LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTROENTERITIS AKUT
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Pengertian Pengertian
Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2 006). Pada diare infeksius umum infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ujung distal ileum. Dimana pun terjadi infeksi infeksi,, mukosa mukosa teriri teriritas tasii secara secara luas, luas, dan kecepata kecepatan n sekres sekresinya inya menjad menjadii sangat sangat tinggi. tinggi. Selain itu, motilitas motilitas dinding usus biasanya meningkat meningkat berlipat ganda. Akibatnya, Akibatnya, sejumlah besar cairan cairan cukup untuk membuat membuat agen agen infeksius infeksius tersapu ke arah arah anus, dan pada saat saat yang sama gerakan pendorong yang kuat akan mendorong cairan ini ke depan. Ini merupakan mekanisme yang penting untuk membebaskan traktus intestinal dari infeksi. Diare yang sangat menarik perhatian adalah yang disebabkan oleh kolera (kadang oleh bakteri seperti basilus kolon patogen). patogen). Toksin kolera secara langsung menstimulas menstimulasii sekresi sekresi cairan dan elektrolit yang berlebihan dari kripa Lieberkühn pada ileum distal dan kolon. Jumlahnya dapat 10 sampai 12 liter per hari, walaupun kolon biasanya mengabsorpsi maksimum hanya 6-8 liter per hari. Oleh karena itu, kehilangan cairan dan elektrolit dapat begitu mengganggu beberapa hari sehingga dapat menimbulkan kematian. Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,dkk, 2000 dalam Wicakso Wicaksono, no, 2011). 2011). Diare Diare akut timbul timbul secara secara mendada mendadak k dan berlang berlangsung sung terus secara secara beberapa hari (WHO, 1992 dalam Wicaksono, Wicaksono, 2011). Kehilangan cairan dan garam dalam tubuh tubuh yang yang lebi lebih h besa besarr dari dari normal normal menye menyebab babkan kan dehid dehidras rasi. i. Dehid Dehidra rasi si timbu timbull bila bila pengeluaran pengeluaran cairan dan garam lebih besar dari pada masukan. masukan. Lebih banyak tinja cair dikeluarkan, lebih banyak cairan dan garam yang hilang. Dehidrasi dapat diperburuk oleh muntah, yang sering menyertai diare (Andrianto, 1995 dalam Nurmasarim 2010).
2. Epidemiologi/insiden Epidemiologi/insiden kasus
Gastroenteritis merupakan suatu penyakit yang umum pada anak usia di bawah 5 tahun. Gastroenteritis akut terjadi di Amerika dengan 37 juta kasus setiap tahun. Di Indonesia merupakan penyakit utama kedua yang paling sering menyerang anak – anak. Rotavirus adalah penyebab dari 35-50 % hospitalisasi karena gastroenteritis akut, antara 7- 17 % disebabkan adenovirus dan 15% disebabkan bakteri. Bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang menderita menderita gastroenterit gastroenteritis is akut dari bayi yang mendapat susu formula. formula. (Wong, 2007 dalam dalam Winars Winarsih, ih, 2011). 2011). Data Data Depart Departeme emen n Kesehat Kesehatan an RI, menyebu menyebutkan tkan bahwa bahwa angka angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008).
Penyakit Diare Akut (DA) atau Gastroenteritis Akut (GEA) masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian kematian anak di Indonesia dengan mortalitas 70-80% terutama pada anak dibawah umur lima tahun (Balita) dengan puncak umur antara 6-24 bulan (Subianto, 2001 dalam Wicaksono, 2011). Di seluruh dunia diperkirakan diare menyebabkan 1 milyar episode dengan angka kematian sekitar 3-5 miliyar setahunnya. Pada tahun 1995 Depkes RI memperkirakan terjadi episode diare sekitar 1,3 miliyar dan kematian pada anak balita 3,2 juta juta seti setiap ap tahun tahunnya nya (Soe (Soebag bagyo, yo, 2008 2008 dalam dalam Wicak Wicakson sono, o, 2011) 2011).. Data Data stat statis isti tik k menunjukkan bahwa setiap tahunnya diare menyerang 50 juta jiwa penduduk Indonesia, dan dua pertiganya adalah dari balita dengan angka kematian tidak kurang dari 600.000 jiwa. Di beberapa beberapa rumah sakit di Indonesia, Indonesia, data menunjukkan menunjukkan bahwa diare akut karena infeksi menempati peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Gambaran klinis diare akut acapkali acapkali tidak spesifik. Namun selalu berhubungan berhubungan dengan hal-hal berikut: berikut: adanya travelling (domestik (domestik atau internasional) internasional),, kontak personal dan adanya sangkaan food-bor sangkaan food-borne ne dengan masa inkubasi pendek. Jika tidak ada demam, menunjukkan adanya proses mekanisme enterotoksin (Zein dkk., 2004).
