Alat dan Bahan Odontektomi
Alat yang digunakan(Pedersen, 1996): 1. Alat dasar dasar kedokteran kedokteran gigi gigi : kaca mulut, mulut, sonde, sonde, eskavator eskavator,, pinset pinset kedokteran kedokteran gigi. gigi. 2. Alat Alat anaste anastesi si : dispo disposib sible le syrin syringe ge 2, ml ml !. Alat Alat pembua pembuata tan n "lap "lap : #andl #andlee dan scal scalpel pel,, rasp raspar arat ator oriu ium m (Per (Perio iost stea eall elev elevat ator or), ), pins pinset et anatomis. $. Alat Alat untuk untuk membuang membuang %aring %aringan an peng#am peng#ambat bat :contr :contraa #ig# speed, speed, diamon diamond d bur gigi gigi bentuk bentuk long s#ank bur, diamond bur tulang bentuk ulir, c#isel dan #ammer. . Alat pengungkit pengungkit : bein lurus (besar (besar dan kecil), kecil), bein bein bengkok bengkok dan dan cryer cryer 6. Alat pencabuta pencabutan n : tang ma#kota ma#kota gigi molar molar ra#ang ra#ang ba&a#, ba&a#, tang sisa sisa akar ra#ang ra#ang ba&a# dan dan tang trismus. '. Alat pen%a#it pen%a#itan an :needle #older, #older, needle needle cutting cutting edge, gunting gunting dan pinset pinset cirrurgi cirrurgiss . Alat Alat lain : eirbe eirbeken, ken, c#eek c#eek retrakt retraktor or,, knable knable tang, tang, &ater &ater syringe, syringe, tempa tempatt alko#ol alko#ol,, kain penutup &a%a#, lap dada, bone "ile, kuret, ku ret, duck clamp, petridis#, suction, cotton roll, deppen glass dan arteri clamp. *a#an yang digunakan (Pedersen, 1996): *etadi *etadine ne antise antisepti ptik, k, pe#acai pe#acain, n, vaseli vaselin, n, alko#ol alko#ol '+, '+, laruta larutan n P-, auades auadestt steril steril,, adrenal adrenalin, in, benang non absorbable (silk), cotton pellet dan tampon. Prosedur Tindakan Odontektomi
Prinsip dan langka#/langka# untuk meng#ilangkan gigi impaksi sama dengan surgical e0traction lain. Ada teknik dasar (Pedersen, 1996): 1. endap endapatka atkan n e0posur e0posuree yang yang cukup cukup ke area area gigi gigi impaks impaksii ini berarti pengangkatan "lap "lap %aring %aringan an lunak lunak #arus #arus member memberika ikan n dimens dimensii yang yang cukup cukup bagi operat operator or untuk untuk melakukan pembeda#an yang perlu. 2. end endap apat atkan kan akses akses yang yang dipe diperl rluk ukan an untu untuk k pembua pembuang ngan an tula tulang ng agar agar gigi gigi terl terli# i#at at untuk dilakukan pemotongan atau pengangkatan. !. embel embela#m a#memb embagi agi gigi dengan dengan bur atau c#isel c#isel (pisau (pisau beda#) beda#) agar ekstraks ekstraksii gigi gigi dapat dilakukan tanpa pembuangan tulang berlebi#an. $. engangkat engangkat potongan potongan gigi dari dari prosesu prosesuss alveolar alveolar dengan dengan elevato elevator. r. . Pember Pembersi# si#an an dengan dengan irigasi irigasi dan pember pembersi si#an #an mekanis mekanis dengan dengan kurettase kurettase dan ditutup ditutup dengan simple dengan simple interrupted suture. suture.
