Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analitik KATION GOLONGAN II
Hallo teman-teman semua pada kesempatan ini kita akan mengulas Laporan Lengkap Praktikum Kimia Analitik KATION GOLONGAN II. Semoga makalah ini bermanaat bermanaat begi teman-teman semua dan men!adi bahan reerensi tugas kuliah. Salam dari sa"a.....thanks...#k#k#k#
A. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui adanya ion-ion ( kation golongan II ) yang ada dalam larutan sampel dengan menggunakan pereaksi – pereaksi tertentu . B. Landasan Teori Pada dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian, yakni, Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu at atau !ampuran yang tidak diketahui. Analisis kuantitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan "umlah at tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif #istematik kation – kation di klasifikasikan klasifikasikan dalam lima golongan menurut sifat-sifat kation untuk terhadap beberapa reagensia golongan kation yang paling umum adalah larutan ( $%l ) ,larutan $is , larutan ( &a'$ ) .larifikasi ini di dasarkan pada suatu kation bereaksi dengan reagensia reagensia – reagensia ini dengan membentuk membentuk endapan atau tidak.klarifikasi kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan dari kation-kation tersebut.
olongan II di sebut "uga golongan sulfide. kation golongan yang dapat bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral en!er. Ion-ion golongan ini adalah merkurium, bismuth, tembaga, !admium, arseni!, stibium, timah. *eagensia golongan ini adalah hydrogen sulfide ($2#) dengan konsentrasi ion sulfide dikontrol dengan mengatur konsentrasi $+ (dalam suasana asam). *eaksi pada golongan ini menyebabkan endapan-endapan dengan berbagai arna. 1. Merkurium( Hg 2+) $erkurium %raksa& adalah logam #air "ang ber'arna putih keperakan pada
suhu kamar(
penghantar panas "ang buruk( dan dapat bereaksi dengan oksigen. )nsur ini mudah membentuk #ampuran logam dengan logam-logam "ang lain seperti emas( perak( dan timah %disebut !uga amalgam&. Logam ini ban"ak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer( barometer( pompa diusi dan alat-alat dan alat-alat elektronik lainn"a. Kegunaan lainn"a adalah dalam membuat pestisida( soda kaustik( produksi klor( gigi buatan( baterai dan katalis.
2. Bismut (Bi+)
ismut adalah logam yang putih kemerahan,kristalin dang etas.itik leburnya 2/0,1o%.Ia tidak larut dalam asam klorida di sebabkan oleh potensial standarnya, (,2 3), tetapi melarut dalam asam pegoksid seperti asam nitrat pekat, air ra"a, atau asam sulfat pekat. yang paling umum. $idroksidanya, i('$)4+ merupakan basa lemah maka garam-garam bismuth mudah terhdrolisis.ismut dapat di deteksi dengan adanya garam dan logam. ila suatu senyaa bismuth di panaskan di atas arang dengan natrium karbonat dalam nyala pipa-tiup, kita memperoleh sebutir mani! logam getas, yang di kelilingi oleh kerak kuning oksidanya. 3.
Tembaga (Cu2+) Tembaga adalah logam merah-muda( "ang lunak( dapat di tempa( dan liat.Ia melebur pada o
*+, . Karena potensial ele#trode standarn"a positi( ia tak larut dalam asam klorida dan asamsulat en#er( meskipun dengan adan"a oksigen ia bias larut sedikit. Asam nitrat "ang sedang pekatn"a%$& dengan mudah melarutkan tembaga.
!. "admium (#d2+) admium adalah logam putih keperakan, yang dapat di tempa dan liat. Ia melarut dengan lambat dalam asam en!er dengan melepaskan hydrogen (di sebabkan potensial elektrodenya yang negati5e. .
