LAPORAN NUTRISI DAN PAKAN TERNAK “PRAKTIKUM PEMELIHARAAN SAPI POTONG”
Oleh :
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar B!a"a#$
Kebutuhan sapi potong di Indonesia, dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk dan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan
masyarakat
mengakibatkan
permintaan
konsumen
terhadap
komoditas hasil ternak khususnya daging dari tahun ke tahun cendrung meningkat pula, Sementara ketersediaan sapi lokal siap potong belum mencukupi kebutuhan pasar. Oleh karena itu pemerintah harus menutupi kekurangan tersebut dengan mengimpor sapi dari luar. Tentu peluang usaha yang besar ini sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan oleh para peternak. Salah satu usaha peningkatan pengadaan daging sapi dalam jumlah maupun kualitasnya adalah dengan usaha sapi kereman. Sapi kereman (Dry ot !attening" adalah sapi jantan yang dipelihara dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi makan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk menaikkan berat badan dan kesehatan sapi yang maksimal. #saha penggemukan sapi potong merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat peternakan yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dimasa depan. Sistem penggemukan sapi potong dilihat dari segi pemberian pakan dengan $ (tiga" cara yaitu% &enggemukan Dry ot !atterning (Intensif", &asture !atterning ('kstensif", dan sistem penggemukan campuran (Semi Intensif". Dengan adanya penggemukan sapi potong tersebut maka diharapkan dapat
meningkatkan produksi daging persatuan ekor, dan menanggulangi penurunan populasi ternak sapi akibat pemotongan betina produktif. Sapi ali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng ( Bibos banteng " yang mempunyai potensi cukup baik untuk ternak penggemukan. &eternak menyukai sapi ali mengingat beberapa keunggulan karakteristiknya antara lain % mempunyai feritiliast tinggi, lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik, cepat beradaptasi apabila dihadapkan dengan lingkungan baru, cepat berkembang biak, bereaksi positif terhadp perlakuan pemberian pakan, kandungan lemak karkas rendah, keempukan daging tidak kalah dengan daging impor. 1.2.
T%&%a# 'a# Ma#(aat
Tujuan umum dilaksanakannya praktikum pemeliharaan sapi potong adalah untuk memberikan tambahan keterampilan pada mahasis)a tentang tatalaksana pemeliharaan sapi potong yang menyangkut perkandangan dan pakan. Tujuan khusus dilaksanakannya praktikum ini adalah meningkatkan pemahaman mahasis)a tentang sistem pemeliharaan yang baik guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan ternak yang efisien. *anfaat yang akan dihasilkan pada praktikum pemeliharaan sapi potong adalah berupa laporan akhir praktikum yang mendeskripsikan kegiatan yang dilaksanakan selama praktikum serta perhitungan tingkat konsumsi bahan kering ransum ternak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sa)* Ba!*
Sapi ali merupakan salah satu jenis sapi asli Indonesia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. +sal usul Sapi ali ini adalah banteng (os Sondaicus" yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi selama bertahun tahun. &roses domestikasi yang cukup lama diduga sebagai penyebab Sapi ali lebih kecil dibandingkan dengan banteng. Sapi ali jantan dan betina dilahirkan dengan )arna bulu merah bata dengan garis hitam sepanjang punggung yang disebut garis belut. Setelah de)asa, )arna sapi jantan berubah menjadi kehitam hitaman, sedangkan )arna sapi betina relatif tetap. Sapi ali tidak berpunuk, keempat kaki dan bagian pantatnya ber)arna putih (+bidin, -/". &enyebaran Sapi ali meliputi daerah ali, 0T, 0TT, Sula)esi Selatan, dan ampung. Keaslian sapi domestik ini dipertahankan secara murni di ali. Di Sula)esi dan pulaupulau lain, Sapi ali banyak disilangkan dengan Sapi Ongole (Sar)ono dan +rianto, -1". Sapi ali paling diminati oleh petani kecil di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan. Sapi ini memiliki tingkat kesuburan tinggi, tipe pekerja yang baik, efisien dalam memanfaatkan sumber pakan, persentase karkas tinggi, daging rendah lemak dan daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi (Soeprapto dan +bidin -2". Sapi ali memiliki bentuk relatif persegi dan simetris. entuk tubuh semakin besar ke arah depan (bentuk corang"
