31
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi peternakan ayam broiler dewasa ini berkembang sangat pesat seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap ayam broiler. Permintaan yang tinggi ini tentunya harus selalu diimbangi dengan perbaikan manajemen dalam pemeliharaan ayam broiler. Perbaikan kualitas pakan dan upaya menciptakan lingkungan kandang yang nyaman merupakan salah satu faktor penting dalam perbaikan manajemen pemeliharaan ayam broiler.
Usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk menghasilkan daging dan meningkatkan konsumsi protein bagi masyarakat. Ayam broiler tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Keunggulan genetik yang dimiliki ayam broiler dan pemberian pakan yang baik mampu menampilkan performa produksi yang maksimal. Selain faktor genetik dan pakan, lingkungan kandang mempunyai peran yang besar dalam menentukan performa broiler dan keuntungan yang diperoleh peternak.
Ayam broiler adalah ayam muda yang biasanya dipanen pada umur sekitar 5- 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Sehubungan dengan waktu panen yang relatif singkat, maka jenis ayam broiler ini harus tumbuh cepat, dada lebar disertai timbunan daging. Hal tersebut dapat dicapai dengan manajemen pemeliharaan yang baik dan didukung kualitas ransum yang tinggi.
Pakan merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha peternakan khususnya peternakan ayam broiler. Pakan merupakan unsur penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan suplai energi sehingga proses metabolisme dapat berjalan dengan baik serta tumbuh dan berkembang dengan baik.
Selain memperhatikan nutrisi dalam pakan untuk memenuhi kebutuhan energi ayam broiler, peternak juga harus memperhatikan aspek-aspek yang dapat merugikan peternak seperti timbulnya penyakit yang dapat menyerang ternak yang dipelihara. Dalam dunia peternakan istilah dalam pencegahan penyakit biasanya disebut dengan Biosecurity. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit yaitu dengan melakukan sanitasi kandang, pemberian obat-obatan dan vitamin serta melakukan vaksinasi secara teratur seuai aturan dari perusahaan ataupun jadwal yang telah ditetapkan.
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme tersebut. Vaksin ada dua macam, yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering beku Vaksin inaktif adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya berbentuk sediaan emulsi atau suspense.
Melihat begitu besarnya potensi pemeliharaan ayam broiler baik dalam meningkatkan ekonomi masyarakat maupun dalam memenuhi kebutuhan daging yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul "Sistem Pemberian Pakan Dan Pencegahan Penyakit Dalam Usaha Peternakan Ayam Broiler Dipeternakan Bpk. Abdul Malik Ilham Desa Masbagik Selatan" untuk mengetahui lebih dekat sistim pemberian pakan dan pencegahan penyakit yang dilakukan pada ayam broiler sehingga tidak merugikan peternak.
Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang ( PKL )
Tujuan PKL
Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini antara lain :
Untuk mengetahui proses pelaksanaan peternakan ayam broiler
Untuk mengetahui cara pemberian pakan dan pencegahan penyakit dipeternakan ayam broiler.
Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pada peternak ayam broiler dan bagaimana cara mengatasinya.
Kegunaan PKL
Adapun kegunaan dari PKL ini antara lain:
Memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam bidang peternakan ayam broiler
Sebagai acuan untuk melakukan usaha peternakan ayam broiler sehingga meningkatkan keberanian dan keinginan berwirausaha
Belajar mengatasi masalah yang dihadapi dalam melakukan usaha.
Menjadikan mahasiswa yang memiliki kemampuan profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam mengelola usaha peternakan sehingga menumbuhkan jiwa enterprenuer.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)
Waktu dan Lokasi Kegiatan
Praktek kerja lapang ( PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 20 juli sampai dengan 16 agustus 2012 yang dilakukan di Desa Masbagik Selatan Kecamatan Masbagik, Lombok Timur.
Metode Pelaksanaan
Sebelum melakukan kegiatan PKL ini terlebih dahulu melakukan survey lokasi PKL dan mengamati kondisi atau keadaan usaha peternakan ayam broiler
Membersihkan kandang dan menyemprot kandang dengan cairan desinvektan.
Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan PKL seperti memasang karung tempat menebar sekam, memasang tirai, membuat brooder (pemanas) dan kompor pemanas, mempersiapkan tempat pakan dan tempat minum.
Mengecek tempat pakan dan tempat air minum.
Melaksanakan proses produksi didalam kandang sampai ayam siap panen, yang meliputi: pemberian pakan, pemberian vitamin, pemberian obat, vaksinasi dan sanitasi kandang.
Bentuk Kegiatan
Kegiatan praktek kerja lapang ini dilakukan dalam bentuk magang dengan maksud untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha peternakan ayam broiler sehingga dapat menerapkan dalam melakukan usaha/beternak. Kegiatan ini dilaksanakan Di Desa Masbagik selatan Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
Macam-macam kegiatan
Adapun kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan PKL dapat dirincikan sebagai berikut yaitu :
Tahap Persiapan
Persiapan Alas dan Sekam
Alas dan sekam dipersiapkan setelah kandang diberihkan dan sebelum DOC datang. Alas sendiri bisa terbuat dari karung yang berfungsi sebagai tempat menebar sekam sehingga sekam tidak jatuh melalui celah lantai kandang. Sekam terbuat dari kulit padi berfungsi sebagai alas tidur, penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang. Ketebalan sekam padi sekitar 5-10 cm.
Lantai kandang menggunakan sistem litter berbahan sekam padi. Litter adalah hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur, penghangat bagi ayam dan mengurangi kelembaban lantai kandang. Ketebalan sekam padi sekitar 15-20 Cm. Menurut Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease).
