LAPORAN POST - OPERATIF UJIAN BEDAH MINOR I
ODONTEKTOMI ODONTEKTOMI GIGI VITAL PADA PADA GIGI 38 DISERTAI IMPAKSI KELAS I POSISI B MESIOANGULAR MESIOANGULAR
Nama: drg.Irvan lubis
Pendahuluan
1.
Penger ngerttian ian Odont ontek ekto tom mi 1
Istilah odontektomi digunakan dalam tindakan operasi untuk mengeluarkan gigi impaksi (terpendam). Gigi impaksi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang. Odontektomi atau surgical extraction adalah metode pengambilan gigi dari soketnya setelah pembuatan flap dan mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi gigi tersebut (Fragiskos , 2007). Evolus Evolusii dengan dengan terjad terjadinya inya pengur penguranga angan n pada pada ukuran ukuran rahang rahang pada manusi manusiaa modern modern direfleksi direfleksikan kan dengan diet makanan yang relatif relatif lunak. Dengan terjadinya terjadinya pengurangan pengurangan dimensi dimensi rahang menyebabkan kurangnya ruangan pada lengkung rahang untuk molar 3 mandibula yang merupakan gigi yang paling sering mengalami impaksi pada seluruh gigi yang ada pada rahang manusia. Waktu erupsi molar 3 mandibula sering tidak dapat diprediksi dan sering berubah-ubah. (Dimitroulis, 1997) Gigi impaksi dapat didefinisik didefinisikan an juga sebagai suatu keadaan dimana gigi yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh gigi atau tulang sekitarnya baik secara keseluruhan atau sebagian. Impaksi diperkirakan secara klinis apabila gigi antagonisnya sudah erupsi dan hampir hampir bisa dipastikan apabila gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah erupsi. (Pedersen, 1996) Jika gigi molar tiga tidak erupsi seluruhnya dan terletak di bawah gingiva, molar tiga tersebut biasanya dibiarkan saja, tetapi bila sebagian melewati permukaan dapat menyebabkan infeksi yang dapat masuk ke gingiva (pericoronitis) dan juga molar tiga tersebut dapat rusak atau menyebabkan kerusakan pada gigi molar dua. Hal ini adalah salah satu alasan untuk mengambil gigi impaksi tersebut. Komplikasi yang lebih parah dapat berupa flegmon flegmon dasar mulut.
2.
Etiologi Terdapat beberapa faktor etiologi dari gigi impaksi yaitu:
1. Faktor Lokal
2
a.
Kuran Kurangny gnyaa ruan ruanga gan n untu untuk k erups erupsii norm normal al pada pada lin lingku gkung ngan an gig gigii
b.
Trauma pada benih gigi sehingga benih gigi terdorong lebih dalam lagi
c.
Posisi ektopik dari gigi
d.
Jara Jarak k beni benih h gig gigii ke ke temp tempat at erup erupsi si jauh jauh
e.
Infeksi pada benih gigi
f.
Adan Adanya ya gigi gigi berl berleb ebih ih yang yang erup erupsi si lebi lebih h dul dulu u
g.
Anky Ankyllosis osis gigi gigi pada pada tulan ulang g rah rahan ang g
h.
Persis Persisten tensi si gigi gigi sulu sulung ng yang yang menyeb menyebabka abkan n impaks impaksii gigi gigi tetap tetap di di bawa bawahnya hnya
i.
Mukos Mukosaa gin gingi giva va yang yang teba teball seh sehin ingg ggaa sul sulit it di temb tembus us oleh oleh gigi gigi
j.
Pergerakan erupsi tertahan karena posisi yang salah dan tekanan dari gigi samping
k.
Neopl Neoplas asma ma / tum tumor or yang yang men mengg gges eser er kedud keduduka ukan n ben benih ih gigi gigi
l.