Ar!enik (A!3+) Arsenik adalah /at padat "ang ber'arna abu-abu seperti ba!a( getas dan memiliki kilap logam. 0ika di panaskan( arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bau ba'ang putih "ang khas( ketika di panaskan dalam aliran udara "ang bebas( arseni# dengan n"ala biru( menghasilkan asap putih arseni# %III& oksida( As1O23 semua sen"a'a arseni# bera#un. )nsur ini tak larut dalam asam klorida( dan asam
sulat en#er( tetapi larut dengan mudah dalam asam nitrat en#er( menghasilkan ion arsenit( dan dalam asam nitrat pekat atau dalam air ra!a atau dalam larutan natrium hipoklorit membentuk arsenat.
$. %tibium (%b+) #tibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur pada 64o%. #tibium tak larut dalam asam klorida, dalam asam sulfat en!er. 7alam asam sulfat pekat yang panas ia melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium (III). &. Tima' (%n2+)
imah adalah logam putih perak, yang dapat di tempah dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah men"adi getas karena berubah men"adi suatu modifikasi alotropi yang berlainan. Ia meleleh pada 240,8o%. 9ogam ini melarut dengan lambat dalam asam klorida en!er dan asam sulfat en!er, dengtan membentuk garam-garam timah (II)
#. Aat dan Ba'an : Aat ang di gunakan :
-
Pipet etes
-
abung *eaksi ke!il
-
*ak tabung reaksi
-
otol semprot Ba'an ang di gunakan :
-
#ampel A
-
#ampel
-
A:uades
-
9arutan &a'$
-
9arutan I
-
9arutan %&
-
9arutan &$;'$
-
9arutan #%&
*. Prosedur "erja :
0.
. Hasi Pengamatan
abung A0 + larutan &a'$ sedikit = > merah ke!okelatan + larutan &a'$ lebih = tidak ada perubahan abung A2 + I sedikit = > endapan merah + I lebih = tidak ada perubahan abung A4 + %& sedikit = tidak ada endapan + %& lebih = tidak ada perubahan abung 0 + &a'$ sedikit = > biru + &a'$ lebih = tidak ada perubahan abung 2 + I sedikit = > hi"au kekuningan + I lebih = tidak ada perubahan
abung 4 + %& sedikit = sebelum di homogenkan berarna hi"au, setelah di homogenkan berarna bening. + %& lebih = tidak ada perubahan abung ; + &$;'$ sedikit = > biru + &$;'$ lebih = tidak ada perubahan abung 1 + #%& sedikit = > hi"au + #%& lebih = > abu-abu ,. Pemba'asan
ita ketahui baha hasil per!obaan yang kita lakukan pada sampel A dan yakni Unsur
Hg2+ + 2" / Hg20 + 2" #edangkan pada tabung A4 tidak ter"adi kesalahan sedikitpun. ika ditambahkan larutan %& sedikit, tidak menghasilkan endapan atau arna. #elan"utnya "ika ditambahkan larutan %& berlebih, tidak ada perubahan. 7engan reaksi@
♣
Hg2+ + 2"#- / Hg(#-) 20 + 2"
7an pada sampel yang tiap-tiapnya tabung di beri tanda 0 sBd 1. Untuk mengetahui adanya unsur embaga(%u) di dalam larutan-larutan yang di tentukan. $asilnya sebagai berikut @ #u2+ + 2-aH / #u(H)20 + 2-a Pada tabung 2 "uga terdapat kesalahan.ika ditambahkan larutan I sedikit menghasilkan larutan hi"au kekuningan, yang seharusnya menghasilkan endapan putih larutan !oklat. #elan"utnya ditambahkan larutan I berlebih menghasilkan endapan kuning, yang seharusnya menghasilkan endapan putih "elas. 7enga reaksi@ ♣
#u2+ + 2" / #u20 + 2" esalahan yang sama ter"adi pada tabung 4. ika ditambahkan laruta %& sedikit menghasilkan larutan hi"au dan berangsur-angsur arnanya hilang, yang semestinya akan menghasilkan endapan kuning. #elan"utnya ditambahkan larutan %& berlebih tidak ada endapan atau larutan bening. 7engan reaksi@
♣
#u2+ + 2"#- / #u(#-) 20 + 2" 7an pada tabung ; dan 1 tidak ada kesalahan. 7engan hasil u"i !oba masing-masing sebagai berikut@
abung ;@ #ampel ; + larutan &$;'$ sedikit = larutan biru muda + larutan &$;'$ berlebihan = > biru muda abung 1@ #ampel 1 + larutan #%& sedikit = endapan hi"au + larutan #%& berlebihan = tidak ada perubahan 7engan masing-masing reaksi@ ♣
#u2+ + 2-H!H / #u(H)20 + 2-H!
