LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA A. Defi Defini nisi si
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut (sjamsuhidayat, 2014: 2!". Hernia s#rotalis merupakan penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika #ukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus ( $jamsuhidayat, 2014 : 2%". Hernia Hernia $#rota $#rotalis lis adalah adalah hernia hernia yang terjad terjadii apabila apabila usus usus masuk masuk kedalam kedalam kantung s#rotum ini terjadi bila batang usus mele&ati #in#in abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis kemudian masuk kedalam kantong s#rotum dan menekan pada isi kantung s#rotum sehingga s#rotum membesar.
Hernia s#rotalis adalah hernia yang melalui #in#in inguinalis dan turun ke kanalis kanalis pada sisi funikulus funikulus spermatikus spermatikus pada bagian anterior anterior dan lateral, yang dapat men#apai s#rotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indire#t
B. Anatomi Fisiologi
$aluran pen#ernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya
untuk
diserap
oleh
tubuh
dengan jalan proses pen#ernaan dengan en'im dan 'at #air yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. agian-bagian
dari
anatomi
sistem
pen#ernaan. 1.
Mulut
)ulut merupakan permulaan saluran pen#ernaan, selaput lendir mulut ditutup epithelium yang berlapis- lapis. diba&ahnya terletak kelenjarkelenjar halus yang mengeluarkan lendir. $elaput ini kaya akan pembuluh darah dan memuat ujung akhir saraf sensoris didalam rongga mulut. 2.
Faring
$e#ara refleks ketika bolus akan memasuki faring, epiglotis membuka sphin#ter, oesofagus berelaksasi disertai dengan peran oesofagus dalam menutup palatum mole sehingga makan tidak masuk kedalam trakea dan hidung. $e#ara umum, fungsi dari faring adalah sebagai saluran penghubung sistem pen#ernaan dan pernapasan. *isekitar faring juga terdapat tonsil yang berperan dalam pertahanan (imunitas" tubuh.
.
Oeso!"agus
)erupakan saluran muskuler dengan panjang 2 #m dibagi menjadi 2 bagian :
+ars tora#halis oesophagei
+ars abdominalis oesophage dengan panjang 1, 2, #m berbentuk seperti pyramid. agian distal berhubungan dengan gaster entri#ulus dihubungkan oleh jun#tion oesophagogastri#a ( jun#tion / sambungan " dan ada juga sphin#ter oesophagus.
*i #ranial dan #audal oesophagus terdapat sphin#ter yang bernama sphin#ter oesophagus. *i oesophagus makanan akan mengalami gerak peristalti# yang terjadi sekitar -10 deik. pabila peristaltik pertama (peristaltik primer" tidak bisa mengantarkan makanan ke gaster, maka akan terjadi gerakan peristaltik sekunder sehingga mendorong makanan ke gaster.
#.
$aster % &entri'ulus
)erupakan saluran pen#ernaan setelah oesophagus berfungsi untuk men#erna bolus se#ara mekanik menggunakan gerak peristaltik gaster dan kimia&i (mengeluarkan en'im pen#ernaan seperti lipase, peptin, Hl". )akanan yang telah di#erna berjalan menuju duodenum dinamakan kimus. 3ingkat keen#eren kimus tergantung pada jumlah 'at yang dimakan, air dan sekresi lambung. *i dalam lambung memiliki fungsi motorik sebagai tempat penyimpanan makanan, pen#ampuran makanan, dan pengosongan kimus di lambung.
