53
53
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam peningkatan produksi pertanian, dilakukan berbagai upaya diantaranya dengan dilakukan penelitian sehingga memunculkan inovasi baru untuk mengoptimalisasikan pengelolaan dan pemanfaatan aspek-aspek pertanian yang meliputi sumberdaya alam; alat dan mesin pertanian; energi; serta lingkungan untuk kesejahteraan manusia. Keberadaan industri pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi negara baik dari segi ekonomi maupun sosial.
PT Mitra Tani Dua Tujuh adalah perusahaan yang bergerak dibidang agroindustri yaitu budidaya dan pengolahan sayuran beku khususnya edamame. Pengembangan edamame didorong oleh kepedulian pengusaha swasta terhadap program pemerintah dalam upaya menekan impor kedelai. Selain itu PT Mitra Tani Dua Tujuh mempunyai visi untuk tampil sebagai perusahaan sayuran segar beku terutama edamame yang terkemuka dan bersaing di pasar modal.
Pendinginan adalah salah satu cara pengawetan produk pangan yang telah dilakukan manusia sejak sekitar 100 tahun lalu. Aplikasi dari teknik pendinginan adalah proses pembekuan. Proses pembekuan selain bertujuan untuk pengawetan produk pangan juga menjaga kualitas produk pangan. Mekanisme proses pembekuan tersebut memperhatikan beberapa aspek antara lain mutu bahan, sanitasi, dan mesin yang digunakan.
Alasan-alasan tersebutlah yang melatarbelakangi penulis untuk melakasanakan Praktek Lapangan di PT Mitra Tani Dua Tujuh. Penulis berharap kegiatan ini menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi penulis dan institusi.
Tujuan
Tujuan umum kegiatan praktek lapangan di PT Mitra Tani Dua Tujuh adalah untuk mempelajari penerapan keteknikan pertanian pada proses pengolahan beku edamame.
Tujuan khusus adlah untuk :
Mempelajari proses pengolahan beku edamame.
Mempelajari sistem pendingina pada proses pembekuan edamame beserta komponen-komponennya.
Mengetahui alat-alat dan mesin-mesin pengolahan.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Lapangan ini berlangsung selama 30 hari kerja pada tanggal 5 Januari 2015 sampai 31 Januari 2015 yang bertempat di PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember, Jawa Timur.
Metodologi
Kegiatan Praktek Lapangan ini menggunakan berbagai metode sebagai berikut:
Pengamatan Langsung
Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap kegiatan produksi serta sarana pendukungnya di PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember, Jawa Timur.
Wawancara
Berupa pengumpulan informasi dan keterangan secara lisan dan melakukan konsultasi kepada pihak-pihak yang terkait mengenai proses produksi yang berlangsung.
Partisipasi Langsung
Berupa keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan praktek di lapangan sesuai dengan ketentuan yang telah diciptakan.
Studi Pustaka
Membandingkan hasil pengamatan dengan bahan pustaka yang sesuai dengan ilmu yang dikaji serta mencari alternatif pemecahan permaslahan.
BAB 2. PROFIL UMUM PERUSAHAAN
Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan
PT Mitra Tani Dua Tujuh adlah perusahaan yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan sayur beku terutama edamame. Merupakan hasil karya anak bangsa untuk mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia. Didasari oleh kebutuhan masyarakat Jepang yang sangat tinggi akan kedelai dan sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi petani dan masyarakat sekita, PT Mitra Tani Dua Tujuh didirikan berdasarkan Akta Nasional nomor 11 tanggal 17 Nopember 1994 dari notaris Ny. Liliana Gondoutomo, SH di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan dengan keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 23 Nopember 1994. PT Mitra Tani Dua Tujuh diresmikan oleh Menteri Keuangan bersama Menteri Pertanian serta disaksikan Menteri Koperasi dan PPKtanggal 26 Nopember 1994. Fasilitas dan pabrik pengolahan sayuran beku dan kedelai Jepang (edamame) didirikan dan diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertanian di Jember tanggal 21 Juli 1995.
Pada tanggal 1 Juli 1995 dihadapan Menteri Pertanian dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Jember dilaksanakan penandatanganan kerjasama antara PT Mitra Tani Dua Tujuh sebagai pelaku agrobisnis dan Universitas Jember sebagai lembaga institusi pendidikan sumberdaya manusia dan penelitian budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan. Kerjasama ini menyangkut pelaksanaan riset unggul kemitraan dalam menciptakan varietas-varietas kedelai unggulan baru.
Komoditas hortikultura yang pertama kali dikembangkan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh adalah edamame (Vegetable soybean) yang seluruh produksinya di ekspor ke Jepang. Pengembangan edamame sebenarnya didorong oleh kepedulian pengusaha swasta terhadap program pemerintah dalam upaya menekan impor kedelai yang terus membengkak melebihi satu ton pada tahun 1995. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya produktivitas kedelai nasional yang rata-rata pertahun sekitar satu ton perhektar. Selain hal tersebut pengembangan edamame juga didorong olehpeluang pasar yang ada di Jepang, yang setiap tahun mengimpor edamame lebih dari 30 ribu ton.
Setelah berhasil menembus pasar Jepang yang sangat ketat persyaratan kualitas melalui "Frozen Edamame", PT Mitra Tani Dua Tujuh mendapat kepercayaan lagi mengekspor komoditas hortikultura lainnya seperti terong, kacang panjang, dan masih banyak yang lain. Semua hortikultura tersebut diproses menggunakan IQF (Individual Quick Frozen) Freezer dengan kontrol kualitas yang sangat ketat untuk pasar Jepang. Ekspor komoditas hortikultura ini memberikan sumbangsih yang tidak kecil bagi devisa negara dan penyediaan lapangan kerja.
Selain itu PT Mitra Tani Dua Tujuh juga menjalin kerjasama dengan pemerintahan Jepang melalui JETRO (Japan External Trade Organization) yang menghasilkan bantuan asisten teknis, teknologi maupun akses pemasaran yang terjalin dengan baik. Perhatian khusus dari pemerintah Jepang diberikan pada saat masa penelitian, uji coba budidaya maupun pengolahan serta uji coba pemasaran produk sayuran beku sejak tahun 1992-1995 berupa pengiriman batuan tenaga ahli lapangan, baik dari JETRO maupun dari calon pembeli yang dibiayai oleh JETRO.
Selama kurun waktu 1992-1994 dilaksanakan persiapan dan pelatihan khusus bagi sekitar 500 petani Kabupaten Jember oleh Pamulang Farming-Saung Mirwan bekerjasama dengan PTPN XXVII dan 21 BUMN di lingkup Departemen Keuangan RI dalam rangka membangun industri Kedelai Nasional (KENAS).
Lokasi Perusahaan dan Fasilitas
PT Mitra Tani Dua Tujuh terletak di Kabupaten Jember, Jawa Timur tepatnya di Jalan Brawijaya nomor 83, Desa Mangli, Kecamatan Sukorambi.
Fasilitas yang dimiliki antara lain 1 unit IQF Freezer dengan kapasitas 20 ton perhari, 4 ruang Cold Storage bersuhu -22oC dengan total kapasitas 370 ton, dan chiller room bersuhu 2oC dengan kapasitas 10 ton. Peralatan pengolahan edamame antara lain Screening Machine dengan kapasitas 20 ton perhari, Blanching dan Cooling Machine berkapasitas 20 ton perhari. Selain itu dilengkapi dengan unit Boiler yang dapat menghasilkan uap air dengan suhu 140oC, 3000kg/jam.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kapasitas produksi saat ini sedang dibangun 5 unit Cold Storage dan 1 unit IQF Freezer baru.
Sistem Produksi dan Kapasitas Produksi
Pada sistem produksi, budidaya dan pengolahan memegang peranan penting dalam proses produksi. Sistem produksi didasari oleh permintaan konsumen yang terus berlangsung sepanjang tahun. Untuk itu diciptakan pola usaha yang dapat menanam edamame sepanjang tahun. Selain itu mulai tahun 2000 telah dirintis untuk mengadakan multiplikasi benih sendiri dengan pola kemitraan, pada lokasi yang memenuhi persyaratan teknik perbenihan. Kedepan direncanakan impor sebagai induk multiplikasi sekitar 10-20% dari kebutuhan benih tiap tahun.
Kapasitas produksi yang ditargetkan mencapai 3000 ton tiap tahunnya. Dengan makin meningkatnya permintaan konsumen, mulai tahun 2005 ini dilakukan ekspansi lahan penanaman dan pembanguna unit pembekuan dan penyimpanan dingin baru.
Sarana dan Penunjang Kegiatan Produksi
Untuk mendukung terciptanya situasi kerja yang kondusif bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan, perlu diperhatikan imbalan yang harus diberikan kepada karyawan kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan karyawan antara lain : (i) asuransi bagi karyawan tetap berupa Jamsostek untuk Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), sedangkan untuk karyawan harian diikutkan pada asuransi kerja kolektif PT Bumi Asih Jaya (hasil seleksi); (ii) sarana ibadah dan santapan rohani; (iii) Koperasi Karyawan; (iv) ruang makan dan kantin; (v) rekola (rekreasi dan olahraga).