menunjukkan kesamaannya dengan banteng liar nenek moyangnya. 3arna dasar coklat keemasan kecuali pada sapi jantan yang akan berubah )arna menjadi hitam kecoklatan dengan semakin meningkat usia ternak tersebut (Talib, --". 2.2. R%+)%t Ga&a,
4umput 5ajah merupakan jenis rumput yang sering dibudidayakan sebagai pakan untuk ternak. erat yang dimiliki oleh rumput gajah lebih rendah daripada rumput raja. Intensitas pemotongan yang umum dilakukan untuk rumput gajah yaitu ruas ketiga dari pangkal batang. Inter6al pemotongan pada umumnya / hari sekali pada musim hujan dan 2 hari sekali pada musim kemarau (4ukmana, -7". &ertumbuhan tanaman rumput. 8ara pengembangbiakan utama tanaman rumput adalah dengan 6egetatif, transisi, dan reproduktif. !ase 6egetatif, batang sebagian besar terdiri atas helaian daun. eher helaian daun tetap terletak di dasar batang, tidak terjadi pemanjangan selubung daun atau perkembangan kulmus, sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis, meristem apikal secara gradual berubah dari tunas 6egetatif menjadi tunas bunga. 9al ini disebut induksi pembungaan. !ase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase transisi helaian daun mulai memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. !ase reproduktif (pembuangan" dimulai dengan perubahan ujung batang dari kondisi 6egetatif ke tunas bunga (Soetrisno et al., -:". 2.-. R%+)%t M%!at
4umput ini disebut juga rumput ;*ulato; yang merupakan persilangan antara rumput rachiaria ru
*arandu (4osseau dkk., -7". Total produksi bahan kering hijauan dari $ kali panen adalah =-,/ t>ha. Selain itu petani juga suka karena untuk potongangkut tidak membuat tangan dan badan gatalgatal. 9al yang perlu diperhatikan untuk tumbuh dan berkembangnya lebih baik rumput *ulato ini adalah masalah drainase. &ada lahan yang drainasenya buruk, rumput *ulato tidak dapat tumbuh dengan baik karena drainase yang buruk mengakibatkan buruknya pula kondisi aerasi tanah. 9al lain adalah pada daerah yang bercurah hujan tinggi sangat dimungkinkan rumput *ulato terserang oleh 4hi
Sistem pemeliharaan ternak sapi dibagi menjadi tiga, yaitu intensif, ekstensif, dan mi?ed farming system (sistem pertanian campuran". &emeliharaan
secara intensif dibagi menjadi dua, yaitu (a" sapi di kandangkan secara terusmenerus dan (b" sapi di kandangkan pada saat malam hari, kemudian siang hari digembalakan atau disebut semi intensif. &emeliharaan ternak secara intensif adalah sistem pemeliharaan ternak sapi dengan cara dikandangkan secara terusmenerus dengan sistem pemberian pakan secara cut and curry. Sistem ini dilakukan karena lahan untuk pemeliharaan secara ekstensif sudah mulai berkurang. Keuntungan sistem ini adalah penggunaan bahan pakan hasil ikutan dari beberapa industri lebih intensif dibanding dengan sistem ekstensif. Kelemahan terletak pada modal yang dipergunakan lebih tinggi, masalah penyakit dan limbah peternakan (Susilorini, Sa)itri, *uharlien, -@". #ntuk mendapatkan bibit sapi ali yang baik sebaiknya dipelihara secara semi intensif disertai dengan pemberian pakan yang optimal sesuai dengan kebutuhan fisiologik ternak, yaitu dengan jalan memberikan pakan tambahan berupa konsentrat dan tidak hanya mengandalkan rumput lapang sebagai pakan basal (andini, -$". aju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana bobot badan a)al fase penggemukan berhubungan dengan bobot badan de)asa. &ola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. &ertumbuhan dapat dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan, yaitu dengan penimbangan berulangulang dan dibuat dalam pertambahan bobot badan harian, mingguan atau per satuan )aktu lain (Tillman, dkk -:". *enurut Siregar (-:" bah)a pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan puberitas, namun setelah usia puberitas hingga usia de)asa, laju pertumbuhan
mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia de)asa sampai pertumbuhan sapi berhenti. Sejak sapi dilahirkan sampai dengan usia puberitas (sekitar umur =-=7 bulan" merupakan fase hidup sapi yang laju pertumbuhannya sangat cepat. 2.3. K#4%+4* Pa"a#
