LAPORAN KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN LCS ( Liquior Liquior Cerebro Spinalis)
OLEH : KELOMPOK IV GENAP
PUTU RINA WIDHIASIH
(002)
KOMA KO MANG NG OKT OKTA ARINA RINA PUTR PUTRII
(004 (004))
LUH DEVI KARTIKA
(006)
A.A. .A. LI LIDYA NIRMAL MALA DEWI
(008) 08)
I DW AYU RIANITA PUTRI
(010)
POLITEKNIK KESEHATAN KESEHATAN DENPASAR URUSAN ANALIS KESEHATAN KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 201!"2016
I.
TUUAN
I.1 I.1 Tuju Tujuan an Umun Umun Mahasi Mahasiswa swa dapat dapat memaham memahamii cara cara pemeri pemeriksaa ksaan n none-ap none-apelt elt dan pandy pandy serta serta memahami cara hitung jumlah dan jenis sel pada cairan otak. I.2 Tujuan Tujuan Khusus Khusus a. Maha Mahasi sisw swaa dapat dapat mela melakuk kukan an peme pemeri riks ksaa aan n none none-a -ape pelt lt dan dan pandy pandy untuk untuk mengetahui kenaikan kadar globulin dan albumin pada sampel !" Liquior #Liquior Cerebro Spinalis$. Spinalis$. b. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan cara hitung jumlah dan jenis sel pada sampel cairan otak untuk mengetahui jumlah sel serta dapat membedakan jenis sel mononuclear dan polinuklear dalam cairan otak.
II.
METODE
II.1%emeriksaan &one-'pelt dan %andy a. Metode Metode pemer pemeriks iksaan aan &one &one adala adalah h none-ap none-apelt elt b. Metode pemeriksaan %andy adalah pandy II.2%emeriksaan (itung )umlah dan )enis "el pada !airan *tak Metode yang digunakan dalam menghitung jumlah dan jenis sel pada cairan otak adalah bilik hitung+kamar hitung ,uchs-osenthal.
III.
PRINSIP
III. III.1 1
%eme %emeri riks ksaa aan n &one &one-' -'pe pelt lt
eagen eagen &one &one memberi memberikan kan reaksi reaksi terhada terhadap p protei protein n globul globulin in dalam dalam bentuk bentuk kekeruh kekeruhan an yang yang berupa berupa cincin cincin.. Keteba Ketebalan lan cincin cincin berhubu berhubungan ngan dengan dengan kadar kadar globulin makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal
III.2
%emeriksaan %a %andy
eagen eagen %andy %andy member memberika ikan n reaksi reaksi terhad terhadap ap protei protein n #album #albumin in dan globul globulin$ in$ dalam bentuk kekeruhan. %ada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.
III./ III./
%emeri %emeriksa ksaan an (itun (itung g )uml )umlah ah dan dan )enis )enis "el pada !airan !airan *tak *tak
i0uor !erebro "pinalis diencerkan dengan larutan turk pekat aka nada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.
IV.
DASAR TEORI
A.
O#$% *tak merupakan sebuah organ besar yang terletak di dalam rongga tengkorak. %ada
perkembangan awal otak dibagi menjadi / bagian yaitu otak depan otak tengah dan otak belakang. *tak depan merupakan bagian terbesar dan disebut serebrum yang dibagi menjadi dua hemiser yaitu hemiser kiri dan hemiser kanan oleh isura longitudinal. %emisahan komplet dibagian depan dan belakang tetapi dibagian tengah hemiser dihubungkan oleh serabut pita lebar yang disebut korpus kalosum. #'nonim 213$ obus hemiser terdiri dari lobus rontal yang melintas di depan sulkus sentral dan di atas sulkus lateral lobus parietal yang melintas di antara sulkus sentral dan sulkus parieto-oksipital serta diatas garis sulkus lateral lobus oksipital yang membentuk bagian belakang hemiser dan lobus temporal terletak di bawah sulkus lateral dan meluas ke belakang lobus oksipital. %ermukaan hemiser serebral memiliki semacam kon4olusi yang disebut girus. 5irus terdiri dari girus prasentral pada setiap hemiser terletak dalam lobus rontal tepat di depan isura sentral. 5irus ini mengandung neuron yang bertanggung jawab untuk akti4itas motorik 4olunter. Girus postsentral, terletak tepat di belakang isura sentral mengandung neuron yang terlibat dalam akti4itas sensorik. #'nonim 213$ Irisan longitudinal hemiser memperlihatkan massa abu-abu #badan sel$ dibagian luar dan massa putih #serabut sara$ di bagian dalam. "erabut sara menghubungkan satu bagian otak dengan bagian lain dan dengan medulla spinalis namun di dalam kelompok massa putih serabut sara dapat pula ditemukan massa abu-abu. 6aerah abu-abu tersebut dinamai nucleus serebral. 5anglia basalis adalah kepulauan substansi abu-abu #neuron$ yang terletak jauh di dalam substansia putih serebrum. %ulau-pulau ini merupakan nucleus berpasangan yang berasosiasi dengan pergerakkan kasar tubuh dan berhubungan dengan neuron dalam girus presentral. 5angguan pada nucleus basal dapat mengakibatkan penyakit yang berkaitan dengan akti4itas motorik seperti %arkinson chorea dan atheosis. #'nonim 213$
ongga di dalam otak disebut 4entrikel. 'da dua 4entrikel lateral satu 4entrikel tengah #4entrikel ketiga ditengah$ dan satu 4entrikel di antara serebelum dan pons #4entrikel keempat$. "emuanya berisi cairan serebrospinal #'nonim 213$. &.