eskipun pendekatan beda#nya mirip dengan ekstraksi dengan beda# gigi lainnya, namun perlu per#atian k#usus karena pengangkatan gigi memerlukan pembuangan tulang, kadang memerlukan pembelahan gigi, dan karena tulang yang dibuang relative keras maka alat dan teknik melakukannya harus sangat baik. 3igi sebenarnya bisa diangkat tanpa dilakukan pembela#an namun #arus dengan membuang se%umla# besar tulang. 4al ini akan memperlama penyembu#an dan melema#kan ra#ang. amun pemotongan gigi men%adi banyak bagian %uga tidak terlalu baik karena akan memperlama &aktu operasi. 5adi buangla# tulang dan potongla# gigi sesuai dengan kebutu#an untuk menyingkat &aktu beda# dan proses penyembu#an. (Pedersen, 1996) ebelum melakukan suatu tindakan pembeda#an pada gigi impaksi, perlu dilakukan beberapa #al untuk meng#indari komplikasi seminimal mungkin. 7indakan yang perlu dilakukan sebelum pembeda#an : 1) Pemeriksaan keadaan umum penderita, dengan anamnesa dan pemeriksaan klinis. (Peterson, 2++2) 2) Pemeriksaan penun%ang dengan "oto rontgen, se#ingga dapat mengevaluasi dan mengeta#ui kepadatan dari tulang yang mengelilingi gigi, sebaiknya didasarkan pada pertimbangan usia penderita, #ubungan atau kontak dengan gigi molar kedua, #ubungan antara akar gigi impaksi dengan kanalis mandibula, dan mor"ologi akar gigi impaksi, serta keadaan %aringan yang menutupi gigi impaksi, apaka# terletak pada %aringan lunak sa%a atau terpendam didalam tulang. (Peterson, 2++2) !) enentukan ta#apan perencanaan pembeda#an yang meliputi perencanaan bentuk, besarnya dan tipe "lap, menentukan cara mengeluarkan gigi impaksi, perkiraan banyaknya tulang akan dibuang untuk mendapatkan ruang yang cukup untuk mengeluarkan gigi impaksi, perencanaan penggunaan instrumen yang tepat, menentukan ara# yang tepat untuk pengungkitan gigi dan menyebabkan trauma yang seminimal mungkin (Arc#er, 19'8 Peterson, 2++2) ragiskos (2++') mengemukakan ba#&a ta#apan odontektomi baik pada akar tunggal maupun akar multiple adala# sama. 7a#apan tersebut meliputi : a. Pembuatan lap b. Pengurangan tulang dan pemaparan tulang c. kstraksi gigi atau akar gigi dengan elevator atau tang.
d. uturing dan pera&atan post operasi. lap dibuat untuk mendapatkan %alan masuk ke struktur tulang atau gigi (Pedersen, 1996). 7ipe "lap menurut ragiskos (2++') antara lain : a. Trapezoid / ;ibentuk dengan membuat insisi #ori
melintang pada mukosa bukal (Peterson, 2++2) / ;asar "lap yang lebi# lebar sangat dibutu#kan untuk suplai dara# yang baik dan adekuat / lap tipe ini dibutu#kan untuk prosedur operati" yang luas
b.Triangular / ;ibentuk dengan membuat insisi bentuk = dan insisi #ori
(Peterson, 2++2) / ;iindikasikan untuk pengambilan u%ung akar, kista kecil dan apikoektomi
c. Envelope
/ lap tipe ini adala# #asil perluasan insisi #ori
d.Semilunar / >nsisi "lap berbentuk kurva (Peterson, 2++2) / emberikan "asilitas %alan masuk ke apical / elindungi terkoyaknya tepi gingival
e.Pedikel
/lap pedikel dibuat baik dibukal, lingual atau palatal /;igunakan untuk migrasi atau transposisi untuk memperbaiki suatu cacat (conto# : "istula oroantral atau nasoalveolar). f.Flap insisi dan !
/ ;ibuat pada midline palatum
Pengambilan Tulang Diatas Gigi Impaksi. etela# so"t tissue diangkat, surgeon #arus menentukan bagian tulang mana yang akan diambil. Pada beberapa kasus, gigi bisa langsung dipotong dengan c#isel tanpa #arus dilakukan pengambilan tulang. Pengamilan tulang dilakukan dengan menggunakan drill . Alat yang biasa digunakan #andpiece &it# adeuate speed, #ig# torue, round bur no., dan tela# disterilkan dengan steam autoclave.
