LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK “PRAKTIKUM MEMBEDAH KAMBING DAN KUNJUNGAN RUMAH POTONG HEWAN”
DISUSUN OLEH
NAMA
: KHAIRANI NANDYA
NPM
: 1713060046
NAMA ASLAB : NIKO TRIWANDA TRIWANDA
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI MEDAN 2018
LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK “PRAKTIKUM MEMBEDAH KAMBING DAN KUNJUNGAN RUMAH POTONG HEWAN”
DISUSUN OLEH
NAMA
: AIDILA MALDA
NPM
: 1713060071
NAMA ASLAB : NIKO TRIWANDA
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI MEDAN 2018
BAB I REPRODUKSI KAMBING DAN ALAT PENCERNAANNYA
1.1 Materi dan Metode
a. Alat dan Bahan 1. Pisau 2. Baskom 3. Buku Tulis 4. Kamera
b. Bahan 1. Organ Reproduksi Kambing 2. Organ Pencernaan Kambing
c. Tempat Praktikum Gedung C, Ruangan Laboratorium Universitas Pembangunan Panca Budi. Medan
1.2 Organ Reproduksi dan Pencernaan Kambing
Pada Kambing Jantan
1. Testis Merupakan organ reproduksi jantan primer. Testis memiliki struktur yang kecil dan berbentuk oval yang dibungkus oleh skrotum. Fungsi testis ada dua yaitu untuk menghasilkan hormon seks jantan yang disebut androgen, serta menghasilkan gamet jantan yang disebut sperma.
2. Epididimis Epididimis berbentuk bulat panjang dan melekat pada testis. Epididimis terbagi 3 bagian, yaitu caput (kepala), corpus (badan) dan cauda (ekor). Caput epididimis menelungkupi testis. Fungsi epididimis ialah untuk menyimpan dan mentranspor sperma. Sperma yang belum matang dari testis memasuki epididimis, menjadi motil dan fertil selama perjalanan 20 hari. Dalam perjalanannya, spermatozoa tersebut mendapat cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar visikula seminalis dan kelenjar bulbo-uretralis (kelenjar cowper). Selama ejakulasi, otot polos di dinding epididimis berkontraksi dan sperma akan dikeluarkan.
3. Vas deferens (Ductus Deferens) Ductus deferen merupakan saluran sperma lanjutan dari cauda epididimis sampai ke urethra. Dindingnya tebal mengandung serabut-serabut urat daging yang licin. Memiliki bentuk yang panjang dan bulat, yang berfungsi membawa sel sperma kedalam uretra saat ejakulasi.
4. Uretra Merupakan bagian alat organ reproduksi yang menghubungkan antara air kencing dengan glans penis. Fungsi uretra adalah sebagai saluran ekskretoris baik urin mapupun semen. Selama ejakulasi pada kambing, terdapat campuran lengkap konsentrasi spermatozoa dari vas deferens dan epididimis dengan cairan dari kelenjar aksesori pada bagian pelvis uretra untuk membentuk semen.
5. Penis Merupakan alat reproduksi luar pada kambing yang memiliki bentuk kerucut memanjang, berwarna merah muda dengan panjang rata-rata 3-5 cm. Penis berfungsi untuk menyalurkan sperma masuk kedalam organ reproduksi betina. Pada kambing dan domba, penisnya mempunyai lekukan berbentuk sogmoid di bagian belakang atau skrotum. Lekukan sigmoid ini akan menjadi lurus pada saat terjadi ereksi.
6. Scrotum Sama seperti penis, scrotum juga merupakan organ reproduksi kambing bagian luar. Bentuk scrotum bulat dan lonjong serta dilapisi dengan kulit halus yang terletak didekat penis.
Pada Kambing Betina
1. Ovarium Ovarium merupakan organ primer dari reproduksi kambing betina yang berisi ovum (sel telur) serta mengeluarkan hormon reproduksi (progesteron dan estrogen) yang bertanggung jawah untuk estrus ( berahi ) serta memelihara kehamilan.
2. Tuba Fallopi (oviduk) Tuba fallopi merupakan saluran yang sangat anterior, memiliki bentuk berliku – liku, dan juga sangat keras. Tuba Fallopi berfungsi untuk menghantarkan sel telur yang sudah diovulasikan oleh ovarium kedalam uterus. Didalam tuba fallopi juga terjadi pembuahan sel telur (fertilisasi).