L'*+ C,+,-+*/'$' (LCS) i0uor !erebrospinalis #!"$ atau disebut juga !airan !erebrospinal #!""$
merupakan cairan yang mengelilingi ruang subarachnoid di sekitar otak dan medulla spinalis. !" merupakan cairan jernih yang dibentuk dari plasma darah di dalam ple7us choroideus. %le7us choroideus adalah pusaran kapiler yang terletak di dalam 4entrikel yang terbesar adalah di dalam 4entrikel lateralis tempat sebagian besar !"" dibentuk. %le7us choroideus berada dalam 4entrikel lateralis 4entrikel ketiga dan 4entrikel keempat pada otak. Meskipun sebagian besar !" diproduksi dalam 4entrikel lateralis sekitar 289 berada dari sumber di luar koroid termasuk endotel kapiler dalam parenkim otak #'nonim 213$. !" memiliki beberapa ungsi sebagai berikut : a. Menyediakan keseimbangan dalam sistem sara. Unsur-unsur pokok pada !"" berada dalam keseimbangan dengan cairan otak ekstraseluler
jadi
mempertahankan
lingkungan luar yang konstan terhadap sel-sel dalam sistem sara. b. !" mengakibatkann otak dikelilingi cairan mengurangi berat otak dalam tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik melindungi otak dari keadaan+trauma yang mengenai tulang tengkorak c. Mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak seperti !*2laktat dan ion (idrogen. (al ini penting karena otak hanya mempunyai sedikit sistem limatik. 6an untuk memindahkan produk seperti darah bakteri materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan diirigasi dan dikeluarkan melalui 4illi arakhnoid. d. ;ertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. (ormon- hormon dari lobus posterior hipoise hipothalamus melatonin dari ineal dapat dikeluarkan ke !" dan transportasi ke sisi lain melalui intraserebral. e. Mempertahankan tekanan intrakranial. 6engan cara pengurangan !" dengan mengalirkannya ke luar rongga tengkorak baik dengan mempercepat pengalirannya melalui berbagai oramina hingga mencapai sinus 4enosus atau masuk ke dalam rongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar /9
#'dam 21/$.
%embentukan !" di pleksus koroid diiner4asi oleh sara-adrenergik dan koliergik. %erangsangan sistem adrenergic mengurangi produksi !" sedangkan pemacuan sara kolinergik dapat melipat-gandakkan kecepatan produksi !" normal. !" mengisi 4entrikel dan ruang subarachnoid. %ada anak normal produksi !" 2 ml per jam.
mm air pada keadaan normal sedangkan pada sinus sagitalis superior berada pada kisaran ? mm air. &ormalnya !" mengalir dari 4entrikel lateralis melalui oramen Monro ke dalam 4entrikel ke tiga. kemudian melewati akuaduktus "yl4ius yang sempit masuk ke 4entrikel keempat. !" keluar dari 4entrikel keempat melalui pasangan oramen uschka lateral dan oramen linea mediana Magendic ke dalam sisterna pada dasar otak. #"urya 21/$ !" mengalir melalui oramen Magendie dan uschka menuju ruang subarachnoid dan diserap melaui 4ili arakhnoidalis ke dalam 4ena terutama sinus 4ena serebrum. mm !". %ada tekanan 112 mm !" merupakan tekanan !" normal rata-rata iltrasi dan absorpsi seimbang. 6i bawah tekanan sekitar @> mm !" absorpsi terhenti. "ecara klinis cairan serebrospinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur pungsi lumbal yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang sub-araknoid di antara lengkung sara 4ertebera lumbal ketiga dan keempat. %ertimbangan pengambilan pada daerah lumbal adalah lebih praktis dan aman karena hanya terdapat ilum terminale sehingga kemungkinan melukai system sara adalah kecil. %ungsi lumbal perlu dilakukan secara hati-hati dan dengan tujuan yang jelas. %ada tekanan
intrakranial yang tinggi sebaiknya tidak dilakukan hal ini dapat menyebabkan herniasi medulla oblongata #"urya 21/$. %erubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik. %emeriksaan cairan serebrospinal sangat
membantu dalam
mendiagnosa penyakit - penyakit neurologi. "elain itu juga untuk e4aluasi pengobatan dan perjalanan
penyakit
serta
menentukan
prognosa penyakit.
%emeriksaan
cairan
serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa mengidentiikasi organisme penyebab serta dapat untuk melakukan test sensiti4itas antibiotika #'dam 21/$.
V.