3. Penyebab/Faktor Predisposisi
Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: a. Diare Sekresi ( secretory secretory diarrhoea diarrhoea), ), disebabkan oleh: 1) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen: a) Infeksi bakteri misalnya Escheri misalnya Escherichia chia coli, coli, Shigella Shigella dysentriae. dysentriae. b) Infeksi Infeksi virus virus misalnya misalnya Rotavirus, Rotavirus, Norwal Norwalk. k. c) Infeksi Parasit misalnya Entamoe misalnya Entamoeba ba hystolitica, hystolitica, Giardios Giardiosis is lambia. lambia. 2) Hiperper Hiperperist istalti altik k usus usus halus halus yang dapat dapat disebab disebabkan kan oleh oleh bahan-b bahan-bahan ahan kimia, kimia, makanan, makanan, gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi. b. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), diarrhoea), disebabkan oleh : 1) Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin dan mineral). 2) KKP (Kekurangan Kalori Protein). 3) BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir. (Suharyono (Suharyono dkk.,1994 dalam Wicaksono, 2011)
4. Patofisiologi Patofisiologi Penyakit
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekr sekres esii
dan dan
reab reabso sorb rbsi si cair cairan an dan dan
elek elektr trol olit it deng dengan an akib akibat at dehi dehidr dras asi, i,ga gang nggu guan an
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan keadaan maldige maldigesti sti dan malabs malabsorbs orbsi,da i,dan n apabila apabila tidak tidak mendapa mendapatka tkan n penangana penanganan n yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovir (Rotavirus, Adenovirus us enteris, enteris, Virus Norwalk), Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, (Compylobacter, Salmonella, Salmonella, Escher Escherichia ichia coli, coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusa merusak k sel-sel sel-sel,, atau atau melekat melekat pada dinding dinding usus usus pada Gastro Gastroente enteriti ritiss akut. akut. Penular Penularan an Gastroenteriti Gastroenteritiss bisa melalui fekal-oral dari satu penderita penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui ditemui penyebar penyebaran an patogen patogen dikare dikarenaka nakan n makanan makanan dan minuma minuman n yang terkont terkontami aminasi nasi.. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi terjadi pergese pergeseran ran air dan elektr elektrolit olit kedalam kedalam rongga rongga usus,i usus,isi si rongga rongga usus berlebi berlebihan han sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, usus, sehingg sehinggaa sekres sekresii air dan elektr elektrolit olit meningk meningkat at kemudi kemudian an terjadi terjadi diare. diare. Ganggu Gangguan an moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), berlebih), hipoglikemia hipoglikemia danganggu dangangguan an sirkulasi sirkulasi darah. darah.
5. Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan: a) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan Enterotolitis Enterotolitis nektrotikans. b) Diare Diare non spesifik spesifik : diare diare dietetis. dietetis. 2) Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare : a) Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit. b) Diare Diare infeksi infeksi parenteral parenteral atau diare diare akibat akibat infeksi infeksi dari luar luar usus, usus, misalnya: misalnya: diare karena bronkhitis. 3) Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu: a) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi melebihi waktu 1 minggu minggu dan hanya 5 sampai sampai 15% yang yang berakhir berakhir dalam 14 hari. b) Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Ilmiah Berkala Berkala Badan Koordinasi Koordinasi Gastroentero Gastroenterologi logi Anak Indonesia (PIB – BK GAI) ke 1× di Palembang, disetujui bahwa definisi diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990). 6. Manifestasi Klinis
Diar Diaree akut akut karena karena infek infeksi si dapat dapat dise disert rtai ai keada keadaan an munt muntahah-mu munt ntah ah dan/at dan/atau au demam demam,, tenesmus, hematochezia, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekur kekurang angan an caira cairan n di badan badan yang yang menga mengaki kibat batkan kan renja renjata tan n hipov hipovol olem emik ik atau atau karena karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, menonjol, turgor kulit menurun menurun serta serta suara menjadi menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabk disebabkan an deplesi deplesi air yang isotoni isotonik. k.