3. Uterus Uterus merupakan organ saluran muskuler yang sangat di penting untuk menerima ovum ( sel telur ) yang sudah dibuahi dan juga perkembangan zigot.
4. Cerviks (Leher Rahim) Cerviks merupakan pintu gerbang yang memiliki dinding tebal untuk menjaga sel telur yang ada didalam uterus yang dapat di pengaruhi olah bakteri dan virus yang datang dari luar.
5. Vagina Vagina merupakan bagian organ eksterior saluran reproduksi betina dan juga tempat pengendapan mani saat melakukan kawin alami. Vagina berfungsi sebagai tempat bagi saluran kelahiran serta sebagai alat kapultoris
1.3 Organ Pencernaan Kambing
1. Esofagus Esofagus atau kerongkongan adalah saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelu m kemudian digerus di dalam lambung.
2. Lambung Lambung berperan dalam proses pembusukan, peragian serta berguna sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ada empat lambung pada ternak ruminansia kambing atau domba, yaitu sebagai berikut : a. Rumen, berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini. Di dalam rumen, terdapat bakteri dan protozoa yang akan menghasilkan enzim untuk menguraikan nutrisi dalam pakan seperti protein dan lemak. b. Retikulum, disini makanan diaduk dan dicampur dengan enzim-enzim hingga menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah hingga lebih sempurna saat sapi tengah beristirahat. c. Omasum, berbentuk elips dan permukaann dalamnya berbentuk lamine. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum. d. Abomasum, disebut juga dengan perut sejati karena di dalam abomasum, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida yang dikeluarkan oleh dinding abomasum yang membantu dalam pengaktifan
enzim pepsinogen. Juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada Ph yang sangat rendah.
3. Usus Halus (Small Intestine) Ada tiga bagian yang terdapat didalam usus halus yaitu Duodenum (usus dua belas jari), jejenum ( usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Duedenum: organ terpenting dan bagian terpendek dari usus kecil, secara fungsional sangat penting sebagian besar dari pencernaan kimia. Panjang sangat bervariasi berkisar 8-15 cm, terletak di bagian ujung anterior yang terhubung dengan perut, sedangkan ujung posterior menyentuh bagian jejenum.
Jejenum: terletak diantara duedenum dan ileum, memiliki panjang berkisar rata-rata 5-8 kaki atau setengah meter. pH dalam usus ini bervariasi antara netral dan sedikit basah.
Ileum : usus penyerapan ini terdapat banyak vili (lipatan atau lekukan ), berfungsi untuk penyerapan usus halus sehingga penyerapan zat makanan akan lebih maksimal. Fungsi utama dari usus adalah untuk menetralkan suatu kandungan asam
dan basa, tempat pencernaan enzimatis dan absorbsi serta penyerapan zat. 4. Usus Buntu (Cecum) Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon yang menanjak dari usus besar. Fungsi utama usus buntu adalah tempat penyerapan air dan garam yang masih tersisa serelah proses pencernaan dari usus selesai.
5. Usus Besar (Colon/ large intestine) Fungsi utama dari usus besar adalah penyerapan air, penyerapan vitamin, mengurangi kadar asam dan mencegah infeksi, dan dapat juga menghasilkan antibodi.
6. Rektum Rektum adalah bagian dari usus besar. Rektum berguna untuk tempat menyimpannya feses yang akan di keluarkan melalui anus. Feses yang dikeluarkan oleh rektum mengandung cairan yang berasal dari pencernaan, mengandung bakteri dan juga serat.
BAB II KUNJUNGAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
2.1 Materi dan Metode
A. Alat dan Bahan 1. Masker 2. Sepatu Boot 3. Jas Lab
B. Tempat Praktikum Praktikum kunjungan ke RPH dilakukan pada Hari Rabu Tanggal 4 April 2018, bertempat di Rumah Potong Hewan di Jalan. Rumah Potong Hewan, MABAR, Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.