Setelah lama terpakai sekam akan menjadi basah sehingga bisa menjadi sumber bibit-bibit penyakit bagi ayam yang dipelihara karena telah bercampur dengan ekskreta/kotoran ayam maupun air minum yang tumpahan sehingga mengakibatkan jamur dan kelembaban yang tinggi pada sekam. Sekam akan kembali dibuka pada saat ayam berumur 17 dan 18 hari. Pada saat ayam berumur 17 hari sekam bagian pinggir dan pada saat ayam berumur 18 hari sekam dibuka keseluruhannya. Tujuan sekam tidak dibuka secara keseluruhannya sekaligus yaitu untuk mengurangi strees pada ayam karena tidak terbiasa dengan celah lantai kandang.
Persisapan Brooder (Indukan) dan Kelengkapannya.
Brooder harus sudah disiapkan sebelum DOC datang karena brooder akan menjadi induk bagi DOC, sehingga DOC tersebut tidak menjadi kedinginan. Brooder dibuat melingkar untuk mempermudah dalam memasang alat pemanas (kompor) sehingga pemanas dapat dipasang ditengh-tengah brooder agar panas dapat tersebar merata sampai kesisi-sisi brooder sehingga DOC tidak merasa kedinginan/strees dingin. Pemanas/kompor menggunakan bahan bakar gas LPJ sebagai sumber tenaga karena dapat menghasilkan api yang merata, stabil dan irit bahan bakar. Menurut Sudaryani dan Santoso (2004), Empat jam sebelum DOC datang, pemanas sudah dinyalakan sehingga pada saat DOC datang suhu sudah stabil.
Pada saat ayam umur 0-3 hari kompor selalu dalam keadaan menyala agar anak ayam tidak kedinginan, setelah ayam berumur 4 hari kompor dimatikan sekitar jam 11 siang dan dinyalakan lagi sekitar jam 8 malam. Pada hari 5 kompor dimatikan sekitar jam 10 pagi dan dinyalakan sekitar jam 9 malam, pada hari 6 kompor dimatikan jam 9 pagi dan dinyalakan lagi sekitar jam 10 malam, dan pada hari ke 7 kompor dimatikan jam 8 pagi dan dinyalakan kembali sekitar jam 11 malam, selanjutnya dimatikan kembali pada jam 8 pagi pada hari ke 8 kemudian brooder dibuka dan dibuatkan sekat untuk membagi kandang menjadi 2 bagian untuk memperlebar gerak ayam.
Persiapan Tirai Penutup
Tirai terbuat dari karung untuk menutup bagian luar kandang sehingga angin luar tidak masuk sehingga ayam tidak kedinginan. Pada saat ayam umur 0-9 hari tirai dalam keadaan tertutup penuh sehingga angin luar tidak bisa masuk kedalam kandang, baru setelah ayam berumur 10 hari tirainya dibuka setengah bagiaan pada pagi hari namun dinaikkan kembali pada sore hari. Penurunan tirai sampai setengah bagian ini dilakukan sampai ayam berumur 13 hari. Pada saat ayam berumur 14 sampai berumur 20 hari tirai dibuka penuh pada pagi dan dinaikkan setengah bagian pada sore harinya sehingga pada malam hari udara malam bisa masuk kedalam kandang. Tujuan tirai dibuka sedikit demi sedikit yaitu agar ayam tidak menjadi strees karena belum terbiasa dengan udara luar kandang.
Persediaan Tempat Minum
Tempat minum (galon air minum) ayam merupakan benda untuk menampung air minum agar ayam mudah untuk meminumnya. Tempat minum ayam yang otomatis tersusun atas pelampung untuk menyeimbangkana, penampung air, klep otomatis, dan selang untuk menyalurkan air serta bak penampung air dalam skala besar. Pada metode pemberian air minum menggunakan galon otomatis ini, bak penampung air yang selalu terisi agar air selalu mengalir sehingga ayam tidak kehabisan air minum.
Pada saat ayam masih umur 0-11 hari tempat minum diletakkan dilantai namun setelah ayam berumur <11 hari sampai selanjutnya tempat minum disesuaikan dengan tinggi ayam yaitu diatas tembolok sehingga tempat minum tidak cepat kotor.
Persediaan Tempat Pakan
Tempat pakan merupakan tempat untuk meletakkan pakan agar selalu tersedia sehingga ayam tidak kekurangan pakan. Tempat pakan pada ayam broiler ada 2 bentuk, yaitu bentuk baki dan ada tempat pakan yang digantung. Tempat pakan model baki digunakan pada saat ayam berumur 0-12 hari, sedangkan tempat pakan yang digantung dipakai pada saat berumur 12 hari sampai dengan selanjutnya. Pada saat ayam berumur 0-5 hari tempat pakan yang digunakan yaitu tempat pakan bentuk baki, baru setelah berumur 6 hari maka tempat pakan ditambahkan dengan alas tempat pakan yang digantung. Selanjutnya pada saat berumur 7-11 dilakukan penggantian tempat pakan bentuk baki dengan alas tempat pakan model gantung secara bertahap sampai tempat pakan model baki habis. Barulah pada saat ayam berumur 12 hari tempat pakan ditambahkan dan tempat pakan semuanya digantung. Tujuan untuk mengganti tempat pakan bentuk baki dengan tempat pakan model gantung, yaitu untuk membiasakan ayam untuk makan ditempat pakan model gantung.
Proses Produksi
Pemberian Sorbitol (Diganti Air Gula)
Pemberian air gula dilakukan pada saat DOC datang dan dilepas pada ruangan indukan (brooder). Tujuan diberikannya air gula yaitu untuk menambah tenaga/energi bagi DOC yang baru datang sehingga daya tahan tubuh menjadi meningkat.
Pemberian pakan
Pakan merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha peternakan khususnya peternakan ayam broiler. Pakan merupakan unsur penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan suplai energi sehingga proses metabolisme dapat berjalan dengan baik serta tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut (Rasyaf, 1994), Protein, asam amino, energi, vitamin, mineral harus dipenuhi agar pertumbuhan yang cepat itu dapat terwujud tanpa menunggu fungsi- fungsi tubuhnya secara normal. Dari semua unsur nutrisi itu kebutuhan energi bagi ayam broiler sangat besar.