ALAT DAN &AHAN V.1 T,#
N*,A/,# 3$ P$3
A$#
1. Tabung kecil diameter = mm 2. %ipet ukur 1 ml /. ;all pipet 3. %ipet tetes 8. "topwatch @. 5elas arloji &$5$
1. eagen none : arutan #&(3$2"*3 jenuh 2. 1 : >8 g #&(3$2"*3 netral dilarutkan dalam 1 ml a0uadest dipanaskan pada suhu ? ! dibiarkan beberapa hari. ᵒ
/. eagen %andy -
,enol Kristal
: 1 g
-
'0uadest
: 1 ml
-
6ikocok diinkubasi pada suhu /= ! selama beberapa hari reagen harus ᵒ
sering dikocok. V.2 P,,+'%$$ H'#7 $5 3$ ,' S, /$3$ C$'+$ O#$% A$#
1. %ipet thoma leukosit 2. Kamar hitung Impro4ed &eubauer
/. 5lass beaker 3. Mikroskop &$5$
1. "ampel cairan otak 2. eagen larutan turk pekat #turk rosental$ /. '0uadest 3. Tissue VI.
CARA KERA VI.1
P,,+'%$$ N*,A/,#
-
Tabung serologi diisi dengan 1 ml larutan ammonium sulat jenuh
-
6ituang 8 ml !" dengan cara pelan-pelan lewat dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan dimana lapisan atas adalah !"
-
6iamkan selama / menit
-
Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap
VI.2
P,,+'%$$ P$3
-
5elas arloji diisi dengan 1 ml reagen %andy
-
6itetesi dengan 1 tetes !"
-
Kemudian diligat segera ada tidaknya kekeruhan
VI.
P,,+'%$$ H'#7 $5 3$ ,' S, /$3$ C$'+$ O#$%
-
!airan otak yang diperiksa dikocok dahulu agar homogen
-
arutan turk dihisap sampai angka 1
-
arutan cairan otak dihisap sampai angka 11
-
6ikocok perlahan selama lebih kurang / menit dengan menggunakan pipet tegak lurus sumbu panjang pipet
-
alu dibuang / tetes cairan pertama
-
6iteteskan pada bilik hitung ,uchs-osenthal
-
6ibiarkan selama 8 menit agar sel mengendap
-
6ihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objekti 17+37 serta dihitung jenis selnya. 6engan perhitungan : )umlah sel+mm/ A 8+3 & sel+ mm /
VII.
INTERPRETASI HASIL DAN NILAI RUUKAN VII.1 P,,+'%$$ N*,A/,#
&egati
: tidak terbentuk cincin putih
B1 : terbentuk cincin putih sangat tipis hanya dapat dilihat dengan latar belakang hitam bila dikocok akan kembali jernih B2 : cincin putih tampak agak jelas bila dikocok cairan jadi opalescent B/ : cincin putih tampak jelas bila dikocok jadi keruh B3 : cincin putih sangat jelas bila dikocok cairan menjadi keruh sekali VII.2 P,,+'%$$ P$3
&egati
: bila tidak terjadi kekeruhan #berkabut+opalescent$
B1 : opalescent #kadar protein 8-1 mg9$ B2 : keruh #kadar protein 1-/ mg9$ B/ : sangat keruh #kadar protein /-8 mg9$ B3 : keruh seperti susu #kadar protein C 8 mg9 VII. P,,+'%$$ H'#7 $5 3$ ,' S, /$3$ C$'+$ O#$% •
H'#7 $5 S,
&ormal
A -8 + mm/
;orderline
A @-1 + mm/
'bnormal
A C1 + mm/
'nak-anak umur D 8 tahun &ormal A D 2 + mm/ •
H'#7 ,' S,
M& 19 dan %M& 9
VIII. HASIL PENGAMATAN
a. Identitas "ampel Kode sampel :' &ama :'sal sampel : "U% "anglah b. %emeriksaan Makroskopis Earna : Kuning Kekeruhan : )ernih ;ekuan : &egati c. %emeriksaan Mikroskopis (asil %emeriksaan : & A =>
)umlah sel+mm/ A
sel+mm/
d. %emeriksaan Kimia 1. %emeriksaan &one 'pelt A #B2$ Terbentuk cincin putih tampak agak jelas 2.
bila dikocok cairan akan menjadi apelecent %emeriksaan %andy A #B2$ !airan keruh #kadar protein 1-/ mg9$
e. 5ambar (asil %engamatan
eagen &one-'pelt
eagen %andy
eagen Turk %ekat
Kode "ampel '
5ambar (asil %emeriksaan
I9.