Kist Kistaa denti dentige gero rous us yang yang berk berkem emba bang ng pada pada beni benih h gigi gigi yang yang masi masih h dala dalam m tahap tahap pembentukan sering kali mencegah gigi erupsi
2. Faktor Sistemik Menurut Bergee, faktor sistemik yang menyebabkan gigi impaksi dapat terbagi dalam 2 sebab : a. Sebab prenatal (herediter) Faktor Faktor keturu keturunan nan memega memegang ng perana peranan n penting penting.. Faktor Faktor keturu keturunan nan ini tidak tidak dapat dapat diketahui dengan pasti apakah tulang rahang terlalu kecil, gigi teralu besar atau benih gigi-gigi yang letaknya abnormal. b. Sebab postnatal 1. Kelainan kelenjar endokrin a. Hipopituitari mengakibatkan kelambatan erupsi b. Hipotiroid mengakibatkan kelambatan erupsi 2. Malnutrisi
3
Faktor ini sangat penting dalam pertumbuhan tubuh. tubuh. Bila terjadi defisiensi defisiensi maka pertumbuhan akan terganggu. Disamping faktor-faktor yang disebutkan diatas, stimulasi otot-otot pengunyahan yang kurang kurang juga dapat menyebabk menyebabkan an impaks impaksi. i.
Erupsi Erupsi gigi yang normal normal harus harus disertai disertai dengan dengan
pertumbuhan rahang yang normal. Untuk itu perlu adanya stimulasi otot-otot pengunyahan. (Dym, 2001)
3.
Diagnosa Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagnosa yang tepat pada impaksi adalah: 1. Pembua Pembuatan tan dental dental foto foto yang yang baik baik Hal ini sangat sangat membantu membantu kita dlam menentukan menentukan diagnosa yang tepat. tepat. Dari rontgen rontgen dapat terlihat :
2.
a.
Pos Posisi isi gigi gigi impa impaks ksii
b.
Jarak dari gigi impaksi ke tempat erupsi
c.
Rela Relasi si gig gigii impa impaks ksii denga dengan n gigi gigi tet tetan angga gga
d.
Ciri-c Ciri-cir irii kepada kepadatan tan tula tulang ng yang yang menge mengelil liling inginy inyaa
e.
Adany Adanyaa kis kista ta atau atau akar akar yang yang bengk bengkok ok
Pemeriksaan klinis secara periodik Dengan pemeriksaan ini kita dapat menduga lokasi dari gigi impaksi dalam tulang rahang. Misalnya dengan palpasi. Perhatikan pula kondisi lokal lokal maupun umum yang mengganggu erupsi gigi tersebut.
4.
Klasifikasi Klasi Klasifik fikasi asi gigi gigi impaks impaksii sangat sangat penting penting untuk untuk setiap setiap operat operator or yang akan melakuk melakukan an
operasi operasi pengambilan pengambilan gigi impaksi impaksi (odontektomi). (odontektomi). Dengan demikian demikian dapat ditentukan ditentukan rencana rencana 4
teknik teknik operas operasi, i, kesuli kesulitan tan-ke -kesul sulita itan n apa yang yang akan akan dihada dihadapi pi dan alat alat yang diperg diperguna unakan. kan. Fragiskos, 2007) Klasifikasi menurut Pell Gregory 1. Relasi M3 rahang bawah terhadap ramus mandibula dan rahang bawah Kela Kelass I
: Ada Ada cukup cukup ruan ruangan gan ant antar araa ramus ramus dan dan bat batas as dis dista tall mola molarr dua dua untu untuk k leba lebarr mesi mesio o distal molar tiga.
Kela Kelass II
: Ruanga Ruangan n antar antaraa dista distall molar molar dua dua dan ramu ramuss lebih lebih keci kecill dari dari pada pada lebar lebar mesi mesio o distal molar tiga.
Kelas III
: Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam ramus.
Gambar 1. Relasi M3 rahang bawah terhadap ramus mandibula dan rahang bawah
2. Posisi M3 rahang bawah di dalam tulang rahang Posisi Posisi A:
Bagian Bagian terting tertinggi gi dari pada pada gigi terpen terpendam dam terlet terletak ak setinggi setinggi atau atau lebih lebih tinggi tinggi dari pada dataran oklusal gigi yang normal.