♣
#u2+ + 2"%#- / #u(%#-) 20 + 2" 7an hasil yang kita dapat dari u"i !oba yang kita lakukan terdapat banyak kesalahan, namun kita tidak mengetahui pasti penyebab kesalahan yang ter"adi. arena alat-alat yang kita gunakan sudah !ukup steril.
. "esim3uan
7ari data di atas dapat kami simpulkan baha sampel A dan sampel merupakan golongan dua karena saat di tetesi dengan reagen &a'$, I, %&, &$;'$ dan %& dapat menghasilkan endapan dan perubahan arna yang berbeda. adi dari hasil praktikum yang kami lakukan baha pada sampel A mengandung unsur
Kation Gol II ( Cd2+ , Hg2+ , Bi3+ , Cu2+ ) : UJI REAKSI KATIO GO!OGA II : "#ngid#nti$i%a&i 'ana #ndaan *ang dia&il%an ol# %ation golongan II aaila di#a%&i%an d#ngan #ag#n &#&i$i%: Kation %ation golongan %#dua .#nuut tadi&i diagi dua &u/golongan : &u/ golongan t#.aga dan &u/golongan ani0- 1a&a dai #.agian ini adala %#lautan #ndaan &ul$id# dala. a..oniu. oli&u$ida- S#.#ntaa &ul$id# dai &u/golongan t#.aga ta% laut dala. #ag#n&ia ini, &ul$id# dai &u/gu ani0 .#laut d#ngan .#.#ntu% gaa. tioSu golongan t#.aga t#dii dai .#%uiu. (II), ti.#l (II), i&.ut (III), t#.aga (II), dan 0ad.iu. (II)- Kloida, nitat, dan &ul$at dai %ation %ation &u/golongan t#.aga &angat .uda laut dala. ai- Sul$id#, ido%&ida, dan %aonatn*a ta% laut- B##aa %ation dai &u golongan t#.aga ( .#%uiu. (II), t#.aga (II), dan 0ad.iu. (II)) 0#nd#ung .#.#ntu% %o.l#%& ( a..onia, ion &ianida, dan t#u&n*a)- Su golongan ani0 t#dii dai ion ani0(III), ani0 (), &tiiu. (III), &tiiu. (), ti.a (II), dan ti.a (I)- Ion ion ini .#.un*ai &i$at a.$ot#- O%&idan*a .#.#ntu% gaa., ai% d#ngan a&a. .auun d#ngan a&a-
JUDUL PERCOBAAN
Alat dan bahan : alat : ♣ ♣ ♣ ♣
taung #a%&i i#t t#t#& a% taung #a%# gla&& Bahan :
• • •
Sa.#l ( %ation golongan II) : HgCl 2, Bi(O3)3, CuSO, Cd(O3)2R#ag#n : aOH, H OH, KI, K2CO, K2CO4, KC, KCS, K 35#(C) 6, K5#(C)6A%uad#& 788 .!
