LAPORAN PKL 1 MENGENAI KASUS PEMERIKSAAN ANKLE JOINT PASIEN KLL DI RS AWAL BROS BEKASI
DI SUSUN OLEH : AGUNG PERMANA DANIEL STEVEN S DIKI ANWAR
KATA PENGANTAR Sebagai penulis tiada kata yang pantas untuk di ucapkan selain rasa syukur dan t erima kasih yang tak terhingga kehadirat Allah SWT atas anugerah yang telah diberikannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “ TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOINT“. Sangat disadari laporan ini diselesaikan diselesaikan hanya dengan petunjuk dari Allah SWT, penulis juga menyadari LAPORANini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak keterbatasan sehingga penulis sangat mengharapka mengharapkan n saran dan kritikan kritikan yang bersifat bersifat konstruktif dan membangun membangun sehingga sehingga terarah pada kesempurnaan tulisan ini kemudian dapat menjadikan pembelajaran kepada penulis pada tugas-tugas selanjutnya Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan referensi dan pembelajaran di bidang radiologi, penulispun mengharapkan mengharapkan agar karya tulis ini juga dapat menjadi pemandu dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya. Wassalam.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENGANTAR .......................................................................................................... .......................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ......................................................... .................................................................................................... ........................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG BELAKANG ............................................................................. ................................................................................................. .................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ ............................................................................................ 1 1.3 TUJUAN ................................................................................................. ..................................................................................................................... .................... 2 1.4 METODE PENULISAN PENULISAN ............................................................................................. ............................................................................................. 2 1.5 MANFAAT ................................................................................................................. ................................................................................................................. 2 BAB II ISI ............................................................ ............................................................................................................................. ................................................................. 2 2.1 SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT ............................................................ ..................................................................... ......... 3 2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI..................................................................................... FISIOLOGI..................................................................................... 4 2.3 PATOLOGI............................................................ PATOLOGI.................................................................................................................. ...................................................... 5 2.4 TEKNIK DAN POSISI ................................................................. ................................................................................................ ............................... 6 BAB III PROFIL KASUS .................................................................................................... .................................................................................................... 9 3.1 PROFIL PASIEN ..................................................................................... ......................................................................................................... .................... 9 3.2 RIWAYAT RIWAYAT PASIEN......................................................... .................................................................................................... ........................................... 10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. .............................................................................. 11 4.1 HASIL PEMERIKSAAN ANKLE JOINT AP DAN LAT ........................................ 11 4.2 HASIL BACA DOKTER............................................................................................ DOKTER............................................................................................ 13 BAB V PENUTUP 5.2 KESIMPULAN KESIMPULAN ....................................................................................... ........................................................................................................... .................... 14 5.3 SARAN .................................................................. ....................................................................................................................... ..................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penemuan sinar X oleh Prof. Willem Conrad Roentgen pada penghujung tahun 1895 telah membuka cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggak sejarah yang paling penting untuk saat itu. Ilmu Radiologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang memiliki peranan penting dalam proses penegakkan diagnosa. Untuk menegakkan menegakkan diagnosa suatu penyakit yang terletak didalam di dalam tubuh memerlukan pemeriksaan pemeriksaan radiodiagnostik. radiodiagnostik. Dengan pemeriksaan pemeriksaan ini organ-organ organ-organ yang berada berada dalam tubuh dapat diperlihatkan melalui gambaran atau pencitraan radiografi. Perkembangan Perkembangan selanjutnya membuktikan bahwa sinar X ini bukan hanya bermanfaat untuk mendiagnosis penyakit tetapi juga dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit kanker (radioterapi, onkologi radiasi). Pemeriksaan yang juga memerlukan kreatifitas yang optimal adalah pemeriksaan ekstremitas bawah dalam hal ini ankle joint yang bertujuan untuk memberikan gambaran gambaran struktur, fisiologi dan patologi dari ankle joint. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar gambar tampak lebih jelas dan dapat memberikan memberikan informasi yang optimal, jenis pemeriksaan pemeriksaan radiologi ini yang sering kita temui temui di unit radiologi adalah adalah pemeriksaan pemeriksaan ankle joint dengan proyeksi antero posterior (AP) dan lateral namun untuk memperjelas gambaran radiograf dari ankle joint khususnya proyeksi AP digunakan proyeksi yang disebut dengan Mortise View. Dari tugas yang diberikan oleh dosen Teknik Radiografi tentang pemeriksaan ankle joint maka dibuatlah tugas ini dengan judul “ TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOINT.“
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1
1.
