Laporan Praktikum Media
BAB I PENDAHULUAN Mikr Mikroo oorg rgan anis isme me dapa dapatt di kemb kemban angb gbia iakk kkan an seca secara ra alam alamii di flor flora a norm normal alny nya a
atau ataupu pun n
deng dengan an
bant bantua uan n
manu manusi sia. a.
Mikr Mikroo oorg rgan anis isme me
yang yang
dikemb dikembang angbia biakka kkan n oleh oleh manus manusia ia terseb tersebut ut dianta diantara ranya nya dapat dapat dil dilaku akukan kan melalui substrat yang biasa di sebut media.
I.1. Latar Belakang Dialam Dialam,, semua semua jenis jenis kuman kuman dan jamur jamur hidup hidup berdam berdampin pingan gan satu satu sama lain, sehingga setiap pembiakan pertama suatu bahan pemeriksaan akan menghasilkan berbagai jenis kuman. Baru kemudian dapat dilakukan pemilihan biakan murni untuk perlakuan lebih lanjut. Untuk mempelajari sifat-sif sifat-sifat at tertentu tertentu mikroorg mikroorganis anisme, me, harus harus diperole diperoleh h biakan biakan murniny murninya, a, inil inilah ah
yang yang
dis disebut ebut
isol isolas asii
mikr mikroo ooga gani nism sme. e.
(Bon (Bonan ang, g,
Gera Gerard rd
dan dan
Koeswardono, Koeswardono, Enggar. S ; 1979) . Peng Penggu guna naan an agar agar
pada pada medi media a
mikr mikrob obii iiol olog ogii
misa misaln lnya ya,,
semu semula la
diusulkan oleh Robert Koch (1834-1910). Koch juga memberikan postulat yang berhubungan dengan media, yaitu postulat kedua yang berbunyi, “mikroorganisme itu dapat di isoolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di laboratorium” (Pelczar, Michael.J dan Chan ECS ; 2006) Cara Cara yang yang dil dilaku akukan kan hingga hingga saat saat ini masih masih sama sama sepert sepertii yang yang di ajarkan ajarkan Robert Robert Koch, yaitu dengan dengan pemindah pemindahan an
biakan biakan murni secara secara
steril pada media baru (Bonang, Gerard dan Koeswardono, Enggar. S ; 1979). Dalam Dalam mempelaj mempelajari ari dan mengiden mengidentifi tifikasi kasi mikrobia mikrobia seperti seperti bakteri, bakteri, viru virus, s, jamu jamur, r, atau atau para parasi sitt tert terten entu tu,, fakt faktor or yang yang terp terpen enti ting ng adal adalah ah bagaim bagaiman an acara acara memper mempertah tahank ankan an pertum pertumbuh buhann annya ya terleb terlebih ih dahul dahulu u sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Sepertihalnya tanah sebagai media bagi tanaman, maka mikrobia seperti bakteripun memiliki media tersen tersendir dirii untuk untuk tumbuh tumbuh.. Media Media dapat dapat berfun berfungs gsii sebaga sebagaii linkun linkunga gan, n, pember pemberii nutris nutrisi, i, wadah wadah isolas isolasi, i, serta serta identi identifik fikasi asi bagi bagi mikro mikrobia bia.. Oleh Oleh Karena Karena itu, sangatlah sangatlah penting penting terutama terutama bagi mahasiswa mahasiswa jurusan jurusan Analis Analis
1
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media Kesehatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang media bagi mikrobia serta untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pembuatannya.
I.2. Dasar Teori A. Pengertian Media dan Tujuan Pembuatan Media Media
atau perbenihan yaitu
campuran bahan-bahan
tertentu
dengan aquadest yang dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, atau parasit (binatang bersel satu), pada derajat keasaman dan inkubasi tertentun (Soemarno, 1998). Media merupakan suatu kumpulan zat-zat organik dan anorganik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba dengan syarat-syarat tertentu. Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam
bentuk.