(asil %emeriksaan &one-'pelt #B2$
(asil %emeriksaan &one 'pelt #B2$
terbentuk cincin putih agak jelas
setelah dikocok terbentuk apelecent
(asil %emeriksaan %andy #B2$ keruh
(asil pemeriksaan jumlah leukosit yaitu
#kadar protein 1-/ mg9$
?> sel+mm/
PEM&AHASAN
!airan otak atau i0uor !erebrospinalis #!"$ adalah cairan yang menyelimuti susunan syara pusat. !" merupakan cairan jernih yang ungsinya mirip cairan darah untuk menyediakan nutrien namun mengandung sedikit protein kadar glukosa lebih kurang 2+/ kadar glukosa darah dan konsentrasi ion yang berbeda dengan darah. !"" diproduksi rata - rata 38-=8 ml per hari #/ - /8 ml+ menit$ terutama oleh pleksus koroideus 4entrikel lateral dan 4entrikel empat #Fdward Gan dkk. 213$. "ecara umum !" mempunyai / ungsi diantaranya ungsi transport ungsi mekanis dan pengaturan 4olume+produksi. 6ikatakan ungsi transport karena !" berungsi untuk mencuci otak dari sisa-sisa metabolisme benda asing dan Hat toksik kemudian mengangkut ke tempat lain untuk diekskresikan dan mengangkut makanan untuk sel-sel yang ada hubungannya dengan !",. Memiliki ungsi mekanis bila !" berungsi sebagai penangkal terhadap goncangan-goncangan #shock absorben$ dan sebagai pelicin
#lubbricant$ antara otak medullaspinalis dengan tulang tengkorak dan 4ertebra. 6alam pengaturan 4olume+produksi !" berungsi sebagai pengisi rongga kosong akibat atroi atau mengurangi 4olumenya bila terdapat space occupying lesion #Eande. 21@$. %erubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik. %emeriksaan !" ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang meningitis tumor abses encheilitis maupun ineksi 4irus pada daerah tersebut. %emeriksaan cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi. #Eande. 21@$. "elain itu juga untuk e4aluasi pengobatan dan perjalanan penyakit serta menentukan prognosa penyakit. %emeriksaan cairan serebrospinal adalah suatu tindakan yang aman tidak mahal dan cepat untuk menetapkan diagnosa mengidentiikasi organism penyebab serta dapat untuk melakukan test sensiti4itas antibiotika. 'nalisa !" sendiri dibagi menjadi menjadi / bagian yaitu makroskopis #warna kekeruhan bekuan tekanan$ mikroskopis#jumlah dan jenis sel$ dan kimia#glukosa proteindll$ yang meliputi sebagai berikut : a. Earna %erlu diperhatikan saat persiapan sampel dimana harus menghindari sampel warna merah akibat tindakan punksi. !airan otak #!*$ yg berwarna merah menunjukkan adanya darah dan perlu dibedakan apakah darah berasal dari perdarahan sub arachnoid atau akibat punksi #Eande.21@$. Earna normal cairan serebrospinal adalah jernih dan patologis bila berwarna: kuning santokhrom cucian daging purulenta atau keruh. !airan otak yang berwarna coklat mengindikasikan adanya perdarahan kronik abu-abu berarti ditemukan lekosit dalam jumlah besar serta warna kuning mengindikasikan ikterus atau kadar protein yang tinggi . b. Kekeruhan Kekeruhan cairan otak dapat dilihat dengan membandingkan kekeruhan pada tabung yang berisi !airan otak #!*$ dengan tabung yang berisi a0uadest pada latar belakang kertas putih di tempat yang terang. 6erajat kekeruhan mulai dari agak keruh keruh dan sangat keruh. 'gak keruh bila terdapat C 2 sel+ ul keruh mengindikasikan meningitis tuberkulosa sedangkan sangat keruh mengindikasikan meningitis bakterial akut. "ecara normal cairan otak tidak terkihat adanya c.
kekeruhan. ;ekuan ;ekuan cairan otak dapat dilihat dengan membandingkan bekuan pada tabung yang berisi !* dengan tabung yang berisi a0uadest pada latar belakang kertas putih yang
terang. ;ekuan pada !* dapat berbentuk halus keping-keping selaput atau kasar. b'danya bekuan dalam sampel !" menunjukkan tingginya kadar ibrinogen. "ecara normal tidak terdapat bekuan dalam cairan otak probandus. d. Tekanan Tekanan !"" diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan tahanan terhadap absorpsi melalui 4illi arakhnoid. ;ila salah satu dari keduanya naik
maka
tekanan
naik
bila
salah
satu
dari
keduanya
turun maka
tekanannya turun. Tekanan !"" tergantung pada posisi bila posisi berbaring maka tekanan normal cairan serebrospinal antara >-2 cm (2* pada daerah lumbal siterna magna dan 4entrikel sedangkan jika penderita duduk tekanan cairan serebrospinal akan meningkat 1-/ cm (2*. Kalau tidak ada sumbatan pada
ruang
ditransmisikan
subarakhnoid melalui
maka
ruang
perubahan
serebrospinalis.
tekanan hidrostastik %ada
pengukuran
akan dengan
manometer normal tekanan akan sedikit naik pada perubahan nadi dan respirasi juga akan berubah pada penekanan abdomen dan waktu batuk. ;ila terdapat penyumbatan pada subarakhnoid dapat dilakukan pemeriksaan ueckenstedt yaitu dengan penekanan pada kedua 4ena jugularis. %ada keadaan normal penekanan 4ena jugularis akan meninggikan tekanan 1-2 cm (2* dan tekanan kembali ke asal dalam waktu 1 detik. ;ila ada penyumbatan tak terlihat atau sedikit sekali peninggian tekanan. Karena keadaan rongga kranium kaku tekanan intrakranial juga dapat meningkat yang bisa disebabkan oleh karena peningkatan 4olume dalam ruang kranial peningkatan cairan serebrospinal atau penurunan absorbsi adanya masa intrakranial dan oedema serebri. Kegagalan sirkulasi normal !"" dapat menyebabkan pelebaran 4en dan hidrocephalus. Keadaan ini sering dibagi menjadi hidrosealus komunikans dan hidrosealus
obstrukti.