Bagaimana pemeriksaan ankle joint.
2.
Proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan ankle joint. joint .
3.
Bagaimana pemrosesan film cr di komputer
1.3.
1.4
Tujuan 1.
Untuk mengetahui mengetahui proyeksi pada pemeriksaan pemeriksaan ankle joint.
2.
Untuk mengetahui mengetahui hasil radiografi pada proyeksi-proyeksi. proyeksi-proyeksi.
3.
Untuk media pembelajaran pembelajaran untuk tugas berikutnya.
. Metode Penulisan Metode penulisan yang dilakukan penulis adalah: 1.
Observasi.
Penulis melakukan pengamatan secara langsung di Instalasi Radiologi RSUD awal bros bekasi 2.
Studi pustaka.
Penulis membaca membaca berbagai literatur yang berhubungan dengan kasus yang diambil. 1.5.
Manfaat 1.
Pengetahuan Pengetahuan proyeksi-proyeksi proyeksi-proyeksi pada ankle joint.
2.
Mngatahui hasil radiograf ankle joint
3.
Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam ilmu radiologi. radiolo gi.
4.
Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca dan
penulis khususnya. khususnya.
2
g BAB II ISI 2.1
Anatomi dan Fisiologi
Ankle Joint (pergelangan kaki) merupakan persendian yang paling sering mengalami cidera pada orang dewasa. Penentuan bagaimana penanganannya biasanya hanya berdasarkan berdasarkan pemeriksaan pemeriksaan klinis dan interpretasi interpretasi dari foto-foto foto-foto rontgen yang umumnya umumnya dilakukan di rumah sakit Sendi pergelangan kaki (ankle joint) juga adalah sendi engsel yang dibentuk antara ujung bawah beserta beserta maleolus medialisnya, medialisnya, dan maleolus lateralis dari fibula fibula yang bersamabersamasama membentuk sebuah tulang untuk menerima badan talus. Kapsul sendi diperkuat oleh ligament-ligamen ligament-ligamen penting yang bersangkutan. Ligament Ligament deltoid di sisi medial berjalan dari maleolus medial ke tulang-tulang tarsal yang mendampinginya dan sering mengalami robek yang parah bila pergelangan kaki terkilir. Gerakan sendi pergelangan kaki adalah fleksi (gerakkan melipat sendi) dan ekstensi (gerakkan (gerakkan membuka sendi) atau lebih biasa disebut dorsi-fleksi dan plantar-fleksi. Stabilitas pada mortise ankle joint beergantung pada struktur tulang-tulang dan ligamen. Persendian utama yang berada diantara talus dan cekungan tibia. Talus yang berbentuk seperti pelana kuda sangat pas kedudukannya kedudukannya dengan cekungan tibia dan benturan kecil saja pada keharmonisan dari tibiotalar joint ini akan mengurangi kontak area dan akan membebani membebani articular cartilago hal ini yang akan menyebabkan menyebabkan adanya arthrosis.
3
2.3.
Patologi
Indikasi yang biasa terjadi pada ankle joint sehingga memerlukan memerlukan pemeriksaan pemeriksaan radiologi adalah : 1.
Dislokasi, yaitu terlepasnya kompresi jaringan tulang dari persatuan sendi. Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dengan kata lain : sendi rahangnya telah mengalami mengalami dislokasi
Interpretasi Radiograf dari Beberapa Kasus Pada Foto Ankle Joint Tampak fraktur pada medial medial malleolus. Fraktur ini dapat disebut avulsion fraktur. Letak fraktur yang berada di medial malleolus meng-indikasikan meng-indikasikan bahwa saat terjadi cidera, kaki berada pada pada posisi pronasi. pronasi. Oleh karena itu idera seperti seperti ini disebut dengan dengan pronation exorotation injury (PER) tingkat 1 atau lebih.
4
Pada foto diatas, tampak erjadi dislokasi pada ankle joint akibat fraktur pada kedua malleolus. Lateral malleolus terdorong dari anterior ke posterior. Fraktur dimulai dari ankle joint dan terus ke arah proximal.
2.4.
Teknik Dan Posisi a.
Alat dan Bahan
1.
Pesawat Rotgen
2.
Tabung sinar-x
3.
Screen (18 cm x 24 cm )
5
B.
4.
Kaset (18 cm x 24 cm )
5.
Film (18 cm x 24 cm )
6.
Marker
7.
Aprone
Proyeksi
Proyeksi yang sering digunakan pada pemeriksaan pemeriksaan ankle joint adalah AP dan Lateral.
1 . Proyeksi AP (Kaset ukuran 18x24 Cm, tanpa Grid) PP
: Pasien diminta untuk supine di atas meja pemeriksaan. Untuk pemeriksaan
ankle joint ini tidak disarankan diambil posisi pasien erect. Hal ini dikarenakan klinisklinis yang membawa seseorang seseorang di foto ankle joint nya biasanya adalah kasus cidera pada ankle joint yang menyebabkan menyebabkan fraktur, dislokasi maupun ruptur pada ligamen. Jadi posisi pasien yang erect dikhawatirkan dikhawatirkan akan menambah menambah rasa rasa sakit pada pasien. pasien.
PO
: Bagian pertengahan pertengahan ankle diposisikan pada pertengahan pertengahan kaset jari-jari
kaki menghadap ke atas. Untuk proyeksi AP ini, kaki ti dak dirotasikan kemana pun, jadi minta pasien untuk menahan posisi jari-jari kaki menghadap ke atas ini selama pemeriksaan pemeriksaan berlangsung. berlangsung. FFD : 90 cm CR : Central ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset. CP
: pada pertengahan pertengahan dari kedua malleolus (medial dan lateral malleolus). malleolus).
Malleolus adalah bagian yang terasa menonjol menonjol pada bagian samping dari ankle j oint.
6
Medial malleolus merupakan merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian dalam ankle joint yang merupakan milik dari os Tibia sedangkan Lateral malleolus merupakan merupakan tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian luar ankle joint yang merupakan milik dari os Fibula.
FAKTOR EKSPOSI KV : 55 S:0.12 MAS:160
KG
: - Tampak Ankle Joint pada proyeksi AP, tanpa mengalami mengalami rotasi.
- Tampak kira-kira 1/3 distal dari Os Tibia dan Fibula Fibula - Tampak Os Tibia bagian lateral overlap dengan Os Fibula - Ossa Pedis tidak jelas terlihat, hanya talus yang yang jelas terlihat.
2 . Proyeksi Lateral PP
: Pasien diposisikan diposisi kan agar duduk di atas meja pemeriksaan yang telah
dipersiapkan dengan kedua tungkai kaki diluruskan.