Nutrien
diambil
dari likungan kemudian
ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri
dalam
medium
juga
memerlukan
makanan
untuk
pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan
10
juta
bakteri
tiap
milimeternya,
maka
terjadilah
pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang
disebut
dengan
pembelahan
biner,
dimana
setiap
bakteri
membentuk dinding sel baru (Volk, 1993). Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalah
memahami
kebutuhan
dasarnya
kemudian
memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan
air
suling.
Air
sadah
umumnya
mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah
2
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Tujuan media buatan dalam bidang mikrobiologi:
a. sebagai tempat lingkungan mikrobia untuk tetap tumbuh diluar tubuh inang;
b. memberikan nutrisi bagi mikrobia di luar tubuh inang atau lingkungan flora normalnya;
c. mengisolasi mikrobia dengan jenis tertentu secara selektif, serta menyuburkan/ meningkatkan jumlah mikrobia yang terisolasi dalam jumlah yang kecil;
d. mengidentifikasi jenis mikrobia yang tumbuh, berdasarkan sifatnya terhadap jenis media yang menumbuhkannya;
e. mempertahankan
laju
pertumbuhan
mikrobia
(batch
culture)
(Anggraeny, Radita Ning ; 2009).
B. Klasifikasi Media Media berisi bahan-bahan yang berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi 6, yaitu: 1. Nutrisi : protein/ peptide/ asam amino. Komponen protein yang diperlukan mikroorganisme adalah peptone, tergantung kebutuhannya dapat berupa meat peptone maupun non meat peptone (casein dan soya peptone) ataupun campuran dari keduanya. 2. Energi : Bahan yang dipakai adalah karbohidrat, yang paling banyak digunakan adalah glukosa. 3. Logam dan mineral : dapat dibagi menjadi: komponen Makro contohnya : Na, Cl., Ca, Mg, Fe komponen Mikro contohnya : Zn, Mn, Bi Logam dan mineral terkandung di dalam peptone, buffer dan agar, sehingga seringkali tercantum di dalam komposisi media. 4. Buffer : untuk pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Dibutuhkan pada pH yang optimum.
3
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media Contoh bahan buffer : fosfat, citrat, asetat dan asam amino spesifik. 5. Indikator
: penambahan indikator merupakan cara efektif untuk
mendeteksi fermentasi karbohidrat spesifik. 6. Bahan selektif
: bahan selektif dapat berupa bahan kimia atau
antibiotika yang ditambahkan pada media bertujuan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan sehingga hanya mikroorganisme yang diingankan saja yang dapat tumbuh.
Berdasarkan jenis pembuatannya, media digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. media racikan bahan
dasar
: pembuatan komposisi media dengan bahanyang
dahulu,digunakan
terpisah
untuk
atau
harus
menumbuhkan
diekstrak
mikroorganisme
terlebih dengan
kondisi tertentu, atau kebutuhan akan modifikasi komposisi media. Misal, mikroorganisme pada air laut yang memerlukan kadar salinitas lebih tinggi atau mikroorganisme yang diperlakukan terhadap kadar pepton yang tinggi.
2. media instan/ jadi
: media ini telah mengandung komposisi standar
dan banyak dijual oleh beragam perusahaan kimia di dunia, dengan karakter sebagai berikut:
a) bersifat higroskopis, peka terhadap kelembaban, panas & cahaya; b) sangat sensitif terhadap perubahan temperatur; c) pada kemasan disertai dengan petunjuk pembuatan; d) baiknya kondisi media bergantung pada cara penyimpanan yg benar.