Karena Karena kehilangan kehilangan bikarbona bikarbonas, s, perbanding perbandingan an
bikarbonas bikarbonas berkurang, berkurang, yang mengakibatkan mengakibatkan penurunan penurunan pH darah. Penurunan Penurunan ini akan merangs merangsang ang pusat pusat pernapas pernapasan an sehingg sehinggaa frekwe frekwensi nsi nafas nafas lebih lebih cepat cepat dan lebih lebih dalam dalam (kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi, bikarbonat bikarbonat standard juga rendah, pCO2 normal dan base excess sangat negatif. Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, pucat, ujung-u ujung-ujung jung ekstre ekstremita mitass dingin dingin dan kadang kadang sianos sianosis. is. Karena Karena kehilan kehilangan gan kalium pada diare diare akut juga dapat timbul aritmia aritmia jantung. jantung. Penurunan Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada saat tersebut tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi terjadi kepincangan kepincangan pembagian pembagian darah dengan pemusatan pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien pasien yang menerima menerima rehidras rehidrasii cairan cairan intravena intravena tanpa alkali. alkali.
7. Pemeriksaan Fisik
1.
Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat. 2.
•
Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, membrane mukosa kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
•
Perkusi : adanya distensi abdomen.
•
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
•
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
8. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium. a. Pemeriksaan tinja. b. Pemeriksaan Pemeriksaan gangguan gangguan keseimbangan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila astrup,bila memungkinkan memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan. c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal. 2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitat kuantitatif,terut if,terutama ama dilakukan dilakukan pada penderita penderita diare diare kronik. kronik. 3. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
9. Diagnosis/Kriteria Diagnosis/Kriteria Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya meskipun penyebabnya belum bisa ditentukan ditentukan dari gejalanya. gejalanya. Jika gejalanya gejalanya berat dan lebih dari 48 jam, maka dilakukan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium laboratorium terhadap terhadap contoh feses untuk mencari mencari adanya sel darah putih dan bakteri, virus virus atau atau parasit. parasit. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratori laboratorium um dari muntah, muntah, makanan makanan atau darah juga juga dapat membantu menemukan penyebabnya. Langkah diagnosa menurut Daldiyono tahun 1990 (Wicaksono, 2011) terdiri atas : 1) Anamnesis : umur, frekuensi diare, lamanya diare 2) Pemeriksaaan fisik 3) Laboratorium : feses, darah, kultur tinja maupun darah, serologi 4) Foto 5) Endoskopi (EGD- Esophagus Esophagus Gastro Gastro Duodenoscopy Duodenoscopy). ). 10. Terapi/Tindakan Penanganan
Panduan pengobatan menurut WHO diare akut dapat dilaksanakan secara sederhana yaitu denga dengan n tera terapi pi cair cairan an dan elekt elektrol rolit it per-o per-ora rall dan dan mela melanju njutk tkan an pembe pemberi rian an makan makanan, an, sedan sedangk gkan an tera terapi pi non spesi spesifi fik k denga dengan n anti anti diar diaree tida tidak k direko direkome menda ndasi sikan kan dan dan tera terapi pi antibiot antibiotika ika hanya hanya diberika diberikan n bila bila ada indikasi indikasi.. Pember Pemberian ian cairan cairan dan elektr elektrolit olit secara secara
parenteral parenteral hanya untuk kasus dehidrasi dehidrasi berat (Soebagyo, (Soebagyo, 2008 dalam Wicaksono, Wicaksono, 2011). Dalam garis besar pengobatan diare dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu : a. Pengobatan Cairan
Untuk Untuk menentu menentukan kan jumlah jumlah cairan cairan yang perlu perlu diberika diberikan n kepada kepada penderi penderita ta diare, diare, harus harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan 1) jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL ( Previous Previous Water Losses) Losses) ditam ditamba bah h denga dengan n banyak banyaknya nya cair cairan an yang yang hilang hilang mela melalu luii keri keringa ngat, t, urin urin dan dan pernafasan pernafasan NWL ( Normal Normal Water Losses Losses). ). 2) cairan cairan yang hilang melalui melalui tinja tinja dan muntah yang masih masih terus terus berlang berlangsung sung CWL (Concomitant water losses) losses) (Suharyono dkk., 1994 dalam Wicaksono, 2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu: 1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat bikarbonat 30 mEq/L mEq/L (Dipiro (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa cairan rehidrasi oral: a)
Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit. b) Cairan Cairan rehidrasi rehidrasi oral yang tidak tidak mengandung mengandung komponen-kom komponen-komponen ponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap. 2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral parenteral tunggal. tunggal. Selama pemberian pemberian cairan cairan parenteral parenteral ini, setiap setiap jam jam perlu dilakukan dilakukan evaluasi: a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah b) Perubahan Perubahan tanda-tanda tanda-tanda dehidrasi dehidrasi (Suharyo (Suharyono, no, dkk., 1994 1994 dalam Wicaksana, Wicaksana, 2011). b. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam,
feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten persisten atau penyelamatan penyelamatan jiwa pada diare infeksi, infeksi, diare pada pelancong, pelancong, dan pasien immunocompromised . Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, sehari, 3 hari), Doksisiklin Doksisiklin 300mg (Oral, (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV). c. Obat anti diare - Kelompok antisekresi selektif
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang berman bermanfaat faat sekali sekali sebaga sebagaii pengham penghambat bat enzim enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara normal. Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal. -
Kelompok opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan penghambatan propulsi, propulsi, peningkatan peningkatan absorbsi absorbsi cairan sehingga sehingga dapat memperbaiki memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan. -
Kelompok absorbent
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat subsalisilat,, pektin, kaolin, atau smektit smektit diberikan diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin. Melalui efek tersebut maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat merangsang sekresi elektrolit.
-
dari Plantago oveta, oveta, Psyllium, Psyllium, Zat Hidrofilik Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago Karaya (Strerculia) (Strerculia),, Ispraghulla, Ispraghulla, Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit. Pemakaiannya adalah 5-10 cc/ 2x sehari dilarutkan dalam air atau diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet.
-
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobac dari Lactobacillus illus dan Bifidob dan Bifidobacteria acteria atau Saccharomyces boulardii, boulardii, bila mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang yang posit positif if karena karena berko berkompe mpeti tisi si untuk untuk nutri nutrisi si dan dan rese resepto ptorr salu salura ran n cerna cerna.. Syara Syaratt penggunaan penggunaan dan keberhasilan keberhasilan mengurangi/meng mengurangi/menghilangka hilangkan n diare harus diberikan diberikan dalam jumlah yang yang adekuat. adekuat.
11.
Komplikasi
a. Dehidrasi b. Renjatan Renjatan hipovolemik hipovolemik c. Kejang d. Bakterimia e. Malnutrisi f. Hipoglikemia g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Dehidrasi ringan Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok. b. Dehidrasi Dehidrasi Sedang Sedang Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. c. Dehidrasi Berat Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian (data subjektif dan objektif)
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan pemeriksaan fisik . Kaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah : 1. Identitas klien. 2. Riwayat keperawatan .
2.1.Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare. 2.2.Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer. 3. Riwayat kesehatan masa lalu . 4. Riwayat penyakit keluarga. 5. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat antidiare, terapi
intravena, dan antibiotic. 5. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
1. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya, higienitas pasien sehari-sehari kurang baik. 2. Nutrisi Nutrisi metabolic metabolic : diawali diawali dengan mual,muntah,anopreksia mual,muntah,anopreksia,menyeba ,menyebabkan bkan penurunan penurunan berat badan badan pasien. pasien. 3. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau jarang. 4. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain. 5. Tidu Tidur/ r/is isti tira raha hatt : akan akan terg tergan angg ggu u kare karena na adan adanya ya dist disten ensi si abdo abdome men n yang yang akan akan menimbulkan rasa tidak nyaman. 6.