7ulang yang diatas
permukaan oklusal, bukal, dan distal dibuang lebi# dulu . 5arang dilakukan pada bagian lingual karena memba#ayakan lingual nerve. ?ntuk gigi maksila, tulang yang pertama diambil bagian bukal keba&a# sampai servikal line dan terli#at ma#kota klinisnya. @arena tulang di maksila tipis, pengambilan tulang bisa dengan c#isel atau #and instrumen. (Pedersen, 1996) Pemotongan Gigi. ;ilakukan dengan bur atau c#isel. *ur %angan digunakan untuk memotong dalam ara# lingual. >mpaksi gigi maksila %arang dilakukan pemotongan gigi, karena lapisan tulang biasanya tipis dan relative elastis. ecara umum impaksi gigi dimanapun berada, pemotongan biasanya dilakukan pada servikal line. 4al ini akan memuda#kan pengambilan bagian ma#kota, mendorong bagian akar ke ruang yang ditempati bagian ma#kota, kemudian mengangkat bagian akar. Pada kasus mesioangular yang cenderung sulit, pemotongan dilakukan pada bagian distal setenga# ma#kota gigi sampai ke ba&a# cervical line dari aspek distal. etela# bagian distal diangkat, small straig#t elevator disisipkan ke purc#ase point pada mesial aspek !, dan gigi diangkat dengan gerakan rotasi dan lever dengan elevator. Pada kasus horizontal impaksi setela# tulang yang diinginkan diambil, gigi dipotong tepat di servikal line, kemudian pengangkatan bagian gigi sama dengan pengambilan gigi secara umum. Pada kasus vertical impaksi gigi dipotong men%adi bagian mesial dan distal. (Pedersen, 1996) Pengambilan Potongan Gigi dengan Elevator. etela# tulang dibersi#kan dan gigi dipotong, langka# selan%utnya adala# mengangkat potongan gigi dengan dental elevator. Pada mandibula elevator yang biasa digunakan adala# straig#t elevator, t#e paired ryer elevator, dan rane pick. Perbedaan pengambilan gigi impaksi dengan ekstraksi biasa adala# pada pengambilan gigi impaksi #ampir tidak diperlukan luksasi gigi untuk tu%uan ekspansi bucal or linguocortical plate. @arena tulang tela# dibuang dan gigi tela# dipotong. Pemberian tekanan yang eksesive mala# akan memba#ayakan gigi 2 sebela#nya dan keseluru#an mandibula. levator didesain bukan untuk memberikan tekanan berlebi# pada gigi akan tetapi untuk mencungkil gigi atau akar gigi keara# yang diinginkan dengan tekanan yang sesuai. (Pedersen, 1996)
Debridement of
ound and ound !losure. etela# gigi impaksi diangkat, langka#
berikutnya adala# pembersi#an &ound (soket) dari semua debris yang mungkin ada dari peca#an tulang dan lainnya. Pembersi#an dengan irigasi salin sterile dan pembersi#an mekanis dengan periapikal kuretase. 7ulang #asil kuretase #arus #alus dan pinggirannya tidak ta%am. ebua# mosuito #emostat dapat digunakan untuk mengambil sisa dental "olikel. Penutupan insisi adala# penutupan yang dilakukan pertama kali. 5ika disain "lap baik dan tidak traumati
uturing adala# memasukkan benang ke dalam "lap mukoperiosteal dengan tu%uan mereposisi %aringan lunak ke tempat semula sebelum dilakukan operasi (Bray dkk., 2++!). 7ipe suturing utama yang digunakan dalam beda# mulut antara lain : 1) interrupted, 2) continuous dan !) mattress sutures (ragiskos, 2++'). "#$nterrupted suture
/erupakan tipe yang paling seder#ana dan paling sering digunakan. / 5arum masuk se%au# 2/! mm dari tepi "lap dan keluar dengan %arak yang sama dari tepi yang berla&anan. %#&ontinuous suture
/*iasanya ditu%ukan untuk luka permukaan yang pan%ang (conto# : untuk reconturing alveolar ridge CA dan C*. / ontinuous suture terdiri dari dua macam, yaitu : D