Konsumsi ransum merupakan salah satu ukuran untuk menentukan efisiensi teknis usaha peternakan pada umumnya. !adillah (-/" mendefinisikan konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah ransum yang tersisa pada pemberian pakan saat itu. *enurut Kartasudjana (--" dalam Da)ahir (-:" bah)a salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk fisik ransum. Ditambahkan Sar)ono dan +rianto (-1" kemampuan sapi mengkonsumsi ransum sangat terbatas. Keterbatasan itu dipengaruhi oleh faktor ternak, keadaan pakan, dan faktor luar, seperti suhu dan kelembapan udara. &akan adalah kebutuhan mutlak yang harus selalu diperhatikan dalam kelangsungan hidup pemeliharaan ternak, apalagi pada ternak ruminansia yang memerlukan sumber hijauan yang proporsinya lebih besar. &emberian pakan dengan cara dibatasi adalah yang cukup baik, tetapi kuantitas dan kualitasnya harus diperhitungkan agar mencukupi kebutuhan ternak. &erlu dilakukan penyusunan ransum yang didasarkan kepada kelas, jenis kelamin, keadaan fisiologis dan prestasi produksi ternak bersangkutan (Setiadi, -2". &akan tersebut digunakan untuk kebutuhan harian hidup pokok untuk menjalani hidup, untuk produksi dan untuk bereproduksi. Sapi membutuhkan pakan berupa hijauan =A dari berat badan dan pakan tambahan berupa konsentrat =-A dari berat
badan
berupa
dedak
halus,
bungkil
kelapa,
gaplek
atau
ampas
tahu
(Tabrany,-/". Kemampuan ternak ruminansia dalam mengkonsumsi pakan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor ternak itu sendiri, faktor pakan yang diberikan dan faktor lainnya. !aktor ternak meliputi bobot badan, status fisiologik, potensi genetik, tingkat produksi dan kesehatan ternak. !aktor pakan meliputi bentuk dan sifat pakan, komposisi
III.MATERI DAN METODOLOGI
-.1. 5a"t% 'a# T+)at
&raktikum &emeliharaan Sapi &otong dilaksanakan pada hari jumCat, tanggal -- +pril -=2, yang bertempat di aboratorium 0utrisi dan *akanan Ternak, urusan &eternakan, !akultas &eternakan #ni6ersitas 9alu Oleo, Kendari. -.2. Matr* -.-. A!at 'a# Ba,a#
+lat yang digunakan dalam praktikum pemeliharaan sapi potong ini dapat dilihat pada Tabel =. Ta! 1. +lat beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum 0o = $ / 7
0ama alat Sekop Sapu idi Selang +ir Sikat Timbangan
Kegunaan #ntuk mengangkat kotoran sapi #ntuk menyapu kotoran sapi #ntuk memandikan sapi #ntuk mengikat kotoran sapi #ntuk menimbang berat badan sapi
ahan yang digunakan dalam praktikum pemeliharaan sapi potong ini dapat dilihat pada Tabel -. Ta! 2. ahan beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum 0o = -
ahan pengamatan Ternak Sapi 9ijauan
-./. Mt' -.3. Mt' Pra"t*"%+
Kegunaan Sebagai bahan yang diamati Sebagai bahan pakan ternak sapi
+dapun langkahlangkah atau metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut % =. &embagian kelompok praktikum a. Setiap kelas dibagi menjadi 7 kelompok. b. Setiap kelompok akan bertanggung ja)ab terhadap kebersihan dan pemeliharaan ternak yang telah ditentukan. c. Setiap kelas melaksanakan praktikim selama = hari. -. &embersihan sapi dan kandang a. &embersihan dimulai pukul 2. sampai selesai. b. &embersihan (memandikan" dilakukan dengan menyiram seluruh bagian tubuh sapi sambil sesekali disikat untuk memebersihkan sisa kotoran yang melekat pada seluruh bagian tubuh sapi. c. &embersihan kandang dilakukan dengan mnggunakan alatalat yang tersedia seperti sekop, garpu, sapu lidi, selang air, dll. d. Tempat pakan dan minum dibersihkan terlebih
dahulu
untuk
memebersihkan sisasisa pakan dan air minum yang masih ada. e. Kotoran sapi disalurkan ke tempat penampungan kotoran
untuk
memudahkan penanganan limbah ternak selanjutnya. f. *enyiram lantai kandang dengan air untuk membersihkan sisasisa kototran yanag masih melekat agar kebersihan kandang dapat optimal. $. &emberian pakan dan air minum a. &akan diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul :. dan pada sore hari pukul =2.. b. &akan yang diberikan berupa hijauan segar. c. Sebelum diberikan pada ternak, pakan terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah pakan yang diberikan. d. &akan segar ditimbang sebanyak =A dari berat badan ternak. e. umlah pakan yang diberikan selanjutnya dicatat untuk perhitungan konsumsi pakan ternak. f. +ir minum diberikan secara ad libitum. /. &engukuran konsumsi pakan
a. Setiap kelompok mengambil sampel pakan yang diberikan dan sampel pakan sisa, kemudian dikeringkan dalam o6en pada suhu 7E8 untuk perhitungan konsumsi bahan kering. b. *engumpulkan dan menimbang pakan yang tersisa ditempat pakan untuk mengetahui jumlah sisa pakan. c. Konsumsi bahan kering pakan dihitung dengan mengukur jumlah K pakan yang diberikan dikurangi jumlah K pakan yang tersisa selama -/ jam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN /.1.