Dalam upaya meningkatkan keterampilan para karyawan telah diadakan pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus antara lain BPPD KANWIL dan Lembaga atau Institusi lainnya. Dengan diikutsertakannya karyawan dalam kursus dan pelatihan seperti di atas diharapkan kemampuan, kecakapan, dan profesionalisme karyawan dapat berkembang, dan memberikan nilai tambah bagi diri sendiri serta memberikan kontribusi yang bernilai bagi perusahaan.
2.5 Pemasaran
Ekspor produk sayuran segar beku terutama di Jepang, AS, Belanda.
Pemasok produk sayuran segar beku ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Freeport/Papua, dll.
2.6 Budidaya Edamame
Pola peusahaan budidaya edamame diawali dengan melatih dan mendidik tenaga terampil untuk merealisasikan rekayasa dan adaptasi teknologi tanaman dari daerah sub tropis ke daerah tropis. Melalui tahapan dengan berbagai hambatan, beberapa tahun terakhir telah mulai terbentuk petani yang mandiri dalam perusahaan.
Dengan bantuan dan bimbingan perusahaan, akhirnya dapat diciptakan pola usaha yang dapat menanam edamame sepanjang tahun. Di negara asalnya hanya dapat ditanam 1 tahun 1 periode tanam. Inilah salah satu unggulan komparatif di Indonesia khususnya di Jember. Dengan demikian menjadi tanaman rotasi yang saling menguntungkan dengan tanaman semusim lainnya.
Kebutuhan benih edamame selama ini masih tergantung dari impor, maka dari itu mulai tahun 2000 telah dirintis untuk mengadakan multiplikasi benih sendiri dengan pola kemitraan pada lokasi yang memenuhi persyaratan teknik perbenihan. Kedepan direncanakan impor hanya sebagai induk multiplikasi sekitar 10-20% dari kebutuhan benih setiap tahun.
BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI PT.MITRA TANI
Struktur Organisasi
Pemegang Saham Dewan Komisaris Direktur UtamaDirekturKeuanganUmumTeknik DanPemeliharaanBudidayaPengolahanPengawas dan EfisienLitbang
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Keuangan
Umum
Teknik
Dan
Pemeliharaan
Budidaya
Pengolahan
Pengawas dan Efisien
Litbang
Sistem organisasi yang digunakan di PT Mitra Tani Dua Tujuh merupakan sistem garis dan staff yang terdiri dari unit-unit kerja lini dan unit-unit kerja staff. Perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi Direktur, Divisi Keuangan, dan Umum. Direktur membawahi Divisi Teknik dan Pemeliharaan, Budidaya, Pengolahan, Pemasaran, Pengawas dan Efisien, dan Litbang.pada struktur organisasi PT Mitra Tani Dua Tujuh, pemegang saham memiliki kekuasaan tertinggi. Direktur Utama berada dibawah Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Tenaga kerja di PT Mitra Tani Dua Tujuh terbagi atas karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tidak tetap merupakan karyawan harian lepas yang bekerja pada saat panen serta karyawan kontrak kerja waktu tertentu (KKWT). Latar belakang pendidikan untuk karyawan tidak tetap beragam dari SD hingga D3. Sistem pengupahan adalah sistem harian yang dibayarkan setiap minggunya. Adapun karyawan tetap memiliki latar belakang pendidikan SD hingga S2. Klasifikasi karyawan PT Mitra Tani Dua Tujuh berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada lampiran 2.
Berdasarkan usia karyawan PT Mitra Tani Dua Tujuh diklasifikasikan adanya kartawan berusia diatas 40 tahun usia mantap sebesar 11% dan usia 30 hingga 40 tahun yang merupakan usia produktif 45%, dan usia di bawah 30 tahun usia potensial sebesar 44% menunjukan SDM yang potensial dan produktif dengan harapan cerah di masa depan.untuk itu perlu adanya perencanaan pola pengembangan dan penjejangan karir sebaik-baiknya. Klasifikasi karyawan berdasarkan usia dapat dilihat pada lampiran 3.
Total tenaga kerja yang dapat diserap hingga akhir tahun 2004 sebanyak 11.087 orang. Secara lengkap daftar luasan lahan, petani, dan tenaga kerja dapat dilihat pada lampiran 4.
3.2 Ketenaga Kerjaan
PT. Mitratani Dua Tujuh memiliki tenaga kerja dalam jumlah relatif banyak. Untuk itu dibutuhkan klasifikasi ataupun penggolongan tenaga kerja demi kemudahan dalam pengorganisasiannya. Klasifikasi ini juga sangat membantu untuk mengetahui jumlah karyawan yang ada.
Menurut statusnya, tenaga kerja (karyawan) dibedakan menjadi empat, yaitu:
Karyawan Bulanan
Merupakan karyawan tetap perusahaan yang biasanya ada pada bagian processing maupun pada staf administrasinya. Ntuk karyawan ini dibayar tiap bulannya. Jenjang pendidikan umumnya untuk bagian ini adalah Strata 1 ataupun Diploma Politeknik Pertanian dan ada juga yang berpendidikan SMA atau lembaga pendidikan yang sederajat.
Karyawan Harian
Karyawan dengan sistem penggajian tiap minggu atau dibayar tiap akhir pekan. Pekerjaan yang dilakukan umumnya membutuhkan suatu kekuatan fisik. Pendidikan yang ditempuh maksimal adalah SMA ataupun yang sederajat. Karyawan harian juga bias mendapatkan uang lembur untuk tiap kelebihan waktu yang mereka kerjakan.
Karyawan Borongan
Karyawan borongan bekerja menurut kebutuhan perusahaan misalnya pada saat panen raya. Pembayaran diberikan berdasarkan hasil kerja mereka yang umumnya dinilai dari banyaknya hasil kerja mereka dan untuk waktu pembayarannya biasanya pada akhir minggu, sama layaknya karyawan harian.
Karyawan Honorer atau Panggilan
Tenaga kerja ini hanya bekerja menurut panggilan dari perusahaan untuk kondisi tertentu yang biasanya berupa orang yang ahli dibidangnya, untuk pembayarannya biasanya menurut standar dari masing-masing yang berkepentingan.
3.3 Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kenyamanan pada saat keryawan bekerja adalah hal terpenting bagi karyawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap produkifitas karyawan. Untuk itu PT. Mitratani Dua Tujuh sangat memperhatikan keselamatan kerja para karyawan dengan memperhatikan beberapa factor antara lain:
Pakaian Kerja
Perusahaan memberikan semua kelengkapan bagi karyawannya antara lain dengan memberikan penutup kepala, masker, sarung tangan maupun sepatu boot. Perusahaan juga memberikan pakaian khusus kepada karyawan yang bekerja pada ruangan yang bersuhu rendah maupun karyawan dibagian perawatan dan pemeliharaan mesin (bengkel). Semua kelengkapan ini bertujuan agar tidak memberikan dampak negatif bagi produk yang dihasilkan maupun dampak produk kepada manusia/karyawan.
Pembagian Kerja
Pembagian kerja sangat berpengaruh bagi mekanisme kerja, untuk itulah PT. Mitratani Dua Tujuh membuat suatu pembagian kerja antara karyawan dengan pimpinan perusahaan. Pembagian kerja akan sangat memudahkan bagi karyawan maupun pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sebab tidak akan terbebani oleh tugas yang bukan pekerjaannya sehingga mekanisme kerja akan semakin baik.
Jam Istirahat
Jam istirahat mempunyai peran penting dalam suatu pekerjaan, karena tubuh manusia membutuhkan istirahat setelah sekian jam bekerja. Maka perusahaan menetapkan jam istirahat bagi karyawannya agar dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan ibadah maupun untuk makan dan minum.
Pembagian Jam Kerja
Pembagian jam kerja dilakukan agar karyawan yang sedang bekerja tidak terlalu banyak jam kerjanya sehingga mereka tidak akan mengalami kelelahan dalam bekerja. Adapun jam kerja di PT. Mitratani Dua Tujuh dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
Jam Kerja Umum (Non Shift)
Jam kerja ini biasanya berlaku untuk karyawan tetap dan jam kerjanya disesuaikan dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja yaitu selama 8 jam tiap harinya.
Jam Kerja Bergantian (Shift)
Jam kerja ini biasanya berlaku untuk keryawan yang bekerja pada divisi processing dan bengkel mekanik. Setiap harinya jam kerja ini terbagi atas 3 shift antara lain:
Shift Pagi
Shift ini bekerja mulai pukul 07.00 s/d 16.00 dengan 1 jam istirahat.
Shift Sore
Shift ini bekerja pada pukul 14.00 s/d 23.00 dengan 1 jam istirahat.
Shift Malam
Shift ini bekerja pada pukul 22.00 s/d 07.00 keesokan harinya.
BAB 4.
PROSES PRODUKSI DAN PENGOLAHAN EDAMAME
DI PT.MITRA TANI DUA TUJUH
Bahan baku yang dibutuhkan pada proses produksi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu bahan baku utama dan bahan baku freeport. Bahan baku utama yaitu jenis kedelai manis (edamame)yang nantinya akan diproses menjadia edamme, edatsuki, dan mukimame serta chamame yang akan diproses menjadi chamame dan chatsuki. Selain kedua komoditi tersebut sayuran berserat tinggi (okura) menjadi salah satu bahan baku utama. Bahan baku freeport yaitu jenis sayur mayur (bayam, brokoli, buncis, chay sim, kangkung, dll) yang diproduksi saat tidak ada panen kedelai sesuai permintaan pasar. Disebut bahan baku freeport karena pelanggan komoditi ini adalah PT Freeport Indonesia. Penanganan edamame lebih difokuskan untuk kebutuhan ekspor khususnha ke Jepang.
Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku diperoleh melaui proses transaksi penjualan yang sifatnya terikat. PT Mitra Tani Dua Tujuh bekerja sama dengan para petani di sekitar Jember dengan menyewa lahan dan menyediakan benih. Lahan produksi edamame berada disekitar Kabupaten Jember diantaranya Sukowono, Arjasa, Pakusari, Dumunik, Kranjingan, Suco, Jubung, dan Dawuan.
Gambar 4.1 .Kedelai Edamame
Edamame adalah jenis kedelai manis atau kedelai rebus (glycine max L.) yang lebih dikenal dengan nama vegetable soybean. Benih yang digunakan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh berasal dari Taiwan. Kelebihan yang dimiliki jika dibandingkan dengan kedelai jenis lain adalah memiliki cita rasa yang manis, polongnya berukuran lebih besar, dan umur panen yang pendek + 65 hari setelah tanam karena edamame adalah kedelai muda. Sedangkan chamame adlah jenis kedelai manis yang memilliki bentuk lebih ramping atau pipih dan lebih wwangi (beraroma pandan) dibandingkan edamame. Okura adlah sayuran yang memiliki kandungan serat sangat tinggi berbentuk segi lima panjang.
Varietas edamame yang digunakan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh adalah varietas Ryokko-75 (R-75) dan E-01 untuk chamame. Benih diimpor dari Taiwan. Sebelum pelepasan ke lahan dilakukan uji germinasi (daya tumbuh). Jika benih yang tumbuh lebih dar 80% maka benih siap ditanam di lahan.
Dilihat dari bentuknya, bahan baku yang telah dipanen nantinya akan diproses menjadi :
Edamame dan Chamame, yaitu kedelai yang terdiri atas polong dan biji saja.
Edatsuki, yaitu kedelai yang terdiri atas polong, biji, serta tangkainya atau edamame yang bertangkai.
Mukimame, yaitu biji dari edatsuki.
Chatsuki, yaitu chamame yang bertangkai.
Pengadaan bahan baku untuk freeport melalui proses transaksi penjualan yang sifatnya tidak terikat dan tergantung permintaan konsumen.
Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang diterima ada 2 jenis yaitu bahan baku petik dan brangkasan. Bahan baku petik digunakan sebagai bahan baku untuk edamame dan mukimame. Sedangkan bahan baku brangkasan digunakan untuk edatsuki, edamame, dan mukimame. Bahan baku diterima dalam keadaan segar dalam arti dikirim langsung setelah pemanenan.
Bahan baku dari lahan (raw material)diangkut menggunakan truk atau pick-up menuju penerimaan di PT Mitra Tani Dua Tujuh. Bahan baku yang sampai di penerimaan akan dicek dan ditimbang untuk mencocokkan data di lahan dan penerimaan sebelum diproses lebih lanjut.
Bahan Baku Pembantu
Bahan baku pembantu yang mendukung proses pengolahan kedelai edamame adalah air, klorin, dan es balok. Dalam industri pangan, air memegang peranan penting karena dapat mempengaruh mutu produk yang dihasilkan. Air digunakan untuk perendaman dan pencucian bahan baku dan alat, perebusan dan pendinginan bahan baku.
Klorin adalah desinfektan yang paling umum digunakan dalam klorinasi air. Klorinasi air ditujukan guna menciptakan air yang aman bagi kesehata karena klorin dapat membunuh bakteri-bakteri penyebab penyakit. Air yang telah diklorinasi digunakan untuk proses yang sama dengan penggunaan air. Kadar klorin yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Untuk penanganan produk antara 25-150 ppm, sanitasi dan pencucian alat berkisar antara 100-200 ppm.
Es balok yang digunakan pada proses pengolahan edamame adalah sebagai penjaga kesegaran. Edamame yang telah dikuliti (mukimame) akan direndam terlebih dahulu menggunakan air dan es balok bertujuan untuk menjaga kesegaran dan mempertahankan kualitas dari mukimame itu sendiri.
4.2 Penanganan Bahan Baku
Bahan baku yang telah diterima oleh perusahaan akan ditangani sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai permintaan dari konsumen. Standar yang telah ditetapkan PT Mitra Tani Dua Tujuh untuk kedelai edamame dibagi menjadi 4 tingkatan mutu yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria mutu kedelai edamame
Kriteria
Standart Quality (SQ)
Second Grade (SG)
Third Grade (TG)
Four Grade (FG)
Jumlah polong per 500 gram
165
185
220
240
Tampilan
Mulus tanpa bercak
Diperbolehkan,
sedikit
Diperbolehkan,
sedikit
Diperbolehkan,
Sedikit
Warna Polong
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Kerusakan Mekanik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Aroma
Khas edamame
Khas edamame
Khas edamame
Khas edamame
Kadar gula (brix)
9-13
9-13
9-13
9-13
Salinity (%)
0.7-1.2
0.7-1.2
0.7-1.2
0.7-1.2
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh (2005)
Bahan baku yang termasuk kriteria Standart Quality (SQ) akan dijadikan komoditi ekspor. Kedelai mutu Second Grade (SG) dapat menjadi komoditi ekspor tergantung permintaan konsumen. Sedangkan kedelai mutu Third Grade (TG) dan Four Grade (FG) dijadikan komoditi untuk pasar lokal. Kedelai yang tidak memenuhi kriteria SQ, SG, TG, dan FG akan dijadikan bahan baku mukimame (BBM).
Perusahaan juga menetapkan standar warna untuk kedelai (polong dan biji). Standar warna diberi kode B hingga F.
Warna B : Hijau tua
Warna C : Hijau agak tua
Warna D : Hijau agak muda
Warna E : Hijau muda
Warna F : Hijau muda kekuningan
Penanganan untuk edatsuki adalah bahan baku yang diterima sebagai bahan baku brangkasan akan dipotong-potong tangkainya menggunakan gunting khusus. Standar mutu edatsuki SLB (Salted Long Blanching) yang ditetapkan adalah panjang tangkai 4-6 cm, jumlah polong dalam 1 tangkai 2-6 polong, tidak menerima polong yang berisi 1 biji lebih dari 50% dalam satu tangkai, dan tebal tangkai tidak boleh kurang dari 3mm.
Penanganan untuk chamame sama seperti edamame. Hanya saja chamame tidak dibedakan menjadi kelas-kelas tertentu. Perbedaan antara kedelai jenis edamame dan chamame dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Edamame dan Chamame
Kriteria
Edamame
Chamame
Jumlah polong dalam 500 gram
165, 185, 235
210
Bentuk
Bergelombang (mengikuti bentuk biji)
Tampak samping tidak bergelombang
Aroma
Khas edamame (tidak wangi)
Lebih wangi (aroma pandan)
Biji
Kulit ari tetap hijau
Kulit ari tampak hijau gelap
Warna
B - D
D – E
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh (2005)
Penanganan untuk edamame dalam hal rasa dibedakan menjadi edamame Long Blanching (LB) dan edamame Salted Long Blanching (SLB). Edamame SLB adalah edamame yang mempunyai rasa asin, sedangkan edamame LB rasa asli edamame. Proses SLB dilakukan dengan perendaman menggunakan larutan garam 15% selama 20 menit setelah proses perebusan dan pendinginan I (lihat proses perebusan).
Pengolahan Bahan Baku
Edamame yang telah dipanen akan diproses melalui beberapa tahapan sebelum menjadi produk beku yang siap dipasarkan. Secara garis besar melalui tahapan penerimaan, pemisahan berdasarkan standar produk, perebusan atau pemasakan, pendinginan, pembekuan, penyimpan beku, sortasi, dan pengemasan
Penerimaan
Proses penerimaan diawali dengan pengecekan dan penimbangan terhadap bahan baku yang diterima. Setelah dilakukan pengecekan dan penimbangan, dilakukan penyiraman dengan air untuk mengembalikan kesegaran produk yang selama pengirim terkena terik matahari. Proses selanjutnya adalah pembersihan, pemisahan berdasarkan ukuran dan pencucian. Bahan baku brangkasan akan dikirim ke bagian pemrosesan 2 atau bagian pemisahan berdasarkan standar produk untuk dilakukan pencucian dan pemotongan sebagai bahan baku untuk edatsuki.
Pembersihan
Pembersihan dilakukan 2 kali. Pada tahapan ini akan dilakukan pemisahan antara edamame dengan benda asing (dedaunan, ranting, dan kotoran lain). Edamame dimasukkan ke dalam konveyor yang bergerak keatas (+30o) menuju ruang blower. Konveyor menggunakan belt tipe flat with strip. Hembusan dari blower akan memisahkan antara edamame dengan benda asing karena bentuk dan berat edamame yang memungkinkan untuk melewatihembusan blower. Benda asing yang terpisah akan dilewatkan ke saluran pembuangan dan ditampung oleh keranjang. Edamame yang berhasil melewati hembusan blower ditampung pada konveyor 2. Proses selanjutnya sama seperti pemisahan 1. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi adanya benda asing yang masih terikut pada edamame. Hasil dari pembersihan akan dibawa konveyor kecil bertipe flat with strip menuju konveyor pemasukan tipe flat belt berupa kedelai edamame yang telah bersih. Selanjutnya edamame yang berada diatas konveyor pemasukan akan dipindahkan menuju mesin pemisah berdasarkan ukuran. Diatas konveyor pemasukan terdapat konveyor papan rotari untuk membagi edamame yang akan masuk menuju mesin pemisah berdsarkan ukuran.