ontinuous simple suture
D
ontinuous locking suture
'#(attress sutures suture
7erdiri dari dua tipe : 4ori
Pen%a#itan a&al dibuat melalui attac# tissue perlekatan %aringan pada aspek posterior dari 2, %a#itan tamba#an dilakukan ke belakang dari posisi tersebut dan kedepan melalui papila pada sisi mesial dari 2. *iasanya !/$ %a#itan diperlukan untuk menutup "lap beda#. (Pedersen, 1996) A. Tindakan sesudah pencabutan gigi
esuda# gigi impaksi ber#asil dikeluarkan dengan baik, sisa/sisa "olikel dibersi#kan seluru#nya. @egagalan untuk melakukan #al ini bisa mengakibatkan penyembu#an yang lama atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. etela# "olikel dibersi#kan, alveolus diirigasi dengan saline dan diperiksa dengan teliti. Pada ra#ang atas terutama per#atikan adanya kemungkinan per"orasi sinus. Fang penting berkenaan dengan pembeda#an impaksi gigi ba&a# adala# kondisi bundle neurovascular alveolari in"erior yang sering terli#at pada kedalaman alveolus. emua potongan gigi atau serpi#an tulang %uga serpi#an periosteum dan mukosa #arus di#ilangkan. 7epi/tepi tulang di#aluskan dengan bur dan kikir tulang. Pen%a#itan dilakukan terutama untuk menstabilkan %aringan ter#adap prosesus alveolaris dan ter#adap e"ek distobukal 2 di dekatnya. oto sinar G segera sesuda# operasi dibuat untuk kasus/kasus yang sulit di mana ada kemungkinan ter%adi "raktir menadibula cedera struktur sekitarnya (permukaan akar). @emudian diletakkan tampon di atas bekas operasi dan pasien dian%urkan untuk tetap menggigitnya paling tidak 1/ 1H %am. (Peterson, 2++2) $nstruksi pasca)bedah
7ekankan perlunya minum analgesic sebelum rasa sakit timbul, seperti %uga aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan. Puncak rasa sakit sesuda# pembeda#an impaksi adala# selama kembalinya sensasi daera# operasi sedangkan pembengkakan maksimal biasanya ter%adinya 2$ %am pasca/pencabutan. (Peterson, 2++2)
Tindak lan*ut
ontrol di%ad&alkan pada &aktu melepas %a#ita, baisanya #ari keempat kelima sesua# operasi. Pada kun%ungan ini daera# yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu mengenai penutupan mukosa dan keberadaan beku dara#. Fang #ampir selalu ter%adi adala# kebersi#an mulut yang %elek karena penyikatan gigi masi# sakit. 7ekankan
an%uran untuk menggunakan larutan kumur secara e"ekti", sedangkan penggunaan alat pulsasi air sebaiknya ditunda karena dik#a&atirkan dapat melukai atau melepas bekuan dara#. (Peterson, 2++2)
B. &ontoh kasus prosedur odontektomi akar terpendam
+AFTA, P-STAA
ragiskos, ragiskos ;. . "ral #urgery. e& Fork : pringer/Eerlag *erlin 4eidelberg, 2++'. Pedersen, 3ordon B. 1996. $uku %&ar Praktis $edah 'ulut . 5akarta : 3. Peterson =.5.,2++!.!ontemporary "ral 'a(illofacial #urgery.$ osby
t#
d.t.=ouis:
Peterson. 2++$. Principle of "ral and 'a(illofacial #urgery. =ondon : * ;ecker >nc. Cia&an, =ucky. 2++'. 'ateri )uliah $edah Dento %lveolar . ?niversitas Pad%ad%aran *andung
Penatalaksanaan Impaksi Gigi Molar Tiga Rahang Bawah
1. Anastesi
Persyaratan pertama untuk keberhasilan pembedahan gigi impaksi adalah pasien yang relaks dan anestesi lokal yang efektif atau pasien yang teranestesi dengan selamat. Pemberian sedatif oral tertentu pada sore hari sebelum dan 1 jam sebelum pembedahan merupakan teknik yang bisa
diterima. Sering kali anestesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk pembedahan impaksi.