Suprijatna et al. (2005) menyatakan bahwa pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam proses pertumbuhan. Pakan ayam broiler merupakan susunan ransum yang disusun untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok maupun untuk pertumbuhan ayam broiler sampai ayam dipanen. Jenis pakan ayam broiler dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pakan jenis S10, S12, dan S12. Pakan jenis S10 diberikan untuk ayam umur 0-11 hari, pakan jenis S11 diberikan untuk ayam umur 12-18 hari, sedangkan pakan jenis S12 diberikan untuk ayam umur 19 hari sampai panen.
Pada saat ayam broiler umur 0-11 hari pakan diberikan secara kontinue agar pakan yang tersedia ditempat pakan tidak habis. Sedangkan pada saat ayam berumur 12 hari sampai dengan panen, pemberian pakan dilakukan secara teratur yaitu setiap pagi dan sore hari. Pakan untuk DOC diletakkan ditempat pakan khusus untuk DOC yang bentuknya seperti nampan, sedangkan pakan untuk ayam dewasa diletakkan dalam tempat pakan yang digantungkan dan pemberian dilakukan 2 kali sehari pada jam 06.00 WIB dan 16.00 WIB. Rasyaf (1992) menyatakan bahwa frekuensi pemberian pakan dua sampai tiga kali sehari akan menguntungkan secara teknis maupun ekonomis dalam pengelolaan pakan ayam. Pemberian ransum secara adlibitum supaya pertumbuhan ayam dapat berjalan cepat (Fadilah, 2004).
Pencegaan Penyakit
Dalam dunia peternakan pencegahan terhadap penyait mempunyai istilah biosecurity. Asal kata biosekuritas adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi biosecurity adalah sejenis program yang dirancang untuk melindungi kehidupan. Dalam arti yang sederhana kalau untuk peternakan ayam adalah membuat kuman atau agen penyakit jauh dari tubuh ayam dan menjaga ayam jauh dari kuman.
Menurut Wingkel (1997) biosecurity merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare). Pada awalnya konsep biosecurity diterapkan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Tetapi saat ini telah diterapkan pada berbagai jenis peternakan sebagi upaya praktis untuk mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan.
Banyak cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada ternak unggas, diantaranya adalah:
Pemberian Vitamin
Vitamin diberikan pada ayam sesaat setelah ayam datang, yaitu setelah pemberian sorbitol dan setiap pagi yaitu pada saat tidak diberikan obat atau vaksin sampai ayam berumur 26 hari. Pada pagi hari ayam diberikan vitamin yang dituangkan kedalam tempat air minum dan setelah air vitamin habis maka selanjutnya diberikn air biasa dengan membuka kran otommatis pada bak penampung air minum. Pemberian vitamin dapat berfungsi untuk mencegah ayam agar tidak kekurangan vitamin, selain itu juga dapat berfungsi untuk mencegah strees.
Pemberian Obat
Jenis obat yang diberikan yaitu Octacin-EN 10% diberikan pada saat ayam berumur 13 hari dan obat Cosumix – Plus 750 pada saat ayam berumur 16-19 hari dan 22-24 hari. Obat ini diberikan pada pagi hari melalui air minum. Pengontrolan air minum dilakukan setelah 15-20 menit agar jangan sampai air minum habis.
Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo pada umur 20 hari dengan vaksin ND melalui air minum. Vaksinasi biasanya dilakukan setelah DOC baru datang, tapi pada praktiknya vaksinasi dilakukan pada saat ayam berumur 20 hari. Ayam tersebut divaksin pada saat berumur 20 hari karena pada saat itu DOC tersebut sudah divaksin dari perusahaan. Sebelum dilakukan vaksinasi ayam dipuasakan agar tidak minum sehingga pada saat pemberian vaksin tidak ada sisa vaksin yang terbuang karena setelah 1 jam vaksin tersebut akan aktif kembali. Pengontrolan air minum dilakukan setelah 20-30 menit untuk memastikan vaksinnya telah habis dan selanjutnya memberikan ayam minum dengan air biasa.
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme tersebut. Vaksin ada dua macam, yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering beku Vaksin inaktif adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya berbentuk sediaan emulsi atau suspense.
Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin. Program vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak (Jahja, 2000).
Sanitasi Kandang (Pencucian Kandang)
Pencucian kandang bertujuan untuk membersihkan kandang dari sisa-sisa kotoran ayam sebelumnya agar bibit-bibit penyakit yang tersisa tidak menular pada bibit ayam yang akan diternakkan. Penyemprotan kandang bertujuan untuk menetralkan atau mensterilkan kandang dari virus atau bakteri yang masih tertinggal dari ayam sebelumnya sehingga kemungkinan ayam tertular penyakit dari kandang/lingkungan lebih kecil.
Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Secara total artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas sampai ke bawah. Hal ini dilakukan setiap akhir produksi atau sebelum periode selanjutnya. Pencucian bisa juga secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah (lantai) dan sekitarnya.
Cara pencucian secara menyeluruh bisa dilakukan sebagai berikut:
Membersihkan atau membuang kotoran ternak baik yang masi ada dilantai kandang maupun dibawah panggung.
Sapulah dengan bersih dari atas sampai dasar kandang atau lantai, termasuk seluruh rangkaian kabel listrik, dan kisi-kisi jendela. Lepaskan lampu-lampu bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.
Gosok, sikat dan bersihkan seluruh instalasi air, tempat makanan, dan peralatan lainnya. Keluarkan peralatan seperti brooder guard, tempat minum, tempat makan, dari kandang, lalu rendam, sikat, bersihkan dan desinfeksi sebelum dipakai lagi untuk flok ayam berikutnya.
Setelah lantai kering dan bersih maka liter baru dan peralatan kandang untuk DOC yang baru dapat dipasang dan disebar merata. Liter umumnya berupa sekam atau tatal dengan ketebalan 10 cm (minimal 8cm).
Manfaat PKL
Bagi Mahasiswa
Manfaat Praktek kerja Lapang (PKL) bagi Mahasiswa diantaranya :
Memberikan pengetahuan tentang tatacara beternak ayam broiler sesuai dengan pengalaman peternak.
Mengasah keerampilan mahasiswa dalam melakukan wira usaha dibidang peternakan ayam broiler.
Mahasiswa dapat mengetahui baik secara langsung maupun tidak langsung permasalahan yang ditimbulkan dalam peternakan ayam broiler dan cara mengatasi masalah tersebut.
Bagi Tempat PKL
Manfaat Praktik Kerja Lapang (PKL) bagi tempat PKL yaitu
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini pengusaha ayam broiler mendapatkan tenaga kerja yang dapat dijadikan contoh atau acuan beternak pada periode selanjutnya.
Memberikan gambaran kepada pengusaha peternakan ayam broiler tentang penanganan proses penetasan demgan baik sesuai dengan ketentuan dan teori-teori yang ada.
Membantu pengusaha peternakan ayam broiler dalam proses pemeliharaan ayam yang sedang dipeliharanya.
Manfaat PKL Bagi Fakultas
Kegiatan PKL memberi manfaat bagi fakultas yaitu :
Diperolehnya atau terciptanya IPTEK dibidang peternakan ayam broiler yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi dalam pelaksanaan pengembangan ilmu pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian khusunya dibidang peternakan ayam broiler.
Fakultas juga dapat mengetahui sebatas mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dibangku kuliah.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
Keadaan Umum Peternakan
Identitas Peternakan
Nama perusahaan : Peternakan ayam broiler Bpk Abdul Malik Ilham
Bentuk perusahaan : Kemitraan
Bidang usaha : Peternakan ayam Broiler
Tahun didirikan : 2004
Letak perusahaan : Desa Masbagik Selatan, Kabupaten Lombok Timur
Gambaran Umum Peternakan
Lokasi Geografis Peternakan
Peternakan ayam broiler ini terletak Di desa Masbagik Selatan Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dengan batasan geografis :
sebelah utara : sawah
sebelah timur : sawah
sebelah selatan : rumah pemilik peternakan
sebelah barat : sawah
Topografi
Peternakan ayam broiler ini terletak di salah satu wilayah yang ada didesa masbagik selatan kecamatan masbagik kabupaten lombok timur. Adapun jarak lokasi peternakan dengan pemukiman penduduk adalah sekitar 900 meter sampai 1 Kilo meter, dan sedangkan menurut Ketentuan yang telah ditetapkan oleh direktorat jendral Peternakan No. 774/ KPTG/ DJP/ DEPTAN/ 1982, bahwa jarak kandang ke pemukiman penduduk minimal 250 meter, jadi berdasarkan keputusan Dirjen peternakan tersebut maka dapat dikatakan bahwa letak peternakan ini memiliki kekuatan hukum dari segi tata letak dan tidak mengkhawatirkan akan mengganggu kesehatan masyarakat serta ternak itu sendiri.
Perkandangan
Kandang yang digunakan oleh peternakan ayam broiler ini sudah memenuhi persyaratan perkandangan sesuai dengan persyaratan umum kandang. Peternakan ini memiliki dua kandang yaitu kandang utara dan kandang selatan dengan masing-masing mempunyai kapasitas 1000 ekor ayam broiler. Jarak kandang dengan sumber air terdekat sekitar 10 - 15 m.
Berikut adalah gambaran perkandang peternakan ayam broiler ini:
Letak kandang
Letak kandang ditengah persawahan
Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan
Tidak mengganggu kesehatan lingkungan
Jarak dari jalan umum yaitu sekitar 50m
Konstruksi
Kuat dan mudah dibersihkan
Memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak lembab
Mampu keamanan ternak dari pencurian
Penataan kandang dengan perlengkapannya memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan petugas dalam memberi pakan dan minum serta memudahkan dalam penanganan kesehatan ternak
Panjang dan lebar kandang yaitu 16 x 8 m dengan 15 buah tiang.
Lantai
Lantai kandang terbuat dari bambu yang mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya.
Kemiringan lantai kandang berkisar antara 2-5 % artinya setiap panjang lantai bagian belakang menurun sebesar 2-5 cm.
Kerangka
Terbuat dari bambu
Atap
Terbuat dari bahan daun kelapa
Kemiringan atap sebesar 25-30°
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNNYA
Dalam melakukan suatu usaha, baik usaha peternakan maupun usaha-usaha lainnya tentu tidak terlepas dari berbagai masalah-masalah yang menghambat maupun mengganggu keberlangsungan suatu kegiatan usaha yang dilakukan, hal ini juga terjadi pada usaha peternakan ayam broiler yang dilakukan Didesa Masbagik Selatan Kecamatan Masbagik Kabupatan Lombok Timur.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan PKL peternakan ayam broiler tersebut yaitu:
Tikus Sawah Masuk Kedalam Kandang
Sawah merupakan habitat atau tempat hidup tikus-tikus liar. Lokasi kandang yang berdekatan dengan sawah menyebabkan tikus-tikus yang ada diarea persawahan masuk kedalam kandang yang membuat ayam menjadi takut sehingga menimbulkan stress pada ayam. Strees dapat menurunkan produktivitas ternak (ayam) karena dapat mengurangi konsumsi pakan dan air minum. Selain mengganggu ayam, tikus juga menggerogoti pakan yang masih dalam karung sehingga banyak pakan yang tercecer.
Pemecahannya :
Untuk mengurangi populasi tikus yang berkeliaran disekitar kandang maka didalam kandang maupun diluar kandang dipasangkan jebakan untuk menangkap tikus tapi pemasangannya agar tidak bisa dijangkau oleh ternak. Selain dengan memasangkan jebakan diluar kandang perlu diberikan racun tikus muntuk mengurangi populasi tikus. Sedangkan untuk menjaga agar pakan tidak digerogoti tikus maka pakan ditempatkan digudang pakan yang tempatnya tertutup sehingga tikus tidak bisa masuk.
Petani Membakar Jerami Disawah
Kebiasaan petani membakar jerami disawah sudah biasa, namun kebiasaan para petani itu bisa berdampak buruk bagi lingkungan sehingga menimbulkan masalah bagi para peternak. Salah satu masalah yang timbul akabat membakar jerami disawah yaitu dapat mengurangi produktifitas ternak karena asap yang ditimbulkan dapat mengganggu saluran pernafasan ternak sehingga dapat menimbulkan kematian. Gejala yang ditimbulkan yaitu ayam menjadi ngorok disertai keluarnya cairan dari hidung. Ngorok disertai keluarnya cairan dari hidung ini biasanya terjadi pada saat cuaca dingin atau pada saat tengah malam sampai pagi.
Pemecahannya :
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan memberikan pengarahan kepada para petani kalau membakar jerami dapat mencemari udara dan bisa berdampak pada pemanasan global. Selain itu juga mengajarkan para petani cara mengolah jerami padi menjadi pakan ternak maupun menjadi bahan pupuk organik yang bermanfaat bagi petani.
Atap Kandang Bocor
Atap kandang merupakan peindung ternak dari panasnya terik matahari maupun dari air hujan. Atap kandang sangat berperan penting dalam mengatur suhu dalam kandang, apabila atap kandang bocor maka ternak bisa kepanasan ataupun terkena air hujan. Apabila saat musim panas ternak akan terkena langsung dengan sinar matahari sehingga menaikkan suhu dalam kandang dan apabila pada musim hujan maka air hujan akan masuk kedalam kandang sehingga bisa membasahi liter yang bisa mengakibatkan kelembaban didalam kandang menjadi semakin tinggi sehingga bisa menimbulkan penyakit pada ternak. Jadi kandang yang bocor bisa mengakibatkan efek yang negatif bagi peternakan ayam broiler.
Pemecahannya :
Perlu diketahui bahan atap kandang yaitu terbuat dari anyaman daun kelapa yang diikatkan pada bambu yang sudah dibelah, Setelah dianyam maka anyaman itu disusun menjadi atap kandang. Bahan ini mudah lapuk sehingga kalau telat diganti akan mengakibatkan atap kandang menjadi bocor pada musim hujan dan kepanasan pada musim kemarau. Uantuk mengatasi masalah ini dengan cara mengganti atap kandang secara berkala atau dengan nemasangkan karung untuk menutup bagian yang bocor. Selain itu juga dapat mengganti bahan atap kandang, misalnya genteng atau asbes maupun seng.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerimaan Pakan
Tabel 1 Pakan yang diterima selama PKL
No
No. Sj
Nama Barang
Bentuk
Jumlah
Sak
Kg
1
00295
S 10
Krumble yang telah dihaluskan
15
750
2
00296
S 11
Krumble
25
1250
3
00628
S 12
Pelet
35
1750
4
00741
S 12
Pelet
40
2000
5
00856
S 12
Pelet
25
1250
Total
140
7.000
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa total pakan yang disiapkan yaitu sebanyak 7.000 Kg (7 ton) yang terdiri dari 750 Kg S10, 1.250 Kg S11 dan 5.000Kg S12. Pakan yang datang tidak sekaligus melainkan secara berangsur-angsur yaitu pakan S10 dan S11 datang secara bersamaan.
Tempat Pakan Dan Air Minum
Untuk memudahkan ayam pada saat mengambil makanan ataupun minum, maka perlu diatur tempat pakan ataupun minumnya. Selain itu jumlah alat maupun jenis peralatan yang akan dipakai sehingga ayam tidak berebut pada saat mengambil pakan. Jadi tidak ada ayam yang kekurangan pakan karena jumlah tempat pakan yang kurang. Untuk dapat diketahui jenis tempat pakan dan tempat minum yang dipakai dipeternakan ayam broiler ini, yaitu untuk kapasitas 2.000 Ekor ayam, berikut beserta jumlah tempat pakan dan tempat minumnya.
Tabel. 2: Jadwa waktu penggantian tempat pakan dan tempat minum
No
Hari
Jenis
Tempat Pakan
Temat Minum
Warna
Jumlah
Merah
Kuning
Jumlah
1
I
40
-
40
20
2
II
40
-
40
20
3
III
40
-
40
20
4
IV
40
-
40
20
5
V
40
-
40
20
6
VI
40
0 + 12
52
20
7
VII
40-10
12 + 10
52
20
8
VIII
30-10
22 + 10
52
32
9
IX
20
32
52
32
10
X
20 – 10
32 + 10
52
32
11
XI
10 – 10
42 + 10
52
32
12
XII
-
52 + 24
76
40
13
XIII
-
76
76
40
Ket:
Tempat pakan merah adalah Baki/ Nampan untuk tenpat pakan starter
Tempat pakan kuning adalah tempat pakan yang yang digantung
Tidak ada penambahan maupun pengurangan tempat pakan maupun tempat air minum lagi setelah ayam berumur 12 hari sampai panen.
Dari tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa pada saat umur starter yaitu tempat pakan yang dipakai yaitu berupa baki/nampan sehingga tempat pakan diletakkan begitu saja dilantai dengan tujuan antuk mempermudah anak ayam untuk mengambil pakan. Tempat pakan model baki ini dipakai sampai umur 5 hari dengan jumlah 40 buah, baru pada saat umur 6 hari mulai ditambah dengan alas tempat pakan yang digantung sebanyak 12 buah sehingga tempat pakan berjumlah 52 buah. Pada saat ayam ber umur 7 hari, tempat pakan model baki mulai diganti sebagian dengan alas tempat pakan yang digantung sampai umur 11 hari. Tujuan penggantian tempat pakan ini secara bertahap yaitu agar ayam tidak strees dengan tempat pakan sehingga tidak mau makan dengan tempat pakan yang baru. Pada saat ayam umur 12 hari tempat pakan mulai digantung dan ditambahkan 24 buah sehingga total tempat pakan yaitu 76 buah.