Pemisahan Berdasarkan Ukuran
Proses pemisahan berdasarkan ukuran adalah proses untuk memisahkan bahan baku berdasarkan ukuran. Pemisahan ini dilakukan untuk mendapatkan edamame dengan kualitas yang telah ditetapkan perusahaan. Pada proses ini bahan baku tidak mengalami perubahan bentuk.
Pemisahan bahan baku disebabkan adanya getaran dari vibrator motor yang ditempelkan pada badan mesin. Vibrator ini akan menggetarkan badan mesin sehingga bahan akan bergerak maju melewati sekat-sekat dengan jarak antar sekat antara 0.6-0.8 cm. Edamame yang mempunyai ketebalan kurang dari 0.6-0.8 cm akan jatuh dan ditampung dalam keranjang. Edamame yang bagus akan ditampung pada sabuk konveyor untuk kemudian dibawa mwnuju bak pencucian.
Pencucian
Selanjutnya bahan baku akan dicuci dalam bak pencucian dengan volume air sekitar 525 liter. Ke dalam bak pencucian ditambahkan larutan NaOCL sebanyak 656 ml atau kadar klorin dalam air 150 ppm. Pencucian dibantu oleh pompa air bertekanan sehingga air berputar. Penambahan NaOCL sebanyak 220 ml dilakukan setiap 50 keranjang edamame hasil pencucian. Pencucian dilakukan dengan tujuan membersihkan edamame dari kotoran yang menempel dan membunuh bakteri.
Pemisahan Berdasarkan Standar Produk
Pada tahapan pemisahan berdasarkan standar produk, edamame akan dipisahkan kedalam kelompok-kelompok tertentu. Edamame yang telah bersih akan di sortasi secara manual diatas meja dan sabuk konveyor dilihat dari bentuk, ukuran, jumlah bij, spot coklat dan hitam, karat, terlalu muda atau tua, adanya hama penyakit, dan lain-lain. Edamame yang tidak memenuhi syarat mutu akan dikelompokkan kedalam Bahan Baku Mukimame (BBM), dan sisanya sebagai bahan afkir.
Selanjutnya edamame yang telah melewati tahapan pemisahan berdasarkan standar produk akan dianalisa dan ditimbang. Perendaman edamame dilakukan pada bak rendam menggunakan keranjang dengan kadar klorin 150 ppm selama 10-20 menit. Hal ini berfungsi untuk membunuh bakteri yang masih melekat pada edamame. Pergantian air untuk perendaman dilakukan jika keadaan air sudah keruh, pH kurang dari 7, dan kadar klorin kurang dari 100 ppm. Edamame kemudian ditiriskan dan melewati proses administrasi sebelum proses selanjutnya.
Pada ruang pemisah terdapat proses pengulitan BBM menggunakan alat pengupas kulit edamame (mesin muki). Alat ini terdiri dari dua buah besi silinder berlapis karet dan dipasang berimpitan yang diputar oleh motor listrik sehingga BBM akan terhimpit dan biji akan terpisah dari kulitnya. BBM yang dikuliti adalah BBM yang telah melewati proses perebusan dan pendinginan I. Hal ini dilakukan untuk mempermudah polong dan kulit ari terpisah dengan bijinya.
Mukimame yang telah disortasi akan ditampung dalam bak mukimame berisi air dengan es balok sebelum dilakukakn perebusan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas mukimame, dan mempertahankan warna.
Perebusan
Perebusan adalah perlakuan pemberian panas pada suatu bahan dengan cara pencelupan pada air panas atau pemberian uap panas. Cara ini dimaksudkan untuk me-non-aktifkan enzim-enzim dan menghentikan proses oksidasi sel.
Pada tahapan ini bahan baku yang akan direbus dicuci terlebih dahulu pada bak pencucian yang didalamnya terdapat konveyor tipe wire mesh untuk mengangkut bahan baku menuju tabung perebusan. Kenudian bahan baku masuk kedalam tabung perebus yang didalamnya terdapat tabung spiral untuk mendorong bahan baku dan pipa steam bersuhu 140oCuntuk memanaskan air yang terdapat dalam tabung perebus.
Temperatur dan lamanya waktu perebusan ini tergantung dari jenis produk yang diolah. Standar yang ditetapkan oleh PT Mitra Tani Dua Tujuh dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Standar Perebusan (T=100oC)
Standar Perebusan Produk Ekspor
Jenis Produk
Lama Perebusan
BBM
Mukimame
C/LB
LB
Okura Coin
Okura Cut
Okura Whole
RB
R/LB
SLB Blanching I
SLB Blanching II
2 menit
1 menit
30 menit
2 menit 30 detik
2 menit
1 menit
1 menit
2 menit
1 menit
2 menit
30 detik
Sumber : PT Mitra Tani Dua Tujuh
Pendinginan
Setelah direbus bahan didinginkan bertahap dan menyeluruh. Pendinginan merupakan tahapan penting dalam penghentian kerusakan warna, rasa, aroma serta mencegah dari kehilangan zat gizi. Pendinginan bahan hasil perebusan menggunakan media air. Pendinginan dilakukan dua tahapan penurunan suhu bahan yaitu proses pendinginan 1 dan pendinginan 2.
Pendinginan 1
Pendinginan tahap awal ini menggunakan media air bersuhu + 10oC. Air akan menyerap panas yang dilepaskan produk sehingga suhu air meningkat. Untuk itu dilakukan sirkulasi pergantian air. Suhu air setelah terkena produk (edamame) berkisar antara 27-30oC. Selanjutnya suhu medium dipertahankan antara 27-30oC dengan sirkulasi pergantian air bersuhu 6-7oC yang dilakukan secara kontinyu, dengan debit air masuk sam dengan debit air keluar. Alat yang digunakan berbentuk setengah tabung didalamnya terdapat tabung spiral berongga yang berfungsi untuk mendorong produk menuju pendinginan 2.
Pendinginan 2
Proses pendinginan 2 menandakan bahwa produk telah siap untuk dibekukan. Proses pendinginan ini menggunakan media bersuhu 5-6oC. Suhu air setelah terkena produk sekitar 12oC. Air yang digunakan untuk mendinginkan produk mempunyai kadar klorin 25-30 ppm dengan pH 6-7. Produk telah didinginkan dan siap dimasukkan ke dalam IQF Freezer mempunyai suhu sekitar 20oC. Sama seperti cooling1, sirkulasi pergantian air dilakukan kontinyu. Hanya saja pada pendinginan 2, pendinginan dilakukan dengan merendam produk di dalam air di atas konveyor wire mesh yang akan membawa produk naik menuju alat peniris getar sebelum masuk IQF. Penirisan dilakukan tiga tahap yaitu pada wire mesh yang bergerak naik, alatpeniris getar, dan inlet wire mesh menuju IQF yang dilengkapi dengan kipas.
Pembekuan
Produk tang telah tiris akan ditempatkan pada konveyor IQF yang berjalan. Konceyor menggunakan tipe wire mesh yang memiliki rongga. Kapasitas terpasang dariIQF ini mencapai 2000 kg produk/jam. Lama pembekuan tergantung dari jenis dan ketebalan produk. Untuk edamame sekitar 13 menit. Suhu pusat produk yang diinginkan dari pembekuan ini adalah -18oC atau kurang dari suhu tersebut.
Prinsip pembekuan ini adalah pembekuan individu secara cepat. Suhu evaporasi yang digunakan sekitar -40oC. Pembekuan dilakukan dengan teknik fluidization yaitu produk seakan terlihat seperti fluia yang mengalir karena adanya hembusan dari kipas sentrifugal. Pada teknik ini produk dipertahankan untuk menggantung di udara selama proses pembekuan dengan begitu tidak terjadi pembekuan block, yaitu produk yang dibekukan saling menempel. Suhu akhir produk yang diinginkan adalah -18oC atau kurang.
Penyimpan Beku
Produk yang telah dibekukan kemudian dikemas menggnakan plastik besar untuk kemudian disimpam pada ruangan penyimpan beku. Rentang waktu antara pengemasan ke dalam plastik hingga masuk ruangan penyimpan beku tidak boleh lebih dari 2 menit, hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk.
Suhu pengaturan penyimpan beku adalah -25oC, sedangkan suhu aktualnya mencapai -22oC. Suhu ruangan didesain agar menjaga produk beku tetap pada suhu -18oC. Terdapat 4 unit ruangan penyimpan beku dengan kapasitas total 370 ton edamame. Penyimpan beku 2,3,dan 4 digunakan untuk menyimpan produk hasil pembekuan IQF, sedangkan penyimpan beku 1 digunakan untuk menyimpan produk hasil sortasi dan pengemasan
Sirkulasi barang yang masuk dan keluar cold storage sesuai dengan prinsip FIFO (First In First Out). Produk yang disimpan pada penyimpan beku dapat tahan hingga 18 bulan.
Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mengecek kembali produk beku sebelum dikemas untuk dipasarkan. Pengecekan dilakukan untuk mengantisipasi adanya produk yang tidak sesuai standar yang masih terikut pada proses pembekuan dan mensortasi produk yang rusak akibat mesin. Sortas dilakukan secara manual dengan tenaga manusia.