%ada
hidrosealus
komunikans
terjadi
gangguan
reabsorpsi !"" dimana sirkulasi !"" dari 4entrikel ke ruang subarakhnoid tidak terganggu. Kelainan ini bisa disebabkan oleh adanya ineksi perdarahan subarakhnoid trombosis sinus sagitalis superior keadaan-keadaan dimana 4iscositas !"" meningkat danproduksi !"" yang meningkat. (idrosealus obstrukti terjadi akibat adanya gangguan aliran !"" dalam sistim 4entrikel atau pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid. Kelainan ini dapat disebabkan
stenosis a0uaduktus serebri atau penekanan suatu masa terhadap oramen uschka or Magendi 4entrikel I< a0. "yl4i dan or. Monroe. Kelainan tersebut bisa berupa kelainan bawaan atau didapat. e. )umlah sel )umlah sel leukosit normal tertinggi 3-8 sel+mm / dan mungkin hanya terdapat 1 sel polymorphonuklear saja "el leukosit junlahnya akan meningkat pada proses inlamasi. %erhitungan jumlah sel harus sesegera mungkin dilakukan jangan lebih dari / menit setelah dilakukan lumbal punksi. ;ila tertunda maka sel akan mengalami lisis pengendapan dan terbentuk ibrin. Keadaaan ini akan merubah jumlah sel secara bermakna. eukositosis ringan antara 8-2 sel+mm/ adalah abnormal tetapi tidak spesiik. %ada meningitis bakterial akut akan cenderung memberikan respon perubahan sel yang lebih besar terhadap peradangan dibanding dengan yang meningitis aseptik. %ada meningitis bakterial biasanya jumlah sel lebih dari 1 sel+mm/ sedang pada meningitis aseptik jarang jumlah selnya tinggi. )ika
jumlah
sel
meningkat
secara
berlebihan
#8-1
sel
+mm/$
kemungkinan telah terjadi rupture dari abses serebri atau perimeningeal perlu dipertimbangkan. %erbedaan jumlah sel memberikan petunjuk ke arah penyebab peradangan.
Monositosis
tampak
pada
inlamasi
kronik
oleh
.
monocytogenes. Fosinophil relati jarang ditemukan dan akan tampak pada ineksi cacing dan penyakit parasit lainnya termasuk !ysticercosis juga meningitis tuberculosis neurosiphilis lympoma susunan sara pusat reaksi tubuh terhadap benda asing. .
5lukosa &ormal kadar glukosa berkisar 38-> mg9. Kadar glukosa cairan serebrospinal sangat ber4ariasi di dalam susunan sara pusat kadarnya makin menurun dari mulai tempat pembuatannya di 4entrikel sisterna dan ruang subarakhnoid lumbar. asio normal kadar glukosa cairan serebrospinal lumbal dibandingkan kadar glukosa serum adalah C @. %erpindahan glukosa dari darah ke cairan serebrospinal secara diusi diasilitasi transportasi membran. ;ila kadar glukosa cairan serebrospinalis rendah pada keadaan hipoglikemia rasio kadar glukosa
cairan serebrospinalis glukosa serum tetap terpelihara. (ypoglicorrhacia
menunjukkan
penurunan
rasio
kadar
glukosa
cairan
serebrospinal glukosa serum keadaan ini ditemukan pada derjat yang ber4ariasi dan paling umum pada proses inlamasi bakteri akut tuberkulosis jamur dan meningitis oleh carcinoma. %enurunan kadar glukosa ringan sering juga ditemukan pada meningitis sarcoidosis ineksi parasit misalnya cysticercosis dan trichinosis atau meningitis Hat khemikal.Inlamasi pembuluh darah semacam lupus serebral atau meningitis rhematoid mungkin juga ditemukan kadar glukosa cairan
serebrospinal
yang
rendah.Meningitis
4iral
mump
limphostic
khoriomeningitis atau herpes simplek dapat menurunkan kadar glukosa ringan sampai sedang. g. %rotein Kadar protein normal cairan serebrospinal pada 4entrikel adalah 8-18 mg9. pada sisterna 1-28 mg9 dan pada daerah lumbal adalah 18-38 mg9. Kadar gamma globulin normal 8-18 mg9 dari total protein. Kadar protein lebih dari 18 mg9 akan menyebabkan cairan serebrospinal berwarna 7antokrom pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih dari 18 gr9 akan menyebabkan pada permukaan tampak sarang laba-laba #pellicle$ atau bekuan yang menunjukkan tingginya kadar ibrinogen. Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh karena hilangnya sawar darah otak #blood barin barrier$ reabsorbsi yang lambat atau peningkatan sintesis immunoglobulin loka. "awar darah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan
peradanganiskemia
baktrial
trauma
atau
neo4askularisasi tumor
reabsorsi yang lambat dapat terjadi pada situasi yang berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal misalnya pada meningitis atau perdarahan serebrospinal
subarakhnoid. ditemukan
%eningkatan pada
multiple
kadar
immunoglobulin
sklerosis
acut
cairan
inlamatory
polyradikulopati juga ditemukan pada tumor intra kranial dan penyakit ineksi susunan sara pusat lainnya termasuk ensealitis
meningitis neurosipilis
arakhnoiditis dan ""%F #sub acut sclerosing panensealitis$. %erubahan kadar protein di cairan serebrospinal bersiat umum tapi bermakna sedikit bila dinilai sendirian akan memberikan sedikit nilai diagnostik pada ineksi susunan sara
pusat. h. Flektrolit Kadar elektrolit normal !"" adalah &a 131-18 mF0+ K 22-// m0 !l 12-1/ mF0+ Mg 2= mF0+. Kadar elektrolit ini dalam cairan serebrospinal tidak menunjukkan perubahan pada kelainan neurologis hanya terdpat penurunan kadar !l pada meningitis tapi tidak spesiik. i.