Posisi Posisi B:
Bagian Bagian tertin tertinggi ggi dari dari pada gigi gigi berada berada di bawah bawah dataran dataran oklusal oklusal tapi tapi lebih lebih tinggi tinggi dari pada serviks molar dua (gigi tetangga).
Posis Posisii C:
Bagi Bagian an tert tertin ingg ggii dari dari pada gigi terpen terpenda dam, m, bera berada da di bawa bawah h gari gariss serv servik ikss gigi gigi molar dua.
5
Gambar 2. Posisi M3 rahang bawah di dalam tulang rahang
Klasifikasi menurut Archer dan Kruger Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan dengan poros panjang M2 rahang bawah Kelas 1
: Mesioangular
Kelas 2
: Distoangular
Kelas 3
: Vertikal
Kelas 4
: Horizontal
Kelas 5
: Bukoangular
Kelas 6
: Linguoangular
Kelas 7
: Inverted
6
Gambar 3. Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan dengan poros panjang M2 rahang bawah
5.
Indi Indika kasi si dan dan Kon Kontr tra aindi indika kasi si Sebelum melakukan pembedahan terlebih dahulu harus mengetahui indikasi dan kontra
indikasi dari pengambilan molar tiga impaksi rahang bawah. Indikasinya adalah: 1. Infeksi Infeksi karena karena erupsi erupsi yang terlam terlambat bat dan abnorma abnormall (perikoron (perikoronitis itis)) 2. Berkembangnya Berkembangnya folikel folikel menjadi menjadi keadaan keadaan patologis patologis (kist (kistaa odontogenik odontogenik dan neoplasm neoplasma) a) 3. Usia muda, muda, sesudah sesudah akar gigi terbent terbentuk uk sepertiga sepertiga sampai sampai dua pertiga pertiga bagian dan sebelum sebelum pasien mencapai usia 18 tahun 4. Adan Adanya ya infek nfeksi si 5. Penyimpangan Penyimpangan panjang panjang lengkung lengkung rahang rahang dan untuk untuk membantu membantu mempertah mempertahankan ankan stabili stabilitas tas hasil perawatan ortodonsi 6. Proste Prostetik tik atau restorat restoratif if (diperlu (diperlukan kan untuk mencapai mencapai jalan masuk ke tepi tepi gingiv gingivaa distal distal dari molar dua didekatnya)
7
7. Apab Apabil ilaa mola molarr kedu keduaa dide dideka katn tnya ya dica dicabu butt dan dan kemu kemung ngki kina nan n erup erupsi si norm normal al atau atau berfungsinya molar ketiga impaksi sangat kecil 8. Sebelum Sebelum tulang sangat sangat termine termineralis ralisasi asi dan padat padat yaitu yaitu sebelum usia usia 26 tahun tahun
Kontraindikasinya adalah: 1. Pasien Pasien tida tidak k menghen menghendaki daki gigi giginya nya dicabu dicabutt 2. Sebel Sebelum um panj panjang ang akar akar menc mencapa apaii seper seperti tiga ga atau atau dua pertig pertigaa dan dan apab apabil ilaa tula tulang ng yang yang menutupinya terlalu banyak (pencabutan prematur) 3. Jika Jika kemung kemungkin kinan an besar besar akan terjad terjadii kerusa kerusakan kan pada strukt struktur ur penting penting diseki disekitar tarnya nya atau kerusakan tulang pendukung yang luas 4. Apabil Apabilaa kemamp kemampuan uan pasien pasien untuk untuk menghad menghadapi api tindakan tindakan pembedaha pembedahan n tergang terganggu gu oleh oleh kondisi fisik atau mental tertentu (Pedersen, 1996)
6.