(. Usus "alus )Intstineum *enue+
5ungsi : digesti dan absorbsi (terutama di jejenum"
*uodenum:
entuk 6, panjang 7 24#m
8etroperitoneal
+apilla duodeni major
muara du#tus #holedo#hus dan du#tus
pan#reati#us
9ejenum dan leum
mukosa : terdapat lipatan yang disebut illi berfungsi untuk memperluas permukaan
-%m, batas tidak tegas 2 pro;imal jejenum, ! distal ileum
9ejenum: kosong, dinding tebal, lebih as#uler, sebagian besar di r. umbili#alis
leum
: dinding lebih tipis, as#ularisasi sedikit, r. hypogastri#a
pelis
. mesenteri#a superior
<. porta
*idalam usus halus terjadi pen#ernaan mekanik dengan gerak peristaltik dinding usus serta pern#ernaan dengan mengeluarkan en'im dari pankreas dan hepar. *i usus halus juga terjadi absorbs nutrisi dan 'at-'at yang berguna untuk tubuh. $ebagai nutrisi yang diserap disalurkan ke hati untuk diolah.
,. Usus -esar )Intestinum arasum +
erfungsi dalam mengabsorbsi air , mineral dan itamin = membuang fe#es. +anjangnya 1, m. memiliki bagian khas yaitu taenia #oli, haustrae, appendi#es epiploi#a. >ang terdiri dari 4 bagian yaitu :
ae#um
merupakan muara ileum (orifi#ium ileo#ae#alis" dan appendi;
ermiformis
olon 3erdiri dari 4 bagian yaitu : olon as'en/ens0 12-20#m, ala ileo#e#alis fle;ura #oli de;tra 8etroperitoneal olon trans&ersum 40-0#m +aling besar 5le;ura #oli de;tra fle;ura #oli sinistra +enggantung: meso#olon transersum olon /es'en/ens 5le;ura #oli sinistra apertura pelis superior retroperitoneal olon sigmoi/eum entuk $, panjang 1-?0#m
entuk dan posisi tergantung pada jumlah isinya, yaitu feses olon des#endens re#tum +enggantung: meso#olon sigmoideum
8e#tum dan #analis analis
+anjang lk 12#m
3idak mempunyai penggantung usus (mesenterium"
agian yang melebar: ampulla re#ti
+ada re#tum terdapat ple;us hemorhoidalis. 9ika membesar disebut hemoroid
erakhir sebagai anus pada perineum
m. sphin#ter ani internus (otot polos", dalam keadaan normal tertutup
m. sphin#ter ani e;ternus (otot lurik", bisa di kendalikan
. Etiologi Hernia s#rotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat (akuistik", hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih banyak terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk hernia pada anulus internus yang #ukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia mele&ati pintu yang sudah terbuka #ukup lebar tersebut. 5aktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika kantung hernia inguinalis lateralis men#apai s#rotum disebut hernia s#rotalis. +enyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah: 1. Hernia inguinalis indire#t, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus aginalis. 2. @erja otot yang terlalu kuat. !. )engangkat beban yang berat. 4. atuk kronik. . )engejan se&aktu miksi dan defekasi.
. +eregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (3" seperti: obesitas dan kehamilan. *. Patofisiologi @analis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-? kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah s#rotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus aginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. ila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi" akan timbul hernia inguinalis lateralis #ongenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persisten#e, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate. pabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika #ukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke s#rotum yang disebut juga hernia s#rotalis
E. Manifestasi linis
+ada umumnya keluhan pada orang de&asa berupa benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa menge#il dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum
biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, s#rotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan di#oba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak kadang #in#in hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar. +emeriksaan melalui s#rotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis. F.
Pemerisaan /iagnosti
+asien disuruh memutar kepalanya kesamping dan batuk atau mengejan. Aakukan inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan endadak selama batuk, yang dapat menunjukkan hernia. 9ika pasien mengeluh nyeri selama batuk, tentukan lokasi nyeri dan periksa kembali daerah tersebut
ila sudah ada benjolandapat diperiksa dengan #ara meminta pasien untuk berbaring bernafasdengan mulut untuk mengurangi tekanan inntra abdominan, lalu s#rotu diangkat perlahan-lahan
Aimfadenopati inguinal. +erhatikan apakah ada infeksi pada kaki seisi, tindakan diagnostiknya yaitu : i.
foto thoraks
ii.
laboratorium : peningkatan $BC3
iii.