Kogni Kogniti tif/ f/per perce ceptu ptual al : pasie pasien n masih masih dapat dapat mener menerim imaa infor informa masi si namun namun kurang kurang
berkonsentrasi berkonsentrasi karena karena nyeri nyeri abdomen. abdomen.
7. Persepsi Persepsi diri/konsep diri/konsep diri : pasien mengalami mengalami gangguan konsep konsep diri karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada fase sakit. 8. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada penyakit. 9. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan peran pasien pada pada kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari mengalami mengalami gangguan. gangguan. 10. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang adekuat. 11. Keyakin Keyakinan/n an/nilai ilai : pasien pasien memili memiliki ki kepercay kepercayaan, aan, pasien pasien jarang jarang sembahy sembahyang ang karena karena gejala penyakit.
6. Pemerikasaan fisik.
-
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
-
Perkusi : adanya distensi abdomen.
-
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
-
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
7. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif. 2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul
a.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan kulit kulit keri kering, ng, penin peningk gkat atan an suhu suhu tubuh, tubuh, haus, haus, kelem kelemaha ahan, n, memb membra rane ne mukos mukosaa keri kering, ng, peningkatan peningkatan hematokrit. hematokrit.
b.
Diare berhubungan dengan kontaminan ditandai dengan nyeri abdomen, sedikitnya tiga kali buang air besar cair per hari, ada dorongan.
c.
Disfungsi Disfungsi motilitas motilitas gastrointest gastrointestinal inal berhubungan berhubungan dengan makan kontaminan kontaminan ditandai dengan nyeri abdomen, distensi abdomen, diare, perubahan bising usus, mual, muntah.
d. Mual berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan melaporkan mual, rasa asam di mulut, peningkatan salivasi, keengganan terhadap makanan.
e. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan agen cedera kimia ditandai dengan perubahan perubahan selera makan, makan, mengek mengekspre spresika sikan n perilaku perilaku,, perila perilaku ku berjag berjaga-ja a-jaga ga atau atau melindu melindungi ngi area area nyeri, nyeri, melaporkan nyeri secara verbal f.
Kesiapan meningkatkan keseimbangan cairan ditandai dengan dehidrasi, turgor jaringan baik, tidak tidak ada haus berlebihan, berlebihan, membrane membrane mukosa mukosa lembab. lembab.
g.
Ketidak Ketidaksei seimban mbangan gan nutrisi nutrisi kurang kurang dari dari kebutuh kebutuhan an tubuh tubuh berhubu berhubungan ngan dengan dengan factor factor biologis ditandai dengan nyeri abdomen, abdomen, diare, diare, bising usus hiperaktif, hiperaktif, ketidakmampuan ketidakmampuan mencerna makanan, kurang minat pada makanan, membrane mukosa pucat.
h.
Hiper Hiperte term rmia ia berhu berhubun bunga gan n denga dengan n pening peningka kata tan n laju laju meta metabol bolis ism m dita ditanda ndaii denga dengan n peningkatan peningkatan suhu tubuh tubuh di atas atas kisaran kisaran normal, normal, kulit terasa terasa hangat. hangat.
i.
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai dengan gelisah dan menyadari gejala fisiologis.
j.
Defisiensi Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan tidak familier familier dengan informasi, informasi, kurang pajanan ditandai ditandai dengan dengan ketidakakurat ketidakakuratan an mengikuti mengikuti perintah. perintah.
k.
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lembab.
3. Rencana Asuhan Keperawatan (terlampir) 4. Evaluasi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
EVALUASI
Diare berhubungan dengan kontaminan kontaminan S ditandai
dengan
nyeri
: pasien tidak mengeluh mengeluh
nyeri
abdomen, abdomen berlebihan saat eliminasi dan
sedikitnya tiga kali buang air besar cair dorongan berkurang per hari, hari, ada dorongan. dorongan.