Menurut konsistensinya (kepadatannya), media dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Padat (solid ) : adanya penambahan karagenan atau agar, gelatin, silica gel ditempatkan pada plate atau di tabung (miring). Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC
4
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993);
b. Setengah padat (semisolid )
: penambahan jumlah agar separuh
dari komposisiditempatkan pada tabung (tegak) : untuk melihat motilitas (pergerakan) mikrobia. Contohnya seperti SIM semi solisd agar, Cary and Blair;
c. Cair (broth) : tanpa adanya pemadat seperti agar. Media (broth) misalnya air pepton, bouillon, nutrient broth tarozzi danl ain-lain. Media cair pembuatannya dimasukkan dalam tabung atau labu (Anggraeny, Radita Ning ; 2009).
Berdasarkan susunan didalamnya, media terbagi atas : 1. Medium dasar/ basal mineral Medium dasar
adalah medium yang mengandung campuran
senyawa anorganik. Medium dasar ini selanjutnya ditambah zat lain apabila diperlukan, misalnya sumber karbon, sumber energi, sumber nitrogen, faktor tumbuh, dan faktor lingkungan yang penting seperti pH dan oksigen serta tekanan osmosis.
2. Medium sintetik Medium sintetik adalah medium yang seluruh susunan kimia dan kadarnya telah diketahui dengan pasti. Sebagai contoh adalah medium dasar yang ditambah NH4Cl dengan sumber karbon berupa gas CO2, apabila diinkubasikan dalam keadaan gelap dapat digunakan untuk menumbuhkan
bakteri
nitrifikasi
khemoototrof,
misalnya
bakteri
Nitrosomonas . Bakteri ini memperoleh energi dari oksidasi amonium, selain itu amonium juga berfungsi sebagai sumber nitrogen. Contoh lain adalah medium dengan susunan sama dengan medium 1 tetapi ditambah glukosa. Dalam keadaan aerob merupakan medium untuk perbanyakan jamur dan bakteri yang bersifat heterotrof. Glukosa berfungsi sebagai sumber karbon dan sumber energi. Dalam keadaan anaerob, medium ini dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri fakultatif anaerob maupun anaerob obligat. Energi diperoleh dari hasil fermentasi glukosa. Untuk menumbuhkan
mikroba
yang
memerlukan
5
faktor
tumbuh
dapat
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media menggunakan medium yang komposisinya sama dengan medium 2 tetapi ditambah asam nikotinat (vitamin) sebagai faktor tumbuh.
3. Medium kompleks Medium kompleks adalah medium yang susunan kimianya belum diketahui dengan pasti. Sebagai contoh medium ini adalah medium dasar yang ditambah glukosa dan ekstrak khamir. Susunan kimia ekstrak khamir tidak diketahui secara pasti, tetapi mengandung berbagai faktor tumbuh yang
sering
diperlukan
oleh
mikroba.
Medium
ini
dapat
untuk
menumbuhkan mikroba khemoheterotrof aerob maupun anaerob baik yang memerlukan maupun yang tidak memerlukan faktor tumbuh. Medium yang juga termasuk medium kompleks adalah yang mengandung ekstrak tanah.
4. Medium diperkaya Medium Medium diperkaya adalah medium yang ditambah zat tertentu yang merupakan nutrisi spesifik untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini digunakan untuk membuat kultur diperkaya (enrichment culture) dan untuk mengisolasi mikroba spesifik, dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi spesifik dan sifat fisiologinya. Dengan demikian dapat disusun medium diperkaya untuk bakteri yang bersifat khemoheterotrof, khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yang bersifat spesifik. (anonim, 2009).
6
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media
Berikut
ini
adalah
kelompok
media
menurut
fungsi
dan
tujuannnya. 1.
Media Transport : melindungi mikroorganisme supaya tetap hidup apabila pemeriksaan
terpaksa ditunda. Digunakan untuk penerimaan terpaksa bakteriologi yang
menggunakan
swab.