Prosedur Pembedahan Secara garis besar meliputi : pembukaan flap, membuang jaringan tulang, pengeluaran
gigi, penaganan luka beserta penjahitan penjahitan dan pemberian instruksi dan obat-obatan. Pembukaan flap Berbagai macam desain flap untuk molar rahang bawah adalah seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
8
Gambar 4. Desain flap untuk molar tiga tiga rahang bawah a. Insisi dengan pembebasan ke distal; b. Pembukaan terbatas diperoleh dengan pembebasan insisi ke distal; c. Envelope flap; d. Pembukaan dengan envelope flap masi masih h memb member erik ikan an pemb pembuk ukaan aan yang yang terb terbat atas as;; e. Perlu Perluas asan an flap flap ke bukal bukal;; f. Pemb Pembuka ukaan an yang yang lebi lebih h besa besarr diper diperol oleh eh deng dengan an perl perlua uasa san n flap flap ke buka bukal; l; g. Triangular flap; h. pembukaan yang lebih baik diperoleh dari triangular flap tanpa harus melibatkan margin gingiva dari gigi yang bersebelahan Syarat-syarat flep: 1.
Harus membuka daerah operasi yang jelas.
2.
Insisi terletak pada jaringan yang sehat.
3.
Mempunyai da dasar at atau ba basis cu cukup le lebar se sehingga pe pengaliran da darah ke ke fl flep cukup baik.
Membuang jaringan tulang Apabil Apabilaa diperl diperluka ukan n dapat dapat dilaku dilakukan kan pengam pengambil bilan an jaring jaringan an tulang tulang yang mengha menghalan langi gi pengambilan M3. Pengambilan dapat dilakukan dengan menggunakan bor. Banyaknya tulang yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan
9
Gambar 5. A. Tulang yang menutupi menutupi permukaan permukaan oklusal oklusal dibuka dibuka dengan menggunakan bor fisur; B. Tulang pada bukodistal dari gigi impaksi dibuka dengan bor Mengeluarkan gigi impaksi a.
Intoto: gigi di keluarkan secara utuh Setela Setelah h tulang tulang mengel mengelili ilingi ngi gigi gigi terseb tersebut ut kita kita ambil ambil secukup secukupnya nya maka maka kita kita harus harus mempuny mempunyai ai cukup cukup ruangan ruangan untuk untuk dapat dapat meleta meletakkan kkan elevat elevator or di bawah bawah korona korona.. Dengan Dengan meletakkan elevator dibawah korona, kita membuat gerakan yang mengungkit gigi tersebut. Kalau gigi ini tidak bergerak dengan tekanan yang sedikit, sedikit, maka kita harus mencari bagian tulang mana yang masih menghalangi. Kita tidak boleh mencongkel gigi dengan tenaga besar tetapi berusaha mengerakkan dengan tekanan minimal. Jika tulang yang diambil telah cukup tetapi gigi belum mau keluar, maka mungkin masih ada tulang atau akar gigi yang menghalagi. Bila mahkota gigi yang terpendam masih belum bisa digerakkan dan terletak di bawah mahkota molar dua sedang gigi tersebut akan kita ambil dengan cara intoto, maka tulang distal molar tiga kita ambil lebih banyak sehingga molar tiga dapat kita congkel ke arah distal. Cara atau teknik kerja tergantung pada posisi gigi, keadaan gigi dan jaringan sekitar
Posisi gigi molar 3
10
Gigi molar 3 dielevasi dengan menggunakan bein
Insisi dan refleksi flep
Soket bersih dari debris Pembuangan tulang dibagian distal molar 3
Penjahitan
Gambar 6. Pengambilan gigi secara intoto (Dunitz, 1999)
b. Separasi: gigi dibelah dulu baru di keluar kan. Pada metode ini kita sedikit membuang tulang tetapi gigi yang impaksi diambil dengan cara membelah-belahnya (diambil sebagian-sebagian). Dalam keadaan ini kita tidak perlu banyak membuang tulang bagiam distal molar tiga tersebut dan gigi diambil sepotong-sepotong dengan elevator kemudian dikeluarkan dengan tang sisa akar. Perlu diingat, jangan memaksa karena dapat menyebabkan fraktur tulang rahang atau fraktur molar dua. Gambar 7. Pengambilan separasi (Fragiskos, 2007)
11
Posisi klinis dari gigi impaksi
Insisi dan refleksi flep
Pembuangan tulang dibagian distal molar 3
Mahkota gigi dibur
12
Gigi diseparasi dengan bein
Gigi diungkit dengan bein. Segmen distal diambil terlebih dulu, dilanjutkan dengan segmen mesial
Soket dibersihkan
Penjahitan
13
Penanganan luka
Setelah gigi dikeluarkan dilakukan penghalusan tulang alveolar dan pencucian luka dengan menggunakan larutan normal saline. saline. Setelah itu luka ditutup dengan penjahitan. Pemberian instruksi, analgetik dan antibiotik.