Ruangan untuk sortasi merupakan ruangan yang steril dan mempunyai suhu ruangan yang rendah untuk menjaga produk beku tidak mengalami penurunan suhu drastis selama proses sortasi. Suhu ruangan sekitar 9-13oC.
Produk yang disortasi berasal dari produk beku yang disimpan pada penyimpan beku 2, 3, dan 4. Pengangkutan produk dilakukan dengan menggunakan kereta troli. Sortasi dilakukan menggunakan mesin pemisah berdasarkan ukuran dan sabuk konveyor tipe flat belt.
Sortasi awal dilakukan pada mesin pemisah berdasarkan ukuran, produk yang mempunyai ketebalan kurang dari 6-8 mm akan jatuh. Produk kenis mukimame tidak melalui tahap ini. Produk kemudian menuju sabuk konveyor dengan kecepatan gerak 0.2 m/s. Produk yang tidak sesuai dengan standar mutu akan disortasi dan dipisahkan pada mangkuk-mangkuk plastik. Produk yang tersortasi dijadikan produk dengan kualitas dibawahnya atau dijadikan BBM. Sedangkan produk yang lolos (sesuai standar) dikemas kembali dalam plastik dan disimpan pada penyimpan beku 1. Lama produk keluar dari penyimpan beku, proses sortasi hingga masuk kembali ke penyimpan beku tidak boleh melebihi 5 menit.
Pengemasan
Pengemasan merupakan tahap akhir dari proses produksi. Pengemasan dilakukan untuk melindungi produk beku dari benturan selama distribusi dan memberi label pada produk. Alat yang digunakan pada proses pengemasan adalah mangkuk, timbangan, stiller, alat pengikat karton dan metal detector.
Produk yang akan dikemas berasal dari penyimpan beku 1 yaitu produk hasil sortasi. Produk dikemas ke dalam plastik kemasan 250 gr, 400 gr, 500 gr, atau 1000 gr yang telah diberi label. Kemudian dikemas lagi ke dalam karton ukuran 1 0kg atau 20 kg.
Sebelum dimasukkan ke dalam kontainer, karton yang telah terikat terlebih dahulu dilewatkan pada metal detector. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kandungan metal pada produk atau kemasan. Jika metal detector mendeteksi adanya kandungan metal, maka produk tersebut belum siap dipasarkan dan harus dicek kembali.
Pemutuan
PT Mitra Tani Dua Tujuh sejak awal ekspor mengikuti standar Jepang pada proses pemutuannya. Saat ini mulai diterapkan standar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Pada proses pembekuan Edamame di PT Mitra Tani Dua Tujuh, setiap titik yang berhubungan langsung dengan produk menjadi perhatian dan titik kritis terutama dalam hal sanitasi. Proses sanitasi dilakukan mulai diterimanya produk hingga akhir proses produksi.
Pengemasan-Penyimpan BekuSortasi Penyimpan Beku -20oCPembekuan, -37oC, 13 menitPendinginan II, 6-7oCPerebusan 100oC (+ 2 menit )Pencucian Perendaman 150 ppm (10 – 20 menit)Grading Pencucian 150 ppm klorinPembersihan Penimbangan Penerimaan Bahan BakuPendinginan I, 27oC, 30 detik
Pengemasan-Penyimpan Beku
Sortasi
Penyimpan Beku -20oC
Pembekuan, -37oC, 13 menit
Pendinginan II, 6-7oC
Perebusan 100oC (+ 2 menit )
Pencucian
Perendaman 150 ppm (10 – 20 menit)
Grading
Pencucian 150 ppm klorin
Pembersihan
Penimbangan
Penerimaan Bahan Baku
Pendinginan I, 27oC, 30 detik
Gambar 3.2 Proses Produksi Edamame
BAB 5. MAINTENANCE COLD STORAGE
5.1 Prinsip Kerja Cold Storage
Secara umum prinsip kerja cold storage adalah sebagai berikut. Refrigeran didalam kompresor dikompresikan kemudian dialirkan ke kondensor. Refrigeran yang mengalir ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi. Di kondensor refrigeran didinginkan oleh udara luar disekitar kondensor sehingga terjadi perubahan fase dari uap menjadi cair. Kemudian refrigeran mengalir menuju pipa kapiler dan terjadi penurunan tekanan. Setelah keluar dari pipa kapiler, refrigeran masuk ke dalam evaporator.
Di dalam evaporator refrigeran mulai menguap, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didih refrigeran menjadi lebih rendah sehingga refrigeran menguap. Dalam evaporator terjadi perubahan fase refrigeran dari cair menjadi uap. Pada evaporator ini terjadi perpindahan kalor yang bersuhu rendah, dimana air didinginkan oleh refrigeran. Kemudian refrigeran dalam bentuk uap tersebut dialirkan ke kompresor kembali.
Di dalam evaporator, air sebagai bahan pendingin sekunder yang telah didinginkan sampai temperatur tertentu kemudian dialirkan oleh sebuah pompa menuju koil-koil pendingin dalam ruangan. Air ini akan bersirkulasi terus menerus selama sistem pendingin bekerja.
5.2 Pendingin Air (Water Chiller)
Pendingin air (water chiller) digunakan untuk mendinginkan air yang digunakan dalam proses pendingin I dan II, suhu evaporator sebesar 5C, dan tipe evaporator selubung tabung. Koil-koil evaporator diletakkan dalam tabung yang didalam berisi air. Panas dari air ini kemudian diserap oleh refrigrant yang berada dalam koil, sehingga air menjadi dingin dan refrigrant berubah menjadi
gas.
Gambar 5.1 Pendingin Air (Water Chiller)
Spesifikasi Alat :
Kompresor : Copeland 35 HP, USA 6 RHI-3500-RD-200-3 unit BRISTOL, H2NG294DPEF
Kondensor : Elco, Italy MDO-R13 R5035 A-4T
Barrel : ONDA, italy 95
Evaportor : Shel and Coll
5.3 Penyimpanan Beku (Cold Storage)
Penyimpanan Beku digunakan sebagai tempat penyimpanan produk beku hasil pembekuan IQF Tunnel Freezer dan produk yang akan disortasi dan dikema. Selain itu juga dimanfaatkan untuk membuat balok es. Suhu penyimpanan beku diseting pada suhu -250C dan suhu aktual berkisar 180C sampai -220C.
Gambar 5.2 Mesin Penyimpanan Beku (Cold Storage)
Kapasitas : Cold Storage I 136 ton
Cold Storage I I 69 ton
Cold Storage III 90 ton
Cold Storage I V 75ton
Cold Storage V-XI @150 ton
Cold Storage I
Ukuran ruang : 1984cm x 1490cm x 264cm
Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 3 unit
Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 3 Unit
Evaporator : Searle, 3 Unit
Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia
Cold Storage II
Ukuran ruang : 1887cm x 900cm x 264cm
Kompresor : Compelamatic 30HP, USA, 052-1195-00, 1 unit
Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 1 unit
Evaporator : Water Roller GMBH, ABNR 21478-1 1unit
Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia
Cold Storage III
Ukuran ruang : 1887cm x 1008cm x 264cm
Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 1 unit
Kondensor : Elco, Italy MOD-R13 R5035 A AT, 1 unit
Evaporator : Searle, LC3-63P-EL1-LMF, 1 unit
Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia
Cold Storage IV
Ukuran ruang : 1887cm x 1008cm x 264cm
Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 1 unit
Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 1unit
Evaporator : Searle, LC3-63P-EL1-LMF, 1 unit
Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia
Cold Storage V sampai IX
Ukuran Ruang : 10m x 20m x 6m
Kompresor
Model : CUT-N62WB-1200 RPM
Kapasitas : 96,492 kcal/hr (112,2 kW)
Pada Te = -350 C/Te = 380 C
Motor : 75Kw, 380 V, 50Hz, 4HP (local supply)
Transmisi : Sabuk – Pulley
Kondensor
Bahan konstruksi : Galvanized
Tipe : Counter Flow
Pembuat : BCA
Beban : Aprox 906Kw pada Wb = 280 C/Te =380C
Evaporator
Pembuat : GUNTNER INDONESIA
Tipe : Ceiling hanging
Model : AGHN 066D/210
Coil & fin : SUS coil & AL fin
Defrost : Hot-gas Defrosting
Kapasitas : 27,5 Kw pada -350C
Cold Storage X sampai XI
Ukuran ruang : 10m x 20m x 6m
Kompresor : Bitzer 30HP, Germany, 2 unit
Kondensor : Elco, Italy MOD – R13 R5035 A AT, 2 Unit
Evaporator : Searle, 1 Unit
Body : Polyurethane (Foam) 150mm 40kg/cm2
PT.Jalur Sejuk Indonesia
5.4 Maintenance
Untuk perawatan pada cold storage yang dilakukan oleh PT.Mitra Tani Dua Tujuh dilakukan menjadi dua cara yaitu, perawatan secara berkala dan jika terjadi kerusakan saja.