*smolaritas Terdapat osmolaritas yang sama antara !"" dan darah #2?? mosmol+. ;ila terdapat perubahan osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritas !"".
j.
%( Keseimbangan asam bas harus dipertimbangkan pada metabolik asidosis danmetabolik alkalosis. %( cairan serebrospinal lebih rendah dari %( darah sedangkan %!*2 lebih tinggi pada cairan serebrospinal. Kadar (!*/ adalah sama #2/ mFg+$. %( !"" relati tidak berubah bila metabolik asidosis terjadi secara subakut atau kronik dan akan berubah bila metabolik asidosis atau alkalosis terjadi secara cepat.
#)apardi Iskandar. 22$
%ada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan !" secara maskroskopis mikroskopis dan pemeriksaan kimia. %ada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian kondisikan reagen pada suhu ruang dan dihomogenkan sebelum digunakan. Tujuan dari pengkondisian reagen pada suhu ruang untuk mengoptimalkan reaksi yang terjadi antar reagen dengan sampel dan apabila kondisi reagen masih dalam keadan dingin akan mempengaruhi reaksi yang tentunya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. %raktikum kali ini dilakukan pemeriksaan pada sampel dengan kode ' dimana hasil pemeriksaan makroskopisnya tidak terdapat bekuan jernih dan memiliki warna kuning. "ecara maksroskopis sampel i0uor !erebrospinalis dapat dikatakan patologis karena warna yang terlihat adalah kuning dimana seharusnya warna dari i0uor !erebrospinalis adalah tak berwarna dan jernih. Earna kuning pada cairan i0uor !erebrospinalis menandakan sampel ikterus dengan kadar protein tinggi #Eande 21@$
"elanjutnya yaitu pemeriksaan secara mikroskopis dengan cara melakukan hitung jenis leukosit pada sampel i0uor !erebrospinalis. %ada pemeriksaan hitung jenis leukosit ini menggunakan larutan Turk pekat dimana larutan Turk ini berungsi untuk melisiskan sel lain yang mungkin terdapat dalam sampel sehingga hanya sel leukosit yang masih ada dalam sampel. "elain itu larutan ini digunakan untuk mengencerkan sampel guna memudahkan dalam pembacaan sel. !airan !" yang telah diencerkan dengan larutan Turk kemudian diteteskan dalam kamar hitung ,uchs osenthal dan dihitung jumlah sel leukosit dibawah mikroskop. "yarat dari pemeriksaan mikroskopis ini yaitu pemeriksaan dilakukan dalam waktu D / menit setelah pengambilan karena bila C / menit
jml sel akan berkurang yang
disebabkan oleh sel mengalami sitolisis sel akan mengendap sehingga sulit mendapat sampel yang homogen dan sel cepat mengalami perubahan morologi. Maka dari itu untuk pemeriksaan i0uor !erebrospinalis sebaiknya dilakukan segera setelah dilakukan pengambilan sampel. "ebelum dilakukan pembacaan sel pada sampel pertama-tama sampel harus dihomogenkan sebelum dipipet tujuan dari penghomogenan ini yaitu agar sel yang terdapat dalam sampel tercampur kembali dan tidak mengendap pada dasar wadah sehingga sel yang akan dihitung sesuai dengan jumlah yang sebenarnya. Kemudian hisap larutan Turk sampai dengan angka 1. "elanjutnya sampel yang telah dihomogenkan dihisap hingga angka 11. "etelah larutan Turk dan sampel dipipet homogenkan campuran tersebut selama / menit dengan cara menggoyangkan memutar kedepan dengan menutup kedua ujung pipet. Tujuan dari penghomogenan ini yaitu untuk melisiskan sel selain sel leukosit yang terdapat dalam sampel. "ebelum meneteskan campuran tersebut kedalam kamar hitung campuran dalam pipet harus dibuang sebanyak / tetes terlebih dahulu hal ini dilakukan karena pada ujung pipet tidak terjadi pencampuran yang sempurna sehingga harus dibuang dan ditakutkan apabila tidak dibuang sel leukosit tidak akan terlihat. Kemudian teteskan 1 tetes campuran tersebut pada kamar hitung dan tutup kamar hitung dengan co4er glass dan diamkan selama 8 menit. "etelah didiamkan selama 8 menit sampel dibaca pada mikroskop dengan perbesaran 17. &ilai rujukan normal pada anak dan dewasa untuk jumlah lekosit #monosit dan limposit$ adalah J 8 sel+ul sedangkan untuk neonatus J / sel+ul. Ealaupun belum ada kesepakatan batas tertinggi normal neutroil dalam !" sebagai patokan dapat