Tempat minum yang dipakai dipetrnakan ini adalah tempat minum otmatis atau tempat minum yang menggunakan klep otomatis sehingga air minum tidak akan habis. Untuk tempat minum yang dipakai pada saat umur stsrter yaitu 20 buah tempat minum, baru ditambah pada saat ayam berumur 8 hari sebanyak 12 buah sehingga menjadi 32 buah tempat minum. tempat minun selalu digantung yang tingginya disesuaikan dengan tinggi ayam dengan tujuan untuk mempermudah ayam mengambil air minum dan tidak cepat kotor. Pada saat ayam berumur 12 hari tempat minum ditambah 8 buah sehingga total tempat minum yang dipakai yaitu 40 buah.
Gambar-gambar peletakan tempat pakan dan air minum
Gambar 1 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 1-5 hari
Gambar 2 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 6 hari
Gambar 3 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 7 hari
Gambar 4 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 8 dan 9 hari
Gambar 5 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 10 hari
Gambar 6 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 11 hari
Gambar 7 : Peletakan tempat pakan dan air minum Umur 12 hari sampai panen
Keterangan :
:Baki / tempat pakan starter
: Tempat minum
: Pemanas
: Broder / indukan
: Tempat pakan
Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada ternak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan dari ternak yang dipelihara. Ada beberapa jenis pakan pada ayam broiler, diantaranya adalah pakan starter (S10) yang berbentuk krumble yang telah dihaluskn. S11 yang berbentuk butiran atau krumble dan pakan pelet (S12). Pada saat umur starter prekuensi pemberian pakan mencapai 4 kali sehari dn setelah berumur 8 hari prekuensi pemberian pakan mencapai 2 kali perhari. Berikut adalah tabel jenis pakan, jumlah pemberian dan waktu pemberian pakan pada ayam broiler.
Pakan S10
Tabel 3. Pemberian pakan S10 untuk 2.000 ekor ayam
No
Hari
Jenis
Jumlah Pemberian (kg)
Waktu
Pakan yang dibuka (karung)
1
I
S 10
20
14.00, 16.00, 23.00
2
2
II
S 10
30
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
0
3
III
S 10
35
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
0
4
IV
S 10
40
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
2
5
V
S 10
50
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
0
6
VI
S 10
60
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
2
7
VII
S 10
70
06.00, 11.00, 16.00, 23.00
2
8
VIII
S 10
85
06.00, 16.00
0
9
IX
S 10
100
06.00, 16.00
2
10
X
S 10
115
06.00, 16.00
2
11
XI
S 10
130
06.00, 16.00
3
12
XII
S10
15
06.00, 16.00
0
JUMLAH
750
15
Pakan S11
Tabel 4. Pemberian pakan S11 untuk 2.000 ekor ayam
No
Hari
Jenis
Jumlah Pemberian (kg)
Waktu
Pakan yang dibuka (karung)
1
XII
S 11
130
06.00, 16.00
4
2
XIII
S 11
160
06.00, 16.00
3
3
XIV
S 11
185
06.00, 16.00
4
4
XV
S 11
200
06.00, 16.00
3
5
XVI
S 11
215
06.00, 16.00
4
6
XVII
S 11
190
06.00, 16.00
4
7
XVIII
S 11
170
06.00, 16.00
3
JUMLAH
1.250
25
Pakan S12
Tabel 5. Pemberian pakan S12 untuk 2.000 ekor ayam
No
Hari
Jenis
Jumlah Pemberian
Waktu
Pakan Yang Dibuka (Karung)
1
XVIII
S 12
35
06.00, 16.00
1
2
XIX
S 12
225
06.00, 16.00
5
3
XX
S 12
225
06.00, 16.00
4
4
XXI
S 12
230
06.00, 16.00
5
5
XXII
S 12
230
06.00, 16.00
4
6
XXIII
S 12
235
06.00, 16.00
5
7
XXIV
S 12
235
06.00, 16.00
5
8
XXV
S 12
240
06.00, 16.00
5
9
XXVI
S 12
240
06.00, 16.01
4
10
XXVII
S 12
240
06.00, 16.02
5
11
XXVIII
S 12
235
06.00, 16.03
5
12
XXIX
S 12
235
06.00, 16.04
5
13
XXX
S 12
235
06.00, 16.05
4
14
XXXI
S 12
230
06.00, 16.06
5
15
XXXII
S 12
230
06.00, 16.07
4
16
XXXIII
S 12
230
06.00, 16.08
5
17
XXXIV
S 12
225
06.00, 16.09
5
18
XXXV
S 12
225
06.00, 16.10
4
19
XXXVI
S 12
225
06.00, 16.11
5
20
XXXVII
S 12
225
06.00, 16.12
4
21
XXXVIII
S 12
70
06.00, 16.13
1
Jumlah
4.500
90
Dari tabel 4. diatas pada hari ke 17 dan 18 jumlah pemberian pakan menurun ini dikarenakan ternak mengalami strees karena sekam diturunkan. Penurunan jumlah pakan yang diberikan pada pemberian kedua pada jam 16.00 karena pakan yang diberikan pada pagihari masih banyak yang tersisa.