Komplikasi Pada saat pengambilan M3 dapat terjadi komplikasi berupa: 1. Perdar Perdaraha ahan n karena karena pembul pembuluh uh darah darah terbu terbuka ka 2. Kerusa Kerusakan kan pada pada gigi gigi M2 M2 karena karena trau trauma ma alat alat 3. Rasa sa sakit 4. Parest Parestesi esi pada pada lida lidah h dan dan bibir bibir Dalam literatur literatur dikatakan bahwa 96 % pasien dengan trauma pada n. alveolaris alveolaris inferior inferior dan 87 % pasien dengan trauma pada n. ligualis akan sembuh secara spontan ( Dym & Ogle, 2001)
Gambar 8. Nervus alveolaris inferior dan nervus lingualis 5. Trismu Trismuss karen karenaa irit iritasi asi syaraf syaraf 6. Infe Infeks ksi/ i/pe pera rada dang ngan an 7. Biasanya Biasanya disertai disertai dengan dengan pembengkakan, pembengkakan, dapat dapat ditanggula ditanggulangi ngi dengan membuka membuka jahitan jahitan,, irigasi dengan larutan antiseptik dan diberi antibiotik 8. Frak Fraktu turr man mandi dibu bula la 9. Dry so socket 10. Emfisema : pembengkakan yang timbul karena terjebaknya terjebaknya udara di dalam jaringan lunak akibat penggunaan bor high bor high speed .
14
Daftar Pustaka 1. Frag Fragis isko koss D. Fragi Fragisk skos os.. Oral Surgery. Surgery. Greece: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2007 2007.. 2. Dimi Dimitr trou oullis.. s.. A Synopsis of Minor Oral Surgery. Surgery. Brit Britis ish: h: Reed Reed Educ Educat atio ional nal and Professional Publishing Ltd. 1997 3. Pede Pederrsen, sen, G.W G.W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut . Edisi 1. Philadelphia: W.B. Saunders Co. 1996 4. Dunitz, M. M. Atlas of Minor Oral Surgery. Surgery. 2nd Edition. United Kingdom: Thieme. 1999 5. Dym, Dym, H. and and Ogl Ogle, e, O.E. O.E. Minor Oral Surgery. Surgery. W. B. Saunders Company. 2001
15
LAPORAN P OST OPERATIF OPERAT IF ODONTEKTOMI ODONTEK TOMI ( PASIEN PAS IEN UJIAN UJIA N BM I )
No.rekam medis
: 55948
Nama
: Ifan Setia Fauzi
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 22 tahun 4 bulan (
Tanggal Lahir
: 22 Februari 1990
Golongan darah
:B
Pekerjaan
: Pelajar / Mahasiswa
Alamat Pasien
Alamat domisili
: Perum Pesona Merapi Kav B7
Kecamatan
: Depok
Kabupaten
: Sleman
Propinsi
: D.I Yogyakarta
No. Hp
: 081918191180
Alamat asal
: Jl.Koda Perung Rt 002 / 010 Motong Utan
I. Pemeriksaan Subjektif:
Anamnesis
16
a. Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan gigi paling belakang kiri tumbuh miring dan sebagian terpendam. Setiap kali makan gusi yang y ang tumbuh menutup gigi selalu tergigit menyebabkan pembengkakan dan terasa sakit. b. Riwayat Perjalanan Penyakit: Pasien sudah beberapa kali mengalami peradangan dan pembengkakan akibat tergigitnya gusi yang menutupi gigi terpendam tersebut. c. Riwayat Kesehatan Oral: Terlihat pembengkakan daerag gusi yang menutup gigi yang meluas ke pipi sebelah dalam. Lidah, gusi, langit-langit, jaringan keras, dan oklusi tampak normal. d. Riwayat Kesehatan Keluarga: - Ay a h
: sehat, t.a.k
- Ibu