Perawatan Berkala :
PEMELIHARAAN HARIAN
STANDART NORMAL
Suara compressor dan motor
normal, tidak ada suara aneh
Getaran
tidak ada getaran kasar si pipa kapiler, nipple mounting, compressor, condensor, evaporator
Kebocoran Oli, refrigerant
tidak ada kebocoran, rembesan
Sambungan Nipple
tidak ada sambungna kendor
Condensor coil dan fan
bersih tidak ada kotoran, fan baik
Evaorator coil dan fan
bersih tidak ada kotoran (debu dan es), fan baik
Saluran Pembuangan defrost
tidak ada penyumbatan
Koneksi Listrik
tidak ada contact point yang kendor (lose)
amphere motor
sesuaikan name plate motor
Voltase
sesuaikan name plate motor
Tekanan Refrigrant
Hi =250-275 psi, Low = 5-15 psi
Oli compressor
ada oli, terlihat 3/4 bagian dari sign glass
Oli pressure
>40 psi
Thermo Control
setting temperatur sesuai target
Pintu dan accesoris
handle, heater berfungsi dengan baik
Jendela dan accesoris
handle, heater berfungsi dengan baik
Ventilator
berfungsi baik
Filter dryer
normal, temperature in=out
heater defrost
panas dan berfungsi dengan baik, tidak short body
Oli separator
ili receiver, sirkulasi normal
circuit breaker
tidak ada loss contact, kenampakan baik
Overload relay
tidak ada loss contact, kenampakan baik
Oli protection control OPC
cut bila reset, tidak ada loss contact
High low pressure HLP
tidak ada loss contact, kenampakan baik
Time star delta dan start
hitungan waktu sesuai, tidak ada loss contact
Solenoid
magnit berfungsi baik
Time defrost
hitungan waktu sesuai, tidak ada loss contact
PEMELIHARAAN 3 BULAN
TINDAKAN
Filter Dryer
Ganti sesuaikan dengan standart komponen
Oli compressor
Ganti sesuaikan dengan standart komponen
Insulation dinding
Periksa, re seal bila perlu
Insulation atap
Periksa, re seal bila perlu
Insulation lantai
Periksa, re seal bila perlu
High Low pressure HLP
Test, Ganti bila perlu
Oli proection control OPC
Test, Ganti bila perlu
Thermo control
Test, Ganti bila perlu
Tindakan Ketika Terjadi Kerusakan
Tindakan yang dilakukan karena adanya gangguan kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba. Kerusakan ini tidak mengenal waktu, kapan saja bisa terjadi, kerusakan ini bisa terjadi disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda akan membutuhkan rentang waktu yang sedikit sebelum terjadi kerusakan, jadi rentang waktunya sangat pendek, sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan penanganan terhadap hal ini harus dilakukan secepat mungkin agar tidak menggangu proses produksi
Gambar 5.3 Perbaikan Compresor Cold Storage
BAB 6. MAINTENANCE PRALATAN PENDUKUNG
6.1 Pemeliharaan secara umum
Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam sebuah pabrik atau industri. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana.
Selain itu, fasilitas atau peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi 3 cara:
Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
Perawatan perioritas
Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
6.1.1 Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
Pemelihiaraan yang terencana ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerusakan maupun menjaga agar tidak terjadi penurunan efisiensi dari mesin peralatan tersebut. Pemeliharaan yang terencana meliputi tindakan, antara lain :
Perawatan Preventif (Preventive Maintenance).
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
Perawatan Korektif.
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
Perawatan Berjalan.
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
Perawatan Prediktif.
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance).
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Perbaikan (repair)
Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang dilakukan oleh bagian perawatan jika terdeteksi adanya kelainan pada saat kegiatan pemeriksaan atau mendapatkan laporan adanya sesuatu kerusakan pada fasilitas atau peralatan mesin. Setelah selesai perbaikan, maka crew. Pemeliharaan atau maintenance mengisi laporan melalui balngko permintaan pekerjaan.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
Perawatan dengan cara penggantian ( Repleceement instead of maintenance)
Perawatan diakuan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan,karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat,peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi di perbaiki.
Penggantian yang direncanakan (Planned Replecement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti dengan peralatan baru,berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan,kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetean.Ketika peraltan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru.
6.1.2 Pemeliharaan sistim perioritas
Dalam sistem pemeliharaan, tingkat kebutuhan dan pentingnya suatu pekerjaan ditentukan dari tingkat kerusakan yang terjadi pada peralatan (dalam hal ini boiler), intensitas kerusakan yang terjadi dan umur hidup (life time) dari peralatan tersebut. Tingkat kerusakan yang terjadi dapat dilihat dari seberapa berat kerusakan tersebut mempengaruhi proses produksi. Kerusakan yang dapat menyebabkan proses produksi harus berhenti, membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Umur hidup (life time) peralatan lebih menetukan terhadap penggantian suatu alat. Selain itu juga perlu beberapa sering kerusakan tersebut terjadi. Jadi dalam pelaksanaannya ketiga faktor ini sangat memegang peranan yang sangat penting.
Sistem prioritas terhadap penanganan kerusakan adalah sebagai berikut :
Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dn sistematis.
Perawatan periodic
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dn sistematis pula. .
Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.
6.1.3 Perawatan tidak terencana (uplaned maintenance)
Pemeliharaan yang tidak terencana dilakukan karena adanya gangguan kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba. Kerusakan ini tidak mengenal waktu, kapan saja bisa terjadi , kerusakan ini bisa terjadi disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda akan membutuhkan rentang waktu yang sedikit sebelum terjadi kerusakan, jadi rentang waktunya sangat pendek, sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan penanganan terhadap hal ini harus dilakukan secepat mungkin agar tidak menggangu proses produksi.
6.2 Perawatan Pada Alat Peniris Getar (Dewatering)
Dewatering adalah Proses perataan atau penyeleksi dari kedelai yang berukuran besar dan berukuran kecil atau berfungsi untuk meniriskan produk sebelum masuk IQF Freezer dan menata produk pada konveyor pemasukkan IQF Freezer. Sebelum sampai ke dewatering harus melalui terlebih dahulu yaitu Proses pendinginan (cooling) bertujuan untuk mengkondisikan edamame agar tidak mengalami perubahan suhu yang drastis sebelum proses pembekuan. Cooling dilakukan dua tahap, yaitu cooling I dan cooling II.
Perawatan pada peniris getar ini dilakukan dengan cara membersihkan besi stainless berongga yang menjadi tempat jalannya kedelai edamame, dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran maupun edamame yang telah lama menempel pada bagian besi stainless berongga tersebut dan mengecek pada bagian besi stainless apabila ada kerusakan maupun lecet.
Gambar 6.1 Peniris Getar (Dewatering)
Perawatan pada Mesin Vibrator
Perawatan pada mesin Vibrator pada pengolahan edamame dan perawatannya dilakukan setiap 1 tahun sekali atau pada waktu overhaul dan ada pula perbaikan yang dilakukan setiap saat apabila pada komponen mesin ada yang rusak.
Pada PT Mitra Tani Dua Tujuh ini motor yang digunakan untuk mengetarkan alat peniris atau dewatering yaitu Motor Vibrator mempunyai power 2 HP 1400 RPM. Vibrator ini bertugas menggetarkan alat peniris kedelai secara merata atau bisa dikatakan sebagai mesin pemisah berdasarkan ukuran. Cara kerjanya yaitu bahan baku akan disortasi ketebalan secara mekanis dengan mesin pemisah berdasarkan ukuran ini. Alat ini terdiri dari susunan stainless steel mesh. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan getaran motor listrik untuk menggetarkan body mesin. Getaran ini secara mekanis akan menyortasi edamame yang berada di atas stainless steel mesh dengan ketebalan kurang dari 0,6 cm. Dalam alat peniris getar ini menggunakan dua buah motor yang ditempelkan pada bagian bawah belakang dari bahan mesin atau alat penirisnya kemudian disalurkan kedalam listrik control.
Mengenai Spesifikasi Mesin yaitu:
Merk : Taifang-ROC Taiwan
Kapasitas : 1000 kg/jam
Grader motor : 1.5 A / 220 volt 18000 RPM
Step - down Transformer : Input 380 volt 3 phase
Output 220 volt 3 phase
Dimensi mesin : Panjang 1600 mm
Lebar 900 mm
Gambar 6.2 Motor Vibrator
6.2.2 Perawatan pada Bearing dan Poros Penggerak Motor Vibrator.
Perawatan pada bearing dan poros ini dilakukan setiap overhaul dan biasanya penggantian pada bearing dilakukan satu set atau satu pasang bearing pada penggerak motor vibrator dan apabila masih layak dipakai maka tidak perlu diganti. Dan setelah pergantian dilakukan diberi pelumasan pada bearing dan poros.
Motor VibratorBearingPoros
Motor Vibrator
Bearing
Poros
Gambar 6.3 Perawatan pada Bearing dan Poros Penggerak Motor Vibrator
Langkah-langkah Perawatan pada Penggerak Bak Peniris Getar
Gulingkan bak peniris getar agar lebih mudah mengambil motor vibratornya.
Lepaskan motor vibrator dari bak penisis getar satu persatu dengan melepaskan baut dan mur pengunci motor.
Setelah terlepas lakukan pembukaan pada tutup motor vibrator.
Lakukan pengecekan pada bearing, poros dan lempengan pemutar 1500 rpm atau sebesar 60º berlawanan arah atas dan bawah atau pemutar sudut.
Bongkar semua komponennya,kemudian bila terjadi kerusakan lakukan penggantian.
Seteah selesai pengecekan dan perawatan, lakukan pemasangan kembali dengan menutup motor vibrator.
Gulingkan bak peniris tadi ke tempat semula.
Lakukan pamasangan kembali pada bak peniris getar dengan mengencangkan baut dan mur pengunci.