Prosedur kerja • •
•
•
•
•
•
:
Sia%an alat dan aan Tuang%an HgCl2 %# dala. 9 taung #a%&i *ang t#la di#i la#l .a&ing .a&ing I, II, III, I, , I, II, I an*a% ; < .!Tuang%an ula Bi(O 3)3, CuSO, Cd(O3)2 %# dala. 9 taung #a%&i *ang ##da an*a% ; < .! dan t#la di#i la#l .a&ing .a&ing I, II,III, I, , I, II, III,dan IUntu% taung #a%&i I *ang .a&ing .a&ing t#la di.a&u%%an &a.#l HgCl 2, Bi(O3)3, CuSO, dan CdO3 dit#t#&i d#ngan #ag#n aOH an*a% 2/3 t#t#&Ko0o% d#ngan #laan %##.at taung #a%&i t#ut, lalu a.ati aa *ang t#=adi- Banding%an %#adaan &a.#l &aat #lu. dan &uda dit#t#&i #ag#n- Aa%a t##ntu% #ndaan atau tida%Ulangi lang%a t#ut ada taung II d#ngan #ag#n H OH, taung III d#ngan #ag#n KI, taung I d#ngan #ag#n K 2CO4, taung d#ngan #ag#n K 2CO, taung I d#ngan KC, taung II d#ngan KCS, taung III d#ngan K 35#(C)6, dan taung I d#ngan K5#(C)6"a&u%%an a&il #nga.atan dala. ta#l #nga.atan-
Reaksi yang terbentuk : ! "gCl# ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
"gCl# $ #NaO" "g%O"& # $ #NaCl "gCl# $ # N"'O" "g%O"& #$ # N"'Cl "gCl#$#() "g)# $ # (Cl "gCl# $ ( #Cr#O* "gCr#O*$ #(Cl "gCl#$( #CrO' "gCrO' $ # (Cl "gCl# $ #(CN "g%CN& # $ #(Cl "gCl# $ #(CN+ "g%CN+& # $ #(Cl , "gCl# $ # ( ,-e%CN&. "g#-e%CN&.$ '(Cl #"gCl#$ ( '-e%CN&. "g#-e%CN&. $ '(Cl #! Bi%NO,&, Bi%NO,&, $ ,NaO" Bi%O"& , $ NaNO, Bi%NO,&, $ ,N"'O" Bi%O"& , $ , N"'NO Bi%NO,&, $ , () Bi), $ ,(NO, # Bi%NO,&, $ , ( #Cr#O* Bi#%Cr#O*&, $ .(NO, # Bi%NO,&, $ , ( #CrO' Bi#%CrO'&, $ .(NO, Bi%NO,&, $ ,(CN Bi%CN&, $ , (NO, Bi%NO,&, $ ,(CN+ Bi%CN+& , $ , (NO , Bi%NO,&, $ ( ,-e%CN&. Bi-e%CN&. $ ,(NO, ' Bi%NO,&, $ ,( '-e%CN&. Bi'%-e%CN&.&, $ # (NO, ,! Cu+O' Cu+O' $ NaO" Cu%O"& # $ Na#+O' Cu+O' $ N"'O" Cu%O" $% N"'+O' Cu+O' $ () Cu)# $ ( #+O' Cu+O' $ ( #Cr#O* CuCr#O* $ ( #+O' Cu+O' $ ( #CrO' CuCrO' $ ( #+O' Cu+O' $ #(CN Cu%CN $ ( #+O' Cu+O' $ #(CN+ Cu%CN+& # $ ( #+O' ,Cu+O' $ #( ,-e%CN&. Cu,%-e%CN&. $ ,( #+O' # Cu+O' $ ( '-e%CN&. Cu#-e%CN&. $ #( #+O'
'! Cd%NO,
♣
Cd%NO, $ #NaO"
Cd%O"& # $ #NaNO,
♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣
Cd%NO, $ #N"'O" Cd%O" $ #N"'NO, Cd%NO, $ #() Cd)# $ #(NO, Cd%NO, $ ( #Cr#O* CdCr#O* $ #(NO, Cd%NO, $ ( #CrO' CdCrO' $ #(NO, Cd%NO, $#(CN Cd%CN& # $ #(NO, Cd%NO, $ #(CN+ Cd%CN+& # $ #(NO, Cd%NO, $ #( ,-e%CN&. Cd,%-e%CN&. $ .(NO, Cd%NO, $ ( '-e%CN&. Cd#-e%CN&. $ '(NO,