: sehat, t.a.k
- Saudara
: sehat, t.a.k
e. Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial : Pasien seorang mahasiswa. f. Riwayat Kesehatan umum: Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan menjalani rawat jalan karena sesuatu penyakit, serta menyangkal riwayat penyakit sistemik dan juga tidak ada riwayat alergi obat. II. Pemeriksaan objektif
a. Vital Vital sign sign : - Tekana Tekanan n darah darah : 120/80 120/80 mmHg mmHg - Nadi
: 74x/menit
17
- Respirasi
: 20x/menit
- Suhu tubuh
: afebris
b. Esktra oral: - Wajah
: Simetris
- Pembengkakan
: (-)
- Perubahan warna kulit
: (-)
- Conjuntiva
: normal
- Kelenjar ludah
: normal
- Kelenjar limfatika
submandibula : tidak teraba, ti tidak sa sakit Submentale
: tidak teraba, tidak sakit
Cerv ervicale
: tidak tera eraba, tidak sakit
18
Intra oral
: - Mukosa pipi : t.a.k - Palatum - Lidah
: t.a.k : t.a.k
- Dasar mulut : t.a.k - Gingiva
: t.a.k
- Rahang atas : t.a.k - Karang gigi : (-) - Gigi 38 : - Inspeksi : Tampak mahkota gigi bagian distal tumbuh sebagian - Palpasi : (-) - Perkusi : (-) - Gigi 36 : - Inspeksi Inspeksi : edentulous edentulous - Palpasi (-) - Perkusi (+) - Oral hygiene : sedang c. Kesan Kesan Umum Umum Kesehat Kesehatan an Penderi Penderita ta : Baik Baik dan Kooper Kooperati atif f
d. Peme Pemeri riks ksaa aan n pen penunj unjan ang: g: Radiologi: Interpretasi Ro periapikal Terdapat elemen gigi 38 dengan keadaan terpendam ( impaksi ) yang tumbuh miring ke mesial (mesioangular), puncak tertinggi 38 berada diantara dataran oklusal dan permukaan service-enamel junction elemen gigi 37.
19
III. Diagnosis : 38 : Impaksi kelas I posisi B mesioangular
20
21
IV. Plan
- Odontektomi gigi 38 V. Persetujuan Tindakan Medis
Sebelu Sebelum m di lakuka lakukan n tindak tindakan an medis, medis, pasien pasien diberi diberikan kan penjel penjelasa asan n tentan tentang g kelaia kelaian n giginya dan tindakan perlakuan yang akan dilakukan yaitu pengambilan gigi 38 dengan tehnik odontektomi. odontektomi. Apabila Apabila pasien setuju setuju akan tindakan tindakan medis yang akan dilakukan dilakukan maka pasien menandatangani lembar persetujuan tindakan medis. VI. Tindakan
a. Pemeri Pemeriksa ksaan an Vital Vital Sign Sign : Tensi Tensi
: 120/80 120/80 mmHg mmHg
Respirasi
: 20x/menit
Nadi
: 74x/menit
Temperatur
: Afebris
a. Durant Durantee : Jalann Jalannya ya Operas Operasii Odonte Odontekto ktomi mi gigi gigi 38 Tekhnik Operasi:
-
Persiapan ruangan operasi
- Persiapan alat dan operator -
Persiapan pasien
-
Anestesi
-
Insi Insisi si untu untuk k pem pembu buat atan an flap flap
-
Pembuangan tulang
-
Pengamb ambilan gigi
-
Pembersihan Luka
-
Penu Penutu tupa pan n luk lukaa (su (sutu turi ring ng))
-
Inst Instru ruks ksii pasc pascaa oper operas asii
-
Per Perawat awatan an pas pasca ca ope operrasi asi 22
(1) Persiapan Persiapan Ruangan Ruangan Operasi Ruangan operasi dipersiapkan dipersiapkan dan dipastikan dipastikan semua alat dapat berfungsi berfungsi dengan baik dan steril.