Contoh
sampel:
rectal
swab,
swab
tenggorokan, pus (luka/ genitalia) contoh media transport:
a) Cary and Blair : mikroorganisme Gram negatif
2.
b) Amies
: mikroorganisme Gram negatif
c) Stuart
: mikroorganisme Gram negatif dan Gram positif
Media Penyubur : Media yang menguntungkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu
karena mengandung bahan-bahan tambahan ataupun bahan penghambat yang menekan tumbuhnya kompetitor. Jenis media ini juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme yang diduga terlalu sedikit dalam bahan sampel, sehingga akan mudah untuk dihitung atau dianalisa lebih lanjut.
Berikut beberapa jenis media penyubur •
NaCl broth untuk mendapatkan Staphylococcus aureus
•
Pepton alkali 1% untuk mendapatkan Vibrio cholerae
•
Selenite broth untuk Salmonella dan Shigella
•
Muller Kauffman enrichment untuk Salmonella, dan menekan
pertumbuhan golongan Proteus •
Bouillon/ Nutrient Broth untuk E. Coli
•
Empedu (bile) sebagai media pemupuk
•
BHI (Brain Heart Infussion) untuk Streptococcus, Neisseria
•
Alkali Pepton (pH > 8) untuk Vibrio Sp.
7
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media Buffer garam fosfat untuk beragam jenis bakteri.
•
3. Media Diferensial : Media yang karena adanya komposisi kimiawi tertentu, mampu memberikan ciri khusus pada genus kuman tertentu. Jenis media diferensial:
Mac Conkey
:
membedakan
mikroorganisme
yang
mampu
memfermentasi laktosa dan yang tidak
EMBA
:
untuk
membedakan
golongan
Enterobacteriaceae
terutama Escherichia coli dengan Enterobacter aerogenes Keterangan : Mac Conkey dan EMBA dipakai untuk mengisolasi mikroorganisme Gram negatif, karena di dalam kedua media tersebut terdapat senyawa penghambat pertumbuhan mikroorganisme Gram positif.
KIA : untuk mengidentifikasi Enterobacteriaceae berdasarkan fermentasi 2 jenis gula serta untuk mengetahui ada tidaknya H 2S yang diproduksi.
CLED medium (Cystine Lactose Electrolyte Deficient ) : Media yang digunakan untuk mendeteksi adanya mikroorganisme dalam urin, serta untuk menemukan nilai diagnostik pada perbedaan koloni yang tumbuh. Catatan: media siap pakai disimpan pada suhu 2-8° C kecuali Mac Conkey dapat disimpan pada suhu kamar dan dapat dibuat setiap hari.
4.
Media Selektif :
Media kompleks yang mengandung senyawa tertentu sehingga selektif terhadap pertumbuhan mikroorganisme tertentu pula. Jenis media selektif:
a. Soda Agar untuk Vibrio cholerae b. TCBS untuk Salmonella, Shigella, Enterobacteriaceae, Proteus c. Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk Salmonella dan Shigella d. Bishmuth Sulfite Agar untuk Salmonella e. Campylobacter selective media untuk Campylobacter
8
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media f.
Media selektif untuk Bacillus cereus
g. Cystine Tellurite Blood Agar untuk Corynebacterium diphteriae h. GC medium/ Thayer Martin untuk Neisseria gonorrhoeae i.
Bordet Gengou Agar untuk Bordetella pertussis
j.
Ogawa medium untuk Mycobacterium tuberculosis
5.
Reagensia untuk reaksi biokimia : Untuk identifikasi mikroorganisme berdasarkan sifat-sifat biokimia dari masing-masing jenis m.o. Jenis-jenis reagensia untuk reaksi biokimia (uji biokimia):
a. Perbenihan
gula-gula
untuk
deteksi
fermentasi
oleh
mikroorganisme
b. Reaksi Indol untuk Deteksi produksi indol dari golongan Enterobacteriaceae
c. Methyl red untuk tes methyl red d. Voges
Proskauer
untuk
Membedakan
E.
coli
dengan
Enterobacter aerogenes
e. Simon
Citrate
Agar
untuk
Membedakan
golongan
Enterobacteriaceae berdasarkan penggunaan citrate sebagai sumber karbon
f.
Urea Agar untuk Deteksi rapid urease activity pada golongan Proteus
dan
non-rapid
urease
activity
pada
golongan
Enterobacteriaceae
g. SIM medium untuk Membedakan golongan mikroorganisme enteric berdasarkan produksi sulfur, indol, dan motilitasnya
h. Lysine Dicarboxylase broth untuk
Deteksi produksi lysine
dicarboxylase pada golongan Enterobacteriaceae
i.
Media Gelatin untuk mengetahui Kemampuan mikroorganisme untuk mencairkan gelatin.
6. Media untuk test kepekaan (Sensitivity Test ) : Misalnya Diagnostic Sensitivity Agar Test (DSI Agar) dan Mueller
Hinton Agar
9
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media
7. Media untuk perbenihan jamur :
Saboraud Agar/ Broth
: media yang bersifat asam untuk isolasi
jamur dan yeast
Potato Dextrose Agar (PDA) : umum untuk segala jenis jamur 8. Media penyimpanan :
Nutrient Agar : merupakan media serba guna (universal). Digunakan untuk subkultur, pemeliharaan kuman maupun untuk mengecek kemurnian kultur yang didapat dari plate.
Semisolid Agar : media untuk penyimpanan kuman Media siap pakai, disimpan pada suhu 2-8° C
9. Media untuk kultur anaerob :
Thioglycolate medium Cooked meat medium (Anggraeny, Radita Ning ; 2009).
C. Instrumentasi dan Ketentuan Pembuatan Media Beberapa alat yang mendukung dalam pembuatan media: •
Timbangan elektrik/ analitik
•
Autoclave
•
pH meter
•
Hot plate-stirrer / waterbath/ kompor
•
Erlenmeyer
•
Petridish
•
Tabung reaksi (Test tube)
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan
panas
(pemijaran
dan
10
udara
panas);
penyaringan;
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa: a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kualitas media:
1. pH : pH media diukur pada suhu kamar sebelum media disterilisasi. Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada
11
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993). PH
merupakan
faktor
yang
sangat
mempengaruhi
suatu
keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
2. sterilitas media : diambil secara acak 5% dari jumlah media yang dibuat, diinkubasi selama 2-5 hari pada suhu 30-35 o C. 3. homogen
:
komposisi dalam media setidaknya telah rata
tercampur dan larut (isotonik). 4. kualitas pertumbuhan mikroorganisme. 5. stabilitas : untuk mengetahui apakah penyimpanan media siap pakai sudah baik.
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel (Hadioetomo, 1993).
Syarat-syarat media
a. Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba b. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan pertumbuhannya c. Media tidak mengandung zat penghambat kecuali yang sengaja ditambahkan pada
12
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media media selektif atau one-purpose media d. Media harus steril.
SKEMA GARIS BESAR PEMBUATAN MEDIA Timbang bahan ↓ Larutkan dgn aquades dalam erlenmeyer ↓ Ukur pH ↓ Tutup dgn kapas berkassa & aluminium foil ↓ Sterilkan (121° C, 1 atm,
15 menit)
↓ Tuang dalam petridish ± 10-12 mL
Kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat proses pembuatan media: •
Kualitas aquades yg jelek
•
Wadah yang tercemar
•
Terlalu panas pada proses pembuatannya
•
Terlalu lama disimpan pada suhu 50 0
•
pH tidak sesuai
•
Cara melarutkan tidak sempurna
•
Kesalahan penyimpanan media/ bahan baku
13
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media Akibat dari kesalahan pembuatan media •
Terjadi kekeruhan/ pengendapan
•
Warna terlalu gelap/ terkadang menjadi gosong/karamelisasi
•
Agar-agar terlalu lunak
•
Pertumbuhan kuman yg tidak optimal
14
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Media
15
BAB I PENDAHULUAN