D@B : biasanya dilakukan untuk persiapan operasi.
$. Penatalasanaan
1. @onseratif +engibatan konseratif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah reposisi
2. Cperatif +engobatan
operatif
merupakan
satu-satunya
pengobatan
hernia
inguinalis yang rasional. ndikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. +rinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari hermiotomi dan hermioplasti a. Herniotomi *ilakukan penbebasan kantong hernia sampai kelehernya. @antong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong. b. Hernioplasti *ilakukan tindakan penge#ilan anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding dibelakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam hal men#egah terjadinya residitif dibandingkan dengan hemiostomi. Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan pembedahan pada pasien hernia adalah antara lain adalah prinsip pembedahan
Herniotomi : eksisi jantung hernianya saja untuk pasien anak
Hermiorafi : memperbaiki defek, perbaikan dengan defek, perbaikan dengan jaring (mesh" yang biasa dilakukan untuk hernia inguinalis, yang dimasukkan melalui bedah terbuka atau laproskopi
Hal yang perlu diperhatikan untuk pera&atan post operasi:E
Hindari penyakit yang mungkin terjadi yaitu : perdarahan, syok, muntah, distensi, kedinginan, infeksi, dekubitus, sulit @.
Cbserasi keadaan klien
Aakukan pera&atan luka dan ganti balutan operasi sesuai jad&al
+erhatikan drainase
+enuhi kebutuhan nutrisi klien
)obilisasi diri se#ara dini terutama pada hari pertama dan hari kedua o
+era&atan tidur dengan sikap fo&ler (sudut 4o-0o"
o
Hari kedua boleh duduk (untuk herniotomi hari ke-"
o
Hari ketiga boleh jalan (untuk herniotomi hari ke-%"
*iet dan pemenuhan kebutuhan nutrisi o
Hari 0: bila pengaruh obat anastesi hilang boleh diberi minum sedikitdikit
o
Hari 1 : diet bubur sumsum dan susu #air ( herniotomi sama dengan laparostomi"
o
Hari 2 : diet bubur sering
o
Hari ! : berturut-turut diet ditingkatkan
H. 3O
ktiitas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat benda berat, obesitas )erangsang lokus minoris resistan#e 3ekanan intra abdominal meningkat @analis inguinalis tertekan oleh isi abdomen (usus" @analis inguinalis terbuka, isi abdomen (usus" masuk ke dalam kanalis inguinalis +rosesus tidak mengalami obliterasi (tetap terbuka" HD8F FB6FA$ lateralis
medialis +enonjolan isi perut di lateral pembuluh epigastrik inferior
3 kronik Ctot dinding 3rigonum hasselba#h melemah +enonjolan ke belakang kanalis inguinalis dan terpisah dari esikulus spermatikus 3idak turun ke skrotum
)elalui annulus inguinalis 8egangan mesentrium, isi segmen masuk ke kantung hernia
@erusakan neuromuskuler, spasme otot.
@erusakan mobilitas fisik
Cbstruksi usus Bangguan aliran isi dan askuler usus Hernia strangulata
Fyeri pada daerah inguinalis
5unikulus spermatikus
+eristal ti# usus tergang gu
@analis inguinalis
)ual, +embesaran diare, skrotum konstipasi, 8esiko perubahan nutrisi Hernioraphy
nyeri ansietas
+erubahan perfusi arin an
I. Asu"an e!era4atan 1. Penga5ian
*ata yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang terkompresi. a. ktiitasistirahat 3anda dan gejala: G atropi otot , gangguan dalam berjalan ri&ayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam &aktu lama. b. Dliminasi Bejala:
konstipasi,
mengalami
kesulitan
dalam
defekasi
adanya
inkontinensia atau retensi urine. #. ntegritas ego 3anda dan gejala: emas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga. d. Feuro sensori 3anda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki. e. Fyeri atau ketidaknyamanan Bejala: sikap, perubahan #ara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan. f.
@eamanan Bejala: adanya ri&ayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
2. Diagnosa e!era4atan /an Inter&ensi Diagnosa Fyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rektal
NO a. +ain leel b. +ain #ontrol #. omfort leel
@riteria hasil:
)ampu mengontrol nyeri
NI +ain management
Aakukan oengkajian nyeri se#ara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
)elaporkan bah&a nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri )ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri"
frekuensi, kualitas, dan faktor presiptasi Cbserasi reaksi nonerbal dari ketidaknyamanan Bunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Daluasi pengalamn nyeri dimasa lampau @ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri @urangi faktor presipitasi nyeri @aji tipe dan sumber nyeri untuk menemukan interensi erikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nalgeti# administration
nsietas berhubungan dengan ren#ana pembedahan dan rasa malu
1. n;iety #ontrol 2. oping !. mpulse #ontrol
n;iety redu#tion
@riteria hasil :
@lien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
3emukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat ek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi ek ri&ayat alergi )onitor 33 sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali Daluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping"
9elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur erikan informasi faktual mengenai
#emas )engidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol #emas 33< dalam batas normal
8esiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
1. mmune status 2. @no&ledge : infe#tion #ontrol !. 8isk #ontrol
@riteria hasil :
@lien bebas dari tanda dan gejala infeksi )enunjukkan kemampuan untuk men#egah timbulnya infeksi 9umlah leukosit dalam batas normal
diagnosis, tindakan prognosis dentifikasi tingkat ke#emasan *orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi nstruksikan pasien menggunkan teknik relaksasi
nfe#tion #ontrol
ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain atasi pengunjung bila perlu Bunakan sabun aantimikroba untuk men#u#i tangan 3ingkatkan intake nutrisi erikan terapi antibiotik bila perlu
nfe#tion prote#tion
)onitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal )onitor hitung granulosit, )onitor kerentanan terhadap infeksi erika pera&atan kulit pada daerah epidema *orong masukan nutrisi yang #ukup *orong masukan #airan *orong istirahat jarkan keluarga dan pasien tanda dan gejala infeksi jarka #ara menghindari infeksi Aaporkan ke#urigaan infeksi Aaporkan kultur positif
+erubahan eliminasi urinaria berhubungan dengan rasa tkut nyeri setelah operasi
1. 6rinary elemination 2. 6rinary #ontiune#e
6rinary retention #are
@riteria hasil
@andung kemih kosong se#ara penuh 3idak ada residu urine G100-200 ntake #airan dalam rentang normal ebas dari infeksi saluran kemih 3idak ada spasme bladder alan#e #airan seimbang
)onitor intake dan output )onitor penggunaan obat antikolinergik )onitor derajat distensi bledder nstruksikan pada pasien dan keluarga untuk men#atat output #airan $timulasi reflek bladder dengan kompres dingin pada abdomen @ateterisasi bila perlu )onitor tanda dan gejala $@ (panas, hematuria, perubahan bau, dan konstistensi urine"
DAF*AR PU6*AA
runner = $uddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, volume 2. DB: 9akarta ule#hek, B dkk. 201!. Nursing Intervention Classifiation !NIC" edisi keenam. Dlsiier )osby: )issouri Herdman, 3. H. = @amitsuru, $. 2014. N#N$# International Nursing $iagnoses% $efenition & Classifiation, 2'()*2'(+. hiley la#k&ell: C;ford )oorhead, $ dkk. 201!. Nursing utomes Classifiation !NC"% -engukuran utomes Kesehatan Edisi Kelima. Dlsiier $aundier: )issouri +ear#e, . Delyn. 1III. #natomi dan isiologi untuk -aramedis !ter/emahan". Bramedia +ustaka 6mum: 9akarta