2. Desain Flap
Ada pendapat bahwa persyaratan kedua untuk pembedahan impaksi adalah ap yang didesain dengan baik dan ukurannya cukup. Flap mandibula yang paling
sering
digunakan
adalah envelope tanpa
insisi
tambahan!
direeksikan dari leher "1 dan "2 tetapi dengan perluasan distal kearah lateral atau bukal kedalam region "# $trigonum retromolare%. Aspek lingual mandibula dihindari untuk mencegah cedera pada n.lingualis. &alan masuk menuju "# impaksi yang dalam $le'el (% pada kedua lengkung rahang sering diperoleh dengan insisi serong tambahan ke anterior.
#. Pengambilan )ulang
Pengambilan tulang mandibula terutama dilakukan dengan bur dan dibantu dengan irigasi larutan saline. )ekik yang biasa dilakukan adalah membuat parit sepanjang bukal dan distal mahkota dengan maksud melindungi crista obli*ue e+terna namun tetap bisa mendapatkan jalan masuk yang cukup kepermukaan akar yang akan dipotong.
,. Pengambilan -igi
-igi bawah yang impaksi biasanya dipotongpotong. /epadatan dan sifat tulang mandibula menjadikan pemotongan terencana pada kebanyakan gigi
impaksi menjadi sangat penting apabila ingin diperoleh arah pengeluaran yang tidak terhalang. )indakan ini harus dilakukan dengan hatihati untuk menghindari fraktur
dinding al'eolar lingual atau tertembusnya bagian
tersebut dengan bur karena ada kemungkinan terjadi cedera n.lingualis.
Dasar pemikiran dari pemotongan adalah menciptakan ruang yang bisa digunakan untuk mengungkit atau mengeluarkan segmen mahkota atau sisa akar.
0erbagai cara pemotongan berdasarkan arah impaksi
1%
mpaksi "esioangular
3ntuk pemotongan bagian distal mahkota atau separh bagian distal gigi bawah yang impaksi mesioangular! sesudah pembuatan parit disekitar gigi! bur 4sur diletakkan pada garis ser'ikal dan dengan gerakan seperti menggergaji atau menyikat! gigi dipotong ke aksial dari 25# atau 6 menembus dari lingual ke bukal. 7le'ator lurus yang kecil digunakan untuk menyelesaikan pemisahan bagianbagian gigi! mematahkan bagian distal mahkota atau memecah gigi menjadi dua daerah bifurkasi. Sesudah mahkota bagian distal dikeluarkan! sisa gigi impaksi didorong kearah celah yang terbentuk sebelumnya dengan menggunakan ele'ator (rane Pick 8,1 yang diinsersikan pada bagian mesiobukal atau pada tempat yang sama dengan
pengeluaran bagian distal. -aya ini melepaskan gigi dari linggir distal gigi sebelahnya.
2%
mpaksi Distoangular
Pemotongan
standar
untuk
impaksi
distoangular
adalah
mengambil
sebanyak mungkin bagian akar atau mahkota gigi sebelah distal. Pada teknik ini yang sangat penting adalah mempertahankan bagian mesial mahkota atau akar! karena bagian tersebut menjadi pegangan untu pergeseran ke distal dari sisa potongan gigi. &ika segmen ini hilang! pengambilan hanya bisa dilakukan dengan membuat jalan masuk bukal yang besar dengan eksisi tulang tambahan.
#%
mpaksi 9ori:ontal
;encana
pemotongan
untuk
impaksi
hori:ontal
tergantung
pada
pengambilan awal mahkota dan diikuti pergeseranakar baiksatu persatu atau langsung seluruhnya ke arah ruang yang terbentuk dari pengambilan mahkota.