Ha4*!
Data praktikum pemeliharaan Sapi ali ( Bos Sondaicus ) dapat dilihat pada Tabel $ diba)ah ini% (kg" 0o
&akan
a)al
+khir
&9 (kg"
&akan (kg" &emberian
Sisa
ahan Kering &akan &emberian(A"
Sisa(A "
Konsumsi(kg"
=
4umput 5ajah
-7@
-2/
,$7
-7,7
7,
-
-
/@,-
-
4umput *ulato
-$/
-$:
,-:
-$,7
/
$-
$-
/1,:
:,: =
DAFTAR PUSTAKA +bidin, B. -/. Penggemukan Sapi Potong . +gro *edia &ustaka. akarta. andini, -$. Rancangan Percobaan Bidang Peternakan Diktat Kuliah Program Pasca Sarjana Peternakan. #ni6ersitas 5adjah *ada. Fogyakarta.
ahar, S. -:. Produktivitas hijauan pakan ternak untuk produksi sapi potong di Sulaesi Selatan. &rosiding. Seminar 0asional Sapi &otong Sula)esi Tengah. tanggal -/ 0o6ember -:. Kerjasama antara #ni6ersitas Tadulako &alu dengan Dinas &eternakan Sula)esi Tengah, &alu.
Da)ahir. -:. Per!ormans "ernak Ruminansia #ang diberi RansumSebagai Pakan "ambahan. Skripsi !apertapet #I0 Suska 4iau. &ekanbaru. !adillah,
4. -/. Panduan $engelola Peternakan +gromedia &ustaka. akarta. !au
"ernak
Ruminansia.
9are, *.D and 9orne, &.*. (-/" %orage seeds !or promoting animal production in &sia. +&S+ Technical 4eport 0o. /=. The +sia and &asific Seed +sociation, angkok, Thailand. Kusumo, S.&. --. 'lmu ii Komparati!. &!'. Fogyakarta. 4ukmana 4. -7. Budi Da#a Rumput *nggul . Kanisius. Fogyakarta. 4ousseau, D. *., S.. Sitkin, 4.S. urt, and 8. 8amerer. -7 . +ot So Di!!erent &!ter &ll, & -rossDiscipline /ie o! "rust. +cademy of *anagement 4e6ie). -$ ($", $@$//. Santosa, #. -7. "ata 0aksana Pemeliharaan "ernak Sapi . &enebar S)adaya. akarta. Setiadi, -2. $anajemen *saha "ernak Potong . &enebar S)adaya. akarta. Soeprapto, 9 dan B. +bidin. -2. -ara "epat Penggemukan Sapi Potong . +gro*edia &ustaka. akarta. Sar)ono, dan 9.. +rianto. -1 . Penggemukan Sapi Potong Secara -epat . &enebar S)adaya. akarta. Siregar, S.. -:. Ransum "ernak Ruminansia. &enebar S)adaya. akarta. Soetrisno, Djoko., ambang Suhartanto, 0afiatul #mami. 0ilo Suseno. -:. 'lmu 1ijauan $akanan "ernak . !akultas &eternakan. #ni6ersitas 5adjah *ada. Fogyakarta. Susilorini. -@. Penggemukan Sapi. akarta. &enebar S)adaya. Talib. --. Kekhasan Sapi Bali di 'ndonesia. alai &enelitian Ternak. ogor. Tabrany, 9. -/. Pengaruh Proses Pela#uan "erhadap Keempukan Daging . 9erman tabrany G yahoo.co.id. Diakses pada tanggal =$ September -@. Tillman, +.D., 9. 9artadi, 4eksohadiprodjo, S. &ra)irokusumo dan S. ebdosoekodjo.-:. 'lmu $akanan "ernak Dasar . 5adjahmada #ni6ersity &ress.Fogyakarta.