O : karakteristik karakteristik feses berbentuk berbentuk dan
tidak tidak cair, cair, tidak tidak terdapa terdapatt nanah/da nanah/darah, rah, berwarna berwarna kuning kecoklatan. kecoklatan. terapi hidras hidrasii dilanju dilanjutka tkan n sampai sampai A : terapi keadaan umum pasien baik. P : anjurkan pasien untuk menjaga pola
makan pasca kesembuhan. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan agen S : pasien pasien tidak mengeluh mengeluh nyeri dan cedera kimia ditandai dengan perubahan tidak mengeluh gangguan tidur.
selera makan, mengekspresikan perilaku, O : pasien tidak meringis, meringis, dan tidak perilaku berjaga-jaga berjaga-jaga atau melindungi melindungi memegangi daerah yang nyeri. area area nyer nyeri, i, mela melapo pork rkan an nyer nyerii seca secara ra A : verbal
terapi terapi farmako farmakolog logii dihentik dihentikan, an,
terapi nonfarmakologi dilanjutkan. ajarkan an kelu keluar arga ga pasie pasien n tera terapi pi P : ajark
Hiper iperte term rmia ia
berh berhub ubun unga gan n
nonfarmakologi. deng dengan an S : pasien tidak gelisah gelisah dan tidak
peningkatan peningkatan laju metabolism metabolism ditandai ditandai merasa demam. dengan peningkatan suhu tubuh di atas O : suhu suhu tubu tubuh h saat saat dika dikaji ji dala dalam m kisaran normal, kulit terasa hangat.
rentang normal. antipireti etik k dihentik dihentikan. an. Berikan Berikan A : antipir kompr omprees
terl terleb ebih ih
dahu dahulu lu,,
apab apabil ilaa
demam kembali muncul. P : eduka edukasi sikan kan pasie pasien n untuk untuk tidak tidak
mandi mandi atau atau kontak kontak dengan dengan air terlalu terlalu sering.
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Bulecheck. 2004. 2004. Nursing Intervention Classification. Classification. United States of America : Mosby. Guyton & Hall. 2006. Buku 2006. Buku Ajar Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran (terjemahan) (terjemahan).. Jakarta:EGC Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursin 2006. Nursing g Outcomes Outcomes Classification Classification.. United States of America : Mosby North American American Nursing Nursing Diagnosis Association Association (NANDA). 2010. Diagnos 2010. Diagnosis is Keperawatan 20092011. 2011. Jakarta : EGC. Nurmasari, Nurmasari, Mega. 2010. Pola Pemilihan Obat dan Outcome Terapi Gastroenteritis Gastroenteritis Akut (GEA) Pada Pasien Pediatri Pediatri di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta Januari - Juni Tahun 2008. 2008. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah. (Diakses 12 Desember 2011 : http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/ http://etd.eprints.ums.ac.id/7681/))
T55V Ratnawati, Ratnawati, Dwi. 2008. Asuhan Keperawatan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Gastroenterit Gastroenteritis is di Bangsal Anggrek RSUD Sukoharjo. Sukoharjo. Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Diakses 12 Desember 2011 : etd.eprints.ums.ac.id/2886/1/J200050055.pdf)
Wicaksono, Arridho D. 2011. Pemilihan Pemilihan Obat dan Outcome Outcome Terapi Gastroenterit Gastroenteritis is Akut Pada Pasien Pediatri Pediatri di Instalasi Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Soeradji Tirtonegoro Tirtonegoro Klaten Tahun 2009. 2009. Jawa Tengah. Universitas Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. (Diakses (Diakses 12 Desember 2011 : etd.eprints.ums.ac.id/12642/1/COVER%2B_BAB_1.pdf ). ).
Winarsih, Biyanti D. 2011. Efektiv 2011. Efektivitas itas Mutu Berbasis Praktek, Praktek, Intervensi Peningkat Intervensi Peningkatan an Multimodal Untuk Gastroenteritis Pada Anak . Jakarta. Jakarta. Universitas Universitas Indonesia. (Diakses 12 Desember Desember 2011 : www.fik.ui.ac.id/pkko/files/Tugas%20SIM%20UTS.pdf ). ).
Zein, Umar., Sagala, Khalid H., Ginting, Josia. 2004. Diare Akut Disebabkan Disebabkan Bakteri. Bakteri. Sumatra Utar Utara. a.
Unive niverrsit sitas
Suma Sumattra
Utar Utara. a.
.
(Diakses
12
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../penydalam-umar5.pdf ). ).
Desember
2011
: