CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi a) Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible (Mansjoer, 2000) b) Gaga Gagall ginj ginjal al kron kronis is atau atau peny penyaki akitt renal renal tahap tahap akhi akhirr (ESR (ESRD) D) meru merupa paka kan n
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal gagal untuk untuk memper mempertaha tahanka nkan n metabo metabolism lismee dan keseim keseimban bangan gan cairan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448) c) Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsional yang progresif dan irreversible
dimana dimana kemamp kemampuan uan tubuh tubuh gagal gagal untuk untuk mempert mempertaha ahanka nkan n metabo metabolism lismee dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia dan retensi urea serta sampah nitrogen lain dalam darah. (Smeltzer, 2002) d) Jadi dapat disimpulkan gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversible sehingga tubuh tubuh gagal gagal memper mempertaha tahanka nkan n metabo metabolism lismee dan keseim keseimban bangan gan cairan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia yang bisa mengarah kepada penyakit ginjal tahap akhir yang disebabkan oleh berbagai penyebab.
2.
Epidemiologi Indone Indonesia sia sendiri sendiri
belum belum memiliki memiliki sistem registri registri yang lengkap lengkap di bidang bidang
penyakit ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun. Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masal masalah ah kese keseha hata tan n masy masyara arakat kat di selur seluruh uh duni dunia. a. Di Amer Amerik ikaa Seri Serika katt (AS), (AS), ditemukan ditemukan meningkatny meningkatnyaa insiden insiden dan prevalensi prevalensi gagal ginjal kronik. kronik. Prevalensi Prevalensi dari dari penya penyakit kit ginjal ginjal kronik kronik secara secara umum umum didefin didefinisik isikan an sebaga sebagaii penya penyakit kit yang yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan dibandingkan penyakit penyakit 2 ginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan > 300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat. Di negara negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40 - 60 kasus perjuta penduduk per tahunnya. tahunnya. Selain itu mahalnya mahalnya tindakan tindakan hemodialisis hemodialisis 1
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
masih merupakan merupakan masalah masalah besar besar dan diluar diluar jangkau jangkauan an sistem kesehata kesehatan. n. Survei Survei Perh Perhim impu puna nan n Nefro Nefrolo logi gi Indo Indone nesia sia menu menunj njuk ukka kan, n, 12,5 12,5 perse persen n dari dari popu populas lasii mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis di rumah sakit dr karyadi semarang di C3L1 ditemukan bahwa khasus gagal ginjal kronik pada bulan januari 2009 sampai bulan mei 2010 sebanyak 235 kasus. ( Register C3L1 Rs Karyadi Semarang )
3.
Penyebab/faktor predisposisi a)
Peny Penyeb ebab ab CKD CKD anta antara ra lain lain:: glo glom merul erulon onef efri riti tis, s, infe infeks ksii kro kroni nis, s, peny penyak akit it
vaskuler vaskuler (nefrosklero (nefrosklerosis), sis), proses obstruksi (kalkuli), (kalkuli), penyakit penyakit kolagen kolagen (luris sutemi sutemik), k), agen agen nefrot nefrotik ik (amino (amino glikos glikosida ida), ), penya penyakit kit endokr endokrin in (diabe (diabetes) tes).. (Doenges, 1999; 626) b)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan
kelas, antara lain: •
Infeksi saluran kemih misalnya pielonefritis kronik.
•
Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis. •
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis.
•
Ganggu Gangguan an jaringa jaringan n penyam penyambun bung g misaln misalnya ya lupus lupus eritem eritemato atosus sus sistemi sistemik, k, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
•
Ganggu Gangguan an kongen kongenital ital dan heredi herediter ter misaln misalnya ya penya penyakit kit ginjal ginjal poliki polikistik stik,, asidosis tubulus ginjal.
•
Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
•
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale.
•
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibros fibrosis is netrop netroperit eritone oneal. al. Salura Saluran n kemih kemih bagian bagian bawah: bawah: hipert hipertrop ropii prostat prostat,, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
2
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
4.
Patofisioogi Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefronnefron nefron yang yang utuh utuh hipert hipertrof rofii dan mempro memproduk duksi si volum volumee filtras filtrasii yang yang mening meningkat kat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direab direabsorp sorpsi si beraki berakibat bat diuresi diuresiss osmoti osmotik k diserta disertaii poliur poliurii dan haus. haus. Selanj Selanjutn utnya ya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. sis a. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. (Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diek dieksk skres resik ikan an ke dalam dalam urin urin)) terti tertimb mbun un dala dalam m dara darah. h. Terja Terjadi di urem uremia ia dan dan mempengaru mempengaruhi hi setiap sistem tubuh. tubuh. Semakin Semakin banyak banyak timbunan timbunan produk produk sampah sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001: 1448) Pada Pada gaga gagall ginj ginjal al akut akut stad stadiu ium m 3 semua semua gejal gejalaa suda sudah h tampa tampak k jelas jelas dan dan penderita masuk ke dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari – hari sebagaimana mestinya. Gejala yang timbul seperti mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang dan akhirnya ginjal sudah tidak sanggup lagi mempertahankan homeostasis cair cairan an dan dan elek elektr trol olit it dalam dalam tubu tubuh h dan dan peng pengob obat atan anny nyaa deng dengan an diali dialisi siss atau atau penggantian ginjal. Pada stadium III ini 90% masa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrogen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguna.
5.
Klasifikasi 3
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
Sesu Sesuai ai deng dengan an test test krea kreati tini nin n klir kliren ens, s, maka maka Gaga Gagall ginj ginjal al kron kronik ik dapa dapatt di klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut: a)
Stadim I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar a ntar 50 % – 75 %). Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. b)
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat dapat melaku melakukan kan tugas tugas tugas tugas seperti seperti biasa biasa padaha padahall daya daya dan konsen konsentra trasi si ginjal menurun. Pada tahap ini lebih dari 50 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi konsentrasi BUN ini berbeda berbeda beda, tergantung tergantung dari kadar protein dalam diit. Pada Pada stadium stadium ini kadar kadar kreati kreatinin nin serum serum mulai mulai mening meningkat kat melebi melebihi hi kadar kadar normal. c)
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal sekitar 10-20%). Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari hari hari sebagai sebagaiman manaa mestiny mestinya.. a.. Pada Pada Stadiu Stadium m ini, ini, sekita sekitarr 90 % dari dari massa massa nefron telah hancur. hancur. Nilai GFR nya 10-20 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang. d)
Stadium IV
Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD), yang terjadi apabila GFR menurun menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus. Stadium dari CKD (Chronic Kidney Disease) tergantung pada nilai GFR (Glomerular Filtration Rate). Terdapat lima stadium CKD , fungsi ginjal normal pada stadium 1 dan mengalami penurunan fungsi pada stadium 2. Stadium KDOQI dari CKD terdiri dari :
4
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
Stage
GFR*
Description
Treatment stage
1
90+
Normal kidney function but urine urine findings or structural abnormalities or genetic trait point to kidney disease
Observation, control of blood pressure. More on management of Stages 1 and 2 CKD.. CKD
2
60-89
Mildly reduced kidney function, and other findings (as for stage 1) point to kidney disease
Observation, control of blood pressure and risk factors. More on management of Stages 1 and 2 CKD. CKD .
3A 3B
45-59 30-44
Mode Modera rate tely ly redu reduce ced d kid kidne ney y fun funct ctio ion n
Obse Observ rvat atio ion, n, cont contro roll of of blo blood od pressure and risk factors. More on management of Stage 3 CKD.. CKD
4
15-29
Severe erely reduced ced kidney function
Planning for for endsta stage ren renal failure. More on management of Stages 4 and 5 CKD. CKD .
5
<15 or on Very severe, or endstage kidney failure dialysis (sometimes call established renal failure)
Treatment choices. More on management of Stages 4 and 5 CKD.. CKD
* Nilai GFR dinormalisasi ke area permukaan rata-rata (ukuran) dari 1.73m2 6. Gejala klinis 1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini: lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, tersinggung, depresi b. Gejala yang lebih lanjut: anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. 2. Manifestasi Manifestasi klinik menurut menurut (Smeltzer, (Smeltzer, 2001: 1449) antara lain: hipertensi, hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldoste aldosteron ron), ), gagal gagal jantun jantung g kongest kongestif if dan udem udem pulmo pulmoner ner (akiba (akibatt cairan cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, toksik, pruritis, pruritis, anoreksia, anoreksia, mual, mual, muntah, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi). 3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a. Sistem kardiovaskuler 5
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
• Hipertensi • Pitting edema • Edema periorbital • Pembesaran vena leher • Friction sub pericardial b. Sistem Pulmoner • Krekel • Nafas dangkal • Sputum kental dan liat c. Sistem gastrointestinal • Anoreksia, mual dan muntah • Perdarahan saluran GI • Ulserasi dan pardarahan mulut • Nafas berbau amonia d. Sistem muskuloskeletal • Kram otot • Kehilangan kekuatan otot • Fraktur tulang e. Sistem Integumen • Warna kulit abu-abu mengkilat • Pruritis • Kulit kering bersisik • Ekimosis • Kuku tipis dan rapuh • Rambut tipis dan kasar f. Sistem Reproduksi • Amenore • Atrofi testis
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi 6
Konjungtiva anemis
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
-
Mata nistagmus, miosis, pu pupil asimetris
-
Kuli Kulitt tam tampak pak keri kering ng,, bersi ersisi sik k, mengk engkil ilat at,, ekim ekimo osis sis
-
Kuku tipis dan rapuh
-
Edema tungkai
-
Pembesaran vena ju jugularis
-
Edema periorbital
-
Nafas dangkal
b. Palpasi -
Pitting edema
-
Distensi vena jugularis
-
Kulit teraba kering dan bersisik
-
Kekuatan otot menurun
c. Auskultasi -
Krekels pada paru
-
Friction rub pericardial
-
Disritmia jantung
8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. Urin -
Warn Wa rna: a: seca secara ra abno abnorm rmal al warn warnaa urin urin keruh keruh kem kemun ungk gkin inan an dise diseba babk bkan an
oleh oleh pus, pus, bakteri bakteri,, lemak, lemak, fosfat, fosfat, atau atau urat urat sedimen sedimen.. Warna Warna urine urine kotor, kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin. -
Volu Volum me urine urine:: bias biasan any ya kuran kurang g dari dari 400 400 ml/ ml/24 24 jam jam bah bahka kan n tida tidak k ada ada
urine (anuria). -
Bera Beratt jeni jenis: s: kur kuran ang g dar darii 1,01 1,010 0 men menun unju jukk kkn n keru kerusak sakan an ginj ginjal al ber berat. at.
-
Osmo Osmolal lalit itas: as: kur kuran ang g dari dari 350 350 mOsm mOsm/k /kg g menu menunj njuk ukka kan n keru kerusak sakan an gin ginjal jal
tubular dan rasio urin : serum sering 1:1. -
Prot Protei ein: n: dera deraja jatt ting tinggi gi prot protei einu nuri riaa (3-4 (3-4+) +) secar secaraa kuat kuat menu menunj njuk ukkk kkan an
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada. -
Klir Kliren enss kre kreat atin inin in:: mun mungk gkin in agak agak menu enurun. run.
-
Natrium: lebih besar sar dari 40 mEq/L karena ginjal jal tidak mampu
mereabsorbsi natrium. 7
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
b. Darah - Ht : menurun karena karena adanya adanya anemia. Hb biasanya biasanya kurang dari 7-8 gr/dl. gr/dl. - BUN/ kreatinin: kreatinin: meningkat, meningkat, kadar kadar kreatinin 10 mg/dl mg/dl diduga tahap akhir. akhir. - SDM: menurun, menurun, defisiensi defisiensi eritropoetin eritropoetin.. - GDA: asidosis asidosis metabol metabolik, ik, pH kurang kurang dari dari 7,2. - Protein Protein (albumi (albumin) n) : menurun. menurun. - Natrium Natrium serum serum : rendah rendah.. - Kalium Kalium:: meni meningk ngkat. at. - Magnes Magnesium ium:: meningka meningkat. t. - Kalsiu Kalsium: m: menuru menurun. n. c. Osmola Osmolalita litass serum serum Lebih dari 285 mOsm/kg. d. Sistouretrog Sistouretrogram ram berkemih berkemih Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi. e. Pielog Pielograf rafii Intrav Intravena ena Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter. Pielografi retrograde dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversible. Arte Arteri riog ogra ram m
ginj ginjal al::
meng mengka kaji ji
sirk sirkul ulas asii
ginj ginjal al
dan dan
meng mengid iden enti tifi fika kasi si
ekstravaskular, massa. f. Ultraso Ultrasonog nografi rafi Ginjal Ginjal Untuk Untuk menent menentuka ukan n ukuran ukuran ginjal ginjal dan adany adanyaa masa, masa, kista, kista, obstru obstruksi ksi pada pada saluran perkemihan bagian atas. g. Endoskopi Endoskopi Ginjal, Ginjal, Nefroskopi Nefroskopi Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif. h.
Arteriog iogram ram Gi Ginjal jal Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, masa.
i.
Biopsi ginjal Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis.
8
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
j.
EKG Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel, dan tanda-tanda perikarditis. (Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)
9. Kriteri Kriteriaa Diagnos Diagnosis is Diag Diagno nosi siss
gaga gagall
ginj ginjal al kron kronik ik dapa dapatt dite ditega gakk kkan an melal elalui ui anam anamne nesi siss
dan dan
pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya gejala-gejala sistemik seperti gangguan pada sistem gastrointestinal, kulit, hematologi, saraf dan otot, endokrin, dan sistem sistem lainny lainnya. a. Pada Pada anamne anamnesis sis diperlu diperlukan kan data data tentan tentang g riway riwayat at penya penyakit kit pasien, juga data yang menunjukkan penurunan penurunan faal ginjal yang bertahap. Pendek Pendekata atan n diagno diagnosis sis gagal gagal ginjal ginjal kronik kronik (GGK) (GGK) mempun mempunya yaii sasaran sasaran sebaga sebagaii berikut: a. Memasti Memastikan kan adan adanya ya penur penuruna unan n faal faal ginjal ginjal (LFG) (LFG) b. Mengejar etiologi GGK yang mungkin mungkin dapat dikoreksi c. Mengidenti Mengidentifikasi fikasi semua semua faktor faktor pemburuk pemburuk faal faal ginjal ginjal (reversible (reversible factors) factors) d. Menent Menentuka ukan n strat strategi egi terapi terapi rasiona rasionall e. Mera Merama malk lkan an prog progno nosi siss Pend Pendek ekat atan an diag diagno nosi siss
menc mencap apai ai sasa sasara ran n
yang ang
diha dihara rapk pkan an bila bila dila dilaku kuka kan n
pemeriksaan yang terarah dan kronologis, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik fis ik diagno diagnosis sis dan pemerik pemeriksaan saan penunj penunjang ang diagno diagnosis sis rutin rutin dan khusus khusus (Sukan (Sukandar dar,, 2006).
10.
Theraphy/tindakan penanganan a. Dialisis (cuci darah) b. Obat-obatan Obat-obatan:: antihiperten antihipertensi, si, suplemen suplemen besi, agen pengikat fosfat, fosfat, suplemen suplemen kalsium, kalsium,
furosemid (membantu berkemih). c. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat. d. Transfusi darah e. Penanganan hiperkalemia f. Transplantasi ginjal g. Mempertahankan keseimbangan cairan 9
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
11. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain: •
Hiperkalemia
•
Perikarditis
•
Hipertensi
•
Anemia
•
Penyakit tulang (Smeltzer & Bare, 2001)
12. Prog Progno nosi siss Prognosis gagal ginjal kronis kurang baik, akibat terjadi komplikasi penyakit. Faktor Faktor progno prognosis sis yang yang mempen mempengar garuhi uhi melipu meliputi ti kompli komplikas kasii penya penyakit kit anemia anemia,, asidosis metabolik, hiperkalemia, tekanan darah yang cenderung tidak normal, edema, edema, edema edema paru, paru, fluktu fluktuasi asi berat berat badan, badan, dan penyak penyakit it dasar dasar batu batu ginjal, ginjal, glomerulonefretis, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit dasar yang lainnya. Fakt Fakto or
umur umur,,
jeni jeniss
kela kelam min
dan dan
frek frekue uens nsii
hemod emodia iali lisi siss
juga juga
perlu erlu
dipertimbangkan sebagai sebab kematian.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian •
Biodata
Pada Pada biodat biodataa dipero diperoleh leh data data tentan tentang g nama, nama, umur, umur, jenis jenis kelami kelamin, n, tempat tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan. •
Keluhan utama
Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gej ala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri pada ulu hati, tidak dapat makan, mual, muntah, lemas atau tidak? •
Keadaan Umum Melipu Meliputi ti kondisi kondisi seperti seperti tingka tingkatt ketega keteganga ngan/k n/kelel elelaha ahan, n, tingka tingkatt kesada kesadaran ran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
•
Tanda-tanda Vital Meliputi pemeriksaan:
10
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
1. Tekana Tekanan n darah: darah: pada pada GGK, GGK, tekana tekanan n darah darah biasany biasanyaa mening meningkat kat akibat akibat
retensi natrium ( TD >120/80 mmHg). 2. Pulse Pulse rate: rate: biasa biasany nyaa meni mening ngka katt jika jika ada ada awit awitan an nyeri nyeri yang diras dirasak akan an
(>100x/menit), namun bisa melemah jika terjadi kelainan kardiovaskuler (<60x/mnt) 3. Resp Respir irato atory ry rate rate:: bisa bisa meni mening ngkat kat (di (di atas atas 20x/ 20x/me meni nit) t) apab apabil ilaa terja terjadi di
komplikasi pada paru, seperti edema paru. 4. Suhu: biasanya normal (36-37,5°C), dapat terjadi peningkatan suhu yang
mengindikasikan terjadinya infeksi. •
Riwayat penyakit sekarang
Kaji apakah gejala terjadi terjadi pada pada waktu waktu kapan kapan saja, saja, sebelu sebelum m atau atau sesudah sesudah makan, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol? •
Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum? Kaji adakah riwayat operasi batu ginjal atau tidak sebelumnya atau pernah hemodialisa tidak? •
Riwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengalami riwayat DM, hipertensi, gagal ginjal dan apakah keluarga pasien ada yang pernah dirawat dirumah sakit atau tidak sebelumnya. •
Makan/minum
Gejal Gejala: a: penu penuru runa nan n freku frekuen ensi si urin urine, e, olig oligur uria ia,, anor anorek eksia sia,, nyeri nyeri ulu ulu hati hati,, mual/ mual/mu munt ntah ah,, rasa rasa metal metalik ik tak sedap sedap pada pada mulu mulutt (per (perna nafa fasan san amon amonia) ia) Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor turgor kulit/kelem kulit/kelembaban baban,, edema, edema, ulserasi, ulserasi, perdarahan perdarahan gusi/lidah, gusi/lidah, penurunan penurunan oto, penurunan lemak, subkutan, penampilan tidak bertenaga. •
Eliminasi
Gejala: Gejala: penuru penurunan nan frekuen frekuensi si urine, urine, oligur oliguria ia (gagal (gagal tahap tahap lanjut) lanjut),, abdom abdomen en kembung, diare/konstipasi Tanda : perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria dapat menjadi anuria. 11
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
•
Gerak/aktivitas/istirahat
Gejala: Gejala: kelelah kelelahan, an, kelema kelemahan han,, malaise malaise,, ganggu gangguan an tidur, tidur, sepert sepertii insom insomnia nia,, gelisah serta somnolen. Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan gerak •
Rasa nyaman
Gejala: Gejala: nyeri nyeri pinggu pinggul, l, sakit sakit kepala kepala,, kram kram otot/n otot/nye yeri ri kaki kaki (membu (memburuk ruk saat malam hari) Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah •
Bernafas
Gejala: nafas pendek, dispnea, noktural proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyak Tanda: Tanda: takipn takipnea, ea, dispne dispnea, a, pening peningkat katan an frekuen frekuensi/k si/keda edalam laman an (perna (pernafasa fasan n kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah, mudah encer (edema paru) •
Keamanan
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi Tanda: pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekiae, area ekimosis pada kulit, fraktur fraktur tulang tulang,, defisi defisitt fosfat, fosfat, kalsiu kalsium m (klasif (klasifika ikasi si metata metatasik sik)) pada pada kulit, kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi •
Interaksi sosial
Geja Gejala la:: kesu kesuli lita tan n mene menent ntuk ukan an kond kondis isii cont contoh oh tida tidak k mamp mampu u beke bekerj rja, a, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga. •
Pengetahuan/pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga, penyakit polikistik 2. Diagnosa keperawatan
-
Kele Kelebi biha han n
volu volum me
cair cairan an
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
melem elemah ahny nyaa
mekanisme pengaturan ginjal, ditandai dengan klien mengalami edema, terjadi peningkatan berat badan dengan cepat, distensi vena jugularis, oliguria. -
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekuatnya asupan akibat iritasi gastrointestinal ditandai dengan klien mengeluh mual muntah, penurunan BB >20%, kadar albumin serum < 3,4 g/dl, terjadi penurunan intake makanan, nafsu makan menurun, kelemahan. 12
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
-
Nausea berhubungan dengan gangguan biokimia (uremia), ditandai
dengan dengan klien mengeluh mengeluh mual muntah, terjadi penurunan penurunan nafsu makan, makan, terjadi peningkatan saliva, klien tidak dapat menghabiskan makanan sesuai porsi yang disediakan. -
Intole Intoleran ransi si aktivi aktivitas tas berhub berhubung ungan an dengan dengan penuru penurunan nan suplai suplai O 2 ke
jaringan, ditandai dengan terjadi kelelahan, kelemahan, peningkatan nadi dan tekanan darah saat beraktivitas.
-
Risiko Risiko kerusa kerusakan kan integr integrita itass kulit kulit berhu berhubun bungan gan dengan dengan perub perubaha ahan n
struktur kulit akibat substansi kimia (toksin uremik). 3. Rencana Asuhan Keperawatan
Terlampir 4. Evaluasi
Terlampir 5. Pend Pendid idik ikan an Keseh Kesehata atan: n: a.
Memb Member erik ikan an pen penje jela lasa san n men menge gena naii apa apa itu itu CKD CKD,, peny penyeb ebab ab,, tand tandaa dan dan
gejala, bahaya dan pencegahan yang dapat dilakukan. b.
Menjelaskan apa yang perlu dilakukan jika merasakan tanda dan gejala
dari penyakit itu. c.
Men Menjela jelask skan an dam dampak dari ari pemak emakai aian an obat obat-o -ob bat rem rematik atik,, anti antibi bio otika tika
tertentu, apabila terinfeksi segera diobati dan rutin control secara periodik ke dokter.
13
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta. Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, vol. 2, EGC : Jakarta. Price dan Wilson, Wilson, editor editor dr. Huriawati Hartano, dkk. 2006. Patofisiologi Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses Penyakit Edisi 6 Vol. Jakarta : EGC Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Hall and Guyton, (1997), Fisiologi Kedokteran, EGC: Jakarta. Noer Sjaifullah H. M, (1999), Ilmu Penyakit Penyakit Dalam, jilid II, FKUI, Jakarta. Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Volume I . Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Mansjoer, Arief. Dkk. 2001. Kapita 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. Jakarta: EGC McCloskey & Bulechek. 2004. Nursing Interventions Classification, Fourth Edition. USA: Mosby Elsevier
14
CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
201 2
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: Prima Medika Raya, Rheny. 2009. Asuhan Keperawatan GGK. http://reniurl.blogspot.com/2009/12/asuhankeperawatan-ggk.html.. [Akses: 14 Juli 2011] keperawatan-ggk.html Smellzer et all. 2000. Buku 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
15