Lakukan uji coba pada motor penggerak dan bak peniris getar.
Gambar 6.4 Perawatan pada Penggerak Bak Peniris Getar
6.2.3 Perawatan Lempengan Pemutar 1500 Rpm
Perawatan ini dilakukan dengan membuka tutup motor vibrator dan melepaskanya dari poros. Setelah diidentifikasi dengan melakukan pengecekan dengan hasil lempengan pemutar 1500 rpm masih dalam keadaan baik. Perawatannya dilakukan dengan cara membersihkan dari kotoran maupun karat yang ada pada lempengan tersebut. Kemudian pasang kembali seperti semula dan atur arah putarannya.
lempengan pemutar 1500 rpm
lempengan pemutar 1500 rpm
Gambar 6.5 Lempengan Pemutar 1500 Rpm
Perawaatan Pada Mesin Blansing
Perawatan pada mesin Blansing pada pengolahan edamame dan perawatannya dilakukan setiap 1 tahun sekali atau pada waktu overhaul,dan ada pula perbaikan yang dilakukan setiap saat apabila pada komponen mesin ada yang rusak
Blansing merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan pemanasan tipe pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 100oC selama beberapa menit, dengan menggunakan air panas atau uap. Proses blansing termasuk ke dalam porses termal dan umumnya membutuhkan suhu berkisar 75 - 95°C selama 10 menit. Tujuan utama blansing ialah menginaktifan enzim diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan terhadap panas. Blansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. Di dalam pengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan enzim, tujuan blansing yaitu :
Membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah mikroba dalam bahan
Mengeluarkan atau menghilangkan gas-gas dari dalam jaringan tanaman, sehingga mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam "headspace" kaleng.
Melayukan atau melunakkan jaringan tanaman, agar memudahkan pengisian bahan ke dalam wadah
Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki
Menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran
Memperbaiki warna produk dan memantapkan warna hijau sayur-sayuran
6.3.1 Perawatan pada tabung blansing
Perawatan pada tabung ini dilakukan dengan cara membersihkan tabung dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran maupun edamame yang telah lama menempel pada bagian dinding-dinding blansing dan mengecek pada bagian dinding-dinding tabung apabila ada kerusakan maupun lecet dan mengecek pada dinding apakah ada kebocoran apa tidak.
Perawatan
Periode
Pengecekan
Kerusakan
Dilakukannya pembersihan pada tabung blansing
1-2 bulan sekali atau tergantung pemakaian dan pembersihan total dilakukan pada saat overhaul.
Pengecekan dilakukan setiap hari dan dilakukan oleh 2-3 orang
Kerusakan yang biasa yang terjadi pada dinding-dinding tabung.
Gambar 6.6 tabung blansing
6.3.2 Perawatan pada gear dan sprocket pada penggerak motor Blansing.
Perawatan pada gear dan sprocket ini dilakukan setiap overhaul dan dilakukan penggantian satu set atau satu pasang gear dan sprocket dan apabila masih layak dipakai maka tidak perlu diganti dan setelah pergantian dilakukan diberi pelumasan pada gear dan sprocket.
Langkah pembongkaran :
Siap kan alat untuk membongkar
Lepas pin pengunci yang terdapat pada sprocket
Lepas gear pada motor dengan cara membuka pin pada poros motor dengan menggunakan Tracker
Perawatan
Periode
Pengecekan
Kerusakan
Dilakukannya pelumasan pada gear dan sprocket
1-2 bulan sekali atau tergantung pemakaian.dan penggantian total dilakukan pada saat overhaul/1 tahun sekali.
Pengecekan dilakukan setiap hari dan dilakukan oleh 2-3 orang
Kerusakan yang biasa terjadi aus pada sprocket dan gear karena kurangnya pelumasan.
Letak gear dan sprocket
Letak gear dan sprocket
Gambar 6.7 gear n sprocket
6.3.3 Perawatan bantalan atau pillow pada dinding blansing.
Perawatan ini dilakukan dengan cara mengganti bantalan atau pillow pada dinding tabung dengan mengganti bearing. Kerusakan bearing terjadi karena kelebihan muatan bocor dan karat hal ini terjadi karena kurangnya pelumasan
pada bantalan atau pillow biasanya yang digunakan bantalan nomer seri 6203-6205. Dan apabila masih layak dipakai maka cukup dengan membersihkannya saja.
Perawatan
Periode
Pengecekan
Kerusakan
Dilakukannya pelumasan pada bantalan
1-2 bulan sekali atau tergantung pemakaian.dan penggantian total dilakukan pada saat overhaul/1 tahun sekali.
Pengecekan dilakukan setiap hari dan dilakukan oleh 2-3 orang
Kerusakan yang biasa terjadi kebocoran pada bearimg.
Letak bantalan atau pillow
Letak bantalan atau pillow
Gambar 6.8 Pillow
Perawatan Berjalan pada Blansing
Perawatan ini dilakukan ketika alat dewatering dalam proses berjalan atau beroprasi. Perawatan ini meliputi:
Perawatan pada dinding Blansing
Pengecekan pada motor vibrator
Pengecekan pada bagian dalam blansing
Pengecekan pada penguat motor (mur dan baut)
Pengecekan pada motor.
Perawatan Overhaul pada blansing.
Perawatan ini diterapkan pada alat blansing agar dapat beroperasi pada proses produksi dengan lancar dan tidak ada kendala. Perawatan ini biasanya dilakukan 1 kali dalam setahun dan harus dilakukan pengecekan secara total atau bongkar keseluruhan komponen-komponennya baik motor penggerak maupun bak getarnya. Perawatan ini meliputi:
Pengecekan pada dinding blansing.
Penggantian bearing
Pengecekan dan perawatan poros, gear
Perawatan lempengan pemutar 1500 Rpm
Penggantian baut pengunci rumah motor
Penggantian mur dan baut dudukan motor
Perawatan pada bagian dalam tabung blansing
Pelumasan pada motor penggerak (vibrator)
6.3.4 Perawatan v- belt pada motor dengan reducer.
Perawatan ini sangat mudah,perawatan ini dilakukan dengan cara mengecek kekendoran pada v-belt dan apabila rusak maka diganti dengan yang baru. Biasanya kerusakan ini disebabkan karena putarannya yang tidak setabil dan bisa juga disebabkan karena kelebihan muatan atau overload dan juga bisa factor usia v-belt itu sendiri.
Letak v- belt
Letak v- belt
letak pulley
letak pulley
Gambar 6.9 v – belt & pulley
6.3.5 Perawatan motor penggerak
Perawatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali dengan cara mengecek lilitan pada dynamo motor apabila sudah tidak stabil maka dilakukan pengelilitan kembali dengan maksud motor kembali dengan normal.
Letak motor
Letak motor
Gambar 6.10 Motor
6.3.6 Perawatan reducer
Perawatan ini dilakukan dengan membuka gear box dan Trouble Shotingnya adalah bearing yang terdapat pada gear box bocor dan mengakibatkannya oli keluar dari gear box. Perawatannya dilakukan dengan cara mengganti bearing,ukuran biasa yang digunakan 6203-6205 tergantung pada besar kecilnya bearing yang digunakan. Selain terdapat bearing juga terdapat juga roda gigi,roda gigi yang biasa digunakan adalah roda gigi cacing,dan pengecekan pada poros.
Reducer
Reducer
Gambar 6.11 Reducer
6.4 Perawatan Pada Konveyor
Konveyor sendiri di mesin screening berfungsi untuk memindahakan atau mentransfer kedelai ademame menuju kipas sentrifugal. Fungsi konveyor secara umum adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor screening sendiri modelnya tinggi dengan sudut (+30o)
Konveyor
Konveyor
Gambar 6.12 konveyor di mesin Screening
Perawatan konveyor di mesin screening secara total sendiri dilakukan 1 tahun sekali pada saat overhaul , dan juga setiap saat jika pada waktu pengecekan konveyor tidak berfungsi dengan baik.
Perawatan konveyor sendiri meliputi:
Bearing rusak atau tidak bergerak /macet.
Rumah atau bantalan bearing rusak.
Korosi
Pembongkaran Bearing pada Roller Conveyor :
1. Melepas snap ring external (terpasang pada shaft)
2. Membuka cover Roll
3. Melepas bearing dari shaft
4. Melepas bearing dari rumah bearing
5. Melepas bearing dengan menggunakan track kaki tiga
Perawatan harian pada konveyor meliputi :
Periksa rantai penggerak konveyor.
Menghapus bagian-bagian kecil dan puing-puing yang mungkin menumpuk di sana.
Periksa sabuk untuk setiap kerusakan, keausan terlihat atau pemisahan.
Sabuk tampak rusak harus segera diganti.
Perawatan berkala pada konveyor meliputi :
Periksa atau melumasi semua bantalan, sambungan universal, dan puli.
Periksa ketegangan rantai, memakai dan melumasi.
Periksa sambungan listrik pada conveyor.
Periksa gearbox dan mengisi ke tingkat yang tepat
Periksa ketegangan belt datar, keausan dan mengikat tali
Perawatan besar (overhaul) meliputi :
Mengganti bantalan poros konveyor.
Mengganti bearing jika bearing rusak.
Mengganti komponen-komponen yang rusak lainya.