PO
: Tungkai kaki yang diperiksa dirotasikan lateral sesuai bagian yang terasa
sakit. Jika bagian medial yang sakit, maka rotasikan kaki sehingga bagian medial menempel menempel pada kaset, begitu sebaliknya. Tungkai kaki yang tidak diperiksa, difleksikan menjauhi ankle joint yang diperiksa. usahakan usahakan agar pasien merasa merasa nyaman dengan posisi ini. FFD : 90 cm
7
CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset. CP
: Pada proyeksi mediolateral mediolateral (sinar lebih dulu mengenai mengenai sisi sisi medial) maka
CP pada Medial Malleolus, kemudian pada proyeksi l ateromedial ateromedial (sinar lebih l ebih dulu mengenai sisi lateral) maka CP pada Lateral Malleolus. FAKTOR EKSPOSI KV : 55 S:0.12 MAS:160
KG : -Tampak -Tampak ada gambaran gambaran dari dari ankle ankle joint pada proyeksi lateral. -Tampak Os Tibia dan Fibula Overlap pada bagian distalnya -Tampak Calcanus pada proyeksi lateral -Tampak -Tampak space antara talus dengan tibia dan fi bula (talo-tibiafibular joint)
8
BAB III PROFIL KASUS 3.1 Profil PASIEN Pada laporan ini akan membahas tentang adanya profil kasus ankle joint dengan klinis dislokasi yang yang terjadi di RS AWAL AWAL BROS BEKASI . pada pasien pasien :
3.2
Nama
: Tn.
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: LAKI -LAKI
Tanggal
: 20 oktober 2016
Keterangan Keterangan Klinis
: Dislokasi
Riwayat pasien
Seorang LAKI -LAKI 37 tahun, datang ke rumah sakit dengan ambulance pasien mengalami mengalami kecelakaan kecelakaan lalu lintas,pasien merasakan merasakan nyeri teramat teramat pada ankle joint dikarenakan tibia dan fibula keluar dari tulang pedis,pasien dalam keadaan sadar dia merasakan nyeri teramat pas kaki di angkat dikarenakan masih trauma.
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pemeriksaan ankle joint proyeksi ap dan lat
HASIL GAMABARAN PROYEKSI LAT
10
11
HASIL GAMBARAN PROYEKSI AP
12
4.2 Hasil Baca Dokter
PEMBAHASAN TENTANG DEFINISI DISLOKASI Dislokasi adalah cedera pada sendi. Cedera ini terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya pada sendi. Sebagian besar kasus dislokasi terjadi akibat benturan yang dialami oleh sendi. Contohnya saat bermain basket atau jatuh dari sepeda. Diskolasi umumnya terjadi pada jari dan bahu. Meski demikian, persendian lain seperti lutut, pinggul, siku t angan, maupun pergelangan pergelangan kaki juga bisa mengalami cedera ini.
13
BAB IV PENUTUP 1.
Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa : Ankle joint adalah persendian yang paling sering mengalami cidera pada orang dewasa. Pemeriksaan Pemeriksaan ankle jaoint dilakukan dengan t iga cara yaitu dengan proyeksi AP, Lateral dan Mortise View yang akan memperlihatkan tampilan berbeda-beda dalam dalam pemberian diagnose yang tergantung kebutuhan. Namun yang di pakai ap dan lat di karenakan pasien tidak bisa menggerakan menggerakan kaki nya 2.
Saran Teknik radiografi khususnya ankle joint agar memberikan memberikan informasi i nformasi tepat
sehingga tidakterjadi kesalahan dalam suatu pemeriksaan pemeriksaan atau diagnose. Radiographer hendaknya mampumemposisikan pasien senyaman mungkin dan mengambil gambar dengan tepat sehingga dapat meminimalkan terjadinya pengulangan foto, diperlukan pula ketelitian dari radiographer radiographer mulai dari pengambilan foto,sampai foto,sampai pemrosesan , agar diagnosa nantinya dapat ditegakkan dengan akurat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta.Gra Paramedis.Jakarta.Gramedia. media. http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010 http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/10/processing-room /10/processing-room-kamar-ge -kamar-gelap.html lap.html http://puskaradim.blogspot.com http://puskaradim.blogspot.com/2010/06/proses-film-radiog /2010/06/proses-film-radiografi-secar rafi-secara.html a.html http://portalradiografi.web.id/berita-107http://portalradiografi.web.id/berita-107-perkemba perkembangan-ilmu-radiologi.htm ngan-ilmu-radiologi.htmll
15