dipergunakan sampai angka =9 hal ini dapat disebabkan adanya kontaminasi minimal dari darah tepi. "edangkan monosit #139$ lebih rendah dibandingkan limosit #>@9$ tingginya perbedaan ini dapat disebabkan karena monosit sering diklasiikasikan sebagai limposit. %ada praktikum pemeriksaan hitung sel leukosit pada sampel dengan kode ' didapat jumlah & adalah => sel dan setelah dikali dengan aktor pengali didapat jumlah sel leukosit sebanyak ?> sel+mm/. 6ari hasil pemeriksaan jumlah sel leukosit dalam sampel sudah dikatagorikan abnormal karena jumlah sel C1 sel+mm/. %emeriksaan selanjutnya yaitu melakukan pemeriksaan kimia yaitu dengan melakukan pemeriksaan kimia pada sampel dengan kode sampel '. %emeriksaan kimia meliputi %rotein 5lukosa 'sam laktat Ureum 5lutamine FnHim ataupun Haat lain. %ada saat praktikum dilakukan pemeriksaan kimia yaitu pemeriksaan protein dengan metode kualitati yaitu %andy dan &one-apelt #ose-)ones$. %emeriksaan &onne untuk mengetahui adanya protein globulin dan %andy untuk mengetahui adanya protein #albumin dan globulin$ pada sampel !" probandus. a. %emeriksaan &onne J 'pelt %emeriksaan &onne J 'pelt atau pemeriksaan oss-)ones menggunakan larutan jenuh amoniumsulat sebagai reagent. eagen &onne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam bentuk kekeruhan yang berupa cincin. "eperti juga test %andy test &onne sering dilakukan pada cairan otak. 6alam keadaan normal hasil test ini negati artinya tidak terjadi kekeruhan pada perbatasan antara reagen dan !". "emakin tinggi kadar globulin semakin tebal cincin keruh yang terjadi. Test &onne memakai lebih banyak bahan dari test %andy tetapi lebih bermakna dari test %andy karena dalam keadaan normal test ini berhasil negati: sama sekali tidak ada kekeruhan pada batas cairan. Metode &one-apelt bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar globulin dimana prinsipnya globulin diendapkan dalam larutan
#&(3$2"*3.
#%ermatasari Gossi. 213$ %ada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan &one-'pelt dengan cara mengisi tabung reaksi dengan larutan ammonium sulat jenuh sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan sampel i0uor !erebrospinalis sebanyak 8 m lewat dinding. %enambahan sampel melalui dinding ini bertujuan agar terbentuknya pembatas yang berwarna putih anatara larutan ammonium sulat dengan sampel berupa cincin apabila sampel dimasukkan tidak melalui dinding maka tidak akan terbentuk cincin melainkan akan menjadi keruh. %ada pemeriksaan &one-'pelt pada sampel ' didapat hasil B2
dimana ditandai dengan terbentuknya cincin putih yang cukup jelas dan bila dikocok cairan akan menjadi opalescent #seperti kabut halus$. b. %emeriksaan %andy %emeriksaan %andy menggunakan reagen pandy #phenolum li0ueactum 1 ml : a0uadest ? ml disimpan pada suhu /= o! selama beberapa hari reagen harus sering dikocok-kocok $. eagen pandy memberikan reaksi terhadap protein #albumin dan globulin$ dalam bentuk kekeruhan. Test pandy ini mudah dapat dilakukan pada waktu melakukan ungsi dan memang sering dijalakan demikian sebagai bedside test. Itulah sebabnya maka test %andy masih juga dipertahankan dalam penuntun ini meskipun pada waktu ini dikenal test-test terhadap protein yang lebih spesiik dan lebih bermanaat bagi klinik. 6alam keadaan normal tidak akan terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang sangat ringan berupa kabut halus. "emakin tinggi kadar protein #albumin dan globulin$ semakin keruh hasil reaksi. Tak ada kekeruhan atau kekeruhan yang sangat halus berupa kabut menandakan hasil reaksi yang negati. Kekeruhan yang lebih berat berarti test %andy ini menjadi lebih positi. %ada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut. #%ermatasari Gossi. 213$ %ada praktikum pemeriksaan %andi hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan kaca arloji sebagai wadah melakukan pemeriksaan. "elanjutnya pada kaca arloji diisi dengan 1 m larutan %andy kemudian teteskan d engan tepat sebanyak 1 tetes sampel i0uor !erebrospinalis. %ada saat pemipetan sampel diusahakan dalam posisi tegak lurus hal ini dimaksudnya agar tetesan yang keluar dari pipet tetes sesuai dengan 4olume yang diinginkan. 'pabila pada saat penetesan dalam posisi miring maka 4olume yang akan keluar tidak akan sesuai. 6ari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan %andy pada sampel dengan kode ' yaitu B2 dimana ditandai dengan terjadi kekeruhan dan diperirakan memiliki kadar 1-/ mg9. Kadar protein normal cairan serebrospinal pada 4entrikel adalah 8-18 mg9 pada sisterna 1-28 mg9 dan pada daerah lumbal adalah 18-38 mg9. Kadar gamma globulin normal 8-18 mg9 dari total protein. Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh karena hilangnya sawar darah otak #blood barin barrier$ reabsorbsi yang lambat atau peningkatan sintesis immunoglobulin lokal. "awar darah otak hilang biasanya
terjadi
pada
keadaan
peradangan
iskemia
bakterial
trauma
atau
neo4askularisasi tumor reabsorsi yang lambat dapat terjadi pada situasi yang
berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal misalnya pada meningitis atau perdarahan subarakhnoid.