6.5 Perawatan Mesin Screening
Fungsi dari mesin ini adalah untuk membersihkan bahan baku edamame dari benda-benda asing (kotoran, daun, ranting, dan lain-lain). Prinsip kerja dari mesin ini adalah dengan cara menghembuskan udara dengan kecepatan tertentu pada bahan baku yang melewati ruang pemisah menggunakan kipas sentrifugal. Bahan baku diangkut oleh konveyor untuk dilewatkan pada ruang pemisah.
Spesifikasi :
Merk : Hsin I – ROC Taiwan
Kapasitas : 3500 kg / jam
Gear motor : 1 Hp rasio 1: 50, 2 unit
Tranmisi : Rantai dan Sproket
V belt : 720 cm/ menit
Tipe belt : Flat with strip
Dimensi belt : Panjang 8620 mm
Lebar 593 mm
Tebal 3 mm
Gambar 6.13 Mesin Screening
Perawatan harianya pada mesin screening meliputi :
Mengecek kekencangan pada rantai penghubung motor dengan kipas sentrifugal atau blower dan rantai penghubung motor dengan konveyor.
Mengecek apakah konveyor berfungsi dengan baik atau tidak.
Mengecek dan memberi pelumas pada bagian-bagian yang berputar.
Mengecek semua komponen pada mesi screening apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.
Perawatan berkala meliputi :
Jika mesin screening terus-menerus beroprasi selama (8 jam per kelas) maka perlu dilumasi bagian pelumasan seminggu sekali,
Kerja terus menerus dari mesin screening, harus dilakukan perawatan rutin, memeriksa isolasi, sambungan baut, bersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada mesin.
Ganti komponen-komponen yang yang rusak jika perlu perlu diganti.
Perawatan besar ( overhaul ) meliputi :
Pembongkaran dan penggantian komponen pada motor penggerak konveyor dan motor penggerak kipas sentrifugal.
Penggantian bantalan poros konveyor.
Penggantian gear pada pada penghubung motor dengan konveyor dan gear penghubung motor dan kipas sentrifugal.
Total 10.000 jam operasi harus dilakukan perbaikan besar, seperti memeriksa bantalan, getaran semi isolasi, harus diganti jika rusak
6.6 Perawatan pada motor (penggerak)
Motor pada mesin screening berfungsi sebagai penggerak konveyor dan penggerak kipas sentrifugal. Perawatan pada motor penggerak Sendiri dilakukan setiap 1 tahun sekali pada saat overhaul. Proses perawatan dengan cara mengecek lilitan pada dynamo motor apabila sudah tidak stabil maka dilakukan pengelilitan kembali dengan maksud motor kembali dengan normal. Dan pergantian bearing. Di screening ada dua motor penggerak ,satu motor untuk menggerakan konveyor dan satu motor untuk menggerakan kipas sentrifugal(blower), dengan proses perawatan yang sama.
Gambar 6.14 Motor untuk kipas sentrifugal(blower)
Gambar 6.15 Motor untuk konveyor
6.7 Perawatan Pada Kipas Sentrifugal (blower)
Kipas Setrifugal atau yang biasa disebut blower mempunyai fungsi yang cukup penting di mesin Screening ,karena fungsinya untuk memberikan hembusan pada kedelai edamame untuk memisahkan kedelai edamame dari (kotoran, daun, ranting, dan lain-lain). Kecepatan hembusan angin pada kipas sentrifugal atau blower sendiri mencapai 119 rpm untuk mesin screening satu 93 rpm untuk mesin screening dua ,kecepatanya berbeda karena jika kecepatanya sama bisa merusak edamama oleh karena itu di mesin screening yang kedua kecepatanya lebih pelan dibanding kecepatan dimesin screening satu.
blowermotor
blower
motor
Gambar 6.16 kipas sentrifugal pada mesin screening
Sekilas gambaran proses pembongkaran mkipas sentrifugal atau blower:
Buka tutup dari motor maupun kipas sentrifugal.
Buka tutup dari v-belt
Buka kerangka baling-baling
Dan baru buka baling-baling kipas sentrifugal
Perawatan kipas sentrifugal atau blower yaitu ;
Bagian-bagian yang berputar harus dilumasi secara teratur
Pembersihkan bagian-bagian blower secara teratur , jika tidak keseimbangan dinamis akan mudah rusak.
Pemeriksaan bagian-bagianya secara teratur .
Jangan biarkan air masuk pada bagian seperti motor kipas.
Perawatan harian pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
Bersihkan permukaan luar dari blower.
Periksa kunci throttle dan fungsi memicu throttle dengan cara yang aman.
Periksa apakah saklar berhenti bekerja dengan baik.
Bersihkan atau ganti filter udara.
Pastikan semua mur dan sekrup benar diperketat.
Periksa bahwa semua rumah bebas dari retakan.
Perawatan berkala pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
Melumasi bagian-bagian yang bergerak.
Pembersihan bagian-bagian blower secara teratur,jika tidak keseimbangan dinamis akan mudah rusak.
Pemeriksaan bagian-bagianya secara teratur .
Perawatan besar (overhaul) pada kipas sentrifugal atau blower meliputi :
Lepaskan roda blower dan motor.
Bersihkan motor blower dengan air sabun.
Bersihkan motor kipas dengan sikat lembut-bulu.
Periksa sabuk drive dan filter.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan pengenalan pabrik selama masa pelaksanaan kerja praktek di PT Mitra Tani Dua Tujuh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Keberadaan PT Mitra Tani Dua Tujuh memberikan manfaat yang besar bagi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Mangli Kabupaten Jember Jawa Timur pada khususnya dan industri dalam negeri pada umumnya.
PT Mitra Tani Dua Tujuh merupakan pabrik edamame yang cukup besar di indonesia dengan peralatan yang memadai, baik peralatan utama untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan jadi, maupun unit-unit penujang seperti unit CRP dan unit dephiting, utilitas fasilitas laboratorium penelitian dan pengembangan yang lengkap sehingga menjadi pengendali mutu.
Organisasi PT Mitra Tani Dua Tujuh dibedakan menjadi empat level yaitu : tingkat manager, tingkat superintendent, tingkat supervisor, dan kelompok kerja.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan edamame adalah kedelai jepang.
PT Mitra Tani Dua Tujuh berusaha meningkatkan kualitas SDM melalui kursus dan latihan bagi karyawan, juga mengirimkan karyawan belajar keluar negeri sehingga dapat meningkatkan kualitas dan pengetahuan karyawan.
Dari tugas khusus tersebut dapat di simpulkan bahwa:
Kita dapat mengetahui tentang proses produksi edamame dan perawatan-perawatan pada peralatan penunjang proses produksi.
Kita dapat mengetahui cara dan prosedur pengoprasian dan perawatan mesin pada PT Mitra Tani Dua Tujuh Jember.
Kita dapat mengetahui komponen yang sering rusak/trobleshooting pada motor produksi dan penanganannya.
Kita dapat mengetahui prosedur pemeliharaan pada cold storage dan motor produksi lainnya.
Saran
Setelah melaksanakan kerja praktek di PT.Mitra Tani Dua Tujuh penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
Bagi Mahasiswa
Sebelum melaksanakan kerja praktek sebaiknya mahasiswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan membaca mengenai teknologi-teknologi terbaru yang diterapkan pada mesin-mesin saat ini agar tidak bingung saat kegiatan kerja praktek.
Adaptasi dengan lingkungan kerja di industri merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan melakukan kerja praktek karena lingkungan kerja sangat jauh berbeda dengan lingkungan kampus.
Mahasiswa hendaknya mematuhi segala peraturan yang berlaku di industri.
Mahasiwa harus aktif dalam melakukan kerja di industri.
Mahasiswa harus selalu menjaga nama baik diri sendiri, industri , dan UNIVERSITAS NEGERI JEMBER.
Bagi Fakultas Teknik,
UNIVERRSITAS NEGERI JEMBER
Waktu untuk melakukan kerja praktek sebaiknya diperpanjang sehingga mahasiswa benar-benar dapat menguasai ilmu dan ketrampilan tentang mesin industri maupun tentang keteknikan.
Diharapkan pihak fakultas teknik UNIVERSITAS JEMBER prodi teknik mesin selalu meningkatkan kerja sama dengan industri, PT yang bergerak di bidang mesin industri agar kedepanya mempermudah mahasiswa dalam mencari tempat kerja praktek.
Sebaiknya fasilitas dan prasarana prodi teknik mesin terus selalu ditingkatkan agar memdukung program dan kegiatan kuliah.
Diharapkan dilakukanya monitoring oleh piihak jurusan terhadap mahasiswa yang kerja praktek, untuk mengontrol sekaligus mempererat hubungan dengan pihak tempat kerja praktek.
Bagi industri atau PT
Praktikan/mahasiswa sebaiknya diberikan kepercayaan dalam menghadapi kasus dengan bantuan pembimbing.
Pembagian work order sebaiknya dilakukan secara merata ,agar tidak timbul rasa iri dan persaingan negatif di antara semua mekanik.
Kerja sama pihak industri dengan pihak fakultas teknik, Universitas Negeri Jember sebaiknya terus dijalin sehingga tetap dapat menerima mahasiswa yang melaksanakan tugas praktek di PT.Mitra Tani Dua Tujuh.
Demikian sedikit saran dan masukan yang dapat penyusun sampaikan melalui laporan kerja praktek ini . Penyusun berharap semoga saran dan masukan ini dapat bermanfaat untuk kemajuan bersama.