dengan menggunakan M 7 disebut juga sirkulasi air.
- Setelah batu kapur dicuci, fines, lumpur, tanah dan pasir jatuh ke belt conveyor untuk dibuang dengan menggunakan motor M 5.
- Batu kapur yang tidak jadi fines, jatuh ke conveyor untuk naik ke atas dengan digerakan oleh motor M 6. Lalu jatuh ke belt conveyor 01 menuju ± lime stone (penyimpanan 002 F) yang berkapasitas 600 ton.
- Untuk menggerakan batu dari lime stone menggunakan vibrating vider M8 dan M9 . dan digerakan lagi oleh vibrating screen, di vibrating
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
19
PT. KRAKATAU STEEL
screen di saring lagi fines nya, yang fines nya jatuh ke belt conveyor akan digerakan oleh M 12.
- Lalu yang tidak jadi fines nya jatuh ke bucket , setelah penuh bucket nya diangkat ke atas menggunakan seling yang digerakan oleh M 35, setelah batu kapur sampai ke hopper , di hopper terdapat gate valve C 1 dan C2, yang menggerakan gate valve C1 dan C2 dengan menggunakan (motor hidrolik) M42.
- Dari bucket dimasukan ke dalam kiln, di dalam kiln terbagi menjadi tiga zona ( preheating, calcining, dan cooling ).
- Kemudian batu kapur masuk ke zona preheating atau zona pemanasan awal dengan suhu 300 o-400oC selama ± 7 jam.
- Kemudian batu masuk ke zona calcining atau zona pembakaran batu kapur dan mempunyai jembatan dengan suhu 900 o-1000°C dan memiliki 8 burner ( 4 burner atas dan 4 burner bawah). Dan dilakukan pembakaran selam ± 7,5 jam.
- Kemudian kapur bakar yang sudah dibakar masuk ke zona cooling atau zona pendinginan dengan suhu 100°-180°C selam 5 jam.
- Setelah itu kapur bakar turun ke WT ( Weight Time), dan teradapat 4 WT, WT1, WT2, WT3, dan WT4. Kapur bakar masuk ke WT untuk ditimbang dengan berat masing-masing WT 50 kg.
- Dari WT kapur bakar yang sudah ditimbang diturunkan ke lime stone (004) dengan menggunakan motor WT 1= M14 turunan 6, WT2=M13 turunan 5, WT 3=M15 turunan 7, dan WT 4=M16 turunan 8.
- Dari Silo (004) dipindahkan ke bucket melalui vibrating M17 dan M18 dan bucket diangkat ke atas oleh M20, menuju lime stone (005 F yang berkualitas 225 ton). Di lime stone 005 F terdapat motor penggerak (Vibrating Vider ) untuk memindahkan kapur bakar kedalam dump truck menggunakan M 21 dan M22 dari arah barat dan M23 dan M24 dari arah utara
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
20
PT. KRAKATAU STEEL
2. Lime Plant Operation 2 (Double Shaft )
- Dari stock yard , batu kapur dimasukan ke dalam dump truck dengan menggunakan loader , mobil diarahkan ke timbangan untuk ditimbang (isi), terus mobil diarahkan ke hopper , batu kapur di mobil ditumpahkan ke dalam hopper , terus mobil kembali lagi ke timbangan untuk ditimbang (kosong).
- Untuk menggerakan batu dari hopper (001 F) ke belt conveyor dengan menggunakan motor M 1 dan M2 motor vibrating .
- Batu kapur dari belt conveyor digerakan menuju deslimer (pencucian) dengan menggunakan motor M 3.
- Batu masuk ke deslimer , batu dicuci atau dibersihkan dari tanah, pasir, dan lumpur ( Fines) dengan menggunakan M 4, air masuk ke deslimer dengan menggunakan M 7 disebut juga sirkulasi air.
- Setelah batu kapur di cuci, fines, lumpur, tanah dan pasir jatuh ke belt conveyor untuk dibuang dengan menggunakan motor M 5.
- Batu kapur yang tidak jadi fines, jatuh ke belt conveyor untuk naik ke atas dengan digerakan oleh motor M 6.
- Batu kapur dari M 6 turun ke belt conveyor 01 dibawa oleh belt conveyor menuju belt conveyor 02 digerakan oleh AC 020, dari belt conveyor di gerakan menuju silo ( Lime Stone) yang berkualitas 600 ton oleh AC 027
- Lalu batu kapur keluar dari lime stone digerakan oleh vibrating vider AC 035 dari vibrating vider menuju vibrating screen untuk memisahkan fines digerakan oleh AC 037.
- Fines jatuh ke belt conveyor menuju belt conveyor 03 yang digerakan oleh AC 039, batu yang sesuai dengan ukuran atau yang tidak jadi fines masuk ke weighing hopper untuk ditimbang, setelah ditimbang dengan sesuai masuk ke bucket digerakan oleh motor skuitwing ( motor listrik) digerakan oleh AC 190 ditampung ke charghing hopper (1503 WE) timbangan.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
21
PT. KRAKATAU STEEL
- Lalu masuk ke kiln, dari hopper ke kiln itu dibagi dua shaft , jika shaft satu sedang pembakaran maka batu kapur masuk ke shaft dua dan begitu juga sebalik nyh secara continue.
- Ada sepuluh (10) burner yang terdiri dari satu shaft berarti jika dua shaft terdiri dari dua puluh (20) burner .
- Lalu batu kapur masuk ke zona preheating untuk dipanaskan dengan suhu 300 o – 500oC selama 6 jam, di zona preheating terdapat alat dedusting untuk penghisapan debu dari proses pemanasan yang digerakan oleh AC 170.
- Terus batu kapur yang sudah dipanaskan masuk ke zona calcining disebut juga zona pembakaran dengan suhu 650 o-1100oC di zona calcining di hembuskan oleh AC 101 dan AC 102 atau disebut juga dengan combution udara yang dihasilkan melewati zona preheating lalu ke zona calcining untuk pembakaran batu kapur, gas buang hasilpembakaran akan melewati crosover dan terus naik sampai zona preheating untuk pemanasan batu kapur yang baru masuk dan debu akan dihisap oleh dedusting yang digerakan oleh AC 170.
- Lalu masuk ke zona cooling (pendinginan) dengan suhu 90 o-100o dihasilkan dari AC 111.
- Kapur bakar ditampung discharge table untuk menggerakan kapur bakar agar jatuh ke discharge table, untuk shaft pertama discharge table digerakan oleh AC 118 dan untuk shaft dua digerakan oleh AC 119 masuk ke disk hopper digerakan oleh AC 051 dan jatuh ke belt conveyor 04 dan belt conveyor bergerak menuju bucket elevator digerakan oleh AC 053 untuk menarik bucket elevator digerakan oleh AC 059 menuju lime stone (Silo 055 ) yang berkualitas 400 ton, dan siap dikirim ke PT. Krakatau Steel menggunakan ( Gate Valve 1613/ motor hidrolik).
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
22
PT. KRAKATAU STEEL
F.
Proses Kalsinasi
Dalam beberapa hal batu kapur dapat digunakan sebagai bahan baku, misalnya industri semen, pondasi, jalan rumah dan sebagainya akan tetapi untuk keperluan lainnya perlu pengolahan terlebih dahulu misalnya dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh kapur bakar (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH) 2) dan gas CO2. Secara umum pembuatan kapur bakar meliputi : a. Kalsinasi pada suhu 900-1000 oC sehingga batu matang dan membentuk CaO dan CO2. b. Kemudian dari proses kalsinasi dapat terbentuk kapur bakar Berikut reaksi yang terjadi pada proses kalsinasi batu kapur yang masuk melalui alat charging otomatis terdistribusi ke dalam kiln dan akan melewati 3 zona yaitu : 1. Zona Pemanasan Awal ( Preheating Zone) Pada zona ini kapur mentah dipanaskan pada temperature 300 – 500oC selama ±6 jam. 2. Zona Pembakaran (Calcining Zone) Pada zona ini kapur dibakar pada temperature 600 – 1000oC selama ±6 jam. 3. Zona Pendinginan (Cooling Zone) Pada zona ini kapur didinginkan pada temperature 100 – 180oC selama ±6 jam.
G. Pengeluaran dan Penyimpanan Kapur ( Loading ke Truck )
Kapur bakar yang telah discharge dan ditimbang dibawah kiln dan dialirkan ke dalam hopper lime yang berkapasitas 1 ton yang digerakkan oleh vibrating dari hopper ini kapur dialirkan dengan BC 04 kemudian dibawa dengan bucket elevator menuju lime silo yang berkapasitas 400 ton, kemudian diisikan ke dalam truck pengangkut untuk dikirim ke PT. Krakatau Steel.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
23
PT. KRAKATAU STEEL
Silo dikontrol secara otomatis dan level indicator akan memberikan sinyal jika material dalam silo sudah mencapai maksimum. Jika terjadi low level dalam silo maka indicator akan mengirimkan sinyal untuk charging . vibrating veeder mengisi bucket sesuai timer . Bucket akan naik dan mengisi kapur ke dalam silo. Bak filter digunakan untuk menghilangkan debu dari udara dalam silo saat charging dan selama pengisisan ke truck.
H. Bahan Penunjang 1.
Gas Alam
Bahan bakar yang digunakan sebagai bahan bakar burner adalah gas alam. Konsumsi gas alam untuk proses pembakaran yaitu berkisar 192.484 – 284.204 Nm 3/bulan. Gas alam yang digunakan dipasok oleh Pertamina, sebagai berikut adalah Komposisi dari gas alam yang digunakan di pabrik kapur. Tabel 3.1 Komposisi Gas Alam yang Digunakan No
Komponen Gas
Komposisi (% mol)
1
CH4
77,7
2
C 2 H6
2,44
3
C 3 H8
1,49
4
I – C4H10
0,36
5
n – C4H10
0,34
6
I – C5H12
0,16
7
n – C5H12
0,09
8
C6H14
0,29
9
CO2
12,04
10
N2
5,09
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
24
PT. KRAKATAU STEEL
Apabila ingin terjadi proses pembakaran maka diperlukan 4 hal yaitu : 1.
Udara Pembakaran
Bahan bakar, panas dan udara. Udara pembakaran berasal dari udara luar yang dialirkan ke burner dengan menggunakan blower. 2.
Listrik
Selain
membutuhkan
gas
dan
air,
pabrik
kapur
juga
membutuhkan energi listrik baik untuk bagian proses maupun perkantoran. Pabrik kapur memiliki satu buah gardu yang berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan. Konsumsi listrik pabrik kapur tiap bulannya yaitu sebesar 16,3 juta W. 3. Udara Tekan
Pada
plant pabrik
Instrumentasi
yang
kapur
banyak
membutuhkan
digunakan
udara
peralatan
tekan
dalam
pengoprasiannya. Udara tekan digunakan untuk sistem instrumentasi ini yang berasal dari kompresor dengan tekanan operasi 7 bar . 4. Air
Air yang digunakan untuk keperluan pabrik kapur Krakatau Steel barasal dari penampungan air belakang plant . Pada saat proses start – up air yang digunakan pabrik kapur berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri dan untuk seterusnya dilakukan recycle air pencucian. Air bekas pencucian dalam deslimer dialirkan kesuatu talang air yang mengalirkan air tersebut ke bak sedimentasi, setelah air mengalami proses sedimentasi maka air tersebut dapat digunakan kembali pada proses pencucian. Lumpur hasil proses sedimentasi yang mengendap dibuang 3 bulan sekali, sekali pengerukan diperoleh lumpur dengan volume sebanyak 320 m 3.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
25
PT. KRAKATAU STEEL
I. Pengolahan Limbah Pabrik Kapur
Lingkungan adalah tempat dimana terdapat suatu kegiatan dan kehidupan dari makhluk hidup. Maka dari itu untuk dapat melestarikannya perlu dilakukan pengolahan lingkungan. Pengelolaan lingkungan merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan,
pengawasan,
pengendalian,
pemulihan
dan
pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
- Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. - Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup. - Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut diatas, maka pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-Undang Lingkungan Hidup. Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, khususnya dipabrik kapur terdapat berbagai limbah yang harus diolah demi terciptanya lingkungan hidup yang sehat. Tujuan pengelolaan limbah adalah sebagai berikut:
- Berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pekerja dengan meminimalkan kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja.