%erubahan kadar protein di cairan
serebrospinal bersiat umum tapi bermakna sedikit bila dinilai sendirian akan memberikan sedikit nilai diagnostik pada ineksi susunan sara pusat.
6ari pemeriksaan specimen i0uor !erebrospinalis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1. )angan menunda-nunda pemeriksaan cairan otak. ;erbagai sel dan tripanosoma cepat lisis pada sampel cairan otak. 5lukosa juga cepat rusak kecuali kalau dengan luoridaoksalat. 2. ;ekerjalah dengan hati-hati dan hemat. "pesimen yang dapat diambil untuk pemeriksaan cairan otak atau i0uor cerebro spinalis sering kali hanya sedikit karena pengambilannya sulit. /. i0uor cerebro spinalis mengandung organisme 4irulen. %akailah pipet dengan sumbat kapas yang tak menyerap cairan atau pakailah penghisap karet untuk menarik cairan dalam pipet #'njani 6wie. 218$ ;eberapa sumber kesalahan yang terjadi dalam pemeriksaan antara lain : 1. Eadah sampel yang tidak steril menyebabkan sampel terkontaminasi oleh kumankuman sehingga memberikan hasil positi palsu. 2. %enundandaan pemeriksaan sampel tanpa ad perlakuan tertentu menyebakan berbagai sel cepat lisis glukosa cepat rusak sehingga memberikan hasil negati palsu. /. %enyimpanan sampel di dalam lemari es yang menyebabkan matinya bakteri yang tidak tahan pada suhu rendah sehingga memberikan hasil negati palsu. 3. !airan serebrospinal yang purulen dalam waktu 23 jam setelah pemberian antibiotik seringkali sudah
tidak mengandung bakteri penyebab misalkan (aemophilus
inluenHae sehingga memberikan hasil yang negati palsu. 8. !edera pembuluh darah yang diakibat karena tindakan lumbal ungsi menyebabkan terdapatnya darah pada sampel sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang positi palsu. #'njani 6wie. 218$
9.
SIMPULAN
%emeriksaan cairan otak pada sampel ' didapatkan hasil &one-'pelt B2 hasil %andy B2 dan jumlah hitung leukosit ?> sel+mm/. !airan otak pasien patologis.
DATAR PUSTAKA
'dam.
21/.
Fisiologi
LCS .
onlineL.
tersedia:
https:++www.scribd.com+doc+2/8@1?8>@+,isiologi-!". 6iakses : 8 &o4ember 21@. 21:3@ EitaL 'njani
6wie.
218.
onlineL.
tersedia:
https:++www.scribd.com+doc+2>>2138?+%embahasan-!"-&one-%andy 6iakses : = &opember 21@ 18.21 EitaL 'nonim.
213.
Makalah
LCS .
onlineL.
tersedia:
https:++www.scribd.com+doc+1>?21283>+Makalah-!". 6iakses : 8 &o4ember 21@. 22:1 EitaL Fdward
Gan
dkk.
213. Diagnosis
dan
Serebrospinal .
penatalaksanaan
Kebocoran
onlineL.
Cairan tersedia:
http:++repository.unand.ac.id+1@@12+1+Kebocoran!"".pd . 6iakses : @ &opember 21@. 12.13 EitaL )apardi
Iskandar.
22.
Cairan
Serebrospinal .
onlineL.
tersedia:
http:++library.usu.ac.id+download+k+bedah-iskandar92japardi8.pd . diakses : @ &opember 21@. 12.2@ EitaL %ermatasari Gossi. 213. onlineL. tersedia: https:++www.scribd.com+doc+23////3@+!"Kimklin. 6iakses : = &opember 21@ 13.13 EitaL "urya.
21/.
LCS
Kimia
Klinik .
onlineL.
tersedia:
https:++www.scribd.com+doc+23////3@+!"-Kimklin. 6iakses : 8 &o4ember 21@. 21:3 EitaL Eande I &yoman. 21@. !" #i0uor !erebro "pinal$. 6enpasar
6enpasar ? &o4ember 21@ %raktikan
a+n Kelompok I< 5enap
LEM&AR PENGESAHAN
Mengetahui %embimbing I
# 6. 5 6iah 6harma "hanti "."i. 'pt. M.Kes. $
%embimbing III
# uh %utu inawati 'md. '.K. $
%embimbing II
# 6rs. '. '. &gurah "anta '.%. $
%embimbing I<
# Kadek 'ryadi (artawiguna 'md. '.K. $