2) Persia Persiapan pan Alat Alat dan dan Operato Operator r Menggunakan Menggunakan alat-alat alat-alat yang telah disterilk disterilkan an yaitu : kaca mulut, mulut, pinset, sonde, ekskav ekskavato ator, r, mata mata bur, bur, scalpe scalpel, l, blade blade (no.15 (no.15 atau atau 11), 11), needle needle holder holder,, surgic surgical al forceps, bone file, suture scissors (gunting benang), retractor pipi, elevator dan tang cabut molar atau radik bawah. Operator harus melakukan prosedur desinfektan yaitu mencuci dan membrush tangan dengan sabun antiseptik, setelah itu memakai sarung tangan dan baju operasi dan cup kepala juga masker untuk menghindari menghindari infeksi silang 1, 2 dan 3)
Gambar 1 & 2. Alat, baju dan perlengkapan yang steril sebelum operasi.
23
(Gambar
Gambar 2. Cara Mencuci dan memakai sarung tangan sebelum operasi.
Gambar 3. Instrumen untuk pencabutan gigi dengan pembedahan minor
3) Per Persiap siapan an pasi pasien en Pasien Pasien dipers dipersiap iapkan kan dengan dengan menena menenangka ngkan n pasien pasien,, memasa memasang ng celeme celemek k dan menghap menghapus us rongga rongga mulut mulut pasien pasien dengan dengan antis antisept eptik ik berupa berupa povidon povidon iodine iodine sebelum dilakukan tindakan anestesi dan pembedahan.
(4) Anestesi Pertama dilakukan infiltrasi anestesi untuk melihat apakah pasien alergi dengan bahan anestesi yang disuntikkan berupa Lidocaine Comp (Lidocaine HCL 20mg/ml, Adrenalin 0,0125mg/ml), jika tidak ada reaksi alergi dilakukan anestesi lokal yaitu Anestesi Blok untuk rahang bawah bagian kiri berupa Mandibular anestesi.
(5) Membuat Membuat insisi insisi untuk pembuatan pembuatan flap flap
24
a. Tipe flap yang akan dibuat adalah adalah flap triangular triangular dimana insisi insisi dibuat dari dari 1/3 mesial Molar dua kiri (gigi 37) sampai ke ramus, insisi insisi horizontal mengikuti tepi marginal . b. Dari 1/3 mesial Molar dua kiri tersebut kemudian dibuat insisi semi vertikal sebelah bukal Molar dua kiri sampai ke forniks Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang maka muko-perios flap dibuka dengan raspatorium dan kemudian ditahan dengan penarik pipi. Setelah flap dibuka maka kelihatan tulang dan telah terlihat giginya sebagian, maka dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi gigi tersebut.
Gambar 4. Tipe Flap Triangular
(6) Pengamb Pengambila ilan n tulang tulang
25
Gigi 38 yang terpendam sebagian permukaannya permukaannya dilapisi tulang, maka dilakukan dilakukan pembuangan tulang dengan menggunakan bor low speed dengan mata bur dan fisure fisure yang tajam. tajam. Ketika membuang membuang tulang tulang dengan bur low speed harus harus kita irigasi untuk mengurangi panas yang timbul supaya tidak terjadi nekrose tulang dan memb member ersi sihka hkan n serp serpih ihan an tula tulang ng beka bekass pembor pemboran an.. Penga Pengamb mbil ilan an tula tulang ng dilakukan pada permukaan tulang sebelah bukal yang menutupi gigi mengarah kedistal sampai gigi bebas dari tulang dan akses untuk pengambilan gigi cukup. Set Setelah elah
peng pengam ambi billan
tulan ulang g
cuku cukup p
dil dilakuk akukan an,,
maka maka
kita kita
coba coba
unt untuk
menggerakkan gigi dengan elevator. (7) Pengambilan gigi dilakukan dengan cara separasi ( split ) gigi 38 tersebut tersebut menjadi 2 bagian pada bifurkasi. Bur dimulai dari bifurkasi yang diarahkan ke oklusal dan diperkirakan tidak sampai ke sebelah lingual.
26
Gambar 5. Prosedur pengambilan gigi dan elemen gigi 38
(8)
Pembersihan luka
Setelah gigi dikeluarkan maka soket atau ruangan bekas pencabutan dibersihkan dari sisa – sisa tulang bekas pemboran , folikel harus diambil karena dapat menyebabkan kista residual. Tepi tulang yang tajam harus dihaluskan dengan bor atau bone file. Setelah Setelah itu rongga tersebut tersebut harus kita bersihkan bersihkan dengan semprotan semprotan atau irigasi dengan povidone iodine supaya pecahan partikel –partikel tulang dapat keluar dan ini dihisap dengan suction.
(9) (9)
Lalu Lalu dil dilak akuk ukan an penu penutu tupa pan n luka luka deng dengan an sut sutur urin ing, g, ron rongg ggaa bekas bekas pen penca cabut butan an dan dan bekas bekas insi insisi si bukal bukal harus harus ditu ditutu tup p rapat rapat agar agar sisa sisa-s -sis isaa maka makana nan n tida tidak k masu masuk k dan pros proses es penyembuhan lukanya baik. Dilakukan suturing dari bagian jaringan yang bergerak ke jaringan yang tidak bergerak dengan simple interrupted lalu ditahan dengan tampon yang kecil.
(10)
Instruksi pasca operasi
27
Pasien diberi nasehat membiarkan tampon 15 menit sampai ½ jam, jangan makan dan minum yang panas, kumur-kumur kumur-kumur yang kuat atau sering meludah, harus istirahat istirahat yang cuku cukup, p, tamp tampon on harus harus dibu dibuang ang sete setela lah h 15 meni menitt atau atau ½ jam, jam, bila bila masi masih h terj terjad adii perdarahan, tampon harus diganti dengan tangan yang bersih dan bila berdarah terus menerus harus segera kembali kerumah sakit. Setelah 24 jam pasien dapat berkumurkumur dengan obat kumur atau air garam hangat. Makan yang lunak dan bergizi. Harus kembali kontrol 5-7 hari untuk dilakukan pembukaan jahitan. (11)
Perawatan Pasca Operasi Pasien Pasien diberi diberikan kan resep resep obat obat berupa berupa Antibi Antibioti otik, k, Analget Analgetik, ik, Anti Anti inflam inflamasi asi,, dan obat obat kumur dalam hal ini saya beri Amoxicillin 500mg 3x1 dan kalium diklofenak 50 mg 3x1. Kontak person bila terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
VII. Kontrol 1 hari ke 7
S:
Pasien tidak ada keluhan dari operasi kemarin, obat analgesik masih ada, obat antibiotik habis. 2 hari setelah setelah operasi operasi terdapat terdapat pembengkakan pembengkakan sedikit, sedikit, tapi saat ini sudah sembuh. sembuh. Luka bekas operasi belum menutup sempurna. Jahitan terlepas 1 jahitan yang di sebeelah distal.
O:
EO :
d.b.n
IO :
inspeksi
: terdapat jahitan 4 simpul, Ginggiva : normal, Debris : (+)
Palpasi
: sakit (-), pembengkakan (-)
A:
Proses penyembuhan luka
P:
Irigas gasi Na NaCl da dan ang angk kat ja jahitan
28
29