0iasanya mahkota lebih baik diambil dengan dua tahap. Pemotongan pertama adalah melintang pada garis ser'ikal! sedangkan tahap kedua $ aksial atau longitudinal% adalah sejajar sumbu panjang gigi. 0elahan mahkota
lingual
dipatahkan
dan
diungkit
kearah
lingual
dengan
menggunakan ele'ator! sedangkan sisa mahkota yang tertinggal digeser kearah ruangyang ada dan dikeluarkan. Akar superior terdedah dan dibuat titik kaian pada permukaa superior. 7le'ator diinsersikan dan kemudian ditarik ke anterior $mesial%. 9al ini cenderung menggeser akar kea rah anterior kea rah ruang yang sebelumnya ditempati oleh mahkota. Apabila akar tidak bisa bergerak sebagai satu unit! maka akar superior dipisahkan dari yang inferior! dan kemudian akan dikeluarkan satu per satu.
,%
mpaksi "elintang
Pemotongan pada gigi impaksi melintang mengikuti cara yang mirip dengan yang dilakukan pada impaksi hori:ontal. Sekali lagi kuncinya adalah mahkota dikeluarkan dahulu. Pada keadaan ini! mahkota dipisahkan! kemudian dipatahkan dengan ele'ator dan diungkit ke lingual seluruhnya. )itik kaitan dibuat pada akar superior dan tekanan kearah lingual diaplikasikan untuk mengeser akar kedalam ruang yang tadinya ditempati mahkota.
<%
mpaksi =ertical
Pencabutan gigi impaksi 'ertical ! khususnya apabila terletak di tempat yang sangat dalam! biasanya diperlancar dengan pengeluaran mahkota dahulu. ni dikerjakan dengan membuka garis ser'ikal dan dengan menggunakan bur untuk
memoton
melalui
duapertiga
atau
tigaperempat
mahkota
ke
bukal5lingual! diikuti dengan mematahkan mahkota menggunakan ele'ator. )itik kaitan dibuat disebelah bukal akar! kemudian dikeluarkan ke arah superior dengan menggunakan ele'ator (rane Pick 8,1. &ika sulit digeser! akan dipisahkan pada bifurkasinya dan dicabut satu per satu.
<. )indakan Pasca Pencabutan
Sesudah gigi impaksi berhasil dikeluarkan dengan baik! sisasisa folikel dibersihkan
seluruhnya.
/egagalan
untuk
melakukan
hal
ini
bisa
mengakbatkan penyembuhan yang lama atau perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel dibersihkan! al'eolus diirigasi dengan saline dan diperiksa dengan teliti.
>ang penting berkenaan dengan pembedahan impaksi gigi bawah adalah kondisi bundel neuro'ascular al'eolaris inferior yang sering terlihat pada kedalaman al'eolus. Semua pemotongan gigi atau serpihan tulang juga serpihan periosteum dan mukosa harus dihilangkan. )epitepi tulang harus dihaluskan dengan bur dan kikir tulang. Penjahitan dilakukan terutama unutk
menstabilkan jaringan terhadap prosesus al'elaris dan terhadap aspek distobukal "2 didekatnya. Foto sinar? segera sesudah operasi dibuat untuk kasuskasus yang sulit dimana ada kemungkinan terjadi fraktur5 cedera struktur sekitarnya $permukaan akar%. /eudian diletakkan tampon diatas bekas operasi dan pasien dianjurkan untuk tetap mengigitnya paling tidak 1 1 @ jam.
. nstruksi Pasca 0edah
)ekankan perlunya meminum analgesic sebelum rasa sakit timbul! seperti juga aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan. Puncak rasa sakit sesudah pembedahan impaksi adalah selama kembalinya sensasi daerah operasi sedangkan pembengkakan maksimal biasanya terjadi 2, jam pasca pencabutan.
/ontrol
dijadwalkan
pada
waktu
melepas
jahitan!
biasanya
hari
keempat5kelima sesudah operasi. Pada kunjungan ini daerah yang dioperasi diperiksa dengan teliti yaitu mengenai penutupan mukosa dan keberadaan beku darah.