- Berupaya mengembangkan semaksimal mungkin dampak positif terhadap lingkungan dengan meningkatkan pemanfaatan dan daur ulang limbah.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
26
PT. KRAKATAU STEEL
- Berupaya untuk menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap lingkungan dengan meminimalisasi limbah dan emisi serta penghematan energi dan sumber daya. 1. Pengolahan Limbah Abu
Limbah abu berasal dari unit exchanger yang digunakan untuk memanaskan udara pembakaran dari cyclone pada unit dedusting . Tidak ada pengolahan khusus untuk limbah ini, limbah hanya diletakkan landfill. 2. Pengolahan Limbah F ines
Limbah fines dihasilkan karena ukuran kapur mentah yang terlalu kecil. Limbah fines biasanya digunakan untuk pondasi dasar jalan di pabrik kapur. Fines yang tidak digunakan sebagai pondasi akan dikumpulkan ke landfill dibagian belakang plant . 3. Pengolahan Limbah Lumpur
Limbah lumpur dihasilkan dari proses sedimentasi pada pengolahan air. Limbah lumpur diambil dari bak sedimentasi setiap 3 bulan sekali dengan volume sebanyak 320 m 3. Limbah yang dihasilkan langsung dikumpulkan di landfill pada bagian belakang plant. 4. Pengolahan Limbah Landfill
Landfill biasanya dilakukan setelah limbah mengalami berbagai macam proses treatment guna meminimalisir zat berbahaya yang terdapat pada limbah agar tidak merusak lingkungan. Namun, pada Pabrik Kapur Krakatau Steel hampir semua limbah yang dihasilkan seperti abu, lumpur dan fines dibuang ke landfill. Hal ini dikarenakan semua limbah tersebut tidak mengandung CaO, MgO, SiO 2 dan H2O.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
27
PT. KRAKATAU STEEL
BAB IV METODE ANALISA
A. Analisa CaO 1. Alat:
-
Neraca analitik
-
Kaca arloji
-
Spatula
-
Beaker glass 300 mL
-
Pipet 25 mL
-
Ball pipet
-
Hot plate
-
Buret 50 mL
-
Tiang statif
-
Klem
-
Magnetic stirer
-
pH meter
-
Ruang asam
-
Botol semprot
2. Bahan:
-
Kapur bakar
3. Pereaksi :
-
HCl pekat
-
H2O
-
KCN 10%
-
Trietanolamina 1%
-
EDTA 0,1 M
-
KOH 30%
-
Indikator murexid
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
28
PT. KRAKATAU STEEL
4. Cara kerja :
-
Timbang dengan teliti 0,2005 gram (maksimal 0,2009) sample kapur bakar halus, masukkan dalam beaker glass yang telah diberi H 2O sebelumnya.
-
Tambahkan 25 mL HCl pekat kemudian panaskan dalam lemari asam sampai larut sempurna, dinginkan di lemari asam kemudian tambahkan 50 mL H 2O.
-
Tambahkan 1 mL KCN 10 %
-
Tambahkan 5 mL trietanolamina 1%
-
Setelah pereaksi semua ditambahkan, masukkan magnetic stirer dalam beaker glass dan kemudian keluarkan dari lemari asam.
-
Lalu larutkan menggunakan magnetic stirer , sambil dilarutkan tambahkan ± 15-50 mL KOH 30 %, lalu tambahkan Indikator murexid .
-
Titrasi dengan EDTA 0.1 M sebanyak 20 mL, lalu lanjutkan titrasi tetes demi tetes sampai berubah warna menjadi ungu.
B. Standarisasi EDTA 1. Alat :
-
Neraca analitik
-
Kaca arloji
-
Spatula
-
Labu ukur 1000 mL (2)
-
beaker glass 300 mL (2)
-
Pipet 25 mL
-
Ball pipet
-
Hot plate
-
Buret 50 mL
-
Tiang statif
-
Klem
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
29
PT. KRAKATAU STEEL
-
Magnetic stirer
-
pH meter
-
Ruang asam
-
Botol semprot
2. Bahan :
-
CaCO3
-
2 Larutan EDTA
-
H2O
3. Pereaksi :
-
HCl pekat
-
H2O
-
KCN 10%
-
Trietanolamina 1%
-
EDTA 0,1 M
-
KOH 30%
-
Indikator murexid
4. Cara kerja :
-
Pertama, membuat pereaksi EDTA dengan memasukkan larutan EDTA ke dalam labu ukur 1000 mL, tambahkan H 2O sampai tanda tera.
-
Lalu ulangi langkah pertama untuk membuat pereaksi EDTA yang kedua pada labu ukur yang baru ukuran 1000 mL.
-
Kemudian kedua labu ukur dihomogenkan.
-
Lalu, masukkan pereaksi EDTA dari labu ukur pertama kedalam botol semprot yang sudah tersedia pereaksi EDTA yang masih ada sebelumnya (masih) sebanyak 100 mL dan masukkan pula pereaksi EDTA
dari
labu
ukur
kedua
sebanyak
100
mL
kemudian
homogenkan.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
30
PT. KRAKATAU STEEL
-
Setelah membuat pereaksi dilanjutkan dengan menimbang dengan teliti 0,2005 gram (maksimal 0,2009) sample CaO , masukkan dalam beaker glass pertama yang telah diberi H 2O sebelumnya.