2.2 Laporan Praktikum RPH
Adapun hal - hal yang harus diperhatikan pada proses penyembelihan hewan yang menerapkan animal welfare yakni diantaranya sebagai berikut: 1. Penggiringan sapi dilakukan dari kandang penampungan menuju ruang potong yang berarti memperhatikan cara menggiring sapi dengan baik yang bertujuan agar sapi tidak beringas sehingga tidak mengakibatkan cedera pada petugas potong hewan, tidak ada barang atau orang yang berdiri di depan sapi yang dapat menyebabkan sapi takut bergerak, dan berdiri samping sejajar dengan paha sapi. 2. Syarat ternak yang akan dipotong adalah kondisi ternak harus dalam keadaan sehat dan segar, untuk itu setelah ternak tiba dirumah potong perlu diistirahatkan selama 12 jam terlebih dahulu sampai kondisi ternak kembali segar. Untuk sapi boleh dipotong dengan syarat : Sehat, Jantan, Boleh betina tetapi yang sudah tua atau betina yang tidak dapat berproduksi menghasilkan individu baru. 3. Proses penyembelihan dilakukan dalam restaining box. Sapi dari tempat kandang penampungan digiring masuk kedalam restaining box untuk dijatuhkan. Cara penjatuhan sapi berpengaruh pada kualitas dari karkas. Sapi yang tidak dijatuhkan dengan benar bisa terjadi memar-memar pada bebarapa bagian tubuh sehingga menurunkan kualitas karkas. 4. Setelah sapi masuk ke kotak restaining box, sisi bagian kiri dari restaining box akan mendorong sapi, agar sapi jatuh ke bagian kanan dengan kepala menghadap kiblat. Lalu sapi disiram air dingin yang betujuan agar sapi bersih dan terjadi kontraksi perifer sehingga darah perifer banyak mengalir ke jantung serta nantinya akan mempermudah pengulitan. Pemotongan dilakukan sesuai syariat Islam. Sapi lalu disembelih dengan mengiris pada bagian kulit, vena jugularis, arteri carotis oesophagus dan trakhea. Proses penyembelihan memakan waktu 3 menit. Proses penyembelihan tidak terlalu lama atau ternak harus cepat mati, sehingga sapi tidak terlalu lama tersiksa.
5. Juru sembelih menguji ternak sudah mati atau belum dengan cara menepuk pelupuk mata sapi, jika reflek kedip mata tidak terjadi, maka sapi sudah bisa dikatakan mati. Sapi yang sudah mati kedua kaki belakangnya pada sendi tarsus akan dikait dengan suatu kaitan dan dikerek ke atas sehingga bagian leher ada di bawah. Hal ini bertujuan agar darah cepat keluar dan banyak. Setelah itu dapat langsung dipisahkan antara kepala dengan tubuh. Darah yang keluar saat penyembelihan sapi, akan di alirkan ke selokan-selokan kemudian dibuang ke sawah untuk menjadi pupuk. 6. Setelah tetesan darah tidak mengalir, selanjutnya dilakukan pengulitan. Pengulitan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bentuknya khusus agar pada saat pengulitan tidak banyak kulit ataupun daging yang rusak. Pengulitan diawali dengan membuat irisan panjang pada kulit sepanjang garis tengah dada dan bagian perut. Irisan dilanjutkan sepanjang permukaan dalam kaki, dan kulit dipisahkan mulai dari ventral ke arah punggung tubuh dan diakhiri dengan pemotongan ekor. Setelah dikuliti, bagian organ dalam dikeluarkan dan dibawa ke tempat lain untuk di periksa ada tidaknya cacing hati pada sapi tersebut. Diambil dari organ – organ seperti jantung, hati, ginjal, limpa, paru dan getah bening.
Klasifikasi daging sapi antara lain :
- Kelas I
: lulur tulang belakang
- Kelas II
: daging depan dan daging iga
- Kelas III
: tetelan yang dipotong
Pengolahan Limbah Di Rumah Potong Hewan (RPH), limbah yang dihasilkan oleh ternak dibagi menjadi dua yaitu : a. limbah cair berupa urine, isi lambung, darah dan air cuciannya di alirkan ke selokanselokan kemudian dibuang ke sawah untuk menjadi pupuk.
b. limbah padat berupa feses dibuat untuk pupuk kompas, ini berarti limbah-limbah tersebut sudah termanfaatkan dengan baik. Dimana limbah hasil kotoran ternak ini dijadikan pupuk organik yang dapat dimafaatkan dan berguna oleh masyarakat. 7. Setelah pengulitan yang merupakan proses akhir pada pemotongan hewan, maka dilakukan sanitasi RPH dan menjaga kebersihan pada daging yang akan beredar di pasaran untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan melaksanakan kesejahteraan hewan di RPH maka diharapkan daging dapat berkualitas baik sehingga masyarakat dapat mengonsumsi daging dengan perasaan tenang dan nyaman. Penerapan kesejahteraan hewan pada hewan ternak yang akan dipotong akan meningkatkan kualitas daging yang dihasilkan dan tidak menurunkan kandungan gizi serta tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi daging.