Konversi Pakan (FCR)
Table 6. Konsumsi total selama 1 periode
No
Jenis Pakan
Pakan Yang Dihabiskan (Kg)
Sisa Pakan (Kg)
Jumlah Pakan Disiapkan (Kg)
1
S 10
750
-
750
2
S 11
1.250
-
1.250
3
S 12
4.500
500
5.000
Total
6.500
500
7.000
Rumus menghitung FCR adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
FCR = 6.5003.759,6 = 1,73
Perusahan Nusantara Inti Satwa (NIS) menetapkan konversi pakan minimal yaitu 1,793 dengan koversi pakan standar perusahaan yaitu 1,891. Jadi konversi pakan pada saat dilakukannya PKL ini yaitu 1,73 artinya untuk menghasilkan bobot hidup 1 Kg dibutuhkan pakan sebanyak 1,7 Kg. Jadi dirasa bahwa konversi pakan tersebut sudah efisien.
Program Pencegaha Penyakit
Dalam dunia peternakan istilah yang digunakan dalam system pencegahan penyakit adalah Bio Security. Setiap peternakan memiliki program pencegahan terhadap penyakit mulai dari pemberian vitamin, obat-obatan maupun vaksinasi agar ternak terhindar dari penyakit yang dapat merugikan peternak. Selain itu, pada saat ayam telah dipanen perlu dilakukan pencucian kandang dan disemprot dengan desinvektan untuk menghindari penyakit yang berasal dari virus atau bakteri yang masih tertinggal. Begitu juga dengan peternakan ini mempunyai program pencegahan penyakit sebagai berikut.
Tabel 7. Jadwal Pemberian Vitamin, Obat-obatan dan Vaksinasi
No
Hari
Jenis
Nama
Waktu
1
IV
Air gula dan vitamin
Air gula dan Perfexsol – L
Saat datang
2
V
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
3
VI
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
4
VII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
5
VIII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
6
IX
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
7
X
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
8
XI
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
9
XII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
10
XIII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
11
XIV
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
12
XV
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
13
XVI
Obat
Octacin-EN 10%
Pagi
14
XVII
Air biasa
-
15
XVIII
Vitamin
Perfexan
Pagi
16
XIX
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
17
XX
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
18
XXI
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
19
XXII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
20
XXIII
Vaksin ND
-
Pagi
21
XXIV
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
22
XXV
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
23
XXVI
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
24
XXVII
Obat
Cosumix – Plus 750
Pagi
25
XXVIII
Vitamin
Perfexsol – L
Pagi
Keterangan: Setelah ayam berumur lebih dari 25 hari dan sisa vitaminnya sudah habis maka untuk selanjutnya ayam tidak diberikan obat-obatan maupun Vitamin lagi.
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa ayam yang baru datang diberikan air gula sebagai penguat daya tahan tubuh ternak untuk selanjutnya diberikan vitamin, pada hari kedua dan seterusnya vitamin diberikan pada pagi hari melalui air minum, begitupun juga pemberian obat maupun vaksin diberikan pada pagi hari. Vitamin yang diberikan yaitu Perfexsol - L yang diberikan setiap pagi pada saat ternak tidak diberikan obat ataupun vaksin kecuali pada hari ke 14 ternak diberikan air biasa karena pada hari ke 13 ternak diberikan obat anti stress yaitu Octacin-EN 10% yang dosisnya sangat keras. Selain itu juga ada lagi jenis obat lain yang diberikan yaitu Cosumix – Plus 750 yang diberikan pada hari ke 16-19 dan hari ke 22-24 sedangkan Pemberian vaksin ND dilakukan pada hari ke 20. Vaksin yang diberikan adalah vaksin lewat air minum, untuk lebih diketahui setengah jam sebelum melakukan vaksinasi ternak dipuasakan minum agar ternak menghabiskan vaksin yang akan diberikan dengan cepat. Jika vaksin yang diberikan tidak habis maka dalam beberapa jam vaksin tersebut akan aktif kembali. Oleh sebab itu agar vaksinnya cepat habis maka ternak harus dipuasakan minum terlebih dahulu sehingga cepat habis agar tidak menjadi sumber penyakit bagi ternak.
Kematian Ternak
Tabel 8. Daftar Ternak Yang Mati Selama PKL
N0
Hari
Keterangan (ekor)
Mati
Isolasi
1
I
1
-
2
II
-
-
3
III
1
-
4
IV
-
-
5
V
-
-
6
VI
-
-
7
VII
3
-
8
VIII
1
-
9
IX
2
-
10
X
1
-
11
XI
1
-
12
XII
-
-
13
XIII
3
-
14
XIV
3
-
15
XV
-
-
16
XVI
-
-
17
XVII
1
-
18
XVIII
1
-
19
XIX
-
-
20
XX
1
-
21
XXI
-
-
22
XXII
1
-
23
XXIII
-
-
24
XXIV
1
-
25
XXV
-
3
26
XXVI
1
2
27
XXVII
2
28
XXVIII
4
29
XXIX
1
1
30
XXX
3
31
XXXI
2
32
XXXII
3
33
XXXIII
1
34
XXXIV
2
35
XXXV
3
3
36
XXXVI
1
37
XXXVII
2
2
38
XXXVIII
Total
34
23
Dalam usaha pemeliharaan ayam broiler pasti ada ternak yang mati maupun yang sakit, baik itu karena manajeman pemeliharaan yang salah maupun dari individu ternak itu sendiri. Kematian yang biasa pada peternakan ayam broiler yang telah disandarkan oleh perusahaan Nusantara Inti Satwa yaitu maksimal 5,36% dari jumlah ternak yang dipelihara. Untuk meminimalkan jumlah angka kematian dari ternak dapat diminimalkan dengan manajeman pengendalian penyakit yang ketat baik itu pemberian obat, vitamin dan vaksinasi. Dari 2.000 ekor ternak yang dipelihara berarti jumlah kematian ternak dipeternakan ini masih rendah itu dikarenakan jadwal pemberian Vitamin, Obat-obatan dan Vaksinasi yang ketat dan teratur sehingga ternak yang dipelihara tidak cepat terserang penyakit. Kalaupun ada ternak yang sakit maka akan ditempat yang disediakan untuk tempat ternak yang mengalami gangguan baik itu cacat fisik/kerdil maupun ternak yang sakit agar tidak tertular keternak yang masih sehat.
Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler
Tabel 9. Bobot badan panen per 20 ekor ayam (Kg)
No
Hasil
No
Hasil
No
Hasil
No
Hasil
1
38.1
26
39.1
51
39.3
76
37.8
2
37.9
27
38.2
52
38.2
77
39.3
3
38.6
28
38.8
53
38.9
78
38.6
4
39.2
29
38.6
54
39.3
79
38.2
5
38.3
30
38.9
55
38.6
80
38.8
6
38.1
31
39.4
56
38.8
81
38.2
7
38.5
32
39.7
57
38.2
82
38.5
8
37.9
33
38.9
58
37.7
83
38.8
9
39.4
34
38.2
59
38.5
84
38.1
10
39.9
35
38.6
60
38.7
85
38.2
11
39.3
36
38.8
61
38.2
86
37.9
12
38.2
37
38.2
62
38.7
87
39.1
13
38.7
38
39.2
63
39.8
88
38.6
14
38.1
39
39.7
64
38.2
89
38.7
15
38.6
40
37.8
65
38.7
90
38.4
16
39.3
41
38.8
66
38.1
91
38.8
17
39.8
42
38.5
67
38.6
92
38.4
18
38.9
43
38.9
68
38.6
93
39.3
19
38.9
44
38.1
69
39.3
94
38.6
20
38.1
45
38.6
70
39.2
95
38.8
21
38.4
46
38.7
71
38.7
96
39.2
22
38.2
47
38.2
72
38.3
97
38.4
23
39.3
48
39.9
73
38.9
24
39.8
49
39.9
74
39.4
25
37.8
50
38.6
75
38.5
Keterangan:
Satu kali penimbangan yaitu 20 ekor ayam broiler
Total berat ayam adalah 3753,7 Kg
Bobot rata-rata per ekor = 3753,7 1940
= 1,93 Kg
Output
Tabel 10. Output
No
Nama
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
1
Sekam padi
50 karung
5.000
250.000
2
DOC
2.000 ekor
4.300
8.600.000
3
Pakan
S 10
S 11
S 12
750 Kg
1.250 Kg
5.000 Kg
6.300
6.250
7.130
4.725.000
7.812.500
35.650.000
4
Gas LPG 3 Kg
20 tabung
15.000
300.000
5
Gula
1 Kg
12.000
12.000
6
Obat
Octacin-EN 10%
Cosumix – Plus 750
1 botol
2 saset
15.000
10.000
15.000
20.000
7
Vitamin
5 saset
5.000
78.000
8
Vaksin
2 botol
25.000
38.000
9
Desinfektan
1 botol
45.000
45.000
Total Output
43.970.500
Input
Tabel 11. Input
No
Nama
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
1
Sekam bekas
-
-
50.000
2
Box DOC
9 Kg
2.000
18.000
3
Ayam cacat /sakit
23 ekor
13.000
299.000
4
Ayam panen
3753,7 Kg
15.000/Kg
56.305.500
5
Sisa pakan (S12)
500 Kg
7.130
3.565.000
6
Kotoran
-
-
-
Total Input
60.237.500
Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan ini adalah Jumlah Input dikurangi dengan jumlah Output
Keuntungan = 60.237.500 - 43.970.500
= Rp 16.267.000
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini adalah
Penerimaan pakan sudah terkontrol dengan baik, itu terbukti dengan pencatatan tanggal terima pakan disamping itu juga ada slip kuitansi sebagai bukti penguat penerimaan pakan.
Penempatan tempat pakan dan minum merupakan manajeman yang harus diatur agar semua ternak yang dipelihara mudah menjangkau tempat pakan dan tempat minum sehingga ternak tidak ada yang kekurangan pakan sehingga petumbuhan ayam tidak terganggu.
Pemberian pakan dipeternakan sangat teratur mulai dari periode starter sampai finisher. Jenis pakan yang diberikan berupa pakan Starter (S 10) dan (S 11) serta pakan finisher (S 12). Frekuensi pemberian pakan pada saat periode starter (umur 0-7 hari) yaiu 3-4 kali sehari, sedangkan setelah itu frekuensi pemberian pakan yaitu 2 kali sehari setiap pagi dan sore.
Kesehatan ternak sangat diperioritaskan, hal ini dapat dilihat dengan pemberian vitamin dan obat-obatan secara teratur serta vaksinasi yang terjadwal.
Kematian ayam masih tergolong rendah yaitu kurang dari 2% dari jumlah populasi ternak.
SARAN
Perlu dilakukan perbaikan kandang terutama perbaikan pada atap kandang agar tidak terjadi kebocoran sehingga ayam yang dipelihara tidak sres karena basah.
Perlu disediakan gudang tempat menyimpan pakan agar tidak digerogoti oleh tikus. Jadi tidak ada pakan yang tercecer dan terbuang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Jahja, J. 1995. Ayam Sehat Ayam Produktif 1. Medion, Bandung
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta
Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M. 1994. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Bogor.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan usaha peternakan ayam pedaging. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sudaryani , T. dan H. Santoso. 2004. Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta
Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
Wingkel, P.T. 1997. Biosecurity in Poultry Production: Where are we and where do we go? Prosiding 11th International Congress of the World Poultry Association.
LAMPIRAN
LAMPIRAN FOTO EGIATAN
Pemilik peternakan
Foto kandang
Memasang Tirai Penutup
Memasang karung dan menebarr sekam
Memasang Sekat
Membuat indukan
Memasang pemanas indukan
Galon air minum otomatis
Tempat pakan
Penyediaan air minum ayam datang
Menyediakan Air gula
Penyediaan pakan sebelum DOC datang
Melepas DOC kedalam indukan
Proses pemberian vitamin
Pemberian pakan
Vitamin
Obat-obatan
Desinvektan
Vaksin
Pakan starter
Pakan grower
Pakan finisher
Pelet