-
Kemudian, ditimbang dengan teliti 0,2005 gram (maksimal 0,2009) sample CaO , masukkan dalam beaker glass kedua yang telah diberi H2O sebelumnya.
-
Tambahkan 25 mL HCl pekat pada masing- masing beaker glass kemudian panaskan dalam lemari asam sampai larut sempurna, dinginkan di lemari asam kemudian tambahkan 50 mL H 2O pada kedua beaker glass.
-
Tambahkan 1 mL KCN 10 % pada kedua beaker glass.
Tambahkan 5 mL trietanolamina 1% pada kedua beaker glass.
Setelah pereaksi semua ditambahkan, masukkan magnetic stirer dalam beaker glass dan kemudian keluarkan dari lemari asam.
Lalu larutkan menggunakan magnetic stirer secara bergantian, sambil dilarutkan tambahkan ±15-50 mL KOH 30 %, lalu tambahkan Indikator murexid .
Titrasi dengan EDTA 0.1 M sebanyak 10 mL, lalu lanjutkan titrasi tetes demi tetes sampai berubah warna menjadi ungu.
C. Standarisasi KCN 1. Alat :
-
Kaca arloji
-
Spatula
-
Gelas kimia 1000 mL
-
Magnetic stirer
2. Bahan :
-
KCN
-
H2O
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
31
PT. KRAKATAU STEEL
3. Cara kerja :
-
Timbang KCN sebanyak 10 gram (maksimal 10,9).
-
Masukkan ke dalam gelas kimia 1000 mL yang telah diberi H 2O sebelumnya.
-
Kemudian tambahkan H2O sampai 1000 mL.
Setelah ditambahkan H2O, kemudian larutkan menggunkan magnetic stirer selama 1 jam.
-
Kemudian simpan di tempat penyimpanan.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
32
PT. KRAKATAU STEEL
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Laporan ini dibuat untuk menambah pengetahuan bahan (kapur bakar) yang digunakan untuk membersihkan pengotor-pengotor pada olahan baja, sehingga memperoleh produk baja yang lebih baik kualitasnya. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah diuji, sehingga dapat diperoleh hasil batu kapur yang dihasilkan sesuai standart mutu yang ditetapkan perusahaan. B. Saran 1.
Saran untuk Perusahaan
a.
Hendaknya para karyawan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat menghindari resiko kecelakaan saat bekerja.
b.
Budayakanlah 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin).
c.
Adanya kerjasama dan menciptakan komunikasi yang baik antara karyawan dan sesama divisi, agar tidak terjadi penggandaan kerja, timpang tindih tugas, sehingga karyawan dalam satu divisi yang bekerja tidak saling menyalahkan.
d.
Setiap alat – alat laboratorium hendaknya selalu dalam keadaan bersih.
e.
Melakukan pengecekan dan perawatan terhadap mesin dan alat laboratorium secara rutin.
f.
Manangani penanganan limbah secara rutin, agar tidak mengganggu ekosistem lingkungan sekitar.
2.
Saran untuk Sekolah
a.
Diharapkan pihak sekolah khususnya bagian HUMAS dan HUBIN supaya sedapat mungkin menjalin kerjasama lebih banyak lagi dengan perusahaan lain, agar seluruh siswa dapat menyelesaikan PKL.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
33
PT. KRAKATAU STEEL
b.
Sebaiknya para pembimbing PKL di sekolah untuk selalu mengontrol dan memberikan arahan-arahan yang mesti dilakukan di Perusahaan agar peserta PKL tidak melakukan kelalaian yang membuat nama Sekolah tercoreng.
c.
Sering mengadakan kunjungan Industri ke beberapa Perusahaan agar para siswa-siswi dapat mengenal dunia Industri.
d.
Melengkapi alat-alat Laboratorium, guna menunjang kegiatan praktek.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
34
PT. KRAKATAU STEEL
DAFTAR PUSTAKA
Septiani, Annisa dan Nurulita, Herviana 2014. Laporan Kerja Peraktek Pengaruh Penambahan Kapasitas Produksi Terhadap Kebutuhan Natural Gas Dan Kebutuhan Panas Pada Pabrik Kapur II. Cilegon. Universitas Agung Tirtayasa.
Standart Operating Procedure penanganan penerimaan dan preparasi sample batu kapur. Standart Operating Procedure analisa komposisi batu kapur. http://www.burung-net.com/2015/05/contoh-latar-belakang-laporan prakerin-smk.html.
SMK As-Syuhada Al-Khairiyah
35